ID Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayan
ID Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayan
Norhana
Mahasiswa Program Studi Magister Administrasi Publik Pascasarjana Universitas Tadulako
Abstract
This study aims to identify and describe the policy implementation levy Pasangkayu waste
services in the city of North Mamuju regency. This type of research is qualitative. The informants
are officers of Housing and Spatial Planning and the community in the City Pasangkayu.
Collecting data using observations, interviews, and documentation, while data analysis using data
reduction, data presentation, drawing conclusions/verifikasi.Hasil research shows the retribution
policy implementation Pasangkayu waste services in the city has not shown that the maximum
performance, because the aspects studied such as the size and purpose , resources, and the
economic environment, social, political and not running optimally. The size and purpose of the
policy is not maximized due to budget constraints resulted in a lot of programs that have not been
accommodated in the work plan the budget so that policy implementation is not maximized as the
size and purpose. Resources are limited, be it human resources, facilities and infrastructure and
the budget provided, sertalingkungan economic, social and politikbelum fully support, because of
the attitude of the public is less aware of the implementation of the policy, even related parties such
as the government is still less strict in following up civil disobedience the implementation of
policies.
Keywords: Public Policy, Impelemntasi Policy, Waste.
109
110 e Jurnal Katalogis, Volume 4 Nomor 5, Mei 2016 hlm 109-120 ISSN: 2302-2019
yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi dengan disposisi para pelaksana
data, penyajian data, penarikan (implementors). Arah disposisi para
kesimpulan/verifikasi. pelaksana (implementors) terhadap ukuran
dan tujuan kebijakan juga merupakan hal
HASIL DAN PEMBAHASAN yangpenting. Pelaksana akan gagal manakala
dalam pelaksanaan kebijakan mereka tidak
Implementasi Kebijakan Retribusi
mengerti dan memahami ukuran dan tujuan
Pelayanan Persampahan di Kota
kebijakan yang diimplementasikan.
Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara
Ukuran dan tujuan kebijakan retribusi
Implementasi merupakan sebuah
pelayanan persampahan di Kota Pasangkayu
tindakan yang dilakukan oleh pemerintah
Kabupaten Mamuju Utara diperlukan untuk
maupun swasta, baik secara individu maupun
mengarahkan dalam pelaksanaan kebijakan,
kelompok dengan maksud untuk mencapai
hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan.Implementasi
program yang sudah direncanakan. Ini
itu merupakan tindakan-tindakan yang
berkaitan dengan sejauhmana standar
dilakukan oleh pemerintah untuk mencapai
direalisasikan, karena kalau terlalu luas dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu
tidak jelas maka akan susah diukur. Ukuran
keputusan kebijakan. Pemerintah dalam
kebijakan retribusi pelayanan persampahan di
membuat kebijakan juga harus mengkaji
Kota Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara
terlebih dahulu apakah kebijakan tersebut
yang menjadi sasaran adanya kebrsihan dan
dapat memberikan dampak yang buruk atau
kelestarian lingkungan. Untuk mengetahui
tidak bagi masyarakat. Hal tersebut bertujuan
bagaimana ukuran dan tujuan kebijakan
agar suatu kebijakan tidak bertentangan
retribusi pelayanan persampahan di Kota
dengan masyarakat apalagi sampai
Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara, maka
merugikan masyarakat.
dapat dilihat dari hasil wawancara dengan
Untuk mengetahui bagaimana
Kamaruddin, S.T. Kepala Bidang Kebersihan
implementasi kebijakan retribusi pelayanan
dan Pertamanan Dinas Perumahan Rakyat
persampahan, maka dalam penelitian ini akan
dan Tata Ruang Kabupaten Mamuju Utara
dibahas dengan menggunakan teori
menyatakan bahwa:
implementasi kebijakan publik yang
Standar kebijakan tentang retribusi
dikemukakan oleh menurut Van Metter dan
pelayanan persampahan pada Bidang
Van Horn dalam Agustino (2008:142-144)
Kebersihan Dinas Perumahan Rakyat dan
ada enam variabel yag mempengaruhi
Tata Ruang Kabupaten Mamuju Utara belum
kebijakan publik, yaitu sebagai berikut:
jelas dan belum terukur, dilihat dari masih
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan banyaknya program atau kegiatan yang tidak
Kinerja suatu kebijakan dapat diukur terakomodir pada penyusunan RKA
tingkat keberhasilannya dari ukuran dan (penyusunan anggaran) karena keterbatas
tujuan kebijakan yang bersifat realistis anggaran yang disiapkan oleh Pemerintah
dengan sosio-kultur yang ada di level Daerah (Wawancara Tanggal 20 November
pelaksana kebijakan. Pemahaman tentang 2015).
maksud umum dari suatu standar dan tujuan Hasil tersebt menjelaskan dan
kebijakan adalah penting. Implementasi menggambarkan bahwa standar dan ukuran
kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal kebijakan pelayanan persampahan di
ketika para pelaksana, tidak sepenuhnya Kabupaten Mamuju Utara belum jelas dan
menyadari terhadap ukuran dan tujuan dari belum terukur. Hal itu disebabkan oleh belum
kebijakan yang diimplementasikan. Ukuran terlaksananya program kebijakan dengan
dan tujuan kebijakan memiliki hubungan erat maksimal. Belum maksimal tersebut
Norhana, Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan Di Kota Pasangkayu………......113
Keberhasilan implementasi kebijakan Hal tersebut juga dapat dilihat dari hasil
sangat tergantung dari kemampuan wawancara dengan Tanwir Miliansyah, S.E.,
memanfaatkan sumber daya yang tersedia. M.Si. Lurah Pasangkayu menyatakan bahwa:
Manusia merupakan sumber daya yang Sumberdaya manusia dan non manusia
terpenting dalam menentukan keberhasilan seperti staf, sarana dan prasarana belum
suatu implementasi kebijakan. Setiap tahap memadai. Sumberdaya manusia terutama
implementasi menuntut adanya sumber daya seksi yang menunjang bidang persampahan
manusia yang berkualitas sesuai dengan masih belum definitif. Manusia dan Non
pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan Manusia masih kekurangan staf baik
yang telah ditetapkan secara politik. dikantor maupun staf tenaga kebersihan,
Selain sumber daya manusia, sumber sarana dan prasarana masih belum memadai
daya finansial dan waktu menjadi terutama bak sampah dan mobil sampah
perhitungan penting dalam keberhasilan (Wawancara Tanggal 21 November 2015).
implementasi kebijakan. Untuk Hal yang sama juga di ungkapkan oleh
mengetahuisumberdaya manusia dan non Kamaruddin, S.T.Kepala Bidang Kebersihan
manusia seperti staf, sarana dan prasarana dan PertamananDinas Perumahan Rakyat dan
yang digunakan mengimplementasikan Tata Ruang Kabupaten Mamuju Utara
kebijakan retribusi pelayanan persampahan di Melihat hasil yang dikemukakan, maka
Kota Pasangkayu, maka dapat dilihat dari dapat dilihat bahwa dalam pelaksanan
hasil wawancara dengan Emiwati, staf kebijakan retribusi pelayanan persampahan
Kelurahan Pasangkayu menyatakan bahwa dalam penelitian ini masih sangat terbatas
sumber daya manusia masih sangat minim, dalam hal sumber daya, baik sumberdaya
hal ini juga dialami sumber daya pendukung manusia, maupun sumberdaya yang lainnya,
seperti kenderaan operasional persampahan seperti sarana dan prasarana maupun
yang sangat minim jumlahnya (Wawancara anggaran.Hal itu dapat dilihat dari data
Tanggal 21 November 2015). Hasil yang pendukung yang menunjukkan jumlah alat
sama dikatakan olehMulyadi Halim, S.Pd., pengangkut sampah hanya 2 unit yang
M.Si. Camat Pasangkayu menyatakan bahwa: memiliki kemampuan 3-5 ton dalam
Mengenai sarana dan prasarana belum mengangkut sampah, sementara produksi
menunjang dan petugas persampahan belum sampah perhari mencapai 20 ton.
profesional dan banyak para pelanggan yang Keterbatasan tersebut membuat pelaksana
mengeluh karena penanganan para petugas kebijakan sulit untuk mengimplemetasikan
belum maksimal yang dikarenakan kebijakan secara maksimal, sementara dalam
ketersediaan alat belum memadai kabijakan tersebut pelaksana dituntut untuk
(Wawancara Tanggal 22 November 2015). profesional dalam menjalankan kebijakan.
Keberadaan sumber daya manusia serta Hal tersebut tidak sejalan dengan
sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kenyataan di lapangan, di mana pelaksana
kebijakan retribusi pelayanan persampahan sulit menjalankan kebijakan dengan
sangat penting. Namun dalam penelitian ini maksimal karena mengalami keterbatasan
hal tersebut belum mendukung, artinya masih faktor pendukung, baik itu SDM maupun
terjadi keterbatasan sumber daya manusia sarana dan prasarana serta finansial/anggaran
dan sarana prasarana. Hal tersebut yang digunakan. Sumber daya manusia yang
mengakibatkan pada pelaksanan kebijakan ada masih sangat minim, karena bidang yang
menjadi kurang seimbang, karena dukungan membidangi masalah kebersihan di Dinas
sumberdaya yang masih sangat minim. Perumahan Rakyat dan Tata Ruang
jumlahnya sangat sedikit, yaitu hanya 3 (tiga)
orang pegawai. Banyak hanya tenaga
Norhana, Implementasi Kebijakan Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan Di Kota Pasangkayu………......115