Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

PENGANTAR REKAM MEDIS


(alur rujukan dan pusdatin)

Disusun oleh:
Ayu Dea Saputri Insyra G41191788
Choiriyah Az Zahro G41191699
Tyas Errica Dewi Maharani G41191856
Della Oktaviana Putri G41191973

DosenPengampu:
dr. Rinda Nurul Karimah, M. Kes

PROGRAM STUDI REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
Alur Rujukan Pelayanan Kesehatan Indonesia Berdasarkan JKN
Jaminan kesehatan Nasional (JKN) merupakan upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjamin
kesehatan seluruh masyarakat Indonesia secara komprehensif, murah, terjangkau dan bermutu, melalui
sistem rujukan yang berjalan baik[3]. Jaminan Kesehatan Nasional yang memiliki konsep Universal Health
Coverage (UHC)dalam pelaksaannya dapat memaksa pesertanya mengikuti sistem rujukan berjenjang untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, murah, terjangkau, namun berkualitas. Sehingga
setiap peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan secara
menyeluruh, berjenjang, efektif, dan efisien sehingga Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) wajib menerapkan sistem rujukan berjenjang[1].

Berdasarkan Sistem rujukan pelayanan kesehatan adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik baik vertikal
maupun horizontal. Sistem rujukan dilakukan secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjut yang terdiri atas pelayanan kesehatan tingkat kedua
(spesialistik) dan pelayanan kesehatan tingkat ketiga (subspesialistik)[1].

Rujukan medis adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab untuk masalah kedokteran sebagai
respon terhadap ketidakmampuan fasilitas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan para pasien dengan tujuan
untuk menyembuhkan dan atau memulihkan status kesehatan pasien.

Rujukan pelayanan kesehatan dimulai dari pelayanan kesehatan primer dan diteruskan ke jenjang pelayanan
sekunder dan tersier yang hanya dapat diberikan jika ada rujukan dari pelayanan primer atau sekunder[3].

Pada dasarnya, prosedur fasilitas pemberi pelayanan kesehatan pengirim rujukan adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan kepada para pasien atau keluarganya tentang prosedur rujukan dan alasan rujuk;
b. Melakukan komunikasi dengan fasilitas kesehatan yang dituju sebelum merujuk;
c. Membuat surat rujukan dan juga melampirkan hasil diagnosis pasien dan catatan medisnya;
d. Mencatat pada register dan juga membuat laporan rujukan;
e. Stabilisasi keadaan umum pasien, dan dipertahankan selama dalam perjalanan;
f. Pendampingan pasien oleh tenaga kesehatan;
g. Menyerahkan surat rujukan kepada pihak-pihak yang berwenang di fasilitas pelayanan kesehatan di
tempat rujukan;
h. Surat rujukan pertama harus berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan primer, kecuali dalam
keadaandarurat;
i. Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Askes, Jamkesmas, Jamkesda, SKTM dan badan penjamin
kesehatan lainnya tetap berlaku[3].

Adapun prosedur sarana kesehatan penerima rujukan adalah:


a. Menerima rujukan pasien dan membuat tanda terima pasien;
b. Mencatat kasus-kasus rujukan dan membuat laporan penerimaan rujukan;
c. Mendiagnosis dan melakukan tindakan medis yang diperlukan, serta melaksanakan perawatan
disertai catatan medik sesuai ketentuan;
d. Memberikan informasi medis kepada pihak sarana pelayanan pengirim rujukan;
e. Membuat surat rujukan kepada sarana pelayanan kesehatan lebih tinggi dan mengirim tembusannya.
kepada sarana kesehatan pengirim pertama;
f. Membuat rujukan balik kepada fasilitas pelayanan perujuk bila sudah tidak memerlukan pelayanan
medis spesialistik atau subspesialistik dan setelah kondisi pasien [3]

RS KELAS A
TINGKAT PROVINSI RS KELAS A/B TINGKAT
REGIONAL PROVINSIPROVINSI

RS KELAS B

RS KELAS B/C TINGKAT


REGIONAL KAB/KOTA

RS KELAS C TINGKAT
KAB KOTA

PUSKESMAS TANPA
RS KELAS D/ D
RAWAT INAP PRATAMA/PUSKESMAS RAWAT INAP
Pada gambar di atas, rujukan emergency akan berjalan sesuai dengan kebutuhan layanan kegawatdaruratan
yang dialami pasien, sedangkan rujukan konvensional akan berlangsung secara berjenjang diikuti rujukan
baliknya.
Keterangan gambar :
a. Pada tingkat regional kabupaten/kota dapat dipilih 1 (satu) kecamatan untuk dapat difungsikan
sebagai Pusat Rujukan Medik Spesialistik Terbatas/Pusat Rujukan Antara untuk berbagai fasilitas
primer dalam 1 (satu) wilayah tangkapan sistem rujukan/khusus di kabupaten DTPK. Pusat rujukan
tersebut dapat berupa RS Kelas D Pratama atau Puskesmas dengan Rawat Inap.
b. Pusat rujukan medik spesialistik di kabupaten/kota, berupa RS Kelas C atau RS Kelas D, termasuk
Balai Kesehatan Masyarakat (BKM).
c. Pusat rujukan medik Spesialistik Regional Provinsi, berupa RS Kelas B Non Pendidikan di
kabupaten/kota.
d. Pusat rujukan medik Spesialistik Umum/Khusus, di Provinsi berupa RS Kelas B Pendidikan,
termasuk Balai Besar Kesehatan Masyarakat (BBKM).
e. RS Kelas A di provinsi, sebagai pusat rujukan regional.
f. Pusat rujukan medik Nasional Kelas A, Umum, dan Khusus di tingkat nasional.

Pencatatan dan Pelaporan


Tanpa membedakan tingkat fasilitas kesehatannya, register rujukan akan terdiri dari register penerimaan
rujukan pasien, pengiriman rujukan pasien, pengiriman rujuk balik pasien, dan penerimaan rujuk balik
pasien.
Setelah data yang ada tersebut diolah, data tersebut lalu dapat dijadikan sumber informasi bagi manajemen
fasilitas kesehatan yang bersangkutan dalam hal pengelolaan pasien rujukan. Pelaporan dilakukan rutin
setiap 3 (tiga) bulan sekali pada Dinas Kesehatan setempat sesuai jenjangnya[3].
Pusdatin Kemenkes (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan)
Pusat Data dan Informasi adalah unsur pendukung pelaksanaan tugas Kementerian Kesehatan di bidang data
dan informasi kesehatan yang  berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan melalui
Sekretaris Jenderal.
Pusat Data dan Informasi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 64 Tahun 2015
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan di  bidang pengelolaan data dan informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Sesuai dengan tugasnya maka unit ini terdiri dari Bagian Tata Usaha, Bidang Pengembangan
Sistem Informasi, Bidang Pengelolaan Teknologi  Informasi, dan Bidang Pengelolaan Data dan informasi.

Peraturan Perundang-Undangan Terkait


• UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran, Pasal 46 tentang kewajiban membuat
Rekam Medis.
• UU Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan, Pasal 1, 37 & 38 tentang Nomor
Induk Kependudukan.
• UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik, Pasal 5 tentang informasi
elektronik / dokumen elektronik,  sistem elektronik, sertifikasi sistem elektronik.
• UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.
• UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,Pasal 17 tentang kewajiban pemerintah terhadap akses
informasi,Pasal 168 tentang sistem informasi dan lintas sektor (mengamanatkan PP), Pasal 169
tentang kemudahan akses informasi.
• UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,Pasal 52 & 53 tentang kewajiban
menyelenggarakan SIMRS.
PP Nomor 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
• PP Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.
• Inpres Nomor 3 Tahun 2004 tentang e-Goverment.

Tugas Bagian dan Bidang di Pusat Data dan Informasi


A.  Bagian tata usaha
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29 September
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Bagian Tata Usaha Pusat Data dan
Informasi memiliki tugas melaksanakan administrasi Pusat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
Bagian Tata Usaha meyelenggarakan fungsi:
1.   Penyusunan rencana, program, dan anggaran.
2.   Pengelolaan urusan keuangan dan barang milik negara.
3.   Penataan organisasi dan tata laksana.
4.   Pengelolaan urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan, rumah tangga, dan perlengkapan.
5.   Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, bagian Tata Usaha memiliki 3 (tiga) subbagian, yakni sebagai
berikut:
a. Subbagian Program dan Evaluasi.
Subbagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana, program, dan
anggaran, dan     pemantauan, evaluasi, dan pelaporan.
b. Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara.
Subbagian Keuangan dan Barang Milik Negara mempunyai tugas melakukan pengelolaan urusan
keuangan dan barang milik negara.
c. Subbagian Kepegawaian dan Umum.Subbagian Kepegawaian dan Umum mempunyai tugas 
melakukan penataan organisasi dan tata laksana, urusan kepegawaian, kearsipan, tata persuratan,
rumah tangga, dan perlengkapan.
B.  Bidang pengembangan system informasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29 September
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Bidang Pengembangan Sistem Informasi,
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengembangan
sistem informasi.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengembangan Sistem Informasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang arsitektur dan implementasi serta standarisasi
sistem informasi kesehatan dan e-kesehatan.
2. Penyiapan pelaksanaan di bidang arsitektur dan implementasi serta standarisasi sistem infromasi
kesehatan dan e-kesehatan.
Dalam Bidang Pengembangan Sistem Informasi terdiri atas:
a.  Subbidang Arsitektur Sistem Informasi.
b.  Subbidang Standarisasi Sistem Kesehatan.

C.  Bidang pengelolaan dan teknologi informasi


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29 September
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengelolaan
teknologi informasi kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi menjalankan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengelolaan aplikasi, database, dan infrastrukur
teknologi informasi kesehatan.
2. Penyiapan pelaksanaan di bidang pengelolaan aplikasi, database, dan infrastruktur teknologi
kesehatan.
Bidang Pengelolaan Teknologi Informasi terdiri atas:
1. Subbidang Pengelolaan Aplikasi dan Database
2. Subbidang Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi.
D.  Bidang pengelolaan data dan informasi
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tanggal 29 September
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Bidang Pengelolaan Data dan Informasi
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan di bidang pengelolaan data
dan informasi.
Dalam melaksanakan tugas, Bidang Pengelolaan Data dan Informasi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan,
penyajian, diseminasi, dan pelayanan informasi kesehatan.
2. Penyiapan pelaksanaan di bidang pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan, penyajian,
diseminasi, dan pelayanan informasi kesehatan.
Bidang Pengelolaan Data dan Data Informasi terdiri atas:
a.  Subbidang Analisis Data; dan
b.  Subbidang Diseminasi Informasi (kemenkes:2014)

Isi Pusdatin
1. Data umum yang berhubungan dengan kesehatan di Indonesia
Data umum adalah data yang berisi kondisi umum dari wilayah, penduduk, dan angka melek huruf di
Indonesia yang berhubungan dengan kesehatan di Indonesia. Dimana data tersebut berfungsi
memberikan informasi dan gambaran secara umum wilayah dan penduduk Indonesia dari tahun ke
tahun. Contoh data umum :

No. Data Umum 2012 2013 2014 2015 Keterangan


1 Luas Wilayah (km2) 1.913.578,6 1.913.578,6 1.913.578,68 1.913.578,6 Kemendagri, 2015
8 8 8
2 Jumlah Kabupaten/Kota 497 497 514 514 Kemendagri, 2015
3 Jumlah Kecamatan 6.694 6.994 7.094 7.094 Kemendagri, 2015
4 Jumlah Desa/Kelurahan 77.465 81.253 82.505 82.505 Kemendagri, 2015
5 Jumlah Penduduk Laki- 123.222.47 125.058.484 126.921.864 128.366.71 Pusdatin,
laki 5 8 Kemenkes RI,
2015
6 Jumlah Penduduk 121.553.32 123.364.472 125.202.594 127.094.96 Pusdatin,
Perempuan 2 8 Kemenkes RI,
2015
7 Jumlah Penduduk Laki- 244.775.79 248.422.956 252.124.458 255.461.68 Pusdatin,
laki + 7 6 Kemenkes RI,
Perempuan 2015
8 Jumlah Bayi (0-11 4.529.054 4.596.537 4.665.025 4.794.791 Pusdatin,
bulan) Kemenkes RI,
2015
9 Jumlah Balita (0-59 23.352.721 23.700.676 24.053.816 24.065.506 Pusdatin,
bulan) Kemenkes RI,
2015
10 Jumlah Ibu Hamil 5.136.041 5.212.568 5.290.235 5.285.759 Pusdatin,
Kemenkes RI,
2015
11 Jumlah Ibu Bersalin 4.902.585 4.975.636 5.049.771 5.007.191 Pusdatin,
Kemenkes RI,
2015
12 Penduduk < 15 tahun 28,87 28,87 28,87 27,35 Pusdatin,
(%) Kemenkes RI,
2015
13 Penduduk 15-64 tahun 66,08 66,08 66,08 67,28 Pusdatin,
(%) Kemenkes RI,
2015
14 Penduduk > 64 tahun 5,05 5,05 5,05 5,37 Pusdatin,
(%) Kemenkes RI,
2015
15 Rasio Jenis Kelamin (%) 101,37 101,37 101,37 101,00 Pusdatin,
Kemenkes RI,
2015
16 Kepadatan Penduduk 127,92 129,82 131,76 133,50 Pusdatin,
(jiwa per Kemenkes RI,
km2) 2015
17 Rasio Ketergantungan / 51,33 51,33 51,33 48,63 Pusdatin,
Dependency Ratio Kemenkes RI,
2015
18 Angka Melek Huruf 95,69 96,47 96,79 97,11 BPS , 2016
Laki-laki (%)
19 Angka Melek Huruf 90,27 91,40 93,45 93,34 BPS, Statistik
Perempuan Kesejahteraan
(%) Rakyat 2011
Angka Melek Huruf BPS, Statistik
20 92,97 93,92 95,12 95,22
Laki-laki + Kesejahteraan
Perempuan (%) Rakyat 2011

2. data derajat kesehatan


secara keseluruhan data ini berisi tentang prosentase kasus-kasus kesehatan seperti angka kematian
bayi dan penderita penyakit HIV di Indonesia. Dimana data-data kualitatif tersebut dapat digunakan
untuk menyimpulkan kondisi derajat kesehatan di Indonesia dan perbandinganya dengan tahun
sebelumnya. Selanjutnya dengan mengetahui kondisi derajat kesehatan di Indonesia kitabisa
menggunakanya sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan tindakan yang akan diambil
selanjutnya demi meningkatkan derjat kesehatan di Indonesia. Contoh data derajat kesehatan :

No Derajat Kesehatan 2012 2013 2014 2015 Keterangan


1 Angka Kematian Bayi (per 32 22,23 SDKI 2012,SUPAS 2015
1.000 kelahiran hidup)
Angka Kematian Neonatal
2 19 SDKI 2012
(per 1.000 kelahiran
hidup)
Angka Kematian Balita (per 40
3 26,2 SDKI 2012,SUPAS 2015
1.000 kelahiran
hidup)
4 Angka Kematian Ibu (per 359 305 SDKI 2012,SUPAS 2015
1.000 kelahiran hidup)
5 Umur Harapan Hidup Laki- 69,87 70,07 70,59 70,84 Badan Pusat Statistik, 2016
laki + Perempuan
6 Annual Parasite Incidence 1,69 1,38 0,99 0,85 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
/API (per 1.000 2016
penduduk)
7 Case Detection Rate (CDR) 82,40 80,99 70,08 73,75 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
TB (%) 2016
8 CNR Kasus Baru (BTA 82,38 81,0 70,08 73,75 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
Positif, BTA Negatif & 2016
Ekstra Paru) (per 100.000
penduduk)
9 CNR Semua Kasus (per 135,21 134,95 113,14 129,53 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
100.000 penduduk) 2016
10 Success Rate (SR) TB (%) 90,20 90,49 81,34 85,04 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
2016
11 Kasus Baru AIDS ditemukan 9.649 11.493 7.875 6.081 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
2016
12 Kasus Baru HIV ditemukan 21.511 29.037 32.711 30.935 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
2016
13 Kasus Komulatif AIDS 42.887 52.348 65.790 77.112 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
2016
Non Polio (Acute Flaccid
14 2,77 2,74 2,38 1,93 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
Paralysis) AFP Rate 2016
(per 100.000 anak < 15 tahun)
15 Angka Insiden (Incidence 37,11 45,85 39,80 50,75 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
Rate) IR DBD (per 2016
100.000 penduduk)
16 Case Fatality Rate (CFR) 0,90 0,77 0,90 0,83 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
DBD (%) 2016
17 Jumlah Penderita Filariasis 11.932 12.714 14.932 13.032 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
2016
Angka Penemuan Penyakit
18 6,59 6,79 6,75 6,73 Ditjen P2P, Kemenkes RI,
Kusta per 100.000 2016
penduduk

3. data upaya kesehatan


adalah data yang berisi jenis dan prosentase tindakan yang sudah dilakukan untuk meningkatkan
derajat kesehatan di Indonesia. Contoh dari data tersebut adalah :

No Upaya kesehatan 2012 2013 2014 2015 Keteranga


n
1 Kunjungan Ibu Hamil yang 96,84 95,25 94,99 95,75 Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,
Pertama / K1 (%) 2016
2 Kunjungan Pemeriksaan 90,18 86,85 86,70 87,48 Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,
Kehamilan minimal 4 2016
kali / K4 (%)
3 Pertolongan Tenaga 88,64 90,88 88,68 88,55 Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,
Kesehatan (%) 2016
4 Pemberian Tablet Besi (Fe3) 85,00 81,96 85,10 85,17 Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,
pada Ibu Hamil (%) 2016
5 Kunjungan Neonatal Pertama 92,31 92,33 97,07 83,67 Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,
umur 0-7 hari / 2016
KN1 (%)
6 Kunjungan Neonatal / KN 87,79 87,23 93,33 77,31 Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,
lengkap (%) 2016
7 Pemberian Kapsul Vitamin A 82,80 83,90 85,35 83,47 Ditjen Kesmas, Kemenkes RI,
pada Balita (%) 2016
8 KB Aktif (%) 76,39 76,73 74,87 75,10 BKKBN, 2016
Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2016
9 Imunisasi Campak (%) 99,30 97,85 94,67 92,28
(update s.d. 30 April 2016)
Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2016
10 Imunisasi Dasar Lengkap pada86,80 90,00 86,90 86,54
Bayi (%) (update s.d. 30 April 2016)

11 Cakupan Tetanus Toxoid 71,19 36,63 21,85 27,00 Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2016

(TT2) Ibu hamil (%) (update s.d. 30 April 2016)


12 Bed Occupancy Ratio / BOR 65,37 Ditjen BUK
(%)
13 Length Of Stay / LOS (hari) 6,08 Ditjen BUK
14 Turn Over Interval / TOI - Ditjen BUK
(hari)
15 Net Death Rate / NDR (per - Ditjen BUK
1.000 pasien keluar)

4. data sdm kesehatan


data ini berisi jumlah semua sdm kesehatan yang ada di Indonesia dari mulai tenaga medis, perawat,
bidan, farmasi, terapis, dan tenaga kesehatan lainya. Contoh data SDM kesehatan :

Sumber Daya 2012 2013 2014 2015


No. Keteranga
Kesehatan (orang) (orang) (orang) (orang)
n
(Tenaga Kesehatan)
Spesialis 27.333 36.746 46.994 47.849 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
Dokter 37.364 41.841 40.787 41.026 Profil Kesehatan Indonesia Th.
1 Medis
2012-2015
Dokter 11.826 11.857 12.502 11.686 Profil Kesehatan Indonesia Th.
gigi 2012-2015
Dokter - - - 1.054 Profil Kesehatan Indonesia Th.
gigi 2012-2015
Spesialis
2 Perawat 235.496 288.405 237.181 223.910 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
3 Bidan 126.276 137.110 124.948 111.736 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
4 Farmasi 31.223 40.181 30.408 30.329 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
5 Kesehatan Masyarakat - - 24.354 30.244 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
6 Kesehatan Lingkungan - - 12.909 13.049 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
7 Gizi - - 14.064 15.221 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
8 Terapi Fisik - - 4.283 4.866 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
9 Teknisi Medis - - 28.204 18.510 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
10 Teknik Biomedika - - - 24.161 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015
11 Lainnya 97.904 125.494 195.444 302.132 Profil Kesehatan Indonesia Th.
2012-2015

5. data target MDGS


adalah data yang berisi tentang jumlah target pembangunan kesehatan di Indonesia dalam kurun
waktu tersebut. Data ini juga berisis acuan dasar dan targetyang telah dicapai dari tahun sebelumnya.
Contoh data target MDGS :
Acuan Target
No Indikator 2012 2013 2014 2015 Sumber
Dasar MDGs
MDGs
a
2015a
Angka Kematian 97 *SDKI
1 40* 26,2** 32
Balita **SUPAS
(1991)*
(per 1000
kelahiran hidup)
Angka Kematian 68 22,23* 23 *SDKI
2 32*
Bayi (1991)* * **SUPAS
(per 1000
kelahiran hidup)
3 Angka Kematian 32 (1991) 19 menurun SDKI
Neonatal
(per 1000
kelahiran hidup)
Angka Kematian 390 *SDKI
4 359* 305** 102
Ibu (1994)* **SUPAS
(per 1000
kelahiran hidup)
*Susenas
Prevalensi 7,2
5 balita gizi 0 5,70** 3,9*** 4 **Riskesdas

buruk (%) (1989) ***PSG

*
Prevalensi 23,8 14,9** *Susenas
6 13,90* 12 **Riskesdas
balita gizi 0 *
kurang (1989) * ***PSG

(%) *
Ditjen P2P,
Imunisasi 44.5(SD 99 Kemenkes
7 98 95 92
campak KI RI, 2016
(%) 1991) (update s.d.
diimunisasi 30 April
campak 2016)
Kunjungan Ibu Ditjen Kesmas,
8 75 97 95 95 96 meningkat
Hamil Kemenkes RI,
yang Pertama / 2016
K1 (%)
Kunjungan Ditjen
9 Pemeriksaan 56(1991) 90 87 87 87 meningkat Kesmas,
Kehamilan Kemenkes
minimal 4 kali / RI, 2016
K4 (%)
Pertolongan 40,70 Ditjen
10 Persalinan oleh (Susenas 89 91 89 89 meningkat Kesmas,
Tenaga 1992) Kemenkes
Kesehatan (%) RI, 2016

PSG: Pemantauan Status Gizi


SKRRI: Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia
STBP: Survei Terpadu Biologis dan Perilaku

6. estimasi penduduk sasaran program pembangunan kesehatan


data ini menyajikan informasi mengenai jumlah penduduk secara rinci, dimana penduduk tersebut
telah digolongkan dalam golongn tertentu. Berfungsi sebagai pemberi informasi jumlah penduduk
dalam golongan tertentu yang dijadikan sasaran program pembangunan kesehatan sesuai dengan
golonganya. Contoh data estimasi penduduk :

Kelompok Jenis Kelamin


No. Sasaran Program Jumlah
Umur/Formula Laki-laki Perempuan
1 Jumlah Penduduk Semua Umur 128.366.718 127.094.968 255.461.68
6
2 Bayi 0 Tahun 4.895.502 4.697.082 9.592.584
3 Baduta 0 - 2 Tahun 7.348.945 7.054.809 14.403.754
4 Anak Balita 1 - 4 Tahun 9.825.271 9.445.444 19.270.715
5 Balita 0 - 4 Tahun 12.273.316 11.792.190 24.065.506
6 Anak Usia Kelas 1 7 Tahun 2.388.714 2.260.214 4.648.928

SD/Setingkat
7 Anak Usia SD/Setingkat 7 - 12 Tahun 14.040.775 13.340.905 27.381.680
8 Penduduk Usia Muda < 15 Tahun 35.754.920 34.102.486 69.857.406
9 Penduduk Usia Produktif 15 - 64 Tahun 86.394.793 85.479.495 171.874.28
8
10 Penduduk Usia Lanjut ≥ 60 Tahun 10.234.499 11.450.827 21.685.326
11 Penduduk Usia Lanjut Resiko ≥ 70 Tahun 3.573.404 4.667.009 8.240.413

Tinggi
12 Wanita Usia Subur 15 - 49 Tahun 69.195.283 69.195.283
13 Wanita Usia Subur Imunisasi 16 - 39 Tahun 51.981.127 51.981.127
14 Ibu Hamil 1,10 X Lahir Hidup 5.382.779 5.382.779
15 Ibu Bersalin 1,05 X Lahir Hidup 5.138.107 5.138.107
16 Ibu Nifas 1,05 X Lahir Hidup 5.138.107 5.138.107
17 Lahir Hidup 4.893.435
1. Faulina, Cindy., Herawati, Tri., Khoiri Abu. Kajian Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang Dalam
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di UPT. Pelayanan Kesehatan Universitas Jember.
Jurnal IKESMA, Vol. 12, No.2, September 2016.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/4826/3558

2. Nurrizkha, H, Rahmah., Setiawati, E, Marina. Evaluasi Pelaksanaan Sistem Rujukan Berjenjang


Dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol. 8, No. 01,
Maret 2019. https://jurnal.ugm.ac.id/jkki/article/view/43843/24256

3. Primasari, L, Karleanne. Analisis Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional RSUD. Dr.
Adjidarmo Kabupaten Lebak. Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan. Vol. 1 No. 2, Januari 2015.
http://journal.ui.ac.id/index.php/arsi/article/viewFile/5215/3500

Anda mungkin juga menyukai