Anda di halaman 1dari 3

B.

Rehabilitasi & Konservasi Sumberdaya Hutan

Dalam rangka menjaga kelestarian sumber daya hutan, upaya konservasi sumber daya alam telah
ditingkatkan.Usaha konservasi ini mencakup kegiatan konservasi di dalam kawasan hutan dan di
luar kawasan hutan. Termasuk di dalamnya pengembangan taman nasional dan hutan lindung
yang didukung oleh pengembangan dan pembinaan wisata alam, pembinaan cinta alam dan
monitoring 1iampak lingkungan, perlindungan dan pengamanan hutan serta pengembangan
sarana dan prasarana. Sampai dengan tahun 1993 telah terbentuk 31 taman nasional dengan luas
kawasan sebesar 7,9 juta hektare dan kawasan konservasi alam yang sudah ditetapkan seluas
14,6 juta hektare.

Sejalan dengan usaha konservasi, upaya reboisasi dan rehabi¬litasi lahan juga
ditingkatkan.Tujuan upaya reboisasi dan rehabi¬litasi adalah untuk memulihkan,
mempertahankan dan meningkat-kan produktivitas sumber daya hutan, tanah dan air.Kegiatan
reboisasi dan rehabilitasi lahan dilaksanakan melalui pengem¬-bangan HTI, pengendalian
perladangan berpindah, peningkatan kegiatan konservasi tanah, dan pengembangan hutan rakyat
serta perhutanan sosial.
Tiga kriteria konservasi bagi perlindungan jenis dan komunitas adalah kekhasan, keterancaman,
dan kegunaan.Beberapa pendekatan yang digunakan dengan pendekatan jenis / spesies,
pendekatan komunitas dan ekosistem, pendekatan kawasan dan manusia. Penilaian kawasan
konservasi berdasar Pedoman Penetapan Kriteria Baku KKL yang dikeluarkan Ditjen PHPA
(1995) :

Keterwakilan, keaslian dan kealamian, keunikan, kelangkaan, laju kepunahan, keutuhan


ekosistem, keutuhan sumberdaya,`luasan kawasan,`keindahan alam ,`kenyamanan,`kemudahan
pencapaian nilai sejarah, kehendak politik, aspirasi masyarakat. Kriteria umum penetapan
kawasan konservasi dalam memilih calon lokasi konservasi adalah dengan mempertimbangkan
Kriteria Ekologi, Kriteria Sosial, Kriteria Ekonomi, Kriteria Regional, dan Kriteria Pragmatik.
Fungsi penetapan kawasan konservasi sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan,
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, pemanfaatan
secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistem.

Pendekatan Penetapan Kawasan Konservasi:


1. Pendekatan admistratif dan hukumPendekatan fisik
2. Pendekatan ekologi, meliputi, keanekaragaman hayati, kondisi kealamian, keunikan dan
kelangkaan jenis, kerentanan kawasan, dan keterkaitan dengan kawasan lain.
3. Pendekatan sosial budaya, meliputi, tingkat dukungan dan kepedulian masyarakat,
kepemilikan lahan, konflik kepentingan, kebudayaan, dan Keamanan.
4. Pendekatan ekonomi, meliputi, spesies ekonomis penting, kepentingan perikanan, bentuk
ancaman terhadap sumberdaya perairan, kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil.
5. Pendekatan kelembagaan, meliputi, keberadaan lembaga sosial, dukungan infrastruktur sosial,
dukungan pemerintah pusat dan atau daerah

Kelembagaan Kawasan Konservasi


Kriteria Kelembagaan dalam pengelolaan kawasan konservasi:
1. Kelembagaan Tingkat Nasional
2. Kelembagaan Tingkat Daerah
3. Kelembagaan Tingkat Lokal
4. Bentuk kelembagaan yang ditetapkan berdasarkan keputusan Kepala Daerah Tk. II dengan
menunjuk badan pengelola yang bertanggung jawab kepada Kepala Daerah Tk. II.
5. Kawasan konservasi lokal (yang dikelola oleh komunitas masyarakat lokal).

Jenis Tujuan Pengelolaan


Taman Nasional Perairan (TNP) Kawasan konservasi perairan yang mempunyai ekosistem asli,
dikelola dengan sistem zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, kegiatan yang menunjang perikanan yang berkelanjutan, wisata perairan, dan
rekreasi.
Suaka Alam Perairan (SAP) Kawasan konservasi perairan dengan ciri khas tertentu untuk tujuan
perlindungan keanekaragaman jenis ikan dan ekosistemnya.
Taman Wisata Perairan (TWP) Kawasan konservasi perairan dengan tujuan untuk dimanfaatkan
bagi kepentingan wisata perairan dan rekreasi.
Suaka Perikanan (SP) Kawasan perairan tertentu, baik air tawar, payau, maupun laut dengan
kondisi dan ciri tertentu sebagai tempat berlindung/berkembang biak jenis sumber daya ikan
tertentu, yang berfungsi sebagai daerah perlindungan.

Program Penyelamatan Hutan, Tanah, dan Air

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam memulihkan dan menjaga,
serta meningkatkan kelestarian sumber daya hutan terutama di kawasan lindung, sehingga fungsi
hutan sebagai penyangga sistem kehidupan meningkat dan lestari. Unsur sumber daya hutan
dalam kegiatan ini mencakup hutan lindung, Daerah Aliran Sungai (DAS), suaka alam dan
ekosistem khas lainnya, taman nasional, dan kawasan konservasi lainnya.

Kegiatan-kegiatan utama yang dilaksanakan, antara lain :


(1) memelihara fungsi dan kemampuan sistem tata air yang dikem¬bangkan secara terpadu
dengan pengelolaan DAS,
(2) membina dan mengembangkan taman nasional, taman buru, taman wisata, taman hutan raya,
pengelolaan hutan lindung,
(3) mengembangkan kawasan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya,
(4) membina dan mengembangkan pemanfaatan satwa,
(5) mem¬bina dan mengembangkan daerah penyangga,
(6) membina dan mengembangkan kawasan suaka alam,
(7) membina dan mengem¬bangkan konservasi eksitu,
(8) meningkatkan pelestarian keaneka¬ragaman hayati, dan
(9) melaksanakan pengamanan hutan terpadu dengan meningkatkan partisipasi aktif masyarakat
dan instansi terkait dengan sumber daya hutan, secara terkoordinasi dengan aparat keamanan
setempat.

Anda mungkin juga menyukai