ADHANI NINDRI A
Ion Exchange (Zeolit) - - - -
Aerasi 15 1
- - - 47-70 22-30
Desinfeksi (Klorinasi) - - 78-100 5
- -
1
Sumber: Ir. Gogh Yudihanto, MSc, 2013
2
Nkwonta, O. 2009. Roughing Filter For Water Pre-Treatment
Technology In Developing Countries. International Journal of Physical
Sciences Vol.4
3
Visscher, J.T.Slow Sand Filtration for Community Water Supply,
planning design construction, operation and maintenance
4
Nkwonta, O. 2010. Total Dissolved Solids Removal In Wastewater Using
Roughing Filters. Chemical Science Journal, Volume 2010: CSJ-6
5
Sururi, R. M, Pharmawati, K. dan Parmanita. 2012. Penyisihan Bahan
Organik Alami Pada Air Permukaan dengan Ozonisasi – Filtrasi. Jurnal
Purifikasi. 14 (1): 1-8.
6
Ruliasih. 2001. Zeolit untuk Mengurangi Kesadahan Air. Jurnal
Teknologi Lingkungan. 2 (1): 1-10.
7
Puspitasari dan Hadi. 2014. Efektivitas Al 2(SO4)3 dan FeCl3 dalam
Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau dari
Parameter Kekeruhan dan Total Coli. Jurnal Teknik POMITS. 3 (2): 162-
166.
8
Metcalf and Eddy. 2003. Wastewater Engineering: Treatment and Reuse.
Fourth Edition. McGraw Hill Companies.
ADHANI NINDRI A
4.4.1 Alternatif Pengolahan I
Sedimentasi Koagulasi-Flokulasi
Kekeruhan (% removal = 80-99%) TDS (% removal = 86-93%)
In = 41 NTU In = 1000 Mg/l
Out = 0,41 NTU Out = 70 Mg/l
TDS (% removal = 50-65%) Warna (% removal = 97%) Preklorinasi
In = 70 Mg/l In = 150 TCU
Out = 25 Mg/l Out = 4,5 TCU
Filtrasi (RSF)
Kekeruhan (% removal = 87-95%) Desinfeksi
In = 0,41 NTU Bakteri (% removal = 78-100%)
Out = 0,02 NTU In = 47,5 CFU/gr Reservoir
Bakteri (% removal = 84-90%) Out = 0 CFU/gr
In = 475 CFU/gr
Out = 47,5 CFU/gr
Fe (% removal = 100%)
In = 0,93 Mg/l
Out = 0 Mg/l
ADHANI NINDRI A Mn (% removal = 100%)
In = 1,68 Mg/l
Out = 0 Mg/l
Gambar 4.2 Alternatif I IPAM Kecamatan Tampan
Keuntungan:
1. Screen yang dipasang pada pipa suction berfungsi untuk proses screening
(penyaringan) pengotor atau sampah yang terdapat pada air sungai yang
akan diolah.
2. Aerasi menghilangkan rasa dan bau (yang disebabkan hidrogen sulfida &
komponen organik) dgn oksidasi/valatilisasi, mengoksidasi Fe dan Mn, transfer
O2 ke dalam air dan membebaskan volatil gas dari dalam air. Oksidasi Fe dapat
berjalan dengan baik pada pH 7,5 - 8 dalam waktu 15 menit. Endapan besi yang
terbentuk dapat dihilangkan dengan koagulasi dan filtrasi. Aerasi mampu
mengendapkan besi jika tidak ada zat organik jenis humic & fulvic acid (jika ada
zat tersebut akan membentuk senyawa kompleks dengan besi yang tidak dapat
mengendap secara sempurna setelah aerasi, dan biasanya ikatan kompleks ini
berwarna, selain itu memperlambat proses oksidasi). Bila air mengandung
mangan yang cukup tinggi, maka waktu kontak antara udara dengan air
membutuhkan waktu yang relatif lama, untuk mempercepat dapat dibantu dengan
menambah zat kimia tertentu seperti klorin.
3. Pre-Klorinasi Unit ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan besi
berlebih yang terdapat di dalam air baku. Unit ini berupa terjunan yang
terletak diantara bak penenang dan unit koagulasi agar pencampuran bahan
kimia (kaporit) dengan air baku berlangsung dengan baik.
4. Proses koagulasi flokulasi dapat digunakan untuk mengendapkan partikel
flokulen yang tidak dapat mengendap sendiri. Pada koagulasi dilakukan
pemberian koagulan dan pada flokulasi akan terbentuk flok-flok untuk
mempermudah pengendapan. Pada proses ini juga berlangsung penetralan
ion pada partikel.
5. Proses sedimentasi berguna untuk tempat mengendapnya flok-flok dari
proses koagulasi dan flokulasi.
6. Filtrasi (Saringan pasir cepat) dapat menyaring partikel-partikel yang
terlarut dalam air dapat sehingga menurunkan kekeruhan air.
7. Pemberian desinfektan pada akhir pengolahan dapat menghilangkan atau
membunuh bakteri patogen dalam air.
ADHANI NINDRI A
4.4.2 Alternatif Pengolahan II
Koagulasi-Flokulasi
TDS (% removal = 86-93%)
Sreen (strainer)
In = 1000 Mg/l
Kekeruhan (% removal = 0-5%)
Pre- Out = 70 Mg/l
Sungai Intake In = 250 NTU
Warna (% removal = 97%)
Out = 238 NTU Klorinasi In = 150 TCU
Bakteri (% removal = 0-5%)
Out = 4,5 TCU
In = 500 CFU/gr
Out = 475 CFU/gr
ADHANI NINDRI A
ADHANI NINDRI A
Gambar 4.3 Alternatif II IPAM Kecamatan Tampan
Keuntungan:
1. Screen yang dipasang pada pipa suction berfungsi untuk proses screening
(penyaringan) pengotor atau sampah yang terdapat pada air sungai yang
akan diolah.
2. Proses koagulasi flokulasi dapat digunakan untuk mengendapkan partikel
flokulen yang tidak dapat mengendap sendiri. Pada koagulasi dilakukan
pemberian koagulan dan pada flokulasi akan terbentuk flok-flok untuk
mempermudah pengendapan. Pada proses ini juga berlangsung penetralan
ion pada partikel
3. Proses sedimentasi berguna untuk tempat mengendapnya flok-flok dari
proses koagulasi dan flokulasi.
4. Proses netralisasi dapat menetralkan pH di akhir pengolahan sehingga dapat
menghemat pemakaian bahan kimia
5. Filtrasi (saringan pasir cepat) dapat menyaring partikel-partikel yang terlarut
dalam air yang tidak terendapkan pada sedimentasi dapat sehingga
menurunkan kekeruhan air.
6. Pemberian desinfektan pada akhir pengolahan dapat
menghilangkan/membunuh bakteri patogen dalam air.
ADHANI NINDRI A
Tabel 4.2 Efisiensi Removal Alternatif I
Unit pengolahan
Kandungan Screen Aerasi Koagulasi - Flokulasi Sedimentasi
No Parameter Satuan
Air Baku
%
% Removal In Out % Removal In Out In Out % Removal In Out
Removal
1 Kekeruhan NTU 250 5 250 238 15 238 202 0 41 41 99 41 0,41
2 TDS Mg/l 1000 0 1000 1000 0 1000 1000 93 1000 70 65 70 24,5
3 Bakteri CFU/gr 500 5 500 475 0 475 475 0 475 475 0 475 475
4 Warna TCU 150 0 150 150 0 150 150 97 150 4,5 0 4,5 4,5
5 Fe Mg/l 3,1 0 3,1 3,1 70 3,1 0,93 0 0,93 0,93 0 0,93 0,93
6 Mn Mg/l 2,4 0 2,4 2,4 30 2,4 1,68 0 1,68 1,68 0 1,68 1,68
ADHANI NINDRI A
ADHANI NINDRI A
.
1. Pre-Treatment
River intake merupakan intake yang digunakan untuk air permukaan
dimana kedalaman air berada diatas level tertentu. Sehingga dapat
memberikan jumalah air yang spesifik sesuai dengan ketinggian
maksimum dan minimum sesuai dengan elevasi dari permukaan air sungai.
Perbedaan level muka air ini dapat mengatasi permasalahan muka air pada
saat musim kemarau maupun musim hujan
Intake akan dilengkapi oleh :
1. Bar Screen
2. Saluran Intake
3. Pintu Air
4. Sistem Transmisi
2. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pendestabilisasian koloid dan partikel-partikel
tersuspensi di dalam air baku karena adanya pencampuran yang merata dengan
senyawa kimia tertentu (koagulan) melalui pengadukan cepat. Secara umum
koagulasi merupakan proses kimia dimana ion-ion yang muatannya berlawanan
dengan muatan koloid dimasukkan ke dalam air, sehingga meniadakan kestabilan
koloid. Jadi koagulasi adalah proses pembentukan koloid yang stabil menjadi
koloid menjadi koloid yang tidak stabil dan membentuk flok-flok dari gabungan
koloid berbeda yang muatan.
Kriteria desain unit koagulasi adalah sebagai berikut:
a. Gradien kecepatan (G) = 750-1000/s
b. Waktu detensi (td) = <60 s
c. Headloss = >30 cm
d. GT valve = 104-106
3. Flokulasi
Unit flokulasi merupakan unit pengadukan lambat setelah koagulasi, yang
berfungsi untuk mempercepat penggabungan partikel-partikel koloid sehingga
terbentuk partikel-partikel berukuran besar yang dengan mudah dan cepat
mengendap.
4. Sedimentasi
Sedimentasi adalah proses pengolahan yang digunakan untuk
mengendapkan flok-flok yang terbentuk dari proses flokulasi. Menurut Kawamura
(1991), sedimentasi adalah suatu operasi yang dirancang untuk menghilangkan
sebagian padatan yang dapat mengendap secara gravitasi. Tujuan digunakannya
unit sedimentasi, yaitu untuk menghilangkan pasir atau kerikil halus, particulate-
matter, biological floc, chemical floc serta untuk pemekatan padatan dalam tangki
pemekat lumpur.
ADHANI NINDRI A
Proses sedimentasi dari suatu partikel yang berada di dalam air
dipengaruhioleh beberapa faktor, yaitu: ukuran partikel, bentuk partikel, berat
jenis/kecepatan partikel, viskositas cairan, konsentrasi partikel dalam suspense,
sifat-sifat partikeldalam suspensi.
Kriteria desain dari unit sedimentasi adalah sebagai berikut:
a. Surface loading (SL) = 3,8-7,5 m/jam (Kawamura, 1991)
b. Kecepatan di tube settler = Maksimal 0,15 m/menit(Kawamura, 1991)
c. Waktu tedensi (td) = 10-15 menit
d. Bilangan Reynold (NRe) = <2000
5. Filtrasi
Proses filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air
limbah melewati suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan
diameter dan tebal tertentu. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-
bahan terlarut dan tidak terlarut (biological floc) yang masih tersisa setelah
pengolahan biologis.
6. Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembubuhan bahan kimia (desinfektan) yang
bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen. Air banyak mengandung
mikroorganisme, dimana ada sebagian mikroorganisme di dalam air yang dapat
menyebabkan penyakit. Secara biologis air minum harus bebas dari
mikroorganisme penyebab penyakit, karena mikroorganisme ini dapat
menyebabkan kematian pada balita dan terganggunya kesehatan manusia. Proses
pengolahan air telah 99% menghilangkan mikroorganisme, tetapi ada
kemungkinan masuknya beberapa mikroorganisme berbahaya ke dalam air setelah
proses pengolahan dilakukan.
Desinfektan terdiri dari 3 macam, yaitu:
a. Kimia, seperti kaporit, ozon dan gas klorin (Cl2)
b. Fisik dengan cara pendidihan
c. Mikrobiologis, dengan menggunakan media dengan bakteri di
dalamnya
Desinfektan yang bisa digunakan untuk pengolahan air minum
adalahklorin. Menurut Schulzdan Okunklorin terbagi menjadi 3 bentuk,
yaitu gas klorin, kalsium hipoklorit, Sodium Hipochlorit.
7. Reservoar
Reservoar digunakan pada sistem distribusi untuk meratakan aliran, untuk
mengatur tekanan, dan untuk keadaan darurat. Jenis pompa penyediaan air yang
banyak digunakan adalah jenis putar (pompa sentrifugal, pompa diffuser atau
pompa turbin untuk sumur dan pompa submersible untuk sumur dalam), pompa
jenis langkah positif (pompa torak, pompa tangan, pompa khusus meliputi pompa
vortex atau pompa kaskade, pompa gelembung udara atau air lift pump, pompa jet
dan pompa bilah). Efisiensi pompa umumnya antara 60-85%.
Berdasarkan hasil perhitungan mass balance unit pengolahan air minum
kecamatan Tampan, sudah sesuai dengan baku mutu yang berlaku yakni Peraturan
menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010. Berikut adalah tabel
perbandingan parameter kualitas air hasil olahan dengan baku mutu.
ADHANI NINDRI A
Tabel 4.4. Kualitas Air Olahan
Kualitas Air Keterangan
Parameter Satuan Hasil
Baku Mutu*
Olahan
Kekeruhan NTU 0,02 5 Tidak Melebihi
TDS mg/L 24,5 500 Tidak Melebihi
Bakteri CFU/gr 0 0 Tidak Melebihi
Warna TCU 4,5 15 Tidak Melebihi
Fe Mg/L 0 0,3 Tidak Melebihi
Mn mg/L 0 0,4 Tidak Melebihi
Sumber: Hasil Perhitungan Tugas Besar PAM, 2019
*PermenKes RI No.492/Menkes/Per/IV/2010
4. 1 Pra-Treatment
4.1.1 Barscreen
Sebelum air sungai masuk ke dalam pipa sadap air baku, air yang berasal
dari sungai melewati barscreen terlebih dahulu. Adapun barscreen
berfungsi agar sampah dan kotoran-kotoran lain tidak ikut masuk ke dalam
pipa sadap air baku. Data-data yang digunakan dalam merencanakan
barscreen adalah sebagai berikut:
Qmd yang digunakan adalah Qmd pada akhir periode desain yaitu tahun
2037 = 1,3 m3/dt
Kecepatan air melalui celah (v) = 1 m/dt
Kemiringan bar terhadap dasar saluran = 60◦
Lebar bar (w) = 10 mm = 0,01 m
Tinggi bar = 1 m
Jarak antar bar (sb) = 25 mm = 0,025 m
Bentuk bar segiempat ujung tajam (β) = 2,42
Kemiringan (slope) = 30◦
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Luas bukaan screen Q 1,3 /dt
(A) = = = 1,3 m2
V 1m/dt
Luas bukaan screen A 1,3 m2
saat bersih (a) = = =1,3 m
h 1m
Jumlah space antar a =
batang =
jarak antar batang 1,3 m x 1000 mm/m = 52 -
25 mm
Jumlah bar = Jumlah space antar batang – 1
= 52 – 1 = 51 -
ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Kecepatan di saluran 3
Q 1,3 m /dt
= = = 0,72 m/dt
h saluran x lebar saluran 1m x 1 , 8 m
Headloss yang melalui
= 2.,42 x (
0,01 m 43
barscreen saat kondisi )
bersih 0,025 m
2 = 0,032 m
w 43 x (v antar batang) x (1 m/dt )2 m
=βx( ) x x sin
b 2g 2 x 9,81 m/ s
sin 60◦ 60◦
Pembersihan barscreen dilakukan secara mekanis dilakukam jika 50% luas bukaan screen sudah tertutupi
(clogging)
Luas bukaan screen = 50% x 1,3 m 2
saat clogging (A50) = 50% x A = 0,65 m2
Kecepatan antar Q
barscreen saat =
A 50 1,3 m2
= =2 m/dt
clogging 0,65 m2
Headloss yang
4 2 = 2,42 x (
0,01 m 43 x
melalui barscreen w x (vantarbatang) x )
=βx( )3 0,025 m
saat clogging b 2g = 0,126
sin 60◦ (2 m/dt )2 m
x sin 60◦
2 x 9.81 m/ s
Cek Kecepatan
ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
A 1 1 = 1,20
= π d2 = 3,14 × (1,20 m)2 m2
4 4
V Q 1,3 m3 /dt
= = =1 m/dt
A 1,20 m 2
Sumber: Perhitungan Tugas Besar TPAM dan PBPAM, 2019
Kriteria Perencanaan
Q = 0,65 m3/dt
Lebar pintu air, Lp =1m
Kecepatan aliran, Vp = 0,72 m/det
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Tinggi bukaan 0,65 m ³/dt
pintu air, hf : Q = 0,72 m x 1 m
= = 0,9 m
Vp x Lp dt
Kehilangan tekan, =
HL Q 0,65 m³ /dt
= = 0,19 m
cm
2,746 x Hf 2 /3 x Lp 2,746 x (0,9m) ² x 1 m = 19 cm
4.2 Strainer
Strainer dalam pipa suction berfungsi untuk menyaring benda-benda yang
terkandung dalam air baku.
Tipe: cylindrical strainer
Kecepatan melalui lubang strainer = 0,15 m/dt
D lubang strainer = 6 mm = 0,006 m
ADHANI NINDRI A
4.4 Aerasi
4.5 Koagulasi
Unit koagulasi yang digunakan pada instalasi pengolahan air minum ini adalah
koagulasi tipe hidrolis dengan menggunakan terjunan. Unit koagulasi ini
dilengkapi oleh saluran menuju bak koagulasi, bak koagulasi, bak pembubuh
koagulan, dan pompa pembubuh.
a. Bak Koagulasi
Kriteria Desain
Data Perencanaan :
Jumlah bak, n = 2
Q = 0,65 m³/dt /2 = 0,325 m³/dt
Tinggi terjunan, H = 2 m
Lebar terjunan, b = 1
Lebar bak, w = 1 m
Gradien, G = 1000/dtk
Waktu detensi, td = 20 dtk
ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Panjang terjunan,
= 4,3 x H x D0,27 = 4,3 x 2 m x (13,45 x 10-4)0,27 = 1,4 m
Ld
Kedalaman air di beberapa titik :
Kedalaman air di
= 0,54 x H x D0,425 = 0,54 x 2 m x (13,45 x 10-4)0,425 = 0,065 m
titik 1 , Y1
Kedalaman air di
= 1,66 x H x D0,27 = 1,66 x 1,5 m x (12,76 x 10-3)0,27 = 0,56 m
titik 2 , Y2
Kontrol Aliran
Kedalaman 2 / Y2
= = 0,56 m / 0,065 m = 8,6 -
kedalaman 1 Y1
Bilangan Froud , Y2 1
F = = { √ 1+ 8 F ²−1 } 1
Y1 2 =8,6 = { √ 1+ 8 F ²−1 } = 6,4 -
2
L = 6,11 x 0,56 m
Panjang bak
setelah loncatan,
Lb :
Freeboard = 20 cm
Kedalaman bak - - = 60 cm m
= 0,6 m
ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Tinggi muka air di
h= Y2 + HL - H = 0,56 m + 1,83 m – 2 m = 0,39 m
atas saluran, hsal :
Freeboard saluran = 20 cm
Kedalaman saluran, - - = 0,5 m
Hsal
Kecepatan pada Q 0,65 m³ / dt
saluran, Vsal = = = 5,5 m/dt
Hsal x L 0,39 m x 0,3 m
Jari-jari hidrolis, R Lx h 0,3 m x 0,39 m
= = = 0,1 m
L+ 2h 0,3 m+2(0,39 m)
Kemiringan
saluran, S : ¿
( Vsal x n
R2 /3 )
² ¿
( 5,50,1x 0,013 ) ²
2/3 = 0,11 -
ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Luas alas bak 1
= π d2 1
pembubuh, A : 4 = π (2 m)2
4 = 3,14 m²
4.6 Flokulasi
Flokulasi adalah tahap pengadukan lambat dengan tujuan mempercepat laju
tumbukan partikel. Pada IPAM ini flokulasi akan dilakukan dengan menggunakan
vertical baffle channel (around-the-end baffles channel).
ADHANI NINDRI A
Jarak baffle minimal 0,75 m Kawamura, 1991
Headloss total flokulasi 0,3 -0,6 m Kawamura, 1991
antara
Data perencanaan:
Sistem yang digunakan adalah baffle channel
Untuk suhu air 25oC diketahui:
Viskositas kinematis (ν) = 0,893 x 10-6 m2/det
Viskositas absolut (μ) = 0,8949 x 10-4 kg/m.det
Densitas (ρ) = 997,7 kg/m3
Debit (Qmax) = 0,65 m3/det
Td total = 1200 det
Menggunakan aliran vertikal
Koefisien kekasaran (f) = 0,03
Tinggi bak =1m
Flokulasi dengan 3 kompartmen dengan:
Kompartmen I : G = 70/det, Td = 260 det
Kompartmen II : G = 34/det, Td = 340 det
Kompartmen III : G = 20/det, Td = 600 det
Diameter pipa inlet = diameter pipa outlet koagulasi
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Kapasitas tiap bak,
q = Q/n = 0,65 m³ / 3 = 0,21 ³/
m dt
Kompartemen I
Gradien kecepatan, G = 70/dtk
Waktu detensi, td = 260 dtk
Volume kompartemen, V1 :
V1 = q x td = 0,21 m /dtk x 260 dtk = 54,6 m³
Viskositas absolut ( μ) = 0,8949 x 10-4 kg/m.det
ADHANI NINDRI A
Parameter Rumus Perhitungan Hasil Satuan
Kecepatan di Q 0,21m ³ /dt
belokan, Vb : = = = 0,53 m/dt
wxh 0,2 m x 1,98 m
Kehilangan tekan Vb ² (0,53)²
di belokan, Hb =k x2n =3 x 2x 6 = 0,51 m
2g 2 x 9,81 m/dt ²
Kehilangan tekan
=Hl - Hb = 0,107
pada saat lurus, HL
Kecepatan pada 1
saat lurus, VL : = x
n ( 2hh+l
xl
) X( nHlxl )
2/3 1/2
ADHANI NINDRI A