Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN PADUAN NI-HARD DARI BIJIH LATERIT

Oleh : Yusuf

INTISARI

ABSTRACT V

Bijih besi laterit dapat dilebur menjadi besi cor khusus dengan sebutan Ni Hard. Besi cor yang memiliki nilai ekonomis jauh dari besi cor biasa. Ni Hard merupeken bahan yang keras dan liat dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan sepetti bola penggerus (grinding balls), pelapis keras (hard liner) uniuk mesin pemecen uien penggerus, rumah pompa tahan gerus, kuku shovel atau backhoe, till. Sebagai besi cor bahan ini dapat dibentuk dengan pengecoran pada temperatur relatif rendah sehingga memudahkan proses

. pembuatannya. Dengan impor

grinding balls yang mencapai sekitar 90.000 ton pada tahun 1999, maka upaya pemenuhan kebutuhan grinding balls dari bah an baku yang tersedia di dalam negeri perlu mendapatkan perhatian.

Letritic iron are can be melted to a special cast iron called Ni Hard, a kind of cast iron having a considerably higher economic value compared. to the ordinary cast iron. Ni Hard is a hard and tough malerial used as grinding balls, hard liners for crushers and grinders, sand pump casings, and part of shovels and back hoes, and other uses. As a cast iron, this material can be formed using ordinary low temperature casting process, making it is easier to produce. With the Indonesian imports of grinding balls reaching around 90.000 ·ton~ in, 1999, the efforts to produce these grinding balls from the domestic resources is worth to be consider.

PENDAHULUAN

Pemanfaatan bijih besi

laterit tidak dapat dilakukan dengan pemikiran dan konsep yang konvensional untuk menghasilkan baja lunak atau besi cor yang standar, karena dengan konsep ini keunggulan bijih laterit yang mengandung nikel dan khrom dalam jumlah yang cukup signifikan tidak bisa dimanfaatkan. Dengan pendekatan yang lebih .... kreatif dan inovatif, dapat dikembangkan

model-model pemanfaatan yang lebih menjanjikan.

Pendekatan yang lebih

kreatif tadi dapat diarahkan pada pembuatan berbagai paduan yang memiliki kegunaan khusus dan nilai jual lebih tinggi. Di antara paduan yang memiliki kegunaan cukup luas adalah besi cor martensitik yang dikenal dengan sebutan Ni-Hard, suatu kelas besi cor yang mengandung nikel di atas 2% dan karenanya memiliki sifat martensitik yang keras dan tangguh. Keberadaan khrom dalam paduan

130

Majalah Meta/urgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

ini, berkisar antara 0,4 hingga 2 % juga sangat membantu sifat-sifat mekaniknya.

Tulisan ini akan menyajikan hasil percobaan pembuatan besi cor rnenqandunqnikeldankhrom hasil peleburan bijih besi laterit. Bijih ini merupakan buangan (offgrade) dari penambangan bijih nikel di Pomalaa, karena kandungan nikelnya yang rendah dan besinya yang relatif tinggi. Dengan memainkan berbagai variabel reduksi dan peleburan, berbagai jenis paduan besi cor kelas Ni-Hard dapat dihasilkan.

PADUAN NI-HARD

Ni Hard

Ni Hard adalah besi cor martensitik yang pembentukan fasa mertensitnya bukan disebabkan oleh proses kejut (quenching), tetapi 'oleh penambahan unsur pemadu, dalarn hal ini nlkel, Pembentukan fasa martensit juga dapat difasilitasl oleh penambahan unsur tembaga dan molibdenum.Tetapi penambahan terribaga dibatasi oleh kelarutan tembaga yang relatif rendah dalam

besi sehingga mengurangi

efektivitasnya. Sementara

penambahan molibdenum

dianggap lebih mahal dari nikel dan tembaga.

Sesuai dengan namanya :

Ni-Hard, besi cor martensitik mengandung nikel adalah paduan yang bersifat cukup keras, tetapi rnasih memiliki sifat liat dan tangguh. Bahkan kalau diinginkan sifat rnarnpu mesin yang prima, dapat dibuat paduan yang cukup lunak pada saat di cor (198 N/mm2 dan 160 Brinell), tetapi denganlaku panas sederhana pada ternperatur 600 derajat Celcius dan waktu 15

jam, dapat diperoleh kekuatan dan kekerasan yang jauh lebih tinggi (309 N/mm2 dan lebih dari 400 skala BrineJl). Sifat ini diperoleh dengan paduan nikel sebesar 6,5% dan manggan 3; 75%.

Kegunaan

Karena Ni Hard adalah besi cor yang keras dan liat, maka kegunaannya tentu banyak terkait dengan keunggulan sifat tadi, antara lain untuk : bola-bola penggerus (grinding balls), pelapis keras (hard liner) untuk mesin pemecah dan penggerus, rumah pompa tahan gerus, kuku shovel atau backhoe, dll.

Impor grinding balls

Indonesia menunjukkan

kecenderungan yang sangat

menarik, karena mengalami kenaikan kuantitas yang cukup berarti sejak 1997 hingga 1999. Pada tahun 1997'-impor grinding balls Indonesia baru mencapai 33068 ton dengan nilai USD 30,8 juta, sedang pad a tahun 1999 telah mencapai 89313 ton dengan .nllai USD 50,5 juta. Suatu jumlah yang cukup besar untuk menyerap produk Nl-Hard yang pabriknya dapat dibangun di Indonesia.

Komposisi

Besi cor kelas Ni-Hard dapat dibust dengan berbagai komposisi, baik dari kandungan karbon maupun unsur pemadu yang lain. Dari kandungan karbonnya, NiHard dibuat dalam dua kelas, yaitu

• Karbon Tinggi, 3,00-3,50% C, untuk memperoleh kekerasan maksimum, dan

• Karbon sedanq, 2,75-3,00% C, untuk memperoleh keuletan (toughness) maksimum.

Majalah MetaJurgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

131

Kandungan nikelnya umumnya bervariasi antara 2,5 hingga4, 75%, sedangkan khrom bervariasi antara 0,6 hingga 2,0%. Variasi ini masih dapat dikembangkan ke arah yang lebih ekstrim, apablla dibutuhkan sifat-sifat khusus. Sebagai contoh, untuk memperoleh kekerasan maksimum pada temperatur tinggi, dapat dilakukan penambahan khrom hingga 15%.

Kemungkinan Pembuatan· Ni Hard dari Bijih Laterit

Melihat variasi paduan NiHard yang dapat dibuat, dengan seJang komposisi nikeJ dan khrom yang cukup lebar, rnaka kemungkinan pembuatan Ni-Hard daribijlh .. Iaterit cukup terbuka, Hal ini terutama untuk buangan bijih nikel yang memiliki kandungan nikel 1,2-1,5%, besi 35-48% ,dan khrom 0,5-2%. Pembuatan Ni-Hard dari bijih besi laterit yang memiJiki kandungan nikeJ Ieblh rendah (0,5- 0,9%) dan besi-khrom yang tinggi akan menghasilkan paduanyang relatif kekurangan nlkel. Meskipun prod uk ini dapat dikoreksi dengan penambahan feronikel, tetapi akan membutuhkan biaya . tambahan yang relatif tinggi.

KONSEP PEMBUATAN

Pembuatan paduan Ni-Hard dari . bijih laterit perlu mempertimbangkan sifat aJamiah dari bijihnya, dan adaptabilitas proses komersial yang telah ada untukmengolahnya. Dalarn bab ini akan dicoba . untuk menjajagi. kemungkinan proses pembuatan paduan Ni-Hard dengan proses reduksi-peleburan listrik yang lazim untuk pembuatan feronikel, dan proses tanur tiup untuk peleburan besi. Dari kedua proses akan dijajagi kemungkinan untuk menghasilkan paduan Ni-Hard.

Karena peleburan dengan tanur tiup tidak dapat disimulasl di laboratorium, maka percobaan akan dipusatkan pada proses reduksi-peleburan llstrtk. Untuk

melakukan pendekatan basil

peteburan dengan reduksi

maksimum seperti di tanur tiup, maka dilakukan peleburan tanpa reduksi pendahuluan. Cara ini akan memberikan suatusirnulasl reduksi simu!tan dan akan memberikan produk dengan kandungan khrom yang maksimum.

Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan ada!ah buangan bijih nikel Jimonitik dari Pomalaa yang memiliki komposisi kimia seperti ditunjukkan dalam Tabe! 1 :

Tabel 1 : Komposisi Bijih yang Dipakai dalam Percobaan

Jenis Ni Co Si Mn Fe Cr Mg Al
Limonitik I 1,37 0,13 2,54 1,23 47,69 1,38 0,32 4,00
Limonitik II 1,42 0,06 8,13 0,93 39,01 1,03 2,85 3,15 Bijih jenis lirnonitlk I ada!ah bijih dengan kadar khrom yang dua kali lebih tinggi dibanding bijih jenis limonitik II. Dengankandungan nike! yang relatif leblh tinggi dan besi Jebih rendah, bijih jenis

limonitik II In! diharapkan menghasilkan logam dengan ratio nikel khrom yang reJatif baik.

Diantara ke delapan unsur tadi, unsur nike! dan kobalt re!atif lebih mudah direduksi daripada

132

Majalah Metalurgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

besi. Manggan, khrom, dan silikon dapat direduksi bersama besi, meskipun agak sulit. Artinya, ketiga unsur ini akan tereduksi sempurna dalam kondisi sang at mereduksi seperti di dalarn tartur tiup. Sedangkan magnesium dan aluminium praktis tidak akan tereduksi.

Proses Pembuatan

Proses pembuatan Ni-Hard dari bijih laterit dapat dilakukan dengan melewati dua jalur, yaitu :

Jalur reduksi - peleburan, dan Jalur peleburan dengan tanur tiup atau peleburan langsung (a.1 dengan proses Corex)

Jalur reduksi peleburan dapat menghasilkan paduan dengan kandungan nikel tinggidan khrom yangterkendali, tetapi kandungan karbonnya agak rendah. Dengan komposisi ini, produk peleburan tidak masuk dalam katagori besi cor. Sementara proses peleburan dengan tanur tiup atau peleburan langsung (direct smelting) memasukkan seluruh unsur khrom ke dalam loqam: Kalau dikehendaki unsur khrom yang terkendali, dapat dilakukan dengan menggunakan bijih berkadar khrom rendah, atau dengan penambahan feronikel, yang biasanya bebas khrom.

Penggunaan bijih dengan kandungan khrom rendah mempunyai keunggulan ekonomis, tetapi membutuhkan perhatian ekstra dalam eksplorasinya.

Sasaran Komposisi

Untuk mendekati paduan NlHard yang ada, maka akan diadakan percobaan peleburan

dengan sasaran komposisi sebagai berikut:

Kandungan C minimum 2,5% Kandungan nikel diatas 2%, kalau mungkin mencapai 3,5% Kandungan khrom antara 1-2%

PERCOBAAN

Percobaan pembuatan NiHard dari bijih laterit ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu : tahap reduksi dan tahap peleburan. Reduksi dilakukan pada campuran pelet yang mengandung batubara dan ditahan pada temperatur dan waktu tertentu. Hasil reduksi dianalisis metalisasi besi, nikel, dan khrom-nya. Pada beberapa produk hasll reduksi dilakukan peleburan dalam dapur induksi untuk melihat pengaruh proses peleburan dan sisa karbon terhadap komposisi paduan yang dihasilkan.

Percobaan Reduksi

Percobaan reduksi

dilakukan di dapur tabung (tube furnace) dengan variabel operasi sebagai berikut:

• Pereduksi, adalah persen

batubara terhadap bijih yang dicampurkan menjadi pelet. Untuk percobaan ini diambil dua komposisi pereduksi, yaitu : 10 dan 25%. Batubara yang digunakan adalah batubara lokal mengandung : 44,5% FC, 43,8% VM, 9,6% abu, dan 2,2% air.

• Temperatur reduksi ditentukan 1000 dan 1100 derajat Celcius, untuk memperoleh tingkat reduksl besi yang memadai.

• Waktu reduksi adalah satu dan duajam.

Dari ketiga variabel

percobaan ini dilakukan percobaan

Maja/ah Metalurgi, Volume 15, No.2; Desember 2000

133

silang dan diperoleh dua Uenis bijih) kall delapan percobaan

Tabel2 : Kondisi Percobaan Reduksi

dengan kondisi seperti ditunjukkan dalam Tabel 2 :

Bijih Limonitik I Bijih Limonitik II Ternperatur Batubara Waktu
Al BI 1000 der C 10% I Jam
A2 B2 1000 der C 10% 2 Jam
A3 B3 1000 der C 25% I Jam
A4 B4 1000 der C 25% 2 Jam
A5 B5 1100 der C 10% 1 Jam
A6 B6 1100 der C 10% 1 Jam
A7 B7 1100 derC 25% 1 Jam
A8 B8 1100 derC 25% 2 Jam Percobaan Peleburan

Peleburan dapat dilakukan dalam dapur induksi ataupun dapur

busur listrik. Dapur induksi

memungkinkan pengendalian

kornposisi secara lebih baik, tetapi kemampuan lebur dan reduksinya aqak terbatas. Sementara penggunaan dapur busur dapat menghasilkan ternperatur yang lebih tinggi, tetapi pengendalian komposisinya . kurang balk, Untuk menghasilkan paduan Ni-Hard yang membutuhkan komposisi besi cor, penggunaan dapur busur akan memberi hasil yang lebih baik. Tetapi karena dalam percobaan ini

Tabel3 : Hasil Percobaan Reduksi

akan dipelajari pengaruh pra reduksi dan sisa karbonnya, maka digunakan dapur induksi.

Dalam percobaan peleburan inidipilihbeberapacontoh hasll reduksi yang kemudian dilebur dalam dapur induksi dengan temperatur 1600 derajat Celsius dan waktu dua jam. Hasil percabaan dikaitkan dengan kade reduksinya.

HasH Percobaan

Dari percabaan reduksi yang dilakukan, diperoleh hasil Metalisasi seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3 :

Nomor : Met Fe MetNi MetCr Nomor Met Fe MetNi MetCr
Percobaa % % % Percobaan % % %
n
Al 32,3 71,5 0,3 Bl 31,9 70,4 0,3
A2 37,9 77,1 0,5 B2 . 37,6 76,2 0,4
A3 76,2 93,6 1,0 B3 75,8 92,7 0,8
A4 86,7 97,2 1,1 B4 86,2 96,1 1,2
AS 33,6 84,4 0,4 B5 33,1 83,7 0,3
A6 71,4 87~6 0,6 B6 70,5 86,5 0,7
A7 85,2 94,7 1,0 B7 84,9 93,2 I, I
A8 93,6 98,2 1,2 B8 92,2 97,6 1,2 134

Majalah Metalurgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

Hasil percobaan peleburan pada 6 contoh hasil percobaan reduksi ditunjukkan dalam Tabel 4, Oari hasll percobaan peleburan ini, maka Ni Hard dapat dlhasilkan pada empat produk dari keenam

Tabel4 : Hasil Percobaan Peleburan

percobaan yang dilakukan, yaitu pada percobaan A3, A8, B3, dan B8. Oengan basil percobaan ini maka pembuatan paduan Ni Hard dari bijih laterit tidak terlalu sullt untuk dlhasllkan dari bijih laterit.



Nomor Percobaan Nikel,% Cr,% Carbon,%
A3 4,02 1,63 3,12
A5 4,95 0,63 0,53
A8 3,66 1,54 2,86
B3 4,52 1,42 2,91
B5 5,73 0,55 0,75
B8 4,14 1,21 2,76 PEMBAHASAN

Hasf Percobaan Reduksi

Perbedaaan temperatur

sangat berpengaruh pada rnetalisasl besl, tetapi tidak begitu berpenqaruh pada metalisasi nike!. Sementara itu metalisasi khrom tetap cukup rendah meslipun dilakukan reduksi pada temperatur 1100 derajat C.

Waktu reduksi memiliki

pengaruh yang agak signifikan dalam peningkatan metalisasi nikel dan besi, tetapi tetap tidak berpengaruh pada metalisasi khrom, yang berada di bawah 2%.

Pengaruh paling signifikan adalah pada penambahan batubara. Hal ini sangat terasa pada metalisasi besi. Untuk mencapai metalisasi besi yang cukup tinggi, di atas 80%, maka penambahan batubara sekitar 25% diperlukan. Keberadaan batubara dalam jumlah besar juga diperlukan untuk meninggalkan sisa karbon

yang cukup untuk mereduksi khrom pada tahap peleburan dan menghasilkan logam besi dalam kualitas cor.

Pengaruh Bijih untuk reduksi atau metalisasi nikel dan besi berada pada selang 1-2%. Bijih yang lebih banyak mengandung silika cenderung lebih sukar direduksi.

Hasil Percobaan Peleburan

< Dari percobaan peleburan

hasil reduksi, terlihat korelasi yang cukup jelas antara proses reduksi dan peleburan yang dilakukan.

Denqan pengendalian proses

reduksinya, dapat diperoleh

komposisi kandungan logam yang dikehendaki. Contohnya, kandungan nikel dapat ditingkatkan hinggadi atas 5% dan kandungan khrom yang rendah. Tetapi hasi! ini hanya dapat dicapai untuk untuk kandungan karbon yang terbatas (di bawah 1 %), yang berarti jauh

Maja/ah Meta/urgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

135

dibawah spesifikasi besi cor Ni Hard yang di atas 2,5%.

Untuk memperoleh

kandungan karbon yang memadai, maka perlu dilakukan kondisi reduksi·yang-maksimum. Dalam kondisi ini, maka komposisi paduan logam yang dihasilkan sangat dipengaruhi o~h kandungan unsurunsur logam di dalam bijih. Kalau diinginkan kandungan nikel yang tinggi, maka dapat dilakukan dengan melebur bijih dengan kandungan besi dan khrom rendah, yang umumnya terdapat pada bijih yang agak cenderung ke silikat, sedangkan kalau diinginkan kandungan nikel yang relatif rendah, dapat dilakukan peleburan bijih dengan tingkat laterisasi yang lebih jauh dengan kandungan besi dan khrom yang lebih tinggi.

Komposisi yang pas dapat

diperoleh dengan melakukan

blending atau pencampuran

. terhadap bijih yang digunakan.

Mendapatkan spesifikasi Ni Hard

Dengan memperhatikan

hasil percobaan yang telah

dilakukan, maka upaya

memperoleh komposisi Ni Hard yang dikehendaki dapat dilakukan dengan kombinasi dari tiga cara berikut, yaitu :

• Pengendalian Bijih .

• Pengendalian Operasional .

• Koreksi produk

Pengendalian bijih dilakukan dengan melakukan proses pencampuran atau blending. Untuk reduksi maksimum, maka komposisi paduan logam dapat diprediksi darikandungan awal campuran bijih. yang digunakan. Pengendalian operasional dilakukan pada proses reduksipeleburan. Untuk proses peJeburan dengan tanur tiup maka hasilnya

adalah sesuai dengan komposisi kandungan logam pada bijih yang digunakan. Apabila hasil peleburan rru masih menunjukkan penyimpangan dari komposisi yang diinginkan; maka dapat dilakukan koreksi menggunakan ferokhrom

untuk menambah kekurangan

khrom atau feronikel untuk

menambah kekurangan nikel.

PROSPEK EKONOMI

Pasar

Impor grinding balls

Indonesia menunjukkan

kecenderungan yang sangat

menarik, karena mengalami kenaikan . kuantitas yang cukup berarti sejak 1997 hingga 1999. Pada tahun 1997 impor grinding balls Indonesia baru mencapai 33068 ton dengan nilal USD 30,8 juta, sedang pada tahun 1999 telah mencapai 89313 ton dengan nilai USD 50,5 juta. Suatu jumlah yang cukup besar untuk menyerap produk Ni-Hard yang pabriknya dapat dibangun di Indonesia.

Bahan Baku

Bahan baku bijih besi laterit atau off-grade dari penambangan nikel .laterit ·Indonesia memiliki cadangan ratusan juta ton, suatu jumlah yang sangat besar. Bahkan sebagai . off-grade dari penambangan nikel laterit, bahan baku pembuatan Ni-Hard In! tersedia dalam jumlah yang sangat melimpah.

Teknologi dan Proses

Teknologi dan proses

pembuatan Ni Hard dari bijih laterit dapat dilakukan baik dengan cara

136

Majalah Metalurgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

reduksi-peleburan ataupun dengan peleburan menggunakan tanur tiup atau blast furnace. Teknologi ini merupakan teknologi konvensional yang risikonya adalah minimal.

Perhitungan Ekonomi

Dengan harga grinding balls sekitar US$ 600 per ton, maka bahan baku Ni Hard mung kin dapat dijual dengan harga sekitar US$ 350 hingga 400 per ton, suatu harga yang jauh lebih tinggi dari harga pig iron biasa yang berkisar US$ 150 per ton. Sang at menarik untuk dikaji kemungkinan produksi Ni Hard dalam skala sekitar 100000 ton dengan teknologi tanur tiup.

KESIMPULAN

1. Ni Hard adalah besi cor yang keras dan Hat, maka kegunaannya tentu banyak terkait dengan keunggulan sifat tadi, antara lain untuk : bolabola penggerus (grinding balls), pelapis keras (hard liner) untuk

mesin pemecah dan

penggerus, rumah pompa

tahan gerus, kuku shovel atau backhoe, dll.

2. Besi cor kelas Ni-Hard dapat dibuat dengan berbagai komposisi, baik dari kandungan karbon maupun unsur pemadu yang lain. Dari kandungan karbonnya, Ni-Hard dibuat dalam dua kelas, yaitu : Karbon Tinggi, 3,00-3,50% C, untuk

memperoleh kekerasan

maksimum, dan Karbon

sedang, 2,75-3,00% C, untuk

memperoleh keuletan

(toughness) maksimum .:

Kandungan nikelnya umumnya

bervariasi antara 2,5

4,75%, sedangkan

bervariasi antara 0,6 2,0%

3. Melihat variasi paduan Ni-Hard yang dapat dlbuat. dengan selang komposisi nikel dan khrom yang cukup lebar, maka kemungkinan pembuatan NlHard dari bijih laterit cukup terbuka. Hal ini terutama untuk buangan bijih nikel yang memiliki kandungan nikel 1,2- 1,5%, besi 35-48%, dan khrom 0,5-2%.

4. Hasil percobaan menunjukkan bahwa pembuatan Ni Hard dari bijih laterit dapat dilakukan

praktis tanpa kesulitan.

Pengendalian komposisi

paduan dapat dilakukan

dengan pengendalian bijih, pengendalian operasional, dan koreksi komposisi.

5. Pembuatan Ni Hard dari bijih laterit memberi kemungkinan ekonomi yang cukup menarik, terutama dari harga material Ni Hard yang jauh lebih tinggi dari besi cor atau pig iron biasa. Tetapi prospek ekonomi ini perlu dikaji secara khusus.

hingga khrom hingga

DAFTAR PUSTAKA

1. Angus HT, Cast Iron Physical and Chemical Properties, Butterworths, London, 1976.

2. --------, ASM Handbook,

Volume 1 (Properties and 'Selections: Iron and Steels), ASM International, 1996.

3. ,ASM Handbook,

Volume 15 (Castings), ASM International, 1996.

4. Abrasion Resistant Casting for

Handling Coal, the

International Nickel

Company, Inc.

Maja/ah Metalurgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

137

5. Engineering Properties and Application of Ni Hard, the International Nickel Company, Inc.

6. ,Worlwide Guide to

Equivalent Iron and Steels, ASM International, 1993.

138

RIWAYAT HIDUP

Yusuf, dl lahirkan di Solo pad a tanggal18 Desember 1948, Lulus Jurusan Tambang Metalurgi - ITB , tahun 1976, Bekerja dl Puslitbang Metalurgi - LlPI sejak tahun 1973. Bidang

penelitian yang dikerjakan

sdampai sa at ini adalah

pengolahan logam dasar,nikel laterit dan pemekaran perlit.

MajaJah MetaJurgi, Volume 15, No.2, Desember 2000

Anda mungkin juga menyukai