Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

MAKET RUMAH SEHAT DENGAN INOVASI SISTEM


PENCAHAYAAN DAN SIRKULASI UDARA

Sekolah Arsitektur, Perencanaan


dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung

PRD 03 KU1202
Disusun oleh kelompok 7
Anggota : Muhammad Ghivar Arrofi 19919023
Alya Hanum Asyara 19919067
Merisa Serfa Nazar I.A. 19919115
Rizni Fisyadina Saragih 19919147
Michael Yoel W.M 19919155
BAB 1
1.1 Judul

Kelompok 7 mengambil topik Sustainable Development Goals nomor 3 yaitu Good


Health and Well-Being dengan subtopik : Architecture for Health and Well-Being. Dalam
Proposal ini kami mengambil judul “Maket Rumah Sehat dengan Inovasi Sistem
Pencahayaan dan Sirkulasi Udara”.

1.2 Latar Belakang


Masalah yang kami angkat merupakan pengembangan dari salah satu sustainable
development goals, yakni “Ensure healthy lives and promote well being for all at all ages.” yang
secara garis besar, target yang ingin dicapainya adalah mengurangi kematian; mengakhiri
epidemi TBC, AIDS, hepatitis, dan penyakit lainnya; serta memastikan kehidupan orang sehat
serta sejahtera.
Dalam peningkatkan kesehatan serta kesejahteraan, kami percaya bahwa hal tersebut
dapat diciptakan dari lingkungan yang paling kecil yaitu rumah atau keluarga. Dengan memiliki
rumah yang sehat, maka penghuninya pun akan sehat. Maka dari itu kami mengambil topik
Architecture for Health and Well Being, karena kami percaya bahwa didalam rumah yang sehat
terdapat jiwa yang sehat.
Rumah yang sehat dan layak huni tidak harus berwujud rumah mewah dan modern,
namun rumah yang sederhana pun bisa menjadi rumah yang sehat. Untuk mewujudkan rumah
yang sehat, tentu bukan hanya dengan menjaga kebersihan rumah saja, tapi juga dengan
memperhatikan beberapa kriteria rumah sehat yang lain seperti ventilasi, sirkulasi, sanitasi,
drainase, penataan ruang, penanganan sampah, hingga tata letak dan arah rumah.

Salah satu faktor yang paling penting di dalam rumah yang sehat adalah ventilasi dan
sirkulasi udara serta cahaya, karena menurut sebuah laporan yang dirilis oleh British Medical
Association, anak yang tinggal di rumah lembab dan kurang cahaya 3 kali lebih rentan
mengalami batuk dan mengalami gejala awal asma dan masalah pernapasan lain. Rumah yang
lembab dan kurang cahaya akan memiliki partikel lumut  dan jamur yang lebih banyak bila
dibandingkan dengan rumah yang kering dan memiliki aliran udara yang baik. 

1.3 Problem Statement

Dari hasil analisis pohon masalah dan brainwriting di atas kami menyimpulkan bahwa persoalan
yang akan kami angkat adalah:

Bagaimana cara membuat sistem sirkulasi dan ventilasi yang baik pada rumah dengan ruang
yang terbatas agar kondisi rumah yang sehat dapat terwujud?

1.4 Tujuan dan Sasaran


Tujuan :
Untuk mewujudkan rumah sehat dengan cara membuat sistem sirkulasi  dan ventilasi yang baik
pada ruang yang terbatas

Sasaran:

• Membuat suhu dalam ruangan menjadi ideal


• Membuat sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik
• Mengontrol kelembapan dalam ruang
1.5 Urgensi dan Manfaat Produk

Berangkat dari pemikiran bahwa seharusnya konsep dalam membangun rumah harus
memperhatikan unsur kesehatannya itu sendiri, termasuk juga dalam hal pencahayaan dan
sirkulasi udara rumah tersebut. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kita menghabiskan waktu di
dalam rumah. Oleh karena itu, hal ini sangat penting untuk menunjang kesehatan masing-masing
penghuninya. 
Menurut World Health Organization (WHO), rumah yang lembab dan berjamur memiliki
kontribusi yang cukup besar terhadap tiga ratus juta kasus asma anak-anak. Hal inilah yang
mendesak kami untuk membuat sebuah konsep rumah dengan sistem sirkulasi yang baik yang
akan kami implementasikan dalam bentuk maket. 

Kami berharap maket ini bisa bermanfaat untuk menjadi standar untuk membangun
sebuah rumah dengan sistem pencahayaan dan sirkulasi udaranya yang sehat untuk para
penghuninya. Kami juga berharap agar maket ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya memperhatikan sirkulasi udara yang baik di dalam rumah, sehingga kedepannya
masalah pernapasan penghuni rumah yang timbul akibat sirkulasi udara yang buruk bisa
diminimalisir.
BAB 2
2.1 Tinjauan Literatur dan Studi Preseden
Rumah yang baik, tidak harus besar dan mewah, tetapi harus memenuhi syarat kesehatan, sehingga para
penghuninya dapat beraktivitas dengan nyaman. Menurut Winslow, rumah sehat memiliki beberapa
kriteria, yakni dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan psikologis; serta dapat menghindarkan terjadinya
kecelakaan dan penularan penyakit.

Agar rumah dan penghuninya menjadi sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Ventilasi Udara
Rumah sehat harus memiliki ventilasi udara yang cukup, agar sirkulasi udara lancar dan udara menjadi
segar. Ventilasi udara membuat kadar oksigen di dalam rumah tetap terjaga sekaligus menjaga
kelembapan rumah.

Buat ventilasi udara lewat bukaan jendela. Penghawaan udara dalam rumah akan makin maksimal dengan
sistem ventilasi silang atau cross ventilation. Jika tidak memungkinkan, bisa dibuat ventilasi lewat
lubang-lubang angin.

Selain itu, sebisa mungkin jangan menggunakan kipas angin, karena bisa menyebabkan flek pada paru-
paru. Taman di teras atau di dalam rumah juga akan membantu proses produksi oksigen.

2. Pencahayaan
Rumah sehat harus memiliki pencahayaan alami yang cukup. Rumah yang kekurangan cahaya matahari
sangat lembap dan tidak nyaman serta rawan terhadap bibit penyakit.
Umumnya, cahaya alami didapat lewat jendela, namun jika tidak memungkinkan, cahaya bisa diperoleh
dari genteng kaca. Kendati demikian, pencahayaan rumah jangan terlalu berlebihan, karena dapat
membuat mata sakit dan ruangan menjadi gerah.

3. Lantai
Lantai kedap air adalah syarat bagi rumah sehat. Bahannya bisa beragam: ubin, semen, kayu, atau
keramik. Lantai yang berdebu atau becek selain tidak nyaman juga bisa menjadi sarang penyakit.

Pemilihan material lantai sangat penting. Misalnya, keramik lantai yang licin dapat menyebabkan
penghuni terpeleset.

4. Atap dan Langit-langit


Genteng tanah liat terbilang paling cocok untuk rumah di daerah tropis seperti Indonesia, karena lebih
mampu menyerap panas matahari. Sebaiknya hindari pengunaan atap seng atau asbes, karena dapat
menyebabkan hawa ruangan menjadi panas.

Ketinggian langit-langit rumah juga mesti diperhatikan. Pasalnya, langit-langit yang terlalu pendek bisa
menyebabkan ruangan terasa panas sehingga mengurangi kenyamanan.

5. Pembuangan Limbah
Setiap hari, rumah menghasilkan limbah kamar mandi, dapur, dan sampah. Rumah sehat harus memiliki
septic tank dan pembuangan limbah air yang tidak mencemarkan tanah dan air tanah serta tidak berbau.
Posisi septic tank sebaiknya dibuat sejauh mungkin dengan pompa air.

Setiap rumah sehat memiliki tempat pembuangan sampah yang tertutup agar tidak mencemari lingkungan
sekitarnya. Buatlah dua tempat sampah: untuk sampah organik dan anorganik.

6. Air Bersih
Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan air bersih bagi para penghuninya, yakni minimal 60 liter per
hari per orang—untuk minum, mandi, mencuci, dan lain-lain.

7. Polusi dan Kontaminasi


Polusi yang paling banyak dihasilkan rumah berasal dari asap dapur. Untuk itu, rumah sebaiknya
memiliki pembuangan asap agar tidak mencemari ruangan lain. Hindari pula penggunaan cat dari bahan-
bahan berbahaya, yang berpotensi mengganggu sistem pernafasan penghuni.
Lalu, menurut Dinas Perumahan DKI Jakarta menetapkan persyaratan kualitas minimal perumahan dan
pemukiman sehat dengan pengertian rumah sehat adalah tempat tinggal yang memenuhi ketetapan atau
ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi. Syarat rumah sehat menurut Dinas Perumahan DKI
Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis, antara lain: pencahayaan, penghawaan, dan ruang gerak cukup.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis, antara lain: privasi yang cukup dan komunikasi yang sehat
antar penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit (misalnya tikus), cukup sinar matahari,
dan terhindarnya makanan minuman dari pencemaran.

BAB 3
3.1 Visi Misi
Visi kami adalah menyelesaikan permasalahan kesehatan dalam lingkungan internal individu itu
sendiri yaitu dari rumah.

Misi yang kami buat yaitu membuat model rumah sehat yang bisa diaplikasikan dan menjadi
standar untuk banyak keluarga menata rumahnya. hal utama yang kami perhatikan adalah
pencahayaan dan sirkulasi udara.

3.2 Konsep
Konsep Rumah Sehat yang kami bawa adalah dengan memanfaatkan sistem sirkulasi
udara dan pencahayaan dengan baik dalam ruang yang terbatas. Konsep ini diharapkan dapat
menjadi solusi dari permasalahan rumah yang tidak sehat karena sirkulasi yang buruk.

3.3 Kriteria Pengembangan Produk


Sirkulasi udara dan pencahayaan dapat dikembangkan melalui jendela, ventilasi, dan
atap. 
Sistem ventilasi yang baik dalam ruangan harus memenuhi kriteria berikut, antara lain :
1. Luas lubang ventilasi tetap (permanen) minimal 5% dari luas lantai ruangan dan  luas
lubang ventilasi insidentil yaitu ventilasi yang dapat dibuka dan ditutup minimal 5% dari
luas lantai, sehingga luas ventilasi permanen dan isedentil adalah 10%  dari luas lantai
ruangan. 
2. Udara yang masuk ke dalam ruangan harus udara yang bersih, tidak dicemari oleh asap
dari sampah. pabrik, knalpot, debu dan lain-lain.
3. Karena udara mengalir secara horizontal, maka lebih baik ventilasi dibuat dengan
menggunakan metode cross ventilation, yaitu dengan menempatkan lubang hawa yang
saling berhadapan  antara dua dinding ruangan.
4. Dapat menggunakan exhaust fan pada bagian atap, sehingga dapat mengurangi panas di
dalam ruangan.
5. Ruangan yang paling lembab di dalam rumah, seperti kamar mandi dan dapur, harus
memiliki lubang ventilasi yang memadai.
6.  
Kriteria jendela :
 
 
Sejatinya, Atap merupakan penutup atas suatu bangunan yang melindungi bagian dalam
bangunan dari hujan maupun salju. Bentuk atap ada yang datar dan ada yang miring, walaupun
datar harus dipikirkan untuk mengalirkan air agar bisa jatuh. 
Adapun syarat-syarat umum penutup atap antara lain :
1. Bahan bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
2. Rapat terhadap air hujan dan tidak tembus air
3. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pergantian cuaca
4. Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan khusus.
5. Tidak mudah terbakar
6. Bobot ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah dipasang
7. Awet.
 
Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :
1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang
bekerja padanya.
2. Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan
bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap
pengaruh cuaca.
4. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat
jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan
dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.
 
Hubungan antara jenis bahan penutup dengan Besar-kecilnya sudut lereng (kemiringan) atap.
No.                  Bahan Penutup Atap                                 Sudut Kemiringan atap (derajat)
1.                    Beton                                                                        1–2
2.                    Kaca                                                                              10 – 20
3.                    Semen Asbes                                                                       15 – 25
4.                    Seng                                                                             20 – 25
5.                     Genteng                                                                   30 – 40
6.                    Sirap                                                                             25 – 40
7.                     Ijuk, alang-alang                                      >= 40
 
 
Namun untuk mendukung sistem sirkulasi yang baik pada bangunan, maka atap
haruslah :
1. Memiliki insulasi yang dapat meredam panas matahari dari atap.
2. Material yang dapat meredam panas seperti genteng tanah liat.
3. Tinggi dan memiliki ruang kosong (loteng) sebagai ruang di antara rangka atap dengan
tembok atas bangunan. Ruang kosong tersebut dimaksudkan untuk mengurangi hawa
panas yang masuk.
4. Dapat menggunakan exhaust fan (opsional)
 
 

BAB 4
4.1 Alternatif Produk
Sebelum penentuan standar design untuk produk final, berikut beberapa tahapan yang
telah dilakukan untuk merumuskan kemungkinan produk unik dan kreatif yang akan kami buat
sebagai solusi atas permasalahann yang kami angkat :
A. Brainstorming
Dari Brainstorming yang telah dilakukan, problem statement yang diangkat sudah mengerucut
kepada “rumah sehat”, namun solusi yang ditawarkan masih terlalu luas dan perlu pertimbangan
lebih lanjut.
B. Pohon Masalah dan Solusi

Dari hasil pohon masalah dan solusi yang kami buat, kami mengangkat topik permasalahan,
yaitu “Bagaimana cara membuat sistem sirkulasi dan ventilasi yang baik pada rumah dengan
ruang yang terbatas agar kondisi rumah yang sehat dapat terwujud?
C. Analisis Morfologi
Dari analisis morfologi, sudah menetapkan beberapa komponen dari rumah yang dapat
menunjang konsep rumah sehat, seperti penataan sistem sirkulasi, pencahayaan, bentuk atap dan
sebagainya.

D. C-Sketching
Dari c-sketching, diperoleh berbagai kemungkinan produk yang inovatif dalam bentuk gambaran
kasarnya. Namun. terdapat beberapa gambar yang keluar dari konsep yang kami tetapkan.

Dari Tahapan-tahapan untuk pemilihan solusi di atas, kami menyimpulkan beberapa alternatif 
komponen rumah terkait rumah sehat

1. Sistem sirkulasi “Ventilasi Silang”

 
Ventilasi silang atau cross ventilation adalah dua bukaan berupa jendela atau pintu yang
letaknya saling berhadapan di dalam satu ruangan. Ventilasi ini bekerja dengan memanfaatkan
perbedaan zona bertekanan tinggi dan rendah yang tercipta oleh udara. Perbedaan tekanan pada
kedua sisi bangunan akan menarik udara segar memasuki bangunan dari satu sisi dan mendorong
udara pengap keluar ruangan dari sisi lain.
2. Jendela
 Jendela Balkon
Menggunakan flip pada daun jendela, panel tersebut akan terbuka dan membentuk
rel memanjang dan menciptakan sebuah teras kecil yang terbuka.
Desain ini dirancang untuk jendela skylight yang dipasang pada atap rumah.
Sistem ini terdiri dari dua bagian, dimana jendela akan dibuka ke atas, sementara
bagian bawah jendela akan terbuka lebar menjadi dinding vertikal kokoh,
sekaligus sebagai pagar balkon.
Jendela balkon ini menjadi alternatif rumah sehat dengan pencahayaan alami dan
udara segar. Penghuni rumah juga dapat menghemat energi karena sirkulasi dan
pencahayaan yang lebih baik. 
Karena jendela ini biasa digunakan untuk atap, kami akan mencoba untuk
menginovasikannya dengan membuat jendela ini terletak di tembok layaknya
jendela pada umumnya.

Jendela Putar

Jendela ini berbahan alumunium. Cara membukanya yaitu dengan cara diputar. Hal
ini dapat menimalisir ruang, Namun cahaya yang masuk dapat diatur menjadi ¼,
1//2, ¾.
Jendela Geser

Jendela minimals yang dapat digeser sehingga udara dapat masuk melewati sela
samping kanan dan kiri jendela. Selain itu, menggunakan teralis besi sebab selain
faktor keamanan juga lebih infinit serta mudah perawatannya. Untuk mencegah
paparan sinar matahari yang banyak dapat dipasang gorden pada belakang
jendela.

3. Atap

  Atap Miring dengan Cross Ventilation

 Atap segitiga yang dibuat tinggi dengan loteng dan insulation


Atap dengan bentuk pelana dengan kemiringan 30-45 derajat, cocok untuk iklim tropis
karena tahan terhadap cuaca yang sering berubah-ubah. Untuk material genteng bisa
menggunakan genteng tanah liat yang menerapkan sistem pemasangan  inter-locking atau
saling mengunci dan mengikat. Kami berinovasi untuk menambahkan jendela balkon
untuk model atap seperti ini, selain itu mengfungsionalkan ruang yang umumnya jarang
terpakai.
 Green Rooftop
BAB 5
5.1 Identifikasi Calon Pengguna Produk
Sasaran pengguna produk adalah seluruh masyarakat dari kalangan menengah ke atas
sampai menengah ke bawah. Namun lebih khusus untuk masyarakat yang tinggal di lahan yang
sempit. Karena sebagian besar penduduk yang tinggal di lahan yang sempit, umumnya pada
kota-kota besar, kurang memerhatikan kesehatan dan edukasi tentang rumah sehat yang
berakibat pada munculnya berbagai rumah tidak layak huni. Hal ini dapat menggangu kesehatan
rohani maupun jasmani penghuni rumah. 

5.2 Rencana Spesifikasi Teknis Produk


Alternatif 1
Ukuran (50 x 30 x 35) cm

Rumah Panjang dengan memaksimalkan ruang dua lantai. Penempatan jendela yang efektif
membuat
Dinding rumah
yang inidari
tebuat menjadi alternative
material pilihan
tahan air untukpertama.
mengontrol kelembapan dalam ruang.
Sistem sirkulasi yang unik dan baik (dapat memaksimalkan udara dan cahaya yang masuk)
bertujuan untuk mengontrol hawa pada ruangan dan kesehatan udara di dalam ruangan.
Jendela yang efektif bertujuan memaksimalkan udara dan cahaya yang masuk tanpa memakan
ruang yang banyak.
Ketinggian dinding yang sengaja dilebihkan bertujuan untuk memenuhi skala manusia

Alternatif 2
(36 x 35 x 36) cm

Rumah dengan dua lantai dan taman.


Rumah ini bisa menjadi alternative solusi dengan menempatkan jendela di ruang yang tersedia

Alternatif 3
(35 x 34 x 33) cm
Rumah dengan satu lantai namun memiliki ketinggian yang lebih dari alternative seelumnya.
Menggunakan jendela berbentuk lingkaran yang bisa dibuka dengan diputar.

5.3 Estimasi Kebutuhan Sumber Daya

5.3.1 Alokasi Sumber Daya Manusia


Pembagian Tugas
Department
Media
Alya

TIMELINE PENGERJAAN MARE


1 2
Pertusetujuan Proposal
Final sketch
Gambar Potongan
Department

Department
Founder

Asistensi 1
Creative

Director

Finance
Ghivar
Rizni

Yoel
Persetujuan Sketch
Pembelian Bahan

5.3.2 Timeline Pengerjaan


Pengerjaan Tahap 1
Asistensi 2
Pembuatan data-data ukuran
Pembuatan Denah, Dinding, Atap
Asistensi 2
Perekatan bahan - bahan
Finishing produk, pembuatan
media pengiklanan

Department
Research &
Presentasi Akhir

Monitor
Serfa
3
4
1
APRIL
2
5.3.3 Rincian Kebutuhan Bahan dan Jasa Penunjang
Alternatif 1

3
Bahan Harga (Rp) Jumlah Total (Rp)

4
Birmat 9500 3 28500
Balsa 15000 1 set 15000

1
Mika akrilik 15000 1 15000
Mdf 9500 1 9500

MEI
2
Cutter 30’ 12000 5 60000
Perekat 15000 2 15000
Penggaris 10000 5 50000

3
148000

Alternatif 2 4

Bahan Harga Jumlah Total


Birmat 9500 3 28500
Balsa 15000 1 set 15000
Mika akrilik 15000 1 15000
Handmade 15000 1 15000
papper
Cutter 30’ 12000 5 60000
Perekat 15000 2 15000
Penggaris 10000 5 50000
mdf 9500 1 9500
162500

Alternatif 3
Bahan Harga Jumlah Total
Birmat 9500 4 28500
Balsa 15000 1 set 15000
Mika akrilik 15000 1 15000
Handmade 15000 1 15000
papper
Cutter 30’ 12000 5 60000
Perekat 15000 2 15000
Penggaris 10000 5 50000
mdf 17200

Anda mungkin juga menyukai