Waktu setting terlalu panjang karena bila waktu yang panjang akan
mengakibatkan pekerjaan terhadap gigi yang lama, Waktu setting yang
sesuai ada suhu mulut bagi semen silikofosfat adalah 5-7 menit pada
temperatur 37C.
Sifat Mekanis
Basis
Sementasi untuk mulut yang angka karies nya tinggi
Kontraindikasi :
Kasus pulpa gangren atau mati (Harty, 2012).
Gambar 5. GIC
A. Definisi
Glass ionomer cement atau Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) merupakan
bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan.
GIC/SIK memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimia baik pada email maupun
dentin. Suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil,
juga disebut sebagai semen polialkenoat.(Anusavice, 2003). Bahan restorasi yang
5
paling akhir berkembang dan mempunyai sifat perlekatan yang baik , semen ini
melekat pada enamel dan dentin melalui ikatan kimia. (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca melepaskan ion fluor dalam jangka waktu yang
cukup lama sehingga dapat menghilangkan sensitivitas dan mencegah terjadinya
karies sekunder. Kemampuan dalam melepaskan ion fluor terhadap compressive
strength dari bahan restorasi Semen ionomer kaca, mengakibatkan korelasi negatif
antara pelepasan ion fluoride dengan compressive strength. Bahan material yang
memiliki tingkat pelepasan ion fluoride yang lebih tinggi, secara umum
mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari material yang memiliki tingkat
pelepasan ion fluoride yang rendah (Robert, 2002).
Semen ionomer kaca sering disebut dengan ASPA (Alumine Silicate and
polyacrylic acid ). Reaksi yang terbentuk dari Semen ionomer kaca adalah reaksi
antara alumina silikat kaca dalam bentuk powder dengan asam poliakrilik sebagai
liquid. Selain sebagai bahan restorasi, Semen ionomer kaca dapat
digunakansebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk restorasi gigi anterior dan
posterior, pelapiskavitas, penutup pit dan fisur, bonding agent pada resin
komposit, serta sebagai semen adhesif pada perawatan ortodontik. Ukuran partikel
gelas Semen ionomer kaca bervariasi, yaitu sekitar 50 µm sebagai bahan restorasi
dan sekitar 20 µm sebagai bahan luting (Robert, 2002).
1. Konvensional
Semen ionomer kaca konvensional secara luas digunakan untuk kavitas Klas V,
hasil klinis dari prosedur ini cukup baik, meskipun penelitian in vitro berpendapat
bahwa semen ionomer kaca modifikasi resin dengan ketahanan fraktur yang lebih
tinggi dan peningkatan kekuatan perlekatan memberikan hasil yang jauh lebih
baik. (Gladwin, 2009).
biasanyaterdiri dari air dan asam polyacrylic atau asam polyacrilyc yang
dimodifikasidengan monomer methacrylate hydroxyethyl methacrylate. (Gladwin,
2009).
Terdiri dari partikel kaca silicate, sodium florida dan monomer yang dimodifikasi
polyacid tanpa air.bahan ini sangat sensitif terhadap cairan, sehingga biasanya
disimpan didalam kantong anti air. (Gladwin, 2009).
Semen glass ionomer ini kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan gaya
mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan
dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik.
(Gladwin, 2009).
SIK tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota,
jembatan,veneer dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner komposit. Secara
kimiawi berikatan dengan dentin enamel, logam mulia dan porselen. Memiliki
translusensiyang baik dan warna yang baik, dengan kekuatan tekan tinggi. (Craig,
2004).
b. Type II – Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan, SIK
juga digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi
servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat
gigi yang terlalu keras (Craig, 2004).
Pada teknik sandwich, merupakan suatu teknik penumpatan berlapis dengan SIK
dilibatkan sebagai pengganti dentine, dan komposit sebagai pengganti enamel.
(Anusavice, 2003).
Tipe IV SIK dapat digunakan juga sebagai fissure sealant. Pencampuran bahan
dengan konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang dan celah gigi
posterior yang sempit (Powers, 2008).
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin komposit.
Namun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK memiliki ikatan langsung
ke jaringan gigi oleh interaksi ion Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan
demikian dapat menghindari etsa asam. Selain itu, SIK memiliki efek
antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. (Powers, 2008).
Sebagai bahan restorasi adhesif yang mampu melepaskan ion fluour. ART adalah
metode manajemen karies atau merupakan bagian minimal intervensi meliputi komponen
restorasi dan pencegahan karies. (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan
kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa semen ionomer
kaca dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena
kemampuan SIK untuk melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras
gigi, serta memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat
dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak (Craig, 2004).
a. Komposisi Bubuk
b. Komposisi Cairan
Cairan yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat
dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cenderung membentuk
gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat
adalah dalam bentuk kopolimer dengan asamitikonik, maleic atau asam
trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah resktifitas dari cairan,
mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel
(Anusavice, 2003).
Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam akan
memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk
lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium,
aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk semen ionomer kaca
akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (Ca2+)
kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah
9
a. Sifat Fisis
1) anti karies ion fluor yang dilepaskan terus menerus membuat gigi lebih
tahan terhadap karies.
2) Termal ekspansi sesuai dengan dentin dan enamel
3) Tahan terhadap abrasi, ini penting khususnya pada penggunaan dalam
restorasi dari groove (Power, 2008).
b. Sifat Mekanis
1) Compressive strength: 150 Mpa, lebih rendah dari silikat
2) Tensile strength : 6,6 Mpa, lebih tinggi dari silikat
3) Hardness : 4,9 KHN, lebih lunak dari silikat
4) Frakture toughness : beban yang kuat dapat terjadi fraktur (Power, 2008).
c. Sifat Kimia
semen ionomer kaca melekat dengan baik ke enamel dan dentin, perlekatan ini
berupa ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari
semen ionomer kaca. Ikatan dengan enamel dua kali lebih besar daripada
ikatannya dengan dentin. Dengan sifat ini maka kebocoran tepi tambalan dapat
dikurangi. Semen ionomer kaca tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya
ikatan silang diantara rantai-rantai semen ionomer kaca. Ikatan ini terjadi karena
adanya polyanion dengan berat molekul yang tinggi ( Anusavice, 2003).
d. Biologis
Indikasi :
kelebihan:
1) Potensi antikariogenik
2) Translusen
3) Biokompatibel
4) Melekat secara kimia dengan struktur gigi
5) Sifat fisik yang stabil
6) Mudah dimanipulasi (Craig, 2004).
Kekurangan :
Pelepasan Fluorida
Jumlah fluorida yang dilepaskan dari kedua sistem modifikasi logam ini cukup
besar. Namun, fuorida yang dilepaskan dari semen Cermet lebih sedikit daripada
yang dilepaskan dari semen ionomer kaca Tipe II. Pada awalnya, semen gabungan
melepas lebih banyak fluorida daripada semen Tipe II. Tetapi besarnya pelepasan
ini menurun dengan berjalannya waktu (Anusavice, 2003).
C. Pertimbangan Klinis
Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan potensi anti-
kariesnya, semen-semen dengan modifikasi logam ini telah dianjurkan
untukpenggunaan yang terbatas sebagai alternatif dari amalgam atau komposit
untuk restorasi gigi posterior. Meskipun demikian bahan ini masih dikategorikan
sebagai bahan yang rapuh. Karena alasan inilah penggunaan bahan tersebut
umumnya terbatas pada restorasi konservatif dan umumnya kelas I. Bahan
tampaknya mempunyai kinerja yang relatif baik pada situasi seperti itu dan
terutama cocok untuk pasien muda yang rentan terhadap karies.
Semen-semen ini mengeras dengan cepat sehingga dapat menerima tindakan
penyelesaian dalam waktu yang realatif singkat. Dibarengi dengan potensi adhesi
dan daya tahannya terhadap karies, sifat-sifat ini telah mendorong semen tersebut
digunakan untuk membangun badan inti untuk gigi yang akan diperbaiki dengan
mahkota cor penuh. Namun, karena rendahnya kekuatan terhadap fraktur dan
sifatnya yang rapuh, sebaiknya dilakukan pendekatan yang konservatif. Bahan ini
sebaiknya tidak digunakan jika bagian yang akan dibangun dengan semen adalah
lebih besar dari 40% dari keseluruhan badan inti. Untuk kasus seperti ini
sebaiknya digunakan pasak atau bentuk retensi lainnya (Anusavice, 2003).
B. Sifat mekanis
Kekuatan
Kekakuan
Compressive strenght
Modulus elastisitas
Kelarutan dan disentrigasi dalam H2O
Setting time
Mengurangi pengerutan sewaktu mengeras
Merendahkan koefesien muai panas
C. Sifat biologi
Mengiritasi pulpa
Tidak toksik
D. Sifat fisik
Ketebalan
E. Cara manipulasi
G. Aplikasi
Jembatan berikatan-resin
Bracket ortodontik
Restorasi kaca keramik
H. Indikasi
bahan perekat untk restorasi
peralatan ortodontik, dan
restorasi sementara (Anusavice, 2003).
Indikasi :
1. Pulpa yang tebuka dalam pulp capping dan pulpotomy
2. Leakage canal
3. Apexification, merangsang pembentukan apex
4. Membentuk jaringan keras gigi
5. Bahan tambalan sementara untuk infeksi saluran akar
Kontra-Indikasi :
1. Peradangan pulpa (pulpitis)
2. Kasus gangren pulpa, seperti: abses. (harty, 2012)
Oleh karena itu , diberikan acidic cleaning agent. Dan larutan FeCl3 untuk
meningkatkan perlekatan pada dentine. GIC mengalami ekspansi jika dalam
keadaan yang basah(lembab) dan akan mengkerut dalam keadaan yang terlalu
kering. GIC mengalami perubahan dimensi jika berada pada lingkungan dengan
19
kelembaban relatif sebesar 80%. GIC dapat menempel dengan baik pada enamel,
stainless steel , tin oxide- plated platinum dan gold alloy (Anusavice, 2003).
1). Zinc Phosphat Cement, selain dapat dipakai sebagai tumpatan sementara,
pemakaian yang umum adalah sebagai basis tumpatan dan juga untuk
melekatkan pekerjaan logam pada gigi (misalnya inlay).
2). Zink Oksida Eugenol memiliki fungsi : Bahan perekat smntara dan permanen
restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik,
bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada perawatan
pulpotomi, restorasi sementara dan menengah.
20
1). Amalgam adalah bahan tambal berbakan dasar logam dimana komponen
utamanya liquid yaitu logam merkuri, dimana bubuk yaitu logam paduan yng
kandungan utamanya terdiri dari perak , timah dan tembaga.
2). Resin komposit, adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar
polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan
tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar
(sinar UV, atau bisa juga dengan visible light).
3). Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan tambal sewarna gigi yang
komponen utamanya adalah: a). Liquid yang merupakan gabungan air dengan
polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat). b). Bubuk yang berupa
fluoroaluminosilicate glass (Anusavice, 2003).