Anda di halaman 1dari 22

Sistem Pengambilan Keputusan

Disusun Oleh

Bella Awalia

43217110132

Universitas Mercu Buana

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Akuntansi

2018
Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan dalam bisnis biasanya terbatas pada pihak manajemen

 Nilai Bisnis dari Pengambilan Keputusan yang Telah Ditingkatkan


Perusahaan dapat menentukan sejumlah keputusan pokok dimana investasi sistem baru mungkin
dapat meningkatkan kualitas pengambilan keputusannya. Berbagai keputusan diambil pada
semua tingkatan dalamperusahaan, dan beberapa keputusan ini sifatnya umum, rutin, dan
banyak. Walaupun nilai dari peningkatan setiap keputusan kecil, meningkatkan ratusan ribu
keputusan yang “kecil” ini menghasilkan nilai tahunan yang sangat besar dalam bisnis.

 Jenis Keputusan
Keputusan diklasifikasikan sebagai keputusan terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur.

1. Keputusan Tidak Terstruktur


Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang mengambil keputusannya harus memberikan
penilaian, evaluasi, dan pengertian untuk memecahkan masalahnya. Setiap keputusan ini adalah
baru, penting, dan tidak rutin, serta tidak ada pengertian yang dipahami benar atau prosedur yang
disetujui bersama dalam pengambilannya.

2. Keputusan Terstruktur
Keputusan tidak terstruktur adalah kebalikan dari keputusan tidak terstruktur yaitu sifatnya
berulang dan rutin, dan melibatkan prosedur yang jelas dalam menanganinya, sehingga tidak
perlu diperlakukan seakan-akan masih bari. Banyak keputusan memiliki elemen-elemen dari
kedua jenis keputusan ini.

3. Keputusan Semiterstruktur
Keputusan semiterstruktur adalah keputusan yang hanya sebagian masalahnya mempunyai
jawaban yang jelas tersedia dengan prosedur yang disetujui bersama.
Manajer senior, manajer tingkat menengah, manajer operasional, dan para karyawan mempunyai
jenis keputusan dan kebutuhan informasi yang berbeda.

 Proses Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan adalah proses yang melibatkan banyak langkah, Simon (1960)
menyatakan ada empat tahapan berbeda dalam pengambilan keputusan, yaitu: kecerdasan,
rancangan, pilihan, dan implementasi. Tahapan pengambilan keputusan diantaranya :
kecerdasan, rancangan, pilihan, dan implementasi(lihat gambar)
Proses pengambilan keputusan dapat dibagi menjadi empat tahapan.

1. Kecerdasan
Kecerdasan terdiri atas menemukan, mengidentifikasi, dan memahami masalah yang
terjadi pada organisasi- mengapa maslah itu terjadi, dimana, dan akibat apa yang dialami.
2. Rancangan
Rancangan melibatkan identifikasi dan pecarian berbagai solusi masalah.
3. Pilihan
Pilihan adalah tentang memilih alternatif solusi yang ada.
4. Implementasi
Implementasi dalah tentang membuat alternatif yang dipilih dapat bekerja, dan tetap
mengawasi seberapa baik kerja solusi tersebut.

 Manajer dan Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata


Sistem pendukung pengambilan keputusan dapat mengahasilkan pengambilan keputusan yang
lebih baik oleh manajer dan karyawan, di atas rata-rata ROI perusahaan, dan profitabilitas yang
lebih jauh lebih tinggi. Walaupun demikian, sistem informasi tidak dapat meningkatkan semua
jeni keputusan yanga ada dalam suatu organisasi.

 Peran Manajer
Para manajer memainkan peran penting dalam organisasi. Tanggung jawab mereka adalah
mengambil keputusan, membuat laporan, menghadiri rapat, hingga merencanakan pesta ulang
tahun. Kita dapat memahami fungsi manajer dan perannya dengan lebih baik dengan cara
meningkatkan perilaku manajer gaya klasik dan kontemporer.

v  Manajer Gaya Klasik

Manajer gaya klasik menjelakan apa yang dilakukan manajer. Model manajemen klasik
menjelaskan fungsi manajerial secara formal, tetapi tidak menunjukkan apa yang dilakukan para
manajer secara terperinci saat mereka merencanakan.memutuskan sesuatu, dan mengendalikan
pekerja orang lain.Lima fungsi klasik dari manajer yaitu merencanakan, mengorganisasikan,
mengoordinasikan, memutuskan dan mengendalikan.
v  Model Keperilakuan

Model keperilakuan menyatakan bahwa perilaku manajer yang sebenarnya terlihat lebih tidak
sistematis, lebih informal, kurang reflektif, lebih reaktif, dan kurang terorganisasi dengan baik
daripada yang kita percayai dalam kerangka model klasik.

v  Peran Manajerial

Peran manajerial adalah perkiraan-perkiraan aktivitas yang seharusnya dilakukan para manajer
dalam organisasi.

v  Peran Interpersonal

Dalam peran ini manajer bertindak sebagai figur utama dalam organisasi ketika mereka mewakili
perusahaan mereka kepada dunia luar dan melakukan tugas-tugas simbolik, seperti memberikan
penghargaan kepada karyawan. Manajer bertindak sebagai pemimpin, memberikan motivasi,
nasihat, dan mendukung bawahannya.

v  Peran Pengambilan Keputusan


Dalam peran pengambilan keputusan mereka bertindak sebagai wirausahawan dalam
mengusulkan jenis-jenis aktivitas baru, mengenai gangguan-gangguan yang muncul dalam
organisasi.Manajer mengambil keputusan.   Dalam peran pengambil keputusan (decisional role),
mreke bertindak sebagai wirausahawan dalam mengusulkan jenis-jenis aktivitas baru, menangani
gangguan-gangguan yang muncul dalam organisasi; mengalokasikan sumber daya kepada para
staf yang membutuhkan; dan menegosiasikan konflik dan menjadi penengah antara kelompok-
kelompok yang bertikai.

 Pengambilan Keputusan dalam Dunia Nyata


Ketika kita dapat melihat bahwa sistem informasi tidak dapat membantu semua peran
manajerial.Dan dalam peran manajerial di mana ssitem informasi dapat membantu mengambil
keputusan, investasi dalam teknologi informasi tidak selalu menghasilkan hasil yang positif. Ada
tiga alasan utama: kualitas informasi, penyaringan manajemen, dan budaya organisasi.
1. Kualitas Informasi
Keputusan-keputasan yang berkualitas tinggi membutuhkan membutuhkan onformasi berkualitas
tinggi.

2. Penyaringan Manajer
Walaupun dengan informasi yang tepat waktu dan akurat, ada manajer yang dapat mengambil
keputusan buruk. Manajer menerima informasi melalui berbagai tahap penyaringan yang masuk
akal tentang dunia di sekitar mereka. Manajer mempunyai perhatian tertentu, fokus pada jenis
maslah dan solusi tertentu, dan mempunyai bias-bias yang menolak informasi yang tidak sesuai
dengan konsep awalnya.

3. Budaya Organisasi
Organisasi adalah birokrasi dengan kemampuan dan kompetensi terbatas untuk melakukan
tindakan-tindakan yang bersifat menentukan. Ketika lingkungan berubah dengan perusahaan
perlu mengadopsi model bisnis baru untuk bertahan, kekuatan yang besar dalam organisasi
menolak pengambilan keputusan  untuk perubahan besar.

Sistem untuk Mendukung Keputusan


Beberapa model yang berbeda tentang apa yang biasanya dilakukan manajer dalam organisasi
menunjukkan bagaimana sistem informasi dapat digunakan untuk mendukung proses-proses
manajerial. Model klasik sebelumnya mengenai aktivitas manajerial mengarah pada fungsi
merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, memutuskan, dan mengendalikan.
Penelitan-Penelitian terbaru yang memerhatikan perilaku aktual dari manajer mendapati bahwa
aktivitas manajer sesungguhnya sangat terpecah-pecah, bervariasi, dan singkat durasinya.
Manajer-manajer berpindah sangat cepat dan intensif dari satu masalah ke masalah lain. Manajer
menghabiskan cukup banyak waktu untuk mengejar sasaran dan agenda pribadinya, dan
manajer-manajer dewasa ini tidak telalu berani mengambil keputusan mengenai kebijakan yang
menyeluruh dan besar.

Teknologi infromasi menyediakan perangkat baru bagi manajer untuk melaksanakan peran lama
dan peran baru mereka, memungkinkan mereka untuk mengawasi, merencanakan, dan
meramalkan dengan lebih tepat dan cepat  dari sebelumnya dan  untuk merespons  perubahan
lingkungan bisnis dengan lebih cepat. Sistem informasi telah banyak berguna untuk manajer
dalam memberkan dukungan bagi peran mereka dalam menyebarkan informasi, menjadi
penghubung antara berbagai tingkatan organisasi, dan mengalokasikan sumber-sumber daya.
Namun, beberapa peran manajerial tidak dapat dibantu oleh system informasi, dan keberhasilan
system informasi dalam mendukung pengambilan keputusan tidak terstruktur tidaklah terlalu
baik.

Ada lima jenis sistem untuk mendukung keputusan yang berbeda jenis dan tingkat yang lebih
dijelaskan, yaitu: sistem informasi manajemen (SIM), sistem pendukung keputusan (DSS), nilai
bisnis DSS, visualisasi data dan sistem informasi geografis (GIS), sistem pendukung keputusan
pelanggan berbasis web.

 Sistem Informasi Manajemen (SIM)


Sistem informasi manajemen secara khusus menghasilkan laporan yang sifatnya tetap dan rutin
berdasarkan data yang diperoleh dan dirangkum dari sistem pemrosesan transaksi perusahaan.
Laporan SIM adalah laporan perkecualian, hanya menyoroti kondisi-kondisi yang khusus dan
luar biasa, seperti ketika kuota penjualan untuk suatu wilayah tertentu jatuh di bawah tingkat
yang diperkirakan, atau karyawan telah melebihi batas pengeluaran tunjangan perawatan giginya.
Kini banyak laporan semacam itu yang dapat diperoleh secara online melalui internet, dan
laporan SIM lainnya hanya dapat diperoleh berdasarkan permintaan.

 Sistem Pendukung Keputusan (DSS)


Sistem pendukung keputusan (DSS) mendukung analisis masalah semiterstruktur dan tidak
terstruktur. DSS di masa paling awalnya sangatlah digerakan oleh model, menggunakan
beberapa jenis model untuk menunjukkan analisis “bagaimana jika” dan analisis lainnya.
Kemampuan analisis DSS didasarkan pada teori atau model yang kuat, digabungkan dengan
suatu antarmuka pengguna yang baik yang membuat sistem tersebut mudah digunakan.

Komponen-komponen DSS adalah basis data DSS, antarmuka pengguna, dan sistim peranti
lunak DSS : yang digerakkan oleh model dan oleh data. DSS dapat mendukung pengambilan
keputusan dalam penentuan harga, manajemen rantai pasokan, dan CRM, selain juga
meomodelkan scenario bisnis alternative. DSS yang diarahkan pada pelanggan dan juga manajer
menjadi semakin banyak tersedia di Web. Sebuah kategori khusus DSS yang dinamakan system
informasi gegrafis (GIS) menggunakan teknologi visualisasi data untuk menganalisa dan
menampilkan data untuk merencanakan dan pengambilan keputusan dengan peta digital.

Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan


data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan
tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat
mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
DSS menggabungkan sumber daya intelektual seorang individu dengan kemampuan komputer
dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. DSS diartikan sebagai tambahan
bagi para pengambil keputusan, untuk memperluas kapabilitas, namun tidak untuk menggantikan
pertimbangan manajemen dalam pengambilan keputusannya.

DSS juga memungkinkan para manajer untuk  melihat dampak-dampak yang mungkin timbul
dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut  model yang dapat memperkirakan dampak
sebuah keputusan. Sebagaicontoh: Para calon Bupati/Walikota suatu daerah dalam rangka
suatuPilkada menjanjikan akan menggratiskan biaya pendidikan sampai tingkat tertentu atau
menggratiskan biaya pengobatan ditingkat Puskemas, maka dampak keputusan tersebut
diperkirakan jumlah pemilih akan meningkat secara signifikan, atau justru para pemilih sama
sekali tidak mempercayainya karena hanya dianggap sebagai janji kosong belaka.
Model tersebut tidak dapat menentukan apakah janji kampanye tersebut merupakan suatu
keputusan terbaik, mereka hanya dapat menentukan apa yang mungkin terjadi jika keputusan itu
dibuat.DSS dimaksudkan untuk melengkapi sistem informasi manajemen dalam meningkatkan
pengambilan keputusan. Sistem informasi manajement terutama menyajikan informasi mengenai
kinerja aktivitas untuk membantu manajemen memonitor dan mengendalikan kegiatan.
Kadangkala laporan sistem informasi manajemen ini merupakan laporan eksepsi (exception
reports), yaitu hanya menyoroti kondisi-kondisi yang khusus. Sistem informasi manajemen yang
tradisional umumnya menyajikan pelaporan yang tercetak (hard copy reports). Dewasa ini,
pelaporan yang semacam itu dapat diperoleh secara on-line melalui intranet dan mungkin lebih
banyak lagi laporan yang dapat dihasilkan berdasarkan kebutuhan.
Jika SIM menyajikan kepada penggunanya data atau informasi untuk pengambilan keputusan
yang sudah pasti dan tetap (terstruktur atau rutin), maka DSS menyajikan seperangkat
kemampuan untuk keputusan yang sifatnya tidak terstruktur,di mana DSS lebih menekankan
pada pengambilan keputusan atas situasi yang dengan cepat mengalami perubahan, kondisi yang
memerlukan fleksibilitas, dan berbagai keputusan untuk respon yang segera.

Ada dua tipe DSS yang dikenal, yaitu: Model-driven DSS dan  Data-drivenDSS. Jenis DSS yang
pertama merupakan suatu sistem yang berdiri sendirit erpisah dari sistem informasi organisasi
secara keseluruhan. DSS ini sering dikembangkan langsung oleh masing-masing pengguna dan
tidak langsung dikendalikan dari divisi sistem informasi. Kemampuan analisis dari DSS ini
umumnya dikembangkan berdasarkan model atau teori yang ada dan kemudian dikombinasikan
dengan tampilan pengguna yang membuat model ini mudah untuk digunakan.
Contoh dari model-driven DSS ini yang dipergunakan diperusahaan pelayaran yaitu voyage
estimating decision support systems. DSS ini mempunyai kemampuan/kapabilitas untuk
menghitung rincian pelayaran baik untuk masalah keuangan maupun perhitungan teknis.
Penghitungan aspek keuangan meliputi biaya untuk pelayaran (bahan bakar, upah pekerja, dan
modal yang dibutuhkan), tarif angkut untuk berbagai tipe pengiriman kargo, dan biaya
pelabuhan. Rincian teknis meliputi faktorf-actor yang berhubungan dengan masalah pelayaran,
seperti: kapasitas kargo, kecepatan, jarak, konsumsi bahan bakar dan kebutuhan air, serta pola
bongkar muat.
Sistem ini dapat menjawab berbagai pertanyaan,seperti: Kapal mana yang digunakan untuk
memberikan keuntungan yang maksimum? Berapa kecepatan optimal yang dapat
memaksimumkan keuntungan? Apa tipe dari bongkar muat yang optimal? DSS ini dapat
dioperasikan dalam sebuah desktop komputer yang menyajikan system  menu yang membuat
pengguna mudah untuk memasukkan data atau mendapatkan informasi

Jenis DSS yang kedua, data-driven DSS, menganalisis sejumlah besar data yang ada atau
tergabung di dalam sistem informasi organisasi.
 Komponen DSS

Komponen utama dari DSS adalah basis data DSS, antarmuka pengguna, dan sistem peranti
lunak DSS. Basis data DSS dapat berupa basis data kecil dalam PC atau gudang data yang besar.
DSS ini membantu untuk proses pengambilan keputusan dengan memungkinkan para pengguna
untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat dari data yang tersimpan di dalam database yang
besar. Banyak organisasi atau perusahaan mulai membangun DSS ini untuk memungkinkan para
pelanggannya memperoleh data dari website-nya atau data dari system informasi organisasi yang
ada. Decision Support Systems meliputi berbagai komponen yang termuat didalam sistem
pendukung ini, yaitu:
 Basis data DSS adalah sekumpulan data yang sekarang dan historis dari sejumlah aplikasi
atau kelompok. Basis data DSS dapat berupa basis data kecil dalam PC yang berisi sebagian
data perusahaan yang telah diunduh dan mungkin digabungkan dengan data eksternal.
 Antarmuka pengguna DSS memberikan kemudahan berinteraksi antar pengguna sistem
dan peranti lunak DSS.
 Sistem peranti lunak DSS adalah berisi peranti lunak yang digunakan untuk menganalisis
data. Ini dapat berisi berbagai perangkat OLAP, perangkat panggalian data, atau sekumpulan
model matematis dan analitis yang dapat dengan mudah diakses oleh pengguna DSS.
 Membuat Tabel Privot Spreadsheet untuk Membantu Pengambilan Keputusan
Peranti lunak spreadsheet berguna untuk membantu para manajer mendeteksi dan memahami
pola dalam data. Peranti lunak spreadsheet mempunyai perangkat yang bagus yang disebut tabel
pivot, yang mengategorikan dan merangkum data dengan sangat cepat. Tabel pivot secara
sederhana adalah tabel yang menampilkan dua dimensi atau lebih dari data dalam format yang
tepat.  PivotTable Wizard Excel membuat tabel pivot untuk Anda. Fungsi ini berada dalam menu
data. Ketika anda mengeklik PivotTable and PivotChart Report pada menu data excel dan
menunjukan kepada excel di mana data Anda berada dan jenis laporan apa yang Anda inginka.
PivotTable Wizard pada Excel memudahkan analisis daftar dan basis data dengan melakukan
drag dan drop elemen dari Field List pada era PivotTable.

Kumpulan dari perangkat lunak yang digunakan untuk menganalisis data, seperti: On-Line
Analytical Processing (OLAP) tools, dataminingtools, atau kumpulan dari model-model
matematika dan analisa yangmudah untuk diakses oleh para pengguna DSS. Model ini dapat
berupa model fisik (model rancangan ruang kerja, taman, dan model pesawatterbang), model
perhitungan matematika (seperti: persamaan,alogaritma, anuitas, cicilan bunga kredit), atau
model verbal (seperti:deskripsi suatu prosedur untuk penulisan suatu  perintah kerja/order).
Masing-masing DSS dibangun untuk seperangkat tujuan tertentu dan akan menghasilkan
berbagai kumpulan model tergantung pada kebutuhan dan tujuannya.
Perangkat lunak sistem DSS yang umum juga dapat berupa model statistik yang memuat
berbagai fungsi statistik, antara lain: means,medians, deviations, dan scatter plots. Perangkat
lunak ini memiliki kapabilitas untuk memproyeksikan ke depan mengenai outcomes dengan cara
menganalisis sekumpulan data.
DSS banyak diterapkan di organisasi-organisasi yang sudah mapan. Banyak cara yang digunakan
untuk menerapkan DSS untuk membantu mempertajam proses pengambilan keputusan.
Kapabilitas yang melekat pada DSS sangat membantu organisasi-organisasi yang
menggunakannya untuk memungkinkan terciptanya koordinasi proses kegiatan baik internal
maupun eksternal dengan cara yang lebih akurat.
Berikut beberapa contoh organisasi atau perusahaan yang memanfaatkanDSS dalam aktivitas
operasi atau usaha yang dilaksanakan:

Jenis Industri Tujuan Penerapan DSS


Menentukan pola penutupan asuransi dan deteksi
Industri Asuransi kemungkinan kecurangan (fraud).
Industri Perbankan Memperbarui profil atau data nasabah.
Perusahaan Menentukan kebutuhan persediaan bahan baku yang
Manufaktur paling optimal dan efisien.
 

Pertumbuhan volume kegiatan/transaksi secara elektronis yang meningkat tajam telah


mendorong banyak organisasi untuk mengembangkan DSS di mana pelanggan dan pegawai
dapat mengambil manfaat dari sumber-sumber informasi yang tersedia di internet dan kapabilitas
dari website yang memungkinkan komunikasi untuk berbagaiaktivitas.
Beberapa DSS memang difasilitasikan untuk membantu manajemen, namun tersedia pula DSS
yang mampu untuk menarik pelanggan dengan cara menyediakan berbagai informasi dan alat
yang dapat membantu mereka untuk mengambil keputusan pada saat mereka menyeleksi jasa
dan produk.Banyak orang tertarik dalam melakukan proses pembelian barang atau jasa
menggunakan mesin pencari internet (search engines) atau on-linecatalogs, web directories, e-
mail, atau alat-alat lainnya untuk menentukan lokasi informasi yang dibutuhkan dalam rangka
membantunya dalam proses pengambilan keputusan.
Web-base dDSS telah menjadi sesuatu yang populer dan sangat memberikan manfaat yang besar
bagi para anggota atau pelanggan yang dituju organisasi atau perusahaan tersebut. Dari uraian di
atas mengenai DSS, maka beberapa karakteristik dan kapabilitas DSS yang dapat diidentifikasi
adalah sebagai berikut:
1. Sistem ini memberikan dukungan bagi pengambil keputusan, terutama dalam situasi
semi-terstruktur atau tidak-terstruktur.
2. Sistem ini memberikan dukungan untuk berbagai tingkatanmanajemen, mulai dari tingkat
manajemen puncak hingga ke tingkatmanajemen yang paling bawah dan para pegawai
lainnya.
3. DSS memberikan dukungan untuk beragam tipe dan prosespengambilan keputusan yang
harus dilakukan.
4. DSS dapat beradaptasi terhadap waktu dan fleksibel; pengguna dapatmenambah,
menghapus, mengkombinasikan, mengubah, atau menatakembali elemen-elemen dasar.
5. Tampilan DSS akrab dengan pengguna, memiliki kapabilitas yangbesar, dan dirancang
agar dapat interaktif sehingga mudah untukdigunakan.
6. DSS mampu untuk meningkatkan efektivitas pengambilan keputusandengan fokus pada
keakuratan, ketepatan waktu, dan kualitas hasil,serta mengefisiensikan biaya dalam proses
pengambilan keputusan.
7. Pengambil keputusan memiliki kendali yang lengkap atas seluruhlangkah proses
pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah.
8. Pengguna-akhir mampu mengkonstruksi dan memodifikasi sistem yangsederhana oleh
mereka sendiri. Sedangkan untuk sistem yang lebihbesar, biasanya dapat dibangun dengan
dukungan dari spesialis sisteminformasi.
9. DSS biasanya menggunakan model-model dalam analisis situasipengambilan keputusan
yang mudah untuk dioperasikan olehpengguna.

Manajer membuat banyak keputusan untuk mengatasi masalah. Penyelesaian masalah dicapai
melalui empat tahapan dasar dan mempergunakan kerangka berpikir seperti model sistem
perusahaan yang umum dan model lingkungan. Dengan mengikuti pendeketan sistem untuk
menyelesaikan masalah, manajer melihat sistem secara keseluruhan.

Proses pemecahan masalah terdiri atas empat elemen dasar, yaitu : 

1. standar,
2. informasi,
3. batasan, dan
4. solusi alternatif. 
 Jika proses ini diikuti, pemilihan alternatif yang terbaik tidak selalu dicapai melalui analisis
logis saja dan penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala.

Tindakan alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mengatasi
permasalahan pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan perusahaan :

1. Identifikasi permasalahan yang dihadapi

Ada ungkapan yang mengatakan bahwa suatu “permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya
dengan tepat sesungguhnya sudah separo terpecahkan.” Ungkapan ini mempunyai tiga implikasi,
yaitu:

a) Bahwa mutlak perlu mengenali secara mendasar situasi problematik yang menimbulkan
ketidakseimbangan dalam kehidupan organisasi atau perusahaan.

b) Pengenalan secara mendasar berarti “akar” penyebab timbulnya ketidakseimbangan harus


digali sedalam-dalamnya.

c) Mengambil keputusan tidak boleh puas hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang segera
tampak. Jika hanya gejala yang diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya” pun hanya
mampu menghilangkan gejala tersebut. Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber
penyakitnya”.

2. Pengumpulan data

Berangkat dari pandangan bahwa pengambilan keputusan memerlukan dukungan informasi yang
lengkap, mutakhir, dapat dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam pengumpulan
data ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian, yaitu:

a) Pentingnya menggali data dari semua sumber yang layak digali, baik secara internal
maupun secara eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para
pengolah data terhadap semua sumber data.
b) Pentingnya untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan
yang hendak diatasi.

c) Bahwa mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang
dihasilkan akan bermutu tinggi pula.

3. Analisis data

Analisis data harus mampu menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk
memecahkan masalah. Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan persepsi yang
sama diantara berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki, dengan demikian memberikan
interpretasi yang sama tentang data tersebut.

4. Analisis berbagai alternatif

Salah satu tantangan ya ng dihadapi dalam mengambil keputusan ialah menemukan jawaban
yang paling tepat terhadap pertanyaan: Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu
terdapat berbagai alternatif? Pertanyaan ini penting karena jika seorang pengambil keputusan
dihadapkan kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan untuk menggunakan alternatif
tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil keputusan. Bahkan teori pengambilan keputusan
mengatakan bahwa jika seseorang memutuskan untuk tidak mengambil keputusan, tindakannya
itu adalah pengambilan keputusan juga.

5. Pemilihan alternatif

Jika dilakukan dengan cermat, analisis berbagai alternatif akan “memberi petunjuk” tentang
alternatif yang sebaiknya digunakan karena akan membuahkan solusi yang paling efektif.
Alternatif di pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang tampaknya paling baik.
Pengalaman mengambil keputusan di masa lalu dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil
adalah keputusan yang terbaik.

6. Implementasi (pelaksanaan)
Apakah alternatif yang dipilih merupakan pilihan yang terbaik atau tidak diuji pada waktu
digunakan dalam arti mampu tidaknya menghilangkan situasi permasalahan dan apakah
permasalahan yang dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.

7. Evaluasi (penilaian)

Hasil pelaksanaan memerlukan penilaian yang objektif, rasional dan berdasarkan tolok ukur yang
baku. Seperti dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa hasil yang di capai
melampaui harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau kurang dari sasaran. Kesemuanya itu
menjadi bahan penting dalam mengelola organisasi atau perusahaan di masa depan.

Jika ke 7 cara tersebut kurang efektif maka gunakan alternatif lain yaitu Sistem Pengambilan
Keputusan(DSS)

Komponen-komponen DSS adalah basis data DSS, antarmuka pengguna, dan sistim peranti
lunak DSS : yang digerakkan oleh model dan oleh data. DSS dapat mendukung pengambilan
keputusan dalam penentuan harga, manajemen rantai pasokan, dan CRM, selain juga
meomodelkan scenario bisnis alternative. DSS yang diarahkan pada pelanggan dan juga manajer
menjadi semakin banyak tersedia di Web. Sebuah kategori khusus DSS yang dinamakan system
informasi gegrafis (GIS) menggunakan teknologi visualisasi data untuk menganalisa dan
menampilkan data untuk merencanakan dan pengambilan keputusan dengan peta digital.

Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan


data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan
tampilan pengguna kedalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat
mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur.
Apabila terdapat konflik kepentingan, bagaimana tindakan yang harus ditempuh oleh
manajemen perusahaan?

1. Membentuk suatu system informasi yang terstruktur, agar tidak terjadi kesalahan dalam
komunikasi. Misalnya, dengan membuat papan pengumungan atau pengumuman melalui
loudspeaker.
2. Buat komunikasi dua arah antara atasan dan bawahan menjadi lancer dan harmonis,
misalnya dengan membuat rapat rutin, karena dengan komunikasi yang dua arah dan
intens akan mengurangi masalah di lapangan
3. Beri pelatihan dalam hal komunikasi kepada atasan dan karyawan, pelatihan akan
memberikan pengetahuan dan ilmu baru bagi setiap individu dalam organisasi dan
meminimalkan masalah dalam hal komunikasi

Jelaskan juga bagaimana langkah-langkah manajemen dalam mengatasi konflik


kepentingan yang terjadi di perusahaan?

Tahapan Dalam Mengatasi Konflik Kepentingan Mengunakan Pemanfaatan DSS jika konflik
yang terjadi di perusahaan ternyata harus diselesaikan dengan system informasi alternatif

1. Tahap Pemahaman

Sebuah proses pemahaman terhadap masalah dengan mengidentifikasi dan mempelajari masalah
terhadap lingkungan yang memerlukan data à mengolah data à mengujinya à menjadikan
petunjuk dalam menemukan pokok masalah à mencari solusi à bergerak dari tingkat sistem ke
subsistem.

2. Tahap Perancangan

Sebuah proses pengembangan, analisis dan pencarian alternatif tindakan atau solusi yang
mungkin untuk di ambil/ di lakukan à Identifikasi dan mengevaluasi alternative

3. Tahap Pemilihan

Sebuah proses pemilihan salah satu alternatif solusi yang dimunculkan pada tahap perancangan
untuk menentukan arah tindakan dengan memperhatikan kriteria-kriteria berdasar tujuan yang
dapat dicapai pada tahap berikutnya à memilih solusi terbaik
4. Tahap Penerapan

Sebuah proses untuk melaksanakan dan menerapkan alternatif tindakan yang dipilih untuk
menyelesaikan permasalahan yang telah di identifikasi à Menerapkan solusi dan membuat tindak
lanjut.

CONTOH PENGEMBANGAN DSS PADA PT.TELKOM

PENGGUNAAN DSS PADA TELKOM E-SERVICE DI DALAM PT.TELKOM

Di dalam era persaingan yang ketat, rencana dalam jangka menengah dan panjang tidak lagi
menarik karena tuntutan supply dan demand selalu bergeser dalam periode yang cepat. Decision
Support System (DSS) sebagai metode pengambilan keputusan yang taktis untuk pengembangan
fasilitas telekomunikasi diperlukan karena perubahan kriteria dan asumsi pendukung yang juga
berubah dengan sangat cepat. Di dalam hal ini PT TELKOM membuat suatu aplikasi yang dapat
dipergunakan untuk mempermudah PT. Telkom dalam pengambilan keputusan yang cepat dan
akurat yang diambil berdasarkan data dan fakta yang berada di lapangan. Aplikasi yang
menggunakan Telkom e-service akan membantu pengambilan keputusan karena hasilnya yang
bersifat matematis. Sebagai kesimpulan, aplikasi ini akan dapat membantu evaluasi pemilihan
pengembangan suatu jaringan akses yang tepat yang akan dikembangkan PT. Telkom, karena
Telkom e-service berfungsi juga agar hubungan antara PT.Telkom dan customer terjalin. Dengan
adanya Telkom e-service PT.Telkom dapat mengetahui saran-saran yang diberikan oleh
customer untuk mengembangkan bisnisnya, apa saja yang harus dilakukan oleh system
management PT.Telkom itu sendiri. Terutama saran tentang Telkom Speedy apakah itu melalui
saluran wireless (Flexi) ataukah wireline (Direct Line Cable) . Dengan adanya DSS akhirnya
PT.Telkom dapat cepat menanggapi keluhan-keluhan pelanggan dan pengambilan perusahaan
pun akan lebih efektif dan efisien.
Sehingga dengan menggunakan DSS memberikan keuntungan bagi 2 pihak, baik dari segi
PT.Telkom maupun dari segi customer. DSS memberikan keuntungan dari segi customer, karena
dengan menggunakan DSS konsumen dapat menyampaikan keluhan-keluhan kepada PT.Telkom
secara langsung. Sedangkan dari segi PT. Telkom DSS memberikan keuntungan yaitu, membuat
konsumen lebih dengan PT.Telkom (RCM). Dan saran-saran serta keluhan yang diberikan oleh
konsumendapat langsung ditanggapi secara tepat. Sehingga PT.Telkom dapat mengevaluasi
kekurangan-kekurangan yang ada pada PT.Telkom.

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK PENERIMAAN


PESERTA CO-OP DI PT. TELKOM GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM FOR
ACCEPTATION OF CO-OP PARTICIPANT IN PT. TELKOM

Dalam pelaksanaan program Co-operative Education (Co-op) di PT. Telkom, ada beberapa tahap
yang harus dilalui. Salah satunya adalah tahap seleksi, dimana seleksi ini dapat dilakukan dalam
dua tahap, yaitu tahap perguruan tinggi oleh tim dari perguruan tinggi (tahap-I), yang disusul
dengan tahap final oleh tim gabungan perguruan tinggi dan perusahaan (tahap-II).

Tugas akhir ini bertujuan untuk membuat suatu prototype perangkat lunak Sistem Pendukung
Pengambilan Keputusan (SPPK) kelompok yang berfungsi sebagai alat bantu bagi pengelola Co-
op di PT. Telkom dalam mendukung pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan
menggunakan metode Accord dan MAUT , dimana dari hasil evaluasi metode Accord dapat
ditentukan tingkat konsensus urutan/peringkat peserta Co-op.

Hasil pengujian prototype perangkat lunak SPPK kelompok ini dilakukan dengan
membandingkan hasil evaluasi SPPK kelompok dengan data sampel seleksi tes wawancara
umum penerimaan peserta Co-op di PT. Telkom tahun 2004. Jumlah prosentase calon peserta
diterima menjadi peserta Co-op untuk rayon Bandung pada data sampel adalah 71,25 %,
sedangkan pada SPPK kelompok adalah 67,5 % dari 80 calon peserta Co-op yang dievaluasi.
Dan untuk rayon Jakarta pada data sampel adalah 30,77 %, sedangkan pada SPPK kelompok
adalah 35,9 % dari 39 calon peserta Co-op yang dievaluasi.
Perangkat lunak ini diimplementasikan dengan menggunakan teknologi web yang berbasis
bahasa pemrograman PHP, dengan data server Oracle 8 Enterprise dan web server apache.

Perancangan Tools Decision Support System untuk pemilihan Alternatif Pengembangan Suatu
Jaringan Akses (studi Kasus PT. Telkom Kandatel Yogyakarta)

KESIMPULAN

Kesimpulan dari kelompok kami, yaitu DSS sangat bermanfaat bagi PT. Telkom karena DSS
dapat mempermudah PT.Telkom untuk mengetahui keluhan-keluhan apa saja yang dirasakan
oleh konsumen itu sendiri, dan PT.Telkom juga dapat dengan cepat menanggapi keluhan
tersebut. Selain itu, DSS juga bermanfaat untuk penerimaan peserta co-op PT.Telkom karena
dengan adanya DSS system penerimaan dapat berjalan dengan cepat dan dibantu oleh Perangkat
lunak ini diimplementasikan dengan menggunakan teknologi web yang berbasis bahasa
pemrograman PHP, dengan data server Oracle 8 Enterprise dan web server apache.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yananto Mihadi. (2018). Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen: Implementasi
Sistem Informasi.  FEB - Universitas Mercu Buana: Jakarta.)

Diklat, Badan. 2015. Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan.


http://diklat.jogjaprov.go.id/v2/kegiatan/artikel/item/87-pemecahan-masalah-dan-pengambilan-
keputusan. Diakses Pada Tanggal 8 Mei 2015.

Organisasi, Komunikasi. 2013. MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI.


https://communicationista.wordpress.com/2010/02/07/manajemen-konflik-dalam-
organisasi/. Diakses Pada Tanggal 7 Februari 2013.
Rimba, Celoteh, 2018. Langkah-langkah Manajemen untuk Menangani Konflik Organisasi.
http://rimbaceloteh.blogspot.com/2016/02/langkah-langkah-manajemen-untuk.html. Diakses
Pada Tanggal 4 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai