Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN RETRIBUSI PELAYANAN

PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN DI KOTA PASANGKAYU


KABUPATENMAMUJU UTARA

Norhana
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako

Abstract
This study aims to identify and describe the policy implementation levy Pasangkayu waste
services in the city of North Mamuju regency. This type of research is qualitative. The informants
are officers of Housing and Spatial Planning and the community in the City Pasangkayu.
Collecting data using observations, interviews, and documentation, while data analysis using data
reduction, data presentation, drawing conclusions/verifikasi.Hasil research shows the retribution
policy implementation Pasangkayu waste services in the city has not shown that the maximum
performance, because the aspects studied such as the size and purpose , resources, and the
economic environment, social, political and not running optimally. The size and purpose of the
policy is not maximized due to budget constraints resulted in a lot of programs that have not been
accommodated in the work plan the budget so that policy implementation is not maximized as the
size and purpose. Resources are limited, be it human resources, facilities and infrastructure and
the budget provided, sertalingkungan economic, social and politikbelum fully support, because of
the attitude of the public is less aware of the implementation of the policy, even related parties such
as the government is still less strict in following up civil disobedience the implementation of
policies.
Keywords: Public Policy, Impelemntasi Policy, Waste.

Pelaksanaan otonomi daerah yang luas perundang-undangan tersebut, maka daerah


dan bertanggung jawab sebagaimana telah membuat produk kebijakan yang terkait
diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 dengan persampahan guna meningkatkan
Tahun 2004 sebagaimana diubah menjadi kebersihan dan kesehatan lingkungan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 berdasarkan potensi yang ada di daerah.
tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan Salah satu jenis kebijakan yang cukup
bahwa daerah diberikan kewenangan untuk potensial adalah retribusi pelayanan
mengatur dan mengurus sendiri urusan persampahan/kebersihan seperti yang
pemerintahanya. Tujuannya demi dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten
mempercepat terwujudnya kesejahteraan Mamuju Utara dengan menerbitkan Peraturan
masyarakat di daerah. Ini berarti dengan Daerah Kabupaten Mamuju Utara Nomor 25
adanya otonomi, daerah diberikan Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan
kewenangan penuh untuk membuat sejumlah Persampahan/Kebersihan. Dalam Peraturan
kebijakan yang sesuai dengan karakteristik Daerah tersebut, dijelaskan bahwa Retribusi
wilayah dan aspirasi masyarakat, terutama Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang
dalam hal pembiayaan daerah yang selanjutnya disebut Retribusi Sampah adalah
bersumber dari penerimaaan maupun biaya yang dipungut Pemerintah Daerah
pendapatan daerah. sebagai imbalan atas pelayanan kebersihan
Berkaitan dengan itu, maka pemerintah dan pengelolaan sampah yang meliputi
mengeluarkan Undang-Undang Nomor 18 pengambilan sampah dari sumbernya,
Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. pengangkutan sampah dari TPS ke TPA,
Sebagai bentuk perwujudan peraturan serta penyediaan lokasi pembuangan akhir.

109
110 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 109-120 ISSN: 2302-2019

Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Permasalahan sampah dapat teratasi


Utara Nomor 25 Tahun 2011 tentang jika terdapat sistem pembuangan akhir yang
Retribusi Pelayanan Persampahan/ baik. Sistem pembuangan akhir sampah yang
Kebersihan ini pada dasarnya terdiri dari 2 baik adalah pengumpulan sampah di suatu
aspek yaitu tentang pengelolaan sampah dan tempat dengan pemantauan, karena cara ini
retribusi sampah. Ditetapkannya Peraturan dapat mempertahankan kualitas lingkungan
Daerah ini dilatar belakangi oleh dan memperpanjang penggunaan lahan
pertumbuhan jumlah penduduk di Kabupaten pembuangan sampah. Pembuangan sampah
Mamuju Utara dan perubahan pola konsumsi dengan secara ini di lakukan dengan tujuan
masyarakat yang mengakibatkan agar dalam implementasi kebijakan
bertambahnya volume sampah sehingga jasa persampahan dapat berjalan tepat sasaran.
atas pelayanan persampahan/kebersihan Implementasi kebijakan pada prinsipnya
menjadi sangat strategis dan diperkirakan adalah cara agar sebuah kebijakan dapat
akan terus meningkat. Data yang dikeluarkan mencapai tujuannya. Implementasi kebijakan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Mamuju retribusi pelayanan persampahan ini dibuat
Utara, khususnya jumlah penduduk di Kota mengingat Kota Pasangkayu yang jumlah
Pasangkayu pada tahun 2014 mencapai penduduknya semakin bertambah seiring
45.796 jiwa. Kondisi tersebut dengan perkembangan daerah.
memperlihatkan bahwa potensi sampah di Selama berlangsungnya kebijakan
Kota Pasangkayu cukup besar seiring dengan retribusi pelayanan persampahan di Kota
laju pertumbuhan penduduk yang sangat Pasangkayu, potensi yang cukup besar dari
pesat. Permasalahan tersebut juga menjadi retribusi sampah ini belum bisa dioptimalkan
fokus penyelesaian utama pula bagi Satuan oleh Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara.
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang Hal tersebut juga disebabkan oleh
memiliki tupoksi di bidang persampahan/ keterbatasan sumberdaya, baik sumber daya
kebersihan. manusia maupun sumber daya yang lainnya.
Sampah dan penanganannya Sumber daya manusiahanya memiliki 32
merupakan masalah di kota-kota besar tenaga kebersihan. Jumlah tersebut tebagi
Indonesia. Permasalahan sampah yang atas sopir, operator alat berat, tenaga
diakibatkan oleh jumlah penduduk kota yang pemotong rumput, penjaga TPA, tenaga
padat serta adanya sifat konsumtif persampahan, tenaga penyapu jalan, dan
masyarakat yang semakin besar yang tenaga pemelihara dan penyiram jalan.
menghasilkan sampah. Semakin banyaknya Sementara itu, sumber daya manusia di
jenis sampah akibat dari tambahnya produksi bidang kebersihan yang PNS hanya terdiri
dan juga kurangnya penanganannya serta dari 3 orang. Selain itu, untuk sarana
kesadaran masyarakat mengakibatkan pendukung seperti mobil pengangkut, hanya
sampah menjadi masalah yang besar. Jumlah terdiri dari 2 unit, yang perharinya hanya
produksi sampah yang dihasilkan di Kota mampu mengangkut sampah sampai 3-5 Ton.
Pasangkayu 20 Ton per hari, dan data Hal ini kurang sesuai dengan keadaan di
menunjukkan bahwa pengangkutan sampah lapangan kurang mendukung, karena jumlah
ke TPA hanya mencapai 3-5 Ton per hari. produksi sampah yang mencapai 20 ton
Hal ini menimbulkan permasalahan, perhari tidak sebanding dengan jumlah alat
ditambah lagi alat pengangkut hanya 2 (dua) pengangkut sampah hanya 2 unit.
unit, sehingga berdampak pada Keterbatasan-keterbatasan tersebut
menumpuknya sampah yang belum terangkut menimbulkan permasalahan, seperti masalah
dan pada akhirnya mengakibatkan banjir. sumberdaya yang kurang memadai.
Permasalahan tersebut dan sesuai observasi
Norhana, Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan Di Kota Pasangkayu………......111

peneliti disebabkan dalam implementasi peneliti, berbagai penelitian terdahulu, tema


kebijakan tersebut para pelaksana belum sampah lebih banyak memfokuskan pada
optimal dalam memadukan 2 aspek dalam pengelolaannya, tidak membahas retribusinya
kebijakan persampahan di Kota Pasangkayu, sehingga pelaksanaan kebijakan kurang
yaitu aspek pengelolaan sampah dan retribusi berjalan sesuai tujuan.
sampah. Atas alasan pemilihan fokus penelitian
Belum berjalannya dua aspek tersebut dan berbagai kendala yang muncul sejak
secara bersamaan membuat kebijakan kebijakan retribusi pelayanan persampahan.
retribusi pelayanan persampahan di Kota Maka dalam tujuan penelitian ini untuk
Pasangkayu berlum berjalan optimal, melihat bagaimana “Implementasi Kebijakan
sehingga timbul pemandangan bahwa Retribusi Pelayanan Persampahan di Kota
keijakan tersebut hanya berjalan di tempat. Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara”.
Pengamatan peneliti melihat bahwa
kebijakan tersebut dijalankan tanpa adanya METODE
dukungan sumberdaya, baik SDM maupun Jenis penelitian yang digunakan dalam
sumberdaya finansial yang disebabkan penelitian ini adalah kualitatif dengan
kurang padunya pengelolaan dan retribusi menggunakan metode deskriptif. Istilah
sampah, dimana dalam pengelolaan sampah penelitian kualitatif menurut Strauss dan
membutuhkan sumberdaya finansial, namun Corbin (2009:4) dimaksudkan sebagai jenis
pada kenyataannya di lapangan hal tersebut penelitian yang temuan-temuannya tidak
belum terlihat. diperoleh melalui prosedur statistik atau
Permasalahan kebijakan retribusi bentuk hitungan lainnya, sedangkan menurut
pelayanan persampahan di Kota Pasangkayu
Gedeona (2010:186) metode kualitatif adalah
menurut pengamatan peneliti juga suatu pendekatan atau prosedur penelitian
disebabkan oleh komunikasi kebijakan yang yang menghasilkan data deskriptif baik
relatif rendah, artinya para pelaksana dalam bentuk kata-kata yang diucapkan atau
kebijakan masih jarang melakukan sosialisasi ditulis maupun perilaku yang diamati.
ke masyarakat, baik itu melalui kecamatan Lokasi penelitian ini bertempat di Kota
maupun melalui kelurahan, sementara untuk Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara.
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan
kebijakanretribusi pelayananpersampahan kurang lebih 3 bulan mulai bulan agustus
adalah perlunya sosialisasi yang dilakukan sampai oktober 2015. Informan dalam
secara terus menerus agar dapat membuka penelitian ini ditentukan secara purposive,
wawasan tentang pentingnya kebijakan yaitu mereka yang merupakan pelaksana dan
tersebut yang tentunya bertujuan untuk
sasaran kebijakan yang memiliki pemahaman
kebersihan dan kesehatan lingkungan, yang baik dan mengetahui masalah terkait
khususnya di Kota Pasangkayu Kabupaten dengan kebijakan persampahan. Adapun
Mamuju Utara. jumlah informan dalam penelitian ini
Kebijakan retribusi pelayanan sebanyak 5 orang yang terdiri dari 1.) Aparat
persampahan tersebut belum berjalam dari Dinas Persampahan 1 orang, 2.) Camat
optimal disebabkan belum jelasnya rincian Pasangkayu 1 orang, 3.) Lurah 1 orang,
tugas yang dijalankan oleh pelaksana 4.) Aparat Kelurahan 1 orang, dan Tokoh
sehingga dalam penanganan kebijakan masyarakat 1 Orang.
pelaksana kurang memadukan antara Aktivitas dalam analisis data menurut
pengelolaan dan retribusi, dimana seharusnya Miles dan Huberman (2009:16-20)
hal tersebut harus berjalan bersama dan menyatakan bahwa dalam melakukan analisis
saling mendukung. Berdasarkan pengamatan
data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan
112 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 109-120 ISSN: 2302-2019

yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi dengan disposisi para pelaksana
data, penyajian data, penarikan (implementors). Arah disposisi para
kesimpulan/verifikasi. pelaksana (implementors) terhadap ukuran
dan tujuan kebijakan juga merupakan hal
HASIL DAN PEMBAHASAN yangpenting. Pelaksana akan gagal manakala
dalam pelaksanaan kebijakan mereka tidak
Implementasi Kebijakan Retribusi
mengerti dan memahami ukuran dan tujuan
Pelayanan Persampahan di Kota
kebijakan yang diimplementasikan.
Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara
Ukuran dan tujuan kebijakan retribusi
Implementasi merupakan sebuah
pelayanan persampahan di Kota Pasangkayu
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Mamuju Utara diperlukan untuk
maupun swasta, baik secara individu maupun
mengarahkan dalam pelaksanaan kebijakan,
kelompok dengan maksud untuk mencapai
hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.Implementasi
program yang sudah direncanakan. Ini
itu merupakan tindakan-tindakan yang
berkaitan dengan sejauhmana standar
dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai
direalisasikan, karena kalau terlalu luas dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
tidak jelas maka akan susah diukur. Ukuran
keputusan kebijakan. Pemerintah dalam
kebijakan retribusi pelayanan persampahan di
membuat kebijakan juga harus mengkaji
Kota Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara
terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut
yang menjadi sasaran adanya kebrsihan dan
dapat memberikan dampak yang buruk atau
kelestarian lingkungan. Untuk mengetahui
tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan
bagaimana ukuran dan tujuan kebijakan
agar suatu kebijakan tidak bertentangan
retribusi pelayanan persampahan di Kota
dengan masyarakat apalagi sampai
Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, maka
merugikan masyarakat.
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
Untuk mengetahui bagaimana
Kamaruddin, S.T. Kepala Bidang Kebersihan
implementasi kebijakan retribusi pelayanan
dan Pertamanan Dinas Perumahan Rakyat
persampahan, maka dalam penelitian ini akan
dan Tata Ruang Kabupaten Mamuju Utara
dibahas dengan menggunakan teori
menyatakan bahwa:
implementasi kebijakan publik yang
Standar kebijakan tentang retribusi
dikemukakan oleh menurut Van Metter dan
pelayanan persampahan pada Bidang
Van Horn dalam Agustino (2008:142-144)
Kebersihan Dinas Perumahan Rakyat dan
ada enam variabel yag mempengaruhi
Tata Ruang Kabupaten Mamuju Utara belum
kebijakan publik, yaitu sebagai berikut:
jelas dan belum terukur, dilihat dari masih
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan banyaknya program atau kegiatan yang tidak
Kinerja suatu kebijakan dapat diukur terakomodir pada penyusunan RKA
tingkat keberhasilannya dari ukuran dan (penyusunan anggaran) karena keterbatas
tujuan kebijakan yang bersifat realistis anggaran yang disiapkan oleh Pemerintah
dengan sosio-kultur yang ada di level Daerah (Wawancara Tanggal 20 November
pelaksana kebijakan. Pemahaman tentang 2015).
maksud umum dari suatu standar dan tujuan Hasil tersebt menjelaskan dan
kebijakan adalah penting. Implementasi menggambarkan bahwa standar dan ukuran
kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal kebijakan pelayanan persampahan di
ketika para pelaksana, tidak sepenuhnya Kabupaten Mamuju Utara belum jelas dan
menyadari terhadap ukuran dan tujuan dari belum terukur. Hal itu disebabkan oleh belum
kebijakan yang diimplementasikan. Ukuran terlaksananya program kebijakan dengan
dan tujuan kebijakan memiliki hubungan erat maksimal. Belum maksimal tersebut
Norhana, Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan Di Kota Pasangkayu………......113

dikarenakan keterbatasan anggaran, yang diimplementasikan disebabkan oleh


menyebabkan dalam penyusunan RKA kurangnya sosialisasi yang dilakukan kepada
banyak kegiatan atau program yang tidak semua pihak. Sementar sosialisasi berguna
dapat dimasukkan. untuk memberikan pemahaman kepada
Belum jelasnya pelaksanaan program semua pihak yang terkait untuk menjalankan
dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan kebijakan dengan baik.
kebijakan retribusi pelayanan persampahan. Pengamatan peneliti melihat bahwa
Hal tersebut tentunya memberikan dampak sosialisasi memang masih jarang dilakukan,
pada berbagai aspek yang mendukung peneliti melihat bahwa sosialisasi hanya
pelaksanaan kebijakan, baik pada sumber dilakukan di awal-awal saja, sehingga tidak
daya manusia (SDM) maupun pada semua pihak terkait memahami kebijakan
sumberdaya lain, seperti anggaran maunpun akibat hal tersebut jarang dilakukan.
fasilitas fisik yang menunjang pelaksanaan Sementara menurut peneliti, keberhasilan
kebijakan. kebijakan juga disebabkan oleh adanya
Berdasarkan uraian pembahasan yang sosialisasi tentang kebijakan yang dilakukan
dilakukan, maka disimpulkan bahwa secara terus menerus guna menambah dan
implemenatasi kebijakan retribusi pelayanan menyatukan pemahaman dari semua pihak.
persampahan dalam hal ukuran dan tujuan Melihat hasil tersebut, maka dapat
kebijakan belum berjalan sebagaimana yang disimpulkan bahwa implementasi kebijakan
dituangkan dalam peraturan daerah, karena retribusi pelayanan persampahan dalam hal
keterbetasan anggaran yang mengakibatkan pemahaman pelaksana terhadap maksud dan
banyak program yang belum terakomodir tujuan kebijakan masih kurang. Hal itu
dalam RKA yang berdampak pada disebabkan oleh karena kurangnya sosialisasi
pelaksanan kebijakan di lapangan menjadi yang dilakukan, di mana sosialisasi hanya
belum maksimal. dilakukan di awal pelaksanaan kebijakan.
Selain membahas masalah kejelasan Berdasarkan hasil pembahasan secara
program-program yang dilaksanakan, maka keseluruhan terkait dengan implementasi
selanjutnya dapat dilihat masalah kebijakan retribusi pelayanan persampahan di
pemahaman pelaksana tentang maksud Kota Pasangkayu, maka dapat disimpulkan
kebijakan retribusi pelayanan persampahan, bahwaukuran dan tujuan kebijakan belum
yang dapat dilihat darihasil wawancara berjalan sebagaimana yang dituangkan dalam
dengan ibu Emiwati, staff Kelurahan peraturan daerah, karena keterbetasan
Pasangkayu bahwa: anggaran yang mengakibatkan banyak
Kalau pemahaman terkait dengan kebijakan program yang belum terakomodir dalam
retribusi pelayanan persampahan sudah RKA yang berdampak pada pelaksanaan
ditunjukkan oleh pelaksana, namun belum kebijakan di lapangan menjadi belum
sepenuhnya mereka memahami dengan baik, maksimal. Sementara itu dalam hal
sehingga kebijakan ini masih perlu dilakukan pemahaman pelaksana terhadap maksud dan
sosialisasi kepada semua pihak yang terkait tujuan kebijakan juga masih kurang. Hal itu
(Wawancara Tanggal 21 November 2015). disebabkan oleh karena kurangnya sosialisasi
Hasil tersebut memberikan gambaran yang dilakukan, dimana sosialisasi hanya
bahwa pelaksana kebijakan retribusi dilakukan di awal pelaksanaan kebijakan.
pelayanan persampahan di Kabupaten
Mamuju Utara, khususnya di Kota
Pasangkayu masih belum sepenuhnya
memahami. Kurangnya pemahaman 2. Sumberdaya
pelaksana kebijakan terhadap kebijakan yang
114 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 109-120 ISSN: 2302-2019

Keberhasilan implementasi kebijakan Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil
sangat tergantung dari kemampuan wawancara dengan Tanwir Miliansyah, S.E.,
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. M.Si. Lurah Pasangkayu menyatakan bahwa:
Manusia merupakan sumber daya yang Sumberdaya manusia dan non manusia
terpenting dalam menentukan keberhasilan seperti staf, sarana dan prasarana belum
suatu implementasi kebijakan. Setiap tahap memadai. Sumberdaya manusia terutama
implementasi menuntut adanya sumber daya seksi yang menunjang bidang persampahan
manusia yang berkualitas sesuai dengan masih belum definitif. Manusia dan Non
pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan Manusia masih kekurangan staf baik
yang telah ditetapkan secara politik. dikantor maupun staf tenaga kebersihan,
Selain sumber daya manusia, sumber sarana dan prasarana masih belum memadai
daya finansial dan waktu menjadi terutama bak sampah dan mobil sampah
perhitungan penting dalam keberhasilan (Wawancara Tanggal 21 November 2015).
implementasi kebijakan. Untuk Hal yang sama juga di ungkapkan oleh
mengetahuisumberdaya manusia dan non Kamaruddin, S.T.Kepala Bidang Kebersihan
manusia seperti staf, sarana dan prasarana dan PertamananDinas Perumahan Rakyat dan
yang digunakan mengimplementasikan Tata Ruang Kabupaten Mamuju Utara
kebijakan retribusi pelayanan persampahan di Melihat hasil yang dikemukakan, maka
Kota Pasangkayu, maka dapat dilihat dari dapat dilihat bahwa dalam pelaksanan
hasil wawancara dengan Emiwati, staf kebijakan retribusi pelayanan persampahan
Kelurahan Pasangkayu menyatakan bahwa dalam penelitian ini masih sangat terbatas
sumber daya manusia masih sangat minim, dalam hal sumber daya, baik sumberdaya
hal ini juga dialami sumber daya pendukung manusia, maupun sumberdaya yang lainnya,
seperti kenderaan operasional persampahan seperti sarana dan prasarana maupun
yang sangat minim jumlahnya (Wawancara anggaran.Hal itu dapat dilihat dari data
Tanggal 21 November 2015). Hasil yang pendukung yang menunjukkan jumlah alat
sama dikatakan olehMulyadi Halim, S.Pd., pengangkut sampah hanya 2 unit yang
M.Si. Camat Pasangkayu menyatakan bahwa: memiliki kemampuan 3-5 ton dalam
Mengenai sarana dan prasarana belum mengangkut sampah, sementara produksi
menunjang dan petugas persampahan belum sampah perhari mencapai 20 ton.
profesional dan banyak para pelanggan yang Keterbatasan tersebut membuat pelaksana
mengeluh karena penanganan para petugas kebijakan sulit untuk mengimplemetasikan
belum maksimal yang dikarenakan kebijakan secara maksimal, sementara dalam
ketersediaan alat belum memadai kabijakan tersebut pelaksana dituntut untuk
(Wawancara Tanggal 22 November 2015). profesional dalam menjalankan kebijakan.
Keberadaan sumber daya manusia serta Hal tersebut tidak sejalan dengan
sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kenyataan di lapangan, di mana pelaksana
kebijakan retribusi pelayanan persampahan sulit menjalankan kebijakan dengan
sangat penting. Namun dalam penelitian ini maksimal karena mengalami keterbatasan
hal tersebut belum mendukung, artinya masih faktor pendukung, baik itu SDM maupun
terjadi keterbatasan sumber daya manusia sarana dan prasarana serta finansial/anggaran
dan sarana prasarana. Hal tersebut yang digunakan. Sumber daya manusia yang
mengakibatkan pada pelaksanan kebijakan ada masih sangat minim, karena bidang yang
menjadi kurang seimbang, karena dukungan membidangi masalah kebersihan di Dinas
sumberdaya yang masih sangat minim. Perumahan Rakyat dan Tata Ruang
jumlahnya sangat sedikit, yaitu hanya 3 (tiga)
orang pegawai. Banyak hanya tenaga
Norhana, Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan Di Kota Pasangkayu………......115

kebersihan yang bukan pegawai, yaitu Untuk melihat karakteristik agen


sebanyak 32 orang yang tentunya memiliki pelaksana kebijakan terkait dengan pola
tugas dan peran masing-masing. hubungan seperti struktur birokrasi, dan
Sementara itu, sarana dan prasarana hubungan di antara pelaksana kebijakan
yang mendukung juga masih kurang, bak berjalan telah sesuai aturan-aturan yang
sampak masih minim, mobil pengangkut dijelaskan dalam kebijakan retribusi
sampah hanya 2 unit. Hal ini mengakibatkan pelayanan persampahan. Untuk mengetahui
pelaksanaan kebijakan menajdi kurang hal tersebut, maka dapat dilihat darihasil
maksimal. Hal ini diperparah dengan wawancara dengan Tanwir Miliansyah, S.E.,
keterbatasan anggaran, di mana program- M.Si.Lurah Pasangkayu menyatakan bahwa:
program kebijakan banyak yang tidak masuk Hubungan agen pelaksana sudah baik namun
dalam RKA, sehingga dalam pelaksanaan belum berjalan maksimal, seperti masih ada
kebijakan menjadi kurang maksimal yang ketidakjelasan peran baik dari dinas maupun
disebabkan oleh minimnya anggaran yang pihak terkait seperti kecamatan ataupun
disediakan oleh pemerintah Kabupaten kelurahan (Wawancara Tanggal 21
Mamuju Utara melalui dinas terkait, yang November 2015).
dalam hal iniDinas Perumahan Rakyat dan Pola hubungan antara agen pelaksana
Tata Ruang. dalam kebijakan retribusi pelayanan
Beradasrkan hasil pembahasan yang persampahan di Kota Pasangkayu sudah
dikemukakan, maka disimpulkan bahwa dijalankan dengan baik, namun hal itu belum
impelemntasi kebijakan retribusi pelayanan dijalankan secara maksimal, terutama yang
persampahan belum didukung oleh berkaitan dengan peranbaik dari dinas
keberadaan sumber daya yang memadai, baik maupun pihak terkait seperti kecamatan
itu sumber daya manusia, maupun ataupun kelurahan terkadang masih belum
sumberdaya pendukung seperti sarana dan jelas, sehingga masih membingnungkan
prasarana serta anggaran yang disediakan pelaksana terkait dengan tupoksinya. Namun
karena banyak program yang belum masuk di sisi lain, mereka (pihak terkait) sudah
dalam rencana kerja yang mengakibatkan melakukan koordinasi untuk menjalankan
pelaksanaan kebijakan belum maksimal. kebijakan tersebut, meskipun hal tersebut
belum sepenuhnya berjalan maksimal, namun
3. Karakteristik Agen Pelaksana pelaksa sudah mengupayakan pelaksanaan
Pusat perhatian pada agen pelaksana kebijakan dengan maksimal.
meliputi organisasi formal dan organisasi Berdasarkan uraian pembahasan yang
informal yang akan terlibat dalam dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
pengimplementasian kebijakan. Hal ini pola hubungan di antara agen pelaksana
penting karena kinerja implementasi sudah dijalankan dengan baik, seperti
kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri melakukan koordinasi dengan semua pihak,
yang tepat serta cocok dengan para agen dan pelaksana juga melaksanakan kebijakan
pelaksananya. Hal ini berkaitan dengan sebagaimana yang tertuang dalam peraturan
konteks kebijakan yang akan dilaksanakan daerah.
pada beberapa kebijakan dituntut pelaksana
kebijakan yang ketat. Pada konteks lain 4. Sikap Para Pelaksana
diperlukan agen pelaksana yang demokratis Sikap pelaksana kebijakan
dan persuasif. Selaian itu, cakupan atau luas dipengaruhi oleh pendangannya terhadap
wilayah menjadi pertimbangan penting dalam suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh
menentukan agen pelaksana kebijakan. kebijakan itu terhadap kepentingan-
kepentingan organisasinya dan kepentingan-
116 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 109-120 ISSN: 2302-2019

kepentingan pribadinya. Terdapat tiga macam Untuk mengetahui sikap pelaksana


elemen respon yang dapat mempengaruhi dalam memahami standar dan tujuan
kemampuan untuk melaksanakan suatu kebijakan, maka dapat dilihat darihasil
kebijakan, antara lain terdiri dari pertama, wawancara dengan Emiwati, staf Kelurahan
pengetahuan, pemahaman dan pendalaman Pasangkayu menyatakan bahwa:
terhadap kebijakan, kedua, arah respon Pelaksaa kebijakan retribusi pelayanan
mereka apakah menerima, netral atau persampahan sudah menunjukkan respon
menolak, dan ketiga, intensitas terhadap positif terhadap pelaksanaan kebijakan,
kebijakan. mereka saling mendukung dan saling
Pemahaman tentang maksud umum koordinasi dalam menjalankan kebijakan ini
dari suatu standar dan tujuan kebijakan (Wawancara Tanggal 21 November 2015).
adalah penting. Karena, bagaimanapun juga Hasil yang sama dikatakan olehTanwir
implementasi kebijakan yang berhasil, bisa Miliansyah, S.E., M.Si.Lurah Pasangkayu
jadi gagal ketika para pelaksana, tidak menyatakan bahwa:
sepenuhnya menyadari terhadap standar dan Pelaksana kebijakan retribusi pelayanan
tujuan kebijakan. Arah disposisi para persampahan ini sudah cukup baik, mereka
pelaksana terhadap standar dan tujuan melaksanakan kebijakan sebagaimana
kebijakan. Arah disposisi para pelaksana tugasnya masing-masing, jadi mengenai hal
terhadap standar dan tujuan kebijakan juga ini saya rasa sudah ditunjukkan dengan
merupakan hal yang penting. Implementor dukungan (Wawancara Tanggal 21
mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan November 2015).
kebijakan, dikarenakan mereka menolak apa Hasil wawancara yang dikemukakan
yang menjadi tujuan suatu kebijakan. menunjukkan bahwa pelaksana kebijakan
Sebaliknya, penerimaan yang menyebar dan retribusi pelayanan persampahan di Kota
mendalam terhadap standar dan tujuan Pasangkayu sudah menunjukkan respon
kebijakan diantara mereka yang bertanggung positif. Artinya pelaksa mendukung
jawab untuk melaksanakan kebijakan pelaksanaan kebijakan, karena kebijakan
tersebut, adalah merupakan suatu potensi tentang sampah ini sudah menjadi bagian
yang besar terhadap keberhasilan penting untuk semua kalangan, termasuk
implementasi kebijakan. Pada akhirnya, untuk lingkungan yang sehat. Jadi semua
intesitas disposisi para pelaksana dapat pihak pasti akan menunjukkan
mempengaruhi pelaksana kebijakan. pelaksanannya, tergantung sikap pelaksana
Kurangnya atau terbatasnya intensitas yang menunjukkan, apakah dilakukan dengan
disposisi ini, akan bisa menyebabkan berdasarkan aturan atau tidak.
gagalnya implementasi kebijakan. Berdasarkan hasil pembahasan yang
Sikap pelaksana kebijakan sangat dilakukan, maka disimpulkan bahwa
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan impelemntasi kebijakan retribusi pelayanan
suatu implementasi kebijakan. Hal ini sangat persampahan di Kota Pasangkayu sudah
mungkin terjadi karena kebijakan yang mendapatkan dukungan atau respon positif
dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga dari pelaksana. Artinaya pelaksana mau
setempat yang mengenal betul permasalahan menjalankan kebijakan sesuai tujuannya,
dan persoalan yang mereka rasakan. Tetapi karena kebijakan persampahan merupakan
kebijakan publik biasanya bersifat top down kebijakan yang menyentuh semua pihak
yang sangat mungkin para pengambil sehingga perlu didukung dalam
keputusan tidak mengetahui bahkan tak pelaksanannya.
mampu menyentuh kebutuhan, keinginan
atau permasalahan yang harus diselesaikan.
Norhana, Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan Di Kota Pasangkayu………......117

5. Komunikasi Antar organisasi mengimplementasikan kebijakan retribusi


Pelaksana pelayanan persampahan. Untuk mengetahui
Pelaksanaan kebijakan publik yang hal tersebut, maka dapat dilihat dari hasil
efektif, dalam pelaksanaannya diperlukan wawancara dengan Kamaruddin, S.T.Kepala
suatu komunikasi, karena itu standar dan Bidang Kebersihan dan PertamananDinas
tujuan kebijakan harus dikomunikasikan Perumahan Rakyat dan Tata Ruang
kepada para pelaksana. Komunikasi dalam Kabupaten Mamuju Utara menyatakan
kerangka penyampaian informasi kepada bahwa:
para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi koordinasi/komunikasi dengan instansi lain
standar dan tujuan harus konsisten dan yang terkait tentang kebijakan retribusi
seragam dari berbagai sumber informasi.Jika pelayanan persampahan sudah berjalan
tidak ada kejelasan dan konsistensi serta (Wawancara Tanggal 20 November 2015).
keseragaman terhadap suatu standar dan Melihat hasil yang dikemukakan, maka
tujuan kebijakan, maka yang menjadi standar dapat dilihat bahwa dalam hal komunikasi
dan tujuan kebijakan sulit untuk bisa dicapai. dan koordinasi dengan pihak terkait dalam
Berdasarkan komunikasi yang pelaksanaan kebijakan retribusi pelayanan
dilakukan, para pelaksana kebijakan dapat persampahan ini sudah dilakukan oleh semua
mengetahui apa yang diharapkan darinya dan pihak. Baik itu yang dilakukan di kelurahan,
tahu apa yang harus dilakukan. Dalam suatu kecamatan, dan dinas terkait Dinas
organisasi publik, pemerintah daerah Perumahan Rakyat dan Tata Ruang
misalnya, komunikasi sering merupakan Kabupaten Mamuju Utara pada bidang
proses yang sulit dan komplek. Proses kebersihan.
pentransferan berita kebawah di dalam Hal-hal tersebut dilakukan guna untuk
organisasi atau dari suatu organisasi ke menyatukan pemahaman terhadap
organisasi lain, dan ke komunikator lain, pelaksanaan kebijakan, karena dengan jalan
sering mengalami gangguan baik yang menyatukan pemahaman tersebut dapat
disengaja maupun tidak. Jika sumber memberikan dampak dalam pelaksanaan
komunikasi berbeda memberikan kebijakan yang sedang dilaksanakan, karena
interprestasi yang tidak sama terhadap suatu tanpa peran dari beberapa pihak terkait,
standar dan tujuan, atau sumber informasi sangat sulit membuat kebijakan yang
sama memberikan interprestasi yang penuh dilaksanakan akan berhasil.
dengan pertentangan, maka pada suatu saat Berdasarkan hasil observasi dan
pelaksana kebijakan akan menemukan suatu wawancara terkait dengan komunikasi antar
kejadian yang lebih sulit untuk melaksanakan organisasi pelaksana, maka disimpulkan
suatu kebijakan secara intensif. Dengan bahwa implementasi kebijakan retribusi
demikian, prospek implementasi kebijakan pelayanan persampahan dalam hal kejelasan
yang efektif, sangat ditentukan oleh tugas sudah dilakukan pembagian tugas, baik
komunikasi. Disamping itu, koordinasi itu yang dilakukan dinas terkait, kelurahan
merupakan mekanisme yang ampuh dalam maupun kecamatan yang bertujuan untuk
implementasi kebijakan. Semakin baik mempermudah pelaksanaan tugas pokok dan
koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak fungsi masing-masing pihak yang terkait.
yang terlibat dalam implementasi kebijakan, Selain itu, komunikasi juga sudah dilakukan
maka kesalahan akan semakin kecil, dengan tujuan untuk menyatukan
demikian sebaliknya. pemahaman dari semua pihak yang
Untuk melihat komunikasi antar melaksanakan kebijakan, karena dengan
organisasi dalam kebijakan tentang kejelasan demikian dapat mempermudah dalam
pembagian tugas dalam
118 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 109-120 ISSN: 2302-2019

pelaksanaan kebijakan yang sedang Kelompok kepentingan belum sepenuhnya


dilaksanakan. memberikan dukungan, karena dari segi
sosialnya, kepatuhan masyarakat dalam
6. Lingkungan Ekonomi, Sosial dan pelaksanaan kebijakan masih rendah, hal ini
Politik juga diakibatkan oleh keterbatasan
Hal terakhir yang perlu diperhatikan masyarakat dari segi ekonomi yang membuat
guna menilai kinerja implementasi kebijakan pelayanan retribusi sampah belum maksimal
adalah sejauh mana lingkungan eksternal (Wawancara Tanggal 21 November 2015).
turut mendorong keberhasilan kebijakan Kemudian hasil wawancara dengan
publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan Emiwati, staf Kelurahan Pasangkayu
politik yang tidak kondusif dapat menjadi menyatakan bahwa:
sumber masalah dari kegagalan kinerja Kelompok kepentingan sudah memberikan
implementasi kebijakan. Karena itu, upaya dukungan, namun hal tersebut masih belum
implementasi kebijakan mensyaratkan sepenuhnya terlihat, karena masih terdapat
kondisi lingkungan eksternal yang kondusif. pihak-pihak yang kurang perduli terhadap
Untuk mengetahui hal tersebut maka dapat pelaksanaan kebijakan (Wawancara Tanggal
dilihat dari hasil hasil wawancara dengan 21 November 2015).
Kamaruddin, S.T.Kepala Bidang Kebersihan Serta hasil wawancara dengan Mulyadi
dan PertamananDinas Perumahan Rakyat dan Halim, S.Pd., M.Si. Camat Pasangkayu
Tata Ruang Kabupaten Mamuju Utara menyatakan bahwa dukungan kelompok
menyatakan bahwa dukungan dari kelompok kepentingan tidak mayoritas dalam artian
kepentingan dan masyarakat yang ada di setengah-setengah. Inilah yang menyebabkan
Kota Pasangkayu masih kurang sehingga penanganan masalah persampahan sangat
masih diperlukan sosialisasi (Wawancara berjalan lamban (Wawancara Tanggal 22
Tanggal 20 November 2015). November 2015). Kurangnya dukungan dari
Dukungan dari kelompok yang pihak yang berkepentingan ini dapat
berkepentingan terhadap pelaksanaan memberikan dampak buruk bagi pelaksanaan
kebijakan retribusi pelayanan persamahan di kebijakan retribusi pelayanan persampahan
Kota Pasangkayu belum berjalan ini, karena kebijakan ini membutuhkan
sebagaimana mestinya, artinya masih ada dukungan baik dari beberapa segi seperti segi
yang belum mendukung yang ditunjukkan ekonomi, politik, mauun sosial.
dengan ketidakpedulian, seperti yang Segi ekonomi memebrikan dampak
dilakukan masyarakat yang masih memiliki karena ini berkaitan dengan perekonomian
kesadaran yang rendah dalam menanggapi masyarakat di Kota Pasangkayu, jadi hal
pelaksanaan kebijakan seperti kurang taat tersebut juga sangat penting dalam
pada aturan yang ditetapkan, tidak membayar mendukung pelaksanaan kebijakan retribusi
iuran sampah, membuang sampah bukan pelayanan persampahan tersebut. Sementara
pada tempatnya. Sementara kelompok dari segi politik, hal itu juga sangat
kepentingan yang lain juga kurang tegas dibutuhkan, karena kebijakan publik yang
dalam menyikapi petidakpatuhan masyarakat berkaitan dengan kebijakan retribusi
sehingga membuat kebijakan ini seperti pelayanan sampah ini merupakan kebijakan
hanya di atas kertas saja. yang dihasilkan dari keputusan politik
Hasil diatas diperkuat dan dipertegas pemerintah daerah oleh dewan perwakilan
oleh hasil wawancara dengan Tanwir rakyat daerah, sehingga dibutuhkan
Miliansyah, S.E., M.Si. Lurah Pasangkayu dukungan yang dapat memperlancar
menyatakan bahwa: pelaksanaan kebijakan, sedangkan dari segi
sosialnya, dapat menghasilkan keindahan,
Norhana, Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan Di Kota Pasangkayu………......119

kelestarian dan kebersihan lingkungan Rekomendasi


masyarakat di Kota Pasangkayu, bahkan Berdasarkan hasil kesimpulan yang
dapat menunjang kesehatan masyarakat didapatkan, maka di sarankan kepada pihak
secara umum. terkait untuk memperhatikan masalah tujuan
Berdasarkan uraian pembahasan yang dan ukuran kebijakan, agar pemerintah lebih
dilakukan, maka disimpulkan bahwa memperhatikan masalah penyediaan
impementasi kebijakan retribusi pelayanan anggaran yang lebih dalam Rencana Kerja
persampahan di Kota Pasangkayu dalam hal Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
dukungan serta sikap publik terhadap (RKA-SKPD) khususnya dibidang
kebijakan yang diimplementasikan belum Kebersihan agar pelaksanan program
sepenuhnya dilakukan, karena masih terlihat kebijakan persampahan sesuai ukuran dan
sikap publik yang kurang sadar akan tujuannya dapat berjalan maksimal dan
pelaksanaan kebijakan, bahkan pihak terkait mencapai target. Selain itu perlu penambahan
seperti pemerintah juga masih kurang tegas sumberdaya, baik Sumber Daya Manusia
dalam menindaklanjuti ketidakpatuhan yang terdiri dari PNS dan Non PNS (Tenaga
masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan Kebersihan) maupun sarana (Kendaraan
tersebut. Pengangkut Sampah), prasarana (Tempat
Penampungan Sampah Sementara dan Akhir)
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI dan anggaran operasional pelaksanaan, serta
perlu memperhatikan masalah lingkungan
Kesimpulan
ekonomi, sosial dan politik yang juga
Berdasarkan hasil pembahasan, maka
merupakan salah satu pendukung kinerja
disimpulkan bahwa Implementasi Kebijakan
kebijakan dengan melakukan kegiatan
Retribusi Pelayanan Persampahan/
sosialisasi dibidang persampahan/kebersihan
Kebersihan di Kota Pasangkayu Kabupaten
secara rutin dan terus menerus.
Mamuju Utara belum menunjukkan kinerja
yang maksimal, karena aspek yang diteliti
seperti ukuran dan tujuan, sumberdaya, dan UCAPAN TERIMAKSIH
lingkungan ekonomi, sosial, dan politik Puji syukur penulis panjatkan
belum berjalan maksimal. Ukuran dan tujuan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat
kebijakan belum maksimal karena dan Hidayah-Nya yang senantiasa
keterbatasan anggaran mengakibatkan memberikan kesehatan sehingga penulis
banyak program yang belum terakomodir dapat menyelesaikan penyusunan artikel ini.
dalam rencana kerja anggaran sehingga Dengan segala kerendahan hati, penulis
pelaksanaan kebijakan belum maksimal menyampaikan ucapan terimakasih dan
sebagaimana ukuran dan tujuannya. penghargaan yang setinggi – tingginya
Sumberdaya masih terbatas, baik itu sumber kepada Bapak Dr. Nawawi Natsir, M.Si dan
daya manusia, sarana dan prasarana serta Ibu Dr. Intam Kurnia, M.Si. selaku tim
anggaran yang disediakan, serta lingkungan pembimbing.
ekonomi, sosial dan politik belum
sepenuhnya mendukung, karena sikap publik DAFTAR RUJUKAN
yang kurang sadar akan pelaksanaan Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar
kebijakan, bahkan pihak terkait seperti Kebijakan Publik. Cetakan Kedua.
pemerintah juga masih kurang tegas dalam Bandung: Alfabeta.
menindaklanjuti ketidakpatuhan masyarakat Corbin, Juliet. & Strauss, Anselm 2009.
terhadap pelaksanaan kebijakan. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif Tata
langkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi.
120 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 109-120 ISSN: 2302-2019

Cetakan Ke III. Penerjemah:


Muhammad Shodiq & Imam
Muttaqien. Yogyakarta: Penerbit:
Pustaka Pelajar.
Miles, Matthew B., dan Huberman, A.
Michael. 2009. Analisis Data
Kualitatif. Penerjemah: Tjetjep
Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit
Universitas (UI-Press).
Peraturan Daerah Kabupaten Mamuju Utara
Nomor 25 tentang Retribusi Pelayanan
Persampahan/Kebersihan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah.

Anda mungkin juga menyukai