I. TAHAP PREINTERAKSI
II. TAHAP ORIENTASI
III. TAHAP KERJA
A. Inspeksi
Pemeriksa berhadapan dengan pasien
1. Kesimetrisan kepala
2. Bentuk kepala (bulat,lonjong,kotak)
3. ada bekas luka?
4. Kesimetrisan alis mata
5. Distribusi rambut dan kondisinya (kering,berminyak,lepek)
B. Palpasi
Pemeriksa berada di belakang pasien
1. Daerah limfe oksipital (belakang telinga)
Perintahkan pasien untuk mengangkat alis, kerutkan dahi, kembungkan pipi, tersenyum lebar
(kelihatan gigi), tutup mata kuat2. Perhatikan kesimetrisan gerakannya! (nervus 7 Facialis)
2. Perintahkan pasien untuk menundukkan kepala lalu menengadah
3. Perintahkan pasien untuk tengok kanan dan kiri
4. Letakkan 2 tangan pemeriksa pada samping kepala pasien → minta pasien tengok kanan dan
kiri ( adakah tahanan)
5. Perintahkan pasien untuk memiringkan kepala kanan dan kiri
6. Letakkan 2 tangan pemeriksa pada samping kepala pasien → minta pasien memiringkan
kepala ke kanan dan kiri (adakah tahanan)
7. Perintahkan pasien untuk mengangkat bahu
8. Letakkan 2 tangan pemeriksa pada bahu pasien → minta pasien untuk mengangkat bahu
(adakah tahanan) (musculus sternocleidomastoideus dan trapesius → N 12 Accesorius)
9. Pemeriksaan limfe di daerah submandibula (bawah pipi) dan sub mental (bawah dagu) →
diraba apakah ada inflamasi dan nyeri ( 2 tangan ka-ki pakai 2 jari)
10. Pemeriksaan tiroid → minta pasien memiringkan kepala ke kiri (tangan kiri pemeriksa
menopang kepala pasien dan tangan kanan dengan 3 jari meraba daerah di bawah dagu dan minta
pasien untuk menelan)
11. Pemeriksaan mata (pasien dan pemeriksa saling berhadapan)
Perintahkan pasien untuk melihat ke atas → buka daerah konjungtiva (normal warna
merah)
Perintahkan pasien untuk mengikuti gerakan benda (pulpen) tanpa menggerakkan
kepala (kepala di pegangi oleh pasien sendiri biar tidak gerak)
Minta pasien menutup salah satu mata → mata yang terbuka disuruh untuk mengikuti
gerakan pulpen → buka mata yang di tutup (normalnya mata yang ditutup tetap mengikuti
gerak benda) N. 3 Olfaktorius,4 Koklearis, 5 Trigeminus
Pemeriksaan lapang pandang
Pasien dan pemeriksa berhadapan (50 cm)…mata kanan pasien ditutup dan mata kiri
pemeriksa ditutup juga. Minta pasien untuk melihat focus pada hidung pemeriksa. Letakkan
pulpen di tengah2 hidung lalu gerakkan menjauh. Minta pasien untuk melihat tanpa
menggerakkan/ merubah focus pengelihatan.
Minta pasien untuk menutup mata kuat – kuat kemudian membuka mata (N. 5) Ptosis
→ tidak dapat membuka dan menutup mata secara maksimal.
Pemeriksaan pupil
Minta pasien menutup salah satu mata. Mata yang terbuka diberi cahaya senter dari samping
lalu minta pasien membuka mata yang ditutup tadi → pupil akan ikut mengecil dan ada
jedanya
Pemeriksaan visus → dengan kartu Snellen (ketajaman mata) 6 meter
12. Pemeriksaan telinga
Gunakan garpu tala weber → bunyikan garpu tala lalu letakkan pada tulang
mastoideus di belakang telinga (tanyakan apakah pasien mendengar suara dan minta pasien
untuk memberitahu bila suara sudah tidak terdengar) → dekatkan garpu tala pada telinga
pasien (tanyakan apakah pasien mendengar suara dan minta pasien untuk memberitahu bila
suara sudah tidak terdengar) [ normalnya suara lewat udara 3x lebih lama terdengar]
Gunakan garpu tala Ringe → letakkan garpu tala pada dahi pasien (posisi sejajar GT-
nya) → bunyikan garpu tala → tanyakan pada pasien apakah mendengar suara dan telinga
mana yang mendengar suara lebih keras (telinga yang mendengar suara lebih keras
merupakan telinga yang tuli)
IV. TAHAP TERMINASI
V. EVALUASI
PEMERIKSAAN THORAKS
I. TAHAP PREINTERAKSI
II. TAHAP ORIENTASI
III. TAHAP KERJA
A. Dada
1. Inspeksi
Bentuk : dada simetris tidak ada kelainan
Warna : warna kulit (homogeny) , persebaran bulu dada (rata/ tidak) → laki2,
penyakit kulit (ada/ tidak), bekas luka (ada/ tidak)
Gerakan dada : tidak ada ketinggalan gerak, tidak ada gerakan memaksa saat bernafas,
pergerakan dada teratur.
Melihat ictus cordis sebelah dada kiri bawah putting susu.
2. Palpasi
Gosok2 tangan
Letakkan 2 telapak tangan pada dada pasien agak tegak lurus
Apakah pasien merasa nyeri tekan?
Minta pasien untuk mengambil nafas lewat hidung dan keluarkan nafas pelan2
melalui mulut
Minta pasien untuk mengucapkan : wolu-wolu
Intepretasi : nafas pasien teratur, dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak, teraba
getaran saat pasien mengucapkan wolu-wolu.
Meraba ictus cordis menggunakan 4 jari pada RIK 4dan5 line midclavicula atau di
bawah putting susu
Intepretasi : teraba atau tidak, terasa getaran atau tidak
3. Perkusi
Pakai jari tengah untuk mengetuk dan untuk melapisi costa yang diketuk (2 kali ketuk
ajah)
Dimulai dari atas Clavikula : kanan-kiri-kiri bawah-geser kanan –dst (10x)
Sampai terdengan suara redup ( batas bawah paru) tentukan berada di costa atau SIC
berapa ? (normal dicosta 5-6 atau SIC 5-6)
Pengembangan paru
Perkusi tulang punggung sampai suara redup batas bawah paru → di garis
Minta pasien untuk mengambil nafas dalam dan tahan
Langsung perkusi dari batas bawah paru tadi sampai suara redup → di garis
Jangan lupa paien suruh menghembuskan nafas lagi ya….
Hitung jarak garis (pakai meteran atau jari aja) nah ini adalah besar pengembangan
paru pasien.
4. Auskultasi
Pakai stetoskop
Mulai dari atas clavikula kanan kayak perkusi itu. Bentuknya kayak singlet gt ya…..
Minta pasien untuk mengambil nafas dan menghembuskan nafas
Intepretasi : suara nafas teratur dan normal
PEMERIKSAAN ABDOMEN
I. TAHAP PREINTERAKSI
II. TAHAP ORIENTASI
III. TAHAP KERJA
A. Inspeksi
1. Bentuk abdomen (simetris/ tidak)
2. Letak lebih rendah dari dada
3. Tidak keras atau tegang
4. Tidak ada peradangan pada umbilicus
5. Tidak ada luka/ bekas luka
6. Tidak ada hiperpigmentasi
7. Melihat pulsasi aorta abdominalis (bawah tulang dada)
8. Tidak ada pelebaran pembuluh darah
B. Auskultasi
1. Iscus cordis (apek)
2. Mengetahui frekuensi gerak usus (seperti suara air mengalir) crik dan gagle (5-35x
per menit)
Normopristaltik, hiperpristaltik (diare), hipopristaltik (peritonitis)
3. Ada atau tidaknya bising usus
4. Ada tidaknya gangguan vaskuler
5. Urutan auskultasi
C. Perkusi
1. Normal menghasilkan suara timpani
2. Perkusi batas atas Hepar
Mid clavikula (biasanya pada costa no 4) diperkusi ke bawah hingga suara
redup (tandai)
3. Perkusi batas bawah Hepar
Sejajae umbilicus diperkusi ke atas hingga suara redup (tandai)
4. Normalnya batas atas dan bawah hepar adalah 6 – 12 cm
5. Perkusi Lien
Perkusi costa kiri ke tengah (awalnya sonor – timpani)
Untuk menghindari positif palsu : minta pasien untuk menarik nafas dan tahan,
lalu perkusi pada daerah yang sama.
6. Undulasi
Kedua tangan pasien di tangkupkan lalu diletakkan di tengah perut. Tangan
kiri perawat ditempelkan di pinggang kiri pasien. Tangan kanan perawat menyentik
pinggang kanan pasien. Jika terdapat/ terasa dorongan berarti terdapat cairan (acites)
7. Redup beralih
Perkusi kuadran perut kanan sejajar umbilicus (dari tepi ke tengah) jika terjadi suara
redup, minta pasien untuk miring ke kiri lalu perkusi lagi dari suara redup tadi kearah
miring pasien (kiri).
Jika sejak awal tidak ada suara redup maka pasien tidak perlu diminta miring.
D. Palpasi
1. Hangatkan tangan terlebih dahulu
2. Lakukan palpasi superficial (<4 cm)
Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran organ dan nyeri tekan
Caranya : dari perut kuadran kanan atas lalu memutar searah jarum jam,tanyakan sakit
atau tidak.
3. Lakukan palpasi dalam (>4 cm)
Tangan kiri perawat diatas perut pasien lalu tangan kanan menekan, minta pasien untuk
mengambil nafas dalam dan tahan.
Caranya : mulai dari kwadran kanan atas – kiri atas - kanan bawah – kiri bawah
4. Palpasi hepar
Tangan kiri perawat dibawah perut daerah hepar lalu tangan kanan menekan keatas
bagian letak hepar sambil minta pasien untuk menarik nafas dalam dan hembuskan.
5. Palpasi Lien
Tangan kiri perawat dibawah perut daerah lien lalu tangan kanan menekan keatas
samping kiri bagian letak lien sambil minta pasien untuk menarik nafas dalam dan
hembuskan
6. Palpasi ginjal
Kanan : tangan kiri dibawah perut daerah ginjal, tangan kanan menekan ke dalam sambil
minta pasien untuk menarik nafas dalam dan hembuskan.
Kiri : tangan kanan dibawah perut daerah ginjal, tangan kiri menekan ke dalam sambil
minta pasien untuk menarik nafas dalam dan hembuskan.
7. Palpasi pulsasi aorta : dengan 2 jari dari kedua tangan.
I. TAHAP PREINTERAKSI
II. TAHAP ORIENTASI
III. TAHAP KERJA
Pakai sarung tangan
Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih terlebih dahulu.
Pasang perlak dan kain pelapis
Pasien posisi tidur kaki agak dilebarkan.
A. Laki – laki
Beri 2 selimut atas dan bawah, buka seperlunya saja…malu tauk!
1. Inpeksi
Warna : warna homogen, tidak ada warna kemerahan.
Persebaran bulu rambut rata, tidak ada bekas garukan
Lihat adakah edema, peradangan atau lesi)
Lihat scrotum, keseragaman warna, bentuk dan kesimetrisan 2 testis
(normalnya yang kiri lebih tinggi)
Lihat letak lubang uretra apa di tengah2 gland penis?
Lihat penis pasien, apakah ada luka dan mengeluarkan cairan (discharge)?
Apakah pasien sudah disunat ?
Lihat anus pasien, apakah ada kemerahan atau bengkak?
2. Palpasi
Pegang penis (dengan 3 jari→ ibu jari, telunjuk,dan jari tengah), apakah ada
massa atau tahanan pada penis?
Apakah pasien merasa nyeri?
Kalau pasien belum disunat dibuka ujungnya!! Lihat ada kotoran atau bakteri
gak!
Pegang kantong skrotum, palpasi…apakah ada 2 testis? (normalnya sebesar
biji kelereng).
Raba bagian bawah scrotum dengan jari telunjuk. Apa teraba adanya
saluran(spermatic cord)?
Palpasi selangkangan dengan 2 jari,,tidak perlu ditelusuri (coz lebih
merangsang) cukup diraba saja.
Angkat perlak
B. Perempuan
Minta pasien untuk menekuk lututnya dan finggul (fleksi)
Selimut dibuat jadi segitiga
1. Inpeksi
Warna : warna homogen, tidak ada warna kemerahan.
Persebaran bulu rambut rata, tidak ada bekas garukan dan bekas luka
Lihat apakah labia simetris ?
Buka labia mayor dengan 2 jari yang dilapisi kassa (ibu jari & telunjuk) lihat
apakah ada jamur? biasanya warna putih2 gitu. Bisa menggunakan senter, jika ada
kotoran dibersihkan.
Lihat warna dan ukuran klitoris.
Lihat 3 lubang : uretra, vagina dan anus.
Lihat anus pasien, apakah ada kemerahan atau bengkak? Adakah hipersekresi?
2. Palpasi
Palpasi labia mayor, apakah ada massa/ tahanan? (normalnya tidak tegang coz
itu hanya lemak saja)
Palpasi labia minor, apakah ada massa/ tahanan? (normalnya tidak tegang coz
itu hanya lemak saja)
Palpasi lubang vagina, raba bawah vagina apakah ada perbesaran kelenjar
bulbouretralis?? (hati2 kalau mau memasukkan tangan ke lubang vagina coz sapa tau
pasien belum menikah,kan bahaya^_^) → pakai ibu jari dan jari telunjuk.