Anda di halaman 1dari 9

Landasan Teori :

Kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama dengansatuan energi,
yaitu joule atau kalori. Kalor dapat menaikkan suhu suatu zat dan dapatmengubah wujud zat. Benda
yang mendapat kalor suhunya naik, sedang yang melepas kalor suhunya turun. Kalor yang digunakan
untuk mengubah wujud zat dinamakan kalor laten dan kalor uap. Kalor laten itu adalah banyaknya
kalor yang diperlukan dan dilepaskan oleh 1 kg atau 1 g zat agar dapat mengubah wujudnya
sedangkan kalor uap yaitu banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat di titik didihnya
agar wujud zat cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya pada titik didih tersebut.

- Titik uap adalah kalor yang diperlukan oleh satuan massa zat cair untuk menguap pada titik
didhnya.

- Titik didih adalah suhu zat ketika mendidih. Titik didih air adalah 1000C.

- Titik lebur adalah suhu pada waktu suatu zat melebur. Titik lebur es adalah 00C.

- Titik beku adalah suhu pada waktu suatu zat membeku. Titik beku air adalah 1000 C atau 800 R atau
2120F.

Kalor embun adalah kalor yang diperlukan oleh satu satuan massa gas untuk mengembun pada
titik embunnya. Titik embun adalah suhu zat ketika mengembun. Menguap dan melebur adalah
peristiwa perubahan wujud yang membutuhkan kalor. Kalor lebur adalah kalor yang diperlukan oleh
satu satuan massa zat padat untuk mencair (melebur) pada titik leburnya. Kalor beku adalah kalor
yang diperlukan oleh satu satuan massa zat cair untuk membeku pada titik bekunya.

Kalor adalah energi panas zat yang dapat berpindah dari suhu tinggi ke suhu yang rendah ketika
kedua benda bersentuhan. Sedangkan Suhu adalah derajat atau tingkat panas suatu benda. Besar
kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu:

- Massa zat

- Jenis zat (kalor jenis)

- Perubahan suhu

Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh
suatu benda. Jika suatu benda menerima/melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau
wujud benda berubah. Kalor menyatakan bentuk energi yang pindah karena adanya perbedaan suhu.

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau melepaskan suhu 1
kilogram massa suatu zat sebesar 10C atau 1 Kelvin. Kapasitas kalor suatu benda adalah benyaknya
kalor yang diperlukan zat untuk menaikkan suhu sebesar 10C atau 1 K atau kemampuan suatu benda
untuk menerima atau melepas kalor untuk menaikkan atau menurunkan suhu benda sebesar 10C atau
1 K.
Q = m.c.ΔT
Keterangan:

Q = jumlah kalor (Joule)

M= massa zat (gram)

ΔT= perubahan suhu (takhir-tawal)

C= kalor jenis

Kita telah membahas pengertian kalor jenis. Selanjutnya kita akan membahas Kapasitas
Kalor.Kapasitas Kalor adalah banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda
sebesar 1oC.

Q = C ΔT

Pengaruh kalor terhadap suhu zat, jika suatu zat menyerap kalor , maka suhu akan naik dan jika
suatu suhu zat melepas kalor, maka suhu akan turun.

Asas Black yang berbunyi “kalor yang diterima oleh suatu zat sama dengan kalor yang dilepas
oleh suatu zat”.

Qlepas = Qterima

Perpindahan kalor ada tiga yaitu:

a. Konduksi

Prosedur konduksi dapat diilustrasikan sebagai hasil interaksi yang bersifat molecular didalam suatu
benda padat. Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai dengan perpindahan partikel
penghantarnya. Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contohnya logam.
Sedangkan penghantar kalor yang tidak baik adalah isolator contohnya kayu dan karet. Karet adalah
isolator yang baik. Konduksi merupakan perpindahan kalor yang tidak disertai dengan perpindahan
partikel pengantarnya. Laju perpindahan kalor bergantung pada panjang, luas penampang, jenis
bahan dan beda suhu. Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada
di antara isolator dan konduktor. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah penghantar
listrik. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai isolator pada temperatur yang sangat rendah, namun
pada temperatur ruangan besifat sebagai konduktor.

b. Konveksi

Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel zat
tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat.

c. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Contohnya sinar matahari.

Pengaruh Kalor terhadap perubahan wujud zat

Perubahan wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase benda ke keadaan wujud
zat yang lain. Wujud zat sendiri merupakan bentuk-bentuk berbeda yang didapatkan dari berbagai
fase materi berlainan. Perubahan wujud zat dapat terjadi karena peristiwa pelepasan dan penyerapan
kalor. Wujud zat merubah ketika titik tertentu tercapai oleh atam/senyawa zat tersebut yang biasanya
dikuantitaskan dalam angka suhu. Semisal air untuk menjadi padat harus mencapai titik bekunya yaitu
1000 C, dan air menjadi gas harus mencapai titik didihnya yaitu 1000 C.

Perubahan wujud zat benda sendiri digolongkan menjadi 3 jenis,

1) Melebur dan Membeku

Melebur adalah perubahan wujud zat dari padat menjadi cair. Membeku adalah perubahan wujud
dari cair menjadi padat. Titik lebur adalah suhu pada waktu zat melebur. Kalor yang dierlukan untuk
mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi zat cair dinamakan kalor laten lebur atau kalor lebursaja.

Lf = mLf
Keterangan :

Lf = kalor lebur (J/kg atau J kg-1)


m = massa (kg)

2) Menguap dan Mengembun

Menguap adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi uap (gas).

Mendidih adalah penguapan yang terjadi di seluruh bagian zat cair dan hanya dapat terjadi pada titik
didih. Semua kalor yang diberikan kepada zat digunakan untuk mengubah wujud dari cair menjadi
uap. Suhu tetap ini disebut itik didih, yang besarnya sangat tergantung pada tekanan di permukaan
zat. Titik didih zat pada tekanan 1 atm disebut titik didih normal. Kalor yang diperlukan untuk
mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi uap pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten
uap atau kalor uap saja. Sedangkan kalor yang dilepaskan untuk mengubah wujud 1 kg uap menjadi
cair pada titik didih normalnya dinamakan kalor laten embunatau kalor embun saja.

Q = mLv
Keterangan :

Lv = kalor didih (J/kg)

Q = kalor

M = massa (kg)

3) Menyublim dan deposisi

Menyublim adalah perubahan wujud dari padat langsung menjadi gas (tanpa melalui wujud cair).
Sedangkan deposisi adalah kebalikan dari menyublim, yakni perubahan langsung dari wujud gas ke
wujud padat.

Perubahan Fisika

Perubahan fisika adalah perubahan pada zat yang tidak menghasilkan zat jenis baru. Peristiwa
perubahan wujud zat, antara lain : menguap, mengembun, mencair, membeku, menyublim,
mengkristal merupakan perubahan fisika.

Terdapat beberapa ciri- ciri pada perubahan fisika, yaitu:


1. tidak terbentuk zat jenis baru,

2. zat yang berubah dapat kembali ke bentuk semula,

3. hanya diikuti perubahan sifat fisika saja.

Perubahan fisika yang lainnya adalah perubahan bentuk, perubahan ukuran, dan perubahan
warna.

Perubahan kimia

Perubahan kimia adalah perubahan pada zat yang menghasilkan zat jenis baru. Misalnya pada
saat membakar kertas. Setelah kertas tersebut habis terbakar akan terdapat abu yang diperoleh akibat
proses pembakaran. Kertas sebelum dibakar memiliki sifat yang berbeda dengan kertas sesudah
dibakar.

Terdapat beberapa ciri-ciri perubahan kimia suatu zat, yaitu: terbentuk zat jenis baru, zat yang
berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula, diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.

Sifat kimia merupakan sifat yang dihasilkan dari perubahan kimia, antara lain mudah terbakar,
mudah busuk dan korosif (rusaknya logam karena pengaruh lingkungan)

Selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum reaksi sama dengan massa zat sesudah
reaksi.

I. Alat dan Bahan :

1. Termometer

2. Pembakar bunsen/ pembakar spirtus

3. Kaki tiga

4. Statis

5. Stopwatch

6. Es batu

7. Lilin

8. Neraca digital

9. Tissue
II. Langkah Kerja :

1. Sususnlah alat-alat tersebut

2. Timbanglah es batu, kemudian masukkan ke dalam gelas. Catat suhu awal es dalam gelas (t0).

3. Nyalakan pembakar bunsen/ pembakar spiritus. Mulailah menghidupkan stopwatch sambil


mengamati perubahan suhu yang terjadi. Catat suhu es setiap 30 secon hingga semua es melebur
menjadi air dengan suhu sekitar 300C. Masukkan data kedalam tabel.

4. Catat suhu pada saat es mencair.

5. Lakukan langkah 2,3,4 dan 5 dengan batu es yang massanya berbeda.

6. Lakukan langkah yang sama dengan menggunakan lilin.

Informasi :

a) Penggunaan pembakar bunsen atau spiritus dengan nyala api yang relatif stabil, bebrarti suplai energi
dianggap konstan. Dengan demikian, makin lama waktu pemanasan diartikan sebagai makin banyak
energi atau kalor yang diberikan pada es batu atau lilin.

b) Jika dalam waktu 1 menit jumlah kalor yang diberikan besarnya Q, maka dalam waktu 2 menit, 3 menit,
dan seterusnya banyaknya kalor yang menjadi 2Q, 3Q, dan seterusnya.

III. Data Percobaan :


IV. Pembahasan :

Kami mengisi bejana kaca dengan bongkahan es yang telah dihancurkan kemudian bejana
tersebut dipanaskan dengan nyala api dari Bunsen. Setelah itu diamati setiap perubahan suhu pada
bongkahan es dalam bejana kaca tersebut, dan hasil pengamatan tertuang pada bagian Data
Percobaan diatas.

Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, es batu yang mula-mula padat, setelah dipanasakan
dengan nyala api dari bunsen, ternyata es tersebut mencair. Kalor sangat berpengaruh pada
perubahan suatu zat, dalam hal ini yaitu zat padat menjadi cair. Perubahan wujud es menjadi cair
disebabkan karena pemanasan. Hal ini terjadi es menyerap panas maka suhunya naik hingga terjadi
proses peleburan dari padat ke cair.

Suhu es batu yang mula-mula rendah pada percobaan pertama yaitu, 13,19oC, akan terus naik
naik pada percobaan kedua dan seterunya. Hingga pada percobaan terakhir, yaitu percobaan ke
sepuluh suhu es mencapai 28,26oC. Dalam suhu tersebut kondisi es batu sudah mencair. Es batu
mencair karena pengaruh dari kalor, yaitu api dari pembakar bunsen. Besar kecilnya kalor yang
dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu: massa zat, jenis zat (jika rungan yang
lebih besar itu kan menyebabkan air mendidih sedangkan ruangan atau tempat yang kalor jenis), dan
perubahan suhu

Suhu air yang tadinya panas sekarang menjadi dingin dan suhu air yang tadinya dingin menjadi
lebih panas hal ini menunjukkan bahwa air panas melepaskan kalor dan air dingin menerima kalor dari
air panas untuk menaikkan suhunya. Tidak hanya zat cai yang dapat menerima dan melepas kalor.
Benda-benda yang besuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan cenderung melepas kalor, demikian
juga sebaliknya benda-benda yang bersuhu lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung
menerima kalor untuk menstabilkan kondisinya dengan lingkungannya.

V. Kesimpulan :

Dari percobaan dan hasil pengamatan yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:

1) Kalor adalah suatu bentuk energi yang dipindahkan melalui perbedaan suhu. Suhu adalah ukuran
dari panas suatu zat. air jika rebus akan lebih cepat mendidih dipengaruhi oleh ukuran, ruangan.
Dalam merebus air ada perubahan wujud zat yaitu menguap.

2) Pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda


Pengertian kalor berbeda dengan pengertian suhu. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya
suatu benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindahkandari suatu benda ke benda lainnya
kerena perbedaan suhu/temperatur. Jika sebuah benda dipanaskan, maka suhu/temperatur benda
akan naik, sebaliknya jika benda didinginkan,maka suhu/temperaturnya akan turun.

3) Pengaruh Kalor terhadap Wujud Zat

Kalor yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu/temperatur zat tersebut.
Kadangkala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat mengubah wujud zat tersebut tanpa menaikkan
suhunya, contoh es yang dipanaskan lama kelamaan akan menjadi air, sebaliknya air yang didinginkan,
lama kelamaan akan menjadi es. Zat dapat berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas. Pada
saat terjadi perubahan wujud, misalnya dari padat menjadi cair atau dari cair menjadi gas, selalu
disertai dengan pelepasan atau penyerapan kalor. Akan tetapi perubahan wujud tidak disertai dengan
perubahan suhu. Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka
zat akan mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-
menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk
mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat. Perubahan wujud suatu zat
akibat pengaruh kalor dapat digambarkan dalam skema berikut.

a) Padat ke gas disebut menyublim. Perubahan wujud zat padat menjadi gas yang menyerap kalor
sedangkan perubahan gas menjadi padat melepas kalor.

b) Gas ke padat disebut mengkristal.

c) Gas ke cair disebut mengembun. Air yang berubah menjadi uap dapat dikembalikan menjadi
wujud air.

d) Cair ke gas disebut menguap, penguapan dapat dipercepat dengan Pemanasan, Memperluas
permukaan zat cair, Mengalirkan udara diatas permukaan zat cair, dan Memperkecil tekanan
udara diatas permukaan zat cair.

e) Cair ke padat disebut membeku. Es yang telah mencair membeku lagi.

f) Padat ke cair disebut mencair. Jika suatu zat padat diberikalor atau panas maka akan mencair
dengan suhu tertentu.

4) Kalor dapat menaikkan atau menurunkan suhu.Semakin besar kenaikan suhu maka kalor yang
diterima semakin banyak. Semakin kecil kenaikan suhu maka kalor yang diterima semakin sedikit.
Maka hubungan kalor (Q) berbanding lurus atau sebandingdengan kenaikan suhu (∆ T) jika massa (m)
dan kalor jenis zat (c) tetap. Semakin besar massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin
banyak. Semakin kecil massa zat (m) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan
kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan massa zat (m) jika kenaikan suhu (∆ T) dan kalor
jenis zat (c) tetap. Semakin besar kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin
banyak. Semakin kecil kalor jenis zat (c) maka kalor (Q) yang diterima semakin sedikit. Maka hubungan
kalor (Q) berbanding lurus atau sebanding dengan kalor jenis zat (c) jika kenaikan suhu (∆ T) dan
massa zat (m) tetap.

VI. Pertanyaan :

1. Berdasarkan hasil percobaan data ketiga tabel, kecenderungan atau pola apa yang dihasilkan?

2. Bagaimana pengaruh kalor pada saat tidak terjadi perubahan wujud?

3. Bagaimana pengaruh kalor pada saat terjadi perubahan wujud?

4. Selain perubahan suhu benda, adakah faktor lain yang mempengaruhi kalor yang diperlukan?
Sebutkan!

Jawaban Pertanyaan:

1. Pola yang dihasilkan adalah semakin lama es batu dipanaskan maka suhunya akan semakin naik. Es
batu akan berubah wujud mencadi cair (mencair).

2) Kalor yang diserap suatu zat tidak selalu menyebabkan kenaikan suhu/temperatur zat tersebut.
Kadangkala kalor yang diserap oleh suatu zat dapat mengubah wujud zat tersebut tanpa menaikkan
suhunya, contoh es yang dipanaskan lama kelamaan akan menjadi air, sebaliknya air yang didinginkan,
lama kelamaan akan menjadi es.

3) Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai suhu maksimum, maka zat akan
mengalami perubahan wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor terus-
menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu, selain kalor dapat digunakan untuk
mengubah suhu zat, juga dapat digunakan untuk mengubah wujud zat.

4) 1) Massa.

Dua Zat yg memiliki kalor jenis sama, ketika dipanaskan, apabila massanya berbeda, maka zat
bermassa lebih ringan suhunya akan lebih cepat naik

Anda mungkin juga menyukai