Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sejarah dan Perkembangan Refrigasi


Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis
jalan bagi pembuatan dan penggunaan mesin penyegar udara. Komponen utama
dari sistem refrigerasi adalah kompresor, kondesor, katup expansi dan evaporator.
Dalam hal tersebut kompresor berfungsi mengalirkan dan menaikkan tekanan gas
refrigeran, yang selanjutnya dicairkan di dalam kondensor. Dari kondensor,
refrigeran cair diuapkan dengan menyemprotkannya, melalui katup expansi, ke
dalam evaporator yang bertekanan rendah. Refrigeran yang menguap didalam
epvaporator menyerap kalor dari udara yang ada di sekitarnya. Sebelum freon
merupakan refrigeran yang paling banyak dipergunakan pada waktu ini, ammonia
merupakan refrigeran yang paling populer.

Dalam tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis) melakukan penelitian


tentang tingkat keadaan kritis dari gas eter. Setahun kemudian, Humphrey Davy
dan asistennya M. Faraday (Inggris), merupakan orang pertama yang berhasil
menemukan cara mencairkan gas ammonia. Prinsip dasar siklus refrigerasi
dikembangkan oleh N.L.S Carnot (Perancis) dalam tahun 1824 dan pada tahun itu
pulalah teori termodinamikanya dipublikasikan.

Boleh dikatakan bahwa instalasi pendinginan yang pertama dibuat dan


dipatenkan oleh seorang kebangsaan Amerika, yaitu Joseph Mc. Creaty, dalam
tahun 1897. Pada waktu itu, instalasi tersebut dinamai mesin pencuci udara (air
washer), yaitu suatu sistem pendinginan yang mempergunakan percikan air,
sedangkan Dr. Willis Haviland Carrier (Amerika Serikat, 1906) dapat dianggap
sebagai orang pertama yang berhasil membuat alat pengatur temperatur dan
kelembaban udara, yaitu pada waktu ia berhasil menyegarkan udara dari sebuah
percetakan dengan menggunakan sistem pencuci udara. Dalam hal tersebut ia
mendinginkan dan menjenuhkan udara sampai mencapai titik embunnya. Teori
termodinamika yang dihasilkannya itu dikemukakan pada suatu pertemuan dari The
American Society of Mechanical Engineers dalam tahun 1911.

Sampai beberapa tahun sesudah perang dunia kedua, instalasi penyegar


udara hanya dipergunakan untuk keperluan industri. Namun setelah itu
penggunaannya diperluas untuk memenuhi kebutuhan akan kenyamanan dan
kesegaran udara di hotel, kantor, tempat pertemuan, gedung bioskop, di rumah dan
sebagainya.

2.2. Prinsip Kerja Sistem Refrigerasi Kompresi Uap


Dalam mesin refrigerasi ada beberapa langkah yang digunakan:
a.)Proses evaporasi
Pada proses evaporasi, refrigerant dirubah dari cairan ke gas dalam
evaporator. Cairan refrigerant dikabutkan oleh hisapannya sendiri dimana
saat proses evaporasi panas latent dibutuhkan dari udara disekitar
evaporator. Udara melepaskan panas untuk didinginkan, dan dialirkan ke
dalam ruang dalam kendaraan oleh kipas pendingin sambil menurunkan
temperatur ruangan itu. Cairan refrigerant itu disalurkan dari expansion
valve di dalam evaporator kemudian sekaligus menjadi uap refrigerant, dan
perubahan itu terjadi berulang kali dari kondisi cair ke gas. Tekanan dan
temperatur dalam perubahan itu selalu berkaitan, jika tekanan di-set maka
temperatur juga akan diatur. Untuk pengabutan yang dilakukan saat
temperatur lebih rendah dari perubahan itu (Cair -> Gas) dalam kondisi
seperti diatas, tekanan dalam evaporator juga harus dibuat tetap rendah.
Karena itu, gas dari refrigerant yang dikabutkan haruslah dikurangi secara
terus menerus keluar evaporator oleh hisapan kompresor. Cairan refrigerant
dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya, biasanya udara, air atau
cairan lain. Selama proses ini cairan refrigeranakan merubah bentuknya
menjadi uap/gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan
berlebih / superheated gas.
Qevap = h1 – h4............................................................(2.1)
b.) Kompresi
Pada proses kompresi, refrigerant ditekan dalam kompresor sampai
kondisinya menjadi cair dengan temperatur yang tinggi. Gas refrigerant
dalam evaporator yang dihisap oleh kompresor akan membuat tekanannya
tetap rendah didalam evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant
menjadi gas secara dinamis pada temperatur yang rendah (0oC). Maka
tekanan gas refrigerant ditekan dalam silinder, dan berubah menjadi tinggi,
sehingga temperatur dan tekanan naik dan refrigerant akan mudah menjadi
cair walaupun proses pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi. Dan
gas refrigerant yang dikompresikan disalurkan ke komponen selanjutnya
yaitu di dinginkan di kondensor. Uap yang diberi panas berlebih masuk
menuju kompresor dimana tekanannya dinaikan. Suhu juga akan
meningkat, sebab bagian energy yang menuju proses kompresi dipindahkan
ke refrigerant. Besar kerja kompresi/satuan massa refrigerant bisa dihitung
dengan:
Qw = h1 – h2................................................................(2.2)
c.) Kondensasi
Pada proses kompresi, refrigerant ditekan dalam kompresor sampai
kondisinya menjadi cair dengan temperatur yang tinggi. Gas refrigerant
dalam evaporator yang dihisap oleh kompresor akan membuat tekanannya
tetap rendah didalam evaporator, dan untuk membuat cairan refrigerant
menjadi gas secara dinamis pada temperatur yang rendah (0oC). Maka
tekanan gas refrigerant ditekan dalam silinder, dan berubah menjadi tinggi,
sehingga temperatur dan tekanan naik dan refrigerant akan mudah menjadi
cair walaupun proses pendinginan dalam temperatur yang lebih tinggi. Dan
gas refrigerant yang dikompresikan disalurkan ke komponen selanjutnya
yaitu di dinginkan di kondensor.Superheated gas bertekanan tinggi lewat
dari kompresor menuju kondensor. Bagian awal proses refrigerasi
menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menuju
bentuk cairan. Rafrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai menggunakan
udara atau air.
Qcon = h2 – h3............................................................(2.3)
d.) Ekspansi
Pada proses ekspansi, tekanan cairan refrigerant diturunkan oleh
katup ekspansi. Hal itu disebut proses ekspansi, dimana gas bertekanan itu
dikabutkan dengan mudah dalam evaporator sehingga refrigerant menjadi
gas, dan expansion valve ini mengatur aliran cairan refrigerant sambil
menurunkan tekanannya. Cairan refrigerant yang dikabutkan ini dalam
evaporator diatur oleh tingkat pendinginan yang harus dilakukan dibawah
temperatur pengabutan. Untuk itu, penting untuk mengontrol jumlah
refrigerant yang dibutuhkan dengan melakukan pengecekan yang benar.
Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggu melintas melalui
peralatan ekspansi, yang mana akan menurunkan tekanan dan
mengendalikan aliran menuju evaporator. Proses ini berlangsung secara
isoentalpi.
H3 – h4........................................................................(2.4)

Gambar 2.1. siklus system refrigersi kompresi (artek-refrigerant.blogspot.com)

2.3. Macam-macam Refrigeran


Refrigeran merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk
menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang
panas melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi), sehingga refrigeran
dapat dikatakan sebagai pemindah panas dalam sistem pendingin. Adapun
pengertian lainnya adalah Refrigerasi atau pendinginan merupakan proses
pengambilan atau pengeluaran kalor dari suatu materi atau ruangan dan
mempertahankan keadaannya sedemikian rupa sehingga temperaturnya lebih
rendah dari pada lingkungan sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi adalah terapan
dari mata kuliah Perpindahan Panas dan Thermodinamika, dimana kalor akan
mengalir atau berpindah dari suatu keadaan yang mempunyai temperatur tinggi ke
suatu keadaan yang bertemperatur rendah.
Berikut ini adalah macam-macam dari refrigeran :
1. Refrigerant fluorocarbon terhidrogenasi (HFC)
HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan
posisi freon. Hal ini disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat chlor
(Cl) yang dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom
hidrogen, fluorine dan karbon tanpa adanya zat chlor (Cl).
Macam-macam HFC dan pemakaiannya :
 HFC 125 (CHF2CF3)
Sebagai pengganti freon–115 / R115 untuk pendingin air.
 HFC 134a (CH3CH2F)
Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah
meledak dan tingkat kandungan racun rendah, digunakan untuk
pengkondisian udara, lemari es dan pendingin air.
 HFC 152a (CH3CHF2)
Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran
udara, pendingin air.
2. Freon atau Cloro Fluoro Carbon (CFC)
Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam
sistem pendingin. Bahan dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan
chlor dalam komposisinya. Karena mengandung unsur chlor refrigeran jenis ini
mempunyai dampak penipisan ozon dimana akan berpengaruh negatif terhadap
kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, juga berdampak negatif terhadap
iklim, yaitu meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan iklim global serta
pencemaran udara.
Spesifikasi freon yang biasa digunakan dalam pendinginan :
Nama –Rumus- Kimia- Titik Didih (˚C)
a) Freon – 11 CCl3F 23,8 (˚C)
b) Freon – 12 CCl3F2 – 29,8 (˚C)
c) Freon – 13 CClF3 – 81,4 (˚C)
d) Freon – 21 CHCL2F 8,9 (˚C)
e) Freon – 22 CHClF2 – 40,8 (˚C)
3. Terhidrogenasi klorofluorokarbon refrigeran (HCFC)
Terdiri dari hidrogen, klorin, fluorin, dan karbon. Refrigeran ini
mengandung jumlah minimal klorin, yg tidak merusak lingkungan karena
berbeda dari refrigeran lain.
4. Carbon Dioksida (CO2)
Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara.
Titik didihnya -78,5˚C, berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada
tekanan tinggi sehingga pemakaiannya terbatas dan biasanya dipakai pada
proses refrigerasi dengan tekanan per ton yang besar.
5. Azetropes
Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat
berbeda. Jenis yang banyak dipakai :
a) Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.
b) Refrigeran-502
Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115
6. Methil Clorida (CH3Cl)
Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik
didihnya – 23,7 0F.
7. Uap Air
Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas
untuk pendingin suhu tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu
0˚C. pemakaian utamanya untuk comfort air cionditioning dan water cooling.
8. Hidrocarbon
Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso
butana, propana, propylana, etana dan etylana. Semuanya mudah terbakar dan
meledak.
Berikut ini macam-macam nama kimia dari hidrokarbon :
Ketentuan penomoran+ Nama kimia Rumus kimia
a) 50 Metana CH4
b) 170 Etana C2H6
c) 290 Propana C3H8
9. Amonia (NH3)
Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau
refrigerasi kapasitas besar. Titik didihnya kurang lebih – 33˚C. zat ini
mempunyai karakteristik bau meskipun pada konsentrasi kecil di udara. Tidak
dapat terbakar, tetapi meledak jika bereaksi dengan udara dengan prosentase
13,28 %. Oleh karena itu efek korosi amonia, tembaga atau campuran tembaga
tidak boleh digunakan pada mesin dengan refrigeran ammonia
10. Larutan Garam (brine)
Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk
pendinginan lokasi lapangan es (ice skating rinks).

2.4. Komponen-komponen Utama pada Refrigerasi Kompresor Uap dan


fungsinya
1. Kondenser
Kondenser adalah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa
refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi
(pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini
mendapatkan namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran
dapat melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan
dibuang ke lingkungan. Agar kalor dapat lepas ke lingkungan, maka suhu
kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena
refrigeran adalah zat yang sangat mudah menguap, maka agar dapat dia
dikondensasikan haruslah dibuat bertekanan tinggi. Maka, kondenser adalah
bagian di mana refrigeran bertekanan tinggi (Pkd = high pressure–HP).
Gambar 2.2. Kondenser (www.veteranprylar.com)

2. Piranti ekspansi(expansiondevice–EXD)
Piranti ini berfungsi seperti sebuah gerbang yang mengatur banyaknya
refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh sebab
itu piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller. Dalam
berbagai buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini
biasanya disebut throttling process. Besarnya laju aliran refrigeran merupakan
salah satu faktor yang menentukan besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk sistem
refrigerasi yang kecil, maka laju aliran refrigeran yang diperlukan juga kecil
saja. Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju
aliran refrigeran yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di
bawah ini diterakan beberapa di antaranya.

Gambar 2.3. Piranti Ekspansi (ekakusumadevi25.wordpress.com)


a. Pipa kapiler (capillary tube – CT).
Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm,
dengan panjang yang disesuaikan dengan keperluannya hingga beberapa meter.
Pada berbagai unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai
agar terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang saluran
yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini merupakan hambatan bagi aliran
refrigeran yang melintasinya; hambatan itulah yang membatasi besarnya aliran
itu. Pipa kapiler ini menghasilkan aliran yang konstan.
b. Katup ekspansi tangan (hand/manual expansion valve – HEV).
Adalah pengatur aliran yang berupa katup atau keran biasa, yang
dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual.
c. Katup ekspansi termostatik (Thermostatic expansion valve – TEV).
Pada piranti ini terdapat bagian yang dapat bekerja secara termostatik,
yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada bagian keluaran evaporator.
Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator
besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur
bukaan TEV, sehingga besarnya laju aliran melintasinya juga menjadi
terkontrol.
d. Katup pelampung (float valve – FV).
Piranti ekspansi jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis
‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level)
cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong
pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup.

3. Evaporator (evaporator – EV)


Evaporator adalah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke
dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi karena
cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang merupakan beban refrigerasi
sistem. Terdapat dua jenis evaporator yaitu:
Gambar 2.4. Evaporator (macsworldwide.wordpress.com)

a) Evaporator ekspansi langsung (direct/dry expansion type – DX).


Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di bagian keluarannya, yang
dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di bagian itu refrigeran yang
berfasa cair telah habis menguap sebelum terhisap keluar ke saluran masuk
kompresor.
b) Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).
Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan bagian dalam evaporator
selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair.
Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan
refrigeran terkumpul, dan dari bagian atas tandon tersebut uap refrigeran
yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke kompresor.

4. Kompresor (compressor – CP)


Kompresor adalah komponen yang merupakan jantung dari sistem
refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan
mendorongnya dengan cara kompresi agar mengalir masuk ke kondenser. Karena
kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti ekspansi membatasi alirannya,
maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di
kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP), sedangkan di
evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure – LP).
2.5. Kompresor (hamparanmandiri.wordpress.com)

5. Diagram Siklus Kompresi Uap


Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak
digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke
2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3 ke 4) dan penguapan (4 ke 1)
Kompresi mengisap uap refrigeran dari sisi keluar evaporator, tekanan dan
temperatur diusahakan tetap rendah agar refrigeran senantiasa berada dalam fase
gas.
Didalam kompresor, uap refrigeran ditekan (dikompresi) sehingga tekanan
dan temperatur tinggi. Energi yang diperlukan untuk kompresi diberikan oleh motor
listrik atau penggerak mula lainnya. Jadi, dalam proses kompresi energi diberikan
kepada uap refrigeran. Pada waktu uap refrigeran dihisap masuk ke dalam
kompresor, temperature masih rendah akan tetapi selama proses kompresi
berlangsung, temperatur dan tekanan naik. Setelah proses kompresi, uap refrigeran
(fluida kerja) mengalami proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigeran yang
bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi dapat dicairkan dengan
media pendinginnya fluida air atau udara. Dengan kata lain, uap refrigeran
memberikan panasnya (kalor laten pengembunan) kepada air pendingin atau udara
pendingin melalui dinding kondensor.
2.6. Diagram siklus kompresi uap (purnama-bgp.blogspot.com)
Karena air atau udarapendingin menyerap panas dari refrigeran, maka
temperaturnya menjadi lebih tinggi pada waktu keluar dari kondensor. Selama
refrigeran mengalami perubahan dari fase gas (uap) ke fase cair, tekanan dan
temperatur konstan, oleh karena itu pada proses ini refrigeran mengeluarkan energi
dalam bentuk panas.

2.5. Aplikasi Refrigerasi pada Industri


Metode pendinginan kompresi uap merupakan yang paling banyak
digunakan untuk AC bangunan umum yang besar, rumah-rumah pribadi, hotel,
rumah sakit, bioskop, restoran dan mobil. Metode ini juga digunakan dalam
kulkas domestik dan komersial, gudang skala besar untuk penyimpanan
makanan dan daging, truk dan mobil pendingin, dan sejumlah layanan komersial
dan industri lainnya.Kilang minyak , petrokimia, pabrik pengolahan kimia, dan
pemrosesan gas alamadalah salah satu dari banyak jenis industri yang sering
memanfaatkan sistem yang besar-kompresi uap pendingin.
Metode ini menggunakan cairan sirkulasi refrigerant sebagai media yang
menyerap dan menghilangkan panas dari ruang yang akandidinginkan dan
kemudian menolak panas di tempat lain. Refrigerant yang digunakan adalah
freon atau CFC. Digunakan freon karena stabilitas dan sifat keamanan freon
yaitu tidak mudah terbakar dan tidak beracun.Keuntungan metode ini adalah
teknologi yang digunakan matang, relatif murah, effisiensinya hingga 60% dari
batas teoritis carnot. Kekurangan metode ini adalah digunakannya freon sebagai
refrigerant karena freon berpengaruh besar dalam pemanasan global.
2.6. Rumus yang digunakan
1) Besar massa jenis yang melewati saluran udara :
𝑃𝑠 293
ρudara = ρo 𝑥 ........................................................................(2.5)
101325 𝑇𝛼

dimana :
ρudara : massa jenis udara pada kondisi yang bersangkutan(kg/m3)
ρo : massa jenis udara pada kondisi standar ( 1atm, 200C),dan
besarnya = 1,22 kg/m3
Ps :Tekanan statis udara kering dalam (N/m2)
T𝛼 : Temperatur mutlak udara kering/ TDB dalam (0K)

2) Untuk mencari jumlah energy yang diberikan udara kepada evaporator


Qud evaporator = mud evaporator(hmevaporator-hkevaporator) .................................(2.6)
Dimana :
Qud evaporator = Jumlah energy yang diberikan udara di evaporator (kJ/s)
mud evaporator = Laju aliran massa udara di saluran udara evaporator (kg/s)
hmevaporato = Entalpi udara kering masuk saluran udara evaporator (kJ/s)
hkevaporator = Entalpi udara kering keluar saluran udara evaporator (kJ/s)

3) Untuk mencari laju aliran massa udara dalam saluran


kondensor/evaporator :
mudara = ρudara Vr A................................................................................(2.7)
dimana :
mudara = Laju aliran udara (kg/s)
Vr = kecepatan rata-rata udara dalam saluran udara (m/s)
A = Luas penampang saluran (m2)
ρudara = Massa jenis udara (kg/m3)

4) Untuk mencari laju aliran massa fluida kerja pendingin dari balans dan
energy di evaporator:
𝑄 𝑢𝑑 𝑒𝑣𝑎𝑝𝑜𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑚𝑟𝑒𝑓 = ........................................................................(2.8)
ℎ1−ℎ4

Dimana :
Mref = Laju aliran massa (kg/s)
Qud evaporator = Jumlah energy yang diberikan udara di kondensor (kJ/s)
h4 = Entalpi refrigerant masuk evaporator (kJ/kg)
h1 = Entalpi refrigerant keluar evaporator (kJ/kg)

5) Untuk mencari energy yang diserap oleh refrigeran di evaporator


Qevaporator = mref (h1-h4) ........................................................................(2.9)
Dimana :
Qevaporator = Jumlah energi yang diserap di evaporator (kJ/s)
h4 = Entalpi refrigerant masuk evaporator (kJ/kg)
h1 = Entalpi refrigerant keluar evaporator (kJ/kg)
Mref = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)

6) Untuk mencari jumlah energy yang dilepas refrigerant di kondensor


Qkondensor = mref (h2-h3) ........................................................................(2.10)
Dimana :
Qkondensor = Jumlah energi yang diserap di kondensor (kJ/s)
h2 = Entalpi refrigerant masuk kondensor (kJ/kg)
h3 = Entalpi refrigerant keluar kondensor (kJ/kg)
Mref = Laju aliran massa refrigeran (kg/s)

7) Untuk mencari COP:


Qevaporator
𝐶𝑂𝑃 = 𝑊𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟...............................................................................(2.11)

Dimana :
COP = koefisien prestasi mesin pendingin
Qevaporator = Jumlah kalor yang diterima refrigeran(kJ/s)
Wkompresor = Kerja yang termanfaatkan di kompresor (watt)

8) Untuk mencari PF
Qkondensorr
𝑃𝐹 = 𝑊𝑘𝑜𝑚𝑝𝑟𝑒𝑠𝑜𝑟..................................................................................(2.12)

Dimana :
PF = koefisien prestasi mesin pompa kalor
Qkondensor = Jumlah kalor yang dilepas (kJ/s)
Wkompresor = Kerja yang termanfaatkan di kompresor (watt)

9) Untuk mencari efisiensi kerja system kompresor ( kompresor + motor


listrik)
mref (ℎ2−ℎ1)
𝜂𝑐𝑜𝑚𝑝 = ........................................................................(2.13)
𝑊 𝑗𝑎𝑙𝑎−𝑗𝑎𝑙𝑎

Dimana :
ηcomp = Efisiensi system kompresor (%)
mref =Laju aliran massa refrigeran
Wjala-jala = Daya yang terbaca pada watt meter (watt)
h1 = Entalpi refrigerant masuk kompresor (kJ/kg)
h2 = Entalpi refrigerant keluar kompresor (kJ/kg)

10) Untuk mencari kalor yang diberikan udara pada evaporator


Qud kondensor = mudara (hmkondensor- hkkondensor) ..........................................(2.14)
Dimana :
Qud kondensor = Jumlah energy yang diberikan uadara di kondensor (kJ/s)
mudara = Laju aliran massa udara di saluran udara kondensor (kg/s)
hmkondensor = Entalpi udara kering masuk saluran udara kondensor
( kJ/kg)
hkkondensor = Entalpi udara kering keluar saluran udara kondensor
( kJ/kg)

Anda mungkin juga menyukai