Anda di halaman 1dari 2

Nama : SETYO ARDIAN TOPAN

NIM : 1802111867
Penerapan GCG di Dunia didukung oleh Organisation for Economic Cooperation
and Development dengan penerbitan prinsip-prinsip GCG yang bertujuan untuk membantu
negara-negara baik negara anggota OECD maupun bukan anggota OECD untuk menerapkan
GCG di negaranya terutama untuk dapat menyediakan pedoman dan saran-saran bagi bursa
saham, investor, perusahaan, dan pihak-pihak lain yang memiliki peranan dalam proses
pengembangan GCG.

Good Corporate Governance menjadi penting untuk Asia dalam beberapa tahun


terakhir dengan sebagian besar pasar telah memperkenalkan peraturan yang komprehensif.
Regulator perusahaan dan investor memiliki peran penting dalam Good Corporate
Governance. Meskipun masih ada beberapa kekurangan dalam kerangka peraturan di banyak
negara di kawasan Asia ini yang berfungsi untuk melumpuhkan manfaat apa yang telah
dicapai. Meskipun ada perusahaan yang sadar melebihi standar tata kelola juga ada bukti
yang jelas bahwa pendekatan terhadap masalah pemerintahan oleh banyak perusahaan di Asia
berjumlah lebih sedikit. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antara praktik Good
Corporate Governance yang baik dan keuntungan finansial.

Permasalahan GCG mulai muncul dipermukaan sejak munculnya kasus Enron dan
KAP Arthur Andersen

• Enron dan KAP Arthur Andersen sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi
pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar.

• Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi
akhirnya dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur
Andersen. dapat menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur
Andersen

Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak dilakukan oleh
KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran
dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang milyaran dolar
• sedangkan KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan keindependensiannya
dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan
yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana mereka menjadi sulit untuk mendapatkan
pekerjaan akibat kasus ini.

Kejatuhan perusahaan raksasa multinasional pada awal tahun 2000an menyadarkan


masyarakat bisnis dan pemerintah bahwa corporate governance di negara mereka perlu di
reformasi. Dua negara yang paling serius menangani imbas skandal perusahaan –perusahaan
publik di dunia itu adalah Inggris dan Amerika Serikat. Hal itu disebabkan karena pasar
modal di kedua negara itu merupakan motor perkembangan ekonomi mereka.
Nama : SETYO ARDIAN TOPAN

NIM : 1802111867
Data dari Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) yang mengukur
pelaksanakan GCG di kawasan Asia Tenggara pada 2013:
• Berdasarkan data itu Indonesia ada di peringkat kedua terbawah. Indonesia unggul
atas Vietnam dengan skor 54,55 sedangkan Vietnam ada di posisi buncit dengan skor 38,7.
• Sedangkan peringkat pertamanya adalah Thailand.

Terdapat tiga arah agenda penerapan GCG di Indonesia (BP BUMN, 1999) yakni,
menetapkan kebijakan nasional, menyempurnaan kerangka nasional dan membangun inisiatif
sektor swasta. Terkait dengan kerangka regulasi, Bapepam bersama dengan self-regulated
organization (SRO) yang didukung oleh Bank Dunia dan ADB telah
menghasilkan beberap proyek GCG seperti JSX Pilot project. alam penerapan GCG di
Indonesia, seluruh pemangku kepentingan turut berpartisipasi. Komite Nasional Kebijakan
Corporate Governance yang diawal tahun 2005 di ubah menjadi Komite Nasional Kebijkan
Governance telah menerbitkan pedoman GCG pada bulan Maret 2001. Pedoman tersebut
kemudian disusul dengan penerbitan Pedoman GCG Perbankan Indonesia,
Pedoman untukkomite audit, dan pedoman untuk komisaris independen di
tahun 2004. Semua publikasi ini dipandang perlu untuk memberikan acuan
Dalam mengimplementasikan GCG.

Anda mungkin juga menyukai