Anda di halaman 1dari 7

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................……1


MIND MAPPING.........................................................................................2
PENJELASAN..............................................................................................3
A. Pengertian Prasangka..........................................................................3
B. Sebab-Sebab Timbulnya Prasangka...................................................3
C. Prasangka, Propaganda, Kompleks (Tekanan), dan Desas-Desus......4
D. Layanan Bk Mengurangi Prasangka...................................................6
PERTANYAAN............................................................................................7
YEL-YEL.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10
MIND MAPPING

A. Pengertian Pertumbuhan Fisik dan B. Kekhasan Pertumbuhan Fisik


Motorik Remaja dan Motorik Remaja
Pertumbuhan fisik adalah perubahan fisik 1. Perubahan Ukuran Tubuh
yang terjadi dan merupakan gejala primer 2. Perubahan Proporsi Tubuh
dalam pertumbuhan remaja. Perubahan- 3. Ciri Kelamin Primer
perubahan fisik meliputi, perubahan 4. Ciri Kelamin Sekunder
ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh,
dll.

PERTUMBUHAN FISIK DAN MOTORIK REMAJA

C. Permasalahan Berkaitan dengan D. Usaha-Usaha Konselor


Pertumbuhan Fisik Sekolah dalam Mengaktivasi
Pada masa remaja di tandai dengan Pertumbuhan Fisik dan
adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Motorik Remaja
Keadaaan fisik pada masa remaja di 1. Menjaga kesehatan badan
pandang sebagai suatu hal yang penting, 2. Memberikan makanan yang
baik.
PRASANGKA

A. Pengertian Prasangka
Menurut Taylor, Peplau, dan Sears (2012:213) prasangka adalah evaluasi
negatif atas suatu kelompok atau seseorang berdasarkan pada keanggotaan
orang itu dalam suatu kelompok. Prasangka didasarkan pada dimensi evaluatif
dan afektif, prasangka juga didasarkan pada pra-penelitian, yang sering kali
merefleksikan evaluasi yang dilakukan sebelum tahu banyak tentang
karakteristik seseorang. Prasangka tidak hanya muncul pada sikap terhadap
kelompok lain (out-group). Enthnocentrism (etnosentrisme) adalah keyakinan
bahwa in-group lebih unggul ketimbang semua out-group, dan juga dapat
mempengaruhi evaluasi dari anggota in-group.
Menurut Kartono (1981) menguraikan bahwa prasangka merupakan
penilaian yang terlampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang
terlampau cepat, sifatnya berat sebelah dan dibarengi tindakan yang
menyederhanakan suatu realitas.

B. Sebab-Sebab Timbulnya Prasangka


Menurut Mar’at (1981) proses pembentukan prasangka sosial dipengaruhi
beberapa faktor, yaitu:
1. Pengaruh kepribadian
Dalam perkembangan kepribadian seseorang akan terlihat pula
pembentukan prasangka sosial. Kepribadian otoriter mengarahkan
seseorang membentuk suatu konsep prasangka sosial, karena adanya
kecenderungan orang tersebut selalu merasa curiga, berfikir dogmatis, dan
berpola pada diri sendiri.
2. Pendidikan dan status
Semakin tinggi pendidikan seseorang dan semakin tinggi status yang
dimilikinya akan mempengaruhi cara berpikirnya dan akan meredusir
prasangka sosial.
3. Pengaruh pendidikan anak oleh orang tua
Dalam hal ini orang tua memiliki nilai-nilai tradisional yang dapat
dikatakan berperan sebagai family ideologi yang akan mempengaruhi
prasangka sosial.
4. Pengaruh kelompok
Kelompok memiliki norma dan nilai tersendiri dan akan
mempengaruhi pembentukan prasangka sosial pada kelompok tersebut.
Oleh karenanya norma kelompok yang memiliki fungsi otonom dan akan
banyak memberikan informasi secara realistis atau secara emosional yang
mempengaruhi sistem sikap individu.
5. Pengaruh politik dan ekonomi
Politik dan ekonomi sering mendominir pembentukan prasangka
sosial. Pengaruh politik dan ekonomi telah banyak memicu terjadinya
prasangka sosial terhadap kelompok lain misalnya kelompok minoritas.
6. Pengaruh komunikasi
Komunikasi juga memiliki peranan penting dalam memberikan
informasi yang baik dan komponen sikap akan banyak dipengaruhi oleh
media massa seperti televisi, radio, yang semuanya hal ini akan
mempengaruhi pembentukan prasangka sosial dalam diri seseorang.
7. Pengaruh hubungan sosial
Hubungan sosial merupakan suatu media dalam mengurangi atau
mempertinggi pembentukan prasangka sosial.

C. Prasangka, Propaganda, Kompleks (Tekanan), dan Desas-Desus


1. Prasangka
Menurut Ahmadi (2009:202) perubahan sikap mengenai prasangka
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Adanya pembatasan tentang situasi dari segi pre-conseption
(pandangan tertentu sebelumnya)
b. Sikap yang demikian itu bertahan dengan kuatnya, artinya sikap
tersebut berlangsung dalam waktu yang lama
c. Tinjauan terhadap objek sikap yang menjurus kearah yang negatif
artinya ke arah yang tidak menyenangkan
2. Propaganda
Menurut Ahmadi (2009:203) propaganda adalah alat untuk membuat
orang lain menjadi yakin akan kebenaran suatu cita-cita. Adapun maksud
utama dan propaganda ialah menarik perhatian dan mencari penganut
untuk menjadi pembela dan berjuang, agar cita-cita itu dapat tercapai.
Pada umumnya dalam lapangan propaganda kita bedakan menjadi:
a. Propaganda progressif, yaitu propaganda untuk mengganti kondisi-
kondisi dan ideologi yang sudah ada dengan ideologi yang baru.
b. Propaganda reaksioner, yaitu propaganda yang berwujud selalu
mencegah perkembangan sosial dan timbulnya ideologi baru, dengan
cara mengusahakan kembali ideologi lama.
c. Propaganda konservatif, yaitu propaganda yang bersifat status quo,
ialah selalu mempertahankan apa yang ada, jangan sampai berubah.
3. Kompleks (tekanan)
Menurut Ahmadi (2009:202) kompleks sebenarnya suatu aspek jiwa
yang tidak disadari, tetapi merupakan faktor yang penting untuk turut
menentukan sikap seseorang. Bedanya dengan sikap ialah bahwa sikap
pada umumnya selalu disadari, sedang kompleks ini terletak dibawah
kesadaran. Istilah kompleks ini pertama-tama dipakai oleh S. Freud ahli
ilmu jiwa dalam alirannya disebut psychoanalisis. Kompleks terdorong
biasanya turut menentukan sikap seseorang.
4. Desas-desus
Knapp (dalam Ahmadi, 2009:206) membagi desas-desus atas dasar
perasaan yang ditimbulkan oleh desas-desus tersebut, yaitu:
a. Desas-desus yang menimbulkan kemarahan. Misalnya adu domba
antara rakyat dengan pimpinan, desas-desus pemimpinan-pimpinan
kawin lagi, korupsi, dan lain-lain.
b. Desas-desus yang menimbulkan ketegangan/ketakutan. Misalnya
tentang timbulnya penyakit menular, kekuatan musuh, devaluasi nilai
uang dan lain-lain.
c. Desas-desus sebagai pencerminan dari keinginan. Misalnya dalam
saat-saat gaji tidak cukup, ada desas-desus gaji naik dan lain-lain.
Desas-desus sebagai gejala sosial mempunyai aspek yang banyak yaitu
bahwa sebagai gejala sosial desas-desus sudah mejalar/menyebar
(comunicable) dari suatu tempat ke tempat lain. Setiap orang ada
kecenderungan untuk menyampaikan berita ini kepada orang lain.

D. Layanan Bk Mengurangi Prasangka


Menurut Ahmadi (2009:200) usaha menghilangkan/mengurangi prasangka
ini dibedakan atas menjadi:
1. Usaha preventif. Ini berupa usaha jangan sampai orang (kelompok) terkena
prasangka. Menciptakan situasi atau suasana suasana yang tentram, damai,
jauh dari rasa permusuhan. Melainkan dalam arti berlapang dada dalam
bergaul dengan sesama manusia meskipun ada perbedaan. Perbedaan
bukan berarti bertentangan.
2. Usaha curatif. Usaha menyembuhkan orang yang sudah terkena
prasangka. Usaha di sini berupa usaha menyadarkan. Prasangka adalah hal
yang selalu merugikan tidak ada hal yang bersifat positif bagi kehidupan
bersama. Justru adanya prasangka itu pihak luar/pihak ketiga malahan
dapat menarik keuntungan, dengan jalan memperalat atau menimbulkan
suasana panas dan kacau dari golongan yang berprasanga terhadap
golongan yang diprasangkai demi keuntungan pihak ketiga.
DAFTAR ISI

Ahmadi, Abu. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Pt Rineka Cipta.


Kartono, Kartini. 1981. Psikologi Sosial Jilid 1. Bandung: Rajawali Press.
Mar’at. 1981. Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Taylor, Shelley E, Letitia Anne Peplau, Dan David O. Sears. 2012. Psikologi
Sosial. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai