Anda di halaman 1dari 5

FILSAFAT ILMU

Konsep dasar filsafat ilmu adalah kedudukan, fokus, cakupan, tujuan dan fungsi serta
kaitannya dengan implementasi kehidupan sehari-hari
filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai
hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya.

plato ( 428 -348 SM ) : Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.

Aristoteles ( (384 – 322 SM) : Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan
asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas
penyelidikan tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

1.        Robert Ackermann


Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat
ilmiah dewasa ini dengan perbandingn terhadap pendapat-pendapat lampau yang telah
dibuktikan atau dalam kerangka ukuran-ukuran yang dikembangkan dari pendapat-
pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu demikian bukan suatu cabang yang bebas dari
praktek ilmiah senyatanya.

2.        Peter Caws


Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat yang mencoba berbuat bagi ilmu apa yang
filsafat seumumnya melakukan pada seluruh pengalaman manusia.

3.        Lewis White Beck


Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta
mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.

4.        John Macmurray


Filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan pemeriksaan kritis terhadap pandangan-
pandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang terkandung dalam asumsi-asumsi
ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan ilmu.

1. Obyek Subtantif, yang terdiri dari dua hal


a. Fakta (Kenyataan)
Yaitu empiri yang dapat dihayati oleh manusia. Fakta bukan sekedar data empirik
sensual, tetapi data yang sudah dimaknai atau diinterpretasikan, sehingga ada
subyektifitas peneliti.
b. Kebenaran
Bagi positivisme sesuatu itu benar apabila ada korespondensi antara fakta yang satu
dengan fakta yang lain phenomenology, kebenaran dibuktikan berdasarkan
diketemukannya yang esensial, pilah dari yang non esensial atau eksemplar dan sesuai
dengan skema moral tertentu. Secara esensial dikenal dua teori kebenaran, yaitu teori
kebenaran korespondensi dan teori kebenaran koherensi.

2. Obyek Instrumentatif yang terdiri dari dua hal:


a. Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah untuk menjelaskan, memprediksi proses dan produk yang akan datang
atau memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut dapat ditampilkan sebagai konfirmasi
absolut dengan menggunakan landasan: asumsi, postulat atau axioma yang sudah
dipastikan benar.
b. Logika Inferensi
Studi logika adalah studi tentang tipe-tipe tata pikir. Pada mulanya logika dibangun oleh
Aristoteles (384-322 SM)

Ruang lingkup

Ontologi ilmu
meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang inheren dengan
pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi filsafat tentang apa dan bagaimana
(yang) “Ada” itu (being Sein, het zijn).

Epistemologi ilmu
meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana tersebut untuk mencapai
pengetahuan (ilmiah).
Akal (Verstand), akal budi (Vernunft) pengalaman, atau komunikasi antara akal dan
pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud dalam epistemologik, sehingga
dikenal adanya model-model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisisme
atau rasionalisme kritis,

Akslologi llmu
meliputi nilal-nilal (values) yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap
kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai dalam kehidupan kita yang
menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasansimbolik atau pun
fisik-material. Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh aksiologi ini sebagai suatu
conditio sine qua non yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita, baik dalam melakukan
penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu.

Empirisme

Salah satu konsep mendasar tentang filsafat ilmu adalah empirisme, atau ketergantungan
pada bukti. Empirisme adalah cara pandang bahwa ilmu pengetahuan diturunkan dari
pengalaman yang kita alami selama hidup kita. Di sini, pernyataan ilmiah berarti harus
berdasarkan dari pengamatan atau pengalaman.

Falsifiabilitas

Salah satu cara yang digunakan untuk membedakan antara ilmu dan bukan ilmu adalah
konsep falsifiabilitas. Prinsip dasar dari konsep ini adalah, sebuah pernyataan ilmiah
harus memiliki metode yang jelas yang dapat digunakan untuk membantah atau menguji
teori tersebut. Misalkan dengan mendefinisikan kejadian atau fenomena apa yang tidak
mungkin terjadi jika pernyataan ilmiah tersebut memang benar.

Teori kebenaran (Theory of Truth), yang dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis
teori kebenaran yaitu :

1. Teori korespondensi (The Correspondence theory of truth). Menurut teori ini


kebenaran, atau sesuatu itu dikatakan benar apabila terdapat kesesuaian antara
suatu pernyataan dengan faktanya

2. Teori Konsistensi (The coherence theory of truth). Menurut teori ini kebenaran
adalah keajegan antara suatu pernyataan dengan pernyataan lainnya yang sudah
diakui kebenarannya, jadi suatu proposisi itu benar jika sesuai/ajeg atau koheren
dengan proposisi lainnya yang benar. Kebenaran jenis ini biasanya mengacu pada
hukum-hukum berfikir yang benar. Misalnya Semua manusia pasti mati, Uhar
adalah Manusia, maka Uhar pasti mati, kesimpulan uhar pasti mati sangat
tergantung pada kebenaran pernyataan pertama (semua manusia pasti mati).

3. Teori Pragmatis (The Pragmatic theory of truth). Menurut teori ini kebenaran
adalah sesuatu yang dapat berlaku, atau dapat memberikan kepuasan, dengan kata
lain sesuatu pernyataan atau proposisi dikatakan benar apabila dapat memberi
manfaat praktis bagi kehidupan, sesuatu itu benar bila berguna.

Untuk itu filsafat ilmu bermanfaat untuk :


 Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu
 Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu
 Menghindarkan diri dari memutlakan kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa
ilmu sebagai satu-satunya cara memperoleh kebenaran
 Menghidarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni tidak menghargai sudut pandang lain
di luar bidang ilmunya.
SUMBER/
BENTUK TITI
DAYA
ALIRAN PENGETA K MODE MODALIT
/POTENSI ESENSI
PARADIGM HUAN BER L AS
PENGERT ONTOL
A WACANA DAN AT VERIFI MENYELU
IAN DAN OGIS
ILMU TUGASN PAD KASI RUH
TUGASN
YA A
YA
POSITIVISTI Akal sehat Empirikal fakta Konsist Obyek yang Realitas
K dan Statis-tik ensi dan spesifik dan yang
melakukan dan Kepasti terukur memisa
observasi memilih an yang h/
metoda empirik khusus
al,
rasional/
logis
FORMALIST Nalar Empirikal metod Konsist Obyek yang Realitas
IK/ reflektif statistikal e ensi spesifik dan yang
STRUKTUR dan dan empirik terukur melanjut
ALISTIK Menemuka Menyusun al
n Makna fakta
PENAFSIRA Intuisi dan Teoritikal makn Kohesi Identitas Realitas
N Menemuka Filosofis a teoritik obyek yang yang
(INTERPRET n Metoda Subyektivit masuk akal melanjut
ATIF) as dan
kemampuan
Transenden
mentransfor
tal, dan
masikan
menjelaska
n teori
TEORITIS Intuisi dan Teoritikal Teori Kohesi Identitas Realitas
Menemuka Filosofis Teoritik obyek yang yang
n Nilai Menemuka masuk akal menyatu
n Makna dan
karakteristik
yang unggul
KRITIS Intuisi dan Personal Nilai Konsens Identitas Realitas
Menemuka Sosial dan us atas obyek yang yang
n Teori Melakukan dasar masuk akal menyatu
Observasi pengala dan
man karakteristik
yang unggul
PENGAMAT Akal sehat Personal Obser Konsens Identitas Realitas
dan Sosial dan vasi us atas obyek yang yang
PARTISIPA
menemuka Menemuka dasar masuk akal memisa
N
n fakta n Fakta pengala dan fungsi h
man yang khas

Pencapaian Manusia dalam pemikiran ilmiah

Sains Normal

Paradigma

Anomali

Perubahan paradigma/ revolusi sains

Sains Normal yang baru

Paradigma Baru

Gambar 4.2, Struktur perubahan ke-Ilmuan

Anda mungkin juga menyukai