ABORTUS 2003 Laporan Terbaik Kebidanan
ABORTUS 2003 Laporan Terbaik Kebidanan
Disusun oleh :
Windhi yhunitasari
NIM: 1602460020
Angka Kematian Ibu (AKI) di seluruh dunia yaitu satu dari 8 kematian
ibu,diperkirakan 13% atau 67.000 kematian, diakibatkan oleh aborsi yang tidak
aman.Hampir 95% aborsi yang tidak aman berlangsung di Negara berkembang
dan diperkirakan bahwa diseluruh dunia, hampir 80.000 wanita meninggal tiap
tahun akibat komplikasi setelah abortus. Diperkirakan bahwa diantara 10% dan
50% dariseluruh wanita yang mengalami aborsi yang tidak aman memerlukan
pelayanan medis akibat komplikasi. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah
aborsi inkomplit, sepsis, hemoragi, dan cedera intra abdomen.
(WHO, 2012)
Menurut World Health Organization (WHO), bahwa aborsi termasuk
dalam masalah kesehatan reproduksi yang perlu mendapatkan perhatian dan
merupakan penyebab penderitaan wanita di seluruh dunia.”Masalah aborsi
menjadi suatu pokok perhatian dalam kesehatan masyarakat karena pengaruhnya
terhadap mobiditas dan mortalitas maternal”.
(Prawirohardjo, 2014)
Tindakan aborsi di Indonesia dilarang, kecuali dalam kondisi tertentu,
maka upaya yang dapat dilakukan adalah yang bersifat preventif. Melalui fungsi
pengawasan yang dimiliki, DPR perlu terus mendorong pemerintah untuk
meningkatkan implementasi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi, khususnya yang terkait dengan upaya preventif untuk mencegah
terjadinya aborsi yang tidak aman, sehingga pada akhirnya AKI dapat diturunkan
dan target agenda pembangunan berkelanjutan Sustainable DevelopmentGoals
(SDGs) dapat diwujudkan.
(Susiana, 2016)
Penyebab langsung kematian maternal di Indonesia terkait kehamilan dan
persalinan, terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab lain yaitu eklamsia 24%,
infeksi 11%, partus lama 5% dan abortus 5%.
(Depkes, 2010)
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah membahas materi ini diharapkan mahasiswa mampu
melakukan perawatan dan asuhan kebidanan secara komprehensif kepada
ibu hamil dengan Abortus Inkomplet dengan pendekatan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian kepada kasus ibu hamil dengan Abortus
Inkomplet
b. Dapat merumuskan diagnosa dan masalah aktual pada ibu hamil
dengan Abortus Inkomplet
c. Dapat menyusun rencana asuhan secara menyeluruh pada ibu hamil
dengan Abortus Inkomplet
d. Melaksanakan tindakan secara menyeluruh sesuai dengan diagnosa dan
masalah pada ibu hamil dengan Abortus Inkomplet
e. Dapat melakukan evaluasi dari diagnosa yang telah ditentukan
sebelumnya.
c) Diabetes
Diabetes umunya dapat dikelola dengan baik selama kehamilan, jika
dikontrol dengan baik. Namun, jika diabetes yang kurang terkontrol,
tidak hanya merupakan risiko abortus spontan lebih tinggi, tetapi bayi
bias memiliki cacat lahir.
d) Faktor Hormonal
Faktor hormonal dapat dikaitkan dengan peningkatan dengan risiko
abortus spontan, temasuk Sindrom Cushing, penyakit tiroid, dan
polycytic ovary syndrome (PCOs).
e) Infeksi
Ibu yang terinfeksi dengan sejumlah besar organisme yang berbeda
telah dikaitkan dengan peningkatan risiko abortus spontan. Janin atau
plasenta terinfeksi oleh organisme yang kemudian menyebabkan
abortus spontan.
f) Abnormal Struktural Anatomi
Anatomi abortus uterus juga dapat menyebabkan abortus spontan.
g) Penyebab Lainnya
Prosedur pembedahan invasive di dalam rahim, seperti amniosentesis
dan chorionic villus sampling, juga dapat meningkatkan risiko
abortus spontan.
h) Gaya Hidup
Merokok lebih dari 10 batang per hari dikaitkan dengan peningkatan
risiko abortus spontan dan beberapa studi menunjukkan risiko
abortus spontan meningkat dengan ayah merokok.
(Fauziah, 2012)
Proses Manajemen
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Kebidanan