4137 6098 1 PB PDF
4137 6098 1 PB PDF
5
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Amalia Juniarly & M. Noor Rochman Hadjam
otot, kelelahan dan kegelisahan juga tanda- kasus ekstrim. Sementara menurut Diener dan
tanda fisik dari stres. Sementara sinisme, Lucas (Compton, 2005), individu yang
ketidakhadiran, kelelahan, pensiun dini, dan memiliki tingkatan kesejahteraan subjektif
pengunduran diri juga hasil dari stres kerja yang tinggi, akan menunjukkan perasaan yang
pada polisi. sangat bahagia, sangat puas dengan hidupnya
Stres kerja Polisi terutama terjadi pada dan punya pengalaman kecemasan yang
para Bintara. Bulan April 2010 istilah Samapta rendah. Dengan kata lain, apabila tingkatan
diganti menjadi Sabhara. Sabhara adalah kesejahteraan subjektif seseorang tinggi, maka
kepanjangan dari Samapta Bhayangkara dan orang itu tidak akan mudah mengalami stres.
sebagian besar anggota polisi di satuan Diener, Oishi dan Lucas (2003),
Sabhara berada pada posisi bintara. Menurut menyatakan bahwa kesejahteraan subjektif
Subiansauri (2010), bintara merupakan akar adalah evaluasi secara emosi dan kognitif yang
dari polri yang berada di lapangan, dengan dilakukan seseorang terhadap kehidupannya,
demikian merekalah yang terjun langsung termasuk apa yang disebut oleh orang awam
dalam semua kegiatan pengamanan di dengan kebahagiaan, kedamaian, rasa
masyarakat. Namun sayang, dari pengamatan bermakna dan kepuasan hidup. Bidang
selama ini, rata-rata kesejahteraan prajurit kesejahteraan subjektif terdiri dari analisis
Polri sangat memprihatinkan, dalam arti di ilmiah tentang bagaimana orang mengevaluasi
bawah garis kebutuhan, khususnya ditingkat kehidupan mereka-baik di saat ini dan untuk
bintara dan tamtama. Rata-rata gaji yang waktu yang lebih lama. Evaluasi ini termasuk
diterima hanya cukup untuk memenuhi reaksi emosional terhadap suatu peristiwa,
kebutuhan keluarga dalam dua minggu. Belum suasana hati mereka, dan bentuk penilaian
lagi adanya pemotongan gaji dengan alasan mereka tentang pemenuhan kepuasan hidup
untuk sumbangan atau dipaksa mencari setoran mereka.
/ sumbangan dan sebagainya (Kunarto & Menurut Argle, Myers, dan Diener dkk
Tabah, 1995). Menurut Ng, Diener, Aurora dan (Compton, 2005), ada enam variabel inti yang
Harter (2008), orang yang tidak dapat menjadi prediktor terbaik bagi kebahagiaan
memenuhi kebutuhan dasar mereka atau hidup dan kepuasan dalam hidup, setidaknya di
dalam kondisi sosial ekonomi yang buruk, budaya industri Barat, yaitu harga diri,
mungkin mengalami perasaan stres. pengendalian yang dapat diterima, sifat
Boyce (2006) menambahkan bahwa terbuka, optimisme, hubungan sosial yang
menangani kasus kejahatan yang berlangsung positif serta pemahaman tentang arti dan
secara cepat adalah contoh ancaman fisik yang tujuan. Prediktor lain yang mempengaruhi
menimbulkan stres setiap hari. Bekerja patroli kebahagiaan dan kepuasan dalam hidup adalah
juga merupakan rutinitas, dan merupakan penyelesaian konflik dalam diri atau
tugas yang membosankan, tetapi polisi tetap rendahnya kecemasan dalam diri individu.
dituntut untuk waspada karena potensi bahaya Seperti yang diuraikan di atas, salah satu
yang tidak terduga bisa datang sewaktu-waktu. prediktor kebahagiaan dan kepuasan dalam
Penelitian Berg, Hem, Lau, dan Ekeberg hidup adalah adanya pengendalian yang dapat
(2006) mendukung pernyataan di atas. Hasil diterima. Kemudian muncul kontradiksi
penelitian Berg dkk (2006) menunjukkan mengenai pengendalian sebagai sebuah faktor
bahwa polisi di Norwegia memiliki tingkat dalam kesejahteraan subjektif datang dari
masalah kesehatan muskuloskeletal terutama agama. Orang yang religius percaya bahwa
yang berhubungan dengan frekuensi tekanan Tuhan memiliki kendali utama dalam hidup
kerja dan kurangnya dukungan. Juga cedera di mereka. Slogan dari Perang Dunia ke-2 adalah
saat bekerja yang sering dikaitkan dengan “Tuhan adalah co-pilot saya” dan “Bukan
masalah kesehatan. Ini menunjukkan bahwa kehendakku melainkan kehendak-Mu” adalah
pekerjaan rutin polisi setiap hari serta tugas contoh dari tempat pengendalian eksternal
operasional mereka harus dipertimbangkan yang menuju kepada kesejahteraan yang lebih
dalam menilai stres pekerjaan dan kesehatan baik. Dengan demikian, walaupun dalam
polisi. keadaan yang penuh tekanan, individu dengan
Menurut Folkman dan Moskowitz tingkat kesejahteraan subjektif yang tinggi
(2000), stres berhubungan luas dengan hal akan dapat melakukan adaptasi dan coping
negatif, seperti depresi, kecemasan, gejala lebih efektif terhadap keadaan tersebut
fisik, penyakit, dan bahkan kematian di kasus- sehingga dapat merasakan kehidupan yang
6
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Peran Koping Religius dan Kesejahteraan Subjektif Terhadap Stres pada Anggota Bintara Polisi di Polres Kebumen
kondisi tempat kerja polisi yang penuh dengan Day, Rode, Mooney dan Near (2005), di
stres, kebijakan dan administrasi di seluruh publikasi ganda, Diener dan rekan
departemen kepolisian, stres ekstrenal dan telah mengemukakan bahwa kesejahteraan
internal. subjektif adalah konsep multidimensi yang
Menurut Nevid dkk (2002), faktor- terdiri dari tiga komponen yang terpisah, yaitu :
faktor psikologis yang dapat mengurangi a. Pengaruh adanya perasaan yang positif
stres antara lain adalah cara coping stres, b. Kurangnya pengaruh perasaan yang
harapan akan keyakinan diri, ketahanan negatif, dan
psikologis, optimisme, dukungan sosial, dan c. Evaluasi kognitif dari orang lain terhadap
identitas etnik. Sedangkan gejala-gejala stres keadaan hidup mereka
menurut Hariharan dan Rath (2008) terbagi Dengan demikian dapat dikatakan
menjadi beberapa bagian, yaitu gejala fisik, bahwa seseorang yang memiliki kesejahteraan
intelektual, emosional dan perilaku. Sementara subjektif tinggi apabila mereka mengatakan
Boyce (2006) menjelaskan bahwa ada bahwa mereka merasa sangat bahagia, sangat
beberapa gejala stres pada polisi, yaitu : puas dengan hidupnya dan punya pengalaman
a. Gangguan tidur, terutama insomnia dan emosi cemas yang rendah .
mimpi buruk Studi kontemporer yang menelusuri
b. Depresi, kecemasan, paranoia, ketakutan, penyebab, prediktor dan akibat dari
dan panik adalah reaksi dari petugas yang kebahagiaan dan kepuasan hidup disebut studi
sedang stres mengenai kesejahteraan subjektif. Para
c. Penyalahgunaan zat peneliti di bidang psikologi cenderung
d. Terjadinya penyakit fisik seperti sakit menyusun kesejahteraan subjektif berdasarkan
kepala, perut, masalah usus, dan penyakit nilai pada dua variabel utama, yaitu
kulit kebahagiaan dan kepuasan hidup. Penelusuran
e. Sinisme kebahagiaan dan kepuasan hidup telah
Diener dan Scollon (2003) menjelaskan memunculkan sejumlah variabel yang dapat
bahwa kesejahteraan subjektif adalah evaluasi dipercaya mengenai kebahagiaan dan
subjektif orang tentang hidup mereka, dan kepuasan hidup. Ada enam variabel inti untuk
mencakup konsep-konsep seperti kepuasan memprediksikan kebahagiaan dan kepuasan
hidup, emosi yang menyenangkan, perasaan hidup paling tidak di budaya Barat dari Argyle,
bermakna, kepuasan dalam bidang seperti Myers, Diener dkk (Compton, 2005), yaitu
perkawinan dan pekerjaan, dan rendahnya harga diri yang positif, rasa tentang
tingkat emosi yang tidak menyenangkan. pengendalian yang dapat diterima, sifat
Diener dkk (Lever, 2004) menyatakan bahwa ektrovert, optimisme, hubungan sosial yang
kesejahteraan subjektif merupakan positif, pemahaman tentang arti dan tujuan.
kombinasi dari afeksi-afeksi positif dan Sebagai tambahan variabel, yaitu komponen
kepuasan hidup. Sedangkan Diener dan Lucas ketiga dari kesejahteraan subjektif adalah
(Compton, 2005) menyatakan bahwa individu rendahnya laporan diri tentang kecemasan
yang memiliki tingkatan kesejahteraan yang dirasakan.
subjektif yang tinggi, akan menunjukkan Menurut Diener dan Scollon (2003), ada
perasaan yang sangat bahagia, sangat puas beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
dengan hidupnya dan punya pengalaman kesejahteraan subjektif, yaitu tujuan,
kecemasan yang rendah. temperamen dan kepribadian, kualitas
Berdasarkan hal di atas dapat hubungan sosial, pemenuhan kebutuhan dasar,
disimpulkan bahwa kesejahteraan subjektif kesehatan, demografis, sumber daya, budaya,
adalah evaluasi seseorang tentang hidup pendapatan dan standar perbandingan.
mereka, termasuk penilaian kognitif terhadap Pargament dkk (1998) menemukan
kepuasan dan kebahagiaan hidupnya serta bahwa koping religius merupakan varian unik
evaluasi afektif dari mood dan emosi-emosi yang signifikan dalam memprediksi
yang positif dan menyenangkan. kesejahteraan di luar coping non religius.
Menurut Compton (2005), ada tiga Selain itu, menurut Pargament dkk (Ward,
komponen dalam kesejahteraan subjektif, 2010), pengukuran koping religius telah
yaitu kebahagiaan, kepuasan hidup dan terbukti sebagai prediktor yang lebih kuat
rendahnya kecemasan. Sementara menurut dalam menghadapi situasi yang penuh stres
8
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Peran Koping Religius dan Kesejahteraan Subjektif Terhadap Stres pada Anggota Bintara Polisi di Polres Kebumen
9
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Amalia Juniarly & M. Noor Rochman Hadjam
10
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Peran Koping Religius dan Kesejahteraan Subjektif Terhadap Stres pada Anggota Bintara Polisi di Polres Kebumen
12
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Peran Koping Religius dan Kesejahteraan Subjektif Terhadap Stres pada Anggota Bintara Polisi di Polres Kebumen
13
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Amalia Juniarly & M. Noor Rochman Hadjam
14
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012
Peran Koping Religius dan Kesejahteraan Subjektif Terhadap Stres pada Anggota Bintara Polisi di Polres Kebumen
M., and Gilner, F. H. (2004). Stress, religion, Maynard,E.A., Gorsuch, R.L., and Bjorck,
and mental health: Religious coping J.P. (2001). Religious Coping Style,
in mediating and moderating roles. Concept of God, and Personal
The International Journal for the Religious Variables in Threat, Loss,
Psychology of Religion, 14, 91-108. and Challenge Situations. Journal for
the Scientific Study of Religion, Vol.
Federal Anti-Terrorism Supplemental 40, No. 1, pp. 65-74.
Grant.(2010). Police
Stress.Didownload dari Nevid, J.S., Rathus, S.A., and Greene, B.
www.traumacenter.org/resources/pdf (2002). Psikologi Abnormal. Jakarta
files/Police Stress.pdf. Diakses pada : Penerbit Erlangga.
tanggal 02 des 2010.
Ng, W., Diener,E., Aurora, R., and Harter, J.
Folkman, S., and Moskowitz, J. T. (2000). (2008). Affluence, Feelings of Stress,
Positive affect and the other side of and Well-being. Soc Indic Res DOI
coping. American Psychologist, 1 0 . 1 0 0 7 / s 11 2 0 5 - 0 0 8 - 9 4 2 2 - 5 .
55(6), 647-654. Springer Science and Business
Media B.V.
Hariharan,M., and Rath, R. (2008). Coping
With Life Stress. India : Sage Pargament, K. I. (1997). The psychology of
Publications India Pvt Ltd. religion and coping: Theory,
research, and practice. New York:
Hawari, D. (2008). Al Qur'an : Ilmu Guilford Press.
Kedokteran Jiwa dan Kesehatan
Jiwa. Jakarta : PT. Dana Bhakti Pargament, K. I., Smith, B.W., Koenig, H.G.,
Prima Yasa. and Perez, L. 1998. Patterns of
positive and negative religious
Huda, M.N. (2003). The Stress Factor in coping with major life stressors.
Policing. Di download dari Journalfor the Scientific Study of
http://www.thedailystar.net/2003/07/03/ Religion 37(4):710-24.
d30703150278.htm. Diakses pada
tanggal 27 Agustus 2010. Pargament, K. I., Koenig, H. G., and Perez,
L. M. (2000). The many methods of
Karlson, E., Dybdahl, R., & Vitterso, J. religious coping: Development and
(2006) The Possible Benefitsof initial validation of the RCOPE.
Difficulty : How Stress Can Increase Journal of Clinical Psychology, 56,
and Decrease Subjective Well-Being. 519-543.
Scandinavian Journal Of
Psychology, 47, 411-417. Subiansauri, H.(2010). Masyarakat yang
Menggaji Polisi. Di download dari
Kunarto., dan Tabah, A. (1995). Polisi : www.komisikepolisianindonesia.com/s
Harapan dan Kenyataan. Klaten : econdPg.php?cat...id.. Diakes pada
CV. Sahabat. tanggal 18 Februari 2011.
Lever, J.P. (2004). Poverty and Subjective Ward, A.M. (2010). The Relationship
Well-Being in Mexico. Social Between Religiosity and Religious
Indicators Research, Vol. 68, No. 1, Coping to Stress Reactivity and
pp. 1-33. P s y c h o l o g i c a l We l l - B e i n g .
Dissertations. Georgia State
Marsella, A.J., Wong, P.T.P., and Wong, University.
L.C.J. (2006). Handbook of
Multicultural Perspectives on Stress Yusuf, M.N.A. 2009. Stres. Di download dari
and Coping. United States of www.metro.polri.web.id. Di akses
America : Springer. pada tanggal 27 November 2010.
16
PSIKOLOGIKA VOLUME 17 NOMOR 1 TAHUN 2012