DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa dapat
mempelajari tentang asuhan keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia pada
klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan okesigenasi sehingga
memudahkan mahasiswa dalam belajar.
b. Bagi Dosen
Memudahkan dosen dalam memberikan materi perkuliahan karena
mahasiswa telah mendapatkan pengetahuan dasar dari pembuatan
makalah asuhan keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia pada klien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
BAB II
ISI
A. DEFINISI OKSIGENASI
Oksigenasi merupakan kebuthan dasar manusia yang paling mendasar.
Keberadaan oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel
tubuh. secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghrup O2 setiap kali
bernapas dari atmosfer. Kemudian O 2 diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
(Andarmoyo, Sulistyo, 2012)
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak
masih mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila
kekurangan oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak
secara permanen. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk
mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam
metabolisme sel.
Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu
ventilasi, difusi dan transportasi.
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat,
maka tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di
sebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk
mengeluarkan CO² atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-
paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan.
3) Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O²
dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena
vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
- Mukus berlebih
- Batuk
- Wheezing Tekanan partial O2 di alveoli
- Sesak nafas
Suplai O2 ke jaringan
Ketidakefektifan Bersihan
jalan nafas
II. PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
a. Nama :
b. Umur :
c. Alamat :
d. Pendidikan :
e. Pekerjaan :
f. Tanggal masuk :
g. Diagnosa medis :
h. Nomor register :
4. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, melihat dan mengevaluasi pasien secara visual dan
merupakan metode tertua yang digunakan untuk
mengkaji/menilai pasien.
Palpasi, menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah
langkah kedua pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk
menambah data yang telah diperoleh melalui inspeksi
sebelumnya.
Perkusi, pengetukan tubuh dengan ujung2 jari guna mengevaluasi
ukuran, batasan dan konsistensi organ2 tubuh dan menemukan
adanya cairan di dalam rongga tubuh
Auskultasi, ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-
paru, jantung, pembuluh darah dan bagian dalam/viscera
abdomen.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Mengkaji status pernapasan, fungsi, dan oksigenasi yang terdiri dari
pemeriksaan spesimen sputum, spesimen darah vena dan arteri, atau uji fungsi
paru (mengukur volume dan kapasitas paru).
6. Program Terapi yang Diberikan
IV. PERENCANAAN
A. Prioritas Masalah
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan disfungsi
neomuskular.
A. PENGKAJIAN
7. Biodata Pasien
i. Nama : Ny. S
j. Umur : 52 Tahun 1 Bulan 10 Hari
k. Alamat : Tengaran Semarang
l. Pendidikan : SD
m. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
n. Tanggal masuk :26 Oktober 2017
o. Diagnosa medis : CHF
p. Nomor register : 17541857
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien datang ke IGD pada tanggal 26 Oktober 2017 pukul 11:30 WIB
dan 30 menit kemudian langsung di bawa ke ruang Daun Kelor dengan
terpasang nasal kanul dan infus. Sebelum di bawa ke rumah sakit klien sudah
mengalami sesak nafas. Klien menggeluh sesak napas terus menerus ketika
datang ke rumah sakit. Biasanya ketika istirahat sesak nafasnya akan
menghilang. Pasien datang ke rumah sakit dikarenakan sesak nafas terus
menerus dan memberat ketika beraktifitas.
2. Riwayat Keperawatan Dahulu
Sebelum masuk ke RSUD Pandan Arang Boyolali, klien pernah
mengalami keadaan sakit yang serupa. Klien mengalami sesak nafas sekitar
6 bulan yang lalu dan dirawat di RSUD Ambarawa selama 1 minggu.
3. Riwayat Keperawatan Keluarga
Tidak ada anggota yang mengalami sakit seperti yang diderita pasien saat
ini. Keluarga pasien juga tidak ada yang menderita penyakit kronik lainnya
seperti DM, TBC, dan penyakit jantung.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
TD : 120/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,80C
RR : 30 x/menit
2. Pengkajian fisik
Keadaan umum : sesak
Kesadaran : compos mentis
GCS : E4 M6 V5
Kulit :
▪ kering, turgor elastis, tidak ada edema.
▪ Warna kulit sawo matang
Kepala :
▪ Rambut : warna hitam dan ada uban, lurus
Abdomen:
Inspeksi : simetri, tidak ada edema
Auskultasi : normal / bising usus 12 kali/menit
Palpasi : tidak dilakukan palpasi
Inspeksi : simetri, datar
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi :tidak ada nyeri tekan
Genetalia:
Pasien terpasang kateter dan dalam keadaan bersih.
Ekstremitas
Pasien terpasang infus pada tangan kanan.
Kedua kaki tidak mengalami pembengkakan.
Akral hangat.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 26 Oktober 2017
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Metode
DARAH LENGKAP :
Hemoglobin 13,6 12-16 gr/ dL Autocounter
Lekosit 8840 4800-10800 uL Autocounter
LED(Laju 36 0-20 mm Autocounter
Endapan Darah)
HITUNG JENIS SEL
Eosinofil 4.00 1-3 % Giemsa
Basofil 0,20 0-1 % Giemsa
Neutrofil segmen 66,50 1-6 % Giemsa
Limfosit 19,20 20-40 % Giemsa
Monosit 10,10 2-8 % Giemsa
Hematokrit 43 37-47 % Autocounter
Trombosit 295 150-450 10^3/uL Autocounter
Eritrosit 4,67 4,2-5,4 10^3/uL Elekronik impedence
MCV 91,4 80-100 Fl
MCH 29,1 27-32 Pg
MCHC 31,9 32-36 g/dL
RDW 19,6
KIMIA :
Ureum 25 10-50 mg/dl Urease-UV
Creatinin 0,81 0,6-1,1 mg/dl Jaffe
SGOT 20 <31 U/L IFCC
SGPT 18 <31 U/L IFCC
Guladarahsewaktu 76
IMUNOSEROLOGI: Non Non Reaktif
HBSAG relatif
G. DAFTAR MASALAH
kekurangan O 2
dalam tubuh.
- pCO2 : 53
Rabu, 1 mmol/L
November - pO2 : 47
2017 mmol/L
15.25 - TD : 110/70 mmHg
- Nadi : 78x/menit
-RR : 27x/menit
- suhu : 37,1o C
H. RENCANA KEPERAWATAN
nafas. oksigen.
6. Memberikan posisi
2. Pasien tidak
semi flower.
adadyspneu.
7. Monitor respirasy rate
3. Pasien mampu
pasien.
bernafas dengan
8. Monitor adanya
mudah. kecemasan pasien
4. Respirasy rate terhadap oksigen.
dalam rentang 9. Berikan terapi sesuai
normal. instruksi dokter.
I. CATATAN KEPERAWATAN