Anda di halaman 1dari 6

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR

“ARSITEKTUR ROMAWI”

KELAS A
KELOMPOK
HERI RAHMAN F 221 18 032
ANDIKA FAUZI F 221 18 159
IFTAH MELYANI F 221 18 188
IKSAN F 221 18 201
IMAM SETIAWAN F 221 18 135
PEREKEMBANGAN ARSITEKTUR
“ARSITEKTUR ROMAWI”

W I L A Y A H D A N C A R A
P E N Y E B A R A N N Y A

PETA AWAL PERADABAN KEBUDAYAAN ROMAWI

Romawi merupakan tempat kuno di Eropa yang menjadi sumber kebudayaan Barat. Terletak
di Semenanjung Apenina (sekarang Italia). Sebelah Utara semenanjung Apenina bersambung
dengan daratan Eropa yang terdapat pegunungan Alpen sebagai batas alam yang memanjang.
Sebelah Barat Laut yang memisahkan Italia dengan Perancis. Sebelah Utara memisahkan Italia
dengan Swiss dan Austria. Sebelah Timur Laut dengan Yugoslavia.
Kebudayaan Bangsa romawi merupakan percampuran 2 budaya yaitu bangsa Yunani dan
Etruskia. Bangsa Romawi maju dalam iptek melanjutkan teori bangsa Yunani kuno. Kepercayaan
bangsa Romawi kuno sama dengan kepercayaan bangsa yunani yaitu percaya akan dewa – dewa.
Tetapi dewa yang mereka puja berbeda.
Orang – orang romawi menciptakan karya teknik bangunan yang mengagumkan. seni budaya
bangsa romawi yang cenderung berkiblat pada Yunani. Banyak peninggalan – peninggalan
peradaban romawi seperti bangunan monument dan kuil.
PERKEMBANGAN
Pada masa ini peradaban Romawi berpusat di kota roma. Peradaban romawi dikembangkan
oleh suku Latia yang menetap di lembah sungai Tiber. Suku Latia menamakan tempat tinggal
mereka ‘Latium’. Mereka hidup di kawasan lembah pegunungan yang tanahnya baik untuk
bertani, oleh karena itu bangsa mereka berkembang dan menghasilkan peradaban yang tinggi.
Dan kemudian bangsa Latia disebut bangsa Latin.
Kota Roma didirikan oleh Romulus sebagai raja pertama kerajaan romawi. Menurut legenda,
Romulus adalah keturunan pahlawan Troya, Aineas yang bermigrasi ke Latium. Kerajaan romawi
dipimpin oleh 7 raja.
Pada tahun 492 SM daerah Latium dikuasai oleh kerajaan Etruskia yang terletak disebelah
utara kota roma. Bangsa Etruskia merupakan orang paling kuat dan berpengaruh pada masa itu.
Bangsa Etruskia mengajari bangsa romawi mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni
dan agama. Sampai pada tahun 510 SM Bangsa Latium membrontak dan berhasil membangun
Negara sendiri yang berbentuk republik.
Zaman Romawi Awal dimulai dari bangsa Etruscan yang menguasai wilayah semenanjung
Itali bagian barat-tengah telah di sebut di atas, pada sekitar tahun 700-an SM. Berdasarkan
legenda, kota Roma sekarang berada di bukit-bukit bagian selatan dari wilayah Etruria. Dahulu
wilayah ini di bawah kekuasaan raja Etruscan.
Setelah abad ke VI SM, supremasi bangsa Etruscan mulai turun, hingga runtuh pada 500-an
SM. Kekuatan Etruscan direbut dengan peperangan di laut oleh Syracusans beraliansi dengan
Cumae, koloni Yunani tertua di Itali bagian selatan. (Ibid : 25).
Menurunnya kekuasaan Etruscan memberi kesempatan pada orang-orang Roma untuk
mendominasi kota-kota yang tadinya dikuasai orang-orang Etruscan. Kekuasaan Romawi meluas
terutama setelah wilayah Itali Selatan jatuh ketangannya pada 273 SM.
Penaklukan atas Macedonia dan Yunani (146 SM) selain menambah Provinsi Romawi juga
mendorong didatangkannya seni dan para seniman Yunani ke wilayah Romawi pada 133 SM.
Wilayah kekuasaan Yunani di Mediterania Timur dan Asia Minor menjadi bagian utama dari
Provinsi Romawi di Asia. Spanyol dikuasai pada 64 SM sehingga kekuasaan Roma mencakup
wilayah Euphrates hingga Atlantik.

F U N GS I - F U N G SI B A N GU N AN Y A NG
M E N G A P L I K A S I K A N N Y A

TIPOLOGI BANGUNAN ROMAWI


1. KUIL
Kuil-kuil berdenah segi empat :
 Kuil Jupiter Capitolinus (509 SM) di pusat kota Roma
 Kuil Juno Sospita, Linivium (265 SM)
 Kuil Fortuna Virilis di Roma (40 SM)
 Kuil Antonius dan Faustina di Roma (141 SM)
Kuil-kuil berdenah lingkaran dan polygon :
 Kuil Vesta di Tivoli (80 SM)
 Kuil Pantheon Roma
2. Basilika (Basilica) 98-112 M
 Basilika Trajan di Roma (98-112 M)
 Basilika Constantine di Roma (310-13 M)
 Thermae Caeacalla
3. Teater (theatre) dan teater terbuka (amphitheatre)
 Teater Marcellus di Roma (23-13 SM)
 Colosseum Roma
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK
BENTUK PERUANGAN
(POLA DAN FUNGSI RUANG)

KUIL PANTHEON ROMA


Denah kuil-kuil dibangun pada zaman Romawi secara garis besar dapat dikategorikan dalam
dua bentuk, yaitu segi empat panjang dan bukan segi empat. Kuil Romawi berdenah segi empat
panjang sebagian besar mendapat pengaruh yang cukup besar dari arsitektur Yunani. Pada
zaman itu, mulai berkembang bentuk-bentuk kuil yang tidak segi empat panjang, bervariasi
dalam bentuk denah poligonal, lingkaran dan kombinasi lainnya.

ESTETIKA DAN ORNAMEN


Elemen-elemen Order dalam arsitektur Romawi hanya diambil bentuknya, sama sekali tidak
terkait dengan konstruksi, menghias pilaster dan balok-baloknya. Dalam berbagai bangunan
Romawi, elemen arsitektur Yunani hanya menjadi hiasan misalnya pada pintu masuk dan jendela.
Pada teater, kolom, balok atau entablature yang menyatu dengan pelengkung yang berfungsi
ganda yaitu sebagai bagian konstruksi penguat dinding dan juga sebagai dekorasi.
Dalam bidang seni dan arsitektur, Roma merupakan peminjam yang secara keseluruhan
mengoper pilar-pilar Yunani yang bergaya Doria, Ionia dan Korintia, yang selanjutnya digabung
serta dikembangkan yaitu gaya Komposit dan Tuskana.

STRUKTUR KONTRUKSI
DAN MATERIAL

Para

arsitek Roma merupakan orang pertama yang memanfaatkan beton untuk


membangun gedung raksasa / bangunan besar. Dengan menggunakan
material yang murah dan luwes ini, mereka mengembangkan gagasan
pelengkung Etruska untuk menjadi pola viaduk, akuaduk, pelengkung
kemenangan dan kubah-kubah raksasa seperti kubah di Kuil Pantheon.

Salah satu elemen Arsitektur dan Interior Romawi yang ikonik dan
diterapkan hingga sekarang adalah Roman Arch. Arch merupakan struktur
lengkung yang diterapkan pada dinding bangunan sebagai bukaan (pintu,
jendela, gerbang, jalur, dll), yang terbentuk dari susunan batu yang saling
mengapit. Struktur ini dianggap sebagai struktur terkuat untuk menyokong serta menyalurkan
beban. Struktur lengkung ini sebenarnya sudah diaplikasikan oleh bangsa Yunani namun
penerapan struktur ini mulai dikembangkan potensinya dan banyak diterapkan pada masa
kejayaan Romawi. Arch tersusun dari beberapa bagian yang saling mengunci dan terhubung yang
membuat konstruksinya menjadi sangat kuat karena penyaluran beban yang baik, namun gaya
dorong ke sampingnya membuat konstruksi Arch membutuhkan bidang penahan di area
terbawah yang cukup tebal untuk menahan dan menyalurkan gaya dorong menjadi ke bawah.
Vault merupakan perpanjangan dari Arch. Vault terbentuk saat kita mendirikan bangunan
beratap lengkung (separuh lingkaran) di mana kolom-kolomnya terdiri dari beberapa Arch. Salah
satu permasalahan yang timbul bila menggunakan konstruksi Arch adalah adanya gaya dorong
ke arah samping atau luar, sehingga dibutuhkan penahan pada tiap ujung Arch, di mana dalam
bangunan yang berdiri sendiri diperlukan dinding tebal sebagai penahan beban.
Dome, atau yang kita sebut sebagai “kubah” adalah konstruksi setengah lingkaran yang
terbentuk dari susunan Arch yang membentuk lingkaran. Konstruksi Dome dapat menopang
dengan sempurna di seluruh permukaannya.

Anda mungkin juga menyukai