Anda di halaman 1dari 2

Plasma nutfah

Penggunaan plasma nutfah pada jagung hibrida, varietas yang dilepas adalah hibrida silang puncak
ganda, namun sekrang yang lebih banyak digunakan adalah hibrida silang tunggal. Plasma nutfah dapat
didapatkan dengan open cultivars atau dengan persilangan varietas besari bebas.

Plasma nutfah yang beragam karakter genetiknya sangat berperan penting dalam program pemuliaan.
Paliwal (2000) menyatakan bahwa faktor terpenting dalam pembentukan hibrida adalah pemilihan
plasma nutfah pembentuk populasi dasar yang akan menentukan tersedianya tetua unggul. Tetua yang
berasal dari plasma nutfah superior dengan karakter agronomi ideal akan menghasilkan galur yang
memiliki daya gabung umum dan daya gabung khusus yang tinggi. Untuk membentuk galur hibrida
diperlukan setidaknya 2 populasi yang memiliki latar belakang plasma nutfah dengan keragaman genetik
yang luas, penampilan persilangan yang menonjol. Populasi yang digunakan juga harus memiliki
toleransi yang tahan akan naungan. Adanya perbedaan frekuensi gen-gen yang berbeda dari masing-
masing inbrida diutamakan persilangan-persilangan antara bahan genetik atau populasi yang kontras
atau berbeda sumber plasma nutfahnya.

Materi genetik yang digunakan adalah galur toleran naungan M7DR 4.8.8, galur peka naungan G-203-1,
G-203-1, F1 hasil persilangan G-2031 x M7DR 4.8.8, F2 keturunan dari F1, dan BC1F1 dan BC2F1. Enam
populasi generasi dasar yang digunakan terdiri dari populasi P1 sebagai tetua peka (G-203-1), P2 sebagai
tetua toleran (M7DR 4.8.8), F1 (P1 x P2), F2 (F1 selfing), BCP1 (F1 x P1) dan BCP2 (F1 x P2). Data
parameter hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji skala secara individu (scalling test)
menurut Hayman (1954) dan Jinks & Jones, (1958) dan uji skala gabungan (joint scalling test) menurut
Bellmann (1973); Singh (1979).

Pengembangan inbrida jagung

Jagung merupakan tanaman dengan penyerbukan silang. Untuk mendapatkan persilangan yang
diinginkan diperlukan persilangan buatan yang didapat dari plasma nutfah tersebut yang akan
menghasilkan galur yang memiliki daya gabung umum dan daya gabung khusus.

Pembuatan inbrida jagung biasanya dilakukan dengan penyerbukan sendiri karena dengan cara ini
homozigositas dapat dicapai dengan cepat. Biasanya inbrida yang diperoleh dari persilangan dua inbrida
induk yang mempunyai daya gabung yang tinggi akan mempunyai sifat sedemikian rupa.

Tahap pelaksanaan seleksi dapat dilakukan dengan seleksi metode curah adalah prosedur dengan
mencampur biji dengan jumlah yang sama dari tongkol hasil silangdiri. Apabila dilakukan silang diri 300
tanaman ambil 4 biji dari tiap tongkol untuk ditanam lagi. Lakukan silangdiri lagi 300 tanaman yang
dikehendaki dan ambil lagi 4 biji dari tiap tongkol dan pekerjaan ini dilakukan 4 generasi dan galur S4 ini
dievaluasi daya gabungnya. Modifikasi dapat dilakukan dengan mengevaluasi daya gabung pada S1 dan
galur terpilih dilanjutkan silangdiri tetapi biji dari 1-3 tongkol dari hasil silangdiri masing-masing galur
terpilih dicampur dan silangdiri dilanjutkan sampai mencapai homozigot. Seleksi curah dapat
menghemat biaya dan dapat dilakukan dengan banyak populasi sekaligus.

Seleksi pemilihan galur inbrida


Dilakukannya seleksi selama tahapan inbriding sangat berguna untuk mencapai tujuan dalam
pembuatan inbrida. Dengan demikian seleksi sangat efektif dalam memperbaiki sifat-sifat galur inbrida
sendiri. Dengan cara ini, seleksi berfungsi memusnahkan galur-galur yang sulit diperbanyak dan karena
itu tidak berguna dalam menghasilkan hibrida yang baik. Seleksi yang dilakukan selama proses inbriding
menyumbangkan sebagian kecil saja dari perolehan daya hasil yang telah dicapai dalam pembentukkan
hibrida.

Pengujian daya hasil

Nilai suatu inbrida ditentukan oleh kemampuannya menghasilkan hibrida unggul dalam kombinasi
dengan inbrida-inbrida lainnya. Pengujian daya gabung dilaksanakan secara langsung, dengan
menyilangkan masing-masing inbrida dalam sebanyak mungkin inbrida lain.

Uji daya gabung adalah cara untuk menilai kemampuan inbrida berdasarkan daya hasil silang-puncaknya
dengan genotipe tertentu. Jika galur inbrida yang diseleksi mempunyai daya gabung yang rendah,
pemulia dapat membuang galur inbrida atau melakukan populasi donor gen tanpa ada risiko berat
akibat hilangnya materi berharga sehingga galur yang didapat sesuai dengan yang diinginkan yaitu tahan
terhadap naungan.

Anda mungkin juga menyukai