Sistem Akses Data On-Line Kesehatan Balita Berbasis RFID (Radio Frequency Identification)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Sistem bibagi menjadi aplikasi sisi server, sisi client, dan web service.
Aplikasi penyimpanan identitas pasien dirancang pada sisi server. Data
diinputkan dengan pembuatan sistem input data pasien yang selanjutnya
tersimpan dalam database server. Identitas pasien berupa id number
tersimpan dalam tag RFID. Informasi mengenai pasien yang telah tersimpan
dalam database dapat diakses melalui pembacaan tag RFID sesuai id pasien.
2. Setiap proses dalam keseluruhan sistem saling berhubungan. Hubungan
tersebut dirancang melalui entity pada database. Entity database
menunjukkan releation antara satu tabel dengan tabel lainnya. Terdapat 5
tabel dalam database yaitu user, loginhistory, balita, pemeriksaan, dan
param. Dengan adanya entity database jalannnya sistem dapat terstruktur.
3. Aplikasi update data pasien dibuat pada sisi server. Update data yang dapat
dilakukan antara lain update profile dan update pemeriksaan yang dilakukan
setiap bulan. Aplikasi ini dirancang dengan pembuatan sistem update data
pemeriksaan pada server yang selanjutnya dapat diakses dan dijalankan
pada sisi client. Setiap bulan pemeriksaan dilakukan oleh pasien dan
operator menginputkan data kesehatan pasien sehingga secara otomatis
tersimpan dalam database server. Data kesehatan selalu update tanpa
menghapus data yang lama.
4. Output yang dihasilkan oleh sistem adalah dapat menampilkan rekap data
kesehatan pasien melalui dua cara yaitu pembacaan tag RFID oleh RFID
reader dan website. Pembacaan tag RFID dapat dilakukan oleh pasien itu
93
Sistem Akses Data On-Line Kesehatan Balita Berbasis RFID (Radio Frequency Identification)
5.2 Saran
Setelah melalui tahap perencanaan, perancangan hingga pengujian laporan
akhir ini, sistem yang telah dibuat belum sempurna dan masih dapat
dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Untuk itu saran pengembangan yang dapat
kami berikan antara lain :
1. Penggunaan Visual Basic sebagai bahasa pemrograman yang masih belum
optimal digunakan pada sistem akses oleh user yang ingin memantau
kesehatan balita.
2. Perlunya sosialisasi mendalam untuk membuat sistem menjadi lebih
sempurna dan benar – benar dapat diaplikasikan di setiap Posyandu baik di
Daerah Malang Kota maupun di Posyandu lain.
3. Output data berupa grafik yang difungsikan sebagai KMS (Kartu Menuju
Sehat) Digital masih jauh dari kesempurnaan karena tidak dapat
menunjukkan garis – garis penentu Status Gizi yang dimiliki oleh KMS
sebelumnya.