3299 2294 1 PB PDF
3299 2294 1 PB PDF
Email :anjarmahardian@ump.ac.id
Abstrak
Tanaman berenuk (Crescentia cujete L.) merupakan salah satu tanaman yang tumbuh
subur di Indonesia. Potensi tanaman berenuk untuk dimanfaatkan sebagai obat herbal
sangatlah besar, namun baru sedikit penelitian ilmiah yang dilakukan terhadap tanaman
berenuk salah satunya adalah antibakterial terhadap Bacillus subtilis dan Escerichia coli
tahun 2006 oleh Susanti. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental uji aktifitas
penghentian pendarahan luar dengan 3 variasi dosis ekstrak daun berenuk 80%, 60%, dan
40% dengan menghitung waktu pendarahan pada pangkal ekor mencit. Hasilnya, semua
kelompok variasi dosis uji aktivitas penghentian pendarahan luar memiliki hasil yang
lebih baik dibandingkan kontrol negatif (p<0,05).
Abstract
Crescenti cujete L. or better known as calabash is a plant that thrives in Indonesia.
Calabash has a great potential as an herbal remedy, but there is only some scientific
research conducted on this plant, one of which is antibacterial against Bacillus subtilis
and Escerichia coli on 2006 by Susanti. The method in this research was an experimental
activities of the cessation external bleeding with 3 dose variation of calabash leaf extract
80%, 60%, and 40% by counting the bleeding time at base of the tail in mice. As a result,
all groups of external bleeding cessation activities have better outcomes than negative
controls (p <0,05).
C. cujete L. diambil bagian daun batang dan perlakuan sebanyak 3 tetes sesuai dengan
foto utuh tumbuhan untuk dideterminasi. kelompoknya. Kemudian diukur lama waktu
Daun C. cujete L di panen pada pagi hari darah tidak lagi keluar dari luka sebagai waktu
sebanyak 5 kg kemudian dicuci dan dilakuan pendarahan dalam menit. Data yang diperoleh
sortasi basah untuk menghilangkan debu dianalisis homogenitasnya kemudian dilihat
yang menempel pada daun. Tahap selanjutnya perbedaannya dengan menggunakan ANAVA
daun di jemur di panas matahari dengan satu arah, dilanjutkan dengan uji beda nyata
ditutup kain hitam sampai kering. Simplisia terkecil.
kering ditandai dengan rapuhnya bagian daun
tersebut. Daun yang sudah kering disortasi HASIL DAN PEMBAHASAN
kembali untuk memisahkan jika ada cemaran
yang ikut terambil ketika panen. Kemudian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
dilakukan penyerbukan dan serbuk di adalah daun berenuk yang diperoleh dari
ayak dengan ayakan ukuran 80.500 gram kebun di daerah Teluk, Purwokerto dalam
serbuk diekstraksi dengan metode sokletasi kondisi segar. Hasil determinasi tumbuhan
selama 8 sirkulasi atau jika pelarut sudah yang dilakukan oleh Drs. Arief Husein M.Si
tidak keruh. Pelarut yang digunakan adalah dari Laboratorium Botani dan Genetika
ethanol 96 % sebanyak 1000 ml. Ekstrak Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas
yang diperoleh kemudian di pisahkan dari Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
pelarutnya menggunakan rotary evaporator Muhammadiyah Purwokerto menunjukan
sehingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak bahwa bahan tumbuhan yang digunakan
kental yang diperoleh kemudian diuji secara adalah berenuk (C. cujete L).
organoleptis.
Pada tahap ekstraksi dengan cara sokhletasi
Sebanyak 30 ekor mencit digunakan dalam Uji menggunakan pelarut etanol 96%, diperoleh
aktivitas penghentian perdarahan luar. Hewan hasil berupa ekstrak kental daun berenuk
uji dibagi dalam 5 kelompok. kelompok 1 sebanyak 20,44 g dari 500 g berat total
sebagai kontrol positif menggunakan 25 % simplisia (rendemen 4,08%). Dilanjutkan
gelatin, kelompok 2 adalah kontrol negatif dengan uji organoleptis ekstrak dengan bentuk
menggunakan NaCl 0,9 %. Kelompok 3,4,5 ekstrak kental, Warna hijau kehitaman, aroma
adalah kelompok perlakuan ekstrak etanol yang khas dan rasa yang pahit. Pada uji
daun berenuk dengan konsentrasi 40, 60 aktivitas penghentian pendarahan luar peneliti
dan 80 % (b/v). Setiap kelompok di sayat mengamati aktivitas penghentian pendarahan
pada bagian pangkal ekor secara melintang luar dari ekstrak etanol daun berenuk yang
sepanjang 2 cm dan mengenai vena lateralis diberikan secara topikal pada luka dengan
ekor. Darah pertama dibuang kemudian diberi mengamati lama waktu pendarahannya.
Tabel 1. Data hasil uji aktifitas penghentian pendarahan luar ekstrak etanol daun berenuk
Waktu pendarahan adalah waktu yang dibandingkan kelompok yang lain bahkan
dihitung dari mulai terjadinya luka sampai lebih dari kelompok kontrol positif. Pada
terjadinya penyumbatan homeostatik pada kelompok ekstrak berenuk 60% mempunyai
daerah luka. Adanya efek yang ditunjukkan aktifitas penghentian pendarahan luar yang
oleh ekstrak etanol daun berenuk ditandai hampir sama besarnya dengan kontrol
dengan semakin pendeknya waktu pendarahan positif. Sedangkan untuk kelompok ekstrak
setelah dilakukan perlakuan pemberian berenuk 40% masih mempunyai aktivitas
luka pada ekor hewan uji. Variasi dosis penghentian pendarahan luar, meskipun lebih
pemberian ekstrak yang diberikan yaitu 80%, rendah dibandingkan dengan kontrol negatif
60% dan 40% dengan gelatin 25% sebagai tetapi tidak lebih cepat dibandingkan dengan
kotrol positif. Hasilnya berupa lama waktu waktu pendarahan pada kontrol positif.
pendarahan dari masing-masing kelompok Setelah dilakukan uji BNT dapat diketahui
uji dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan bahwa pada kelompok dosis ekstrak daun
tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa kelompok berenuk 80% dan 40% menunjukan adanya
gelatin 25% sebagai kontrol positif memiliki perbedaan nyata baik dengan kelompok
aktifitas penghentian pendarahan luar dengan kontrol negatif (NaCl 0,9%) maupun dengan
membandingkan dengan kelompok kontrol kontrol positif (Gelatin 25%). Sehingga dari
negatif yang diberi perlakuan menggunakan uji BNT ini terdapat kemungkinan pada dosis
NaCl 0,9%. Kelompok ekstrak berenuk 80% ekstrak berenuk dapat digunakan untuk
dengan kadar 80% memiliki aktifitas memperpendek waktu pendarahan, bahkan
penghentian pendarahan luar paling besar lebih baik daripada kontrol positif. Pada
kelompok dosis ekstrak daun berenuk 60% dan produksi dari prostaglandin I2 vasodilatasi
ketika dibandingkan dengan kontrol positif (prostasiklin) sehingga menyebabkan proses
yaitu gelatin 25% hasilnya tidak terdapat kontraksi luka (vasokonstriksi) menjadi lebih
perbedaan nyata. Hal ini memgindikasikan cepat (Salawu et al., 2008).
dari uji BNT ini bahwa pada dosis 60%
ekstrak berenuk dapat digunakan untuk Hasil percobaan diatas telah mendukung
memperpendek waktu pendarahan, tetapi dan membuktikan secara farmakologis
tidak berbeda secara signifikan terhadap bahwa penggunaan secara tradisional daun
kontrol positif. Pembekuan darah terjadi oleh berenuk sebagai obat pendarahan memang
faktor perubahan protein plasma protrombin benar adanya. Oleh karena itu, agar dapat
menjadi trombin, trombin adalah suatu dikembangkan menjadi obat herbal yang
enzim yang mengkatalisasi fibrinogen, yaitu terstandar kedepanya perlu dilakukan uji
suatu protein yang larut menjadi fibrin yang keamanan dan toksisitas dari ekstrak daun
tidak larut, dalam beberapa detik fibrin berenuk tersebut.
berpolimerasi menjadi suatu jala-jala yang
tersusun dari benang- benang fibrin yang KESIMPULAN
panjang berjalan ke segala arah, jala ini
menangkap elemen darah yang berbentuk Pemberian ekstrak etanol daun berenuk
dan terbentuklah suatu bekuan. Gelatin mempunyai aktivitas penghentian pendarahan
sebagai kontrol positif memiliki aktifitas luar terhadap mencit jantan secara in vivo.
penghentian pendarahan luar dengan
mekanisme membentuk bekuan buatan yang DAFTAR ACUAN
menyumbat pembuluh kapiler yang terbuka
akibat tergores luka lalu memblok darah yang Ejelonu, B.C., Lasisi, A.A., Olaremu,
keluar dari kapiler sehingga memperpendek A.G., & Ejelonu, O.C. (2011). The
waktu pendarahan (Sundaram & Keenan chemical constituents of calabash
,2010). (Crescentia cujete). African Journal of
Biotechnology, 10 (84), 19631-19636.
Beberapa kemungkinan mekanisme aksi dari Kaneko, T., Ohtani, K., Kasai, R., Yamasaki,
ekstrak daun berenuk dalam menghentikan K., & Duc, N.M. (1998).n-Alkyl
pendarahan luar antara lain dengan glycosides and p-hydroxybenzoyloxy
membentuk bekuan buatan pada luka. Selain glucose from fruits of Crescentia cujete.
itu mekanisme lain dalam menghentikan Phytochemistry, 47, 259–263.
pendarahan luar diduga melalui flavonoid Kee, J. L., & Evelyn, R. H. (1996).
yang dikandungnya. Flavonoid serta tanin Farmakologi : Pendekatan proses
yang dikandung oleh daun berenuk diduga Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: Penerbit
berperan dalam penghambatan sintesis lokal Buku Kedokteran EGC.