Anda di halaman 1dari 34

INTERPROFESSIONAL EDUCATION

Lusia Henny Mariati, S.Kep.,Ns.,M.Kep


DEFENISI
• Centre for the Advancement of Interprofessional
Education (CAIPE, 2002) menyebutkan,
Interprofesional Eduction (IPE) terjadi ketika dua atau
lebih profesi kesehatan belajar bersama, belajar dari
profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masing-
masing profesi kesehatan untuk meningkatkan
kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan
kesehatan.
DEFENISI
• IPE adalah suatu pelaksanaan pembelajaran yang
diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan
pelakasanaanya dapat dilakukan dalam semua
pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap
pendidikan klinik untuk menciptakan tenaga kesehatan
yang profesional (Lee et al., 2009).
• Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Broers (2009) praktek kolaborasi antar profesi
didefinisikan sebagai beragam profesi yang bekerja
bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan saling
mengerti batasan yang ada pada masing-masing
profesi kesehatan.
TUJUAN INTERPROFESIONAL EDUCATION (IPE)
• Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi,
dimana melibatkan berbagai profesi dalam
pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan
memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif
(Sargeant, 2009).
TUJUAN IPE
• Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan
kepada mahasiswa dengan tujuan untuk menanamkan
kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di
lapangan diharapkan dapat mengutamakan
keselamatan pasien dan peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan yang
lain (Buring et al., 2009).
MANFAAT IPE
• World Health Organization (2010) menyajikan hasil
penelitian di 42 negara tentang dampak dari penerapan
praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan
menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat
meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi layanan
kesehatan, penggunaan sumber daya klinis spesifik
yang sesuai, outcome kesehatan bagi penyakit kronis,
dan pelayanan serta keselamatan pasien.
• WHO (2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat
menurunkan komplikasi yang dialami pasien, jangka waktu
rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan
(caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-
rata jumlah kematian pasien.
• WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi menghasilkan berbagai
manfaat dalam beberapa aspek yaitu
1. kerjasama tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan
anggota tim, mengetahui hambatan untuk kerja sama tim;
2. peran dan tanggung jawab meliputi pemahaman peran sendiri,
tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari jenis petugas
kesehatan lain;
3. komunikasi meliputi pengekspresikan pendapat seseorang
kompeten untuk rekan, mendengarkan anggota tim;
4. Belajar dan refleksi kritis; hubungan dengan pasien, dan
mengakui kebutuhan pasien meliputi bekerja sama dalam
kepentingan terbaik dari pasien,
5. terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan
masyarakat sebagai mitra dalam manajemen perawatan;
6. praktek etis meliputi pemahaman pandangan stereotip dari
petugas kesehatan lain yang dimiliki oleh diri dan orang lain,
• Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses
belajar, sampai kemudian menemukan sesuatu yang
bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang berbeda
dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk
peningkatan kualitas kesehatan (Thistlethwaite dan Moran,
2010).
KOMPETENSI INTERPROFESIONAL EDUCATION
Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu:
1. Memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain
dengan jelas,
2. Bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam
memutuskan perawatan dan pengobatan pasien,
3. Bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan
memantau perawatan pasien,
4. Menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi
lain,
5. Memfasilitasi pertemuan interprofessional, dan
6. memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan
lain.
KOMPETENSI UNTUK IPE
NO Kompetensi Utama Kompetensi IPE
1. Kompetensi Strategi komunikasi
Pengetahuan Model berbagi tugas/pengkajian situasi
Kebiasaan karakter bekerja dalam tim
Pengetahuan terhadap tujuan tim
Tanggung jawab tugas spesifik

2. Kompetensi Pemantauan kinerja secara bersama-sama


keterampilan Fleksibilitas/penyesuaian
Dukungan/perilaku saling mendukung
Kepemimpinan TIM
Pemecahan konflik
Umpan balik
Komunikasi/pertukaran informasi
KOMPETENSI IPE
NO Kompetensi Utama Kompetensi IPE

3. Kompetensi sikap Kemajuan bersama


orientasi tim(moral Berbagi pandangan/tujuan

4. Kompetensi Kepaduan tim


kemampuan tim Saling percaya
Orientasi bersama
Kepentngan bekerja tim

• Sumber: American College of Clinical Pharmacy (ACCP), 2009


1. Menurut (Pfaff, 2014). Hambatan yang mungkin terjadi antara
lain :
• Penanggalan akademik
• Peraturan akademik
• Struktur penghargaan akademik
• Lahan praktek klinik
• Masalah komunikasi
• Kepemimpinan dan dukungan administrasi
• Tingkat persiapan peserta didik
• Manajemen
• Dan komitmen terhadap waktu
2. Selain itu menurut Sedyowinarso (2011)
• Hambatan yang terjadi pada penyelenggaraan IPE adalah dari
ego masing masing profesi, beragamnya birokrasi dan kurikulum
di tiap institusi pendidikan profesi kesehatan, fasilitas fisik dan
konsep pembelajaran yang belum jelas, paradigma terhadap
profesi kesehatan , kekaburan identitas dan peran masing-
masing profesi, belum adanya kejelasan paying hokum tiap
profesi kesehatan, serta budaya .
IINTERPROFESIONAL COLLABORATION
DEFENISI INTERPROFESIONAL COLLABORATION
• Profesi tenaga kerja kesehatan seperti dokter, perawat, farmasi,
ahli gizi dan fisioterapi dapat saling berkolaborasi secara efektif
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Kolaborasi yang
terjadi diantara praktisi kesehatan tersebut disebut dengan
Interprofessional Collaboration (IPC) (HPEQ,2010)
• Menurut Collage of Nurses of Ontario (2008), Interprofessional
Collaboration adalah kerja sama dengan satu atau lebih anggota
tim kesehatan untuk mencapai tujuan umum dimana masing –
masing anggota memberikan kontribusi yang unik sesuai
dengan batasannya masing –masing.
• Menurut CIHC (2010) Interprofessional Collaboration adalah
proses dalam mengembangkan dan mempertahankan hubungan
kerja yang efektif antara pelajar, praktisi ,pasien / klien /
keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan.
• Interprofessional Collaboration merupakan suatu bentuk kerja
sama dalam bidang kesehatan yang melibatkan berbagai tenaga
atau praktisi kesehatan professional yang bekerja untuk
mencapai tujuan yang sama dalam meningkatkan kesehatan
pasien/klien/keluarga serta masyarakat sesuai dengan batasan
masing – masing profesi kesehatan
PENDAHULUAN

Dokter

Apoteker Dokter Gigi

Ahli Kesehatan
Perawat
Masyarakat
PERAN TIAP PROFESI: DOKTER

Dituntut
bekerja sama
Perkembangan secara efektif
profesi dengan
kedokteran profesi terkait
seiring dengan lainnya untuk
‘Healer’ pada kemajuan memberikan
masyarakat pendidikan pelayanan
kuno kedokteran kesehatan
yang
berkualitas
PERAN TIAP PROFESI: DOKTER
• WHO 5-star Doctor:

Dokter sebagai care provider

Dokter sebagai decision maker

Dokter sebagai communicator

Dokter sebagai community leader

Dokter sebagai manager


PERAN TIAP PROFESI: DOKTER GIGI

• Tenaga kesehatan
Mendeteksi penyakit
profesional yang
menyediakan perawatan Mendiagnosa masalah dalam
pencegahan dan restoratif mulut
untuk masalah yang
mempengaruhi mulut dan Memperbaiki estetik
gigi
Restorasi bedah

Pendidikan masyarakat untuk


upaya pencegahan
PERAN TIAP PROFESI: PERAWAT
• Keperawatan
• Memberikan pelayanan pada individu, keluarga, dan
masyarakat pada kondisi yang mencakup promosi kesehatan,
pencegahan penyakit, dan perawatan orang sakit (termasuk
perawatan kecacatan dan persiapan menghadapi kematian)
• Memberikan advokasi pada pasien
• Berpartisipasi mengembangkan kebijakan kesehatan dan riset
(International Council of Nurses, 2010 )
PERAN TIAP PROFESI: PERAWAT

Pemberi Asuhan Keperawatan Langsung


• Meliputi proses pengkajian, penetapan tujuan dan kriteria hasil perawatan,
penetapan diagnosis keperawatan, implementasi dan intervensi, serta evaluasi
hasil perawatan
Kolaborator
• Berperan secara efektif dalam tim

Pendidik
• Berperan memberikan edukasi dan advokasi pada pasien

Change agent
• Menjadi pemimpin dalam upaya peningkatan mutu keperawatan

Peneliti
• Mengembangkan ilmu melalui kegiatan riset
PERAN TIAP PROFESI: APOTEKER
WHO 7-stars pharmacist:
• Leader
• Decision maker

Products- Patient-oriented • Communicator


oriented
• Life long learner
• Teacher

PHARMACEUTICAL CARE
• Care giver
• Manager
• Researcher
PERAN TIAP PROFESI: APOTEKER
Peran dalam komunitas: Peran dalam RS:
 Bidang pelayanan  Bidang manajerial farmasi
kefarmasian RS
 Bidang pengelolaan  Bidang pengelolaan
perbekalan farmasi
 Bidang pengawasan
kualitas obat
 Bidang KIE obat
PERAN TIAP PROFESI:
AHLI KESEHATAN MASYARAKAT
• American Medical Association (1948): ilmu dan seni memelihara
kesehatan masyarakat melalui usaha pengorganisasian
masyarakat
• Upaya menyehatkan penduduk dengan ciri:

Berbasis masyarakat

Bersifat promotif dan preventif

Multidisiplin

Peran serta masyarakat

Organized
PERAN TIAP PROFESI KESEHATAN: AHLI
KESEHATAN MASYARAKAT

Menginformasikan,
Mendiagnosa dan Memobilisasi
Monitoring status mendidik, dan
menyelidiki masalah kemitraan
kesehatan memberdayakan
kesehatan masyarakat
masyarakat

Mengembangkan Menjamin Menjamin


Menegakkan hukum
rencana dan ketersediaan kompetensi tenaga
dan peraturan
kebijakan layanan kesehatan kesehatan

Evaluasi efektivitas,
aksesibilitas, dan Penelitian
kualitas layanan
2. LANGKAH LANGKAH INTERPROFESSIONAL
COLLABORATION
1. Kontrol Kekuasaan
Kontrol kekuasaan dapat terbina apabila dokter dan perawat
mendapat kesempatan yang sama mendiskusikan pasien tertentu.
Kemitraan terbentukapabila interaksi yang diawali sama banyaknya
dengan yang diterima dimana terdapat beberapa kategori antara
lain: menanyakan informasi, memberikan informasi, menanyakan
dan memberi pendapat, memberi pengarahan atau perintah,
pengambilan keputusan, memberi pendidikan, memberi
dukungan/persetujuan, menyatakan tidak setuju, orientasi dan
humor.
2. Lingkungan Praktik
Menunjukkan kegiatan dan tanggung jawab masing-
masing pihak. Perawat
dan dokter memiliki bidang praktik yang berbeda
dengan peraturan masing-masing tetapi tugas-tugas
tertentu dibina yang sama.
LANJUTAN
3. Kepentingan Bersama
Kepentingan bersama merupakan tingkat ketegasan
masing-masing (usaha untuk memuaskan kepentingan
sendiri) dan faktor kerjasama (usaha untuk memuaskan
pihak lain).
4. Tujuan Bersama
Tujuan bersama pada proses ini bersifat lebih
terorientasi pada pasien dan dapat membantu
menentukan bidang tanggung jawab yang berkaitan
dengan prognosis pasien.
HAMBATAN KOLABORASI INTERPROFESIONAL

Differences in
• Personal values and expectations Historical
interprofessional Fears of
• Personality
• Culture and ethnicity and intra diluted
• Language and jargons professional professional
• Schedule and professional routines rivalries identity
• Regulations and norms of
professional education
• Accountability and rewards
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai