Anda di halaman 1dari 15

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian

Dalam mempelajari tentang air, ada beberapa istilah yang perlu dipahami

terlebih dahulu yaitu air bersih, air minum dan sampel air. Air bersih adalah air

yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak (Permenkes RI Nomor

416/Menkes/PER/IX/1990).

2.1.1. Air minum adalah air yang melaui proses pengolahan atau proses

pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung

diminum (Permenkes Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002).

2.1.2. Sampel air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakan untuk

keperluan pemeriksaan laboratorium (Permenkes Nomor

907/Menkes/SK/VII/2002).

2.2. Sumber asal air

2.2.1. Siklus hidrologi

Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses yang terus menerus, saling

terkait dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus yang disebut daur hidrologi.

Prinsip dasarnya berupa sinar matahari sebagai sumber energi yang terus menerus

menyinari permukaan daratan dan lautan, sehingga air permukaan seperti air

sungai, air danau dan air laut akan mengalami penguapan (evaporasi). Air yang
8

menguap, karena ringannya akan naik ke angkasa dan menaglami pengembunan

(kondensasi), sehingga akan terbentuk titik-titik air (awan), karena gaya beratnya

akan turun ke bumi sebagai hujan (presipitasi). Air hujan yang tidak mengalami

infiltrasi akan mengisi bagian permulkaan tanah yang rendah yang seterusnya

akan mengalir ke sungai, danau dan ke laut. Tidak semua air akan sampai ke laut,

karena ada sebagian yang akan menguap kembali.

Peresapan air hujan ke dalam tanah akan membentuk lapisan pembawa air

tanah (aquifer). Aquifer merupakan reservoir air tanah yang volumenya jauh

lebih besar bila dibandingkan dengan air sungai atau air danau.

2.2.2. Penggolongan Air menurut sumber atau asalnya

Menurut sumber atau asalnya, air dapat digolongkan menjadi:

1. Air angkasa: air hujan, salju, es

2. Air permukaan: air sungai, air telaga, air waduk, air danau, air laut

3. Air tanah, yaitu air yang tersimpan atau terperangkap di dalam lapisan batuan

yang mengalami penambahan secara terus menerus oleh alam, meliputi:

a. Zona air berudara (zone aeration)

Zona ini merupakan lapisan tanah mengandung air yang masih dapat

kontak dengan udara.

b. Zona air jenuh ( Zone of saturation)

Zona ini merupakan lapisan tanah yang mengandung air yang relatif tidak

berhubungan dengan udara luar dan lapisan tanahnya disebut aquifer.


9

c. Air tanah pada umumnya tergolong bersih dilihat dari segi mikrobiologis,

karena pada saat pengaliran, air tanah mengalami proses penyaringan

alamiah sehingga kebanyakan mikroba sudah tidak terdapat di dalamnya.

2.3. Pembagian macam air tanah

2.3.1. Air tanah bebas

Air tanah bebas adalah air yang mempunyai tekanan yang sama dengan

tekanan atmosfir. Hal ini terjadi karen lapisan atas air tersebut masih dalam zona

aerasi dan lapisan bawah berada pada zona jenuh.

2.3.2. Air tanah tertekan (artesis)

Air tanah tertekan adalah air yang mempunyai tekanan yang lebih besar dari

tekanan atmosfir. Hal ini terjadi karena lapisan atas dan lapisan bawah air tersebut

berada pada zona jenuh.

2.3.3. Air celah dan air lapisan

Bila pada batuan terjadi suatu retakan-retakan, maka sedikit demi sedikit

akan terisi oleh air. Akibatnya air tersebut akan tertampung, sehingga menjadi

suatu cadangan air yang disebut air celah. Antara butir-butir tanah pada suatu

lapisan akan terdapat suatu ruangan yang terisi oleh air, maka air yang ada di sini

dikatakan sebagai air lapisan.

2.3.4. Air tanah tumpang (perched groundwater)

Lapisan kedap air (impermeable) sering terjadi pada zona aerasi. Air tanah

yang terbentuk di sini adalah air tanah tumpang. Air tanah jenis ini tidak dapat

dijadikan sebagai usaha pengembangan air tanah, karena permukaan airnya

mempunyai variasi yang berbeda-beda.


10

2.4. Keuntungan dan kerugian pemanfaatan air tanah

2.4.1. Keuntungan

1. Cenderung bebas dari bakteri-bakteri pathogen.

2. Pada umumnya dapat dipakai tanpa pengolahan terlebih dahulu.

3. Dalam banyak keadaan biasanya di dapat dekat dengan masyarakat

yang membutuhkan (rural community)

4. Biasanya paling praktis dan ekonomis dalam mendapatkan dan

mendistribusikannya.

5. Lapisan aquifer yang diambil airnya, biasanya merupakan reservoir

alamiah di tempat pengambilannya.

2.4.2. Kerugian

Adapun kerugian pemanfaatan air tanah, adalah seringkali banyak

mengandung mineral-mineral seperti Fe, Mn, Ca dan biasanya membutuhkan

pemompaan.

2.5. Peranan air bagi Kehidupan manusia

Air merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

dan merupakan sesuatu yang mutlak harus ada alam kehidupan. Tubuh manusia

mengandung 60-70% air dari seluruh berat badan dan pada jaringan lemak kira-

kira 90%, begitu juga darah dan dan getah bening sebagian besar terdiri dari air.

Apabila kehilangan 20% saja air dari dalam tubuh kan bisa mengakibatkan

kematian (Sanropie dkk, 1984: 4). Untuk minum dibutuhkan air sebanyak 3% dari

berat badan atau sekitar 2,3 liter setiap hari. Air dimanfaatkan oleh manusia untuk

berbagai kebutuhan sebagai berikut:


11

2.5.1. Kebutuhan rumah tangga seperti makan, minum, memasak, mandi,

berkumur, mencuci pakaian, membersihkan rumah, barang dan

peralatannya.

2.5.2. Kebutuhan tempat umum seperti sekolah, kantor, rumah sakit, pasar,

rumah makan, masjid, hotel, pemandiaan umum, tempat rekreasi dan

sebagainya.

2.5.3. Kebutuhan irigasi seperti mengairi sawah, leding, tanaman, tambak ikan,

peternakan dan sebagainya.

2.5.4. Kebutuhan industri seperti membuat makanan atau minuman, pembangkit

tenaga listrik, pengolahan bahan pabrik dan sebagainya.

2.6. Peranan air dalam memindahkan penyakit

Peranan air dalam memindahkan penyakit, dapat diuraikan sebagai berikut:

2.6.1. Menular melalui air (water borne)

Kuman dapat berada di dalam air minum untuk manusia. Bila air yang

mengandung kuman ini terminum maka dapat terjadi penyakit pada yang

bersangkutan. Di antara penyakit-penyakit tersebut adalah diare atau kholera,

penyakit thypoid, penyakit hepatitis infeksiosa, penyakit dysentribasiler. Bagi

penyakit-penyakit ini, perlu diketahui bahwa air bukan satu-satunya jalur yang

memungkinkan adanya kontak antara tinja dan mulut manusia merupakan jalur

penularan penyakit.

2.6.2. Menular melalui peralatan (water washed)

Cara penularan penyakit ini berkaitan erat dengan air bagi kebersihan umum

alat-alat, terutama alat-alat dapur dan makan dan kebersihan perorangan. Dengan
12

terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit

tertentu dapat dikurangi penularannya pada manusia. Kelompok penyakit-

penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis.

Peranan terbesar air bersih dalam cara penularan melalui peralatan terutama

berada di dalam bidang hygiene dan sanitasi. Penyakit-penyakit diare merupakan

penyakit yang penularannya bersifat fecal-oral. Karena itu penyakit-penyakit

diare dapat ditularkan melalui beberapa jalur, di antaranya jalur yang melalui air

dan jalur yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air. Contoh penyakit

dalam kelompok ini serupa dengan terdapat pada jalur melalui air yaitu kholera,

typoid, hepatitis infeksiosa dan dysentri basiler.

Berjangkitnya penyakit-penyakit kelompok tersebut sangat erat kaitannya

dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk makan minum dan memasak serta

untuk kebersihan alat-alat makan. Golongan penyakit infeksi kulit dan selaput

lendir sangat erat kaitannya dengan kebersihan seseorang yang buruk. Pada

umumnya angka penyakit dapat diturunkan dengan jalan penyediaan air yang

cukup bagi kebersihan perorangan. Berjangkitnya penyakit kelompok-kelompok

tersebut sangat erat kaitannya dengan kurangnya penyediaan air bersih untuk

kebutuhan perorangan.

2.6.3. Menular melalui penampungan air (water-based)

Penyakit ini dalam siklusnya memerlukan penjamu (host) atau perantara.

Penjamu atau perantara ini hidup di dalam air. Contoh penyakit ini adalah

penyakit Schistomiasis (demam keong). Larva Schistomiasis hidup di dalam

keong-keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi
13

Cercaria dan menembus kulit (kaki) manusia yang berada di dalam air tersebut.

Air yang mengandung Cercaria infektif ini sangat berbahaya bagi manusia.

Badan-badan air terdapat di alam potensial dalam menularkan penyakit ini dan

sering berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari manusia seperti

menangkap ikan, mandi dan mencuci.

2.6.4. Vektor-vektor atau serangga yang berhubungan dengan air

Air merupakan tempat berkembang bagi beberapa serangga yang merupakan

beberapa penularan penyakit. Air yang merupakan salah satu unsur alam yang

harus ada di dalam lingkungan manusia akan merupakan media yang baik bagi

serangga untuk berkembang biak atau menggigit manusia. Beberapa penyakit

yang disebarkan oleh serangga ini adalah Malaria, Yellow fever, Dengue,

Trypanosomiasis, Nyamuk Aedes aegypti yang merupakan penular penyakit

demam berdarah berkembang biak dengan mudah bila di lingkungan tersebut

terdapat air

2.7. Syarat – syarat air bersih

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dengan

kualitas yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah

dimasak. Di dalam air banyak terdapat bakteri dan zat yang larut dalam air, oleh

karena itu air yang akan dipergunakan harus memenuhi persyaratan sebagai air

bersih. Adapun persyaratan tersebut adalah (Permenkes RI No.

416/Menkes/PER/IX/1990):
14

2.7.1. Syarat fisik

Secara fisik air bersih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

2.7.2. Syarat kimia

Air bersih tidak boleh mengandung zat-zat beracun, zat-zat yang tidak

menimbulkan gangguan teknis, estetika, fisiologis, ekonomis serta zat-zat yang

mengganggu kesehatan. Air bersih yang mengandung bahan-bahan yang berlebih

dapat bersifat racun (Pb,Cd,Ba,Ar,Co,F,As) juga dapat mempengaruhi faali yang

berbeda-beda pada tubuh manusia seperti fe,SO4,Ca,Cl dan Zn (Depkes RI,

1991).

2.7.3. Syarat bakteriologis

Air bersih tidak boleh mengandung kuman-kuman parasitik, kuman

pathogen dan bakteri golongan coli.

2.7.4. Radioaktif

Hal ini terjadi karena aktivitas manusia dalam penggunaan bahan-bahan

nuklir maupun penggunaan pupuk phosfat secara besar-besaran dalam sistem

pertanian.

2.8. Syarat air minum

Di Indonesia persyaratan kualitas air minum diatur dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-

Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Sesuai dengan persyaratan tersebut,

bahwa air minum harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:


15

2.8.1. Bakteriologis

Air minum, air yang masuk sistem retribusi dan air pada sistem retribusi,

E. Coli atau fecal coli dan total bakteri coliform dalam 100 ml sampel harus nol.

2.8.2. Kimia

Bahan-bahan anorgonik (yang memiliki pengaruh langsung pada kesehatan),

bahan-bahan anorganik (yang kemungkinan dapat menimbulkan keluhan pada

konsumen), bahan-bahan organik (yang memiliki pengaruh langsung pada

kesehatan). Bahan-bahan organik (yang memungkinkan dapat menimbulkan

keluhan pada konsumen), pestisida.

2.9. Metode penurunan kandungan zat besi dalam air

Proses penurunan kandungan besi dalam air dilakukan dengan dua metode

yaitu metode konservasi (conservation methode) dan metode substitusi atau ion

excange (mohaji, 1981).

2.9.1. Metode konservasi


++
Prinsip dari metode konservasi ialah mengubah besi dari bentuk Fe yang

mudah larut dalam air menjadi besi berbentuk Fe+++ yang sukar larut dalam air

(sebagai presipitat) melalui satuan unit sedimentasi maupun filtrasi, maka

presipitat yang terbentuk tersebut dapat dipisahkan dari air. Menurut Stell dan.

Gee berbagai oksidator yang dapat digunakan untuk proses ini antara lain:

1. Aerasi (oksigen dari udara)

2. Chlorin (Cl2)

3. Ozone (O3)

4. KMnO4
16

2.9.2. Metode Subtitusi

Metode substitusi yang dimaksud disini dapat didefinisikan sebagai

penukaran penggantian ion (ion exchange) bentuk larutan dengan ion bentuk

padat. Proses penukaran ion ditujukan untuk besi bervalensi dua. Untuk proses ini

dapat digunakan resin Natrium maupun resin Hidrogen.

2.10. Penurunan kadar Fe melalui aerasi

Penurunan kadar fe dapat dilakukan melalui aerasi. Aerasi adalah proses

pengolahan air dengan cara mengontakkannya dengan udara. Aerasi secara luas

digunakan untuk pengolahan air yang mempunyai kandungan besi terlalu tinggi

(mengurangi kandungan zat terlarut). Oksigen yang ada di udara, melalui proses

aerasi akan bereaksi dengan senyawa ferus terlarut diubah menjadi ferric (Fe)

yang tidak bisa larut. . Adapun reaksi terjadinya ferric adalah sebagai berikut:

Fe(HCO3)2 → Fe++ + 2 HCO3-

2 HCO3- + H2O2 → H2CO3 + CH-

Fe++ + 2 OH- → 2Fe(OH)3 (coklat).

Dalam proses aerasi pengendapan perlu dilakukan agar memperoleh hasil

aerasi yang optimal seperti yang disyaratkan dalam Permenkes NO.

416/Menkes/PER/IX/1990, yaitu kandungan Fe untuk air bersih 1,0 mg/l dan

untuk air minum 0,3 mg/l), waktu pengendapan yang optimal biasanya diambil 2-

6 jam (Sanropie dkk, 1985). Aerator yang digunakan dalam penelitian ini ada dua

jenis, yaitu (Depkes, 1998):


17

2.10.1. Multiple tray aerator

Multiple tray aerator adalah proses pengolahan air dengan cara

mengontakkannya dengan udara melalui susunan tray-tray dengan dasarnya

penuh dengan lobang-lobang.susunannya sangat sederhana dan tidak mahal, tidak

memerlukan tempat yang luas. Jenis aerator ini terdiri Atas 4-8 tray dengan

dasarnya penuh lobang-lobang pada jarak 30-50 cm. Melalui pipa berlobang air

dibagi rata melalui atas tray, dari sinilah percikan-percikan kecil turun ke bawah

dengan kecepatan kira-kira 0,02 m3/per m2 permukaan tray. Tetesan tetesan kecil

menyebar dan dikumpulkan kembali pada setiap tray berikutnya. tray-tray bisa

dibuat dari bahan-bahan yang cocok seperti pipa plastik. Untuk penyebaran air

lebih halus tray-tray aerator bisa diisi dengan kerikil-kerikil kasar dengan

ketebalan 10 cm.

2.10.2. Cascade aerator

Cascade aerator adalah proses pengolahan air dengan cara

mengontakkannya dengan udara melalui susunan anak tangga dengan kemiringan

90o. Pada dasarnya aerator ini terdiri atas 4-8 step atau tangga, setiap step kira-

kira memilkiki ketinggian 30 cm dengan kapasitas kira-kira 0,01 m3/detik. Untuk

menghilangkan gerakan putaran (turbulance) guna menaikkan efisiensi aerasi,

hambatan sering terjadi di tepi peralatan pada setiap step. Dibandingkan dengan

tray aerator, ruang (tempat) yang diperlukan untuk cascade aerator agak lebih

besar tetapi total kehilangan tekanan lebih rendah. Keuntungan lain adalah tidak

diperlukan pemeliharaan.
18

2.10.3. Aerasi tangga meluncur (sumberged cascade aerator)

Sumberged cascade aerator penangkapan udaranya terjadi pada saat air

terjun dari lempengan-lempengan trap yang membawanya masuk ke dalam air

yang dikumpulkan kelempengan dibawahnya. Oksigen kemudian dipindahkan

dari gelembung-gelembung udara ke dalam air.

2.10.4. Spray aerator

Terdiri atas nosel penyemprot yang tidak bergerak (stationary nozzle),

dihubungkan dengan kisi lempengan yang mana air disemprotkan ke udara di

sekeling pada kecepatan 5-7 m/det. Pengeluaran air ke arah bawah melalui

batang-batang pendek dari pipa yang panjangnya 25 cm dan diameter 15-30 mm.

Piringan melingkar ditempatkan beberapa sentimenter di bawah setiap ujung pipa,

sehingga terbentuk selaput air tipis melingkar yang selanjutnya menyebar menjadi

tetesan air yang halus.

2.10.5. Aerator gelembung udara (bubble aerator)

Jumlah udara yang diperlukan untuk aerasi dengan bubble aerator tidak

banyak, lebih dari 0,3-0,5 udara dan volume ini dengan mudah bisa dinaikkan

melalui suatu penyedotan udara. Udara disemprotkan melalui dasar bak air yang

akan di aerasi.

2.11. Masalah-masalah yang ditimbulkan Fe dalam air

Besi adalah salah satu elemen kimia yang dapat ditemui hampir setiap

tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Air yang ada

didalam air dapat bersifat:


19

1. Terlarut sebagai Fe ²+ (fero) atau Fe³+ (ferri)

2. Tersuspensi sebagai butiran koloidal (diameter < 1 m m) atau lebih besar,

seperti Fe2O3, FeO3, Fe(OH)3 dan sebagainya.

3. Tergabung dengan zat organis atau zat padat yang anorganis seperti tanah liat

(Alaert dan Santika, 1984).

Adanya kandungan besi pada air memberikan rasa pahit pada air,

menghitamkan pemanasan beras dan memberikan noda hitam kecoklat-coklatan

pada pakaian yang dicuci, tempat berkembangnya bakteri Gallionella, Leptothrix

dan Thiobaccillus, bakteri ini mengeluarkan warna merah coklat dan

menyebabkan bau.

Menurut Slamet (1994), besi dalam jumlah kecil dibutuhkan tubuh dalam

pembentukan hemoglobin, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat merusak

dinding usus, kematian disebabkan oleh kerusakan dinding usus.

Dalam jumlah kecil zat besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan sel

darah merah. Kandungan zat besi di dalam yang melebihi batas akan

menimbulkan gangguan sebagai berikut (Depkes, 1984: 4):

1. Rasa tidak enak di dalam air, pada konsentrasi lebih dari 2 mg/l.

2. Menimbulkan noda-noda pada alat dan bahan-bahan yang berwarna putih

apabila konsentrasi 1 mg/l.

3. Menimbulkan bau dan warna di dalam air.

Air tanah yang mengandung besi dalam jumlah yang banyak akan

menyebabkan air berbau dan berasa besi yang menyebabkan masyarakat sulit

menerima terutama bila untuk diminum, bilamana air mengandung besi digunakan
20

untuk mencuci pakaian, maka pakaian yang berwarna putih akan terkena bercak

noda coklat yang tidak sulit untuk hilangkan, memberi warna bercak coklat pada

keramik, dasar dan dinding kamar mandi dan pada penampungan air

(Depkes, 2000: 47).

2.12. Kerangka Teori

Kebutuhan air

1. Kedalaman air
tanah
2. PH
3. Suhu Sumber air
4. Bakteri Besi
5. CO2 Agresif

Lapisan tanah yang


mengandung besi

Intensitas Sumur bor atau


pemompaan artesis dengan kadar Dampak terhadap
Fe tinggi kualitas air

Pengolahan air:
Netralisasi
Sedimentasi, flokulasi , Dampak terhadap:
koogulan 1. Kesehatan
2. Teknis
Aerasi 3. Ekonomi
Filtrasi 4. Estetika
Desinfeksi
Pelunakan air sadah
Ion Exchange
Lain-lain

Sumber: modifikasi berbagai teori.


21

Anda mungkin juga menyukai