Turbin Pelton biasanya langsung digabungkan ke generator listrik yang
harus dijalankan pada kecepatan yang sinkron. Dengan skema hidroelektrik ukuran besar yang memasok listrik ke jaringan nasional, sangat penting untuk voltase dan frekuensi agar sesuai dengan nilai jaringan listrik. Untuk memastikan bahwa turbin beroperasi dengan kecepatan konstan meskipun ada perubahan beban yang mungkin terjadi, laju aliran Q diubah. Katup tombak (atau jarum), Gambar 9.8 (a), yang posisinya dikontrol melalui servomekanisme, digerakkan secara aksial di dalam nosel untuk mengubah diameter jet. Hal ini bekerja dengan baik untuk perubahan beban yang sangat bertahap. Namun, ketika terjadi kehilangan muatan yang tiba-tiba, diperlukan respon yang lebih cepat. Hal ini dilakukan dengan membelokkan jet dengan pelat deflektor sementara waktu sebagian air tidak mencapai ember, Gambar 9.8 (b). Proses ini dilakukan untuk mencegah kelebihan kecepatan dan memungkinkan waktu bagi katup tombak bekerja lebih lambat untuk pindah ke posisi baru. Sangat penting untuk memastikan bahwa katup tombak bergerak lambat karena penurunan tiba-tiba dari laju aliran dapat mengakibatkan kerusakan serius pada sistem dari lonjakan tekanan (disebut water hammer). Jika katup tombak itu menutup dengan cepat, semua energi kinetik air di penstock akan diserap oleh elastisitas pipa pasokan (penstock) dan air, menciptakan tekanan yang sangat besar, yang akan mencapai intensitas terbesar mereka pada inlet turbin di mana pipa sudah memiliki tekanan yang besar. Tangki lonjakan (surge tank), ditunjukkan pada Gambar 9.7, memiliki fungsi menyerap dan menghilangkan beberapa fluktuasi tekanan dan energi yang diciptakan oleh penutupan katup jarum yang terlalu cepat.