Anda di halaman 1dari 7

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No.

4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PEGAWAI


INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D KANDOU MANADO

Nikita Tumbelaka1), Widya Astuty Lolo1), Novel Kojong1)


1)
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115

ABSTRACT
Performance can be interpreted as a result of the effort made and also the process toward
the expected results of a job. Many of the factors behind the performance of employees include
individual variables (age, education, years of service), organizational variables (compensation,
feedback, working conditions), psychological variables (motivation). This research uses qualitative
and quantitative research methods, with cross sectional approach against 80 peoples. The data
obtained were then analyzed by statistical test in the form of univariate analysis and for bivariate
analysis using Chi-Square crosstab test. The results obtained showed that about 56.25% of
employees have poor performance. Of the 3 variables tested, the factors that influence the
individual factor is the age with the value of p obtained was 0.01 (p value ≤0.05), the
organizational factor is the feedback with the value of p obtain was 0.001 (p value ≤0.05) and the
factor psychology that is motivation with p value obtained was 0.02 (p value ≤0.05). Meanwhile other
variables did not show significant result in affecting the performance.

Keywords: Employee performance, hospital pharmacy installation

ABSTRAK
Kinerja dapat diartikan sebagai hasil keluaran dari usaha yang dilakukan dan juga proses
menuju hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan. Banyak faktor yang melatar belakangi kinerja
karyawan diantaranya variabel individu (umur, Pendidikan, masa kerja), variabel organisasi (
kompensasi, umpan balik, kondisi kerja), variabel psikologi (motivasi). Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional pada 80 orang. Data
yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan uji statistic berupa analisis univariat dan untuk analisis
bivariat menggunakan uji Chi-Square crosstab. Hasil analisis didapatkan sebesar 56.25% pegawai
mempunyai kinerja yang rendah. Dari 3 variabel yang diuji, faktor yang berpengaruh adalah
faktor individu yaitu umur dengan nilai p value yang didapatkan adalah 0.01 (p value
≤0.05), faktor organisasi yaitu umpan balik dengan nilai p value yang didapatkan adalah 0.001 (p
value ≤0.05) dan dari faktor psikologi yaitu motivasi dengan nilai p value yang didapatkan adalah
0.02 (p value ≤0.05). Sedangkan variabel lainnya tidak menunjukkan hasil yang signifikan dalam
mempengaruhi kinerja.

Kata kunci: Kinerja pegawai, instalasi famasi RS

234
234
234
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN radiologi, bahan habis pakai alat


kesehatan, alat kedokteran dan gas
Pergeseran paradigma teknis yang
medik), dan 50% dari seluruh
menekankan praktik kefarmasian di
pemasukan rumah sakit berasal dari
rumah sakit yang menekankan pada
pengelolaan perbekalan farmasi. Untuk
produk obat dan peracikan, secara
itu, jika masalah perbekalan farmasi
bertahap berubah menjadi pendekatan
tidak dikelola secara cermat dan penuh
yang berorientasi kepada pelayanan
tanggung jawab maka dapat diprediksi
pasien dan penanganan penyakit secara
bahwa pendapatan rumah sakit akan
komprehensif. Pergeseran tersebut
mengalami penurunan (Suciati , 2006).
meliputi suatu kebijakan pelayanan
Manajemen Kinerja menurut Dessler
kesehatan menyangkut penggunaan obat
(2003) definisi adalah proses
yang rasional yaitu: tepat kualitas, tepat
mengonsolidasikan penetapan tujuan,
indikasi, tepat dosis, tepat penderita, dan
penilaian, dan pengembangan kinerja ke
tepat harga. Termasuk juga komunikasi
dalam satu sistem tunggal bersama, yang
dan informasi terhadap pasien tentang
bertujuan memastikan kinerja karyawan
penggunaan obat yang efektif dan efisien
mendukung tujuan strategis perusahaan.
dan hubungan dokter pembuat resep dan
Definisi kinerja sendiri menurut Wibowo
apotik/depo yang menyerahkan obat.
(2011) merupakan hasil pekerjaan yang
Menjawab tantangan ini profesi farmasi
mempunyai hubungan kuat dengan
dalam pelayanan kefarmasian di rumah
tujuan strategis organisasi, kepuasan
sakit harus bekerja keras untuk
konsumen dan memberikan kontribusi
meningkatkan profesionalisme. Hal ini
kepada ekonomi.
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
Dengan demikian kinerja dapat
masyarakat yang terus berkembang
diartikan sebagai hasil keluaran dari
terhadap pelayanan kefarmasian yang
usaha yang dilakukan dan juga proses
bermutu.
menuju hasil yang diharapkan dari suatu
Pelayanan farmasi merupakan
pekerjaan. Banyak faktor yang melatar
pelayanan penunjang sekaligus
belakangi tingginya kinerja karyawan
merupakan revenue center utama. Hal
dalam suatu organisasi seperti menurut
tersebut mengingat bahwa lebih dari
Hersey, Blanchard dan johnson (1996)
90% pelayanan kesehatan di rumah
menggambarkan hubungan antara
sakit menggunakan perbekalan farmasi
kinerja dengan faktor faktor yang
(obat-obatan, bahan kimia, bahan

235
235
235
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493
mempengaruhi dalam bentuk satelit dilakukannya metode survey dan setiap
model. responden yang diteliti hanya satu kali.
Pada pelaksanaan pelayanan Alat dan Bahan
kefarmasian terdapat banyak hal yang Alat dan bahan yang digunakan dalam
menyangkut faktor-faktor yang berkaitan penelitian ini yaitu kuesioner, laporan
dengan sistem kerja khususnya terhadap sasaran mutu dan laporan hasil kinerja
kinerja tenaga medis yang bisa perseorangan serta SOP pelayanan
menghasilkan output maksimal ataupun farmasi, SPSS.
tidak maksimal. Maka dari itu perlu Subyek Penelitian
untuk mengetahui faktor-faktor tersebut Subyek dalam penelitian ini adalah
agar dapat menghasilkan kinerja yang adalah petugas instalasi Farmasi RSUP
maksimal dalam pelayanan kefarmasian. Prof. DR. R. D. Kandou Manado.
Besar Sampel

METODE PENELITIAN Sampel adalah bagian dari populasi yang

Waktu dan Tempat Penelitian mewakili populasi yang akan diambil

Penelitian ini dilakukan di Inslatasi (Notoatmojo, 2005). Cara pengambilan

Farmasi RSUP Prof. DR. R. D. Kandou sampel pada penelitian ini adalah dengan

Manado pada bulan November 2016- menggunakan Purposive sampling,

Maret 2017. Menurut Sugiyono (2012) Purposive


sampling adalah teknik penentuan sampel
Jenis Penelitian
dengan pertimbangan tertentu. Sampel
Penelitian menggunakan metode dalam penelitian ini berjumlah 80 orang
penelitian kualitatif dan kuantitatif, petugas instalasi Farmasi RSUP Prof.
yakni penelitian yang hasil observasi DR. R. D. Kandou Manado
atau pengukurannya dapat dinyatakan Analisis Data
dalam angka dengan nilai nilai yang Analisis data yang digunakan dalam
berbentuk data variabel. Desain penelitian ini adalah analisis univariat

penelitian yang digunakan adalah dan analisis bivariat menggunakan uji chi

pendekatan cross sectional atau potong square.

lintang dimana pengumpulan data


penelitian yang berkaitan dengan HASIL PENELITIAN
variabel independen dan variabel Analisis Univariat
dependen ini dilakukan pada saat yang
sama dengan

236
236
236
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493

Variabel Keterangan Jumlah Persentase


Umur < 33 tahun 54 67.5
≥ 33tahun 26 32.5
Pendidikan Sekolah (SMA, 15 18.75
SMF, Sederajat)
Diploma 20 25
Sarjana, Apt 45 56.25
Masa Kerja <5 tahun 18 22.5
≥5 tahun 62 77.5
Kompensasi Puas 37 46.25
Tidak Puas 43 53.75
Umpan Buruk 28 35
Balik Baik 52 65
Kondisi Buruk 37 46.25
Kerja Baik 43 53.75
Motivasi Rendah 35 43.75
Tinggi 45 56.25
Kinerja Rendah 45 56.25
Tinggi 35 43.45

Analisis Bivariat
Variabel Umur Pendidikan Masa Kompensasi Umpan Kondisi Motivasi
Kerja Balik Kerja
0.01 0.73 0.13 0.30 0.00 0.10 0.02
X2

Dari hasil analisis bivariat diatas, Berdasarkan hasil penelitian


terlihat variabel individu yang diketahui bahwa nilai tengah umur
berpengaruh adalah umur p value yang responden adalah 33 tahun. Ada sejumlah
didapatkan adalah 0. 01 (p value ≤0.05) , kualitas positif yang ada pada karyawan
variabel organisasi adalah umpan balik p yang lebih tua, meliputi pengalaman,
value yang didapatkan adalah 0. 00 (p pertimbangan, etika kerja yang kuat, dan
value ≤0.05) dan organisasi psikologi komitmen terhadap mutu, sehingga pada
adalah motivasi p value yang didapatkan karyawan yang lebih tua diharapkan
adalah 0. 02 (p value ≤0.05). Sedangkan memiliki kualitas kerja yang lebih baik
variabel yang lainnya tidak menunjukkan (Robbins, 2001).
hasil yang signifikan dalam peningkatan
kinerja pegawai instalasi Farmasi RSUP Hubungan pendidikan dengan kinerja
Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Menurut Gitosudarmo (2008)
dalam sejumlah penelitian menemukan
hubungan yang negatif antara tingkat
PEMBAHASAN
pendidikan dengan kinerja. Hal tersebut
Hubungan umur dengan kinerja
lebih disebabkan karena perbedaan

237
237
237
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493
harapan pekerja yang berpendidikan wawancara terhadap responden
tinggi cenderung berpengharapan ditemukan jawaban yang relatif
mendapatkan penghasilan yang lebih bervariasi mengenai pemberian
tinggi. kompensasi. Beberapa diantaranya
Hasil penelitian ini sejalan dengan merasa sudah puas dan ada yang belum.
penelitian terdahulu, yang dilakukan Hal tersebut tergantung pada kebutuhan
oleh Prima (2009) di Provinsi Lampung masing-masing pekerja dalam hal
yang menyatakan bahwa Pendidikan kepuasan terhadap kompensasi. Faktor
tidak berpengaruh pada kinerja tersebut yang menyebabkan dalam
pegawai. Oleh karena itu, untuk penelitian ini kompensasi tidak
meningkatkan keahlian yang berujung berpengaruh secara signifikan terhadap
pada peningkatan kinerja, diperlukan kinerja.
adanya pelatihan dan orientasi kepada
pegawai. Hubungan umpan balik dengan
kinerja
Hubungan masa kerja dengan kinerja Dari hasil penelitian ini terlihat
Robert (2003), dalam teorinya adanya hubungan yang baik antara atasan dan
mengatakan bahwa masa kerja yang lama karyawan, serta terdapat komunikasi yang
akan cenderung membuat seorang baik dalam organisasi di IFRS Prof. Dr.
R.D Kandou Manado sehingga tercipta
karyawan merasa betah dalam suatu
suasana nyaman saat bekerja dan hal
organisasi, hal ini disebabkan diantaranya
berpengaruh pada peningkatan kinerja
karena telah beradapatasi dengan pegawai.
lingkungannya yang cukup lama sehingga
Seperti yang dikemukakan oleh Rhoades
seseorang karyawan akan merasa nyaman
(2002) bahwa secara psikologis dukungan
dengan pekerjaanya. Namun disisi lain
organisasional yang dipersepsikan level
masa kerja yang lama juga tidak menjamin tinggi memunculkan tiga hal pada karyawan
bahwa pekerja nyaman dengan yaitu menciptakan rasa kepedulian,
pekerjaannya. Faktor ini akan pengakuan, menghargai kinerja pegawai
menyebabkan timbulnya permasalahan yang meningkat.
baru, berupa kejenuhan serta motivasi
yang menurun karena tidak adanya Hubungan kondisi kerja dengan
tantangan atau hal baru yang dikerjakan kinerja
dalam kurun waktu yang cukup lama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
kondisi kerja tidak berpengaruh secara
Hubungan kompensasi dengan kinerja signifikan dengan kinerja. Hal ini dapat
Berdasarkan hasil penelitian yang terjadi karena di instalasi farmasi RSUP
dilakukan, dapat diketahui bahwa Prof. Dr. R.D Kandou Manado terdapat 9
depo dengan luas ruangan dan kondisi kerja
kompensasi tidak mempunyai hubungan
berbeda, yang menyebabkan jawaban
signifikan dengan kinerja, yang
pengisian kuesioner menjadi bervariasi.
disebabkan oleh belum terpenuhinya Namun untuk kondisi kerja yang tidak
komponen komponen didalam memiliki luas ruangan yang cukup dapat
kompensasi tersebut diantaranya diminalisir dengan penempatan barang di
kompensasi materil (insentif, reward) dan lemari-lemari dan pengaturan barang
non materil (pengakuan, pelatihan). Hasil lainnya.

238
238
238
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493
Hubungan motivasi dengan kinerja DAFTAR PUSTAKA
Motivasi kerja seseorang sangat
berpengaruh terhadap kinerja yang dapat Dessler, G.2003. Human Resource
dicapai dalam pekerjaanya karena dorongan Management Tenth Edition.:
kerja yang timbul pada diri seseorang akan Edition. Irwin McGraw-Hill. New
membuat orang tersebut terdorong untuk Jersey.
berperilaku dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Suyanto, 2008). Gitosudarmo, I. 2008. Manajemen
KESIMPULAN Pemasaran, edisi pertama.
BPFE.Yogyakarta. Jakarta.
1. Kinerja pegawai IFRS RSUP Prof. Dr.
R.D Kandou Manado dalam Hersey, Paul. Blanchard, Kenneth H.
melaksanakan pelayanan kefarmasian Johnson, Dewey E. 1996.
diperoleh hasil bahwa yang mempunyai Management of Organization
kinerja rendah sebanyak 45 orang Behaviour, Utilizing Human
(56.25%) dan yang mempunyai kinerja Resources. Seventh. Edition.
tinggi sebanyak 35 orang (43.45%).
Prentice Hall inc. New Jersey
2. Terdapat hubungan yang bermakna
antara faktor individu umur terhadap
Notoatmodjo,S. 2005. Metodologi
kinerja pegawai IFRS RSUP Prof. Dr. penelitian kesehatan. PT Rineka
R.D Kandou Manado, sedangkan Cipta. Jakarta.
pendidikan dan masa kerja tidak
mempunyai hubungan yang bermakna. Prima . 2004. Rencana Strategis Provinsi
Lampung tahun 2004 – 2009.
3. Terdapat hubungan yang bermakna Pemprov Lampung.
antara faktor organisasi umpan balik
terhadap kinerja pegawai IFRS RSUP Robbins, S. P. 2001. Perilaku
Prof. Dr. R.D Kandou Manado, Organisasi, Edisi 8. Prentice Hall,
sedangkan faktor kompensasi dan Jakarta.
kondisi kerja tidak mempunyai
hubungan yang bermakna. Robbins, S., P. 2003. Perilaku
Organisasi. Index. Jakarta.
4. Terdapat hubungan yang bermakna
antara faktor psikologi (motivasi)
Rhoades, L, Eisenberger, R. 2002.
terhadap kinerja pegawai IFRS RSUP
Perceived Organizational Support:
Prof. Dr. R.D Kandou Manado.
A Review of The Literature.
Journal of Applied Psychology,
87 (4): 698-714

Suciati., S, Adisasmito, W. 2006.


Analisis Perencanaan Obat
Berdasarkan ABC Indeks Kritis
Di Instalasi Jurnal Manajemen
Pelayanan Kesehatan, 09, 19-26

239
239
239
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 6 No. 4 NOVEMBER 2017 ISSN 2302 - 2493
Suyanto. 2008. Mengenal Wibowo. 2011. Management Kinerja. PT
Kepemimpinan dan Manajemen Raja Grafindo Persada. Jakarta.
di Rumah Sakit. Mitra Cendekia.
Yogyakarta.

Sugioyono. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatif dan R&B.
Alfabeta. Bandung

240
240
240

Anda mungkin juga menyukai