Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH ENTREPRENEURSHIP DASAR DAN PENGENALAN DIRI

“PELUANG PEKERJAAN KEFARMASIAN”

Disusun Oleh:
Muh Galih Purnama 191FF03109
Rini Wahyuni H 191FF03133
Syifa Amelia Putri 191FF03143
Dwi Indri Rahayu 191FF03154

1 FA 3

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum Wr.Wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puji dan syukur atas kehadirat nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Peluang Pekerjaan Kefarmasian” dalam
mata kuliah EDPD.

Makalah ini telah kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Entrepreneur Dasar dan
Pengenalan Diri yang akan dipersembahkan kepada Bapak Akil Kingkin dengan semaksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Teknologi sebagai kemajuan atau perbudakan
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr,Wb
                                                                               Bandung, 1 Maret 2020
   

                                                                                        Penyusun


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Farmasis adalah tenaga profesi yang mempunyai kewenangan dibidang kefaramasian
melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian. Salah satu bidang
professional kesehatan yang mengkombinasikan ilmu kesehatan dan ilmu kimia. Bidang profesi
farmasi memiliki tanggung jawab untuk memastikan keamanan serta efektivitas dalam
pemakaian obat-obatan.
Tenaga keprofesian farmasi di era modern sekarang semakin berkembang. Tidak hanya
bekerja dibelakang layar seperti meracik obat, tetapi dizaman sekarang seorang farmasi bisa
menjajaki pekerjaan apa saja yang diinginkannya.

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui lapangan pekerjaan dan tenaga profesi dibidang kefarmasian.

1.3 Rumusan Masalah


1.    Lapangan pekerjaan apa saja yang membutuhkan seorang farmasis?
2.    Bagaimana peluang seorang farmasis dibidang kefarmasian?
3.   Bagaimana cara seorang farmasis dapat dengan cepat mendapatkan kerja setelah menjadi
apoteker?
4.  Apa saja kendala yang sering dihadapi oleh seorang farmasis dalam mendapatkan
pekerjaan?
BAB II
ISI

Farmasi merupakan suatu bidang ilmu yang memanfaatkan keberadaan zat kimia secara
profesional. Jika dahulu seorang farmasis hanya berorientasi terhadap pembuatan suatu produk (product
oriented), kini farmasi mulai menggeserkan orientasinya juga kepada pasien (patient oriented) dalam
dunia kesehatan. Hal ini berarti pekerjaan apoteker tidak lagi hanya meracik dan menyerahkan obat saja
kepada pasien, tetapi bertanggungjawab juga terhadap terapi yang diberikan kepada pasien. Pergeseran
paradigma ini, seharusnya disambut sedemikian baiknya oleh seluruh kalangan, mengingat begitu
pentingnya profesi kefarmasian bagi khalayak umum.

Profesi farmasi sering di kaitkan dengan menjadi apoteker dengan stigma “penjual obat” belaka.
Padahal banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan oleh profesi seorang farmasis. Berikut adalah
peluang atau prospek kerja farmasi:

1. Farmasi industri
Pekerjaan ini memiliki banyak sekali peminat, terutama lulusan S1 dan D3 Farmasi yang baru
lulus dan yang tengah mencari pekerjaan. Bekerja pada bidang ini merupakan impian dari banyak
orang bahkan yang bukan dalam bidang farmasi sekali pun. Setiap orang bisa saja menciptakan
formulasi baru yang bermanfaat bagi banyak orang. Berawal dari proses pengabdian terlebih
dahulu di bidang industri, seperti hal nya dalam bidang obat, pembuatan makanan, minuman, dan
produk kecantikan seperti kosmetik.

2. Dunia pendidikan
Pekerjaan profesi farmasi lainnya dengan menjadi tenaga pengajar seperti guru dan dosen pada
jurusan farmasi. Tetapi untuk menjadi dosen harus menempuh S2 serta pengalaman kerja yang
mumpuni. Sudah sepatutnya jika seorang tenaga pengajar amat dibutuhkan, karena jika bukan
dari dunia pendidikan tidak akan lahir profesi apapun.

3. Lembaga pemerintah
Farmasis pada lembaga pemerintah memiliki wewenang untuk perizinan, pengawasan, pengujian,
pemeriksaan serta pembinaan. BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) lembaga resmi
pemerintah yang mengurus pelegalan obat dan makanan ini juga bisa di jadikan prospek
pekerjaan untuk profesi apoteker di bawah naungan pemerintah. Adapula prospek kerja lainnya
yang di bawah naungan pemerintah seperti BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan)
yang juga bekerjasama dengan rumah sakit atau apotek.

4. Penelitian farmasi
Lulusan profesi farmasi juga bisa bekerja sebagai peneliti di instansi-instansi, Badan POM,LIPI,
dan Labolatorium klinik. Seperti mengecek kadar dan kualitas obat-obatan dalam sebuah produk
atau penelitian terhadap potensi tanaman obat.

5. Rumah sakit, Klinik, Puskesmas


Pekerjaan ini adalah bidang utama yang memberikan kesempatan besar bagi profesi farmasi pada
bidang kesehatan. Misalnya rumah sakit yang menyiapkan instalasi farmasi dan menjadi apoteker
atau asisten apoteker dalam suatu apotek atau klinik. Untuk menjadi seorang apoteker yang
professional lulusan farmasi wajib mengambil pendidikan profesi apoteker.

6. Bisnis
Memiliki apotek pribadi merupakan hal yang banyak didambakan oleh seorang farmasi, selain
kita dapat mengelola pasar obat sendiri, kita juga dapat melakukan pasien konseling sendiri,
namun dengan catatan atas resep dokter. Untuk melanjutkan pekerjaan ini, seseorang harus
mendapatkan gelar apoteker terlebih dahulu. Perlu kehati-hatian yang tinggi terhadap obat-obatan
yang akan dijual kepada pasien, karena kesalahan yang dibuat dapat membuat gelar dan apotek
terancam.

Peluang pekerjaan yang banyak bukan berarti menjadikan lowongan kefarmasian mudah.
Setiap orang harus mengenali profil dirinya sendiri, karena seorang apoteker memiliki keahlian
yang berbeda. Namun ada beberapa kompetensi diri yang harus dimiliki oleh seluruh apoteker,
yaitu memiliki kemampuan dalam produksi, penjaminan mutu sediaan, melaksanakan pelayanan
kefarmasian yang berkualitas sesuai peraturan perundang-undangan dan kode etik, dan yang
terpenting memiliki pehamapan yang matang mengenai obat.
Terkadang seorang fresh graduate yang masih mencari jati diri serta pekerjaan yang
cocok bagi dirinya, merasa bahwa gaji merupakan prioritas utama bagi pekerjaannya. Padahal
pengalaman dan pembelajaran merupakan hal yang paling utama pada jenjang karirnya.
Semuanya tidak instan, dengan menambah pengalaman dan pembelajaran, dapat dipastikan
bahwa profesionalitas pun semakin bertambah seiring waktu, hal itu memungkinkan adanya
kenaikan jenjang karir dan berdampak pada kenaikan gaji.
Jika kita merasa jenuh tentang pendapatan, sebenarnya kita sendiri pun sangat berpeluang
untuk membuka lapangan kerja sendiri. Salahsatunya dengan membangun apotek pribadi. Apotek
bisa menjadi sarana yang baik bagi masyarakat awam yang ingin melakukan swamedika. Namun,
lebih baik lagi jika kita dapat membangun apotek didaerah kelahiran maupun didaerah pelosok
yang jauh dari perkotaan.
Tak hanya memiliki apotek, kita juga dapat membuka usaha dan perusahaan sendiri.
Walaupun butuh keberanian dan tekad yang tinggi, namun tidak sedikit seorang apoteker yang
melahirkan produk-produk dari hasil penelitian akhirnya. Produk-produk yang dihasilkan pun
seharusnya dapat menyesuaikan kebutuhan masyarakat untuk dapat bersaing dipasaran. Menjadi
seorang entrepreneur kreatif adalah opsi terbaik lainnya.
Maka dari itu, menjadi seorang farmasis diperlukan ketekunan maupun kesabaran karena
walaupun memiliki peluang kerja yang begitu besar, kita harus tetap mengenali diri sendiri dan
pekerjaan apa yang akan kita tekuni nantinya. Setiap pekerjaan bukanlah tentang pendapatan,
tetapi tentang sejauh mana kita telah memberi manfaat bagi orang banyak.
BAB III
PENUTUP

Untuk menjadi lulusan farmasi yang baik dibutuhkan keseriusan yang optimal dari pribadi
masing-masing untuk memperkaya kompetensi diri, karena dengan lapangan yang begitu besar tidak
menjadi kompetensi bagi tiap bidang pun melonggar. Setiap instansi memiliki standarnya masing-masing.
Sehingga tak hanya kompetensi diri yang seharusnya ditingkatkan, melainkan etika dan bagaimana kita
bersikap menjadi farmasi yang baik.
Maka dari itu, sebagai seorang farmasis kita harus menjadi seseorang yang kelak berguna tak
hanya bagi diri sendiri tetapi bagi orang banyak juga.

Anda mungkin juga menyukai