Segala puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin
penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "Strategi dan
Metode Pembelajaran IPS SD ", yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai
sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang
dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhanakhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik
dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mengingat manusia dalam konteks sosialnya sedemikian luas akan sulit kiranya
memberikan definisi dari ilmu pengetahuan sosial, karena IPS merupakan suatu perwujudan
dari suatu pendekatan interdisipliner dari penerapan ilmu-ilmu sosial lainnya. Dalam
pembelajaran perlu menggunakan suatu pendekatan agar siswa mempunyai daya tarik untuk
mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas. Adapun pendekatan adalah
seperangkat asumsi yang saling berkaitan dengan hakikat bahasa, hakikat pengajaran bahasa
serta hakikat apa yang diajarkan. Pendekatan bersifat aksiomatis artinya bahwa kebenaran itu
tidak dipersoalkan atau tidak perlu dibuktikan lagi.
Menurut Brown (2009:9) dalam Ambar Setyowati Sri H (2007) memperjelas konsep
pembelajaran dengan menambahkan kata kunci yang harus diperhatikan, yaitu pembelajaran
menyangkut hal praktis, pembelajaran adalah penyimpanan informasi, pembelajaran adalah
penyusunan organisasi, pembelajaran memerlukan keaktifan dan kesadaran, pembelajaran
relatif permanen, dan pembelajaran adalah perubahan tingkah laku.
Selain pendekatan yang harus diberikan kepada siswa dalam pembelajaran yang tak kalah
pentingnya adalah strategi pembelajaran. Dapat dikemukakan bahwa dalam mengajar seorang
dapat saja memilih lebih dari satu strategi mengajar. Adapun yang dimaksud dengan strategi
menurut Robert L. Gilstrap dan William R. Martin adalah “. . . a repertoire of teaching skills
and behavior in a word, strategis . . .” yang selanjutnya mengemukakan batasan formal
tentang strategi yang dikemukakan oleh Robert L. Ebel ( ed. ), yang menyatakan bahwa
batasan formal strategi adalah “Patterns of teacher behavior that are recurrent, applicable to
various subject matters, characteristics of more than one teacher, and relevant to learning”
(1975:1). Dari batasan – batasan tentang strategi yang dikemukakan itu didalamnya terdapat
apa yang disebut taktik atau keterampilan – keterampilan yang bila dibandingkan dengan
yang dikenal selama ini sama dengan teknik dalam metode mengajar. Berdasarkan atas
batasan di atas maka strategi mengajar dapat dikatakan sebagai keterampilan – keterampilan
tertentu yang telah dikuasai guru dan dilakukan secara berulang – ulang sehingga merupakan
pola perilaku mengajar yang bertujuan membentuk siswa untuk mencapai tujuan – tujuan
pengajaran.
1.2 Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang digunakan oleh guru di
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk-
bentuk rangkaian perbuatan atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya
tujuan-tujuan pembelajaran (Raka Joni, 1980).
Prinsip-prinsip ini merupakan suatu landasan dalam memilih strategi seperti apa yang
akan kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Karena dalam menentukan sebuah strategi
pembelajaran IPS SD kelas awal ini harus memperhatikan apa-apa saja yang berhubungan
dengan siswa.
1. Tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil
belajar.
2. Fase atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.
3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan
pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.
Setiap model pengajaran memiliki fase – fase pengajaran yang berbeda satu model
dengan model lain. Model pengajaran langsung memiliki lima fasepenting.
a. Menjelaskan tujuan.
b. Menyiapkan siswa.
b. Melakukan Demonstrasi.
4. Kempat, hasil dari pemecahan maslah adalah tukar pendapat (sharing) di antara semua
siswa.
d. Strategi Mengulang
e. Strategi Elaborasi
Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan
menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan
lebih memberikan kepastian.Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari
memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan
hubungan dan gabungan antara informasi baru dengan yang pernah ada. Beberapa bentuk
strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. Pembuatan catatan adalah
strategi belajar yang menggabungkan antara informasi yang dipunyai sebelumnya dengan
informasi baru yang didapat melalui proses mencatat. Dengan mencatat, siswa dapat
menuangkan ide baru dari percampuran dua informasi itu. Analogi merupakan cara belajar
dengan pembandingan yang dibuat untuk menunjukkan persamaan antara ciri pokok benda
atau ide, misalnya otak kiri mirip dengan komputer yang menerima dan menyimpan
informasi. P4QR merupakan strategi yang digunakan untuk membantu siswa mengingat apa
yang mereka baca. P4QR singkatan dar Preview (membaca selintas dengan cepat), Question
(bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca, merefleksi,
menanyakan pada diri sendiri, dan mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupakan
strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu siswa menghafal informasi
bacaan.
f. Strategi Organisasi
Dalam pengajaran IPS SD kelas di persekolahan guru dapat mendorong siswa untuk
belajar memecahkan masalah dengan menggunakan metode pendekatan pemecahan
masalah(problem solving). Dengan cara pendekatan akan terjalin sebuah komunikasi yang
baik antara guru dengan siswa sehingga antara guru dan siswa tidak ada pembatas. Yang
mana jika tidak ada pembatas antara guru dan siswa akan dengan mudah untuk mencari atau
mengetahui jalan keluar dari suatu permasalahan.
2. Inkuiri
Inkuiri ialah siswa mampu menemukan jawaban sendiri dari pertanyaan-pertanyaan
yang timbul.Pengajaran inkuiri merupakan bentuk pengajaran yang mengenalkan konsep-
konsep secara induktif.Perbedaaan yang mendasar antara pengajaran inkuiri dengan
pemecahan masalah yakni pengajaran inkuiri lebih menekankan pada pengembangan
kemampuan pemecahan masalah yang terbatas pada disiplin ilmu bukan pada masalah yang
ada dalam kehidupan sehari-hari.
3. Portofolio
Kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi
menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio biasanya merupakan karya terpilih
dari seorang siswa.Tetapi dapat juga berupa karya terpilih dari satu kelas secara keseluruhan
yang bekerja secara kooperatif.
i. Strategi Pembelajaran Kooperatif
j. Strategi Pembelajaran Nilai
1. Bermain Peran
Suatu proses belajar di mana siswa melakukan sesuatu yang dilakukan orang lain
(S.Hamid Hasan, 1996: 265). Dalam proses belajar bermain peran siswa diajak untuk
berpikir, berperan, dan bertindak bukan sebagai dirinya tetapi sebagai orang lain.
2. Sosio Drama
Ada perbedaan antara sosio drama dengan bermain peran yakni bermain peran lebih
luas ruang lingkupnya sedangkan drama sosial membatasi pada permasalahan yang
menyangkut aspek sosial dalam masyarakat.Perbedaan yang kedua yakni dalam penentuan
peran.Dalam sosio drama sebuah peran dapat ditentukan secara langsung setelah sebuah
permasalahan sosial dibahas oleh guru di dalam kelas.Peran yang dimainkan oleh siswa tidak
memerlukan persiapan khusus seperti dalam bermain peran. Dalam sosio drama reaksi
spontan siswa dalam memainkan peran lebih diutamakan sehingga apa yang dikemukakan
siswa sebagai pemegang peran akan berbeda dengan yang aslinya.
Pembelajaran ketrampilan peta dan globe merupakan salah satu metode dalam
pembelajaran geografi.Namun, pembelajaran ini tidak hanya menunjang pembelajaran
geografi saja, pembelajaran sejarah, pendidikan kewarganegaraan, sosiologi bahkan Bahasa
Indonesia. Dalam pembelajaran ini siswa diharapkan mampu membaca dan menunjukkan
tempat serta analisa dalam peta dan grafik. Kita ketahui peta tidak hanya menunjukkan lokasi
satu daerah namun, dalam peta memiliki segudang informasi mengenai penduduk, tempat
wisata, pertambangan dan lain-lain.
Newmann (1975:8) model pembelajaran aksi sosial merupakan pola dan aktivitas
belajar siswa baik di dalam atau dengan kelompok yang dilakukan dengan keterlibatan
masyarakat sebagai aktivitas di mana siswa mendemonstrasikan kepeduliannya terhadap
masalah-masalah sosial. Misalnya menyelenggarakan studi, partisipasi kerja secara sukarela,
aktif mengadakan pendampingan di dalam atau di luar sekolah, dan aktivitas nyata siswa
untuk mempengaruhi kebijakan public di masyarakat yang dilakukan di luar sekolah.
Nasution (1997:179): model pembelajaran aksi social sebagai suatu teknik mengajar
guna membantu anak didik mengembangkan kompetensi social atau kewarganegaraan,
sehingga dapat melibatkan diri secara aktif dalam perbaikan masyarakat.
A. Pengertian Metode Pembelajaran
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Methodos” yang berarti cara berani
atau cara berjalan yang di tempuh. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara yang
didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan ( 1976 : 74 ). Sedangkan
pengertian pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Nursid Suaatmadja, metode pembelajaran
adalah suatu cara yang fungsinya merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan ( 1984 : 95 ).
Menurut S Hamid Hasan, metode pengajaran adalah suatu cara yang digunakan untuk
memberikan kesempatan seluas – luasnya kepada siswa dalam belajar ( 1992 : 4).
Dari dua pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode pengajaran IPS itu adalah suatu
cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat belajar seluas – luasnya dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran secara efektif. Didalam proses belajar mengajara di perlukan
suatu metode yang sesuaidengan situasi dan kondisi yang ada. Metode pembelajaran
seharusnya tepat guna yaitu mampu memfunfsikan si anak didik untuk belajar sendiri sesuai
dengan Student Active Learning (SAL).
Metode – metode untuk mata pelajaran IPS cukup beraneka ragam. Keanekaragaman
meliputi klasifikasi maupun penamaan suatu metode bahkan juga tingkat daya guna dan hasil
guna suatu metode. Secara garis besar, metode pembelajaran IPS antara lain :
Metode ceramah adalah suatu bentuk pengajaran dimana dosen atau guru mengalihkan
informasi kepada sekelompok besar atau siswa dengan cara yang terutama bersifat verbal.
Metode ceramah ini lebih tepat digunakan bila proses pembelajaran memiliki kondisi sebagai
berikut:
c. Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus keompok
tertentu.
d. Membangkitkan minat terhadap pelajaran.
f. Sebagai pengantar penggunaan metode yang lain dan pengarah penyelesaian tugas
mengajar.
Pertanyaan dapat dilihat dari beberapa model belajar – mengajar. Baik itu metode
cermah,diskusi kerja kelompok atau metode yang lainnya. Metode Tanya jawab adalah
sebagai format interaksi antara guru dan siswa melalui kegiatan bertanya yang dilakukan oleh
guru untuk mendapatkan respons lisan, sehingga dapat menumbuhkan pengetahuan baru pada
diri siswa.
Metode diskusi dalam pengajaran IPS yaitu suatu cara penyajian materi pelajaran dimana
siswa dibedakan kepada suatu masalah, baik berupa pertanyaan maupun berupa pertanyaan
yang bersifat problemik untuk dibahas atau dipecahkan oleh siswa secara bersama – sama.
Metode pemberian tugas dapat disamakan dengan metode resitasi (recitation method).
Dimana metode resitasi ini bersama dengan metode ceramah, merupakan dua metode yang
paling tua, yang digunakan oleh guru yang bekerja dengan kelompok – kelompok siswa.
(Hyman, 1974 : 189). Metode penugasan dalam pengajaran IPS adalah suatu penyajian bahan
pembelajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar
dan memberikan laporan sebagai hasil tugas yang dikerjakan. Metode ini mengacu kepada
penerapan unsur – unsur “ Learning by doing”
a. Kadang – kadang tidak terjadi ke relevanan antara tugas dengan materi yang
dipelajari.
b. Kurang adanya balikan bagi guru.
c. Pengerjaan tugas kurang kontrol bila dilaksanakan di luar jam pelajaran.
5. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar mengajar yang memiliki kadar CBSA
yang tinggi. Metode kerja kelompok dapat diartikan sebagai format belajar mengajar yang
menitik beratkan kepada interaksi antara anggota yang satu dengan anggota yank lain dalam
satu kelompok guna menyelesaikan tugas – tugas secara bersama – sama.
Metode demonstrasi yaitu merupakan format belajar mengajar yang secara sengaja,
menunjukan atau memperagakan tindakan, proses atau prosedur yang dilakukan oleh guru
atau orang lain kepada seluruh atau sebagian siswa.
Merupakan suatu kegiatan belajar mengajar dimana siswa dibawa ke suatu objek di luar kelas
untuk mempelajari suatu masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran.
Metode simulasi merupakan format interaksi belajar mengajar dalam pengajaran IPS yang
didalamnya menampakkan adanya perilaku pura – pura dari orang yang terlibat dalam proses
pembelajaran.
a. Dapat menciptakan kesenangan dan kegembiraan pada diri siswa dalam proses
pembelajaran.
b. Dapat mengurangi keabstrakan pada diri siswa dalam proses pembelajaran.
c. Dapat memberikan pengarahan dan petunjuk sederhana dalam proses
pembelajaran.
d. Dapat melatih siswa berfikr secara kritis.
a. Memerlukan waktu relatif lebih lama dan biaya yang relatif mahal.
b. Memerlukan sistem pengelompokan yang cakap luwes dan kompleks
c. Banyak menuntut imajinasi dan improfisasi guru dan siswa dalam
pelaksanaannya
d. Sulit bagi siswa berperan sesuai dengan peranan tokoh yang dimainkan
Bermain adalah sebuah proses belajar melalui bermain peran yang dapat mengembangkan
pemahaman, dan identifikasi terhadap nilai. Siswa dalam bermain peran menempatkan diri
pada posisi orang lain, apabila ia memenghayati peran itu, ia akan memahami tidak saja apa
yang telah dilakukan orang tersebut. Dalam bermain peran dituntut siswa yang berkualitas,
yang diharapkan mampu menghayati posisi yang diinginkan. Siswa harus mengetahui dan
memahami terlebih dahuluinformasi tentang tujuan dan peran yang akan dimainkan, untuk itu
perlu didiskusikan dulu dengan antar anggota kelompok untuk membangun simpati terhadap
suatu nilai, yaitu nilai – nilai yang sudah dinyatakan secara lebih spesifik.
Drama sosial merupakan bermain peran yang berhubungan dengan isu sosial yang disebut
dengan Joyce and Well (1980 ; 254) dengan istilah interpersonal conflict. Drama sosial hanya
membatasi diri dari pada permasalahan yang berkenaan dengan aspeksosial masyarakat.
Permasalahan yang mungkin muncul antara siswa setelah suatu sosial akan sama halnya
dengan apa yang sudah dikemukakandalam bermain peran. Oleh karena itu, selain aspek
positif yang tercapai dalam penanamannilai melalui drama sosial, guru harus berupaya untuk
menghilangkan aspek negatif yang mungkin terjadi diantara siswa yang memegang peranan
tersebut
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Strategi pembelajaran merupakan suatu cara atau pola yang digunakan oleh guru di dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Dalam pola tersebut tentu terkandung bentuk- bentuk
rangkaian perbuatan atau kegiatan guru dan siswa yang mengarah pada tercapainya tujuan-
tujuan pembelajaran.
2. Prinsip-prinsip ini merupakan suatu landasan dalam memilih strategi seperti apa yang akan
kita gunakan dalam proses belajar mengajar. Karena dalam menentukan sebuah strategi
pembelajaran IPS SD kelas awal ini harus memperhatikan apa-apa saja yang berhubungan
dengan siswa.
4. Strategi Mengulang,
5. Strategi Elaborasi,
6. Strategi Organisasi,
. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang digunakan oleh guru agar siswa dapat
belajar seluas-luasnya dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran secara efektif.
2. Secara garis besarnya metode pembelajaran IPS itu antara lain :
a. Metode ceramah
b. Metode tanya jawab
c. Metode diskusi
d. Metode kerja kelompok
e. Metode demonstrasi
f. Metode karyawisata
g. Metode simulasi
h. Metode Inquiry dan Discovery
i. Metode bermain peran ( Role Playing )
j. Metode sosial drama
3.2 Saran
Bagi seorang guru atau calon guru sangatlah penting mengerti dan memahami tentang
strategi pembelajaran dan metode pembelajaran IPS di SD. Dimana sebelum memberikan
sebuah materi atau pembelajaran diharapkan seorang guru mampu dan mengerti tentang
pemilihan strategi pembelajaran dan metode yang sesuai dan mendukung terhadap
tercapainya tujuan pembelajaran yang ada.
Dengan adanya makalah ini kelompok kami berharap semoga dapat bermanfaat bagi
mahasiswa khususnya dan pada umumnya untuk masyarakat. Semoga makalah ini dapat
memberikan penambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita semua yang memanfaatkan
makalah ini. Kami selaku pihak penyusun juga mengharapkan sebuah kritik dan saran yang
membanggun untuk makalah ini demi kesempurnaan tugas kami pada waktu yang akan
datang.
DAFTAR PUSTAKA
Iif Khoirul Ahmadi, Sofan Amri. 2011. Metode Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.
Abdul Aziz Wahab. 2009. Metode dan model – model Mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Bandung: Alfabeta.
http://atinsupriatin11.blogspot.co.id/2014/10/metode-media-dan-strategi-pembelajaran.html
http://sofyanpu.blogspot.co.id/2009/05/strategi-pembelajaran-ips.html