2. Pengertian Geopolitik
Geopolitik, dari bahasa Yunani Γη (bumi) dan Πολιτική (politik),
secara luas merujuk pada hubungan antara politik dan teritori dalam skala
lokal atau internasional. Geopolitik mencakup praktik analisis, prasyarat,
1
Prof Dr. H. Kaelan, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi, Paradikma, Yogyakarta, 2010 hlm. 125.
2
perkiraan, dan pemakaian kekuatan politik terhadap suatu wilayah. Secara
spesifik, geopolitik merupakan metode analisis kebijakan luar negeri yang
berupaya memahami, menjelaskan, dan memperkirakan perilaku politik
internasional dalam variabel geografi. Variabel geografi tersebut umumnya
mengarah pada: lokasi geografis negara atau negara yang dipertanyakan,
ukuran negara yang terlibat, iklim wilayah tempat negara tersebut berada,
topografi wilayah, demografi, sumber daya alam, dan perkembangan
teknologi.2 Secara tradisional, istilah ini lebih digunakan pada dampak
geografi terhadap politik, namun pemakaiannya telah berubah dalam satu abad
terakhir untuk mencakup konotasi yang lebih luas.
Geopolitik secara tradisional menunjukkan hubungan antara kekuatan
politik dan ruang geografis. Dalam artian konkret, geopolitik sering dilihat
sebagai pemikiran yang mempelajari prasyarat strategis berdasarkan
kepentingan relatif kekuatan daratan dan laut dalam sejarah dunia. Tradisi
geopolitik secara konsisten mempelajari korelasi kekuatan geopolitik dalam
politik dunia, identifikasi wilayah inti internasional, dan hubungan antara
kemampuan laut dan darat.3
2
Evans, G & Newnham, J., (1998), "The Penguin Dictionary of International relations", Penguin Books,
London, Uk. ISBN 0-14-051397-3
3
Oyvind Osterud, "The Uses and Abuses of Geopolitics", "Journal of Peace Research, no. 2, 1988, p. 192
4
Prof Dr. H. Kaelan, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi, Paradikma, Yogyakarta, 2010 hlm. 125.
3
kemudian menjadi wilayah negara Republik Indonesia.5 Meskipun nama
Indonesia pemberian dari Negara lain tetapi Bangsa Indonesia sangat
mencintai nama “Indonesia”. Seperti yang terdapat pada sumpah pemuda kata
Indonesia dipakai sebagai sebutan bagi bangsa, tanah air.
3.1.3 Konsepsi tentang Wilayah Lautan
Dalam perkembangan hukum laut internasional dikenal beberapa
mengenai pemilikan dan penggunaan wilayah laut sebagai berikut :
Res Nullius, menyatakan bahwa laut itu tidak ada yang memilikinya.
Cimmunis, menyatakan bahwa laut adalah milik masyarakat dunia
karena itu tidak dapat dimiliki oleh masing-masing negara.
Mare Liberum, menyatakan bahwa wilayah laut adalah bebas untuk
semua bangsa.
Mare Clausum ( The Right and Dominion Of the Sea), menyatakan
bahwa laut sepanjang laut saja yang dapat dimiliki oleh suatu negara
sejauh yang dapat dikuasai dari darat (waktu itu kira- kira 3 mil).
Archipelagic State Pinciples (asas Negara Kepulauan) yang
menjadikan dasar dalam Konvensi PBB tentang hukum laut.
5
Prof Dr. H. Kaelan, M.S. dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi, 3.1.4) Karakteristik Wilayah Nusantara Paradikma, Yogyakarta, 2010 hlm. 125.
4
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) tidak boleh melebihi 200 mil laut
dari garis pangkal. Di dalam ZEE Negara yang bersangkutan
memiliki hak berdaulat untuk keperluan eksplorasi, eksploitasi,
konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam hayati dari perairan.
Landasan kontinen suatu Negara berpantai meliputi dasar laut dan
tanah dibawahnya yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang
merupakan kelanjutan alamiah wilayah daratannya. Jarak 200 mil
laut dari garis pangkal atau dapat lebih dari itu dengan tidak
melebihi 350 mil, tidak boleh melebihi 100 mil dari garis batas
kedalaman dasar laut sedalam 2500 m6
6
Djoko Santoso, Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Jakarta, 2012,
hlm 128
7
Wiwit Kurniawati, Berbagi Ilmu, diakses dari
http://thesourthborneo22.blogspot.co.id/2013/01/geopolitik.html, pada tanggal 13 Februari 2018 pada pukul
15.20
5
Proses pertama dalam mengklaim dan mengembangkan wilayah
Indonesia dimulai sejak diproklamirkannya Indonesia bebas dari tangan
penjajah dan menjadi negara independen. Berikut sejarah perkembangan
Indonesia pada jaman proklamasi sekitar tahun 1945 sampai 1957:
Proklamasi menjadi gerbang untuk bngasa Indonesia yang merdeka
tapa adanya tekanan dari bangsa penjajah.
Periode ini merupakan fase di mana Indonesia yang tadinya hanya
memiliki wilayah terbatas pada daratan pulau yang terpisah
perairan atau selat harus mulai mengatur mana saja yang
merupakan wilayah Indonesia.
Sebelum kemerdekaan, aturan mengenai wilayah Indonesia
tertuang pada Teritoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie di
tahun 1963.8
Aturan tersebut pun sekadar mengatur soal batas teritorial lautan
Indonesia sejauh 3 mil dari garis pantai ketika surut.
Wilayah Indonesia adalah salah satu aspek yang terus
dibenahi. Sejak pemberontakan kepada para penjajah, bangsa kita
mencoba merebut kembali apa yang menjadi miliknya: tanah air.
Pemberontakan dan perlawanan untuk merebut kembali wilayah
Indonesia tidak bisa dilakukan sekali jadi. Ada beberapa tahapan
yang sudah dilalui dan berhasil hingga saat ini. Dalam beberapa
tahapan tersebut, wilayah-wilayah yang berhasil diklaim kembali
tidak langsung besar, melainkan beberapa tempat tertentu yang
dianggap krusial.
6
ini merupakan titik tolak bangsa Indonesia dalam menetapkan
wilayahnya yang tadinya berpacu pada aturan Teritoriale Zee en
Maritieme Kringen Ordonantie.
Dalam Deklarasi Djuanda juga disebutkan bahwa Indonesia
mengatur sistem negara kepulauan, yang pada saat itu konsep ini
menjadi pertentangan pada beberapa negara. Pertentangan ini
didasarkan pemahaman bahwa Deklarasi Djuanda akan berakibat
pada laut-laut di sekitar wilayah Indonesia tak lagi menjadi
wilayah bebas. Akibatnya, ketika negara lain hendak
memanfaatkan sumber alam dari wilayah sekitar perairan
Indonesia, mereka tidak bisa berperilaku semau diri dan harus
patuh pada perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia. Berikut isi dari Deklarasi Djuanda:
Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan
yang mempunyai corak tersendiri;
Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah
merupakan satu kesatuan;
Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi dapat
memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi
tersebut mengandung suatu tujuan:
Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik
Indonesia yang utuh dan bulat;
Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai
dengan asas negara Kepulauan; dan
Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih
menjamin keamanan dan keselamatan NKRI.
Sejak saat itu , luas wilayah Indonesia menurut Soemarsono, dkk.
(2001:68) menjadi bertambah luas yakni dari +2 juta km2 menjadi
+5km2, luas +65% wilayahnya terdiri dari laut atau perairan,
sedangkan +35% lagi adalah daratan. Jika dirinci daratan Indonesia
sendiri terdiri dari 17.508 buah pulau-pulau antara lain 5 pulau
besar (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Irian Jaya
7
(Papua)) dan +11.808 pulau-pulau kecil yang belum (ada) diberi
nama. Luas daratan dari seluruh pulau-pulau tersebut adalah
+2.028.087 km2, dengan panjang pantai 81.000 km. Topografinya
berupa pegunungan dengan gunung-gunung yang masih aktif
maupun tidak aktif (Soemarsono, dkk., 2001:68)9
8
Batas landas kontinen pada Selat Malaka bagian utara serta
Laut Andaman antara negara Indonesia dengan Thailand
yang sudah disepakati tanggal 17 Desember 1971 di
Bangkok. Perjanjian ini mulai dijalankan pada tanggal 7
April 1972.11
Demi kepastian hukum dan melindungi kebijakan
pemerintah, asas-asas pokok berkait dengan aturan-aturan landas
kontinen telah diatur dalam Undang-Undang No. 1 tahun 1973
tentang Landas Kontinen Indonesia. UU ini juga memberi dasar
bagi pengaturan eksplorasi serta penyelidikan ilmiah atas kekayaan
alam di landas kontinen dan masalah-masalah yang
ditimbulkannya (Kaelan M.S., 2007:134-135).12
11
Dhelia, Pusat pengetahuan Sosial, diakses dari https://materiips.com/perkembangan-wilayah-indonesia,
pada tanggal 13 Februari 2018 pukul 15.30
12
Mohamad Anas, et.al., Kewarganegaraan Identitas, Kebangsaan, dan Nilai Keindonesiaan, Madani,
Malang, 2017, hlm. 208.
9
9 Tahun 1985 yang berisi tentang Perikanan. Ada pun isi undang-
undang tentang ZEE tersebut antara lain:
Sumber daya alam hayati adalah semua jenis binatang dan
tumbuhan termasuk bagian-bagiannya yang terdapat di
dasar laut dan ruang air Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
Sumber daya alam non hayati adalah unsur alam bukan
sumber daya alam hayati yang terdapat di dasar laut dan
tanah di bawahnya serta ruang air Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia;
Penelitian ilmiah adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan penelitian mengenai semua aspek kelautan di
permukaan air, ruang air, dasar laut, dan tanah di bawahnya
di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia;
Konservasi sumber daya alam adalah segala upaya yang
bertujuan untuk melindungi dan melestarikan sumber daya
alam di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia; dan
Perlindungan dan pelestarian lingkungan laut adalah segala
upaya yang bertujuan untuk menjaga dan memelihara
keutuhan ekosistem laut di Zona Ekonomi Eksklusif
Indonesia.
10
Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita
serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945.
Untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-
cita dan tujuan nasional seperti tersebut diatas bangsa Indonesia harus
mampu menciptakan persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam
kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, social budaya dan
hankam. Isi menyangkut dua hal pertama realisasi aspirasi bangsa
sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita
dan tujuan nasional persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam
kebinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
4.3. Tata laku (Conduct)
Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari : -Tata
laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang
baik dari bangsa Indonesia. -Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam
tindakan, perbuatan dan perilaku dari bangsa Indonesia. Kedua tata laku
tersebut mencerminkan identitas jati diri/kepribadian bangsa
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga
dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan rasa
nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
11
masyarakat tiap daerah secara timbal balik dan kelestarian Sumber
Daya Alam (SDA) itu sendiri.
5.3. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan Sosial Budaya
Dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap lahir dan
batin yang mampu untuk menerima, mengakui dan menghormati segala
bentuk perbedaan atau kebhinnekaan sebagai kenyataan hidup sekaligus
menjadi karunia dari Sang Pencipta.
Implementasi Sosial Budaya ini juga akan menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang lebih rukun dan bersatu tanpa membeda-
bedakan agama, suku, asal daerah atau bahkan kepercayaan serta
golongan berdasar status sosialnya.
5.4. Implementasi Wawasan Nusantara dalam Kehidupan HanKam
Dalam kehidupan hankam akan menumbuhkembangkan rasa
kesadaran cinta tanah air dan bangsa yang nantinya apabila diterapkan
akan membentuk sikap Bela Negara dalam diri tiap Warga Negara
Indonesia.
Kesadaran dan Sikap Cinta Tanah Air dan bangsa serta Bela Negara
ini akan menjadi salah satu modal utama yang nantinya sebagai penggerak
partisipasi Warga Negara Indonesia di dalam menanggapi berbagi bentuk
datangnya ancaman, seberapapun kecilnya dan darimanapun datangnya, atau
setiap gejala yang membahayakan keselamatan bangsa dan kedaulatan
negara.
Di dalam Pembinaan seluruh aspek kehidupan nasional, dijelaskan
sebagaimana di atas bahwa Implementasi Wawasan Nusantara harus menjadi
nilai yang menjiwai segenap peraturan perundang-undangan yang berlaku di
setiap strata seluruh Indonesia.
Namun, di samping itu juga Wawasan Nusantara
diimplementasikan dalam segenap pranata sosial yang berlaku di masyarakat
dalam nuansa kebhinnekaan sehingga akan menciptakan kehidupan yang
lebih akrab, peduli, hormat, toleran dan taat kepada hukum.
12
6. Kasus Geopolitik Indonesia
Tidak dapat dipungkiri lagi, Indonesia memiliki kekayaan alam
yang melimpah, tidaka hanya dari daratnya saja tetapi juga dari
keanakaragaman laut. Tidak dapat dipungkiri jika Negara lain iri dengan
Negara Indonesia. Alhasil banyak nelayan-nelayan dari Negara lain
menyelinap masuk kawasan Indonrsia dan mencuri Ikan di lautan Indonesia.
Penangkapan ikan ilegal adalah penangkapan ikan yang dilakukan dengan
melanggar hukum yang telah ditetapkan di perairan suatu negara. Definisi
penangkapan ikan ilegal biasanya beriringan dengan penangkapan ikan yang
tidak diregulasi dan yang tidak dilaporkan, sehingga menyulitkan otoritas
setempat untuk memantau sumber daya yang telah dieksploitasi. Berdasarkan
FAO, penangkapan ilegal telah menyebabkan total kerugian hingga 23 miliar
dolar di seluruh dunia, dengan 30 persennya merupakan kerugian yang
dialami Indonesia13
Kerugian Indonesia akibat penangkapan ikan secara ilegal, atau
praktik illegal fishing cukup besar. Data Badan Pangan Dunia atau FAO
mencatat, kerugian Indonesia per tahun akibat illegal fishing Rp 30 triliun.
Data itu dinilai Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti cukup kecil.
Menurut hitung-hitungannya, akibat illegal fishing, kerugian negara per tahun
bisa mencapai US$ 20 miliar atau Rp 240 triliun.
Solusi dalam menangani Permasalahan tersebut:
1. Melakukan perlindungan wilayah perairan Zona Ekonomi Eksklusif
(ZEE) untuk pencegahan pencurian ikan (illegal fishing) di wilayah
indonesia
2. Melakukan tindakan hukum tegas bagi pelaku pencurian ikan (illegal
fishing) yang dilakukan oleh kapal asing di perairan zona ekonomi
eksklusif (zee) berdasarkan undang-undang nomor 31 tahun 2004
tentang perikanan. Tindakan hukum yang dapat dilakukan terhadap
pelaku pencurian ikan (illegal fishing) tersebut adalah :
a. Pidana penjara
b. Pidana denda
c. Penyitaan
13
Wikipedia Bnsiklopedia Bebas Indonesia, diakses rari
https://id.wikipedia.org/wiki/Penangkapan_ikan_ilegal, pada tanggal 18 Februari 2018pukul 6.20
13
3. Meningkatkan kompetensi nelayan tradisional dengan pemberdayaan
nelayan dapat mencegah pencurian ikan oleh kapal asing
Selain kebijakan yang dilakukan Indonesia di atas dengan dilandasi
oleh Undang-undang 45 Tahun 2009 tentang Perikanan,
Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla gencar memerangi Illegal, Unreported
and Unregulated (IUU) Fishing. dengan Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti. Selama tiga tahun Pemerintahan Jokowi-JK,
317 kapal pelaku IUU Fishing sudah ditenggelamkan 14. Dengan demikian
diharap para pelanggar illegal fishing jera dan tidak melakuakan kejahatan
pencurian di kawasan Indonesia.
Kesimpulan Kasus :
Dari contoh kasus ini yang berkaitan dengan geospolitik dan
geostrategi adalah kekayaan alam dan sumber daya yang terkandung di
dalamnya dimiliki sebuah Negara hendaknya dinikmati dan dimanfaatkan
oleh rakyatnya. Tanpa pengecualian melupakan tugas kita merawat dan
melindungi suatu ketahanan nasioanal suatu bangsa yang berdimensi
astagatra, yang artinya segenap kehidupan nasional yang kompleks, di
petakan secara sederhana, namun tetap mencerminkan kehidupan nasional
yang nyata.15 Jika semua itu dapat terjalin dengan baik dapat
memungkinkan suatu Negara dapat memberi jaminan kesejahteraan dan
keamanan kepada seluruh warganya.
14
Feby Novalius, okezon finance, diakses dari
ttps://economy.okezone.com/read/2017/10/18/320/1797813/3-tahun-jokowi-jk-berapa-kapal-
yang-ditenggelamkan-menteri-susi, dada tanggal 18 Februari 2018, pukul 6.40
15
Sedarnawti Yasni, citizenship, Meida Aksara, Bogor, 2010 hal 297
14