Anda di halaman 1dari 20

BAB IV

RENCANA DETAIL BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

4.1 Pemilihan Alternatif Pengolahan


Alternatif pengolahan untuk Kecamatan Tampan ini memiliki kekeruhan
yang tinggi akibat dari besarnya kandungan sedimen dalam air baku. Urutan
pengolahan yang terdiri dari dari ,prasedimentasi, koagulasi, flokulasi,
sedimentasi, saringan pasir cepat (filtrasi), desinfeksi, dan reservoar. Alternatif
pengolahan yang dilakukan berdasarkan karakteristik air baku Kecamatan
Tampan adalah:
1. Air Baku
Penentuan unit pengolahan air minum berdasarkan kualitas air baku
dibandingkan baku mutu air minum sehingga dapat ditentukan unit-unit
pengolahan yang harus digunakan untuk mendapatkan kualitas air sesuai dengan
tujuan pengolahan. Karakteristik kualitas air baku dan standar baku mutu air
minum (Peraturan menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 dapat
dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Pada perencanaan Kecamatan Tampan Karakteristik Kualitas Air Baku
dan Standar Baku Mutu Air Minum
Kandungan
No Parameter Satuan Standar Baku Keterangan
Air Baku (1)
Mutu (2)
1 Kekeruha NTU 5 Melebihi Standar
250
n
2 TDS Mg/l 1000 500 Melebihi Standar
3 Bakteri CFU/gr 500 0 Melebihi Standar
4 Warna TCU 150 15 Melebihi Standar
5 Fe Mg/l 3,1 0,3 Melebihi Standar
6 Mn Mg/l 2,4 0,4 Melebihi Standar
Sumber : (1) Data Tugas Besar TBPAM, 2017
(2) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
Berdasarkan Tabel 4.1 kualitas air baku semua parameter tidak memenuhi
standar baku mutu. Agar air baku dapat digunakan sebagai air minum perlu
dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Sehingga ditentukan unit unit yang
dibutuhkan untuk pengolahan air baku tersebut. Berikut adalah tabel 4.2 nilai
efisiensi removal tiap pengolahan.
Tabel 4.2 Efisiensi Removal Tiap Unit Pengolahan
Efisiensi Removal (%)
Unit Pengolahan Warn Bakter Mn
Kekeruhan TDS Fe
a i
Screen 0-51 - 0-51 - -
Prasedimentasi 65-80 1
80 1
- - -
Flash mix - Slow mix - 97 1
- 86-93 7
-
Sedimentation 80-99 2
- - 50-65 8
-
Roughing filter 75-922 801 942 975 -
Slow sand filter 90 3
- 75-85 1
-
Rapid sand filter 87-95 1
- 84-90 1
- 20-100 20-100

ADHANI NINDRI A
Ion Exchange (Zeolit) - - - -
Aerasi 15 1
- - - 47-70 22-30
Desinfeksi (Klorinasi) - - 78-100 5
- -
1
Sumber: Ir. Gogh Yudihanto, MSc, 2013
2
Nkwonta, O. 2009. Roughing Filter For Water Pre-Treatment
Technology In Developing Countries. International Journal of Physical
Sciences Vol.4
3
Visscher, J.T.Slow Sand Filtration for Community Water Supply,
planning design construction, operation and maintenance
4
Nkwonta, O. 2010. Total Dissolved Solids Removal In Wastewater Using
Roughing Filters. Chemical Science Journal, Volume 2010: CSJ-6
5
Sururi, R. M, Pharmawati, K. dan Parmanita. 2012. Penyisihan Bahan
Organik Alami Pada Air Permukaan dengan Ozonisasi – Filtrasi. Jurnal
Purifikasi. 14 (1): 1-8.
6
Ruliasih. 2001. Zeolit untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal
Teknologi Lingkungan. 2 (1): 1-10.
7
Puspitasari dan Hadi. 2014. Efektivitas Al 2(SO4)3 dan FeCl3 dalam
Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau dari
Parameter Kekeruhan dan Total Coli. Jurnal Teknik POMITS. 3 (2): 162-
166.
8
Metcalf and Eddy. 2003. Wastewater Engineering: Treatment and Reuse.
Fourth Edition. McGraw Hill Companies.

Berdasarkan kondisi eksisting karakterisrik air sungai yang akan dijadikan


air baku, maka Sungai Sibam membutuhkan pengolahan. Berikut adalah unit
pengolahan yang direncanakan untuk pengolahan air sungai Sibam di Kecamatan
Tampan.

Gambar 4.1 Alur Proses Pengolahan Air Baku

ADHANI NINDRI A
4.4.1 Alternatif Pengolahan I

Sreen (strainer) Aerasi


Kekeruhan (% removal = 0-5%) Kekeruhan (%removal =15%)
Sungai Intake In = 250 NTU In = 238 NTU
Out = 238 NTU
Bakteri (% removal = 0-5%)
Out = 202 NTU
In = 500 CFU/gr Fe (%removal = 47-70%)
Out = 475 CFU/gr In = 3,1 Mg/l
Out = 0,93 Mg/l
Mn (%removal = 22-30%)
In = 2,4 Mg/l
Out = 1,68 Mg/l

Sedimentasi Koagulasi-Flokulasi
Kekeruhan (% removal = 80-99%) TDS (% removal = 86-93%)
In = 41 NTU In = 1000 Mg/l
Out = 0,41 NTU Out = 70 Mg/l
TDS (% removal = 50-65%) Warna (% removal = 97%) Preklorinasi
In = 70 Mg/l In = 150 TCU
Out = 25 Mg/l Out = 4,5 TCU

Filtrasi (RSF)
Kekeruhan (% removal = 87-95%) Desinfeksi
In = 0,41 NTU Bakteri (% removal = 78-100%)
Out = 0,02 NTU In = 47,5 CFU/gr Reservoir
Bakteri (% removal = 84-90%) Out = 0 CFU/gr
In = 475 CFU/gr
Out = 47,5 CFU/gr
Fe (% removal = 100%)
In = 0,93 Mg/l
Out = 0 Mg/l
ADHANI NINDRI A Mn (% removal = 100%)
In = 1,68 Mg/l
Out = 0 Mg/l
Gambar 4.2 Alternatif I IPAM Kecamatan Tampan
Keuntungan:
1. Screen yang dipasang pada pipa suction berfungsi untuk proses screening
(penyaringan) pengotor atau sampah yang terdapat pada air sungai yang
akan diolah.
2. Aerasi menghilangkan rasa dan bau (yang disebabkan hidrogen sulfida &
komponen organik) dgn oksidasi/valatilisasi, mengoksidasi Fe dan Mn, transfer
O2 ke dalam air dan membebaskan volatil gas dari dalam air. Oksidasi Fe dapat
berjalan dengan baik pada pH 7,5 - 8 dalam waktu 15 menit. Endapan besi yang
terbentuk dapat dihilangkan dengan koagulasi dan filtrasi. Aerasi mampu
mengendapkan besi jika tidak ada zat organik jenis humic & fulvic acid (jika ada
zat tersebut akan membentuk senyawa kompleks dengan besi yang tidak dapat
mengendap secara sempurna setelah aerasi, dan biasanya ikatan kompleks ini
berwarna, selain itu memperlambat proses oksidasi). Bila air mengandung
mangan yang cukup tinggi, maka waktu kontak antara udara dengan air
membutuhkan waktu yang relatif lama, untuk mempercepat dapat dibantu dengan
menambah zat kimia tertentu seperti klorin.
3. Pre-Klorinasi Unit ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan besi
berlebih yang terdapat di dalam air baku. Unit ini berupa terjunan yang
terletak diantara bak penenang dan unit koagulasi agar pencampuran bahan
kimia (kaporit) dengan air baku berlangsung dengan baik.
4. Proses koagulasi flokulasi dapat digunakan untuk mengendapkan partikel
flokulen yang tidak dapat mengendap sendiri. Pada koagulasi dilakukan
pemberian koagulan dan pada flokulasi akan terbentuk flok-flok untuk
mempermudah pengendapan. Pada proses ini juga berlangsung penetralan
ion pada partikel.
5. Proses sedimentasi berguna untuk tempat mengendapnya flok-flok dari
proses koagulasi dan flokulasi.
6. Filtrasi (Saringan pasir cepat) dapat menyaring partikel-partikel yang
terlarut dalam air dapat sehingga menurunkan kekeruhan air.
7. Pemberian desinfektan pada akhir pengolahan dapat menghilangkan atau
membunuh bakteri patogen dalam air.

ADHANI NINDRI A
4.4.2 Alternatif Pengolahan II
Koagulasi-Flokulasi
TDS (% removal = 86-93%)
Sreen (strainer)
In = 1000 Mg/l
Kekeruhan (% removal = 0-5%)
Pre- Out = 70 Mg/l
Sungai Intake In = 250 NTU
Warna (% removal = 97%)
Out = 238 NTU Klorinasi In = 150 TCU
Bakteri (% removal = 0-5%)
Out = 4,5 TCU
In = 500 CFU/gr
Out = 475 CFU/gr

Desinfeksi Filtrasi (RSF)


Kekeruhan (% removal = 87-95%)
Sedimentasi
Bakteri (% removal = 78-100%) Kekeruhan (% removal = 80-
In = 47,5 CFU/gr In = 0,48 NTU
Reservoir Out = 0,024 NTU 99%)
Out = 0 CFU/gr In = 48 NTU
Bakteri (% removal = 84-90%)
In = 475 CFU/gr Out = 0,48 NTU
Out = 47,5 CFU/gr TDS (% removal = 50-65%)
Fe (% removal = 100%) In = 70 Mg/l
In = 3,1 Mg/l Out = 25 Mg/l
Out = 0 Mg/l
Mn (% removal = 100%)
In = 2,4 Mg/l
Out = 0 Mg/

ADHANI NINDRI A
ADHANI NINDRI A
Gambar 4.3 Alternatif II IPAM Kecamatan Tampan
Keuntungan:
1. Screen yang dipasang pada pipa suction berfungsi untuk proses screening
(penyaringan) pengotor atau sampah yang terdapat pada air sungai yang
akan diolah.
2. Proses koagulasi flokulasi dapat digunakan untuk mengendapkan partikel
flokulen yang tidak dapat mengendap sendiri. Pada koagulasi dilakukan
pemberian koagulan dan pada flokulasi akan terbentuk flok-flok untuk
mempermudah pengendapan. Pada proses ini juga berlangsung penetralan
ion pada partikel
3. Proses sedimentasi berguna untuk tempat mengendapnya flok-flok dari
proses koagulasi dan flokulasi.
4. Proses netralisasi dapat menetralkan pH di akhir pengolahan sehingga dapat
menghemat pemakaian bahan kimia
5. Filtrasi (saringan pasir cepat) dapat menyaring partikel-partikel yang terlarut
dalam air yang tidak terendapkan pada sedimentasi dapat sehingga
menurunkan kekeruhan air.
6. Pemberian desinfektan pada akhir pengolahan dapat
menghilangkan/membunuh bakteri patogen dalam air.

4.4.3 Altenatif yang terpilih


Alternatif terpilih adalah alternatif I karena pada pengolahan alternatif I
dapat mengolah air baku sungai Sibam yang memiliki parameter diatas baku
mutu. Terutama dalam penyisahan parameter kesadahan yang juga terdapat pada
air baku dari sungai Sibam. Berikut adalah tabel nilai efisiensi removal pada
alternatif I.

ADHANI NINDRI A
Tabel 4.2 Efisiensi Removal Alternatif I
Unit pengolahan
Kandungan Screen Aerasi Koagulasi - Flokulasi Sedimentasi
No Parameter Satuan
Air Baku
%
% Removal In Out % Removal In Out In Out % Removal In Out
Removal
1 Kekeruhan NTU 250 5 250 238 15 238 202 0 41 41 99 41 0,41
2 TDS Mg/l 1000 0 1000 1000 0 1000 1000 93 1000 70 65 70 24,5
3 Bakteri CFU/gr 500 5 500 475 0 475 475 0 475 475 0 475 475
4 Warna TCU 150 0 150 150 0 150 150 97 150 4,5 0 4,5 4,5
5 Fe Mg/l 3,1 0 3,1 3,1 70 3,1 0,93 0 0,93 0,93 0 0,93 0,93
6 Mn Mg/l 2,4 0 2,4 2,4 30 2,4 1,68 0 1,68 1,68 0 1,68 1,68

Tabel 4.3 Efisiensi Removal Alternatif I (Lanjtuan)


Unit Pengolahan Baku Mutu Ket

No Parameter Satuan Filtrasi Desinfkesi

% Removal In Out % Removal In Out

1 Kekeruhan NTU 95 0,41 0,02 0 0,02 0,02 5 Tidak Melebihi

2 TDS Mg/l 0 24,5 24,5 0 24,5 24,5 500 Tidak Melebihi

3 Bakteri CFU/gr 90 475 47,5 100 47,5 0 0 Tidak Melebihi

4 Warna TCU 0 4,5 4,5 0 4,5 4,5 15 Tidak Melebihi

5 Fe Mg/l 100 0,93 0 0 0 0 0,3 Tidak Melebihi


6 Mn Mg/l 100 1,68 0 0 0 0 0,4 Tidak Melebihi
Sumber: Hasil Perhitungan Tugas Besar PAM, 2019

ADHANI NINDRI A
ADHANI NINDRI A
.
1. Pre-Treatment
River intake merupakan intake yang digunakan untuk air permukaan
dimana kedalaman air berada diatas level tertentu. Sehingga dapat
memberikan jumalah air yang spesifik sesuai dengan ketinggian
maksimum dan minimum sesuai dengan elevasi dari permukaan air sungai.
Perbedaan level muka air ini dapat mengatasi permasalahan muka air pada
saat musim kemarau maupun musim hujan
Intake akan dilengkapi oleh :
1. Bar Screen
2. Saluran Intake
3. Pintu Air
4. Sistem Transmisi

2. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pendestabilisasian koloid dan partikel-partikel
tersuspensi di dalam air baku karena adanya pencampuran yang merata dengan
senyawa kimia tertentu (koagulan) melalui pengadukan cepat. Secara umum
koagulasi merupakan proses kimia dimana ion-ion yang muatannya berlawanan
dengan muatan koloid dimasukkan ke dalam air, sehingga meniadakan kestabilan
koloid. Jadi koagulasi adalah proses pembentukan koloid yang stabil menjadi
koloid menjadi koloid yang tidak stabil dan membentuk flok-flok dari gabungan
koloid berbeda yang muatan.
Kriteria desain unit koagulasi adalah sebagai berikut:
a. Gradien kecepatan (G) = 750-1000/s
b. Waktu detensi (td) = <60 s
c. Headloss = >30 cm
d. GT valve = 104-106

3. Flokulasi
Unit flokulasi merupakan unit pengadukan lambat setelah koagulasi, yang
berfungsi untuk mempercepat penggabungan partikel-partikel koloid sehingga
terbentuk partikel-partikel berukuran besar yang dengan mudah dan cepat
mengendap.

Kriteria Desain dari unit flokulasi hidrolis adalah sebagai berikut:


a. Gradien Kecepatan (G) = 10-100/s (Schulz & Okun, 1992)
b. Gt = 10000-100000 (Kawamura, 1991)
c. Waktu detensi (td) = 15-30 menit (Kawamura, 1991)

4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengolahan yang digunakan untuk
mengendapkan flok-flok yang terbentuk dari proses flokulasi. Menurut Kawamura
(1991), sedimentasi adalah suatu operasi yang dirancang untuk menghilangkan
sebagian padatan yang dapat mengendap secara gravitasi. Tujuan digunakannya
unit sedimentasi, yaitu untuk menghilangkan pasir atau kerikil halus, particulate-
matter, biological floc, chemical floc serta untuk pemekatan padatan dalam tangki
pemekat lumpur.

ADHANI NINDRI A
Proses sedimentasi dari suatu partikel yang berada di dalam air
dipengaruhioleh beberapa faktor, yaitu: ukuran partikel, bentuk partikel, berat
jenis/kecepatan partikel, viskositas cairan, konsentrasi partikel dalam suspense,
sifat-sifat partikeldalam suspensi.
Kriteria desain dari unit sedimentasi adalah sebagai berikut:
a. Surface loading (SL) = 3,8-7,5 m/jam (Kawamura, 1991)
b. Kecepatan di tube settler = Maksimal 0,15 m/menit(Kawamura, 1991)
c. Waktu tedensi (td) = 10-15 menit
d. Bilangan Reynold (NRe) = <2000
5. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air
limbah melewati suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan
diameter dan tebal tertentu. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-
bahan terlarut dan tidak terlarut (biological floc) yang masih tersisa setelah
pengolahan biologis.
6. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembubuhan bahan kimia (desinfektan) yang
bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air banyak mengandung
mikroorganisme, dimana ada sebagian mikroorganisme di dalam air yang dapat
menyebabkan penyakit. Secara biologis air minum harus bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit, karena mikroorganisme ini dapat
menyebabkan kematian pada balita dan terganggunya kesehatan manusia. Proses
pengolahan air telah 99% menghilangkan mikroorganisme, tetapi ada
kemungkinan masuknya beberapa mikroorganisme berbahaya ke dalam air setelah
proses pengolahan dilakukan.
Desinfektan terdiri dari 3 macam, yaitu:
a. Kimia, seperti kaporit, ozon dan gas klorin (Cl2)
b. Fisik dengan cara pendidihan
c. Mikrobiologis, dengan menggunakan media dengan bakteri di
dalamnya
Desinfektan yang bisa digunakan untuk pengolahan air minum
adalahklorin. Menurut Schulzdan Okunklorin terbagi menjadi 3 bentuk,
yaitu gas klorin, kalsium hipoklorit, Sodium Hipochlorit.
7. Reservoar
Reservoar digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran, untuk
mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat. Jenis pompa penyediaan air yang
banyak digunakan adalah jenis putar (pompa sentrifugal, pompa diffuser atau
pompa turbin untuk sumur dan pompa submersible untuk sumur dalam), pompa
jenis langkah positif (pompa torak, pompa tangan, pompa khusus meliputi pompa
vortex atau pompa kaskade, pompa gelembung udara atau air lift pump, pompa jet
dan pompa bilah). Efisiensi pompa umumnya antara 60-85%.
Berdasarkan hasil perhitungan mass balance unit pengolahan air minum
kecamatan Tampan, sudah sesuai dengan baku mutu yang berlaku yakni Peraturan
menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010. Berikut adalah tabel
perbandingan parameter kualitas air hasil olahan dengan baku mutu.

ADHANI NINDRI A
Tabel 4.4. Kualitas Air Olahan
Kualitas Air Keterangan
Parameter Satuan Hasil
Baku Mutu*
Olahan
Kekeruhan NTU 0,02 5 Tidak Melebihi
TDS mg/L 24,5 500 Tidak Melebihi
Bakteri CFU/gr 0 0 Tidak Melebihi
Warna TCU 4,5 15 Tidak Melebihi
Fe Mg/L 0 0,3 Tidak Melebihi
Mn mg/L 0 0,4 Tidak Melebihi
Sumber: Hasil Perhitungan Tugas Besar PAM, 2019
*PermenKes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
4. 1 Pra-Treatment
4.1.1 Barscreen
Sebelum air sungai masuk ke dalam pipa sadap air baku, air yang berasal
dari sungai melewati barscreen terlebih dahulu. Adapun barscreen
berfungsi agar sampah dan kotoran-kotoran lain tidak ikut masuk ke dalam
pipa sadap air baku. Data-data yang digunakan dalam merencanakan
barscreen adalah sebagai berikut:
 Qmd yang digunakan adalah Qmd pada akhir periode desain yaitu tahun
2037 = 1,3 m3/dt
 Kecepatan air melalui celah (v) = 1 m/dt
 Kemiringan bar terhadap dasar saluran = 60◦
 Lebar bar (w) = 10 mm = 0,01 m
 Tinggi bar = 1 m
 Jarak antar bar (sb) = 25 mm = 0,025 m
 Bentuk bar segiempat ujung tajam (β) = 2,42
 Kemiringan (slope) = 30◦
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Luas bukaan screen Q 1,3 /dt
(A) = = = 1,3 m2
V 1m/dt
Luas bukaan screen A 1,3 m2
saat bersih (a) = = =1,3 m
h 1m
Jumlah space antar a =
batang =
jarak antar batang 1,3 m x 1000 mm/m = 52 -
25 mm
Jumlah bar = Jumlah space antar batang – 1
= 52 – 1 = 51 -

Lebar total barscreen = (Jumlah space antar bar x 25 mm)


= (52 x 25 mm) + (51 x = 1810 mm
+ (Jumlah bar x 10 mm) m
10 mm) = 1,8 m

ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Kecepatan di saluran 3
Q 1,3 m /dt
= = = 0,72 m/dt
h saluran x lebar saluran 1m x 1 , 8 m
Headloss yang melalui
= 2.,42 x (
0,01 m 43
barscreen saat kondisi )
bersih 0,025 m
2 = 0,032 m
w 43 x (v antar batang) x (1 m/dt )2 m
=βx( ) x x sin
b 2g 2 x 9,81 m/ s
sin 60◦ 60◦

Pembersihan barscreen dilakukan secara mekanis dilakukam jika 50% luas bukaan screen sudah tertutupi
(clogging)
Luas bukaan screen = 50% x 1,3 m 2
saat clogging (A50) = 50% x A = 0,65 m2
Kecepatan antar Q
barscreen saat =
A 50 1,3 m2
= =2 m/dt
clogging 0,65 m2
Headloss yang
4 2 = 2,42 x (
0,01 m 43 x
melalui barscreen w x (vantarbatang) x )
=βx( )3 0,025 m
saat clogging b 2g = 0,126
sin 60◦ (2 m/dt )2 m
x sin 60◦
2 x 9.81 m/ s

Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019

4.1.2 Saluran Intake


Kriteria desain Pipa Intake (Al-Layla, 1978):
 V = 0,6 - 1,5 m/det, untuk mencegah sedimentasi pada saluran intake.
 Kecepatan aliran pada kedalaman minimum harus lebih besar dari 0,6
m/det.
Kecepatan aliran pada kedalaman maksimum harus lebih kecil dari
1,5m/det.
Kriteria Perencanaan
 Qmd = 1,3 m3/dt
 V rencana = (kriteria desaign 0,6 – 1,5) m/dt
= 1 m/dt

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Luas bukaan screen Q 1,3 /dt
(A) = = = 1,3 m2
V 1m/dt
D 4A 2
= 4 ×1,3 m
=
√ π √ 3,14 =1,20 m
= 48 inch
inch

Cek Kecepatan

ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
A 1 1 = 1,20
= π d2 = 3,14 × (1,20 m)2 m2
4 4
V Q 1,3 m3 /dt
= = =1 m/dt
A 1,20 m 2
Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019

4.1.3 Pintu Air


Kriteria desain
 Lebar pintu air, Lp < 3 m
 Kecepatan aliran, Vp < 1 m/det

Kriteria Perencanaan
 Q = 0,65 m3/dt
 Lebar pintu air, Lp =1m
 Kecepatan aliran, Vp = 0,72 m/det
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Tinggi bukaan 0,65 m ³/dt
pintu air, hf : Q = 0,72 m x 1 m
= = 0,9 m
Vp x Lp dt
Kehilangan tekan, =
HL Q 0,65 m³ /dt
= = 0,19 m
cm
2,746 x Hf 2 /3 x Lp 2,746 x (0,9m) ² x 1 m = 19 cm

Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019

4.2 Strainer
Strainer dalam pipa suction berfungsi untuk menyaring benda-benda yang
terkandung dalam air baku.
 Tipe: cylindrical strainer
 Kecepatan melalui lubang strainer = 0,15 m/dt
 D lubang strainer = 6 mm = 0,006 m

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Luas permukaan 1
= π d2
tiap strainer 4 =1/4 x 3,14 x ¿ = 2,83 x 10-3 m2

Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019

ADHANI NINDRI A
4.4 Aerasi
4.5 Koagulasi
Unit koagulasi yang digunakan pada instalasi pengolahan air minum ini adalah
koagulasi tipe hidrolis dengan menggunakan terjunan. Unit koagulasi ini
dilengkapi oleh saluran menuju bak koagulasi, bak koagulasi, bak pembubuh
koagulan, dan pompa pembubuh.

a. Bak Koagulasi
Kriteria Desain

Waktu Detensi Gradien Kecepatan


td (detik) G (detik-1)
20 1000
30 900
40 790
≥50 700

 Gradien Kecepatan, Gtd = 104 - 105 (det-1) (Reynolds, 1982)


 Waktu Detensi, td = 20 - 60 detik (Reynolds, 1982)
 Headloss, hL≥ 0,6 m (Kawamura, 1991)
 Ketinggian pencampuran, Hp ≥0,3 (Schulz&Okun, 1984)
 Bilangan Froud, Fr1 ≥ 2 (Schulz&Okun, 1984)
 Rasio Kedalaman, Y2/Y1 > 2,83 (Schulz&Okun, 1984)

Data Perencanaan :
 Jumlah bak, n = 2
 Q = 0,65 m³/dt /2 = 0,325 m³/dt
 Tinggi terjunan, H = 2 m
 Lebar terjunan, b = 1
 Lebar bak, w = 1 m
 Gradien, G = 1000/dtk
 Waktu detensi, td = 20 dtk

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


2
Headloss, HL : 1000
= dt )
( −4
G² x td x µ x 20 dt x 8,949 x 10 kg/m. dt
= =1,83 m
ρxg
9,81 m/dt ² x 997,7 kg /m ³
Bilangan (q /b)²
terjunan, D : = (0,325 m 3 /dt /(1 m)(1 m)) ²
gH ³ = = 13,45 x 10-4 -
(q /wb)² 9,81m/dt ² x( 2m)³
=
gH ³

ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Panjang terjunan,
= 4,3 x H x D0,27 = 4,3 x 2 m x (13,45 x 10-4)0,27 = 1,4 m
Ld
Kedalaman air di beberapa titik :
Kedalaman air di
= 0,54 x H x D0,425 = 0,54 x 2 m x (13,45 x 10-4)0,425 = 0,065 m
titik 1 , Y1
Kedalaman air di
= 1,66 x H x D0,27 = 1,66 x 1,5 m x (12,76 x 10-3)0,27 = 0,56 m
titik 2 , Y2
Kontrol Aliran
Kedalaman 2 / Y2
= = 0,56 m / 0,065 m = 8,6 -
kedalaman 1 Y1
Bilangan Froud , Y2 1
F = = { √ 1+ 8 F ²−1 } 1
Y1 2 =8,6 = { √ 1+ 8 F ²−1 } = 6,4 -
2

Panjang Untuk bilangan froud, L/Y2 = 6,11


loncatan, L F = 6,4, maka L/Y2 = 6,11
L= 6,11 x Y2 = 3,4 m

L = 6,11 x 0,56 m
Panjang bak
setelah loncatan,
Lb :

Asumsi ( td−t 1−t 2 ) x Q ( 20−2−2 ) dt x 0,325 m ³/dt


Waktu loncatan = = = 9,2 m
Y 2 xb 0,56 m x 1 m
hidrolis, t2 = 2
dtk
Waktu terjunan,
t1 = 2 dtk
Panjang bak unit
koagulasi, Lmin :
= Ld + L + Lb = 1,4 m + 3,4 m + 9,2 m = 14 m

Freeboard = 20 cm
Kedalaman bak - - = 60 cm m
= 0,6 m

Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019

b. Saluran Menuju Bak Koagulasi


Data Perencanaan :
 Saluran terbuat dari beton dengan nilai koefisien Manning, n = 0,013
 Lebar saluran, L = 30 cm
 Panjang saluran, p = 5 m

ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Tinggi muka air di
h= Y2 + HL - H = 0,56 m + 1,83 m – 2 m = 0,39 m
atas saluran, hsal :
Freeboard saluran = 20 cm
Kedalaman saluran, - - = 0,5 m
Hsal
Kecepatan pada Q 0,65 m³ / dt
saluran, Vsal = = = 5,5 m/dt
Hsal x L 0,39 m x 0,3 m
Jari-jari hidrolis, R Lx h 0,3 m x 0,39 m
= = = 0,1 m
L+ 2h 0,3 m+2(0,39 m)
Kemiringan
saluran, S : ¿
( Vsal x n
R2 /3 )
² ¿
( 5,50,1x 0,013 ) ²
2/3 = 0,11 -

Headloss pada = 0,55 m


=Sxp = 0,11 x 5 m cm
saluran, HL : = 55 cm
Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019

c. Bak Pembubuh Koagulan


Data Perencanaan :
 Debit Pengolahan, Q = 0,65 m3/det
 Koagulan yang akan digunakan adalah Al2(SO4)3
 Pembubuhan alum ke dalam bak pembubuh dilakukan 24 jam sekali.
 Jumlah bak pembubuh adalah 2 (1 operasional , 1 cadangan) dengan bentuk
silinder.
 Dosis alum = 30 mg/L
 Berat jenis ρAl = 2,71 kg/L
 Konsentrasi alum, CAl = 10%

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Kebutuhan alum, = 0,65 m³/dt x 30 mg/L
mAl : = Q x dosis alum 1685 Kg/hari
x 1000 L/m³
Debit alum, qal : mal 1685 kg/h ari
= 2,71 kg /L 621,7 L/hari
ρal
Volume alum tiap =621,7L
= Qal x td = 621,7 L/hari x 1 hari m³
pembubuhan, Val : = 0,62 m³
Volume pelarut, 1−Cal 1−0,1
x mal x 1685 kg /hari
Vair : = 0,1
= Cal x td x 1 hari = 15 m³
ρ air 997,7 kg /m³
Volume larutan, V
= Val + Vair = 0,62 m³ + 15 m³ = 15,62 m³

Dimensi bak pembubuh :


Diameter bak pembubuh, d = 2 m

ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Luas alas bak 1
= π d2 1
pembubuh, A : 4 = π (2 m)2
4 = 3,14 m²

Ketinggian bak V 15,62m ³


pembubuh, h : = == = 4,9 m
A 3,14 m²
Freeboard
= 20 cm

Sumber: Perhitungan data Tugas Besar PBPAM, 2019

d. Pompa Pembubuh Koagulan


Data Perencanaan :
 Jumlah pompa adalah 2 (1 operasional , 1 cadangan), sesuai jumlah bak
pembubuh koagulan..
 Efisiensi pompa, ŋ = 0,85
 Head pompa disediakan, H = 10 m
 Debit larutan alum, ql =15,62 m3/hari = 18,07 x 10-5 m3/det

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Massa jenis = 1
Larutan ρl 1 0,1 1−0,1
Cal 1−Cal + = 1108 kg/m ³
+ 2710 kg /m ³ 997,7 kg /m ³
ρ al ρal
3
Daya pompa, P : kg m −5 m
ρ x g x ql x H 1108 9,81 18,07 x 10 x 10 m
= = m3 x d t2 x dt = 23 watt
ŋ
0,85
Sumber: Perhitungan data Tugas Besar PBPAM, 2019

4.6 Flokulasi
Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat dengan tujuan mempercepat laju
tumbukan partikel. Pada IPAM ini flokulasi akan dilakukan dengan menggunakan
vertical baffle channel (around-the-end baffles channel).

Parameter Nilai Sumber


G x td 104 -105 Kawamura, 1991
Gradien Kecepatan (G) 10-60/det Kawamura, 1991
Banyak saluran minimal 6 buah Kawamura, 1991
Waktu detensi (Td) 20-30 menit Kawamura, 1991
Kedalaman air (H) 1m Kawamura, 1991
Tahap flokulasi minimal 2 tahap Kawamura, 1991

Koefisien gesekan, k 2 - 3.5 Bhargava&Ojha, 1993


Vbelokan minimal 0,25 m/det Kawamura, 1991

ADHANI NINDRI A
Jarak baffle minimal 0,75 m Kawamura, 1991
Headloss total flokulasi 0,3 -0,6 m Kawamura, 1991
antara

Data perencanaan:
 Sistem yang digunakan adalah baffle channel
 Untuk suhu air 25oC diketahui:
Viskositas kinematis (ν) = 0,893 x 10-6 m2/det
Viskositas absolut (μ) = 0,8949 x 10-4 kg/m.det
Densitas (ρ) = 997,7 kg/m3
 Debit (Qmax) = 0,65 m3/det
 Td total = 1200 det
 Menggunakan aliran vertikal
 Koefisien kekasaran (f) = 0,03
 Tinggi bak =1m
 Flokulasi dengan 3 kompartmen dengan:
Kompartmen I : G = 70/det, Td = 260 det
Kompartmen II : G = 34/det, Td = 340 det
Kompartmen III : G = 20/det, Td = 600 det
 Diameter pipa inlet = diameter pipa outlet koagulasi
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Kapasitas tiap bak,
q = Q/n = 0,65 m³ / 3 = 0,21 ³/
m dt

Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019

Kompartemen I
 Gradien kecepatan, G = 70/dtk
 Waktu detensi, td = 260 dtk
 Volume kompartemen, V1 :
V1 = q x td = 0,21 m /dtk x 260 dtk = 54,6 m³
 Viskositas absolut ( μ) = 0,8949 x 10-4 kg/m.det

 Direncanakan dimensi saluran :


- Lebar saluran, l1 = 0,65 m
- Lebar bak, L = 6,5 m
- Jumlah saluran, n = 6
- Lebar belokan, w = 0,2 m

Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan


Kedalaman bak, h : V 54,6 m ³
= = = 2,1 m
lxLxn 0,65 m x 6,5 m x 6
Headloss, H1 : 70 2
G² x td x µ =
( )
dt
x 260 dt x 0,8949 x 10−4
= kg
= 0,107 m
ρxg 997,7 3 9,81 m/dt ²
m x

ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Kecepatan di Q 0,21m ³ /dt
belokan, Vb : = = = 0,53 m/dt
wxh 0,2 m x 1,98 m
Kehilangan tekan Vb ² (0,53)²
di belokan, Hb =k x2n =3 x 2x 6 = 0,51 m
2g 2 x 9,81 m/dt ²
Kehilangan tekan
=Hl - Hb = 0,107
pada saat lurus, HL
Kecepatan pada 1
saat lurus, VL : = x
n ( 2hh+l
xl
) X( nHlxl )
2/3 1/2

ADHANI NINDRI A

Anda mungkin juga menyukai