Anda di halaman 1dari 5

BAGIAN AWAL

BAGIAN ISI

Nama: Yulia novita

NIM:11381201250

Kualitas Fisik Urea Molases Blok (UMB) dengan Bahan Pengisi Ampas Sagu

sebagai Substitusi Dedak Padi

I. PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Pemanfaatan pakan untuk mendukung produksi dan produktivitas ternak ruminansia
di Indonesia pada umumnya dipengaruhi oleh kualitas, kuantitas dan kontinuitas pakan
hijauan.Kendala penyediaan pakan hijauan berkualitas diantaranya, luas lahan yang semakin
sempit dan produksi hijauan yang dibatasi oleh musim, masalah penyediaan pakan teratasi
dengan mengefisienkan penggunaan lahan, penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian.
Produksi limbah pertanian sampai saat ini masih merupakan produk yang belum
dimanfaatkan secara baik, sehingga perlu dikaji kemungkinan pemanfaatannya sebagai pakan
ternak yang optimal.
Pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan alternatif memiliki kekurangan yaitu
nilai gizi yang rendah, salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah diperlukan suatu
penambahan atau suplementasi zat-zat makanan sehingga kebutuhan ternak dapat terpenuhi
dan efisiensi ransum dapat ditingkatkan. UMB adalah pakan suplemen untuk ternak
ruminansia berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan.
UMB terbuat dari bahan utama molases (tetes tebu) sebagai sumber energi, pupuk
urea sebagai sumber nitrogen (protein), bahan lain seperti garam dapur dan kapur sebagai
pelengkap zat-zat makanan, serta bahan pengisi dan penyerap molases seperti dedak dan
konsentrat. Pakan suplemen ini dapat juga disebut sebagai “permen jilat” untuk ternak atau
“permen kambing” (Dinas Peternakan Kabupaten Brebes, 1990).
Sumber energi dan protein harus tersedia dalam komposisi pakan yang bermutu untuk
mendukung proses pencernaan yang efisien(Hatmono dan Indriyadi, 1997). Urea digunakan
dalam UMB sebagai sumber nitrogen non protein (NPN) yang di perlukan dalam proses
fermentasi dalam rumen sehingga sangat bermanfaat bagi ternak ruminansia. Penggunaan
UMB sebagai pakan suplemen dengan kadar protein, energi dan mineral yang cukup dapat
digunakan untuk ternak-ternak yang dikandangkan ataupun yang digembalakan. Beberapa
manfaat UMB untuk ternak antara lain adalah meningkatkan konsumsi pakan, meningkatkan
kecernaan zat-zat makanan dan meningkatkan produksi ternak (Dinas Peternakan Kabupaten
Brebes, 1990).
Bahan yang digunakan dalam pembuatan UMB terdiri molases yang merupakan
komponen utama dalam pembuatan UMB, urea sebagai sumber nitrogen yang diperlukan
pada proses fermentasi dalam rumen, bahan pengisi berupa limbah hasil pertanian (dedak
padi, dedak gandum, bungkil kelapa, bungkil biji kapuk, bungkil kedelai, ampas tebu, ampas
tahu atau bahan lain yang murah dan mudah didapat), bahan pengeras yang mengandung
mineral terutama kalsium (Ca) yang cukup tinggi (bahan pengeras antara lain tepung batu
kapur, semen) (Dinas Peternakan Kabupaten Brebes, 1990).
Ampas sagu berpotensi sebagai bahan pengisi dalam pembuatan UMB yang belum
dimanfaatkan secara optimal khususnya di daerah Riau. Berdasarkan data Dinas Peternakan
dan Kesehatan Hewan Provinsi Riau (2013) pohon sagu di Provinsi Riau tersebar di
Kabupaten Rokan Hulu, Kepulauan Meranti, Kuantan Singingi dan Bengkalis.Tanaman sagu
di Provinsi Riau berada di luas areal 83.256 ha dengan produksi pertahun 126.145 ton dan
menghasilkan ampas sagu 102.808,175 ton (Disbun Provinsi Riau, 2014). Ampas diperoleh
pada proses pengolahan sagu pada saat pengerikan atau penginjakan repu. Pada proses
pengerikan tersebut, tepung akan terpisah dengan ampas (Harsanto, 1986). Kiat (2006)
manambahkan bahwa dalam pengolahan empulur sagu diperoleh 18,5% pati sagu dan 81,5%
berupa ampas sagu. Ampas sagu berpotensi besar mencemari lingkungan bila tidak dikelola
dengan baik.
Permasalahan tersebut membawa suatu pemikiran bahwa perlu dilakukan
pemanfaatan ampas sagu.Salah satu pemanfaatan ampas sagu adalah menjadikan ampas sagu
sebagai bahan pengisi UMB sebagai subtitusi dedak padi dan melihat kualitas
fisiknya.Ampas sagu berpotensi sebagai bahan pengisi UMB karena dapat dijadikan sebagai
penyerap molasses dan sebagai sumber energi seperti dedak padi.Ampas sagu mengandung
energi metabolis sebesar 1352 kkal/kg(Rasyaf, 2004), sedangkan dedak padi mengandung
energi metabolis berkisar antara 1640-1890 kkal/kg (Antawidjaja dkk, 1997). Berdasarkan
analisis Laboratorium Kimia dan Nutrisi UIN Suska Riau (2014) kandungan protein kasar
ampas sagu 0,83% lebih rendah dari dedak padi 7,70%. UMB dengan bahan pengisi ampas
sagu diharapkan mampu menyamai kualitas fisik UMB dengan bahan pengisi dedak padi.

1.2. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas fisik yang meliputi warna,
bau, rasa dan tekstur dari UMB dengan bahan pengisi berupa ampas sagu sebagai substitusi
dedak padi.

1.3. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi tentang kualitas fisik UMB
dengan bahan pengisi ampas sagu sebagai substitusi dedak padi, sehingga pemanfaatan
limbah sagu berupa ampas sagu yang terdapat di Provinsi Riau dapat dimanfaatkan secara
optimal sebagai pakan suplemen untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak.

1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah UMB dengan bahan pengisi ampas sagu mampu
mempertahankan kualitas fisik yang sama baiknya dengan UMB berbahan pengisi dedak
padi, sehingga dapat menggantikan dedak padi sebagai bahan pengisi UMB.
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEDAK PADI

UREA

FISIK ( PH DAN KADAR AIR)

MATERI DAN METODE

KAPAN DILAKSANAKAN

BAHAN ALAT

METODE

RANCANGAN PENELITIAN

RAL : 1 FAKTOR

RAL FAKTORIAL : 2 FAKTOR

RAK

SPLIT PLOT

ANALISIS DATA
(PERSAMAAN RAL)

HASIL DAN PEMBAHASAN

FISIK

1.Ph

2. KADAR AIR (AMBIL HASIL INI DIJURNAL AWAL )

KESIMPULAN DAN SARAN)

(LATAR BELAKANG DAN TUJUAN PENELITIAN)

DAFTAR PUSTAKA BAGIAN AKHIR

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai