Anda di halaman 1dari 5

SOAL SISTEM PENCERNAAN

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memanfaatkan sumber-sumber


informasi dari internet yang dapat dipercaya kebenarannya. Tuliskan sumber
yang Anda gunakan untuk menjawab setiap pertanyaan.

1. Buatlah perbandingan struktur histologi antara esofagus, lambung, duodenum dan


kolon (untuk setiap tunika penyusunnya)
2. a. Apakah fungsi HCl lambung?
b. Jelaskan mengapa dinding lambung tidak menjadi rusak oleh HCl yang
dihasilkannya!
3. a. Apakah fungsi hati dalam pencernaan makanan?
b. Bila sel-sel hati mengalami kerusakan, bagaimanakah pengaruhnya terhadap
pencernaan makanan?
4. Apakah absorpsi sari-sari makanan dapat terjadi di dalam lambung? Jelaskan jawaban
Anda!
5. Jelaskan struktur dan fungsi lambung ruminansia! Bagian manakah dari lambung
ruminansia yang identik dengan lambung manusia? Jelaskan jawaban Anda!

Jawaban
1. A. Panjang esofagus sekitar 20 cm atau ±10 inc. Meluas dari faring sampai
lambung dibelakang trakea, sebagian besar dari rongga thoraks dan menembus
diafragma masuk rongga abdomen Dinding esophagus terdiri dari 4 lapisan,
yaitu :
1. Tunika mukosa, yang terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Epitel disini tebal (sekitar 25 lapisan sel) dan tampak gambaran mitosis pada si
salurtratum basalis. Pada lapisan ini, terdapat serat otot polos yang lebih tebal
dari saluran cerna lainnya dan seratnya berjalan memanjang.
2. Tunika submukosa, tampak serat kolagen dan serat elastis, dan tersusun dari
jaringan ikat longgar mengandung sel lemak, pembuluh darah, dan kelenjar
esophageal propia. kelenjar esophageal, bentuknya tubulo-alveolar kompleks,
sifatnya mukosa, jumlahnya bervariasi, terdapatnya tidak beraturan. Selain itu,
juga terdapat pleksus submukosus Meissneri.
3. Tunika muskularis, terdiri atas dua lapisan otot yang tebal. Tunika Muskularis
terdiri atas otot sirkular (bagian dalam) dan otot longitudinal (bagian luar).
Diantara otot tersebut sedikit dipisah jaringan ikat. Pada ⅓ bagian atas
esophagus terdiri otot rangka, ⅓ bagian tengah terdiri otot polos dan otot rangka,
⅓ bagian bawah dibentuk otot polos Pada 1/3 bagian bawah esofagus, terdiri
atas otot polos, susunannya lebih teratur. Di antara tunika muskularis sirkularis
dan tunika muskularis longitudinal terdapat plakesus mienterikus Auerbachi
yang terdiri atas kumpulan serat-serat saraf dan selsel ganglion.
4. Tunika adventisia yang di dalamnya terdapat pembuluh darah, saraf, jaringan
lemak. Adventisia merupakan lapisan terluar dari esophagus bagian atas
sedangkan serosa merupakan lapisan esophagus bagian bawah.

B. Lambung Dinding Lambung tersusun atas :

Mukosa (selaput lendir), yaitu lapisan terdalam lambung yang bersentuhan


langsung dengan makanan di dalam lambung. Ketika perut kosong, mukosa
berbentuk seperti gerigi yang terdiri dari rugae (dinding-dinding yang berkerut).
Rugae ini akan memipih saat lambung dipenuhi oleh makanan. Lapisan mukosa
ini menghasilkan dua zat pencernaan, yaitu eperti enzim, hormon, asam klorida
dan pepsin untuk membantu lambung dalam mencerna makanan.

Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam pencernaan, yaitu :

 Sel goblet (goblet cell). Berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk
menjaga lapisan terluar sel agar tidak rusak karenaenzim pepsin
danasamlambung.

 Sel parietal (parietal cell). Berfungsi untuk memproduksi asam lambung


[Hydrochloric acid] yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan
bahwa sel parietal memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat
tingkat keasaman dalam lambung mencapai pH 2.

 Sel chief (chief cell). Berfungsi untuk memproduksi pepsinogen, yaitu


enzimpepsin dalam bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk
tidak aktif agar enzim tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel
tersebut yang dapat menyebabkan kematian pada sel tersebut

Submukosa, yaitu lapisan lambung yang terdiri dari jaringan ikat. Jaringan ikat
tersebut mengandung pembuluh darah arteri dan vena, pembuluh getah bening,
sel-sel saraf, dan serat tubuh. dapat ditemukan untuk menyalurkan nutrisi dan
oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa nutrisi yang diserap, urea, dan
karbon dioksida dari sel-sel tersebut.

Muscularis propria (muscularis eksterna), yaitu lapisan lambung yang


menutupi submukosa. Muscularis propia terdiri dari tiga lapisan otot sekaligus, di
antaranya lapisan otot melingkar, memanjang, dan menyerong yang membantu
mencerna makanan dengan enzim pencernaan. Kontraksi dan ketiga macam
lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang).
Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk.

Serosa, yaitu lapisan terluar lambung yang berfungsi untuk melindungi lambung
dari gesekan dengan organ lainnya. Lapisan serosa disebut juga dengan
peritoneum viseral. Serosa.

C. Duodenum Dinding Duodenum tersusun atas :


1. Lapisan mucosa pada duodenum atau intestinum tenue memiliki lipatan-
lipatan yang disebut dengan plica circulares atau kerckring valves dengan bentuk
dapat berupa semilunar, sirkular atau spiral. Selain itu juga terdapat intestinal
vili yang merupakan tonjolan-tonjolan ke arah lumen dengan panjang 0,5-1,5
mm. Vili tersebut berbentuk seperti daun pada duodenum. Vili tersebut terdiri
atas sel-sel epitel silinder, sel penyerapan dan sel goblet (Janguiera, 1980).Pada
dasar vili terdapat kelenjar-kelenjar usus atau yang disebut dengan crypt of
lieberkuhn. Bagian setengah atas dari kelenjar ini tertutupi oleh epitel silinder
dan sel goblet dan bagian setengah bawahnya terdiri atas kumpulan sel-sel
sekresi yang disebut dengan sel Paneth (Gasperz, 1991).
2. Muskularis mukosa terdiri atas lapisan otot polos, suatu lapisan dalam dan
lapisan membujur luar.
3. Lapisan submucosa duodenum berupa jaringan areoler yang mengandung
pembuluh darah dan saraf-saraf pleksus Heller dan Meissner. Lapisan
submukosa duodenum berbeda dengan kedua segmen dari intestinum tenue
lainnya. Pada duodenum terdapat kelenjar Brunner pada lapisan submukosa.
Kelenjar ini banyak terdapat pada bagian yang dekat dengan ventriculus dan
berkurang jumlahnya pada bagian distal duodenum yang dekat dengan jejunum.
Sekresi mucus yang bersifat alkaline dari kelenjar ini berfungsi untuk
menetralkan chime yang bersifat asam dan melindungi permukaan sel epitel dari
pencernaan enzimatik dan dari luka yang ditimbulkan oleh zat asam (Linda,
1988).
D. Kolon Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus
Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis mukosa dan
tunika serosa. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat
subserosa (Raharjo,1990). Tidak terdapat villi permukaan mukosa halus.
Ditandai dengan penambahan sel goblet. Pada sub mukosa ditemukan jaringan
limfoid sampai dengan ke lapisan muskularis mukosa.
2. A. fungsi HCL
 Mengaktifkan beberapa enzim dalam getah lambung, misalnya
pepsinogen diubah menjadi pepsin, fungsinya mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus
menjadi proteosa dan pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih
kecil.
 Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut. c.
Mengubah kelarutan garam mineral.
 Mengasamkan lambung (pH turun 1–3), sehingga dapat membunuh
kuman yang ikut masuk ke lambung bersama bolus.
 Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua
belas jari.
 Merangsang sekresi getah usus.
B. Jelaskan mengapa dinding lambung tidak menjadi rusak oleh HCl yang
dihasilkannya!
Bagian dalam dinding lambung menghasilkan lendir yang berfungsi melindungi
dinding lambung dari abrasi asam lambung. Lendir yang berfungsi sebagai
pelindung ini bersifat agak basa sehingga akan menetralisir asam yang melekat,
selain itu alasan lainnya karena sel-sel dinding lambung cepat berganti dengan
yang baru atau beregenerasi bila ada nya cidera atau kerusakan.
.
3. A. fungsi hati dalam pencernaan
 Menghasilkan cairan empedu.
 Menawarkan racun.
 Memproses nutrisi
 Menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
 Mengubah provitamin A menjadi vitamin A.
 Menjaga keseimbangan zat makanan dalam darah.
 Mengubah kelebihan asam amino menjadi urea untuk dikeluarkan
dari tubuh
B. Bila sel-sel hati mengalami kerusakan, bagaimanakah pengaruhnya terhadap
pencernaan makanan?
Sel-sel hati yang rusak akan berpengaruh buruk dalam produktivitas
empedu, zat yang diperlukan untuk membantu mencerna makanan. Asam
empedu memiliki kemampuan pengemulsi yang memecah lipid, dan
mereka juga bekerja sebagai operator lipid utuk mengangkut lemak
melalui lingkungan berair. Selain itu, empedu membantu dalam
menghilangkan produk-produk limbah dari tubuh

4. Tidak, lambung berfungsi untuk  menampung, penghancur dan penghalus


makanan. Dan di dalam lambung, proses pencernaan protein dimulai.
5. Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan
abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot
sfinkter berkontraksi. Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang
berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen
terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim
selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen,
makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk
menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan
dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan
akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat
kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya
bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat
ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh Enzim.

Sumber :
Harjana, Tri.2011. Buku Ajar Histologi.
Hutapea, M.A. 2006. Keajaiban-keajaiban dalam tubuh manusia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
https://dosenbiologi.com/
Rutland, J. 1976. Tubuh Manusia.Eutdisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Widyadara.
Dellmann, D.1992. Histologi Veteriner. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gasperz, V.1991. Histologi Pencernaan. Jakarta: Rineka cipta.
Gunarso, Wisnu.1979. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.
Syarifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran
Dellmann, D.1992. Histologi Veteriner. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gasperz, V.1991. Histologi Pencernaan. Jakarta: Rineka cipta.
Gunarso, Wisnu.1979. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.
Bevelander, Gerrit. 1988. Dasar–Dasar Histologi Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
https://www.alodokter.com/
Dellmann, D.1992. Histologi Veteriner. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gasperz, V.1991. Histologi Pencernaan. Jakarta: Rineka cipta.
Gunarso, Wisnu.1979. Dasar-Dasar Histologi. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai