Anda di halaman 1dari 16

S1-PW-051

BAHASA INDONESIA

MAKALAH

ANALISIS PROFIL KEPENDUDUKAN KECAMATAN MANTRIJERON

KOTA YOGYAKARTA

Disusun Oleh:

MUHAMAD ROMADON

(17.86.0033)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AMIKOM

YOGYAKARTA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penduduk merupakan salah satu faktor penting dalam perencanaan pembangunan


daerah, Karena penduduk merupakan sumber daya manusia yang partisipasinya sangat
diperlukan agar perencanaan dapat berjalan dengan baik. Penduduk juga merupakan motor
penggerak pembangungan sehingga tidak dapat dilepaskan peranannya dalam
pembangunan daerah. Penduduk bukan hanya sebagai subjek dalam proses
pembangunan,tetapi penduduk juga bertindak sebagai objek, dimana ia akan menjadi target
dalam setiap proses pembangunan. Oleh karena itu analisis kependudukan sangat efesiensi
dan efektivitas perencanaan pembangunan agar berhasil sebagaimana diharapkan. Dalam
analisis kependudukan, banyak faktor yang perlu diperhatikan dan dianalisis sehingga
dapat memberikan informasi akurat dalam rangka menentukan berbagai keputusan yang
akan diambil selama proses perumusan Perencanaan Pembangunan Daerah.

Dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah data kependudukan memegang


peranan yang cukup penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang
tersedia maka semakin mudah mudah dan tepat rencana pembangunan wilayah dibuat.
Selain dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan juga berperan dalam evaluasi
pembangunan karena penduduk merupakan objek sekaligus subyek dari pembangunan.
Fungsi obyek penduduk karena penduduk menjadi target dan sasaran pembangunan yang
dilakukan oleh penduduk, dan fungsi penduduk sebagai subyek adalah penduduk menjadi
pelaku tunggal dari sebuah pembangunan. Kedua fungsi tersebut diharapkan berjalan
seiring dan sejalan secara berkesinambungan. ( Muta,ali Lutfi 2015)

Menurut Puspasari Amalia dkk (2013) data kependudukan tertuang dalam data
monografi dengan bentuk kuantitatif maupun kualitatif. Data monografi tersajikan dalam
berbagai macam dan bentuk yang semuanya memiliki manfaat di bidang perencanaan
pembangunan. Data-data demografi dapat diperoleh dari beberapa cara dari beberapa cara
antara lain melalui sensuspenduduk, registrasi penduduk dan survei penduduk secara
langsung. Sumber data ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk yang ada di
wilayah tertentu. Data demografi dapat diperoleh melalui survei sekunder yang biasanya
didapatkan melalui instansi-instansi terkait.

Data kependudukan yang sudah didapatkan dan sudah dikompilasi maka data
tersebut akan di analisis guna mendapatkan informasi kependudukan secara mudah seperti
jumlah penduduk, persebaran, dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan
sebab-sebab terjadinya perubahan itu yang biasanya timbulkan karena
kematian,kelahiran,migrasi, dan mibilitas penduduk.

Data kependudukan yang telah dianalisis maka perlu dicermati perubahan-perubahan


yang terjadi pada penduduk, karena setiap wilayah memiliki permasalahan kependudukan
yang berbeda-beda. Sehingga dari permasalahan kependudukan itu akan timbul isu
kependudukan. Timbulnya isu kependudukan ini terjadi kepada permasalahan yang terjadi
pada struktur penduduk yang berdampak pada kehidupan sosial bahkan dampak pada
bidang perencanaan wilayah dan kota. Oleh karena itu perlu adanya sebuah analisis untuk
mengetahui permasalahan-permasalahan kependudukan yang terjadi di suatu wilayah
untuk kemudian mencari solusi atas permasalahan tersebut. (Puspasari Amalia dkk 2013)

Kecamatana Mantijeron adalah sebuah kecamatan di Kota Yogyakarta, Provinsi


Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Nama 'Mantrijeron' diambil dari nama salah satu
kelurahan di kecamatan ini, yang merupakan tempat tinggal bagi para Mantri, yaitu kepala
Kemantren. Kecamatan Mantrijeron terletak di Kota Yogyakarta bagian selatan, berbatasan
dengan Kabupaten Bantul dengan luas 2,61 km² dan masih memiliki tanah sawah seluas
1,00ha.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistika Kota Yogyakart tahun 2018 Kecamatan
Mantrijeron terletak sekitar: 7.49˚14,85” Lintang selatan dan 110.21˚40,95” bujur timur,
dengan ketinggian 113 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Mantrijeron pada daerah
bagian Utara berbatasan dengan Kecamatan Kraton, Kecamatan Ngampilan, Arah Selatan
berbatasan dengan Kecamtan Sewon, dan Kabupaten Bantul, sedangkan Arah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Mergangsan, dan Arah Barat berbatasan dengan Kecamatan
Wirobrajan dan Kecamatan Kasihan Bantul. Sebagaimana daerah di Indonesia Kecamatan
Mantrijeron juga beriklim tropis dengan memperoleh pengaruh angin muson yang berganti
arah setiap setengah tahun sekali. Pengaruh angin muson ini akan menyebabkan timbulnya
musim hujan dan musim kemarau. Kecamatan Mantrijeron memiliki tiga kelurahan yaitu
Kelurahan Gedongkiwo, Kelurahan Suryodiingrat dan juga Kelurahan Matrijeron dan juga
231 RT (Ruukun Tetangga), 55 RW (Rukun Warga) serta 192 hansip laki-laki dan 3 hansip
perempuan. Penduduk Kecamatan Mantrijeron berdasar registrasi penduduk tahun 2016
sejumlah 35.324 jiwa dengan sex rasio 95,40.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar belakang yang telah dijabarkan diatas maka Rumusan masalah dari
makalah ini adalah sebagai berikut ;

1. Bagaimana profil Kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeron Kota


Yogyakarta ?
2. Bagaimana potensi kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeron Kota
Yogyakarta ?
3. Bagaimana Masalah kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeron Kota
Yogyakarta

1.3 Tujuan

Berdasarkan Rumusan masalah yang ada diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagi berikut:

1. Mengkaji profil kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeron Kota Yogyakarta.


2. Mengidentifikasi Potensi Kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeron Kota
Yogyakarta.
3. Mengidentifikasi Masalah Kependuduk yang ada di Kecamatan Mantrijeron Kota
Yogyakarta.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan dari penulisan makalah yang akan dicapai penulisan makalah ini
diharapkan mempunyai manfaat bagi masyarakat maupun penulis sendiri. Berikut manfaat
yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi mahasiswa adalah menjadi lebih kreatif dan berlatih berfikir
menganalisis potensi dan masalah kependuduk yang ada di Kecamatan Mantrijeron.
2. Manfaat bagi masyarakat adalah sebagai saran dan masukan kepada masyarakat dan
pemerintah dalam mengatasi permasalahan kependudukan dan mengoptimalkan
potensi kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeronn.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komposisi Pendudukan Kecamatan Mantrijeron

2.1.1 Jumlah dan kepadatan Penduduk

jumlah penduduk Kecamatan Mantrijeron pada tahun 2014 adalah 37664 jiwa
kemudian mengalami penurunan pada tahun 2015 menjadi 34950 jiwa, kemudian
mengalami peningkatan lagi pada tahun 2016 dan menglami penurunan jumlah
penduduk pada tahun 2017 yaitu menjadi 34940 jiwa dan meningkat lagi pada tahun
2018 menjadi 35324 jiwa.

Tabel jumlah penduduk Kecamatan Mantrijeron tahun 2014-2018

KELURAHAN 2014 2015 2016 2017 2018


Gedongkiwo 14671 13790 14061 13838 14012
Suryodiningratan 11731 10943 11142 10897 11105
Mantrijeron 11262 10217 10416 10205 10207
Total Jiwa 37664 34950 35619 34940 35324
Sumber: Badan Pusat Statistika Kota Yogyakarta tahun 2018

Jumlah penduduk kecamatan Mantrijeron jika dilihar dari perkelurahan makan


Kelurahan Gedongkiwo dari tahun 2014-2018 mempunyai jumlah penduduk paling
banyak. Kelurahan Gedongkiwo pada tahun 2018 memiliki jumlah penduduk
sebanyak 14.012 jiwa. Kelurahan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak
selanjutnya adalah Kelurahan Suryodiningratan yang memiliki jumlah penduduk pada
tahun 2018 sebanyak 11105 jiwa. Kelurahan yang memiliki jumlah penduduk paling
sedikit yaitu Kelurahan Mantrijeron yang memiliki jumlah penduduk pada tahun 2018
sebanyak 10207 jiwa.

2.1.2 Angka Kelahiran dan Kematian

Jumlah penduduk di sebuah daerah pastinya akan selalu bertambah, begitu juga di
Kecamatan Mantrijeron. Penduduk di Kecamatan Mantrijeron semakin bertambh dari
tahun ketahun. Pertambahan penduduk ini dikarenakan adanya angka pertambahan
penduduk yang dapat di tinjau dari jumlah angka kelahiran di kecamatan Mantrijeron
seperti tabel di bawah ini:

Tabel Jumlah Angka Kelahiran Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin,2014-2018


Kelurahan 2014 2015 2016 2017 2018
Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk Pr Lk
Gedongkiwo 87 71 87 76 71 95 74 74 75 93
Suryodiningratan 68 50 68 58 63 66 47 47 70 55
Mantrijeron 58 43 58 52 67 60 53 50 55 62
Jumlah 213 164 213 186 201 221 174 171 200 210
Sumber: Badan Pusat Statistika Kota Yogyakarta tahun 2018

Dari data di atas dapat di ketahui jumlah kelahiran penduduk menurut jenis
kelamin di Kecamatan Mantrijeron tidak stabil, dikarenakan pada tahun 2017 jumlah
penduduk di Kecamatan Mantrijeron menurun kemudian meningkat lagi pada tahun
2018. Kelurahan yang memiliki angka Kelahiran tertinggi adalah Kelurahan
Gedongkiwo dengan angka kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 93 jiwa
dan kelahiran bayi berjenis kelamin perempuan sebanyak 75 jiwa. Keluharan yang
memiliki angka kelahiran tertinggi selanjutnya adalah Kelurahan Suryodiningratan
yang memiliki angka kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 jiwa dan
bayi berjenis kelamin perempuan sebanyak 70 jiwa. Kelurahan Mantrijeron memiliki
angka Kelahiran terkecil dibandingkan dua kelurahan lainnya. Kelurahan Mantrijeron
memiliki angka Kelahiran bayi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 jiwa dan angka
kelahiran bayi berjanis kelamin perempuan sebanyak 55 jiwa.

2.1.3 Struktur Penduduk Berdasarkan Usia

Struktur kependudukan berdasarkan umur dibagi menajdi usia belum produktif,


usia produktif dan usia tua. Usia muda adalah penduduk yang berusia 0 – 14 tahun,
usia produktif penduduk berusia 15 – 64 tahun dan usia tua adalah penduduk yang
berusia 65 tahun keatas.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistika Kota Yogyakarta jumlah penduduk usia
muda dikecamatan mantrijeron sebanyak 7456 jiwa . masyarakat usia produktif pada
tahun 2018 dikecamatan Mantrijeron sebanyak 25083 jiwa. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistika Kota Yogyakarta diketahui bahwa masyarakat kecamatan Mantrijeron
usia tua sebanyak 2825. Dari hasil data diatas dapat diketahui bahwa masyarakat
kecamatan mentrijeron usia produktif lebih banyak daripada masyarakat usia
nonproduktif. Berikut merupakan Gambar Piramida Penduduk Kecamatan Mantrijeron
tahun 2018

Gambar Piramida Penduduk Kecamatan Mantrijeron 2018


Sumber: Data Kecamatan Mantrijeron dalam Angka, 2018

Piramida penduduk di Kecamatan Mantrijeron merupakan struktur piramida usia


tua. Penurunan tingkat kelahiran yang tajam menyebabkan pertumbuhan penduduk
mengalami penurunan. Piramida penduduk ini memiliki umur median (pertengahan)
sangat tinggi.
2.1.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Susunan penduduk menurut pendidikan adalah penggolongan penduduk


berdasarkan jenjang pendidikan yang diperoleh. Ada tiga indikator tingkat pendidikan
yaitu kepandaian membaca dan menulis, pendidikan yang ditamatkan, dan keikut
sertaan di sekolah. Kepandaian membaca dan menulis digolongkan atas golongan yang
dapat membaca dan menulis dan golongan yang tidak dapat membaca dan menulis.
Tingkat pendidikan yang ditamatkan digolongkan atas tidak sekolah, tidak tamat
sekolah dasar, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas,
akademi dan universitas. Penduduk menurut keikutsertaan di sekolah digolongkan atas
ikut tidaknya di sekolah.di Kecamatan Mantrijeron memiliki tingkat struktur
kependudukan sebagai berikut

Desa Tahun
kelurahan Tidak Belum Tamat SMP/ SMA/S DIPLOM AKADEMIK Diploma STRATA STRATA
sekolah tamat SD/MI MTs MK/MA A I/II /DIPLOMA IV/STR II III
SD/MI III ATA I

Gedongki 2014 2.637 1.329 1.616 1.969 3.811 54 548 1.695 147 8
wo
2015 2.42 1.322 1.586 1.944 3.94 65 590 1.743 166 11
2016 1.964 1.498 1.672 1.866 4.204 86 605 1.863 190 18
2017 2.065 1.489 1.629 1.846 4.199 83 587 1.856 188 17
2018 2.135 1.483 1.612 1.864 4.185 82 578 1.858 189 17
Suryodini 2014 1.821 1.077 1.038 1.425 3.219 46 559 1.596 144 9
ngratan
2015 1.552 1.092 1.093 1.322 3.289 55 583 1.706 170 17
2016 1.419 1.093 1.158 1.29 3.386 78 615 1.825 184 19
2017 1.406 1.095 1.116 1.318 3.394 83 618 1.858 195 21
2018 1.452 1.094 1.12 1.316 3.39 80 613 1.865 196 22
Mantrijer 2014 1.759 870 883 1.201 3.005 62 554 1.617 152 8
on
2015 1.749 851 895 1.228 3.057 57 557 1.658 156 9
2016 1.387 955 957 1.189 3.144 71 572 1.812 202 15
2017 1.354 921 935 1.14 3.136 70 564 1.807 203 14
2018 1.422 941 928 1.142 3.128 71 563 1.801 202 15
Sumber: Badan Pusat Statistika Yogyakarta Tahun 2018

Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistika Kota Yogyakarta Penduduk kecematan
mantrijeron dilihat dari struktur tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Mantrijeron
merupakan masyarakat yang sadar akan pentingnya Pendidikan. Begitu banyak
masyarakat yang bersekolah. Penduduk di Kacamatan Mantrijeron paling banyak berada
pada jenjang Pendidikan SMA atau SMK. Dan paling sedikti pada jenjang strata tiga.
Penduduk di kecamatan Mantrijeron yang tidak sekolah berjumlah 4.825 jiwa, pada
jenjang Pendidikan SD berjumlah 3.680 jiwa, pada jenjang Pendidikan SMP berjumlah
4.304 jiwa, penduduk mantrijeron paling banyak pada jenjang SMA yaitu sebanyak
10.725 jiwa, peduduk pada jenjang Pendidikan diploma satu dan dua sebanyak 236 jiwa,
penduduk pada jenjang pendidik Diploma tiga sebanyak 1.769 jiwa, penduduk pada
jenjang Pendidikan strata satu berjumlah 5.531 jiwa, penduduk pada jenjang Pendidikan
strata dua berjumlah 586 jiwa, penduduk pada jenjang Pendidikan strata tiga berjumlah
52 jiwa

2.1.5 Tingkat Kesejahteraan Penduduk Kecamatan Mantrijeron

Tingkat kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan seseorang


baik sosial material maupun spiritual yang disertai dengan rasa keselamatan,
kesusilaan dan ketentraman lahir dan batinsehingga dapat memenuhi kebutuhan
jasmani,rohani dan sosialnya. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan, berdasarkan
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang telah mengadakan
program yang disebut dengan Pendataan Keluarga. Yang mana pendataan ini bertujuan
untuk memperoleh data tentang dasar kependudukan dan keluarga dalam rangka
program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Adapun pentahapan keluarga
sejahtera tersebut ialah sebagai berikut:

a) Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat


memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) secara minimal
b) Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya secara minimaltetapi belum dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya seperti: kebutuhan akan
pendidikan, keluarga berencana nteraksi dalam keluarga, interaksi dengan
lingkungan sekitar dan transportasi.
c) Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga-keluarga yang disamping dapat
memenuhi kebutuhan dasarnya„ juga telah dapat memenuhi kebutuhan
sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan
pengembangan, seperti: menabung dan memperoleh informasi,
d) Keluarga Sejahtera Ill yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan dasar. kebutuhan sosial psikologisnya dan
kebutuhan pengembangannya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan
yang maksimal dan teratur bagi masysrakat dalam bentuk material, seperti:
sumbangan alkeri untuk kepentingan sosial kemasyarakatan atau yayasan
sosial, keagamaan,kesenian, olah raga, pendidikan dan lain sebagainnya.
e) Keluarga Sejahtera IV yaitu ketuarga-keluarga yang telah dapat menienuhi
seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, psikologis maupun
pengembangan serta telah memberikan sumbangan yang nyata dan
berkelanjutan bagi masyarakat.

Tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan Mantrijeron masuk pada golongan


Keluarga sejahtera III karena mayoritas masyarakat mantrijeron dapat memenuhi
keseluruhan kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial psikologisnya dan kebutuhan
pengembangannya tatapi masyarakat mantrijeron belum dapat memberikan
sumbangan masyarakat secara rutin. Tingkat kesejahteraan masyarakat Kecamatan
Mantrijeron termasuk sejahtera di lihat dari angka pendidikan masyarakat
Kecamanatan Mantrijeron yang mayoritas masyarakatnya menempuh pendidikan
sampai strata 1. Di lihat dari mata pencaharian masyarakat Kecamatan Mantrijeron
mayoritas masyarakatnya memiliki matapencaharian yang layak dan angka
ketergantungan masyarakat yang tidak terlalu

tinggi. Dilihat dari angka pengangguran di Kecamatan Mantrijeronpun relatif rendah

.
2.2 Potensi Kependudukan Kecamatan Mantrijeron

Potensi kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeron adalah tingkat


Pendidikan masyarakat Kecamatan Mantrijeron yang tergolong tinggi. Tingkat Pendidikan
masyarakat mantrijeron paling banyak pada jenjang Pendidikan SMA/SMK/MA dan Strata
satu. Dilihat dari tingkat Pendidikan masyarakat Kecamatan Mantrijeron sudah mengikuti
wajib belajar 12 tahun yang di programkan oleh pemerintah. Angka tidak sekolah
masyarakat di Kecamatan Mantrijeron dari tahun 2014 – tahun 2018 selalu mengalami
penurunan hal ini membuktikan bahwa masyarakat di Kecamatan Mantrijeron sadar akan
pentingnya pendidika. Potensi kependudukan lain yang ada di Kecamatan Mantrijeron
adalah penduduk usia produktif dan penduduk usia angkatan kerja sangat banyak.
Penduduk Kecamatan Mantrijeron banyak yang bekerja sebagai karyawan swasta dan
wiraswasta hal ini dikarenakan Kawasan Kecamatan Mantrijeron banyak usaha-usaha
perekonomian di bidang jasa. Potensi kependudukan lainnya yang ada di Kecamatan
Mantrijeron adalah tingkat kesejahteraan masyarakat di Kecamatan Mantrijeron masuk
dalam tingkat kesejahteraan KS VIII yang berarti masyarakat Kecamatan Mantrijeron
sudah mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, kebutuhan
psikologisnya dan kebutuhan pengembangannya. Tingkat kesejahteraan masyarakatan
Kecamaran Mantrijeron dari tahun 2014 – 2017 juga selalu mengalami peningkatan.
Adanya masyarakat yang berpendidikan tinggi dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
tinggi menyebabkan masyrakat di Kecamatan Mantrijeron sadar akan pentingnya menjaga
lingkungan hidup mereka hal ini di buktikan dengan kondisi lingkungan di Kecamatan
Mantrijeron yang bersih dan nyaman.

2.3 Masalah Kependudukan Kecamatan Mantrijeron

Masalah kependudukan yang ada di Kecamatan Mantrijeron adalah ledakan populasi


atau bonus demografi yang akan terjadi pada tahun 2038 sesuai dengan perhitungan
analisis proyeksi pertumbuhan penduduk pada tahun 2037. Penduduk Kecamatan
Mantrijeron pada tahun 2018 sebanyak 35.207 jiwa dan setelah dilakukan proyeksi maka
prediksi jumlah penduduk Kecamatan Mantrijeron pada tahun 2038 sebanyak 73.338 jiwa
peningkatan jumlah penduduk di Kecamatan Mantrijeron ini tergolong sangat tinggi.
Adanya peningkatan jumlah penduduk yang sangat signifikan akan menimbulkan
permasalahan baru yaitu tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Pada tahun 2018
kepadatan penduduk di Kecamatan Mantrijeron sebesar 135 jiwa/hektar, angka ini masuk
dalam kategori tingkat kepadatan penduduk sedang. Tahun 2037 kepadatan penduduk
meningkat sangat signifikan dikarenakan jumlah penduduk yang terus meningkat tidak
diimbangi dengan peningkatan luas lahan. Kepadatan penduduk pada tahun 2038 sebesar
280jiwa/hektar, angka ini masuk dalam kategori tingkat kepadatan penduduk tinggi.
Adanya pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan maka akan menimbulkan berbagi
permasalahan lain seperti bertambahnya permukiman, angka ketergantungan hidup yang
tinggi, karena itu perlu adanya program untuk mengatasi permasalahan tersebut
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah data kependudukan memegang


peranan yang cukup penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang
tersedia maka semakin mudah mudah dan tepat rencana pembangunan wilayah dibuat.
Selain dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan juga berperan dalam evaluasi
pembangunan karena penduduk merupakan objek sekaligus subyek dari pembangunan.
Fungsi obyek penduduk karena penduduk menjadi target dan sasaran pembangunan yang
dilakukan oleh penduduk, dan fungsi penduduk sebagai subyek adalah penduduk menjadi
pelaku tunggal dari sebuah pembangunan. Kedua fungsi tersebut diharapkan berjalan
seiring dan sejalan secara berkesinambungan.

Komposisi penduduk Kecamatan Mantrijeron berdasarkan jumlah dan kepadatan


penduduk kepadatan Penduduk Kecamatan Mantrijeron tergolong tinggi. Kelurahan yang
memiliki jumlah penduduk paling banyak di Kecamatan Mantrijeron terletak di Kelurahan
Gedongkiwo. Kelurahan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit di Kacamatan
Mantrijeron terletak di Kelurahan Mantrijeron. Angka kelahiran kecamatan mantrijeron
kelurahan yang memiliki angka kelahiran paling tinggi yaitu Kelurahan Gedongkiwo.
Kelurahan yang memiliki angka kelahiran yang paling sedikit adalah Kelurahan
Mantrijeron. Jumlah penduduk produkti di Kecamatan Mantrijeron lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk usia non produktif. Tingkat kesejahteraan penduduk di
Kecamatan Mantrijeron tergolong pada katagori golongan III.

Kecamatan Mantrijeron memiliki potensi dan permasalahan kependudukan yang sedang


terjadi.permasalahan utama yang terjadi di Kecamatan Mantrijeron adalah masalaha
pertumbuhan penduduk yang tidak terkandali sehingga dapat meningkatkan kepadatan
penduduk yang dapat menyebabkan permasalahan sosial lainnya. Potensi Kependudukan
yang ada di Kecamatan Mantrijeron adalah masyarakat mantrijeron memiliki tingkat
Pendidikan yang tinggi dan dari tingkat kesejahteraannya masyarakat mantrijeron juga
tergolong masuk kelas III
3.2 Saran

Saran dari makalah ini adalah sebaiknya pemerintah bisa memberikan kebijakan
mengenai pembatasan pertumbuhan penduduk untuk mengurangi peningkatan jumlah
penduduk yang tidak terkendali. Pemerintah juga harus lebih berfokus lagi dalam
mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di Kecamatan Mantrijeron. Pemerintah
juga mampu mengoptimalkan potensi-potensi yang ada di Kecamatan Mantrijeron
DAFTAR PUSTAKA

Muta’ali Lutfi. 2015.Teknik analisis regional untuk perencanaan wilayah dan kota dan
lingkungan. Yogyakarta : Badan Penerbit Fakultas Geografi UGM

Puspasari, Amalia dkk. 2013. ”Penyusunan profil Kependudukan “ (online)

https://www.academia.edu/1179819/Kependudukan diakses pada 2 Januari 2020

Anonom. . persebaran dan kepadatan penduduk. (online)

https://id.scribd.com/doc/70499413/Persebaran-Dan-Kepadatan-Penduduk
diakses pada 2 januari 2020

Badan Pusat Statistika Kota Yogyakarta Tahun 2018

Anda mungkin juga menyukai