Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PEMERIKSAAN SDIDTK DESA PANDANREJO

KECAMATAN KALIGESINGKABUPATENPURWOREJO

Disusun Dalam Rangka Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa


Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo

AKADEMI KEBIDANAN BAKHTI PUTRA BANGSA PURWOREJO


2019
A. Latar Belakang
Kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembang. Proses tumbuh
kembang dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik adalah
faktor yang berhubungan dengan gen yang berasal dari orang tua, sedangkan faktor
lingkungan meliputi lingkungan biologis, fisik, psikologis dan sosial.
Pertumbuhan dan perkembangan mengalami peningkatan pada usia dini, yaitu usia 0
– 5 tahun. Masa ini merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh
kembang anak agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terdapat kelainan.
Pemantauan tumbuh kembang anak meliputi pemantauan dari aspek fisik, psikologi
dan sosial. Sedini mungkin pemantauan dapat dilakukan oleh orang tua. Selain itu
pemantauan dapat dilakukan oleh masyarakat atau sekolah atau melalui kegiatan
posyandu.
Program SDIDTK ( Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang ) pada
neonatus, bayi, balita dan anak usia prasekolah merupakan program pembinaan tumbuh
kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi
dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada masa 5 tahun pertama
kehidupan, diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga dan masyarakat
dengan tenaga profesional.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pertumbuhan ,perkembangan, masalah mental emosional,
gangguan pemusatan perhatian, hiperaktif anak prasekolah di desa pandan rejo
kecamatan kaligeseg
b. Tujuan Khusus
1. Mendeteksi secara dini adanya penyimpangan pertumbuhan
2. Mendeteksi secara dini adanya penyimpangan perkembangan
3. Mendeteksi secara dini adanya penyimpangan mental emosional
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas pada ibu dan balita
secara nyata kepada masyarakat.
b. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan kebidanan
komunitas pada ibu dan balita.
c. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika pada ibu dan balita
d. Memperoleh pengetahuan dan pengalaman untuk menerapkan ilmu yang
didapat selama kuliah khususnya tentang pengaruh pendidikan kesehatan
2. Bagi Masyarakat
a. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada ibu dan balita
b. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan mamahami masalah
kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada pada
ibu dan balita
c. Ibu balita mengetahui gambaran status kesehatan anaknya dan mempunyai
upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
d. Dengan memperoleh pengetahuan tentang pemeriksaan SDIDTK pada balita
sehingga masyarakat dapat mengaplikasikan ilmu yang diberikan tentang
pemeriksaan tersebut dalam menentukan menu dan waktu makan untuk anaknya
3. Bagi Pendidikan
a. Salah satu indikator keberhasilan program studi ahli madya kebidanan
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model praktek
kebidanan komunitas pada ibu dan balita selanjutnya
c. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
pengaruh pendidikan kesehatan (penyuluhan) tentang pemeriksaan SDIDTK
dengan responden lebih banyak lagi dan juga dapat dijadikan referensi.
4. Bagi Profesi
a. Upaya menyiapkan tenaga kesehatan yang professional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b. Memberikan suatu model baru dalam kebidanan komunitas pada ibu dan balita
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
c. mengingat masih banyaknya ibu yang belum mengetahui pemeriksaan
SDIDTK pada anaknya, maka diperlukan pengetahuan yang baik tentang
SDIDTK

D. Sasaran Kegiatan
Sasaran dalam kegiatan ini adalah seluruh balita di Desa Pandanrejo
E. Media Yang Digunakan
1. Laptop
2. LCD
3. Mainan
4. Alat tulis
F. Tempat dan Waktu Kegiatan
Kegiatan ini akan diselenggarakan pada:
Hari/Tanggal : Jum’at 06, Desember 2019
Tempat : Balai Desa Pandanrejo
Waktu : 09.00 WIB
Pembicara : Mahasiswa Akbid

G. Susunan Acara Pelatihan Implementasi Ibu Hamil


Penyuluhan Trimester 1-3 kesiapan kelas ibu hamil dan Senam Hamil
08.30-09.00 Persiapan Panitia Mahasiswa
09.00-09.30 Penyuluhan Asi Ekslusif dan MP-ASI Mahasiswa
09.30-10.00 Evaluasi Mahasiswa
10.30 Penutupan Mahasiswa

H. Rincian Dana

No Pemasukan Jumlah
1 Kas Institusi Rp. 70.000,00
.

No Pengeluaran Jumlah
Kesekertariatan
1 Print Proposal + LPJ Rp. 25.000,-
.
2 Print Daftar Hadir Rp. 5.000,-
.
3 Print SDIDTK Rp. 40.000,00
.
Jumlah Rp. 70.000,00-

I. Penutup
Demikian proposal ini kami susun, dengan harapan dapat menjadi pertimbangan serta
memperoleh tanggapan dari berbagai pihak yang turut peduli dan mendukung
terselenggaranya kegiatan tersebut. adapun hal-hal yang belum tercantum dalam manual
kegiatan ini terutama yang berhubungan dengan penambahan dan perubahan yang bersifat
mendesak akan diatur kemudian sesuai kebutuhan.

Purworejo , 2 Desember 2019

Mengetahui,
Koordinator Desa Koordinator Pelaksana
Al Mar’atush Sholikhah Kenly Zubdatan Ni’mah
NIM : 102017004 NIM : 102017016

Susanan panitia

Penanggung jawab : Nindya Kurniawati,S.S.T.,M.Kes.

Ketua pelaksana : Kenly Zubdatan Ni’mah

Koordinator Dusun : Al’maratush Sholihah

Sekertaris : Badriyatul Masruroh

Bendahara : Mukti Rahma Wangi

Sie acara : Septi Indah W

Sie Perlengkapan : Marliana Yupita

Sie konsumsi : Siti Amanah


Sie dokumentasi : Silvia Devi Anggraeni

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Topik pembahasan : Pemeriksaan SDIDTK

Sasaran : Seluruh Ibu dan Balita di desa Pandan Rejo

Hari / tanggal : Rabu 4 November 2019

Tempat : Balai Desa pandanrejo

Penyuluhan : Mahasiswa

A. Tujuan
1. Umum :
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan ibu dapat mengetahui
pentingnya pemantauan tumbuh kembang anaknya
2. Khusus:
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan peserta dapat memahami tentang :
a. Pengertian SDIDTK
b. Mengidentifikasi tumbuh dan kembang pada bayi dan balita

B. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan
No Tahap Waktu Metode
Penyuluh Peserta
1. Penyajian 45 a. Pemeriksaan a. Mendenga Praktik
menit SDIDTK rkan

2. Penutup 5 menit a. Memberikan a. Berta


kesempatan nya
peserta untuk
bertanya
b. Evaluasi

b. Menj
awab
c. Mengucapkan
pertanyaa
salam penutup
n
c. Menj
awab
salam

C. Media

Lembar SDIDTK

D. Evaluasi
Semua balita dalam batas normal

E. Materi
Deteksi dini tumbuh kembang adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan / masalah tumbuh kembang
anak, maka intervensi akan lebih mudah dilakukan. Bila penyimpangan terlambat
diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada
tumbuh kembang anak.
Jenis-jenis deteksi dini penyimpangan :
1. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
1) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status
gizi anak yaitu normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
2) Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal deteksi
dini tumbuh kembang balita.
3) Pengukuran Berat Badan (BB) :
a) Menggunakan timbangan bayi.
b) Menggunakan timbangan injak.
4) Pengukuran Panjang Badan (PB) atau Tinggi Badan (TB) :
a) Mengukur dengan posisi berbaring
Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang.
i. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.
ii. Petugas 1 memegang kepala bayi agar
menempel pada pembatas angka 0.
iii. Petugas 2 tangan kiri menekan lutut bayi agar
lurus, tangan kanan menekan batas kaki ke telapak kaki.
iv. Petugas 2 membaca angka di tepi luar pengukur.
b) Mengukur dengan posisi berdiri
i. Anak tidak memakai sandal atau sepatu.
ii. Berdiri tegak menghadap kedepan.
iii. Punggung, pantat dan tumit menempel pada
tiang pengukur.
iv. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel
pada ubun-ubun.
v. Baca angka pada batas tersebut.
5) Interpretasi
a) Menggunakan tabel BB/TB Direktorat Gizi Masyarakat 2002
(Lihat lampiran).
b) Ukur TB/PB dan timbang BB anak.
c) Lihat kolom TB/PB anak yang sesuai dengan hasil pengukuran.
d) Pilih kolom BB sesuai jenis kelamin anak, cari angka BB yang
terdekat dengan BB anak.
e) Dari angka BB tersebut lihat bagian atas kolom untuk
mengetahui angka Standar Deviasi (SD).
f) Normal : -2 SD s/d 2 SD atau Gizi Baik
Kurus : < -2 SD s/d -3 SD atau Gizi Kurang
Kurus Sekali : < -3 SD atau Gizi Buruk
Gemuk : > 2 SD atau lebih
2. Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan
Pemeriksaan Perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrinning
Perkembangan (KPSP). Tujuan pemeriksaan perkembangan anak menggunakan
KPSP adalah untuk mengetahui perkembangan anak normal ataukah ada
penyimpangan.Jadwal pemeriksaan KPSP rutin adalah pada umur 3, 6, 9, 12, 15,
18, 21, 24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.
a. Alat/instrumen yang digunakan adalah :
1) Formulir KPSP menurut umur. Sasaran KPSP anak umu 0-72 bulan.
2) Alat bantu pemeriksaan berupa pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,
kerincingan, kubus berukuran sis 2,5 cm sebanyak 6 buah, kismis, kacang
tanah, potongan biskuit berukuran 0,5-1 cm.
b. Cara menggunakan KPSP :
1) Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa.
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan tanggal, bulan dan tahun
anak lahir. Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang sesuai umur anak.
4) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
i. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.
ii. Perintah kepada ibu/pengasuh anak untuk melaksanakan tugas
yang tertulis pada KPSP.
5) Jelaskan kepada orang tua/pengasuh untuk tidak ragu-ragu atau takut
menjawab.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan. Setiap pertanyaan
hanya ada satu jawaban, “Ya” atau “Tidak”. Catat jawaban tersebut pada
formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah ibu/pengasuh anak
menjawab pertanyaan terdahulu.
8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.
a) Interpretasi hasil KPSP
i. Jawaban “Ya” bila ibu/pengasuh anak menjawab anak
bisa atau pernah atau sering atau kadang-kadang
melakukannya.
ii. Jawaban “Tidak” bila ibu/pengasuh anak menjawab
anak belum pernah atau tidak pernah melakukan atau
ibu/pengasuh anak tidak tahu.
iii. Hitung jumlah jawaban “Ya”.
iv. Jika jumlah jawaban “Ya” = 9 atau 10 perkembangan
anak sesuai dengan perkembangannya (S).
v. Jika jumlah jawaban “Ya” = 7 atau 8 perkembangan
anak meragukan (M).
vi. Jika jumlah jawaban “Ya” = 6 atau kurang
kemungkinan ada penyimpangan (P).
vii. Untuk jawaban “Tidak”, perlu dirinci jumlah jawaban
“Tidak” menurut jenis keterlambatan (gerak kasar, gerak halus,
bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian).
9) Intervensi :
a) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan
tindakan berikut :
i. Beri pujian kepada ibu/pengasuh anak karena
telah mengasuh anak dengan baik.
ii. Teruskan pola asuh sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
iii. Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan kesiapan
anak.
iv. Lakukan pemeriksaan rutin menggunakan KPSP
setiap 3 bulan pada anak berumur kurang dari 24 bulan
dan setiap 6 bulan sekali pada anak umur 24 sampai 72
bulan.
b) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan
tindakan berikut :
i. Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak setiap saat dan sesering
mungkin.
ii. Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalan.
iii. Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang menyebabkan
penyimpangan perkembangannya.
iv. Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu
kemudian dengan menggunakan daftar KPSP yang
sesuai dengan umur anak.
v. Jika hasil KPSP ulamg jawaban “Ya” tetap 7
atau 8 maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
c) Bila tahapan perkembangan anak terjadi penyimpangan
(P), lakukan rujukan ke Rumah Sakit dengan menuliskan jenis
dan jumlah penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak
halus, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian)

3. Denver Development Screening Test (DDST)


DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak, bukan tes diagnostic atau test IQ.Jadwal dilakukan DDST :
a. Tahap pertama, dilakukan pada usia 0-6 tahun.
1) 3-6 bulan
2) 9-12 bulan
3) 18-24 bulan
4) 3 tahun
5) 4 tahun
6) 5 tahun
b. Tahap kedua
Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostic yang lengkap.Aspek yang dinilai :
1) Sektor personal social
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
2) Sektor gerakan motorik halus
Yaitu aspek yang berhubungan dengankemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-
gerakan tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Sektor bahasa
Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4) Sektor gerakan motorik kasar
Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh
dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar.
c. Alat/sarana yang digunakan :
1) Gulungan benang wol merah
2) Kismis/manik-manik
3) 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru dengan ukuran
2,5cm x 2,5 cm
4) Kerincing dengan gagang yang kecil.
5) Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm.
6) Bel/lonceng kecil
7) Bola tennis
8) Pensil merah
9) Boneka kecil dengan botol susu
10) Cangkir plastik dengan gagang/pegangan
11) Kertas kosong
d. Cara melakukan pemeriksaan DDST :
1) Sapa orang tua/pengasuh anak
2) Jelaskan maksud dan tujuan DDST
3) Buat komunikasi yang baik dengan anak
4) Tanyakan tanggal, bulan, tahun lahir anak dan hitung
umur anak
5) Tarik garis umur dari atas ke bawah dn cantumkan
tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur.Siapkan alat ,
beri anak mainan sesuai dengan apa yang ingin diteskan.
6) Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor
perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan
dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak di sebelah
kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis
umur.
7) Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
e. Skoring :
1) Passed atau lulus (P/L), bila anak dapat melakukan uji
coba dengan baik.
2) Failure atau gagal (F/G), bila anak tidak dapat
melakukan uji coba dengan baik.
3) Refuse atau menolak (R/M), bila anak menolak untuk
melakukan uji coba.
4) No opportunity, anak tidak mempunyai kesempatan
untuk melakukan uji coba karena ada hambatan.
f. Interpretasi :
1) Lebih (advanced)
Bila anak lewat pada uji coba yang ter;etak di kanan garis
umur.
2) Normal
3) Bila anak gagal atau menolak melakukan tugas
perkembangan di kanan garis umur.

F. Referensi
Ariani, 2012. Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai Faktor Resiko Gangguan
Perkembangan Anak: Jurnal Kedokteran Brawijaya, Vol 27, No (2012)
Chamidah, AN. 2009. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak:Journal.uny.ac.id, Vol 4, No 3 (2009)
Kementerian Kesehatan R.I. 2010. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Dasar
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media
Nugroho, Heru Santoso. 2009. Petunjuk Praktis Denver Developmental Screening
Test. Jakarta: EGC
Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai