Anda di halaman 1dari 6

Karya Ilmiah "BAHAYA SAMPAH"

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Balakang Pemilihan Judul

Tema yang kami angkat pada karya ilmiah ini adalah mengenai permasalahan seputar
sampah dan bahayanya yang melanda berbagai daerah di Indonesia. Sampah merupakan
masalah lingkungan yang sangat serius yang di hadapi masyarakat Indonesia dan dunia. Bisa
dikatakan sampah yang dihasilkan manusia setiap hari jumlahnya sudah tidak terhitung lagi.
Baik itu sampah organik maupun anorganik. Namun yang memprihatinkan, sampah-sampah
yang dihasilkan tersebut malah dibuang sembarangan di berbagai tempat. Lama-kelamaan
sampah tersebut akan mengakibatkan banyak masalah untuk lingkungan. Efeknya akan
merusak lingkungan yang ada di sekitarnya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Melaksanakan tugas dari Guru Pembimbing Bahasa Indonesia

1.2.2 Mengetahuai pengertian bahaya sampah

1.2.3 Mengetahui bahaya sampah

1.2.4 Mengetahui cara mengatasi bahaya sampah

1.2.5 Mengetahui cara mengolah sampah

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Apa bahaya sampah itu?

1.3.2 Ada berapa jenis sampah yang sering kita temui?

1.3.3 Apa bahaya dari sampah?

1.3.4 Bagaimana cara mengatasi bahaya sampah?

1.3.5 Bagaimana cara mengolah sampah?

BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengertian Bahaya Sampah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sampah adalah barang-barang buangan atau
kotoran seperti daun-daun kering, kertas-kertas kotor dan sebagainya atau barang yang tidak
berharga lagi dalam dunia masyarakat. Selain itu, sampah dapat diartikan suatu bahan yang
terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang
belum memiliki nilai ekonomis.

Sedangkan bahaya adalah sesuatu yang dipandang mungkin akan mendatangkan


kecelakaan, bencana, kesengsaraan dan kerugian. Dari pengertian tersebut dapat dirumuskan
bahwa bahaya sampah adalah barang-barang atau kotoran hasil aktivitas mahluk hidup yang
dapat mengakibatkan kerugian bagi kehidupan mahluk hidup itu sendiri.

2.2 Jenis-Jenis Sampah

Jenis sampah yang sering kita temui ada 2, yaitu :

2.2.1 Sampah organik (bersifat degradabel)

Yaitu jenis sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik (sisa tanaman,
hewan, atau kotoran) sampah ini mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya
mikroorganisme.

2.2.2 Sampah anorganik (non degradabel).

Yaitu jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, botol, logam) sampah
ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik.

2.3 Bahaya sampah

Adapun tiga dampak besar sampah yaitu:

2.3.1 Dampak bagi kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah


yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan
penyakit di lingkungan masyarakat. Pengolahan sampah yang kurang memadai dapat
menyebabkan tersebarnya virus berbahaya yang sangat akan menggannggu aktifitas
masyarakat. Timbunan sampah di sekitar lingkungan masyarakat menjadi tempat sarang
nyamuk sehingga akan menjadi tempat yang tidak aman dan nyaman lagi karena akan terjadi
penyebaran penyakit bagi masyarakat itu sendiri.

Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

2.3.1.1 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari
sampah dengan pengolahan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam
berdarah (Hoemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang
pengelolaan sampahnya kurang memadai.

2.3.1.2 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).


2.3.1.3 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah
suatu penyakit yang disebabkanoleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke
dalam pencernaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

2.3.1.4 Sampah beracun, telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 400.000 orang
meninggal akibat mengkonsumsi yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal
dari sampah yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.

2.3.2 Dampak bagi lingkungan

Pembuangan sampah secara sembarangan, kurangnya peran warga dan pemerintah


dalam pengontrolan dan pengendalian sampah serta kurang adanya sikap saling menjaga
kebersihan di lingkungan sekolah menjadi pemicu utama tercemarnya lingkungan.
Lingkungan yang seharusnya menjadi tempat ternyaman berdirinya segala jenis mahluk
hidup, sekarang telah berbaur dengan timbunan sampah yang dihasilkan mahluk hidup itu
sendiri setiap harinya. Manusia yang menjadi pusat utama pencemaran terhadap lingkungan.
Sehingga lingkungan menjadi kotor dan banyak pencemaran yang terjadi di berbagai tempat.

2.3.3 Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi

2.3.3.1 Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat, dan beu yang tidak sedap serta pemandangan yang burk
katrena sampah di mana-mana.

2.3.3.2 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
mesyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (unutk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).

2.3.3.3 Pebuangan sampah padat ke sungai dapat mnyebabkan banjir yang akan memberikan
dampak bagi fasilitas umum seperti jalan, drainase, dan lain-lain.

2.4 Cara Mengatasi Bahaya Sampah

2.4.1 Memanfaatkan ulang (Reuse)

Yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan bahan, untuk tujuan yang
sama atau berbeda dari tujuan asalnya.

Contohnya: penggunaan bahan-bahan plastik / kertas bekas untuk benda-benda souvenir,


bekas ban untuk tempat pot atau kursi taman, botol-botol minuman yang telah kosong diisi
kembali dan sebagainya.

2.4.2 Mengolah kembali (Recycle)

Yaitu kegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk
digunakan lebih lanjut.Contohnya, kertas atau sampah bekas, pecahan-pecahan gelas atau
kaca, besi atau logam bekas dan sampah organik yang berasal dari dapur atau pasar dapat
didaur ulang menjadi kompos (pupuk). Proses daur ulang ini juga dapat mengubah sampah
menjadi energi panas yang dikenal dengan proses insenerasi. Insenerasi sederhana sudah ada
yang melakukan oleh beberapa industri.

Contoh: menggunakan limbah padat dalam bentuk lumpur hasil akhir pengolahan air
limbahnya tidak dibuang ke tanah tetapi digunakan sebagai bahan bakar setelah
mengalami pengeringan.

2.4.3 Mengurangi (Reduce)

Yaitu semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah.

Misalnya, ibu-ibu rumah tangga kembali kepola lama yaitu membawa keranjang belanja ke
pasar. Dengan demikian jumlah kantong plastik yang di bawa ke rumah akan berkurang
(terreduksi). Selain itu bila setiap orang menggunakan saputangan daripada tissue, di samping
akan mengurangi sampahnya, dengan tidak menggunakan tissue dapat terjadi penghematan
terhadap bahan baku untuk tissue, yang tidak lain adalah kayu dari hutan. Kalau setiap orang
melakukan hal tersebut beberapa ton sampah yang akan terreduksi per bulan dan beberapa
hasil hutan dapat terselamatkan.

2.5 Cara Mengolah Sampah

Mengolah kembali sampah atau daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan
bekas menjadi bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru, mengurangi
penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi gas rumah kaca jika
dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi
pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatan :

2.5.1 Pengumpulan Sampah

Cara pengumpulan sampah dengan menggunakan kantung.Kantung yang digunakan


berasal dari kantung plastik.Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang
serta sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah.Bentuk dan ukuran
kantung disesuaikan dengan kebutuhan.

2.5.2 Penampungan

Penampungan sampah dapat menggunakan bak sampah.Bak sampah dibuat secara


permanen maupun non permanen.

2.5.3 Pemisahan

Limbah yang akan didaur ulang atau dimanfaatkan ulang dipisahkan dengan limbah
yang harus dibuang ke tempat pembuangan.
2.5.4 Daur Ulang

Daur ulang sampah dapat dilakukan dengan cara :

2.4.4.1 Pembuatan Pupuk Kompos (Pengomposan atau Composting)

Pupuk kompos dibuat dari limbah organik dengan prinsip penguraian bahan-bahan
organik menjadi bahan anorganik oleh mikroorganisme melalui fermentasi. Bahannya berupa
dedaunan atau sampah rumah tangga yang lain, serta kotoran ternak (sapi, kambing, ayam).
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan kompos dikenal sebagai effective
microorganism (EM). EM terdiri atas mikroorganisme aerob dan anaerob. Kedua kelompok
jasad renik tersebut bekerja sama menguraikan sampah-sampah organik. Hasil fermentasinya
dapat menciptakan kondisi yang mendukung kehadiran jamur pemangsa nematoda (cacing
parasit pada akar tanaman).

Kompos digunakan dalam sistem pertanian, bersifat ramah lingkungan, dan hasil panen
dari tanaman pertanian yang menggunakannya memiliki harga jual yang lebih mahal. Dengan
memanfaatkan pupuk organik, di samping menanggulangi limbah, berarti juga menerapkan
gaya hidup sehat.

2.4.4.2 Pembuatan Biogas

Biogas merupakan gas-gas yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Gas ini
dihasilkan dari proses pembusukan atau fermentasi sampah organik yang terjadi secara
anaerobik. Artinya, proses tersebut berlangsung dalam keadaan tertutup (tanpa oksigen),
dilakukan oleh bakteri Metalothrypus methanica. Bahan bakunya adalah kotoran hewan, sisa-
sisa tanaman, atau campuran keduanya. Prosesnya adalah dengan mencampurkan sampah
organik dan air, kemudian dicampur dengan bakteri M. methanica, dan disimpan di dalam
tempat yang kedap udara lantas dibiarkan selama dua minggu.

2.4.4.3 Daur Ulang Kertas dan Plastik

Daur ulang kertas dari sampah rumah tangga, kegiatan administrasi, kertas
pembungkus, maupun media cetak dapat menghasilkan kertas yang dapat dimanfaatkan
sebagai kertas buram, kertas pembungkus kado, atau aneka kerajinan yang lain.

2.4.4.4 Daur Ulang Sampah Plastik

Berikut ini cara mendaur ulang sampah plastik menjadi berbagai macam kerajinan,
seperti baju, tas, taplak meja, dan sandal yang mempunyai nilai ekonomis.

Sampah kering seperti bungkus kopi, susu, dan mie instan dibersihkan dan dikeringkan.
Kumudian dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan dibuat dan jahit sesuai
dengan pola.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampah sangat berbahaya


bagi kita. Oleh sebab itu perlu untuk diatasi dengan cara reuse, recycle reduce, replace, refill,
dan repair. Hal tersebut sangat perlu dilakukan untuk meminimalisir bahaya sampah agar
lingkungan tetap sehat. Untuk mengoptimalkan manfaat sampah dan agar sampah
mempunyai nilai ekonomis tinggi kita dapat melakukan daur ulang.

3.2 Saran

Setelah pembaca mengetahui tentang bahaya sampah, kami sarankan untuk pembaca agar
selalu menjaga kebersihan lingkungan dari sampah. Jika sampah sudah terlanjur mengotori
lingkungan di sekitar kita, maka kita harus segera mengatasinya dengan cara yang sudah
kami bahas. Jagalah kebersihan bumi kita di manapun, kapanpun, dan bagaimanapun!

Anda mungkin juga menyukai