KAJIAN PUSTAKA
para ahli evaluasi. Namun evaluasi sendiri berasal dari kata evaluation
(bahasa Inggris), yang berarti suatu tindakan atau suatu proses untuk
mengetahui sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan
sebuah keputusan”.
7
pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses dalam
yang ahli untuk mendapatkan informasi tentang suatu hal yang akan
namun kini memiliki pengertian yang lebih luas. Sehingga Sudjana (2007:
pelatihan.
merupakan upaya perbaikan sikap dan tingkah laku ditinjau dari segi
gunakan untuk memilih siwa yang paling tepat sesuai dengan kriteria
siswa.
baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai
lulusan adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa
oleh orang dalam lembaga sebagai evaluator dan evaluasi eksternal yaitu
digolongkan menjadi dua bagian, yaitu teknik non-tes dan teknik tes. Para
kita harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran
13
a. Teknik Non-Tes
sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain. Teknik non-tes terdiri dari
tanya jawab sepihak. Ada dua jenis wawancara yang dapat pergunakan
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur. Angket
ditinjau dari segi siapa yang menjawab terbagi menjadi angket langsung
dan angket tidak langsung. Sementara ditinjau dari segi cara menjawab
b. Teknik Tes
15
“Tes adalah suatu alat atu prosedur yang sistematis dan objektif untuk
tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat”.
berdasarkan jumlah peserta dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu tes
dibedakan atas dua jenis, yaitu tes buatan guru (teacher-made test) dan
kegunaannya tes dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu tes diagnostik, tes
formatif dan tes sumatif. Pertama, tes diagnostik. Tes diagnostik adalah
pemberian perlakuan yang tepat. Kedua, tes formatif. Dari kata form
materi yang disampaikan telah diterima oleh peserta didik, serta sebagai
yang telah ditetapkan atau tidak. Tujuan tes sumatif adalah untuk
bentuk tes, diantaranya adalah tes uraian, tes objektif, bentuk soal atau
Kelebihan bentuk soal benar salah adalah hasil jawaban dapat diperiksa
sulit mengukur tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, serta tidak dapat
menjodohkan.
adalah penilaian dapat dilakukan secara cepat dan objektif, tepat untuk
factual dan hafalan serta relative sulit untuk menetapkan bahan tes yang
pernyataan dan jawaban, serta soal dan alternatif jawaban disusun pada
adalah tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau yang
dianggap paling tepat. Bentuk soal pilihan ganda terdiri atas stem
berganda adalah cakupan soal-soal yang diujikan dapat lebih luas dari
soal dengan tebakan cukup besar, dan penyusunan soal relatif sulit.
singkat padat dan jelas, pada setiap alternatif jawaban hanya terdapat
satu jawaban benar, pada setiap stem tidak ada pernyataan yang negatif,
dalam satu soal terdapat beberapa sub soal yang mengacu pada data
tertentu. Bentuk soal ini dapat mengatasi kelemahan bentuk soal uraian
sebelum dan sesudah pelatihan tentang aspek materi atu pokok bahasan
21
awal.
a. Measurament Model
73).
22
model evaluasi ini adalah tes tertulis atau paper and pencil test. Secara
lebih khusus lagi, bentuk tes yang biasanya digunakan adalah bentuk tes
Oleh karena itu, setelah suatu tes dicobakan kepada sampel yang
yang juga ditempuh oleh model ini di dalam menilai sistem pendidikan
kepada dua atau lebih kelompok tersebut diberikan tes yang sama untuk
kelompok tadi.
b. Congruence Model
yang di dalamnya terdapat tiga hal yang perlu kita bedakan, tujuan
(congruance) antara tujuan dan hasil belajar, maka yang dijadikan objek
hasil belajar yang perlu dievaluasi, model ini tidak membatasi alat
evaluasi hanya pada tes tertulis atau paper and pencil test saja.
pendidikan yang ingin dan perlu dicapai, model ini menganut pendirian
Model ini menyarankan digunakannya prosedur pre dan post tes untuk
menilai hasil atau gains yang dicapai siswa sebagai akibat dari kegiatan
melihat sejauh mana kurikulum yang baru lebih efektif dari kurikulum
yang sudah ada. Bahkan, lebih jauh dari itu, model ini cenderung untuk
25
lingkupnya yang jauh lebih luas dari kedua model terdahulu. Tokoh-
ketiga ini antara lain adalah Stufflebeam, Scriven, Stake dan Provus.
Model ini bertitik tolak dari pandangan, bahwa keberhasilan dari suatu
satu inti yang penting dalam konsep evaluasi menurut model ini. 3)
berakhir pada suatu deskripsi tentang keadaan dari sistem yang telah
objek evaluasi di dalam model yang ketiga ini lebih luas yaitu
27
mencakup dimensi peralatan atau sarana proses dan hasil atau produk
ruang lingkup objek evaluasi yang diajukan oleh model yang ketiga ini,
evaluasi yang diajukan oleh model yang ketiga ini adalah bahwa: 1)
Sehubungan dengan hal yang di atas, jenis data yang diperlukan dalam
(judgmental data). Pada model evaluasi ini, ada dua pendekatan utama
yang diajukan oleh model ketiga ini dalam pelaksanaan evaluasi yaitu
yang bersangkutan.
d. Illuminative Model
belajar siswa melainkan pada aspek yang lebih luas. Objek evaluasi
dijadikan objek evaluasi di dalam model ini adalah efek samping dari
Dengan kata lain, objek evaluasi dari model ini mencakup baik
Pendekatan yang ditempuh model ini dalam evaluasi, berbeda dari apa
yang berlaku dalam evaluasi ilmu pengetahuan alam. Dengan kata lain,
1. Pengertian
adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
hablun minannas).
ini :
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti
Islam.
agama Islam.
kesalehan sosial.
yang kuat. Dasar tersebut menurut Zuhairini dkk. dapat ditinjau dari
perguruan tinggi.
b. Segi Religius
bersumber dari ajaran islam baik yang tertera dalam Al Qur’an atau
c. Aspek Psikologis
merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat mendekat dan
jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram ialah dengan
Tujuan artinya sesuatu yang dituju, yaitu yang akan dicapai dengan
suatu usaha atau kegiatan. Dalam bahasa arab dinyatakan dengan ghayat
dengan “goal atau purpose atau objective” Suatu kegiatan akan berakhir,
bila tujuannya sudah tercapai. Kalau tujuan tersebut bukan tujuan akhir,
a. Memelihara kebutuhan pokok hidup yang vital, seperti agama, jiwa dan
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi.
berkaitan dengan moralitas sosial itu. Sejalan dengan hal ini, arah
pelajaran etika di dalam al Qur’an dan secara tegas di dalam hadis Nabi
maka dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak dituju oleh kegiatan
bernegara.
Islam sangat penting sebab dengan pendidikan Islam, orang tua atau guru
wajib diikuti oleh semua anak didik mulai jenjang pendidikan dasar
itu adalah pendidikan agama islam. Dalam hal ini pendidikan agama Islam
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi