DAGUSIBU
DAGUSIBU
Dosen Pembimbing :
RATNA SARI DEWI, M.Farm., Apt
TIARA TRI AGUSTINI, M.Farm,. Apt
OLEH:
KELOMPOK 3 :
ALDA SYAFITRI (1800003)
AMRINA ROSSADA SEPTILAPANI (1800004)
ECI MARLINA (1800014)
HAZNA APDWIYAH (1800020)
IKA ZULAIKHA (1800021)
SELFIANI (1800043)
SELLEY ANDREY A (1800044)
UCI RAMADHANTY (1800052)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
Rahmat, Karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah PRAKTIKUM IKM tentang “PENYULUHAN OBAT DI
MASYARAKAT” dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai PRAKTIKUM IKM tentang
“PENYULUHAN OBAT DI MASYARAKAT” dan juga mengenai materi-materi
lainnya yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam Makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan memberi manfaat bagi siapapun
yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN……………….……………………………........ 1
A. Latar Belakang…………………………………………………........ 1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………... 2
C. Tujuan Penulisan………………………………………………… 2
BAB IV PENUTUP………………………………………………………. 10
A. Kesimpulan.……………………………………………………….. 10
B. Saran ………………………………………………………………. 10
ii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. LATAR BELAKANG
Sumber memperoleh obat dan obat tradisional yang bukan berasal dari
fasilitas pelayanan kefarmasian dapat menjadi peluang masuknya obat-obat palsu.
Untuk menjamin keefektifan suatu obat, perlu sistem penyimpanan yang baik dan
benar. Penelitian terkait penyimpanan obat dilakukan oleh Jasim (2010), di Iraq
menunjukan bahwa 57,46% obat tidak disimpan di tempat yang sesuai. Di
Palestina, 43,4% produk obat disimpan di tempat yang relatif tidak aman dari
jangkauan anak-anak di rumah (Sweileh et al., 2009).
1
berkembang masalah ini sangat besar dan tidak terdokumentasi dengan baik.
Penelitian yang dilakukan di Ethiopia menunjukan 16,4% responden membuang
obat di tempat sampah, 13,3% membuang obat di toilet, 10,4% membuang obat di
lingkungan dan 77,6% responden tidak membedakan dalam membuang sediaan
obat padat dan cair (Atinafu et al., 2014).Upaya edukasi kesehatan dapat
dilakukan dengan berbagai macam metode edukasi. Metode CBIA (Cara Belajar
Ibu Aktif) merupakan metode edukasi untuk para ibu rumah tangga agar lebih
aktif dalam mencari informasi mengenai obat (Depkes RI, 2008).
B. RUMUSAN MASALAH.
C.TUJUAN
2
2. Memberikan edukasi kepada ibu-ibu di desa pulau birandang
tentang dagusibu yang baik dan benar.
3. Mengetahui metoda yang cocok untuk memberi informasi terkait
dagusibu kepada ibu- ibu desa pulau birandang.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
d. Toko Obat
Sarana yang meiliki izin untuk menyimpan obat-obat dan obat-obat bebas
terbatas untuk dijual secara eceran.
Obat bebas adalah obat bebas yang dijual secara bebas dipasaran dan dapat
dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan dan etiket obat bebas, tanda
khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi bewarna hitam.
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep doker, namun
penggunaannya haus memperhatikan informasi yang menyertai obat dslam
kemasan. Pada kemasan dan etiket terdapat tanda khusus berupa lingkaran
biru dengan garis tepi bewarna hitam.
3. Obat keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli diapotek dengan resep
Dokter. Obat keras mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat
5
merah dengan garis tepi bewarna hitam dan huruf K ditengah yang
menyentuh garis tepi.
6
Tanda peringatan yang harus diperhatikan pada setiap kemasan obat
bebas dan obat bebas obat terbatas. Tanda peringatan selalu tercantum
pada kemasan obat bebas terbatas. Tanda peringatan selalu tercantum
pada kemasan obat bebas terbatas berbentuk empat persegi panjang
dengan huruf putih pada dasar hitam ukuran panjang 5 cm,lebar 2 cm
yang terdiri dari 6 macam yaitu P No.1-6 :
P no.1 P no.2
P no.3 P no.4
P no.5 P no.6
7
6. Tanggal kadaluarsa
Tanggal yang menunjukkan berakhirnya masa kerja obat
7. Nama produsen
Nama industry farmasi yang memproduksi obat
8. Nomor batch/lot
Nomor kode produksi yang dikeluarkan oleh industri farmasi
9. Harga eceran tertinggi
Harga jual obat tertinggi yang dibolehkan oleh pemerintah
10. Nomor registrasi
Tanda izin abash yang diberikan oleh pemerintah
2.3 Menggunakan Obat ( Gu )
Obat pada dasarnya merupakan bahan yang hanya dengan dosis
tertentu, dan dengan penggunaan yang tepat, dapat dimanfaatkan untuk
mendiagnosa, mencegah penyakit, menyembuhkan atau memelihara
kesehatan (Depkes, RI, 2008 ).
a. Informasi umum cara penggunaan
1) Cara minum obat sesuai anjuran yang tertera pada etiket atau
brosur. Penggunaan obat tanpa petunjuk langsung dari dokter
hanya boleh untuk penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas
serta untuk masalah kesehatan yang ringan.
2) Waktu minum obat, sesuai dengan waktu yang dianjurkan :
a) Pagi, berarti obat harud diminum antara pukul 07.00 – 08.00
WIB
b) Siang, berarti obat harus diminum antara pukul 12.00-13.00
WIB
c) Sore, berarti obat harus diminum antara puku 17.00 – 18.00
WIB
d) Malam, berati obat harus diminum antar puku 22.00-23.00
3) Aturan minum obat yang tercantum dalm etiket harus dipatuhi, bila
tertulis:
a) 1 (satu) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu pagi
hari atau malam hari, tergantung dari khasiat obat tersebut.
8
b) 2 (dua) kali sehari, berarti obat tersebut diminum pagi dan
malam hari.
c) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu pagi,
siang, dan malam hari.
d) 4 (empat) kali sehari, berarti obat tersebut diminum waktu
pagi, siang, sore, dan malam hari.
4) Minum obat sampai habis , berarti minum obat tersebut
sampai habis, biasanya obat antibiotika
5) Penggunaan obat bebas dan bebas terbatas tidak digunakan untuk
penggunaan terus-menerus
6) Hentikan penggunaan obat jika tidak menimbulkan efek yang
diinginkan atau menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, dan
segera hubungi tenaga kesehatan.
7) Sebaiknya tidak mencampur berbagai jenis obat dalam satu wadah
8) Sebaiknya tidak mencabut etiket atau label obat, karena pada etiket
atau label obat terdapat cara penggunaan obat tersebut
9) Bacalah cara penggunaan obat sebelum meminum obat tersebut
dan periksalah tanggal kadaluarsanya
10) Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun memilikki
gejala yang sama
11) Tanyakan kepada apoteker atau tenaga kesehatan farmasi untuk
mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap.
2.4 Menyimpan obat yang benar (Si)
Setelah obat digunakan, tentu obat tidak langsung sekali minum
langsung habis kan ? sisa obat yang akan digunakan di waktu minum
selanjutnya perlu disimpan dengan cara yang benar agar aman dan tetap
Misal ada obat yang disimpan di suhu ruangan (250C). ada pula yang
harus disimpan di lemari pendingin. Lalu ada yang jangan terkena sinar
9
1. Baca aturan penyimpanan obat pada kemasan, apakah harus
rapat .
baru satu hari. Obat yang sudah kadaluwarsa memiliki zat aktif yang
berkurang jauh dari kadar aslinya, dan hanya menyisikan sifat toksik dari
zat kimia obat itu sendiri. Artinya, tetap mengkonsumsinya hanya akan
10
b. Cara membuang obat :
11
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.2 PELAKSANA
1. ALDA SYAFITRI
3. ECI MARLINA
4. HAZNA APDWIYAH
5. IKA ZULAIKHA
6. SELFIANI
7. SELLEY ANDREY A
8. UCI RAMADHANTY
3.1.3 SASARAN
12
mengadakan penyuluhan tentang bagaimana dagusibu obat yang baik
3.2 Hasil
Hasil yang didapatkan dari pelaksanaan pengabdian ini adalah warga
memperoleh pengetahuan mengenai pengertian obat dan bagaimana
malakukan Dagusibu pada obat
3.3 Pembahasan
Sejauh ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui akan
pentingnya slogan DAGUSIBU yang artinya Dapatkan, Gunakan, Simpan,
dan Buang. Slogan tersebut diperkenalkan oleh IAI dengan tujuan untuk
mengedukasi masyarakat bagaimana cara berinteraksi dengan obat serta
memberikan informasi kepada masyarakat tentang cara mendapatkan,
menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar. Banyak
survei diketahui bahwa ibu rumah tangga adalah “key person” dalam
penggunaan obat dalam rumah tangga. Oleh karena itu, ibu rumah tangga
diharapkan lebih aktif dalam mencari informasi seputar obat yang
digunakan keluarga. Informasi tersebut juga berguna bagi para ibu agar
mampu menyikapi promosi iklan dipasaran dan mengola obat dalam
rumah tangga dengan benar. Hanya saja, yang menjadi objek DAGUSIBU
adalah semua elemen dari masyarakat, tidak hanya ibu rumah tangga,
tetapi orang yang diharapkan mampu berinteraksi dengan obat secara baik
dan benar.
Denga demikian DAGUSIBU sangat penting untuk dipahami dan
diterapkan oleh semua lapisan masyarakat unutk mengurangi beberapa
faktor negatif dan kerugian akibat penggunaan, penyimpanan,dan
pembuangan obat yang salah. Beberapa contoh yaitu masyarakat yang
over dosis akibat terlalu banyak mengkonsumsi obat tertentu, pencemaran
lingkungan akibat pembuangan obat yang salah, ketergantungan obat, dan
timbulnya resistensi antibiotik akibat cara mengkonsumsi obat yang salah.
13
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. DAGUSIBU adalah kepanjangan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang
yang merupakan proses pengelolaan obat yang baik dan benar
b. DAGUSIBU dapat mengurangi kesalahan cara pengelolaan obat jika masyarakat
memperhatikan dan melakukan seperti petunjuk dalam pengelolaan obat
DAGUSIBU sehingga obat tersebut dapat diambil manfaatnya untuk
kesembuhan pasien dan mengurangi dampak buruk akibat kesalahan yang
ditimbulkan
c. Pemaparan materi tentang Dagusibu memberikan efek kejelasan dan memberikan
arahan yang jelas tentang hal tersebut dibuktikan secara statistik.
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15