Anda di halaman 1dari 378

profil anak indonesia

2018
ISSN
2089-3523

Ukuran Buku
17,6 cm x 25 cm

Jumlah Halaman
xxviii + 348 halaman

Naskah
Badan Pusat Statistik

Gambar Kulit
Badan Pusat Statistik

Diterbitkan oleh
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan,


mengkomunikasikan, dan/atau
menggandakan sebagian atau seluruh isi
buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin
tertulis dari Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA).

ii Profil Anak Indonesia 2018


TIM
PENYUSUN

Pengarah Penanggung Jawab

Prof. Dr. Yohana Susana Indra Gunawan, SKM, MA


Yembise Nurma Midayanti SSi, M.Enc.Sc
Dr. Suhariyanto Ir. Sri Indrayanti, MAP
Dr. Margo Yuwono
Dr. Adi Lumaksono

Editor Penulis

Dendi Romadhon, MSE Tri Windiarto, MSi


Dr. Indra Murty Surbakti, MA Al Huda Yusuf, MSi
Mariet Tetty Nuryetty, MA DR. Ambar Dwi Santoso
Wachyu Winarsih, MSi Setio Nugroho, MA
Awaludin Apriyanto, MSi Siti Latifah, MA
Hasnani Rangkuti, PHD Riyadi Solih, MSi
Rini Savitridina, MA Fera Hermawati, MSi
Tri Rosalina Budi Rahayu, SH Lukmi Ana Purbasari, SST
Indah Lukitasari, S.Si Anita Rahmawatiningsih, SST
Anugrah Pambudi Raharjo, S.Kom, M.Si

Profil Anak Indonesia 2018 iii


TIM
PENYUSUN

Pengolah Data Desain Cover


dan layout

Siti Latifah, MA Anita Rahmawatiningsih, SST


Riyadi Solih, MSi
Lukmi Ana Purbasari, SST
Fera Hermawati, MSi
Eko Sriyanto, S.Kom
Diah Ikawati, MAPS
Sapta Hastho Ponco, MStat
Puji Lestari, MSi
Raden Sinang, MSi
Heykal, SST
Linda Annisa, SST
Ferandya Yoedhiandito, SE
Diyah Priyatni Idhawati, SE
Agus Saryanto

Sekretariat

Lucia Yulianti
Nadhira Aulia Rachman

iv Profil Anak Indonesia 2018


KATA
SAMBUTAN

prof. dr. yohana susana yembise, dip. apling, ma

Secara umum buku profil anak tahun 2018 ini memberikan


gambaran terkait kondisi dan dimensi anak dalam berbagai aspek
pembangunan pada saat ini. Mengingat bahwa isu terkait anak
bersifat lintas sector atau crosscutting isue sehingga isu-isu
anak ada dan tersebar diberbagai sector baik Kementerian atau
Lembaga terkait yang menangani urusan anak. Melalui buku profil
ini diharapkan dapat menyajikan berbagai informasi dan data terkait
anak dan mengkompilasi yang tersebar diberbagai sector. Penyajian
buku ini secara garis besar terbagi dalam 5 kluster sesuai dengan
Konfensi Hak Anak yaitu : hal sipil dan kebebasan anak, lingkungan
keluarga dan pengasuhan alternative bagi anak, kesehatan dan
kesejahteraan dasar, Pendidikan pemanfatan waktu luang dan
kegiatan seni budaya, dan perlindungan khusus bagi anak.
Hakekat pembangunan pada prinsipnya menyangkut
keseluruhan berbagai bidang Pembangunan dengan melibatkan
semua pihak dan bagian yang terpenting adalah aspek manfaatnya
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, baik laki-laki,

Profil Anak Indonesia 2018 v


perempuan maupun Anak dan tidak ada boleh yang tertinggal atau
terdiskriminasikan. Hal ini penting, karena Anak merupakan investasi
dan generasi yang nantinya akan melanjutkan keberlangsungan
negara.
Untuk mencapai hal tersebut tentunya banyak aspek yang
harus dilakukan untuk menjamin keberlanjutan dan kelangsungan
dimaksud salah satunya dengan memberikan perlindungan secara
menyeluruh kepada Anak. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28B
ayat 2 mengamanatkan kepada negara bahwa negara berkewajiban
menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta hak atas perlindungan dari kekerasan, eksploitasi
dan diskriminasi. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak sebagai salah satu Kementerian yang diberikan
amanah untuk memberikan Perlindungan kepada Anak telah
mengeluarkan berbagai kebijakan terkait anak, ini diwujudkan salah
satunya dengan menerbitkan Undang-Undang No 23 Tahun 2002
tentang perlindungan anak sebagaimana yang telah diubah dengan
UU No. 35 tahun 2014 sebagai payung hukum dalam memberikan
perlindungan kepada anak .
Namun kita sadari dalam realitanya masih ditemukan beberapa
perlakuan yang kurang tepat serta kesenjangan-kesenjangan yang
dialami anak. Melalui buku profil ini diharapkan akan memberikan
referensi dan dasar kepada pemerintah dalam mengeluarkan
kebijakan serta bisa melakukan evaluasi atas program-program
dan kegiatan yang sudah dilaksanakan berdasarkan data dan fakta
yang ada dilapangan. Dengan harapan tepat sasaran dan dapat
memberikan aspek perlindungan dan pemenuhan hak anak secara
menyeluruh kepada anak.
Apresiasi dan penghargaan yang tinggi serta rasa terimakasih
saya sampaikan kepada Kepala Badan Pusat Statistik beserta jajaran
yang telah bermitra, bersinergri serta membantu Kementerian
Peberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam menyusun
buku profil anak tahun 2018. Semoga ke depan kerjasama ini akan
terus berlanjut.

Jakarta, November 2018


Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, Republik Indonesia

Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Dip. Apling, MA

vi Profil Anak Indonesia 2018


KATA
pengantar

dr. suhariyanto

Masa anak-anak merupakan masa yang penting dalam


kehidupan manusia. Pada masa ini mulai tumbuh rasa ingin tahu
yang tinggi terhadap sesuatu hal, baik yang dilihat maupun yang
didengar. Untuk itu, keberadaan anak Indonesia perlu mendapat
perhatian khusus baik dari keluarga, pemerintah, swasta maupun
masyarakat umum.

Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta


sebagai penerus generasi di masa mendatang. Sebagai penentu
sejarah bangsa sekaligus cermin sikap hidup bangsa pada masa
mendatang, anak perlu mendapat kesempatan seluas-luasnya
untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar baik secara rohani
maupun jasmani.

Profil Anak Indonesia 2018 vii


Pemenuhan hak-hak anak menjadi suatu hal yang mutlak
agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga
menghasilkan generasi penerus yang berkualitas. Untuk mengetahui
sejauh mana pemenuhan hak-hak anak di Indonesia, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) dan
Badan Pusat Statistik (BPS) bekerja sama menyusun publikasi Profil
Anak Indonesia setiap tahunnya.

Penerbitan buku ini bertujuan mendeskripsikan dan


menginformasikan kepada pemerintah yaitu kementerian/lembaga
dan berbagai institusi swasta dan masyarakat tentang kondisi anak
di Indonesia sekaligus sebagai masukan dalam rangka perencanaan
dan evaluasi atas pembangunan anak yang telah dan sedang
berlangsung. Kondisi anak di Indonesia yang disajikan dalam publikasi
ini meliputi beberapa dimensi yaitu demografi, lingkungan keluarga,
kesehatan dan kesejahteraan dasar, pendidikan, perlindungan anak
terhadap masalah hukum, serta anak yang bekerja.

Penghargaan dan ucapan terima kasih, kami sampaikan


kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
publikasi ini. Kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan
untuk penyempurnaan publikasi ini di masa mendatang.

Jakarta, November 2018


Kepala BPS RI

DR. Suhariyanto

viii Profil Anak Indonesia 2018


ringkasan
eksekutif

Profil Anak Indonesia 2018 menyajikan keadaan anak Indonesia


berusia 0-17 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan
bahwa 30,5 persen atau 79,6 juta jiwa penduduk Indonesia pada
tahun 2017 adalah anak-anak berusia 0-17 tahun. Ini artinya
hampir satu diantara tiga penduduk Indonesia adalah anak-anak.
Diprediksikan proporsi anak di Indonesia pada beberapa kurun
waktu ke depan juga tidak akan mengalami perubahan signifikan.

Profil Anak Indonesia 2018 ix


Terdapat hal yang menarik jika mengamati data penduduk
anak di Indonesia pada periode 2017-2025. Secara umum, jumlah
anak diproyeksikan akan mengalami tren menurun mulai tahun 2017
hingga tahun 2025. Informasi mengenai jumlah dan komposisi anak
di Indonesia ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menjamin
terpenuhinya hak dan perlindungan anak. Kemudian informasi ini
juga dibedakan menurut jenis kelamin, salah satu tujuannya adalah
untuk melihat sejauh mana kesenjangan pembangunan antar sektor
dilihat dari jenis kelamin anak. Rasio Jenis Kelamin (RJK) kelompok
usia 0-17 tahun sebesar 103,3; artinya dari setiap 100 penduduk
perempuan, terdapat sekitar 103 penduduk laki-laki. Jika dilihat
menurut usia tunggal, penduduk laki-laki lebih banyak daripada
penduduk perempuan pada semua usia.

Konvensi PBB tahun 1989 mengenai hak-hak anak,


mengharuskan semua anak untuk didaftarkan segera setelah
kelahiran dan harus mempunyai nama serta kewarganegaraan. Hasil
Susenas 2017 mencatat 83,33 persen anak Indonesia sudah memiliki
akta kelahiran dari Kantor Catatan Sipil. Anak-anak yang tinggal di
perkotaan kepemilikan akta kelahirannya lebih tinggi (88,51 persen)
dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di perdesaan (77,82
persen).

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang


pertama dan utama dimana sebagian besar dari kehidupan anak
dan pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak berasal dari
dalam keluarga, di mulai sejak anak usia 0-6 tahun yaitu dengan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang memberikan persiapan anak
menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat adalah
menghadapi masa sekolah kemudian sampai dengan usia dewasa.
Namun Setelah anak mendekati dewasa keluarga kadang dihadapi
dengan masalah pernikahan anak yang masih di bawah umur. Sesuai
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
pasal 26 ayat 1 huruf c menyebutkan bahwa orang tua berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya perkawinan pada
usia anak. Secara fakta masih cukup banyak anak yang menikah di

x Profil Anak Indonesia 2018


usia kurang dari 16 tahun yaitu sebesar 37,91 persen. Ada berbagai
dampak yang terjadi pada sebuah pernikahan yang dilakukan pada
usia anak terutama bagi anak perempuan yaitu: kehamilan dan
melahirkan dini di mana bayi yang dilahirkan premature dan stunting
(kerdil), resiko kematian pada ibu yang melahirkan pada usia yang
belum cukup usia, hilangnya kesempatan melanjutkan pendidikan
dan kesempatan mendapatkan pekerjaan, rentan akan perceraian.

Penolong persalinan tertinggi adalah bidan sebesar 62,56


persen dan dokter sebesar 30,00 persen. Di perkotaan penolong
persalinan oleh tenaga kesehatan cenderung lebih tinggi daripada
di perdesaan. Selama periode tahun 1991-2017 terlihat tren yang
menurun dari angka kematian neonatal, bayi, dan balita. Angka
kematian neonatal terendah adalah di tahun 2017 yaitu sebesar
15 anak per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi dan balita
terendah di tahun 2017 sebesar 24 anak dan 32 anak per 1.000 kelahiran
hidup. ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat
makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk
dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup
untuk menjaga pertumbuhan sampai umur 6 bulan. Sebesar 94,56
persen anak usia di bawah dua tahun (baduta) pernah diberi Air Susu
Ibu (ASI). Baduta yang masih diberi ASI sebesar 83,53 persen.

Gejala awal dari seseorang yang sakit adalah adanya gangguan


atau keluhan kesehatan yang terjadi pada dirinya. Tahun 2017 anak
usia 0-17 tahun yang mengalami keluhan kesehatan sebesar 28,56
persen. Sedangkan anak yang sakit atau yang dikenal dengan
morbiditas sebesar 15,86 persen.

Fenomena merokok tidak hanya terjadi pada orang dewasa


saja, tetapi juga sudah banyak terjadi pada anak-anak dan remaja.
Tahun 2017 terdapat 0,33 persen dari anak umur 5-17 tahun yang
merokok tembakau tidak setiap hari, sedangkan anak umur yang
merokok tembakau setiap hari dalam sebulan terakhir sebanyak
1,30 persen.

Pendidikan anak di Indonesia yang pertama kali dibahas


dalam publikasi ini berkaitan dengan partisipasi sekolah. Sebagian

Profil Anak Indonesia 2018 xi


besar anak usia 5-17 tahun berstatus masih bersekolah, yaitu
sebesar 83,32 persen. Secara umum, di setiap provinsi di Indonesia,
semakin tinggi kelompok usia maka semakin rendah persentase
anak yang bersekolah di provinsi tersebut. Pada tahun 2017,
pencapaian Angka Partisipasi Murni (APM) SD sebesar 97,19 persen,
APM SMP sebesar 78,40 persen, dan APM SM sebesar 69,31 persen.
Berdasarkan jenjang pendidikan, terlihat bahwa semakin tinggi
jenjang pendidikan, semakin rendah APM. Hal yang sama juga terjadi
pada Angka Partisipasi Kasar (APK). Kemudian berkaitan dengan
Program Indonesia Pintar (PIP), dari 100 anak usia 7-17 tahun di
Indonesia, ada sekitar 18 anak yang memperoleh PIP. Dari 100 anak
yang memperoleh PIP, sebanyak 74 anak di antaranya adalah anak
yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selanjutnya, berdasarkan
data Susenas 2017 ditemukan sebanyak 10,53 persen anak usia 5-17
tahun tidak bisa membaca dan menulis. Tingginya angka buta huruf
pada anak umur 5-17 tahun dikarenakan tingginya angka buta huruf
pada kelompok umur muda (5-6 tahun) yang mencapai sekitar 56
persen. Sementara itu, berkaitan dengan angka putus sekolah,
sebanyak 1,17 persen anak usia 7-17 tahun adalah anak putus
sekolah. Sebagian besar anak berumur 7-17 tahun yang tidak/belum
pernah bersekolah atau tidak bersekolah lagi dikarenakan alasan
ekonomi. Terakhir mengenai akses internet, sekitar 35,28 persen
anak di Indonesia berumur 7-17 tahun pernah mengakses internet
selama tiga bulan terakhir dengan tujuan paling banyak untuk
mengerjakan tugas sekolah dan sosial media. Sedangkan anak yang
mengakses internet pada kelompok umur 5-6 tahun mencapai 2,52
persen dengan tujuan paling banyak untuk hiburan.

Penyelesaian Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH)


melalui diversi selama kurun 2016-2017 telah mencapai angka
lebih dari 40 persen, dan dominan pada proses diversi kembali
ke orang tua. Meski demikian, masih tedapat sekitar 30 persen
penyelesaian ABH berakhir dengan putusan pidana penjara. Jumlah
anak pelaku tindak pidana yang menjadi tahanan atau narapidana di
seluruh Indonesia pada tahun 2017 mencapai sebanyak 3.479 anak.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.010 anak atau 29 persen masih

xii Profil Anak Indonesia 2018


berstatus sebagai tahanan dan sebanyak 2.469 anak atau 71 persen
telah berstatus narapidana atau anak didik. Baik tahanan anak
maupun narapidana anak pada tahun 2017 jumlahnya meningkat
dibanding tahun 2016. Sebagian besar narapidana anak dan tahanan
anak adalah laki-laki (97,84 persen).

Pada tahun 2017 persentase anak usia 10-17 tahun yang


bekerja mencapai sebanyak 7,23 persen. Angka tersebut lebih tinggi
dari tahun 2016 yang hanya 6,99 persen. Peningkatan ini tentunya
perlu menjadi perhatian karena dalam beberapa tahun sebelumnya
persentase anak yang bekerja pada kelompok usia ini mengalami
penurunan. Lebih dari separuh anak usia 10-17 tahun yang bekerja
berstatus masih bersekolah, yaitu sebesar 52,09 persen. Sementara
sebesar 46,89 persen berstatus tidak bersekolah lagi, dan 1,02
persen statusnya tidak/belum pernah sekolah. Di perdesaan, anak
yang bekerja di sektor pertanian mencapai 58,51 persen, sedangkan
di sektor jasa hanya sebesar 26,76 persen. Sebaliknya di perkotaan,
anak yang bekerja di sektor jasa mencapai 66,9 persen, sedangkan
di sektor pertanian hanya sebesar 10,76 persen.

Profil Anak Indonesia 2018 xiii


daftar isi
TIM PENYUSUN …………………………………………………………………………………………….................................................. iii

KATA SAMBUTAN …………………………………………………………………………………………................................................ v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………................................................... vii

RINGKASAN EKSEKUTIF ……………………………………………..........…………………………………................................ ix

DAFTAR ISI ……………..……………………………………………………………………………………...................................................... xv

DAFTAR TABEL …………….....………………………………………………………………………………............................................... xix


DAFTAR GAMBAR ……………..…………………………………………………………………………................................................ xxiii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………............................................ 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………........................................... 3

1.2 Tujuan ………………………………………………………........................................................................... 6

1.3 Sumber Data ………………………………………………………........................................................... 6

1.4 Sistematika Penyajian ………………………………………………………….................................... 7

BAB 2 STRUKTUR PENDUDUK USIA 0-17 TAHUN ……………....................................... 9

2.1 Jumlah dan Tren Penduduk Usia 0-17 Tahun ................................... 11

2.2 Rasio Jenis Kelamin ………………………………………………………........................................... 13

2.3 Komposisi Penduduk Usia 0-17 Tahun ……………………………………………............. 15

BAB 3 HAK SIPIL ANAK ……….............................................................……...................................... 19

3.1 Peraturan, Kebijakan, dan Program …………………....................……................. 21

3.2 Realisasi Kepemilikan Akta Kelahiran pada Anak …............................ 24

3.3 Capaian Provinsi dalam Realisasi Kepemilikan Akta


Kelahiran pada Anak ……….......................................………………………………………......... 27

Profil Anak Indonesia 2018 xv


BAB 4 LINGKUNGAN KELUARGA DAN _PERKAWINAN USIA ANAK ........ 29
4.1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ............................................................. 32
4.2 Indikator PAUD ......................................................................................................... 36

4.2.1 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD ........................................... 36

4.2.2 Angka Kesiapan Sekolah (AKS) ....................................................... 39

4.3 Perkawinan Usia Anak ........................................................................................ 40

4.4 Dampak Perkawinan Usia Anak .................................................................. 43

4.4.1 Dampak Buruk Perkawinan Usia Anak pada Bidang


_ Pendidikan ..................................................................................................... 44

4.4.2 Kehamilan dan Melahirkan Dini .................................................... 46

4,5 Kepesertaan Keluarga Berencana (KB) ................................................ 47

BAB 5 KESEHATAN DASAR DAN KESEJAHTERAAN ANAK ............................... 51

5.1 Penolong Persalinan ........................................................................................... 55

5.2 Kematian Neonatal, Bayi dan Balita ....................................................... 58

5.3 Air Susu Ibu (ASI) ................................................................................................... 61

5.4 Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ........................................................................... 66


5.5 Imunisasi ..................................................................................................................... 67
5.6 Kesehatan Anak .................................................................................................... 71

5.6.1 Berobat Jalan ............................................................................................ 73

5.6.2 Rawat Inap .................................................................................................. 78

5.7 Perilaku Merokok Anak ..................................................................................... 81

5.8 Berat Badan Saat Lahir .................................................................................... 83

5.9 Status Kepemilikan Rumah ........................................................................... 84

5.10 Akses Terhadap Air Layak ............................................................................ 86


5.11 Akses Terhadap Sanitasi Layak ................................................................. 87
5.12 Rumah Tangga Kumuh .................................................................................... 88

xvi Profil Anak Indonesia 2018


BAB 6 PENDIDIKAN ANAK ........................................................................................................ 91

6.1 Partisipasi Sekolah ................................................................................................ 94


6.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni
(APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK) ............................................ 98
6.2.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) .................................................. 98
6.2.2 Angka Partisipasi Murni (APM) ...................................................... 100
6.2.3 Angka Partisipasi Kasar (APK) ........................................................ 102
6.3 Program Indonesia Pintar ................................................................................ 104
6.4 Angka Buta Huruf .................................................................................................. 108
6.5 Putus sekolah ........................................................................................................... 110
6.5.1 Angka Putus Sekolah ........................................................................... 111
6.5.2 Alasan Tidak Bersekolah ................................................................... 113
6.6 Akses Internet .......................................................................................................... 114
BAB 7 PERLINDUNGAN KHUSUS ....................................................................................... 119
7.1 Upaya Perlindungan Anak di Indonesia .................................................. 121
7.2 Anak yang Berhadapan dengan Hukum ............................................... 123
7.2.1 Anak yang Berkonflik dengan Hukum ....................................... 124
7.2.2 Narapidana Anak ....................................................................................... 126
7.3 Pekerja Anak ............................................................................................................... 129
7.3.1 Anak Bekerja menurt Kelompok Usia, Jenis Kelamin,
dan Tipe Daerah ......................................................................................... 130
7.3.2 Anak Bekerja menurut Provinsi ...................................................... 133
7.3.3 Anak Bekerja menurut Pendidikan ............................................. 135
7.3.4 Anak Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan ....................... 137
7.3.5 Anak Bekerja menurut Status Pekerjaan ............................... 138
7.3.6 Anak Bekerja menurut Jam Kerja ................................................ 141
7.3.7 Anak Bekerja menurut Upah/Gaji/Pendapatan .............. 143

Profil Anak Indonesia 2018 xvii


DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 147
LAMPIRAN .................................................................................................................................................... 151

xviii Profil Anak Indonesia 2018


daftar tabel
Tabel 2.1 Proyeksi Penduduk Indonesia Usia 0-17 Tahun (Ribu), 2017-2025 .......... 12
Tabel 2.2 Penduduk Indonesia menurut Kelompok Usia, Jenis Kelamin, dan
Rasio Jenis Kelamin, 2017 ....................................................................................... 14
Tabel 2.3 Penduduk Indonesia Usia 0-17 Tahun (Ribu), 2017 ...................................... 16
Tabel 4.1 Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD
menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Usia, 2017 .............. 33
Tabel 4.2 Persentase Anak Usia 0-6 Tahun menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin
dan Jenis PAUD, 2017 .............................................................................................. 35
Tabel 4.3 Persentase Anak yang Bersekolah di Kelas 1 SD/sederajat yang Pernah
Mengikuti PAUD menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2017 ............. 40
Tabel 4.4 Persentase Anak Perempuan 10-17 Tahun menurut Tipe Daerah,
Status Perkawinan dan Pendidikan yang Ditamatkan, 2017 ...................... 45
Tabel 4.5 Persentase Anak Perempuan Pernah Kawin Usia 15-17 menurut Tipe
Daerah dan Usia saat Hamil Pertama, 2017 ................................................... 46
Tabel 4.6 Persentase Anak Perempuan Pernah Kawin Usia 15-17 Tahun menurut
Tipe Daerah dan Keikutsertaan Penggunaan Alat KB, 2017 ...................... 48
Tabel 5.1 Angka Kematian Balita di Negara ASEAN, 1990-2015 ................................... 61
Tabel 5.2 Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut Provinsi dan
Jenis Kelamin, 2017 .................................................................................................. 69
Tabel 5.3 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan
dan Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir menurut Tempat Berobat
Jalan dan Tipe Daerah, 2017 ................................................................................. 75

Profil Anak Indonesia 2018 xix


Tabel 5.4 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun menurut Jaminan Kesehatan yang
Dimiliki dan Tipe Daerah, 2017 ............................................................................ 76

Tabel 5.5 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Berobat Jalan dalam Sebulan
Terakhir Menurut Jenis Jaminan Kesehatan yang Digunakan dan Tipe
Daerah, 2017 .............................................................................................................. 77

Tabel 5.6 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan
dan Rawat Inap dalam Setahun Terakhir Menurut Jenis Fasilitas
Kesehatan dan Tipe Daerah, 2017 ....................................................................... 79

Tabel 5.7 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Jaminan Kesehatan yang Digunakan dan Tipe
Daerah, 2017 .............................................................................................................. 80

Tabel 5.8 Persentase Anak Usia 5-17 tahun Menurut Kebiasaan Merokok
Tembakau Sebulan Terakhir, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017........... 82

Tabel 5.9 Persentase Anak Usia 5-17 tahun Menurut Kebiasaan Merokok
Elektrik Sebulan Terakhir, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017 ............... 82

Tabel 5.10 Persentase Wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang pernah
Melahirkan dalam Dua Tahun Menurut Berat Badan Anak Terakhir
Waktu Dilahirkan dan Tipe Daerah, 2017 .......................................................... 84

Tabel 6.1 Persentase Anak Usia 5-17 Tahun menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin,
dan Partisipasi Sekolah, 2017 ............................................................................... 95

Tabel 6.2 Persentase Anak Usia 5-17 Tahun menurut Kelompok Usia dan
Partisipasi Sekolah, 2017 ........................................................................................ 97

Tabel 6.3 Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Memperoleh Program
Indonesia Pintar (PIP) menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2017 ... 106
Tabel 6.4 Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Memperoleh Program
Indonesia Pintar (PIP) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan
Kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP), 2017 ............................................. 107

xx Profil Anak Indonesia 2018


Tabel 6.5 Angka Buta Huruf Anak Usia 5-17 Tahun menurut Tipe Daerah, Jenis
109
Kelamin, dan Kelompok Usia Sekolah, 2017 ....................................................
Tabel 6.6 Angka Putus Sekolah Anak Usia 7-17 Tahun menurut Tipe Daerah,
112
Jenis Kelamin, dan Jenjang Pendidikan, 2017 ................................................
Tabel 6.7 Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Tidak/Belum Pernah
Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan, Tipe Daerah, dan
113
Jenis Kelamin di Indonesia, 2017 .........................................................................
Tabel 6.8 Persentase Anak Usia 5-17 Tahun yang Mengakses Internet selama
Tiga Bulan Terakhir menurut Tipe Daerah, Kelompok Usia, dan Jenis
115
Kelamin, 2017 .............................................................................................................
Tabel 7.1 Perkembangan Komposisi Hasil Pendampingan terhadap Anak
125
Berkonflik dengan Hukum (Persen), 2016-2017 ............................................
Tabel 7.2 Jumlah Narapidana dan Tahanan Menurut Kelompok Usia dan Jenis
127
Kelamin, 2016-2017 .................................................................................................
128
Tabel 7.3 Jumlah Narapidana Anak Menurut Statusnya, 2017 ......................................
Tabel 7.4 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Selama Sebulan, Anak Usia10-17
Tahun yang Bekerja menurut tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2016-
143
2107 ...............................................................................................................................

Profil Anak Indonesia 2018 xxi


daftar gambar
Gambar 3.1 Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran dari Kantor Catatan Sipil, 2017.. 24
Gambar 3.2 Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran menurut Jenis Kelamin, 2017..... 25
Gambar 3.3 Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran menurut Tipe Daerah, 2017 ...... 26
Gambar 3.4 Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Terendah di 5 Provinsi, 2017 ..... 27
Gambar 3.5 Persentase Anak yang Tidak Memiliki Akta Kelahiran, 2016 dan 2017 .... 28
Gambar 4.1 Persentase Anak Usia 5-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD
menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2017 ............................................... 34

Gambar 4.2 Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD Usia 3-6 Tahun menurut Tipe
Daerah dan Jenis Kelamin, 2017 ........................................................................... 37

Gambar 4.3 Partisipasi PAUD usia 3-6 tahun menurut Provinsi, 2017_.............................. 38

Gambar 4.4 Jumlah Wanita Kawin Usia 20-24 Tahun atau Pernah Kawin Sebelum
Berusia dibawah 15 Tahun (dalam ribuan) ....................................................... 42

Gambar 4.5 Persentase Anak Perempuan Usia 10-17 Tahun menurut Status
Perkawinan, 2017 ....................................................................................................... 43

Gambar 4.6 Persentase Anak Perempuan Usia 10-17 Tahun yang Berstatus Kawin
dan Cerai Menurut Umur Kawin Pertama, 2017 ............................................. 44

Gambar 5.1 Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) usia 15-49 Tahun yang
_ Melahirkan Hidup dalam Dua Tahun Terakhir menurut Penolong
Persalinan dan Tipe Daerah, 2017 ........................................................................ 56

Gambar 5.2 Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) usia 15-49 Tahun yang
Melahirkan Hidup dalam Dua Tahun Terakhir menurut Tempat
Melahirkan dan Tipe Daerah, 2017 .................................................................... 57

Profil Anak Indonesia 2018 xxiii


Gambar 5.3 Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian
Balita, 1991-2017 ....................................................................................................... 60

Gambar 5.4 Persentase Anak Usia di Bawah Dua Tahun (Baduta) yang Pernah
Diberi Air Susu Ibu menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017 ........ 62
Gambar 5.5 Persentase Anak Usia di Bawah Dua Tahun (Baduta) yang Masih Diberi
Air Susu Ibu menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017 ..................... 62

Gambar 5.6 Rata-rata lama pemberian Air Susu Ibu (dalam Bulan) pada Baduta
(Bayi 0-23 bulan) menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017............. 63
Gambar 5.7 Rata-rata lama pemberian Air Susu Ibu (dalam Bulan) pada Baduta
(Bayi 0-23 bulan) menurut Pemberian Makanan Pendamping dan Tipe
Daerah, 2017 .............................................................................................................. 64

Gambar 5.8 Persentase Bayi Usia 0-5 Bulan menurut Jenis Makanan/Minuman
yang Dikonsumsi dalam 24 Jam Terakhir, dan Tipe Daerah, 2017 ........... 65
Gambar 5.9 Persentase Bayi 0-5 bulan yang Diberi ASI Eksklusif (Tidak Diberi
Makanan/Minuman Tambahan dalam 24 Jam Terakhir) menurut Jenis
Kelamin dan Tipe Daerah, 2017 ............................................................................ 66

Gambar 5.10 Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) usia 15-49 Tahun yang
Melahirkan Anak Lahir Hidup Terakhir menurut Lama Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) dan Tipe Daerah, 2017 ........................................................................ 67

Gambar 5.11 Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut Jenis Kelamin
dan Tipe Daerah, 2017 ............................................................................................ 68

Gambar 5.12 Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut jenis
Imunisasi dan Tipe Daerah, 2017 ........................................................................ 70

Gambar 5.13 Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap menurut Jenis
Kelamin dan Tipe Daerah, 2017 .......................................................................... 71

Gambar 5.14 Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Memiliki Keluhan Kesehatan
dalam Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah,
2017 ............................................................................................................................. 72

xxiv Profil Anak Indonesia 2018


Gambar 5.15 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Sakit dalam Sebulan Terakhir
menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017 ............................................. 73

Gambar 5.16 Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan
dan Berobat Jalan dalam sebulan Terakhir Menurut Jenis Kelamin dan
Tipe Daerah, 2017 ..................................................................................................... 74

Gambar 5.17 Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017 ............................ 78

Gambar 5.18 Persentase Anak Usia 0-17 tahun Menurut Status Kepemilikan Rumah
Tempat Tinggal, dan Tipe Daerah, 2017 ............................................................ 85

Gambar 5.19 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Tinggal di Rumah dengan
Fasilitas Air Layak Menurut Tipe Daerah, 2017 ............................................. 86

Gambar 5.20 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Tinggal di Rumah dengan
Fasilitas Sanitasi Layak Menurut Tipe Daerah, 2017 ................................... 88

Gambar 5.21 Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Tinggal di Rumah Tangga
Kumuh menurut Tipe Daerah, 2017 .................................................................. 89

Gambar 6.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak Usia 7-17 Tahun menurut
Kelompok Usia dan Jenis Kelamin, 2017 ........................................................... 99

Gambar 6.2 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak Usia 7-17 Tahun menurut
Kelompok Usia dan Tipe Daerah, 2017 ............................................................... 100

Gambar 6.3 Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Jenjang Pendidikan dan
Jenis Kelamin, 2017 .................................................................................................... 101

Gambar 6.4 Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Jenjang Pendidikan dan
Tipe Daerah, 2017 ...................................................................................................... 102

Gambar 6.5 Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Jenjang Pendidikan dan
Jenis Kelamin, 2017 ................................................................................................... 103

Gambar 6.6 Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Jenjang Pendidikan dan
Tipe Daerah, 2017....................................................................................................... 104

Profil Anak Indonesia 2018 xxv


Gambar 6.7 Angka Putus Sekolah Anak Usia 7-17 Tahun menurut Tipe Daerah dan
Jenis Kelamin, 2017 ................................................................................................... 111

Gambar 6.8 Persentase Anak Usia 5-6 Tahun yang Mengakses Internet selama Tiga
Bulan Terakhir menurut Tujuan Mengakses Internet, 2017 ....................... 116

Gambar 6.9 Persentase Anak Usia-17 Tahun yang Mengakses Internet selama
Tiga Bulan Terakhir menurut Tujuan Mengakses Internet, 2017 ............. 116
Gambar 7.1 Perkembangan Jumlah Narapidana Anak Per Bulan, 2016 – 2017 ............ 128
Gambar 7.2 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun menurut Aktivitas Bekerja
2016-2017 ................................................................................................................................ 131

Gambar 7.3 Perkembangan Persentase Anak USIA 10-17 tahun yang Bekerja,
2012-2017 ................................................................................................................................ 131

Gambar 7.4 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Kelompok
Usia, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2017 ...................................................... 132

Gambar 7.5 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi,
2017 ................................................................................................................................ 134

Gambar 7.6 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Kelompok
Usia dan Provinsi, 2017 ............................................................................................ 135

Gambar 7.7 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Partisipasi
Sekolah, 2017 .............................................................................................................. 136

Gambar 7.8 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Pendidikan
Terakhir yang Ditamatkan dan tipe Daerah, 2017 ......................................... 137

Gambar 7.9 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Lapangan
Pekerjaan Utama, Jenis Kelamin, dan tipr Daerah, 2017 ............................. 138

Gambar 7.10 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Status
Pekerjaan Utama, Jenis Kelamin, dan tipe Daerah, 2017 ............................ 139

Gambar 7.11 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Sektor
Formal-Informal dan Kelompok Usia, 2017 ...................................................... 140

xxvi Profil Anak Indonesia 2018


Gambar 7.12 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Sektor
Formal-Informal, Jenis Kelamin, dan tipe Daerah, 2017 ............................... 141
Gambar 7.13 Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Jam Kerja
dan Kelompok Usia, 2017 ...................................................................................... 142

Gambar 7.14 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Anak Umur 10-17 Tahun Menurut


Provinsi (ribu rupiah), 2017 .................................................................................. 144

Profil Anak Indonesia 2018 xxvii


No. 23 Tahun 2002 sebagaimana diubah dengan UU No. 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2030, pemerintah berkomitmen mencapai target
Sustainable Development Goals atau SDG’s khususnya terkait
pembangunan anak. Bermacam strategi di tingkat nasional maupun
daerah telah disusun untuk mencapai target yang sudah ditentukan.
Target yang ingin dicapai diantaranya adalah penghapusan kemiskinan
anak; tidak ada lagi anak-anak kekurangan gizi dan meninggal karena
penyakit yang bisa diobati; menciptakan lingkungan yang ramah
terhadap anak; memenuhi kebutuhan pendidikan anak khususnya
pendidikan di usia dini; dan target lainnya. Nasib masa depan anak-
anak di Indonesia pada kurun waktu 13 tahun ke depan ditentukan
oleh sejauh mana strategi yang sudah disusun oleh pemerintah
dapat diimplementasikan secara berkesinambungan.
Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan bahwa 30,5
persen atau 79,6 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2017
adalah anak-anak berusia 0-17 tahun. Diprediksikan proporsi anak
di Indonesia pada beberapa kurun waktu ke depan juga tidak akan
mengalami perubahan signifikan. Ini artinya hampir satu diantara
tiga penduduk Indonesia adalah anak-anak.
Pemerintah menyadari pentingnya ketersediaan bermacam
indikator anak. Sebagai aset pembangunan, maka pemerintah perlu
berinvestasi secara intensif pada kesehatan dan kesejahteraan
anak-anak di Indonesia. Bagaimana dengan tumbuh kembang anak
terkait dengan kesehatan dan nutrisi yang diperlukan, pendidikan
dan kesejahteraan anak, lingkungan tempat anak tumbuh dan
berkembang dan faktor-faktor lainnya. Beberapa hal tersebut
merupakan penentu masa depan anak. Untuk itu sangat penting
mengetahui sejauh mana indikator-indikator tersebut mencapai
kemajuan atau belum. Dari indikator-indikator yang disajikan, kita
akan mendapatkan gambaran lebih akurat tentang kondisi anak
di masa sekarang dan membuka peluang yang lebih besar bagi
kemajuan bangsa Indonesia di masa akan datang.

Profil Anak Indonesia 2018 3


Pendahuluan

Profil Anak Indonesia tahun 2018 ini menggambarkan beberapa


dimensi pembangunan anak di Indonesia. Publikasi ini diharapkan
dapat melengkapi berbagai macam publikasi tentang anak
lainnya, sehingga pemerintah dan berbagai kementerian maupun
lembaga terkait dapat memberikan manfaat lebih optimal terhadap
pembangunan anak. Optimalisasi berbagai macam anggaran di
tiap-tiap kementerian maupun lembaga yang mempunyai program
pembangunan anak diharapkan mampu memberikan akselerasi
tercapainya berbagai macam target yang ada dalam SDG’s, utamanya
yang responsif anak.
Topik yang menjadi perhatian utama pemerintah dalam
beberapa tahun terakhir adalah tentang perlindungan anak.
Pemerintah menyadari akan pentingnya menjamin hak-hak anak
khususnya hak atas perlindungan dari segala bentuk kekerasan,
fisik, mental dan lainnya. Hal ini diwujudkan oleh pemerintah dalam
program unggulan Three Ends yang digagas oleh Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sejak tahun
2015 lalu, yaitu End Violence Against Women and Children (Akhiri
Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak); End Human Trafficking
(Akhiri Perdagangan Manusia), dan End Barriers To Economic
Justice (Akhiri Kesenjangan Ekonomi terhadap perempuan). Untuk
mengatasi ketiga isu penting tersebut, diperlukan kerjasama intensif
antar berbagai elemen masyarakat, baik itu pemerintah, organisasi
swasta, dan masyarakat sendiri. Selain itu, pemerintah juga telah
mencanangkan program Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Melalui
program tersebut, pemerintah mengintegrasikan komitmen dari
pemerintah, masyarakat, media dan dunia usaha dalam rangka
pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak.
Selain itu, salah satu masalah yang masih dihadapi oleh anak-
anak di Indonesia adalah kesenjangan yang terjadi pada berbagai
aspek, salah satunya adalah kesenjangan sosial. Pemerintah
sebagai pengemban amanat pembangunan bangsa sebagaimana
tertera dalam Undang-Undang Dasar 1945 berkewajiban menghapus
kesenjangan tersebut. Pemerintah sudah melakukan berbagai hal
untuk mengatasi masalah tersebut. Namun demikian, hingga saat
ini kesenjangan sosial masih dialami oleh sebagian anak-anak di
Indonesia. Data dan informasi tentang kesenjangan sosial ini bisa
diagregasikan menurut provinsi, jenis kelamin, umur, daerah tempat

4 Profil Anak Indonesia 2018


Pendahuluan

tinggal dan lainnya. Dengan agregasi tersebut diharapkan berbagai


macam kesenjangan yang ada antar anak di Indonesia dapat
dihilangkan.
Menurut catatan Bappenas, pada tahun 2010 ada 17 kementerian
dan lembaga yang bertanggung jawab dalam menjalankan program
perlindungan anak. Tiga kementerian yang paling besar tugasnya
adalah Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (KPP&PA), Kementerian Sosial, dan Kementerian Tenaga Kerja
dan Transmigrasi. Selain itu, ada juga berbagai program terkait
anak yang ada di Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Perumahan dan lain-lain.
Berbagai upaya pemerintah tersebut merupakan beberapa
langkah strategis yang dilakukan pemerintah sebagaimana tertuang
dalam Undang-Undang Dasar 1945 khususnya Pasal 28B Ayat (2).
Dalam pasal itu disebutkan bahwa negara berkewajiban untuk
menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang, serta hak atas perlindungan dari kekerasan,
eksploitasi dan diskriminasi. Selain itu, instrumen yang digunakan
adalah Undang-Undang, konvensi, peraturan menteri dan program-
program pemerintah lainnya yang saling bersinergi satu sama lain.
Diantaranya adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak yang diganti dengan Undang-undang Nomor 35
Tahun 2014 dan ratifikasi Konvensi Hak Anak (KHA) melalui Keputusan
Presiden Nomor 36 tahun 1990. Dari sisi hukum, terlihat keseriusan
pemerintah menangani pembangunan anak. Sisi legislasi adalah hal
yang tidak bisa dianggap remeh, karena peranannya juga sangat
krusial dalam mewujudkan cita-cita anak-anak di Indonesia.
Untuk itu, BPS menyambut baik keinginan Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP&PA) untuk
menyediakan data bagi berbagai pengguna data baik di lingkungan
KPP&PA maupun kementerian/lembaga lainnya dan institusi swasta
lainnya. Publikasi ini akan sangat berguna sebagai bahan evaluasi
atas pemenuhan hak-hak anak, serta untuk mengukur sejauh
mana pemerintah telah melakukan tugasnya atas pemenuhan hak
anak. Hal tersebut dapat terlihat dalam berbagai indikator yang
telah ditetapkan melalui KHA yang sebagian akan disajikan dalam
publikasi Profil Anak Indonesia 2018 ini.

Profil Anak Indonesia 2018 5


Pendahuluan

1.2. Tujuan
Data tidak serta merta bisa merubah nasib anak-anak di
Indonesia ke arah yang lebih baik dengan sendirinya, tetapi data
mampu membantu mewujudkan cita-cita tersebut. Dengan data, kita
dapat mengetahui apa saja keperluan dan kesulitan, menyediakan
segala macam yang dibutuhkan, serta memantau bagaimana
kemajuan yang telah diperoleh. Data memberikan informasi
yang krusial bagi pemerintah, khususnya di Indonesia. Dengan
menyediakan bermacam-macam fakta statistik tentang anak, akan
membantu pemerintah untuk mengkonstruksi apa saja program
yang mampu memperbaiki kualitas hidup anak-anak di Indonesia
khususnya.
Penerbitan publikasi ini bertujuan mendeskripsikan dan
menginformasikan kepada pemerintah yaitu kementerian/lembaga
dan berbagai institusi swasta dan masyarakat tentang kondisi anak
di Indonesia sekaligus sebagai masukan dalam rangka perencanaan
dan evaluasi atas pembangunan anak yang telah dan sedang
berlangsung. Kondisi anak di Indonesia yang disajikan dalam publikasi
ini meliputi beberapa dimensi yaitu demografi, lingkungan keluarga,
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan dasar, perlindungan anak
terhadap masalah sosial, hukum, kekerasan serta anak yang bekerja.
Metode-metode baru dalam pengumpulan dan penggunaan
data terkait anak akan membantu investasi sekaligus intervensi
program-program pembangunan terkait anak lebih tepat sasaran.
Sehingga berbagai program yang dirancang akan tepat menyasar
anak-anak yang sangat rentan dan sangat membutuhkan uluran
tangan pemerintah.

1.3. Sumber Data


Analisis yang disajikan dalam publikasi ini umumnya bersumber
dari data Susenas tahun 2017, sebagian dari data survei dan sensus
yang dilakukan oleh BPS, dan sebagian kecil dari luar BPS. Berikut
ini adalah kegiatan survei dan sensus yang menyuplai data dalam
publikasi Profil Anak Indonesia tahun 2018 :
a. Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor 2017;
b. Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015;

6 Profil Anak Indonesia 2018


Pendahuluan

c. Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), 2017;


d. Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045 Hasil SUPAS 2015;
e. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), 1991-2017;
f. Lembaga Pemasyarakatan Republik Indonesia.

1.4. Sistematika Penyajian


Buku ini disajikan dalam tujuh bab. Pemilihan bab dalam
publikasi Profil Anak Indonesia 2018 ini disesuaikan dengan lima
kelompok hak anak pada KHA yang telah diratifikasi pemerintah
Indonesia melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.36 tahun
1990 yaitu: hak sipil dan kebebasan; lingkungan keluarga dan
pengasuhan alternatif; kesehatan dan kesejahteraan dasar;
pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan seni budaya;
dan perlindungan khusus. Pengelompokan tentang isi KHA ke
dalam lima klaster dari delapan klaster yang ditentukan oleh
Komisi Hak Anak PBB dilakukan guna mempermudah pemahaman
publik serta penyusunan laporan implementasinya kepada PBB.
Dalam tiap klaster telah ditentukan indikator rinci, namun karena
ketersediaan data, tidak semua indikator yang ada dalam kelompok
tersebut dapat disajikan dalam buku ini. Selain itu, Menteri Negara
PP&PA mengeluarkan Permen No 12 Tahun 2011 tentang Indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak, yang di dalamnya disebutkan 5 klaster
yang sama dengan KHA, bahkan di dalamnya disebutkan indikator-
indikator terkait masing-masing klaster.
Bab pertama yaitu pendahuluan yang berisi latar belakang
penyusunan publikasi, tujuan, sumber data, dan sistematika
publikasi. Bab ke-dua berisi Struktur Penduduk 0-17 Tahun. Bab ke-
tiga berisi Hak Sipil dan Kebebasan. Bab ke-empat berisi Lingkungan
Keluarga, Pengasuhan Alternatif. Dan Perkawinan Anak. Bab ke-lima
berisi Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan. Bab ke-enam berisi
Pendidikan Anak. Terakhir Bab ke-tujuh berisi Perlindungan Khusus
yang meliputi Balita dan Anak telantar, Implementasi Penanganan
Perlindungan Anak, Perlindungan Khusus, Anak Bermasalah dengan
Hukum, dan Profil Anak yang Bekerja.

Profil Anak Indonesia 2018 7


USIA 0-17 TAHUN
BAB 2

struktur penduduk
usia 0-17 tahun
Pada tahun 2017, penduduk Indonesia yang berusia
0-17 tahun mencapai 79,6 juta jiwa atau sebesar 30,5
persen dari total penduduk. Secara umum, jumlah
penduduk 0-17 tahun diproyeksikan akan mengalami
tren menurun mulai tahun 2017 hingga tahun 2025.
Rasio Jenis Kelamin (RJK) kelompok usia 0-17 tahun
sebesar 103,3; artinya dari setiap 100 penduduk
perempuan, terdapat sekitar 103 penduduk laki-laki. .

2.1. Jumlah dan Tren Penduduk Usia 0-17 Tahun


Terdapat hal yang menarik jika mengamati data penduduk
anak di Indonesia pada periode 2017-2025 seperti terlihat pada
Tabel 2.1. Secara umum, jumlah penduduk 0-17 tahun diproyeksikan
akan mengalami tren menurun mulai tahun 2017 hingga tahun
2025. Terjadinya penurunan jumlah penduduk anak ini diasumsikan
sebagai akibat dari mulai menurunnya angka Total Fertility Rate
(TFR) Indonesia pada masa-masa yang akan datang. Penurunan TFR
merupakan salah satu target yang ingin dicapai Indonesia dalam
Sustainable Development Goals (SDG’s). Meningkatnya partisipasi
sekolah khususnya pada perempuan dan semakin tingginya
kesadaran akan kesetaraan gender adalah beberapa faktor yang
diduga menjadi penyebab turunnya TFR Indonesia di masa yang
akan datang.
Pada Tabel 2.1 terlihat penurunan populasi anak di beberapa
kelompok usia pada tahun-tahun tertentu, kemudian meningkat
pada tahun berikutnya. Misalnya, pada kelompok usia 0-4 tahun,
tren menurun dimulai sejak tahun 2018 hingga tahun 2023, kemudian
terjadi kenaikan hingga tahun 2025. Begitu pula pada kelompok
usia 5-9 tahun, penurunan jumlah penduduk pada kelompok ini

Profil Anak Indonesia 2018 11


Struktur Penduduk Usia 0-17 Tahun

terjadi pada tahun 2018 hingga tahun 2025, hanya pada tahun 2023
terjadi kenaikan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Pada
kelompok usia 10-14 tahun jumlah penduduk anak mengalami
penurunan dimulai sejak tahun 2018 hingga tahun 2025. Sedangkan
pada kelompok usia 15-17, jumlah penduduk anak mengalami
perkembangan yang fluktuatif, dan mulai mengalami penurunan
secara konsisten sejak tahun 2023. Tren peningkatan dan penurunan
penduduk usia 0-17 di masa yang akan datang harus diantisipasi oleh
pemerintah dengan merencanakan program-program yang tepat
agar perubahan komposisi penduduk 0-17 tahun ini bisa menjadi
pendukung jalannya pembangunan.

Tabel 2.1. Proyeksi Penduduk Indonesia usia 0-17 Tahun (Ribu), 2017-2025

Tahun
Kelompok
Usia 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
0-4 21 991 21 990 21 974 21 952 21 892 21 856 21 845 21 858 21 896
5-9 22 107 22 044 21 999 21 945 21 939 21 939 21 940 21 927 21 906
10-14 22 229 22 226 22 200 22 169 22 138 22 082 22 020 21 976 21 924
15-17 13 298 13 292 13 299 13 307 13 305 13 307 13 295 13 277 13 250
Jumlah 79 625 79 552 79 472 79 373 79 275 79 184 79 100 79 038 78 976

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015, BPS

Penurunan jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu


membawa implikasi perubahan kebijakan pada berbagai bidang. Di
sektor pendidikan misalnya, pemerintah harus mengukur kebutuhan
pada sektor ini. Menurut catatan Susenas, rata-rata lama sekolah
penduduk berusia 15 tahun keatas di Indonesia adalah sekitar 8
tahun. Ini artinya rata-rata penduduk Indonesia belum mampu
menyelesaikan pendidikan hingga tamat SMP, dengan asumsi
lama pendidikan dasar selama 6 tahun dan pendidikan menengah
pertama 3 tahun. Oleh karena itu, pemerintah harus merencanakan
kebutuhan setiap anak di Indonesia sehingga kebutuhan pendidikan
dapat dinikmati seluruh anak Indonesia. Selain itu peningkatan
kualitas pendidikan juga masih harus ditingkatkan. Dari komposisi

12 Profil Anak Indonesia 2018


BAB 2
Struktur Penduduk Usia 0-17 Tahun

anak menurut kelompok usia ini, pemerintah diharapkan mampu


merumuskan berbagai strategi kebijakan terkait anak.

2.2. Rasio Jenis Kelamin


Pembangunan di Indonesia mencakup banyak aspek.
Pembangunan yang berkesinambungan harus juga melibatkan
pembangunan pada anak. Membiarkan anak-anak tidak mendapatkan
apa yang mereka butuhkan sekarang untuk masa yang akan datang
artinya sama saja dengan mempertaruhkan masa depan bangsa
Indonesia di masa depan. Dengan mempersiapkan segala macam
kebutuhan anak pada masa sekarang, kita mempersiapkan bangsa
Indonesia untuk mampu bersaing di tataran global di masa yang
akan datang.
Informasi mengenai jumlah dan komposisi anak di Indonesia
merupakan informasi dasar penting untuk keperluan para
pengambil kebijakan, sektor usaha, serta lembaga masyarakat
lainnya khususnya yang ada di Indonesia. Informasi ini juga dapat
digunakan sebagai dasar untuk menjamin terpenuhinya hak dan
perlindungan anak pada level provinsi bahkan pada level kabupaten/
kota sehingga dapat tercapai Kabupaten/Kota Layak Anak. Dalam
ruang lingkup yang lebih luas, lembaga internasional juga dapat
menggunakan informasi jumlah dan komposisi anak di Indonesia
untuk menjalankan berbagai macam misi pembangunan terkait anak
di Indonesia. Pembangunan yang responsif di bidang pendidikan,
kesehatan, gizi, perlindungan hak anak dan bidang lainnya dapat
dimulai dari data jumlah anak di Indonesia terlebih dahulu. Melalui
jumlah dan komposisi anak tersebut, dapat diperkirakan besarnya
berbagai kebutuhan terkait anak.
Proporsi anak di Indonesia terhadap jumlah penduduk Indonesia
menunjukkan tren menurun dalam beberapa dekade terakhir.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk di Indonesia, pada Tahun 1990
proporsi anak Indonesia mencapai 43 persen dari total populasi, lalu
menjadi 37 persen pada tahun 2000, kemudian turun lagi menjadi
34 persen pada tahun 2010. Namun tidak demikian dengan angka
absolut, jumlah anak-anak di Indonesia selalu meningkat dalam
beberapa dekade terakhir. Pada tahun 2000 terdapat 74 juta jiwa,
sedangkan pada tahun 2010 mencapai 81,3 juta jiwa.

Profil Anak Indonesia 2018 13


Struktur Penduduk Usia 0-17 Tahun

Tabel 2.2. Penduduk Indonesia menurut Kelompok usia, Jenis Kelamin,


dan Rasio Jenis Kelamin, 2017

Laki-laki dan
Laki-laki Perempuan
Kelompok Perempuan Rasio Jenis
Usia Jumlah Jumlah Jumlah Kelamin (RJK)
% % %
(ribu) (ribu) (ribu)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

0-17 40 452 30,81 39 173 30,12 79 625 30,47 103,27


18+ 90 858 69,19 90 872 69,88 181 731 69,53 99,98
Jumlah 131 311 100,00 130 045 100,00 261 356 100,00 100,97

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015, BPS

Sebagaimana terlihat pada Tabel 2.2, pada tahun 2017


penduduk Indonesia yang berusia 0-17 tahun mencapai 79,6 juta
jiwa atau sebesar 30,5 persen dari total penduduk. Rasio Jenis
Kelamin (RJK) kelompok usia 0-17 tahun sebesar 103,3; artinya dari
setiap 100 penduduk perempuan, terdapat sekitar 103 penduduk
laki-laki. Sedangkan pada kelompok usia yang lebih tua, RJK pada
kelompok usia 18+ sebesar 99,98 yang artinya jumlah penduduk
laki-laki hampir sama dengan jumlah penduduk perempuan, yaitu
dari setiap 100 penduduk perempuan, terdapat 100 penduduk laki-
laki .
Salah satu cara mudah untuk melihat tercapai atau tidaknya
suatu target dalam pembangunan anak dapat dilihat melalui indikator
yang terbagi menurut jenis kelamin. Menurut jenis kelamin, jumlah
penduduk laki-laki berusia dibawah 18 tahun lebih banyak daripada
penduduk perempuan pada kelompok usia yang sama. Pada analisis
di bab-bab selanjutnya, pembedaan jenis kelamin adalah sangat
krusial. Salah satu tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana
kesenjangan pembangunan antar sektor dilihat dari jenis kelamin
anak. Selain itu, hal ini bermanfaat bagi para pengambil kebijakan
untuk mengambil kebijakan yang lebih tepat sasaran.
Dalam hal pendidikan misalnya, anak laki-laki dan perempuan
seharusnya mendapatkan hak-haknya untuk memperoleh pendidikan
seperti yang diamanahkan dalam undang-undang tanpa kecuali.
Dari sudut pandang kesehatan, tiap anak dibawah lima tahun

14 Profil Anak Indonesia 2018


BAB 2
Struktur Penduduk Usia 0-17 Tahun

(balita) seharusnya mendapatkan imunisasi, mendapatkan asupan


gizi yang cukup, mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai
dan lainnya terkait kebutuhan layanan kesehatan. Demikian juga
kebutuhan-kebutuhan lainnya dalam berbagai sudut pandang harus
memperhatikan kebutuhan anak menurut jenis kelaminnya. Inilah
pentingnya melakukan disagregasi penduduk menurut jenis kelamin.
Upaya-upaya tersebut dilakukan agar pada tahun 2030
diharapkan tidak ada anak Indonesia yang kelaparan dan kekurangan
gizi, tidak ada anak yang meninggal karena penyakit yang bisa
disembuhkan, tidak ada anak yang tidak memiliki akte kelahiran, tidak
ada anak yang tidak memperoleh pendidikan, adanya perlindungan
khusus kepada anak-anak dengan disabilitas, korban bencana,
perdagangan manusia dan lain lain. Hal tersebut tertuang di dalam
nawacita dan SDG’s yang sudah diintegrasikan dengan muatan lokal
khas Indonesia.

2.3. Komposisi Penduduk Usia 0-17 Tahun


Pada tahun 2016, Indonesia masih menempati penduduk ke-4
terbesar dunia menurut UN Population Division. Tiongkok adalah
negara dengan penduduk terbanyak, diikuti India dan Amerika
Serikat. Dari laman data UNICEF tercatat jumlah anak-anak di
Indonesia juga berada di urutan ke-4 terbanyak dunia pada tahun
2016. Jumlah anak terbanyak di dunia yang berusia kurang dari 18
tahun ada di India, yaitu sebesar 448,3 juta, kedua Tiongkok (295,1
juta) dan ketiga Nigeria (93,9 juta).
Pada periode 1990-2000, rata-rata angka pertumbuhan
penduduk di Indonesia adalah 1,4 persen per tahun. Sedangkan
pada periode 2015 hingga 2045, angka pertumbuhan penduduk di
Indonesia per tahun diproyeksikan 0,74. Hingga beberapa tahun ke
depan, jumlah penduduk di Indonesia akan bertambah hampir 3 juta
orang per tahun. Dengan pertambahan jumlah penduduk hampir 3
juta orang per tahun, artinya banyak hal yang harus dipersiapkan
oleh pemerintah. Pertambahan penduduk yang demikian besar
harus direspon dengan baik oleh pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun daerah.
Penduduk Indonesia menurut usia tunggal mulai dari 0 sampai
usia 17 tahun disajikan pada Tabel 2.3. Terlihat bahwa penduduk

Profil Anak Indonesia 2018 15


Struktur Penduduk Usia 0-17 Tahun

laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan pada semua


usia. Komposisi penduduk anak terbanyak adalah pada usia 10
sampai 14 tahun, dimana pada usia-usia tersebut adalah usia
pendidikan dasar. Jika dikaitkan dengan bidang pendidikan, antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus memiliki strategi
agar pendidikan dasar dapat dinikmati secara optimal oleh kelompok
usia tersebut. Sejak era otonomi daerah, kebijakan pemerintah
pusat bisa saja berbeda dengan pemerintah daerah. Dalam hal ini,

Tabel 2.3. Penduduk Indonesia usia 0-17 Tahun (Ribu), 2017

Laki-laki+
Usia Laki-laki Perempuan
Perempuan
(1) (2) (3) (4)

0 2 236 2 183 4 419


1 2 235 2 185 4 420
2 2 235 2 144 4 380
3 2 241 2 146 4 387
4 2 242 2 144 4 386
5 2 247 2 152 4 399
6 2 254 2 161 4 415
7 2 255 2 170 4 425
8 2 256 2 169 4 425
9 2 265 2 178 4 443
10 2 264 2 187 4 450
11 2 256 2 185 4 441
12 2 258 2 194 4 452
13 2 249 2 197 4 446
14 2 243 2 196 4 440
15 2 242 2 196 4 438
16 2 237 2 192 4 429
17 2 238 2 192 4 431
Jumlah 40 452 39 173 79 625
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015, BPS

16 Profil Anak Indonesia 2018


BAB 2
Struktur Penduduk Usia 0-17 Tahun

harus ada kesamaan bahasa antara pemerintah pusat dan daerah


untuk dapat menjalankan program pembangunan anak, sehingga
berbagai macam strategi yang direncanakan dapat tepat sasaran,
lebih berdayaguna dan berhasil guna.

Profil Anak Indonesia 2018 17


BAB 3

HAK SIPIL ANAK


Konvensi PBB tahun 1989 mengenai hak-hak anak,
mengharuskan semua anak untuk didaftarkan segera
setelah kelahiran dan harus mempunyai nama serta
kewarganegaraan. Hasil Susenas 2017 mencatat 83,33
persen anak Indonesia sudah memiliki akta kelahiran
dari Kantor Catatan Sipil. Anak-anak yang tinggal di
perkotaan kepemilikan akta kelahirannya lebih tinggi
(88,51 persen) dibandingkan dengan anak-anak yang
tinggal di perdesaan (77,82 persen).

3.1. Peraturan, Kebijakan, dan Program.


Dari sisi kehidupan berbangsa dan bernegara, anak merupakan
masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita bangsa, sehingga
negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, perlindungan dari
tindak kekerasan dan diskriminasi. Dari sisi perkembangan fisik dan
psikis manusia, anak masih merupakan pribadi yang lemah, belum
dewasa dan masih membutuhkan perlindungan.
Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang
tua karenanya berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak. Salah satu hak anak yang vital
wajib dipenuhi adalah masalah hak sipil anak. Ketidakjelasan hak
sipil anak akan berdampak tidak saja pada status warga negara serta
perlindungan terhadap anak tetapi juga pada hak dan kewajiban
anak yang bersangkutan dimasa yang akan datang.
Di Indonesia, akta kelahiran telah ditetapkan sebagai
syarat didalam memperoleh beragam pelayanan di masyarakat.
Termasuk didalamnya adalah pengurusan status kewarganegaraan,
administrasi kependudukan seperti KTP dan KK, keperluan
memasuki dunia pendidikan (TK sampai dengan perguruan tinggi),
pendaftaran pernikahan di KUA, melamar pekerjaan, pembuatan
paspor, mengurus hak ahli waris, mengurus asuransi, mengurus

Profil Anak Indonesia 2018 21


Hak sipil anak
Hak Sipil Anak

tunjangan keluarga, mengurus hak dana pensiun, melaksanakan


ibadah haji dan lain lain.
Bila peristiwa kelahiran tidak/belum tercatat dalam akta
kelahiran maka dampak terhadap anak juga tidak sedikit. Banyak
permasalahan yang terjadi berpangkal dari adanya manipulasi
(rekayasa) identitas anak. Semakin tidak jelas identitas seorang anak,
maka semakin mudah terjadi eksploitasi terhadap anak. Keberadaan
anak, baik nama maupun silsilah secara de jure dianggap tidak
ada, dan bahkan kewarganegaraannya tidak terlindungi. Termasuk
dalam dampak dari ketiadaan akta kelahiran adalah terjadinya
perdagangan bayi dan anak, serta eksploitasi terhadap tenaga kerja
dan kekerasan terhadap anak.
Konvensi PBB tahun 1989 mengenai hak-hak anak, dimana
Indonesia telah meratifikasi pada tahun 1990, mengharuskan kepada
semua anak untuk didaftarkan segera setelah kelahiran dan harus
mempunyai nama serta kewarganegaraan. Laporan ini menghimbau
agar semua negara melakukan pendaftaran kelahiran secara gratis
bagi semua anak. Dengan harapan, pendaftaran kelahiran secara
gratis ini, akan dapat meningkatkan pemenuhan hak identitas anak
dan meningkatkan kesadaran orang tua akan pentingnya pencatatan
kelahiran anak.
Selain ratifikasi konvensi PBB seperti tersebut diatas, Indonesia
juga telah menerapkan peraturan tentang hak-hak anak terkait
dengan akta kelahiran, pada Undang Undang Nomor 23 tahun 2002
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomer 35 tahun
2014 tentang perlindungan anak dan Undang Undang Nomor 23
tahun 2006 tentang administrasi kependudukan. Undang-undang
perlindungan anak menekankan bahwa akta kelahiran menjadi hak
anak dan tanggung jawab pemerintah sepenuhnya. Sementara
Undang-undang Administrasi kependudukan mengatur lebih
lanjut tentang pemberian akta kelahiran dan menekankan akan
pentingnya akta kelahiran dan menyebutkan bahwa setiap kelahiran
wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana (Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten/kota) pada tempat
terjadinya peristiwa kelahiran paling lambat 60 (enam puluh) hari
sejak kelahiran.

22 Profil Anak Indonesia 2018


BAB 3 Hak Sipil Anak

Pada tahun 2008 Kementerian Dalam Negeri, sebagai instansi


yang bertanggung jawab terhadap pemenuhan hak akta kelahiran,
telah mengeluarkan rencana strategis untuk mencapai target
kepemilikan akta kelahiran universal bagi seluruh anak di Indonesia.
Target rencana strategis tersebut, yang diharapkan dapat tercapai
pada tahun 2011, meliputi 16 program yang terdiri dari 11 program
utama dan 5 program pendukung, yaitu (1) melembagakan dan
memperkuat institusi; (2) mengeluarkan peraturan untuk menjamin
tercapainya akta kelahiran universal pada tahun 2011; (3) mendirikan
unit pendaftaran akta kelahiran di tingkat lokal; (4) membuat
prosedur pelayanan pengurusan akta kelahiran; (5) meningkatkan
kemampuan staf pengurusan akta kelahiran; (6) membangun basis
data kelahiran; (7) meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya
akta kelahiran; (8) mengadakan pendaftaran umum akta kelahiran; (9)
membebaskan biaya pengurusan akta nikah bagi penduduk muslim;
(10) membebaskan biaya pengurusan akta nikah bagi muslim dan
non muslim; (11) pengawasan, evaluasi, dan pelaporan program akta
kelahiran.
Sedangkan 5 (lima) program pendukung lainnya adalah (1)
mencarikan dukungan melalui parlemen; (2) membangun statistik
kelahiran di tingkat kabupaten/kota; (3) pemahaman statistik
kelahiran; (4) mengeluarkan KTP anak; dan (5) mempercepat
penentuan lokasi proyek percobaan untuk registrasi kelahiran.
Implementasi rencana strategis tersebut, berbeda antar satu daerah
dengan daerah lain, antara tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/
kota, dimana ada beberapa kabupaten/kota yang menggratiskan
biaya pengurusan akta kelahiran.
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menargetkan
sebanyak 95 persen anak yang berusia 0-18 tahun sudah memiliki
akta kelahiran pada tahun 2019 nanti Dimana target nasional
hanya di angka 85 persen. Sedangkan untuk tahun 2018 sendiri,
Kemendagri akan berupaya mencapai target kepemilikan akta
kelahiran sebanyak 82,5 persen. Untuk mencapai target tersebut
Ditjen Dukcapil Kemendagri telah mengadakan bimbangan tehnis
(Bimtek) untuk melakukan berbagai langkah strategis mulai dari
perencanaan, pelasanaan hingga pengawasan. Ditjen Dukcapil
Kemendagri dalam hal ini terus membina daerah untuk berusaha
seoptimal mungkin melayani masyarakat.

Profil Anak Indonesia 2018 23


Hak sipil anak
Hak Sipil Anak

Masih dalam pencapaian target kepemilikan akta kelahiran,


berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk memudahkan
dalam memperoleh akta kelahiran sebagai hak sipil anak, seperti
tertuang dalam Undang Undang nomor 24 tahun 2013 tentang
perubahan atas Undang Undang 23 tahun 2006 tentang administrasi
kependudukan. Sesuai dengan keputusan Mahkamah Konstitusi
tanggal 30 April 2013, bahwa laporan penerbitan akta kelahiran
yang pelaporannya melebihi batas waktu 1 (satu) tahun yang semula
memerlukan penetapan Pengadilan Negeri, diubah cukup dengan
Keputusan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota (UU No. 24 tahun 2013 pasal 32 ayat 1).

3.2. Realisasi Kepemilikan Akta kelahiran pada


Anak
Dalam hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun
2017, menujukkan masih rendahnya kepemilikan akta kelahiran anak
(Gambar 3.1). Hasil Susenas 2017 mencatat sekitar 62,19 persen
anak memiliki akta kelahiran dan dapat menunjukkannya. Masih ada

Gambar 3.1. Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran dari Kantor


Catatan Sipil, 2017

Tidak tahu
Tidak punya 0,28%
16,39%

Ya, ditunjukkan
62,19%

Ya, tidak dapat


ditunjukkan
21,14%

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

24 Profil Anak Indonesia 2018


BAB 3 Hak Sipil Anak

sekitar 21,14 persen yang mengaku memiliki akta kelahiran namun


tidak dapat menujukkannya. Lebih jauh, anak yang tidak memiliki
akta kelahiran ada sekitar 16,39 persen, bahkan ada sekitar 0,28
persen yang tidak tahu tentang akta kelahiran.
Hasil Susenas 2017 juga menyajikan realisasi kepemilikan akta
kelahiran anak menurut jenis kelamin. Seperti dapat dilihat pada
Gambar 3. 2, anak laki-laki yang memiliki akta kelahiran dan dapat
menunjukkannya sedikit lebih rendah dibanding anak perempuan
yaitu masing masing sebesar 61,9 persen untuk laki-laki dan 62,49
persen perempuan.

Gambar 3.2. Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran menurut


jenis kelamin, 2017

Tidak tahu 0,25


0,31

Tidak punya 16,07


16,70

Ya, tidak dapat ditunjukkan 21,18


21,10

Ya, dapat ditunjukkan 62,49


61,90

Perempuan Laki-laki
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Pola yang sama terjadi pada kepemilikan akta kelahiran yang


tidak bisa menujukkan keberadaannya. Persentase anak laki-
laki sedikit lebih rendah dibanding anak perempuan. Sementara,
persentase anak laki-laki, diantara anak yang tidak punya akta
kelahiran, justru sedikit lebih tinggi dibanding anak perempuan.
Karena alasan tertentu, informasi penyebab ketidakpunyaan
akta kelahiran tidak ditanyakan pada Susenas 2017. Namun demikian,
seperti halnya hasil Susenas 2016, pada pelaksanaan Susenas 2017
alasan ketidakpunyaan biaya diperkirakan masih menjadi penyebab

Profil Anak Indonesia 2018 25


Hak sipil anak
Hak Sipil Anak

utama ketidakpunyaan akta kelahiran baik pada anak laki-laki dan


anak perempuan. Dengan telah adanya biaya gratis pada setiap
pembuatan akta kelahiran, seperti yang diatur pada UU nomor 23
tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
nomor 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dan perubahan
UU nomor 24 tahun 2013 tentang akta kelahiran, maka penekanan
sosialisasi kepada orang tua terutama yang tinggal pada wilayah
dan akses yang sulit, menjadi sangat penting untuk dilaksanakan.
Selain sosialisasi, pemberian reward bagi orang tua yang akan
mendaftarkan anaknya yang lahir untuk dibuatkan akta kelahiran
mungkin bukan hal yang tabu untuk dilakukan.
Realisasi kepemilikan akta kelahiran menurut tipe daerah
tempat tinggal dapat dilihat pada Gambar 3.3. Kepemilikan akta
kelahiran di antara anak di daerah pedesaan, baik yang dapat
menunjukkan atau tidak dapat menunjukkan keberadaannya,
lebih rendah dibanding daerah perkotaan. Stereotype rendahnya

Gambar 3.3. Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran Menurut


tipe daerah, 2017

63,78
60,50

24,73
17,32 21,88
11,21

0,21 0,29
Ya, dapat
ditunjukkan Ya, tidak
dapat Tidak punya
Tidak tahu
ditunjukkan

Perkotaan Perdesaan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

26 Profil Anak Indonesia 2018


BAB 3Hak Sipil Anak

kepemilikan akta kelahiran di perdesaan, diperkuat dengan fakta


yang menujukkan bahwa anak yang tidak memiliki akta kelahiran di
daerah pedesaan lebih banyak di banding anak di daerah perkotaan.
Persentase anak yang tidak memiliki akta kelahiran tercatat sebesar
21,88 persen dan 11,21 persen masing-masing untuk wilayah
perdesaan dan wilayah perkotaan.

3.3. Capaian Provinsi dalam Realisasi Kepemilikan


Akta Kelahiran pada Anak
Gambar 3.4, menyajikan persentase kepemilikan akta kelahiran
terendah di 5 provinsi. Provinsi Papua, tercatat sebagai provinsi yang
kepemilikan akta kelahiran terendah yaitu sebesar 44,50 persen.
Ini artinya, satu dari dua anak di Papua masih belum memiliki akta
kelahiran. Bisa jadi sulitnya geografis serta kurangnya sosialisasi
akan pentingnya akta kelahiran bagi anak berpengaruh terhadap
rendahnya kepemilikan akta kelahiran di wilayah Papua. Selanjutnya
provinsi yang juga mempunyai persentase tingkat kepemilikan akta
kelahirannya yang rendah adalah Nusa Tenggara Timur sebesar
56,64 persen.
Realisasi perkembangan anak yang tidak memiliki akta

Gambar 3.4. Persentase Kepemilikan Akta Kelahiran terendah


di 5 provinsi, 2017

Sumaterai Utara 53,41 18,37 27,9 0,31

Sulawesi Tengah 51,02 20,5 28,18 0,31

Papua Barat 42,76 27,89 28,45 0,91

Nusa Tenggara Timur 39,38 17,26 43,11 0,24

Papua 20,67 23,83 54,28 1,22

Ya, dapat ditunjukkan Ya, tidak dapat ditunjukkan Tidak Punya Tidak tahu

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 27


Hak sipil anak
Hak Sipil Anak

kelahiran menurut provinsi dalam dua tahun terakhir (2016 dan


2017) disajikan pada Gambar 3.5. Seperti terlihat dalam Gambar
3.5, lima provinsi dengan kepemilikan akta kelahiran terendah
telah berhasil mengalami penurunan dibawah 5 persen. Sulawesi
Tengah, misalnya,mengalami penurunan yang paling besar diantara
4 provinsi lainnya. Persentase anak yang tidak memiliki akta
kelahiran di provinsi tersebut menurun dari 32,53 persen pada tahun
2016 menjadi 28,18 persen pada tahun 2017 atau turun sebesar 4,35
persen. Kedua Papua turun sebesar 3,58 persen dan sisanya hanya

Gambar 3.5. Persentase Anak yang tidak Memiliki Akta Kelahiran,


2016 dan 2017
57,85
54,28
46,06
43,11

32,53
29,56 27,9 28,18 29,58 28,45

Sumatera Utara Sulawesi Tengah Papua Barat Nusa Tenggara Papua


Timur

2016 2017

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 BPS

28 Profil Anak Indonesia 2018


LINGKUNGAN KELUARGA dAN
PERKAWINAN USIA ANAK
UU No. 1 tahun 1974
tentang Perkawinan
BAB 4

LINGKUNGAN KELUARGA DAN


PERKAWINAN USIA ANAK
Pendidikan dan bimbingan anak di peroleh dari dalam
lingkungan keluarga sejak usia 0-6 tahun. Dimulai dari
sekolah PAUD yang paling banyak diikuti adalah Taman
Kanak-kanak (TK) sebesar 60,66 persen. Selanjutnya
meningkat ke jenjang Sekolah Dasar (SD/sederajat)
dimana 7 dari 10 anak yang duduk di kelas 1 SD pada
tahun 2017 sudah memiliki kesiapan untuk mengikuti
jenjang pendidikan SD. Fenomena selanjutnya bagaimana
keluarga membina anak-anaknya untuk tidak melakukan
perkawinan di usia mudanya. Pada tahun 2017 sekitar 0,79
persen anak perempuan usia 10-17 tahun di Indonesia sudah
melakukan perkawinan. Tercatat 7 dari 20 anak perempuan
yang berstatus kawin dan cerai pernah mengalami
kehamilan yang pertama sebelum berusia 15 tahun,

Pada tanggal 20 November 1989, PBB mengesahkan


Konvensi Hak-hak Anak (Convention On The Rights of The Child)
untuk memberikan perlindungan terhadap anak dan menegakkan
hak-hak anak di seluruh dunia yang terdiri dari 8 kluster. Salah
satu diantaranya adalah “Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan
Alternatif”. Dalam Konvensi Hak-hak Anak (KHA) diakui bahwa anak,
untuk perkembangan kepribadiannya secara sepenuhnya dan serasi,
harus tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarganya dalam
suasana kebahagiaan, cinta dan pengertian.
Keluarga merupakan lingkungan yang utama dan pertama,
karena sebagian besar dari kehidupan anak diperoleh dari dalam
keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh
anak adalah dalam keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang
yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

Profil Anak Indonesia 2018 31


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

dalam keadaan saling ketergantungan. Lingkungan keluarga sangat


menentukan dalam keberhasilan tumbuh kembangnya beberapa
aspek manusia baik fisik atau psikis, sosial dan spiritual. Proses
pembentukan kepribadian dan karakter seorang anak berawal dari
keluarga.

4.1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)


Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai
berusia 6 tahun. Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia ini disebut
sebagai usia emas (golden age). Dalam undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 Pasal 1 angka 14 tentang sistem pendidikan nasional
dinyatakan bahwa PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut. Masa usia dini merupakan masa peletak dasar atau fondasi
awal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Apa yang diterima
anak pada masa usia dini, apakah itu makanan, minuman, serta
stimulasi dari lingkungannya memberikan kontribusi yang sangat
besar pada pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa itu
dan berpengaruh besar pada pertumbuhan serta perkembangan
selanjutnya.
Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan bangsa,
oleh karena itu setiap warga negara harus dan wajib mengikuti
jenjang pendidikan, baik jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD),
pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun tinggi. Dalam
perkembangannya, masyarakat telah menunjukkan kepedulian
terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak
usia dini untuk usia 0 sampai dengan 6 tahun dengan berbagai
jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada, baik
dalam jalur pendidikan formal maupun nonformal.
Menurut Pasal 28 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bentuk satuan PAUD dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:

32 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

1. Jalur Pendidikan Formal, terdiri atas Taman Kanak-kanak (TK)


dan Raudlatul Athfal (RA) yang dapat diikuti anak usia lima tahun
ke atas. Termasuk di sini adalah Bustanul Athfal (BA).
2. Jalur Pendidikan Nonformal, terdiri atas Penitipan Anak,
Kelompok Bermain dan Satuan PAUD Sejenis. Kelompok Bermain
dapat diikuti anak usia dua tahun keatas, sedangkan Penitipan
Anak dan Satuan PAUD Sejenis diikuti anak sejak lahir, atau usia
tiga bulan.
3. Jalur Pendidikan Informal, terdiri atas pendidikan yang
diselenggarakan di keluarga dan di lingkungan. Ini menunjukkan
bahwa pemerintah melindungi hak anak untuk mendapatkan
layanan pendidikan, meskipun mereka tidak masuk ke lembaga
pendidikan anak usia dini, baik formal maupun nonformal.
Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas
No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian
rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa
negara, PAUD dilaksanakan pada rentang usia 0-8 tahun (masa
emas).

Tabel 4.1. Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD
menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kelompok Usia, 2017

Kelompok Usia (Tahun)


Tipe Daerah/Jenis Kelamin
0-2 3-4 5-6 3-6 0-6
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Perkotaan
Laki-laki 0,70 19,60 53,51 36,34 21,51
Perempuan 0,66 22,46 53,73 38,27 22,48
Laki-laki + Perempuan 0,68 20,98 53,62 37,28 21,98
Perdesaan
Laki-laki 0,70 16,85 44,93 31,01 18,70
Perempuan 0,82 17,93 44,95 31,53 19,04
Laki-laki + Perempuan 0,76 17,37 44,94 31,26 18,86
Perkotaan dan Perdesaan    
Laki-laki 0,70 18,28 49,31 33,76 20,16
Perempuan 0,74 20,26 49,48 35,00 20,83
Laki-laki + Perempuan 0,72 19,24 49,39 34,36 20,49

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 33


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

Tabel 4.1 memperlihatkan persentase anak usia 0-6 tahun


yang sedang mengikuti PAUD menurut tipe daerah, jenis kelamin,
dan kelompok usia berdasarkan hasil Susenas 2017. Persentase
anak yang sedang mengikuti PAUD dibagi atas beberapa kelompok
usia, yaitu 0-2 tahun dimana usia ini sudah mulai diikut sertakan
di mulai pada taman pengasuhan anak, kelompok usia 3-4 tahun
di mana orang tua memasukan anak-anak diusia ini pada Taman
kelompok bermain (play group) , kelompok usia 5-6 tahun sering di
kenal dengan usia anak TK (Taman kanak-kanak), kelompok usia 3-6
tahun adalah sebagai angka penghitungan indikator PAUD dan 0-6
tahun adalah kelompok usia secara keseluruhan. Pada tahun 2017,
hanya 0,72 persen anak berusia 0-2 tahun yang mengikuti PAUD.
Kelompok usia 3-4 tahun sebanyak 19,24 persen, pada kelompok
usia 5-6 tahun angka partisipasinya paling tinggi sekitar 49,39
persen, artinya hampir 5 dari 10 anak Indonesia usia 5-6 tahun sudah
mengikuti PAUD di taman kanak-kanak.
Persentase anak laki-laki usia 5-6 tahun yang mengikuti
PAUD di daerah perkotaan hampir berimbang jika dibandingkan
dengan keikutsertaan anak perempuan, yaitu sekitar 53 persen.

Gambar 4.1. Persentase Anak Usia 5-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD
menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2017

53,51 44,93 49,31 53,73 44,95 49,48 53,62 44,94 49,39

Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

34 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

Demikian pula dengan pola anak yang tinggal di perdesaan, baik


laki-laki maupun perempuan keikutsertaannya dalam PAUD juga
setara hampir mencapai 45 persen (Gambar 4.1). Anak yang mengikuti
PAUD di daerah perkotaan, baik laki-laki maupun perempuan,
persentasenya lebih tinggi dibandingkan dengan anak yang tinggal
di daerah perdesaan. Hal ini bisa di sebabkan karena orang tua
yang sudah sadar arti pentingnya pendidikan prasekolah bagi anak-
anak usia 5-6 tahun. Fenomena kedua orang tua bekerja bisa juga
menentukan tingginya angka partisipasi PAUD di perkotaan. Mereka
menitipkan buah hatinya untuk bersekolah di PAUD tersebut.
Angka partisipasi anak usia 0-6 tahun yang sedang mengikuti
PAUD menurut provinsi dan kelompok usia disajikan pada tabel
lampiran L-4.1-L-4.5. Provinsi dengan angka partisipasi PAUD tertinggi
adalah DI Yogyakarta yaitu sebesar 40,68 persen, sementara Papua
merupakan provinsi dengan angka partisipasi PAUD terkecil yaitu
sebesar 7,17 persen.

Tabel 4.2. persentase anak usia 0-6 tahun menurut tipe daerah, jenis kelamin
dan jenis paud, 2017

Jenis PAUD

Tipe Daerah/Jenis Pos PAUD/


Kelamin PAUD Taman
Kelompok
TK RA/BA terintegrasi penitipan Jumlah
Bermain
BKB/ anak
Posyandu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan
Laki-laki 62,89 5,43 28,20 2,89 0,59 100,00
Perempuan 61,47 5,66 29,89 2,48 0,50 100,00
Laki-laki + Perempuan 62,18 5,55 29,05 2,68 0,54 100,00
Perdesaan
Laki-laki 58,12 5,23 34,48 1,70 0,48 100,00
Perempuan 59,52 4,28 34,14 1,72 0,33 100,00
Laki-laki + Perempuan 58,82 4,76 34,31 1,71 0,41 100,00
Perkotaan dan Perdesaan
Laki-laki 60,72 5,34 31,05 2,35 0,54 100,00
Perempuan 60,59 5,04 31,81 2,13 0,42 100,00
Laki-laki + Perempuan 60,66 5,19 31,43 2,24 0,48 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 35


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

Jenis PAUD yang paling banyak diikuti oleh anak usia 0-6 tahun
adalah TK dengan persentase sebesar 60,66 persen, sedangkan
terbanyak kedua adalah PAUD/PAUD terintegrasi BKB/Posyandu
dengan persentase sebesar 31,43 persen dan ketiga adalah RA/
BA sebesar 5,19 persen seperti yang disajikan pada Tabel 4.2. Jika
diamati menurut daerah tempat tinggal dan jenis PAUD, persentase
anak usia 0-6 tahun yang mengikuti PAUD di daerah perkotaan
lebih tinggi dibanding di perdesaan untuk hampir semua jenis
PAUD, kecuali anak-anak yang sedang mengikuti Pos PAUD/PAUD
Terintegrasi BKB/Posyandu yang partisipasinya lebih tinggi di
perdesaan dibanding di perkotaan, 34,31 persen berbanding 29,05
persen.
Persentase anak usia 0-6 tahun yang sedang mengikuti PAUD
terhadap total anak usia 0-6 tahun menurut provinsi tahun 2017 dapat
dilihat pada tabel lampiran L-4.6 sampai L-4.10. Provinsi Yogyakarta
memiliki angka tertinggi sebesar 42,06 persen sedangkan terendah
Papua sebesar 7,49 persen.

4.2. Indikator PAUD


Target penyediaan pendidikan yang berkualitas menjadi poin
keempat dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable
Development Goals/SDGs). Target ini biasa disebut Agenda Pendidikan
2030, salah satunya menargetkan seluruh anak-anak mendapatkan
akses pendidikan anak usia dini (PAUD) atau pendidikan pra-SD.
Pendidikan anak usia dini sangatlah penting, karena di usia 0-6
tahun anak membentuk karakter pendidikannya. Di usia tersebut
anak-anak harus membentuk dirinya untuk dapat menghadapi masa
sekolah dan masa depan. Investasi terbaik yang bisa diberikan orang
tua adalah persiapan pendidikan di usia dini.

4.2.1. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD


Pendidikan yang diberikan untuk anak usia 3-6 tahun
tidak hanya bertujuan mengenalkan anak pada bidang-bidang
pelajaran,ataupun melatihnya berinteraksi dengan anak sebayanya.
Lebih jauh dari itu, PAUD memiliki fungsi utama mengembangkan
semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif,
bahasa, fisik (motorik dan halus), sosial dan emosional.

36 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

APK PAUD digunakan untuk mengukur keberhasilan program


pendidikan PAUD yang diselenggarakan dalam rangka memperluas
kesempatan mengenyam pendidikannya. APK pada jenjang
PAUD mengindikasikan partisipasi anak yang sedang mengikuti
pendidikan usia dini tanpa melihat usia. APK PAUD merupakan
persentase jumlah penduduk yang sedang menempuh pendidikan
pra sekolah (TK/BA/RA atau PAUD sejenis) terhadap jumlah
penduduk usia 3 – 6 tahun.

Σ anak yang terdaftar dalam program PAUD


𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀 𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏𝐏 = x 100 %
Σ penduduk usia 3 − 6 tahun

APK PAUD usia 3-6 tahun menurut tipe daerah dan jenis
kelamin dapat dilihat pada Gambar 4.2. APK PAUD usia 3-6 tahun
sebesar 34,36 persen. Rendahnya angka tersebut diduga berkaitan
dengan pelaksanaan PAUD yang belum menjangkau seluruh lapisan
masyarakat. Selain itu juga ada sebagian anak usia 5-6 tahun
yang sudah masuk SD/sederajat. Kesenjangan terjadi antar daerah
perkotaan dan perdesaan. APK PAUD usia 3-6 tahun di perkotaan
sebesar 37,28 persen, lebih tinggi dibandingkan di perdesaan
sebesar 31,26 persen. Hal ini diduga karena ketersediaan PAUD

Gambar 4.2. Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD Usia 3-6 Tahun menurut
Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2017

36.34 38.27 37.28 31.01 31.53 31.26 33.76 35.00 34.36

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan


Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 37


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

yang lebih banyak dan beragam di wilayah perkotaan dibandingkan


dengan di perdesaan. Selain itu juga aktivitas ibu bekerja membuat
banyak di antara mereka memilih PAUD untuk menitipkan anak saat
mereka bekerja. Jika dibedakan menurut jenis kelamin, APK PAUD
perempuan sedikit lebih tinggi dibandingkan APK PAUD laki-laki.

Gambar 4.3. Partisipasi paud usia 3-6 tahun menurut Provinsi, 2017

DI Yogyakarta 65,80
Jawa Timur 51,28
Gorontalo 47,05
Jawa Tengah 45,00
Kalimantan Selatan 41,67
DKI Jakarta 39,48
Sulawesi Tengah 37,52
Nusa Tenggara Barat 36,24
Sulawesi Barat 36,05
Indonesia 33,45
Kalimantan Tengah 32,38
Kepulauan Riau 31,32
Jawa Barat 30,60
Lampung 30,10
Kepulauan Bangka Belitung 30,06
Kalimantan Utara 29,89
Banten 28,52
Maluku Utara 27,89
Jambi 27,87
Bali 27,30
Nusa Tenggara Timur 27,00
Sulawesi Selatan
26,81
Aceh 26,75
Sulawesi Tenggara 26,48
Sumatera Barat 26,04
Sulawesi Utara 25,84
Kalimantan Timur 25,60
Bengkulu 24,09
Papua Barat 22,99
Riau 22,06
Sumatera Selatan 21,70
Maluku 21,59
Sumatera Utara 21,24
Kalimantan Barat 18,38
Papua 10,56

persentase
Sumber: jumlah
Survei Sosial penduduk
Ekonomi yang2017,
Nasional (Susenas) sedang
BPS menempuh

38 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

Jika diamati partisipasi PAUD antar provinsi, hanya Yogyakarta


dan Jawa Timur yang sudah mencapai lebih dari 50 persen, masing-
masing sebesar 65,80 persen dan 51,28 persen (Gambar 4.3). Dua
pertiga provinsi di Indonesia pencapaian partisipasi PAUD berada
di bawah angka nasional (33,45 persen). Provinsi dengan APK PAUD
usia 3-6 tahun terendah adalah Provinsi Papua sebesar 10,56 persen.

4.2.2. A ngka Kesiapan Sekolah (AKS)


Anak yang mulai memasuki usia sekolah, hendaknya sudah
memiliki kemampuan-kemampuan yang dapat memudahkan mereka
beradaptasi dalam dunia barunya seperti kemampuan akademik,
kemampuan kognitif, kemampuan bahasa, kemampuan penalaran
moral, atau kemampuan sosial yang akan memudahkannya dalam
menyelesaikan tugas perkembangan. Kesiapan sekolah merupakan
tahapan perkembangan di mana anak sudah memiliki kesiapan
mengikuti perubahan/transisi kegiatan dari rumah ke sekolah. Pada
dasarnya, kesiapan sekolah tidak hanya dilihat dari sudut pandang
kesiapan anak semata, tetapi perlu juga kesiapan lingkungan
keluarga dan sekolah.
Secara konsep, angka kesiapan sekolah merupakan persentase
jumlah anak yang sedang bersekolah di kelas 1 SD/Sederajat
yang tahun ajaran sebelumnya pernah mengikuti pendidikan pra
sekolah (TK/BA/RA atau PAUD) terhadap jumlah anak di kelas 1
SD/Sederajat. Angka Kesiapan Sekolah (AKS) merupakan indikator
pendidikan yang digunakan untuk melihat kesiapan anak memasuki
jenjang pendidikan dasar (SD/Sederajat).

Σ anak kelas 1 SD/Sederajat


yang pernah mengikuti PAUD
𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀𝐀 = x 100 %
Σ anak kelas 1 SD/Sederajat

Kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan dasar meliputi


lima aspek kompetensi, yaitu kesehatan fisik dan perkembangan
motorik, perkembangan sosial dan emosional, perkembangan
bahasa, pendekatan untuk belajar, kognitif dan pengetahuan
umum. Selain peran keluarga, keberadaan PAUD mampu memenuhi
beberapa aspek kompetensi tersebut. Anak yang memiliki kesiapan
untuk sekolah akan mampu beradaptasi di lingkungan sekolah dan
berhasil dalam proses belajar mengajar.

Profil Anak Indonesia 2018 39


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

Tabel 4.3. persentase anak yang bersekolah di kelas 1 sd/sederajat yang


pernah mengikuti paud menurut tipe daerah dan jenis kelamin, 2017

Keikutsertaan PAUD
Tipe Daerah/Jenis Kelamin
Pernah Tidak Pernah Jumlah

(1) (2) (3) (4)


Perkotaan
Laki-laki 79,15 20,85 100,00
Perempuan 80,37 19,63 100,00
Laki-laki + Perempuan 79,74 20,26 100,00
Perdesaan
Laki-laki 68,73 31,27 100,00
Perempuan 69,93 30,07 100,00
Laki-laki + Perempuan 69,31 30,69 100,00
Perkotaan dan Perdesaan
Laki-laki 73,94 26,06 100,00
Perempuan 75,09 24,91 100,00
Laki-laki + Perempuan 74,50 25,50 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016, BPS

Sekitar 74,5 persen anak pada tahun 2017 sudah memiliki


kesiapan untuk mengikuti jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD/
Sederajat), artinya 7 dari 10 anak yang duduk di kelas 1 SD/
Sederajat sudah memiliki kesiapan untuk terlibat dalam proses
kegiatan belajar mengajar (Tabel 4.3). AKS anak perempuan relatif
lebih tinggi sedikit dibandingkan laki-laki, masing-masing sebesar
75,09 persen dan 73,94 persen.
AKS menurut provinsi disajikan pada lampiran Tabel L-4.11.
Provinsi dengan AKS tertinggi adalah DI Yogyakarta yaitu 98,59
persen, sementara Papua merupakan provinsi dengan AKS terendah,
yaitu sebesar 34,03 persen.

4.3. Perkawinan Usia Anak


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 7 tentang
Perkawinan menyebutkan bahwa perkawinan hanya diizinkan bila
pihak pria mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai

40 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

usia 16 tahun. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan


Anak (PPPA) Yohana Yembise terus mendorong revisi Undang-
Undang No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Beliau berharap batas
usia perkawinan dinaikkan untuk mencegah pernikahan dini, usia
pernikahan sebaiknya dimulai dari usia 20 tahun.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
pasal 26 ayat 1 huruf c menyebutkan bahwa orang tua berkewajiban
dan bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya perkawinan
usia anak. Dari Undang-Undang tersebut dapat disimpulkan bahwa
perkawinan yang dianjurkan minimal usia 18 tahun. Pada publikasi
profil anak Indonesia ini yang dimaksud dengan perkawinan usia
anak adalah perkawinan yang dilakukan oleh anak di bawah usia 18
tahun. Kenyataannya, masih banyak dijumpai anak-anak dibawah
usia 15 tahun sudah melakukan pernikahan bahkan mengalami
perceraian.
Berdasarkan laporan UNICEF, Indonesia merupakan negara
dengan angka perkawinan anak tertinggi ketujuh di dunia (Gambar
4.4) yaitu 457,6 ribu perempuan usia 20-24 tahun yang menikah
sebelum berusia lima belas tahun. Banyak negara juga menetapkan
usia minimum yang lebih rendah untuk anak perempuan daripada
untuk anak laki-laki: misalnya, di Iran, anak laki-laki diizinkan untuk
menikah pada usia lima belas, dan anak perempuan pada usia tiga
belas tahun; di Indonesia, anak laki-laki diizinkan pada usia sembilan
belas tahun, dan anak perempuan berusia enam belas tahun; dan
di Bahrain, anak laki-laki diizinkan pada usia delapan belas tahun,
dan anak perempuan berusia lima belas tahun (Council of Foreign
Relations,2013; Rachel Vogelstein 2013).
Perkawinan menurut konsep Susenas adalah seseorang
mempunyai istri (bagi laki-laki) atau suami (bagi perempuan), baik
tinggal bersama maupun terpisah. Termasuk mereka yang kawin
sah secara hukum (adat, agama, negara dan sebagainya), mereka
yang hidup bersama dan oleh masyarakat sekelilingnya dianggap
sebagai suami-istri. Perkawinan idealnya dilakukan pada saat laki-
laki dan perempuan sudah siap secara fisik, mental maupun psikis
untuk membina rumah tangga.
Gambar 4.5 menyajikan persentase anak perempuan usia 10-
17 tahun menurut status perkawinan. Sekitar 99,22 persen anak

Profil Anak Indonesia 2018 41


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

Gambar 4.4. Jumlah Wanita Kawin Usia 20-24 Tahun atau Pernah Kawin
Sebelum Berusia dibawah 15 Tahun (dalam ribuan)

India 10.062,5
Bangladesh 2.359,0
Nigeria 1.392,8
Brazil 877,1
Ethiopia 672,7
Pakistan 599,5
Indonesia 457,6
DRC 290,5
Mexico 259,8
Nigeri 244,0

Sumber: Statistics and Monitoring Section, Division of Policy and Strategy, UNICEF (2013)

perempuan usia 10-17 tahun belum kawin, 0,74 persen berstatus


kawin, dan 0,05 persen berstatus cerai, baik cerai mati maupun
cerai hidup. Hal ini diduga karena berbagai faktor, diantaranya faktor
ekonomi, sosial, dan budaya. Alasan ekonomi dianggap sebagai
solusi paling cepat dan mudah dengan menikahkan anaknya. Anak
perempuan dan keluarga barunya diharapkan dapat membantu
meningkatkan perekonomian orang tuanya. Alasan sosial misalnya
masih ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa semakin
cepat menikah semakin baik bagi seorang perempuan. Sedangkan
dari sisi budaya, diduga di beberapa daerah di Indonesia khususnya
daerah terpencil, menikah diusia sangat muda adalah hal yang
umum dilakukan dan bukan hal yang tabu meskipun tidak sesuai
dengan ketetapan undang-undang perkawinan.
Merujuk pada Undang-Undang Perkawinan No 1 Tahun 1974
tentang perkawinan, yaitu usia perkawinan yang diijinkan untuk
perempuan adalah 16 tahun, maka masih cukup banyak yang

42 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

Gambar 4.5. Persentase Anak Perempuan Usia 10-17 Tahun menurut


Status Perkawinan, 2017

Cerai hidup
dan cerai
Kawin mati
0,74% 0,05%

Belum kawin
99,22%

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

melanggar undang-undang perkawinan. Jika dilihat dari usia kawin


pertamanya seperti yang disajikan Gambar 4.6, sekitar 39,17 persen
atau 2 dari 5 anak perempuan usia 10-17 tahun pernah menikah
sebelum usia 15 tahun. Sekitar 37,91 persen kawin di usia 16 tahun,
dan 22,92 persen kawin di usia 17 tahun. Sosialisasi pentingnya
perkawinan di usia yang tepat perlu dilakukan oleh kementerian dan
lembaga kepada masyarakat. Perlu dikomunikasikan pentingnya
mengatur usia perkawinan khususnya bagi perempuan. Menikah
di usia yang tepat akan mengurangi resiko kematian ibu dan bayi.
Dalam jangka panjang, hal ini juga akan menurunkan angka fertilitas
yaitu memperpendek rentang masa reproduksi perempuan melalui
penundaan usia perkawinan.

4.4. Dampak Perkawinan Usia Anak


Pernikahan anak pada dasarnya terjadi karena berbagai macam
alasan, di antaranya kepercayaan dan budaya yang menyatakan
bahwa wanita sudah layak menikah ketika telah mengalami
menstruasi, agama, pendidikan yang rendah, budaya dan status

Profil Anak Indonesia 2018 43


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

Gambar 4.6. Persentase Anak Perempuan Usia 10-17 Tahun yang Berstatus
Kawin dan Cerai Menurut Umur Kawin Pertama, 2017

Usia 17
tahun
22,92% Usia <= 15
tahun
39,17%

Usia 16
tahun
37,91%

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

ekonomi. Namun apabila pernikahan terjadi pada usia dini, cukup


berbahaya baik dari segi wanita maupun pria dan juga dari berbagai
aspek mulai dari kesehatan, psikologi dan juga mental. Meski ada
beberapa dampak positif, namun tidak seimbang dengan lebih
banyaknya dampak pernikahan dini yang negatif sebab pernikahan
dini sendiri bisa terjadi karena berbagai alasan seperti tidak di
sengaja atau tidak direncanakan.

4.4.1. Dampak Buruk Perkawinan Usia Anak pada


Bidang Pendididkan
Dampak buruk yang akan di hadapi bagi anak-anak perempuan
yg pernah menikah atau bercerai muda adalah hilangnya kesempatan
melanjutkan pendidikan. Mereka tidak mau melanjutkan sekolahnya
karena berbagai sebab antara lain karena tanggung jawab merawat
anak atau malu karena status pernikahannya. Selain itu kebijakan
kebanyakan sekolah di Indonesia yang menolak anak perempuan
yang sudah menikah untuk bersekolah. Dampak jangka panjang
yang akan dirasakan oleh mereka diantaranya adalah hilangnya
kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak, disebabkan

44 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

hilangnya kesempatan mengenyam pendidikan formal. Dengan


mengakhiri sekolah semakin kecil kesempatan untuk bekerja bagi
perempuan.
Dilihat dari tingkat pendidikan tabel, 4.4 menyajikan
persentase anak perempuan usia 10-17 yang berstatus kawin. Satu
dari dua anak yang berstatus kawin, pendidikan tertinggi yang
ditamatkannya hanya sampai SMP, sementara yang tamat SMA ke
atas kecil sekali persentasenya, hanya sekitar 3 persen. Pola ini
sejalan juga untuk anak yang tinggal baik di perdesaan maupun
perkotaan.
Separuh anak yang berstatus cerai, pendidikan tertinggi yang
ditempuhnya hanya sampai tamatan SD. Untuk daerah perkotaan
lebih tinggi lagi persentasenya, 62 persen anak yang berstatus cerai
pendidikan yang ditamatkannya adalah SD. Empat dari lima anak
yang tinggal di perdesaan dan berstatus cerai, pendidikan yang

Tabel 4.4. Persentase Anak Perempuan 10-17 Tahun menurut Tipe Daerah,
Status perkawinan dan Pendidikan yang ditamatkan, 2017

Pendidikan yang ditamatkan


Tipe Daerah/Status
Perkawinan Tidak
Tidak SMA ke
pernah SD SMP Jumlah
tamat SD Atas
sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Perkotaan 0,19 36,11 35,44 27,75 0,51 100,00
Belum kawin 0,19 36,38 35,42 27,53 0,48 100,00
Kawin 0,00 7,59 34,52 53,88 4,01 100,00
Cerai 2,08 7,35 61,95 27,62 1,01 100,00
Perdesaan 0,63 40,16 35,70 23,17 0,34 100,00
Belum kawin 0,60 40,85 35,70 22,54 0,30 100,00
Kawin 1,56 7,98 35,39 52,85 2,22 100,00
Cerai 2,34 12,75 42,70 42,21 0,00 100,00
Perkotaan dan Perdesaan 0,40 38,07 35,57 25,53 0,43 100,00
Belum kawin 0,39 38,53 35,56 25,13 0,39 100,00
Kawin 1,08 7,86 35,13 53,17 2,77 100,00
Cerai 2,23 10,40 51,08 35,85 0,44 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 45


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

ditamatkannya adalah SD dan SMP. Terlihat betapa labilnya anak-


anak yang melakukan pernikahan di usia anak, rentan perceraian
karena seringkali terjadi pertengkaran ataupun perselisihan yang
berujung pada kekerasan rumah tangga dan perceraian. Berbeda
dengan anak-anak yang tingkat pendidikannya SMA keatas, angka
perkawinan hanya 2,77 persen dan angka perceraian sebesar 0,44
persen karena dari segi pemahaman mereka sudah matang untuk
memilih atau memutuskan suatu hal.

4.4.2. K ehamilan dan Melahirkan Dini


Berdasarkan Laporan Kajian Perkawinan Usia Anak di
Indonesia, bayi yang di lahirkan oleh perempuan yang menikah
pada usia anak punya resiko kematian lebih besar, dan juga punya
peluang meninggal dua kali lipat sebelum mencapai usia 1 tahun
dibandingkan dengan anak-anak yang dilahirkan oleh seorang ibu
yang telah berusia dua puluh tahun ke atas. Pernikahan usia anak
menyebabkan kehamilan dan melahirkan dini yang berhubungan
dengan angka kematian yang tinggi dan ibu yang melahirkan pada
usia dibawah 18 tahun juga memiliki resiko kematian pada bayi yaitu
bayi lahir prematur dan stunting (kerdil), hamil di usia muda juga
rentan terjadinya pendarahan, keguguran, hamil anggur dan hamil
prematur di masa kehamilan bahkan memberikan pola asuh salah
pada anak karena terbatasnya pengetahuan sifat keibuan dalam
psikologi.

Tabel 4.5. Persentase anak perempuan pernah kawin usia 15-17 menurut
tipe daerah dan usia saat hamil pertama, 2017

Usia saat Hamil Pertama


Tipe Daerah
<= 15 tahun 16 tahun 17 tahun Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan 35,66 43,52 20,82 100,00
Perdesaan 35,43 38,87 25,70 100,00
Perkotaan dan Perdesaan 35,50 40,37 24,13 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

46 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

Tabel 4.5 menyajikan persentase anak perempuan pernah kawin


usia 15-17 tahun menurut tipe daerah dan usia saat hamil pertama.
Sekitar 35 persen dari anak Indonesia mengalami kehamilan yang
pertama di bawah usia 15 tahun baik di daerah perkotaan maupun
di perdesaan. Perlu diketahui bahwa anak perempuan usia di bawah
15 tahun yang mengalami kehamilan dan persalinan dini tubuhnya
belum sepenuhnya matang untuk melahirkan. Sementara anak yang
hamil pertama di usia 16 tahun, persentasenya paling tinggi yaitu
sebesar 40,37 persen.

4.5. Kepesertaan Keluarga Berencana (KB)


Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committee
1970: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan,
mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur
interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga.
Pernikahan usia anak menjadi masalah sosial yang bisa
dijumpai di banyak daerah di tanah air, yang akan menyebabkan
angka kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi. Oleh karena
perlu ditingkatkan program KB bagi anak-anak perempuan yang
terlanjur melakukan pernikahan di usia anak. Program KB bertujuan
mengendalikan fertilitas yang membutuhan metode kontrasepsi
yang berkualitas agar dapat meningkatkan kesehatan reproduksi
dan kesehatan seksual; Mengatur kehamilan dengan menunda
perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan
kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan
kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
Program KB bertujuan mengendalikan fertilitas yang
membutuhan metode kontrasepsi yang berkualitas agar dapat
meningkatkan kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual;
Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah
kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila
dirasakan anak telah cukup. Kontrasepsi adalah cara mencegah
kehamilan dengan menggunakan alat/obat pencegah kehamilan
seperti spiral, kondom, pil anti hamil, dll atau dengan metode alami

Profil Anak Indonesia 2018 47


Lingkungan Keluarga dan
Perkawinan Keluarga
Lingkungan Usia Anakdan Perkawinan Usia Anak

yang dipercaya dapat mencegah kehamilan seperti pantang berkala,


senggama terputus, metode menyusui alami, dll.
Kontrasepsi adalah cara mencegah kehamilan dengan
menggunakan alat/obat pencegah kehamilan seperti spiral, kondom,
pil anti hamil, dll atau dengan metode alami yang dipercaya dapat
mencegah kehamilan seperti pantang berkala, senggama terputus,
metode menyusui alami, dll.
Dilihat dari tabel 4.6 tentang keikutsertaan penggunaan alat
KB, separuh dari anak perempuan Indonesia yang pernah kawin usia
15-17 tahun baik di perkotaan dan di perdesaan sudah mengikuti
program KB, tepatnya 43,62 persen. Anak-anak yang sudah menikah
cenderung berusaha mengurangi jumlah anak dan memberikan
jarak waktu pada kelahiran berikutnya.
Ditinjau dari tempat tinggal terlihat bahwa prevalensi KB
anak perempuan pernah kawin berusia 15-17 tahun yang tinggal di
perkotaan lebih tinggi dalam penggunaan alat KB, yaitu sebesar
47,38 persen di bandingkan daerah perdesaan sebesar 41,89 persen.
Di harapkan angka keikutsertaan KB lebih besar lagi dan lebih
merata diseluruh wilayah baik di perkotaan maupun perdesaan.

Tabel 4.6. persentase anak perempuan pernah kawin usia 15-17 tahun
menurut tipe daerah dan keikutsertaan penggunaan alat kb, 2017

Penggunaan alat KB
Tipe Daerah
Ya (Pernah+sedang) Tidak pernah Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Perkotaan 47,38 52,62 100,00

Perdesaan 41,89 58,11 100,00

Perkotaan dan Perdesaan 43,62 56,38 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

48 Profil Anak Indonesia 2018


Lingkungan Keluarga dan Perkawinan Usia Anak

Selain implementasi program KB, perlu dilakukan Komunikasi,


Informasi dan Edukasi (KIE) yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
terkait yang dapat membantu pencegahan terhadap anak yang
ingin menikah pada usia dini dan mengajarkan perilaku seks yang
bertanggung jawab, diharapkan dari kegiatan tersebut agar anak
remaja cenderung lebih termotivasi untuk menikah di usia yang
lebih tepat. Salah satu cara yang sudah ditempuh pemerintah
adalah dengan menggalakkan program wajib belajar 12 tahun dan
memaksimalkan peran masyarakat dalam mencegah perkawinan
usia anak.

Profil Anak Indonesia 2018 49


BAB 5

KESEHATAN DASAR DAN


KESEJAHTERAAN ANAK
Penolong persalinan tertinggi adalah bidan sebesar
62,56 persen dan dokter sebesar 30,00 persen. Di
perdesaan masih cukup banyak yang melahirkan di
rumah (29,05 persen), sedangkan di perkotaan hanya
sebesar 8,14 persen. Di tahun 2017, anak yang tinggal
di rumah tangga dengan status kepemilikan rumah
milik sendiri ada sebesar 80,18 persen. Akan tetapi,
kecendurungan anak yang tinggal di perkotaan untuk
tinggal di rumah kontrak, sewa, atau bebas sewa lebih
besar dibandingkan rumah tangga di daerah perdesaan.
Persentase anak di perdesaan yang tinggal di rumah
tangga kumuh relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
di perkotaan, yaitu 11,84 persen berbanding 6,47 persen.

Anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa


serta sebagai sumber daya manusia di masa depan yang merupakan
modal bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan
( sustainable development ). Berangkat dari pemikiran tersebut,
kepentingan yang utama untuk tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan anak harus memperoleh prioritas yang sangat tinggi.
Sayangnya, tidak semua anak mempunyai kesempatan yang sama
dalam merealisasikan harapan dan aspirasinya.
Berdasarkan kenyataan di atas, PBB mengesahkan Konvensi
Hak-hak Anak ( Convention On The Rights of The Child ) untuk
memberikan perlindungan terhadap anak dan menegakkan hak-hak
anak di seluruh dunia pada tanggal 20 November 1989. Konvensi
Hak Anak merupakan wujud nyata atas upaya perlindungan terhadap
anak, agar hidup anak menjadi lebih baik. Sejak Indonesia meratifikasi
Konvensi Hak Anak dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden
Nomor 36 Tahun 1990 banyak kemajuan yang telah ditunjukkan oleh
pemerintah Indonesia dalam melaksanakan Konvensi Hak Anak.

Profil Anak Indonesia 2018 53


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Konvensi Hak Anak Pasal 3 Ayat 1 menyebutkan bahwa dalam


semua tindakan yang menyangkut anak, baik yang dilakukan oleh
lembaga-lembaga kesejahteraan sosial pemerintah atau swasta,
lembaga pengadilan, lembaga pemerintah atau badan legislatif,
kepentingan terbaik bagi anak harus dijadikan pertimbangan utama.
Selain itu, dalah hal kesehatan Pasal 24 Ayat 1 menyebutkan bahwa
negara-negara pihak mengakui hak anak untuk menikmati standar
kesehatan tertinggi yang dapat dicapai dan fasilitas perawatan
apabila sakit dan pemulihan kesehatan.
Peningkatan indikator kesehatan anak menjadi salah satu tolok
ukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak menyebutkan
bahwa kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan
penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan
perkembangannya dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun
sosial. Kesejahteraan anak dapat diwujudkan melalui pemeliharaan
dan perlindungan kesehatan anak sejak dalam kandungan sampai
sesudah dilahirkan. Pemerintah dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 menetapkan target
penurunan angka kematian bayi, prevalensi kekurangan gizi pada
anak balita, dan prevalensi stunting (anak pendek dan sangat
pendek) pada anak baduta (bawah dua tahun). Target angka kematian
bayi turun menjadi 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup pada
tahun 2019. Prevalensi kekurangan gizi balita sebesar 17 persen, dan
stunting pada baduta sebesar 28 persen di tahun 2019.
Upaya peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak terus
menjadi perhatian pemerintah. Kajian kemiskinan dan kesejahtaraan
anak dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas) melalui penghitungan indeks komposit kemiskinan
anak yang dibentuk dari dimensi pendidikan, kesehatan, tempat
tinggal, lingkungan dan sanitasi, dan ekonomi. Bab ini membahas
kesejahteraan anak melalui dimensi tempat tinggal dan dimensi
lingkungan serta sanitasi. Dimensi tempat tinggal mencakup anak
yang tinggal di rumah bukan milik sendiri dan anak yang tinggal
di rumah kumuh. Dimensi lingkungan dan sanitasi mencakup anak
dengan akses sanitasi layak dan air layak.
Pembahasan dalam bab ini menggunakan data yang bersumber
dari hasil Susenas 2017, Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

54 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

(SDKI) 1991-2017, dan SUPAS 2015. Ruang lingkup kesehatan


anak dalam publikasi ini mencakup kesehatan anak sebelum
lahir (penolong kelahiran), kematian neonatum, bayi dan balita,
kesehatan balita yang mencakup pemberian air susu ibu (ASI) dan
imunisasi, inisiasi menyusui dini (IMD), kesehatan anak usia 0-17
tahun mencakup keluhan kesehatan, angka kesakitan, rawat jalan,
rawat inap alasan tidak berobat, jaminan kesehatan, antropometri,
perilaku merokok, serta perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan
ruang lingkup kesejahteraan anak dalam publikasi ini mencakup
kepemilikan rumah, akses terhadap sanitasi layak, akses terhadap
air layak, dan anak yang tinggal di rumah kumuh.

5.1. Penolong Persalinan


Salah satu upaya untuk mengurangi risiko kematian ibu dan
bayi adalah dengan meningkatkan penolong persalinan oleh tenaga
kesehatan, seperti dokter atau bidan. Penolong persalinan oleh
tenaga kesehatan dapat mengurangi resiko komplikasi kehamilan
dan ersalinan yang dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
Sodikin (2009) menyebutkan bahwa bila seorang ibu meninggal,
maka anak-anak yang ditinggalkannya akan memiliki kemungkinan
tiga sampai sepuluh kali lebih tinggi untuk meninggal dalam waktu
dua tahun bila dibandingkan dengan mereka yang masih mempunyai
kedua orang tua.
Masyarakat yang tinggal di daerah perdesaan masih cukup
banyak yang memilih dukun sebagai penolong persalinan. Hal ini
masih berkaitan erat dengan budaya atau kebiasaan di wilayah
tersebut. Keputusan memilih penolong persalinan masih banyak
ditentukan oleh suami. Oleh karenanya, upaya yang lebih keras
lagi harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi persalinan
yang ditolong oleh bukan tenaga kesehatan. Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan 2015-2019 menyebutkan bahwa salah
satu sasaran program bina gizi dan kesehatan ibu dan anak
adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat. Salah satu
indikator pencapaian sasarannya adalah persentase persalinan
di fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 85 persen. Pemilihan
penolong persalinan yang kompeten juga berpengaruh terhadap
pencapaian target program ASI eksklusif. Penolong persalinan

Profil Anak Indonesia 2018 55


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

tenaga kesehatan diwajibkan untuk memastikan penerapan inisiasi


menyusui dini guna mencapai keberhasilan ASI eksklusif.
Yang dimaksud penolong persalinan dalam Susenas 2017
adalah penolong terakhir anak lahir hidup dalam dua tahun terakhir.
Sebagai contoh seorang ibu usia 15-49 tahun melahirkan ditolong
oleh bidan, namun karena ada komplikasi kehamilan dan alat-alat
kesehatan yang kurang memadai menyebabkan proses persalinannya
ditolong oleh dokter kandungan, maka penolong persalinan terakhir
adalah dokter kandungan.

Gambar 5.1. Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) USIA15-49 Tahun


yang Melahirkan Hidup dalam Dua Tahun Terakhir menurut
Gambar 5.1 : Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Hidup dalam Dua Tahun
Penolong
Terakhir Menurut Provinsi, persalinan
Penolong dandanTipe
Kelahiran Terakhir, TipeDaerah,
Daerah, 2017 2017

68,39
62,56
57,35

38,80

30,00

20,13

9,62
6,16
3,08
0,60 0,16 0,02 0,80 0,90 0,15 0,69 0,51 0,08

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Dokter Bidan Perawat Dukun Beranak Lainnya Tidak Ada

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Informasi mengenai perempuan pernah kawin (PPK) usia 15-49


tahun yang melahirkan hidup menurut penolong persalinan terakhir
dapat dilihat pada Gambar 5.1. Persentase penolong persalinan
tertinggi adalah tenaga kesehatan yaitu bidan sebesar 62,56 persen
dan dokter sebesar 30,00 persen. Daerah perkotaan dan perdesaan
menunjukkan pola yang sama. Di daerah perkotaan penolong
persalinan oleh tenaga medis cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan di daerah perdesaan. Hal yang menarik adalah masih ada
6,16 persen penolong persalinan yang ditolong oleh dukun beranak/
paraji.

56 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Risiko komplikasi saat persalinan umumnya lebih tinggi jika


persalinan ditolong oleh nonmedis atau bukan tenaga kesehatan.
Persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga kesehatan bahkan
dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi. Provinsi di daerah timur
Indonesia memiliki persentase penolong persalinan bukan oleh
tenaga kesehatan (selain dokter, bidan, dan perawat) yang relatif
tinggi. Provinsi Maluku memiliki persentase tertinggi yaitu 33,50
persen, juga Provinsi Papua sebesar 31,71 persen, Maluku Utara
sebesar 28,62 persen, dan NTT sebesar 19,41 persen pada Lampiran
Tabel L-5.1.

Persentase
Grafik 5.2Gambar Perempuan
5.2. Persentase Pernah
Perempuan KawinKawin
Pernah (PPK)(PPK)
Umur 15-49
USIA Tahun
15-49 Tahunyang
Melahirkan Hidup dalam Dua Tahun Terakhir Menurut
yang Melahirkan Hidup dalam Dua Tahun Terakhir menurutProvinsi, Tempat
Melahirkan, dan Tipe Daerah, 2017
Tempat Melahirkan dan Tipe Daerah, 2017

65,81

50,37

37,27
33,06 30,94
29,05
25,29
18,00
8,14
0,76 0,62 0,69

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

RS/RSIA/RS Bersalin/Klinik
Puskesmas/Pustu/ Praktek Nakes/Polindes/ Poskesdes
Rumah
Lainnya

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Faktor lain yang ikut memperngaruhi kesehatan bayi adalah


tempat melahirkan. Gambar 5.2 memperlihatkan PPK usia 15-49 tahun
yang melahirkan hidup dalam dua tahun terakhir menurut tempat
melahirkan. Sejalan dengan penolong persalinan, persentase tempat
melahirkan tertinggi di Indonesia adalah RS/RSIA/RS Bersalin/

Profil Anak Indonesia 2018 57


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Klinik sebesar 50,37 persen, dan Puskesmas/Pustu/Praktek Tenaga


Kesehatan/Polindes/Poskesdes sebesar 30,94 persen. Persentase
PPK usia 15-49 tahun yang melakukan persalinan di RS/RSIA/
RS Bersalin/Klinik di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan
dengan di perdesaan, yaitu 65,81 persen berbanding 33,06 persen.
Hal yang menarik dari hasil Susenas 2017 adalah di daerah perdesaan
masih cukup banyak yang melahirkan di rumah, yaitu sebesar 29,06
persen, sedangkan di daerah perkotaan hanya sebesar 8,14 persen.

5.2. Kematian Neonatal, Bayi dan Balita


Kematian bayi merupakan suatu hal yang sangat penting
yang harus diperhatikan oleh para pemangku kebijakan, terutama
negara berkembang seperti Indonesia. Angka kematian bayi (AKB)
mencerminkan tingkat pembangunan kesehatan dari suatu negara
serta kualitas hidup dari masyarakatnya. Angka ini digunakan
untuk memonitor dan mengevaluasi program, serta kebijakan
kependudukan dan kesehatan suatu negara di seluruh dunia.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2015-2019 menargetkan penurunan angka kematian bayi per 1.000
kelahiran hidup menjadi 24 di tahun 2019. Selain itu, Sustainable
Development Goals (SDGs) bidang kesehatan dan kesejahteraan
(SDGs ke-3), memiliki target yang akan dicapai pada tahun 2030.
Target tersebut diantaranya mengakhiri kematian bayi dan balita
yang dapat dicegah dengan menurunkan angka kematian neonatal
hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian balita 25
per 1.000 kelahiran hidup. Target tersebut menuntut kerja keras
pemerintah.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan dalam upaya
menurunkan AKB ini melalui program Indonesia Sehat dengan
pendekatan keluarga melalui Permenkes No.39 Tahun 2016. Namun
kebijakan publik tersebut belum menjangkau seluruh stakeholder,
terutama Puskesmas sebagai ujung tombak pelaksanaan program
Indonesia Sehat, sehingga implementasi dari kebijakan belum
optimal.
Neonatal adalah bayi usia 0-28 hari. Kondisi neonatal
merupakan kondisi yang paling rentan terhadap kematian karena
daya tahan tubuh bayi yang masih rendah. Kematian bayi pada
masa neonatal terutama disebabkan oleh tetanus neonatorum dan

58 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

gangguan perinatal sebagai akibat dari kehamilan resiko tinggi.


Derajat kesehatan neonatal itu sendiri sangat terkait dengan
kesehatan ibu semasa hamil, penolong persalinan dan perawatan
bayi baru lahir. Oleh karena itu, berbagai upaya yang memiliki
dampak ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi telah
dilaksanakan antara lain peningkatan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar di tingkat masyarakat,
serta pendayagunaan dan intensifikasi posyandu (Prabamurti, dkk,
2008).
Kematian neonatal tidak dapat diturunkan secara bermakna
tanpa adanya dukungan terhadap upaya penurunan kematian ibu
dan peningkatan kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan penolong
persalinan sesuai standar harus disertai dengan perawatan neonatal
yang cukup dan upaya menurunkan kematian bayi akibat berat lahir
rendah, infeksi paska lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis),
hipotermia dan asfiksia. Sebagian besar kematian neonatal paska
lahir disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dan diobati
dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan, dan bisa dikerjakan
efektif. Intervensi imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil dapat
menurunkan kematian neonatal hingga 33-58 persen (Kemenkes,
2010).
Angka kematian bayi adalah peluang bayi meninggal antara
kelahiran dan sebelum mencapai usia satu tahun. Upaya untuk
mencegah kematian bayi dilakukan dengan kegiatan penimbangan
guna memantau berat badan, rehidrasi oral untuk penanggulangan
diare, pemberian ASI untuk meningkatkan daya tahan bayi, dan
imunisasi untuk perlindungan terhadap beberapa penyakit infeksi
(Depkes RI, 1994).
Tren angka kematian neonatal, kematian bayi, dan kematian
balita selama periode 1991-2017 dapat dilihat pada Gambar 5.3.
Secara umum, selama periode tersebut menunjukkan tren yang
menurun pada angka kematian neonatal, kematian bayi, dan
kematian balita berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) sejak 1991. Tren kematian neonatal di Indonesia
dari hasil SDKI 2007 dan SDKI 2012 menunjukkan tingkat kematian
yang stagnan, pada SDKI 2017 memperlihatkan adanya penurunan.
Demikian juga pada angka kematian bayi dan balita hasil SDKI 2017
menunjukkan adanya penurunan. Kematian neonatal turun dari

Profil Anak Indonesia 2018 59


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

19 per 1000 kelahiran hidup menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup,


kematian bayi turun dari 32 per 1000 kelahiran hidup menjadi 24 per
1000 kelahiran hidup, dan kematian balita dari 40 per 1000 kelahiran
hidup menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup.

Grafik 5.3 Angka Kematian Neonatal, Bayi dan Balita, 1991-2017

Gambar 5.3. Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Bayi,


dan Angka Kematian Balita, 1991-2017

97

81
68
57 58
46 46 44 40
32 30 35 34 32
32
22 20 19 19 24
15

1991 1994 1997 2002-2003 2007 2012 2017

Kematian Neonatal Kematian Bayi Kematian Balita

Sumber: Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia, BPS

Tabel 5.1 memberikan informasi tentang perkembangan


angka kematian balita di negara-negara anggota ASEAN dari tahun
1990-2015. Selama kurun waktu 1990-2015, angka kematian balita
menunjukkan tren yang menurun. Pada tahun 1990 angka kematian
balita di Indonesia sebesar 97 kematian per 1.000 kelahiran hidup,
lebih tinggi dibandingkan rata-rata angka kematian balita ASEAN
pada tahun itu, yaitu 79 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Pada
tahun 2015, angka kematian balita di Indonesia menurun menjadi
sebesar 26 kematian per 1.000 kelahiran hidup, sama dengan rata-
rata angka kematian balita di negara-negara ASEAN pada tahun
yang sama. Meskipun menurun, namun angka ini masih lebih tinggi
dibandingkan dengan Vietnam, Brunei Darussalam, Thailand,
Malaysia, dan Singapura.

60 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Tabel 5.1. Angka Kematian Balita di Negara ASEAN, 1990-2015

Tahun
Negara
1990 1995 2000 2005 2010 2015
(1) (2) (3) (4) (2) (3) (4)

Brunei Darussalam 10 10 10 10 7 10
Kamboja 181 135 124 83 54 35
Indonesia 97 81 55 45 42 26
Laos 170 150 131 98 76 86
Malaysia 17 13 8 9 8 8
Myanmar 130 82 76 71 35 52
Filipina 80 67 49 34 36 31
Singapura 8 5 4 3 3 3
Thailand 13 12 12 11 10 9
Vietnam 58 52 45 27 24 22
ASEAN 79 65 49 38 33 26

Sumber: Sekretariat ASEAN

Selama periode 1990-2015, Singapura mempunyai angka


kematian balita terendah. Data tahun 2015 menunjukkan kematian
balita di Singapura hanya 3 kematian per 1.000 kelahran hidup.
Negara yang mempunyai tingkat kematian balita paling tinggi di
Asia Tenggara adalah Laos. Pada tahun 2015 angka kematian balita
di Laos sebesar 86 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

5.3. Air Susu Ibu (ASI)


Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi mempunyai banyak
manfaat. Pemberian ASI dapat menurunkan angka kematian bayi,
menurunkan angka kesakitan bayi, mengoptimalkan pertumbuhan,
membantu perkembangan kecerdasan, dan memberikan sejumlah
manfaat bagi ibu seperti membantu memperpanjang jarak
kehamilan, dan terhindar dari kanker payudara dan ovarium, serta
meningkatkan ikatan ibu dan bayi.

Profil Anak Indonesia 2018 61


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Gambar 5.4. Persentase Anak Usia di Bawah Dua Tahun (Baduta) yang
Pernah Diberi Air Susu Ibu menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Gambar 5.4 Persentase Anak Usia di Bawah Dua Tahun (Baduta) yang Pernah Diberi Air Susu Ibu menurut Jenis Kelamin dan T

93,37 93,85 93,60 95,41 95,88 95,64 94,34 94,80 94,56

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Gambar 5.5. Persentase Anak Usia di Bawah Dua Tahun (Baduta) yang
Masih Diberi Air Susu Ibu menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Gambar 5.5 Persentase Anak Usia di Bawah Dua Tahun (Baduta) yang Masih Diberi Air Susu Ibu menurut Jenis Kelamin dan T

78,87 78,86 78,86 85,13 85,77 85,44 82,00 84,19 83,53

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

62 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Pada Gambar 5.4 terlihat bahwa sekitar 94,56 persen anak


usia di bawah dua tahun (baduta) pernah diberi Air Susu Ibu (ASI).
Persentase baduta yang pernah diberi ASI relatif lebih tinggi di
perdesaan dibandingkan dengan di perkotaan, yaitu 95,64 persen
berbanding 93,60 persen. Menurut jenis kelamin, tidak terlihat
perbedaan yang signifikan antara persentase baduta laki-laki dan
perempuan yang pernah diberi ASI.
Gambar 5.5 memperlihatkan baduta yang masih diberi ASI
sebesar 83,53 persen. Persentase baduta yang masih diberi ASI
relatif lebih tinggi di perdesaan dibandingkan dengan di perkotaan,
yaitu 85,44 persen berbanding 78,86 persen. Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam pemberian ASI antara baduta laki-laki dan
perempuan.

Gambar 5.6. Rata-rata lama pemberian Air Susu Ibu (dalam Bulan) pada
Gambar 5.6Baduta (Bayi lama
Rata-rata 0-23pemberian
bulan) menurut Jenis
Air Susu Ibu Kelamin
(dalam Bulan)dan
padaTipe Daerah,
Baduta 2017
(Bayi 0-23 bulan) menurut Jenis Kelamin da

10,24 10,27 10,26 10,53 10,61 10,57 10,38 10,43 10,41

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang


optimal, ASI eksklusif perlu diberikan pada bayi baru lahir sampai
usia enam bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak usia 2 tahun
(Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/MENKES/SK/VI/2004).
Gambar 5.6 memperlihatkan bahwa di Indonesia, rata-rata
lama pemberian ASI pada baduta adalah 10,41 bulan. Rata-rata ini

Profil Anak Indonesia 2018 63


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

relatif lebih tinggi di daerah perdesaan dibandingkan dengan di


perkotaan, yaitu 10,57 bulan berbanding 10,26 bulan.
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi. Komponen zat
makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk
dicerna dan diserap secara optimal oleh bayi. ASI saja sudah cukup
untuk menjaga pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan. Tidak
ada makanan lain yang dibutuhkan selama masa ini. ASI bersifat
steril, berbeda dengan sumber susu lain seperti susu formula
atau cairan lain yang disiapkan dengan air atau bahan-bahan
dapat terkontaminasi dalam botol yang kotor. Pemberian ASI saja,
tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol,
menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang
akan menyebabkan diare. Keadaan seperti ini di sebut disusui secara
penuh (memberikan ASI Eksklusif ) (Kemenkes, 2011 a).

Gambar 5.7. Rata-rata lama pemberian Air Susu Ibu (dalam Bulan)
Gambar 5.7
pada Baduta (Bayi 0-23 bulan) menurut Pemberian
Rata-rata lama pemberian Air Susu Ibu (dalam Bulan) pada Baduta (Bayi 0-23 bulan) menurut Pemberian Makan
Makanan Pendamping dan Tipe Daerah, 2017
6,28 6,09
5,92

4,34 4,29 4,32

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Tanpa Makanan Pendamping
Dengan Makanan Pendamping

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Manfaat pemberian ASI makin dirasakan saat ASI diberikan


secara eksklusif kepada bayi. World Health Organization (WHO)
menyebutkan bahwa ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja
tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral
atau obat dalam betuk tetes atau sirup sampai bayi usia enam
bulan. Pemberian ASI eksklusif sejak bayi dilahirkan sangat baik
dilakukan karena bayi akan memperoleh kolostrum, yang berupa air

64 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

susu ibu berwarna kekuningan yang keluar di hari pertama sampai


hari ke tiga saat ibu mulai menyusui. Kolostrum sangat baik karena
berprotein tinggi, kaya akan zat anti infeksi, dan dapat meningkatkan
daya tahan tubuh bayi.
Gambar 5.7 menunjukkan rata-rata lama baduta memperoleh
ASI menurut pemberian makanan pendamping ASI. Rata-rata lama
baduta memperoleh ASI saja adalah 4,32 bulan, sedangkan rata-
rata lama pemberian ASI dengan makanan pendamping adalah 6,09
bulan. Dari gambar tersebut terlihat bahwa rata-rata lama pemberian
ASI tanpa makanan pendamping di perkotaan relatif sama dengan
di perdesaan. Sedangkan rata-rata lama pemberian ASI dengan
makanan pendamping relatif lebih tinggi di daerah perdesaan
dibandingkan dengan di perkotaan, yaitu 6,28 bulan berbanding
5,92 bulan.
Gambar 5.8 menyajikan persentase bayi usia 0-5 bulan
menurut jenis makanan/minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam
terakhir. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa ibu di Indonesia
cenderung memberikan air putih kepada bayinya selain ASI, yaitu
sekitar 29,18 persen. Bayi usia 0-5 bulan yang diberi air lainnya (air
tajin, madu, teh, air gula, dll) sekitar 8,30 persen.

Gambar 5.8 Persentase Bayi Usia 0-5 Bulan menurut Jenis Makanan/Minuman-- yang Dikonsumsi dalam 24 Jam Terakhir, dan Tipe Dae
Gambar 5.8. Persentase Bayi Usia 0-5 Bulan menurut Jenis Makanan/Minuman
yang Dikonsumsi dalam 24 Jam Terakhir, dan Tipe Daerah, 2017

29,59 28,74 29,18

20,28
18,43
16,46 15,92
13,40 14,62

9,20 8,30
7,45

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Air Putih

Air Lainnya (air tajin, madu, teh, air gula, dll)

Susu Selain ASI dan Olahan Susu (Yoghurt, keju)

Makanan Pendamping (Bubur, kacang, daging, ikan, telur, sayur, buah, dll)

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 65


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Data Susenas menunjukkan bahwa satu diantara dua bayi


usia 0-5 bulan diberi ASI eksklusif. Persentase bayi yang diber ASI
eksklusif relatif lebih tinggi di perdesaan dibandingkan dengan di
perkotaan, yaitu 57,22 persen berbanding 54,77 persen. Provinsi
dengan persentase terendah bayi usia 0-5 bulan yang diberi ASI
eksklusif adalah Gorontalo sebesar 24,96 persen, Sulawesi Tenggara
sebesar 41,63 persen, dan Kepulauan Bangka Belitung sebesar 42,20
persen (Lampiran Tabel L-5.14).

Gambar 5.9. Persentase Bayi 0-5 bulan yang Diberi ASI Eksklusif (Tidak Diberi
Gambar 5.9 Makanan/Minuman
Persentase Bayi 0-5 bulan Tambahan
yang Diberi dalam 24 Jam
ASI Eksklusif Terakhir)
(Tidak menurut
Diberi Makanan/Minuman Tambahan dalam 24 Jam Te
Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017

55,01 54,53 54,77 56,03 58,51 57,22 55,52 56,42 55,96

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

5.4. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Berbagai manfaat dan kebaikan yang dimiliki air susu ibu (ASI)
menjadikan ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi. Pada prinsipnya
ASI harus diberikan pada bayi sedini mungkin. Salah satu metode
yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
pada bayi baru lahir adalah Inisiasi Menyusui Dini (IMD). IMD adalah
peletakkan bayi di dada ibu dalam waktu 30 menit sampai 1 jam
paska bayi dilahirkan. IMD bermanfaat untuk mencegah hipotermia
pada bayi karena dada ibu mampu menghangatkan bayi dengan
tepat selama bayi merangkak mencari payudara ibu. Pada saat IMD
bayi juga menjadi lebih tenang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bayi yang diberi kesempatan untuk menyusu dini lebih berhasil
menyusu eksklusif dan memiliki kesempatan untuk menghisap

66 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

kolostrum yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi.


Informasi pelaksanaan IMD dapat kita amati pada Gambar 5.10.
Data hasil Susenas 2017 tersebut memperlihatkan bahwa perempuan
pernah kawin usia 15-49 tahun yang melakukan IMD pada anak lahir
hidupnya yang terakhir sebanyak 56,39 persen. Persentase PPK
usia 15-49 tahun yang melakukan IMD di perkotaan lebih tinggi
dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu 58,66 persen berbanding
53,84 persen.

Gambar 5.10. Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) USIA 15-49 Tahun
yang Melahirkan
Persentase Perempuan Anak
PernahLahir
KawinHidup Terakhir
(PPK) Berumurmenurut Lamayang Melahirkan
15-49 Tahun
Gambar 5. 10 Anak LahirInisiasi
Hidup Terakhir
Menyusuimenurut Lama
Dini (IMD) danDiletakkan di Dada
Tipe Daerah, 2017Ibunya untuk Pertama
Kali Sejak Dilahirkan/Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan Tipe Daerah, 2017

58,66 53,84 56,39

11,36 10,20 10,82

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


< 1 Jam >=1 Jam
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Provinsi dengan persentase tertinggi PPK usia 15-49 tahun


yang melakukan IMD adalah DKI Jakarta sebesar 67,35 persen, Jawa
Tengah sebesar 64,57 persen, dan Kepulauan Riau sebesar 61,89
persen. Sedangkan provinsi dengan persentase terendah adalah
Maluku sebesar 33,64 persen, Papua Barat sebesar 34,62 persen,
dan Sumatera Utara sebesar 39,35 persen (terlihat di Lampiran
Tabel L-5.15).

5.5. Imunisasi
Imunisasi merupakan salah satu upaya meningkatkan
kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi
dasar adalah salah satu jenis dari imunisasi rutin yang diberikan

Profil Anak Indonesia 2018 67


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

pada bayi sebelum usia 1 (satu) tahun. Imunisasi rutin lainnya adalah
imunisasi lanjutan yang merupakan ulangan dari imunisasi dasar
untuk mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang
masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi dasar.
Melalui program imunisasi, Indonesia dinyatakan bebas
penyakit cacar sejak tahun 1974. Sejak saat itu program-program
pemerintah diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi
Dalam Rangka Pencegahan Penularan Terhadap Penyakit yang
Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu tuberkolosis, difteri,
pertusis, campak, polio, tetanus, dan hepatitis B.

Gambar 5. 11 GambarBalita
Persentase 5.11.yang
Persentase Balita
Pernah Diberi yang Pernah
Imunisasi Diberi
menurut Jenis Imunisasi
Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017

93,61 93,93 93,77 91,06 91,36 91,21 92,40 92,70 92,55

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Gambar 5.11 memperlihatkan persentase balita yang pernah


mendapatkan imunisasi sebesar 92,55 persen pada tahun 2017.
Persentase balita yang pernah diimunisasi lebih tinggi di daerah
perkotaan dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu 93,77 persen
berbanding 91,21 persen. Perbedaan ini perlu mendapat perhatian
agar orang tua di daerah perdesaan mengerti bahaya penyakit yang
dapat menyerang bayi dan manfaat imunisasi untuk mencegahnya.
Sedangkan menurut jenis kelamin, tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam capaian pemberian imunisasi laki-laki dan
perempuan.

68 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Belum semua baita di Indonesia mendapatkan imunisasi. Ada


beberapa provinsi yang cakupan imunisasinya masih relatif rendah.
Tabel 5.2 memperlihatkan persentase balita yang pernah diberi
imunisasi pada 10 provinsi dengan cakupan terendah. Provinsi yang
terendah adalah Aceh sebesar 77,54 persen, yang berarti sekitar
24,46 persen balita di Aceh tidak pernah diberi imunisasi. Provinsi
lainnya yang cakupannya juga rendah adalah Papua sebesar 77,88
persen dan Papua Barat sebesar 85,95 persen. Pemberian imunisasi
yang masih rendah perlu mendapatkan perhatian khusus dari
pemerintah mengingat imunisasi dapat meningkatkan kesehatan
anak dan meningkatkan kekebalan tubuh anak agar tidak mudah
tertular penyakit.

Tabel 5.2. Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut


Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017

Laki-Laki+
Provinsi Laki-Laki Perempuan
Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 76,05 79,08 77,54


Papua 78,23 77,52 77,88
Papua Barat 86,47 85,41 85,95
Maluku Utara 86,50 87,38 86,94
Sumatera Barat 87,21 87,90 87,55
Kalimantan Barat 87,50 87,74 87,62
Riau 86,28 90,04 88,12
Sumatera Utara 88,39 87,96 88,18
Maluku 88,27 88,56 88,41
Sulawesi Tengah 88,75 89,42 89,09

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Saat ini program imunisasi diberikan secara gratis oleh


pemerintah di puskesmas dengan tujuan untuk mengurangi angka
kematian bayi. Ada lima jenis imunisasi yang wajib diberikan pada
bayi sebelum usia satu tahun yaitu hepatitis B, BCG, Polio, DPT
dan campak, kemudian dilanjutkan dengan imunisasi lanjutan pada

Profil Anak Indonesia 2018 69


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

balita dan anak usia sekolah. Imunisasi lengkap adalah seorang


balita pada usia satu tahun memperoleh lima imunisasi dengan
komposisi satu kali imunisasi BCG, tiga kali imunisasi polio, empat
kali imunisasi hepatitis B, dan satu kali imunisasi campak.
Berdasarkan hasil Susenas 2017 diperoleh informasi bahwa
persentase balita yang pernah memperoleh imunisasi BCG sebesar
89,11 persen, Polio sebesar 88,83 persen, DPT sebesar 83,77 persen,
Hepatitis B sebesar 81,52 persen, dan Campak sebesar 70,67 persen
(Gambar 5.12).

Gambar 5.12. Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut jenis
Imunisasi dan Tipe Daerah, 2017
Gambar 5.12 Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi menurut jenis Imunisasi dan Tipe Daerah, 2017

90,77
90,31 89,11
87,29 88,83
85,95 87,20
84,22 83,77
81,39 81,52
78,56

71,86
70,67
69,38

Perkotaan Perdesaan Perkotaan +


Perdesaan

BCG Polio DPT Hepatitis B Campak

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Gambar 5.13 memperlihatkan bahwa sebesar 60,90 persen


balita sudah mendapat imunisasi lengkap. Menurut tipe daerah,
persentase balita yang mendapat imunisasi lengkap di perkotaan
sebesar 63,98 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan di
perdesaan sebesar 57,53 persen. Menurut jenis kelamin, tidak
terlihat perbedaan yang signifikan antara persentase balita laki-laki
dan perempuan yang mendapatkan imunisasi lengkap.

70 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Tiga provinsi dengan persentase tertinggi Balita yang mendapat


imunisasi lengkap adalah DI Yogyakarta sebesar 82,99 persen,
Bali sebesar 79,32 persen, dan Jawa Tengah sebesar 75,79 persen.
Sedangkan yang terendah adalah Aceh sebesar 36,31 persen, Papua
sebesar 36,85 persen, dan Banten sebesar 43,22 persen (Lampiran
Tabel L-5.20).

IMUNISASI LENGKAP
Gambar 1-3-3-1
5.13. Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap menurut Jenis
Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap menurut Jenis Kelamin dan Tipe
Gambar 5.13 Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Daerah, 2017

64,24 63,72 63,98 56,95 58,13 57,53 60,78 61,04 60,90

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

IMUNISASI LENGKAP 1-3-3-1-3


Persentase Balita yang Mendapat Imunisasi Lengkap menurut Jenis Kelamin dan Tipe
Gambar 5.13
5.6. Kesehatan
Daerah, 2017 Anak
Status kesehatan dapat dilihat secara langsung maupun tidak
langsung. Penentuan status kesehatan secara langsung antara
lain melalui pemeriksaan diagnosis/medis oleh tenaga kesehatan
(pendekatan obyektif ). Sedangkan secara tidak langsung dilakukan
melalui persepsi sendiri (pendekatan subyektif ). Survei berskala
besar seperti Susenas menggunakan pendekatan subyektif, dengan
menanyakan kondisi kesehatan seperti keluhan kesehatan yang
dialami serta upaya untuk mengatasi keluhan tersebut.
53,50 53,09awal
Gejala 53,30 48,76
dari
seseorang 49,59
yang49,17sakit adalah
51,25 51,41
adanya51,33
gangguan atau keluhan kesehatan
Perkotaan yang terjadi Perkotaan
Perdesaan pada dirinya.
+ Perdesaan
Susenas mendefinisikan seseorang mengalami keluhan kesehatan
Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan
apabila mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena

Profil Anak Indonesia 2018 71


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminal atau hal lain.


Seorang dikatakan sakit apabila memiliki keluhan kesehatan dan
mengganggu aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan hasil Susenas 2017 anak usia 0-17 tahun yang
mengalami keluhan kesehatan sebesar 28,56 persen (Gambar 5.14).
Anak-anak yang mengalami keluhan kesehatan di daerah perkotaan
sebesar 30,60 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan di perdesaan
sebesar 26,39 persen. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
anak laki-laki dan perempuan yang memiliki keluhan kesehatan baik
di perkotaan maupun di perdesaan.

Gambar 5.14. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Memiliki Keluhan Kesehatan
Gambar 5.14 Persentase Anak Berumur
dalam 0-17 Tahun
Sebulan yang menurut
Terakhir Memiliki Keluhan Kesehatan dalam Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelam
Jenis Kelamin
dan Tipe Daerah, 2017

30,60 30,61 30,60 26,16 26,63 26,39 28,44 28,69 28,56

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Gambar 5.15 memperlihatkan bahwa pada tahun 2017


persentase anak yang sakit atau yang dikenal dengan morbiditas atau
angka kesakitan anak adalah 15,86 persen. Angka kesakitan anak di
perkotaan sebesar 16,66 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan
dengan di perdesaan sebesar 15,01 persen. Tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam persentase anak perempuan dan anak laki-
laki yang sakit.

72 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Gambar 5.15 Persentase Anak Berumur 0-17 Tahun yang Sakit dalam Sebulan Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2

Gambar 5.15. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Sakit dalam Sebulan
Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017

16,63 16,69 16,66 15,02 15,01 15,01 15,84 15,88 15,86

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

5.6.1. Berobat Jalan


Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi,
dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
Berbagai upaya pengobatan perlu dilakukan oleh orang tua
atau penanggung jawab anak saat seorang anak mengalami keluhan
kesehatan untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya. Upaya
kesehatan yang ditempuh adalah mengunjungi fasilitas maupun
tenaga kesehatan seperti berobat jalan atau rawat inap untuk
mendapatkan tindakan medis yang tepat.
Gambar 5.16 memberikan informasi bahwa sebesar 52,73
persen anak mengalami keluhan kesehatan dan berobat jalan.
Persentase anak yang mengalami keluhan kesehatan dan berobat
jalan di daerah perkotaan sebesar 53,57 persen, relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan di perdesaan sebesar 51,71 persen.

Profil Anak Indonesia 2018 73


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Gambar 5.16. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan
Gambar 5.16 Kesehatan
Persentase Anakdan
usiaBerobat Jalan
0-17 Tahun dalam
yang sebulan
Mengalami Terakhir
Keluhan Menurutdan Berobat Jalan dalam sebulan Te
Kesehatan
Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017

53,78 53,35 53,57 52,24 51,17 51,71 53,09 52,37 52,73

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Laki-laki Perempuan Laki-laki dan Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa anak yang mengalami


keluhan kesehatan dan berobat jalan paling banyak berobat ke
praktek dokter/bidan sebesar 44,12 persen, dan puskesmas/pustu
sebesar 31,77 persen. Di Perkotaan, anak yang mengalami keluhan
kesehatan dan berobat jalan ke praktek dokter/bidan sebesar
38,77. Sebaliknya, di perdesaan lebih dari 50 persen anak yang
mengalami kesehatan berobat jalan ke praktek dokter/bidan. Selain
itu, di perdesaan juga masih terdapat sekitar 1,69 persen anak yang
mengalami kesehatan dan berobat jalan ke pengobatan tradisional.
Sedangkan di perkotaan, anak yang mengalami keluhan kesehatan
dan berobat jalan ke pengobatan tradisional hanya sebesar 0,89
persen.
Pemenuhan kebutuhan dasar kesehatan baik untuk orang
dewasa maupun anak-anak perlu mendapat jaminan dalam bentuk
perlindungan kesehatan. Seseorang yang menjadi peserta jaminan

74 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

kesehatan akan memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan


dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.
Untuk menjadi peserta jaminan kesehatan, seseorang diwajibkan
membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Dengan
memiliki jaminan kesehatan maka seseorang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan perorangan yang mencakup pelayanan
promotif, preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan), dan
rehabilitatif. Jaminan kesehatan yang termasuk dalam subbab ini
adalah jaminan kesehatan nasional maupun jaminan kesehatan
lainnya.

Tabel 5.3. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan
Kesehatan dan Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir menurut
Tempat Berobat Jalan dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan +
Tempat Berobat Jalan Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

RS Pemerintah 4,28 3,15 3,78


RS Swasta 7,19 2,03 4,92
Praktek Dokter/ Bidan 38,77 50,92 44,12
Klinik/ Praktek Dokter Bersama 19,84 8,03 14,64
Puskesmas/ Pustu 31,19 32,51 31,77
UKBM 1,49 5,61 3,30
Pengobatan Tradisional 0,89 1,69 1,25
Lainnya 0,57 0,78 0,66

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Tabel 5.4 menunjukkan persentase anak berdasarkan jaminan


kesehatan yang dimiliki. Belum semua anak mempunyai jaminan
kesehatan. Hal ini terlihat dari Tabel 5.4 yang menunjukkan ada
sekitar 45,41 persen anak yang tidak mempunyai jaminan kesehatan.
Jaminan kesehatan yang paling banyak dimiliki anak di Indonesia
adalah BPJS Kesehatan Penerima Bantuan Iuran (PBI) (24,67 persen),
BPJS Kesehatan Non-PBI (14,76 persen), dan Jamkesda (12,03
persen).

Profil Anak Indonesia 2018 75


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Tabel 5.4. Persentase Anak usia 0-17 tahun Menurut Jaminan Kesehatan
yang Dimiliki dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan +
Jaminan Kesehatan yang Dimiliki Perkotaan Perdesaan
Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

BPJS Kesehatan PBI 22,71 26,73 24,67


BPJS Kesehatan Non-PBI 20,83 8,33 14,76
Jamkesda 9,32 14,90 12,03
Asuransi Kesehatan Swasta 2,10 0,36 1,26
Perusahaan/
6,76 1,65 4,28
kantor
Tidak Punya 41,37 49,69 45,41

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Jika dilihat berdasarkan tipe daerah, maka terlihat bahwa 49,69


persen anak di perdesaan tidak mempunyai jaminan kesehatan. Hal
ini berarti bahwa satu dari dua anak di perdesaan tidak mempunyai
jaminan kesehatan. Sebagian besar jaminan kesehatan yang dimiliki
anak di perdesaan adalah BPJS Kesehatan PBI (26,73 persen) dan
Jamkesda (14,90 persen). Anak di perdesaan yang mempunyai BPJS
Kesehatan Non-PBI hanya sebesar 8,33 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa di perdesaan masih banyak yang mengandalkan bantuan
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam kepesertaan
jaminan kesehatan.
Berbeda dengan anak yang tinggal di perdesaan, anak di
perkotaan cukup banyak yang memiiki jaminan kesehatan BPJS
Kesehatan Non-PBI, yaitu 20,83 persen. Anak yang memiliki jaminan
kesehatan Jamkesda di perkotaan sebesar 9,32 persen. Selain itu, di
perkotaan juga terdapat 6,76 persen anak yang mempunyai jaminan
kesehatan dari Perusahaan/kantor.
Tabel 5.5 menunjukkan persentase anak yang berobat jalan
berdasarkan jaminan kesehatan yang digunakan. Sebagian besar
anak berobat jalan tanpa menggunakan jaminan kesehatan, yaitu
sebesar 68,72 persen. Hal ini berarti bahwa dua dari tiga anak yang
berobat jalan tidak menggunakan jaminan kesehatan.

76 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Tabel 5.5. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Berobat Jalan dalam
Sebulan Terakhir Menurut Jenis Jaminan Kesehatan
yang Digunakan dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan +
Jaminan Kesehatan yang Dipakai Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

BPJS Kesehatan PBI 13,25 13,10 13,19


BPJS Kesehatan Non-PBI 13,74 4,52 9,68
Jamkesda 3,95 5,53 4,65
Asuransi Kesehatan Swasta 1,00 0,09 0,60
Perusahaan/kantor 5,00 1,14 3,30
Tidak Menggunakan 63,23 75,72 68,72

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Jaminan kesehatan yang paling banyak digunakan untuk


berobat jalan adalah BPJS Kesehatan PBI, yaitu sebesar 13,19 persen,
sedangkan jaminan kesehatan yang paling sedikit digunakan untuk
berobat jalan adalah Asuransi Kesehatan Swasta, hanya sebesar
0,60 persen.
Di perdesaan, terdapat 75,72 persen anak yang berobat
jalan tanpa menggunakan jaminan kesehatan. Hal ini berarti
bahwa tiga dari empat anak di perdesaan beobat jalan tanpa
menggunakan jaminan kesehatan. Jaminan kesehatan yang paling
banyak digunakan untuk berobat jalan adalah BPJS Kesehatan PBI
(13,20 persen) dan Jamkesda (5,53 persen). Hal ini menunjukkan
ketergantungan terhadap bantuan pemerintah masih cukup tinggi
dalam hal kepesertaan jaminan kesehatan di perdesaan.
Jaminan kesehatan yang paling banyak digunakan untuk
berobat jalan di perkotaan adalah BPJS Kesehatan Non-PBI, yaitu
sebesar 13,74 persen. Di perkotaan anak yang menjadi peserta
jaminan kesehatan secara mandiri melalui BPJS Kesehatan Non-PBI
relatif lebih tinggi dibandingkan anak di perdesaan.

Profil Anak Indonesia 2018 77


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

5.6.2. Rawat Inap


Pada beberapa kasus, keluhan kesehatan yang dialami oleh
anak memerlukan penanganan yang lebih dari sekedar berobat
jalan. Tentunya tenaga kesehatan akan memberi arahan untuk rawat
inap di fasilitas kesehatan. Pengawasan lebih intensif oleh tenaga
kesehatan pada fasilitas kesehatan yang menyediakan rawat inap
sangat diperlukan untuk proses penyembuhan. Pasien anak yang
menjalani rawat inap akan memperoleh pelayanan kesehatan
yang lebih menyeluruh, termasuk observasi, diagnosis, terapi, dan
tindakan yang lebih tepat. Selain itu, mereka akan mendapatkan
berbagai jenis pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk
mempercepat penyembuhan penyakit pasien.

Gambar 5.17 Persentase Anak Berumur 0-17 Tahun yang Rawat Inap dalam Setahun Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Tipe Da
Gambar 5.17. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Rawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017

3,96 3,63 3,80 2,69 2,48 2,59 3,34 3,07 3,21

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Gambar 5.17 menyajikan persentase anak yang mengalamI


keluhan kesehatan dan rawat inap dalam setahun terakhir. Sebesar
3,21 persen anak mengalami keluhan kesehatan dan rawat inap
dalam setahun terakhir. Persentase anak yang mengalami keluhan
kesehatan dan rawat inap di perkotaan sebesar 3,80 persen, relatif
lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan sebesar 2,59 persen.
Menurut jenis kelamin, tidak terlihat perbedaan yang signifikan
antara persentase anak laki-laki dan perempuan yang rawat inap.

78 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Tabel 5.6. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan
Kesehatan dan Rawat Inap dalam Setahun Terakhir Menurut
Jenis Fasilitas Kesehatan dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan +
Jenis Fasilitas Kesehatan Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

RS Pemerintah 37.71 41.83 39.33


RS Swasta 46.92 25.34 38.47
Praktek Dokter/ Bidan 3.59 4.50 3.95
Klinik/Praktek Dokter Bersama 4.64 6.57 5.39
Puskesmas/Pustu 8.43 23.95 14.51
Pengobatan Tradisional 0.24 0.73 0.43
Lainnya 0.20 0.11 0.17

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Tabel 5.6 menyajikan persentase anak menjalani rawat


inap dalam setahun terakhir menurut jenis fasilitas kesehatan
berdasarkan data Susenas 2017. Secara nasional, dari seluruh anak
yang pernah rawat inap dalam setahun terakhir, sebagian besar
menjalani rawat inap di rumah sakit pemerintah (39,33 persen) dan
rumah sakit swasta (38,47 persen). Di daerah perdesaan, persentase
anak yang pernah dirawat inap di rumah sakit pemerintah lebih tingi
dibandingkan dengan rumah sakit swasta (41,83 persen berbanding
25,34 persen). Berbanding terbalik dengan di daerah perkotaan,
persentase anak yang pernah menjalani rawat inap di rumah sakit
pemerintah lebih rendah dibanding rumah sakit swasta (37,71 persen
berbanding 46,92 persen).
Jaminan kesehatan berdasarkan Undang-Undang Nomor
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional bertujuan
menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan
kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan. Secara nasional, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel
5.7, pada tahun 2017 masih terdapat sekitar 45,69 persen anak di
Indonesia yang tidak menggunakan jaminan kesehatan saat rawat
inap dalam setahun terakhir. Dalam hal penggunaan jaminan

Profil Anak Indonesia 2018 79


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

kesehatan ini, dimungkinkan bahwa seorang anak menggunakan


lebih dari satu jaminan kesehatan. Dua jenis jaminan kesehatan yang
paling banyak digunakan anak di Indonesia adalah BPJS Kesehatan
PBI (20,37 persen) dan BPJS Kesehatan Non-PBI (20,08 persen),
Jaminan kesehatan yang paling sedikit digunakan adalah asuransi
kesehatan swasta, yaitu hanya sekitar 2,32 persen.

Tabel 5.7. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Rawat inap
dalam Setahun Terakhir menurut JANINAN KESEHATAN
YANG DIGUNAKAN Tipe Daerah, 2017

Jaminan Kesehatan yang Perkotaan +


Perkotaan Perdesaan
Digunakan Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

BPJS Kesehatan PBI 18.79 22.82 20.37


BPJS Kesehatan Non-PBI 25.48 11.69 20.08
Jamkesda 4.83 7.53 5.89
Asuransi Kesehatan Swasta 3.38 0.67 2.32
Perusahaan/kantor 8.29 2.41 5.99
Tidak Menggunakan 39.63 55.12 45.69

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Jika dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, maka terlihat


pola penggunaan jaminan kesehatan yang berbeda antara di
perkotaan dengan di perdesaan. Anak yang dirawat inap di perkotaan
lebih banyak menggunakan jaminan kesehatan BPJS Kesehatan
Non-PBI daripada BPJS Kesehatan PBI (25,48 persen berbanding
18,79 persen). Hal ini berbeda dengan kondisi di perdesaan, dimana
anak yang dirawat inap di perdesaan lebih banyak menggunakan
jaminan kesehatan BPJS Kesehatan PBI daripada BPJS Kesehatan
Non-PBI (22,82 persen berbanding 11,69 persen). Selain itu, jaminan
kesehatan yang cukup banyak digunakan oleh anak untuk rawat
inap di perkotaan adalah jaminan kesehatan dari perusahaan/kantor
dimana orang tua anak tersebut bekerja, yaitu sebesar 8,29 persen.
Sedangkan di perdesaan, penggunaan Jamkesda bagi anak yang
menjalani rawat inap lebih populer daripada jaminan kesehatan dari
perusahaan/kantor tempat orang tuanya bekerja, yaitu sebesar 7,53
persen berbanding 2,41 persen.

80 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

5.7. Perilaku Merokok Anak


Secara umum, merokok merupakan aktifitas membakar
tembakau kemudian menghisap asapnya baik menggunakan rokok
maupun pipa pada sebulan terakhir sampai saat pencacahan
Susenas. Dewasa ini, jenis rokok semakin bervariasi. Rokok tidak
hanya berbentuk rokok tembakau, tetapi juga sudah ada jenis rokok
elektrik, terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Merokok tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja,
tetapi juga pada anak-anak dan remaja. Meskipun akibat negatif
dari merokok sudah banyak diketahui, tetapi kebiasaan merokok
sulit dihentikan. Bahaya rokok semakin besar ketika dikonsumsi
oleh anak-anak dan remaja karena pada usia muda tubuh lebih
banyak menyerap racun rokok yang dapat mengakibatkan penyakit
berbahaya di usia dewasa. Perilaku merokok pada anak-anak dan
remaja kerap berhubungan dengan penerimaan dalam pergaulan
sehari-hari. Pada saat menginjak usia remaja, seorang anak
cenderung bergaul dengan teman sebaya, yang dapat memberikan
pengaruh kebiasaan merokok. Penelitian Komasari dan Helmi (2000)
memperlihatkan bahwa 28 persen remaja merokok saat berkumpul
dengan teman sebayanya.
Tabel 5.8 menggambarkan persentase anak usia 5-17 tahun
menurut kebiasaan merokok tembakau, jenis kelamin, dan tipe
daerah. Sedangkan Tabel 5.9, menggambarkan persentase anak
usia 5-17 tahun menurut kebiasaan merokok elektrik, jenis kelamin,
dan tipe daerah.
Berdasarkan Tabel 5.8, kebiasaan anak yang merokok tembakau
dalam sebulan terakhir dibedakan menjadi merokok setiap hari
dan merokok tidak setiap hari. Anak usia 5-7 tahun yang merokok
tembakau setiap hari sebesar 1,30 persen. Sedangkan anak yang
merokok tidak setiap hari sebanyak 0,33 persen.
Anak yang merokok setiap hari bisa dilihat perbedaanya
menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Jika dilihat berdasarkan
tipe daerah, maka terlihat bahwa persentase anak yang merokok
tembakau setiap hari relatif lebih tinggi di perdesaan dibandingkan
dengan di perkotaan, yaitu 1,55 persen berbanding 1,07 persen.
Sedangkan menurut jenis kelamin, persentase anak laki-laki yang
merokok tembakau setiap hari lebih tinggi dibandingkan dengan

Profil Anak Indonesia 2018 81


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

anak perempuan yang merokok tembakau, yaitu 2,49 persen


berbanding 0,06 persen.

Tabel 5.8. Persentase Anak usia 5-17 tahun Menurut Kebiasaan Merokok
Tembakau Sebulan Terakhir, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Setiap Hari Tidak Setiap Hari
Tipe Daerah Laki-laki+ Laki-laki+
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Perempuan Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan 2,04 0,05 1,07 0,56 0,02 0,29


Perdesaan 2,94 0,07 1,55 0,68 0,02 0,36
Perkotaan +
2,49 0,06 1,30 0,62 0,02 0,33
Perdesaan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Anak yang merokok tidak setiap hari memiliki pola yang


hampir sama dengan anak yang merokok setiap hari. Persentase
anak yang merokok tidak setiap hari relatif lebih tinggi di perdesaan
dibandingkan dengan di perkotaan, yaitu 0,36 persen berbanding
0,29 persen. Sedangkan menurut jenis kelamin, persentase anak
laki-laki yang merokok tidak setiap hari lebih tinggi dibandingkan
dengan anak perempuan, yaitu 0,62 persen berbanding 0,02 persen.

Tabel 5.9. Persentase Anak usia 5-17 tahun Menurut Kebiasaan Merokok
ELEKTRIK Sebulan Terakhir, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017

Setiap Hari Tidak Setiap Hari


Tipe Daerah Laki-laki+ Laki-laki+
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Perempuan Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan 0,19 0,00 0,10 0,05 0,01 0,03


Perdesaan 0,16 0,01 0,08 0,06 0,00 0,03
Perkotaan +
0,17 0,00 0,09 0,05 0,01 0,03
Perdesaan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

82 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Tabel 5.9 menggambarkan kebiasaan anak yang merokok


elektrik dalam sebulan terakhir dibedakan menjadi merokok setiap
hari dan merokok tidak setiap hari. Anak usia 5-7 tahun yang merokok
elektrik setiap hari sebesar 0,09 persen. Sedangkan anak yang
merokok elektrik tidak setiap hari sebanyak 0,03 persen.
Anak yang merokok elektrik setiap hari bisa dilihat berdasarkan
tipe daerah dan jenis kelamin. Tidak ada perbedaan yang signifikan
antara persentase anak yang merokok elektrik setiap hari di
perkotaan dan di perdesaan, masing-masing 0,10 persen dan 0,08
persen. Persentase anak laki-laki yang merokok elektrik setiap hari
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu 0,17
persen untuk anak laki-laki, sedangkan untuk perempuan kurang
dari 0,01 persen.
Kebiasan anak yang merokok elektrik tidak setiap hari memiliki
pola yang hampir sama baik di perkotaan maupun di perdesaan,
sekitar 0,03 persen. Sedangkan menurut jenis kelamin, persentase
anak laki-laki yang merokok elektrik tidak setiap hari relatif lebih
tinggi dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu 0,05 persen
berbanding 0,01 persen.

5.8. Berat Badan Saat Lahir


Dalam subbab ini, berat badan saat lahir digunakan sebagai
indikator status kesehatan anak yang berkaitan dengan antropometri
atau pengukuran badan/tubuh anak. Berat badan bayi baru lahir
minimal 2.500 gram agar bayi tumbuh kembang sehat dan cerdas.
Pemantauan berat bayi dan anak dilakukan setiap bulan dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) (Kemenkes, 2014b).
Berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu berat bayi lahir kurang
dari 2.500 gram, akan membawa risiko kematian, gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk dapat berisiko
menjadi pendek jika tidak tertangani dengan baik (Kemenkes,
2016). Anak dengan riwayat BBLR merupakan salah satu faktor yang
potensial memengaruhi pertumbuhan anak. Terdapat hubungan
yang signifikan antara riwayat status BBLR dengan stunting pada
anak baduta (Rahayu, dkk, 2015). BBLR merupakan faktor risiko
yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting . Anak
dengan BBLR memiliki risiko 5,87 kali untuk mengalami stunting .

Profil Anak Indonesia 2018 83


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Bayi baru lahir tentu membutuhkan bantuan dan waktu


untuk melakukan adaptasi terhadap kehidupan baru di luar rahim.
Penyesuaian kehidupan di luar rahim bagi bayi baru lahir dengan
berat badan rendah tentunya memerlukan upaya dan perhatian
lebih. Berbagai metode penanganan bayi baru lahir bagi bayi berat
lahir rendah (BBLR) perlu dilakukan lebih intensif untuk menghindari
kesakitan dan kematian bayi.

Tabel 5.10. Persentase Wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang
PERNAH Melahirkan dalam Dua Tahun Menurut Berat Badan ANAK
TERAKHIR WAKTU DILAHIRKAN DAN TIPE DAEAH, 2017
Berat Badan
Tipe Daerah < 2,50 >= 2,5 Tidak Tidak Total
Kg Kg Ditimbang Tahu
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Perkotaan 14.15 83.28 1.15 1.42 100.00

Perdesaan 13.55 79.13 5.37 1.95 100.00

Perkotaan + Perdesaan 13.87 81.33 3.14 1.67 100.00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Persentase wanita pernah kawin usia 15-49 tahun yang pernah


melahirkan dalam 2 (dua) tahun terakhir yang memiliki anak lahir
terakhir termasuk dalam kategori BBLR dapat dilihat pada Tabel
5.10. Setidaknya terdapat 13,87 persen wanita usia 15-49 tahun
yang melahirkan anak dalam dua tahun terakhir dengan berat
lahir rendah (kurang dari 2.500 gram). Kejadian BBLR menurut tipe
daerah nampaknya tidak memiliki kesenjangan yang berarti, yaitu
14,15 persen di perkotaan dan 13,55 persen di perdesaan.

5.9. Status Kepemilikan Rumah


Menurut World Health Organization (WHO), tempat tinggal yang
berkualitas sangat bermanfaat bagi penghuninya, dimana mereka
akan merasa aman, terlindungi, dan terjamin kesehatannya. Kualitas
tempat tinggal dapat dilihat dari empat aspek, yaitu (1) kondisi

84 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

psikososial, ekonomi, dan budaya yang dihasilkan penghuni, 2)


konstruksi, bahan, dan kualitas interior, (3) infrastruktur lingkungan,
serta (4) tatatan sosial lingkungan sekitar. Dengan demikian,
kualitas tempat tinggal perlu diperhatikan guna menjaga kesehatan
penghuninya, terutama anak-anak. Anak membutuhkan tempat
tinggal yang layak untuk menunjang proses tumbuh kembangnya.
Status kepemilikan rumah tinggal dapat menggambarkan
kesejahteraan penduduk. Tempat tinggal yang tetap dan terjamin
menunjukkan kemampuan rumah tangga dalam memenuhi salah
satu kebutuhan dasarnya. Sebagian besar rumah tangga di Indonesia
tinggal di rumah milik sendiri. Di tahun 2017, anak yang tinggal di
rumah tangga dengan status kepemilikan rumah milik sendiri ada
sebesar 80,18 persen. Akan tetapi, kecenderungan anak yang tinggal
di perkotaan untuk tinggal di rumah kontak, sewa, atau bebas sewa
lebih besar dibandingkan rumah tangga di daerah perdesaan.

Gambar 5.18. Persentase Anak usia 0-17 tahun Menurut Status Kepemilikan
Gambar 5.22 Rumah
Persentase Anak Berumur 0-17TEMPAT TINGGAL,
tahun Menurut dan Tipe
Status Kepemilikan Daerah,
Rumah, dan Tipe 2017
Daerah, 2017

0.30 0.23 0.26


1.15 1.56 1.35

12.49 7.98 10.30


1.80
7.91
72.39
13.67
80.18
88.43

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Milik sendiri Kontrak/sewa Bebas sewa Dinas Lainnya

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Anak yang tinggal di rumah kontrak/sewa memiliki tingkat


kesejahteraan rumah tangga yang relatif lebih rendah dibandingkan
dengan yang tinggal di rumah milik sendiri. Tingginya persentase
anak yang tinggal di rumah kontrak/sewa di daerah perkotaan erat

Profil Anak Indonesia 2018 85


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

kaitannya dengan biaya hidup dan harga tanah yang lebih mahal di
perkotaan dibandingkan di perdesaan.

5.10. Akses Terhadap Air Layak


Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Air dapat digunakan untuk minum, memasak,
mandi, mencuci, dan dapat juga digunakan sebagai bahan
baku kebutuhan lainnya. Berbagai macam kebutuhan manusia
membutuhkan air, sehingga pemanfaatan air harus dikelola dengan
baik agar tidak mencemari dan merusak kualitas air. Pemerintah telah
menyusun target pembangunan nasional terkait pemanfaatan air
tersebut dalam Program Prioritas Nawacita, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) yang telah disesuaikan dengan indikator global
(Sustainable Development Goals/SDGs).
Dalam Susenas, yang dimaksud rumah tangga dengan fasilitas
air layak adalah rumah tangga dengan fasilitas air minum berupa
air leding, air hujan, sumur bor/pompa, sumur terlindung dan mata
air terlindung dengan jarak lebih besar atau sama dengan 10 meter
dari penampungan limbah/kotoran/tinja terdekat.

Gambar 5.23 Persentase Anak Berumur 0-17 Tahun yang Tinggal di Rumah dengan Fasilitas Air Layak Menurut Tipe Daerah, 2017
Gambar 5.19. Persentase Anak usia 0-17 Tahun yang Tinggal di Rumah dengan
Fasilitas Air Layak Menurut Tipe Daerah, 2017

80.41
71.25
61.54

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

86 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Persentase anak yang tinggal di rumah tangga dengan fasilitas


air layak di Indonesia sebesar 71,25 persen. Persentase anak di
perkotaan yang tinggal di rumah dengan fasilitas air layak jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu 80,41 persen
berbanding 61,54 persen.

5.11. Akses Terhadap Sanitasi Layak


Lingkungan merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar
terhadap derajat kesehatan baik individu maupun masyarakat.
Kondisi lingkungan yang berdampak terhadap kesehatan yaitu
ketersediaan air bersih, kepemilikan jamban, kondisi rumah, dan
kondisi lingkungan perumahan. Kesakitan dan kematian erat
kaitannya dengan kondisi kesehatan lingkungan. Oleh sebab itu,
target terkait penyediaan air bersih dan sanitasi tertuang dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Goal Keenam yaitu Menjamin
Ketersediaan dan Pengelolaan Air Bersih dan Sanitasi Berkelanjutan
Untuk Semua.
Sanitasi layak merupakan salah satu syarat terciptanya
lingkungan yang sehat dan nyaman. Sanitasi layak yang dicerminkan
dari kepemilikan jamban sendiri dengan tangki septik merupakan
kebutuhan pokok bagi setiap individu. Kondisi sanitasi yang buruk
merupakan tempat berkembangnya penyakit menular yang dapat
menyebabkan morbiditas masyarakat, terutama usia di bawah lima
tahun yang masih rentan terhadap penyakit. Balita yang tidak sehat
dan terpapar penyakit akan cenderung meningkatkan risiko stunting
dibandingkan balita yang tumbuh sehat.
Oleh karena itu, upaya pemenuhan fasilitas sanitasi yang layak
menjadi bagian penting dalam meningkatkan kesejahteraan. Bagi
anak-anak, sanitasi yang buruk akan menimbulkan akibat yang lebih
buruk lagi. Sanitasi serta perilaku kebersihan yang buruk serta air
minum yang tidak aman berkontribusi terhadap 88 persen kematian
anak akibat diare di seluruh dunia (UNICEF, 2012).
Berdasarkan data Susenas, rumah tangga dengan fasilitas
sanitasi layak adalah rumah tangga yang memiliki tempat buang air
besar yang digunakan sendiri atau bersama, dengan kloset leher
angsa, dan tempat pembuangan akhir berupa tangki septik/Sistem
Pengolahan Air Limbah (SPAL).

Profil Anak Indonesia 2018 87


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

Gambar 5.20 menyajikan persentase anak yang tinggal di rumah


dengan fasilitas sanitasi layak menurut tipe daerah. Persentase
anak yang tinggal di rumah dengan fasilitas sanitasi layak sebesar
66,56 persen, sebaliknya 33,44 persen anak tinggal di rumah dengan
fasilitas sanitasi yang tidak layak. Persentase anak yang tinggal di
rumah dengan fasilitas sanitasi layak di perkotaan relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu 79,81 persen berbanding
52,52 persen.

Gambar 5.24 PersentaseGambar 5.20.0-17


Anak Berumur Persentase
Tahun yang Anak
Tinggalusia 0-17dengan
di Rumah TahunFasilitas
yang Tinggal di Rumah
Sanitasi Layak dengan
Menurut Tipe Daerah, 2017
Fasilitas Sanitasi Layak Menurut Tipe Daerah, 2017

79.81
66.56
52.52

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

5.12. Rumah Tangga Kumuh


Permukiman kumuh adalah permukiman yang tidak layak huni
karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan
yang tinggi, tingkat kepadatan barang yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta sarana dan prasarana yang tidak memenuhi syarat
(UU No.1 Tahun 2001).
Permukiman kumuh terjadi karena masalah ekonomi dan erat
kaitannya dengan masalah kesehatan, konsumsi pangan, keamanan,
dan persoalan kesejahteraan lainnya. Susenas mendefinisikan rumah
tangga kumuh berdasarkan pembobotan dengan kriteria ketahanan

88 Profil Anak Indonesia 2018


Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Anak

bangunan rendah, akses air minum tidak layak, sanitasi tidak layak,
dan sufficient living area ≤ 7,2 m2.
Berdasarkan hasil Susenas pada tahun 2017, persentase
anak yang tinggal di rumah tangga kumuh sebesar 9,08 persen.
Persentase anak di perdesaan yang tinggal di rumah tangga kumuh
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan, yaitu 11,84
persen berbanding 6,47 persen.

bar 5.25 Gambar0-17


Persentase Anak Berumur 5.21. Persentase
Tahun Anak
yang Tinggal usia 0-17
di Rumah TanggaTahun
Kumuhyang Tinggal
menurut di Rumah
Tipe Daerah, Tangga
2017
Kumuh menurut Tipe Daerah, 2017

11.84
9.08
6.47

Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan


Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Jika dilihat berdasarkan provinsi, diketahui bahwa Papua


merupakan provinsi dengan persentase tertinggi anak yang
tinggal di rumah tangga kumuh, yaitu 48,66 persen. Provinsi yang
juga memiliki persentase tinggi adalah NTT sebesar 27,55 persen.
Sedangkan provinsi dengan persentase terendah anak yang tinggal
di rumah tangga kumuh adalah DI Yogyakarta sebesar 2,31 persen,
Jawa Tengah sebesar 2,62 persen, dan Bali sebesar 3,03 persen.
Informasi selengkapnya terdapat pada Lampiran Tabel L-5.57.

Profil Anak Indonesia 2018 89


BAB 6

PENDIDIKAN ANAK
Persentase penduduk yang masih sekolah dapat digunakan
untuk mengukur tingkat perluasan kesempatan penduduk
untuk memperoleh pendidikan di sekolah. Sebagian
besar anak usia 5-17 tahun berstatus masih bersekolah,
yaitu 83,32 persen. Sisanya sebesar 12,64 persen anak
tidak/belum bersekolah dan sebesar 4,04 persen anak
berstatus tidak bersekolah lagi. Putus sekolah masih
merupakan persoalan tersendiri yang perlu penanganan
serius dalam mencapai pendidikan untuk semua. Angka
putus sekolah paling tinggi pada jenjang pendidikan
sekolah menengah/sederajat, yaitu sebesar 4,74 persen.
Dilihat menurut daerah tempat tinggal, anak putus
sekolah di perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan.

Meningkatkan aksesibilitas pendidikan merupakan salah satu


usaha untuk menguatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Pendidikan akan mencetak SDM yang berkualitas baik dari segi
spiritual, intelegensi dan keterampilan. Melalui proses pendidikan
akan terbentuk sosok–sosok individu sebagai SDM yang akan
berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara.
Pendidikan sebagai bagian dari usaha untuk meningkatkan
taraf kesejahteraan kehidupan manusia merupakan bagian dari
tujuan pembangunan nasional. Hal ini secara jelas tertuang
dalam Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa salah satu
tujuan negara antara lain memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh sebab itu, pemerintah secara
terus menerus berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Hal tersebut dimulai dengan pemberian kesempatan yang seluas-
luasnya kepada penduduk untuk mengenyam pendidikan terutama
pada tingkat dasar, serta peningkatan kualitas dan kuantitas
sarana dan prasarana pendidikan. Komitmen pemerintah terlihat
dari penetapan alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Profil Anak Indonesia 2018 93


Pendidikan Anak

(APBN) untuk pendidikan sebesar 20 persen dari total APBN. hal ini
tertuang dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Anak merupakan aset yang berharga bagi masa depan bangsa.
Mereka sebagai tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita
perjuangan bangsa harus mendapatkan pengasuhan, perlindungan,
dan pendidikan yang baik. Dengan demikian mereka akan menjadi
SDM yang berkualitas yang siap membangun bangsa.
Dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on The Rights of the
Child) tahun 1990 Pasal 28 dinyatakan bahwa setiap negara di dunia
melindungi dan melaksanakan hak-hak anak tentang pendidikan
dengan mewujudkan wajib belajar pendidikan dasar bagi semua
secara bebas. UUD 1945 juga mengamanatkan bahwa pendidikan
merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia, karenanya
setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan
sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang
status sosial, status ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender.
Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pasal 6 Ayat 1 menyebutkan
bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar (SD/sederajat dan SMP/sederajat). Melalui UU
tersebut, pemerintah ingin memastikan bahwa seluruh anak dapat
berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Selain itu, sesuai dengan
UU No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak disebutkan bahwa
anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun. Definisi anak dalam penulisan profil anak tentang pendidikan
menggunakan usia 5-17 tahun.
Gambaran mengenai pendidikan anak pada bab ini antara
lain terlihat dari beberapa indikator, diantaranya Angka Partisipasi
Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar
(APK), keikutsertaan Program Indonesia Pintar (PIP) atau Bantuan
Siswa Miskin (BSM) serta kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP),
angka buta huruf, angka putus sekolah, dan akses internet.

6.1. Partisipasi Sekolah


Partisipasi sekolah berkaitan dengan aktivitas pendidikan formal
maupun nonformal, apakah tidak/belum pernah bersekolah, masih
bersekolah atau tidak bersekolah lagi. Seseorang dengan status

94 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti


pendidikan baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan
dasar yaitu SD/MI dan SMP/MTs, pendidikan menengah yaitu SMA/
SMK/MA dan pendidikan tinggi yaitu PT) maupun pendidikan non
formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara
SMA) yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Agama (Kemenag),
dan Instansi terkait lainnya. Partisipasi sekolah merupakan salah
satu indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses pada
pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Dengan indikator
ini dapat dilihat seberapa besar akses penduduk pada kegiatan
sekolah, antara lain ditunjukkan oleh persentase penduduk yang
tidak pernah bersekolah terhadap populasi penduduk secara
keseluruhan.

Tabel 6.1. Persentase Anak USIA 5-17 Tahun menurut Tipe Daerah, Jenis
Kelamin dan Partisipasi Sekolah, 2017

Tidak
Tipe Daerah/ Tidak/Belum Masih
Bersekolah Jumlah
Jenis Kelamin Bersekolah Bersekolah
Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)
Perkotaan
Laki-laki 12,80 83,85 3,34 100,00
Perempuan 12,71 84,41 2,88 100,00
Laki-laki + Perempuan 12,76 84,13 3,12 100,00
Perdesaan
Laki-laki 12,79 81,66 5,54 100,00
Perempuan 12,23 83,33 4,44 100,00
Laki-laki + Perempuan 12,52 82,47 5,01 100,00
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki 12,80 82,78 4,43 100,00
Perempuan 12,48 83,88 3,64 100,00
Laki-laki + Perempuan 12,64 83,32 4,04 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 95


Pendidikan Anak

Persentase penduduk yang masih bersekolah dapat digunakan


untuk mengukur tingkat perluasan kesempatan penduduk untuk
memperoleh pendidikan di sekolah. Semakin tinggi persentase
penduduk yang masih bersekolah menunjukkan semakin luasnya
kesempatan penduduk memperoleh pendidikan, dan sebaliknya.
Demikian pula halnya dengan tidak bersekolah lagi, semakin
tinggi persentase penduduk usia sekolah yang tidak bersekolah,
menunjukkan bahwa besarnya akses dan kesempatan penduduk
usia sekolah untuk memperoleh pendidikan belum cukup berarti.
Gambaran partisipasi sekolah anak usia 5-17 tahun dapat
dilihat pada Tabel 6.1. Mayoritas anak usia 5-17 tahun berstatus
masih bersekolah, yaitu 83,32 persen. Sisanya sebesar 12,64 persen
anak tidak/belum bersekolah dan 4,04 persen anak berstatus tidak
bersekolah lagi. Jika dilihat menurut tipe daerah, presentase anak
usia 5-17 tahun yang berstatus masih bersekolah di perkotaan lebih
tinggi dibandingkan di perdesaan, yaitu 84,13 persen berbanding
82,47 persen. Sebaliknya anak yang tidak bersekolah lagi, persentase
di perkotaan lebih rendah dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu
3,12 persen berbanding 5,01 persen. Kemudahan akses pendidikan,
ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di perkotaan yang
lebih lengkap dan memadai dibandingkan dengan di perdesaan
diduga menjadi penyebab perbedaan tersebut.
Anak perempuan memiliki akses pendidikan yang relatif lebih
baik dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari
persentase anak perempuan yang masih bersekolah sebesar 83,88
persen, lebih tinggi dibandingkan anak laki-laki, yaitu 82,78 persen.
Sebaliknya, persentase anak perempuan yang tidak bersekolah lagi
sebesar 3,64 persen dan tidak/belum bersekolah lagi sebesar 12,48
persen lebih rendah dibandingkan dengan anak laki-laki. Persentase
anak laki-laki yang tidak/belum bersekolah sebesar 12,80 persen
dan anak laki-laki yang tidak bersekolah lagi sebesar 4,43 persen.
Pola yang sama juga terjadi di perkotaan maupun di perdesaan.
Tabel 6.2 menyajikan persentase anak usia 5-17 tahun menurut
kelompok usia dan partisipasi sekolah. Terlihat bahwa persentase
anak yang masih bersekolah pada kelompok usia SD/sederajat (7-
12 tahun) sebesar 99,14 persen, kelompok usia SMP/sederajat (13-15
tahun) sebesar 95,08 persen, dan pada kelompok usia SM/sederajat
(16-17 tahun) sebesar 80,26 persen. Usia merupakan salah satu faktor

96 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

yang memengaruhi akses penduduk pada pendidikan. Semakin tua


kelompok umur semakin rendah tingkat partisipasi sekolahnya.

Tabel 6.2. Persentase Anak USIA 5-17 Tahun menurut Kelompok USIA dan
Partisipasi Sekolah, 2017

Tidak
Tidak/Belum Masih
Kelompok Usia Bersekolah Jumlah
Bersekolah Bersekolah
Lagi

(1) (2) (3) (4) (5)

5–6 76,16 23,82 0,02 100,00


7 – 12 0,68 99,14 0,18 100,00
13 – 15 0,53 95,08 4,39 100,00
16 – 17 0,61 80,26 19,13 100,00

5 – 17 12,64 83,32 4,04 100,00


7 – 17 0,63 94,57 4,80 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Perkembangan beberapa tahun terakhir menunjukkan


kecenderungan orangtua menyekolahkan anaknya pada usia yang
masih muda atau sebelum usia sekolah, yaitu tujuh tahun. Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 6.2 dimana anak usia 5-6 tahun yang
bersekolah sebesar 23,82 persen. Sementara itu, pada kelompok
usia 7-17 tahun yang merupakan kelompok usia sekolah, masih ada
0,63 persen anak yang tidak/belum bersekolah dan sebesar 4,80
persen yang tidak bersekolah lagi.
Persentase anak usia 5-17 tahun yang masih bersekolah per
provinsi disajikan pada lampiran Tabel L-6,1 sampai L-6.5. Lebih dari
80 persen anak masih aktif bersekolah di hampir seluruh provinsi,
kecuali Papua yang hanya mencapai 69,55 persen. Pola yang sama
terlihat pada anak usia 7-17 tahun yang berstatus masih bersekolah.
Persentase per provinsi lebih dari 90 persen kecuali Papua, yaitu
80,10 persen (Tabel L-6.6).

Profil Anak Indonesia 2018 97


Pendidikan Anak

6.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka


Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi
Kasar (APK)
Partisipasi penduduk usia sekolah dalam mengikuti pendidikan
berdasarkan jenjang dan usia dapat diketahui melalui indikator
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Murni (APM), dan
Angka Partisipasi Kasar (APK). APS dikelompokkan menurut usia
7-12 tahun, 13-15 tahun, 16-18 tahun dan 19-24 tahun. Sementara
itu, APM dan APK dikelompokan menurut jenjang pendidikan SD,
SMP, SM (SMA dan SMK) dan PT.
Konsep anak dalam publikasi ini adalah penduduk yang
berusia sampai dengan 17 tahun. Oleh karena itu kelompok usia yang
digunakan pada perhitungan APS menyesuaikan dengan kelompok
usia anak yaitu 7-12 tahun, 13-15 tahun dan 16-17 tahun. Sedangkan
untuk APK dan APM, khususnya pada kelompok SM mengikuti konsep
Kemendikbud yaitu menggunakan kelompok usia 16-18 tahun. Hal ini
dilakukan agar indikator-indikator yang digunakan dalam publikasi
ini sama dengan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud.

6.2.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS)


Angka Partisipasi Sekolah (APS) merupakan ukuran daya
serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah dan
sebagai indikator dasar yang digunakan untuk melihat akses pada
pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. APS yang
tinggi menunjukkan terbukanya peluang yang lebih besar dalam
mengakses pendidikan secara umum. Pada kelompok usia mana
peluang tersebut terjadi dapat dilihat dari besarnya APS pada setiap
kelompok usia. APS adalah proporsi dari semua anak yang masih
bersekolah pada suatu kelompok usia tertentu terhadap penduduk
dengan kelompok usia yang sama. Misalnya APS 7-12 tahun berarti
menunjukkan angka partisipasi penduduk usia 7-12 tahun yang
masih bersekolah pada berbagai jenjang pendidikan.
Indikator ini tidak memperhitungkan jenjang pendidikan,
lembaga, maupun kualitas pendidikan yang sedang ditempuh.
Kegiatan bersekolah tidak saja di jalur formal akan tetapi juga
termasuk bersekolah di jalur non formal. Sejak Tahun 2009,

98 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

Pendidikan Non Formal turut diperhitungkan, seperti paket A setara


SD/MI, paket B setara SMP/MTs dan paket C setara SM/MA.

Gambar 6.1. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak uSIA 7-17 Tahun
menurut Kelompok USIA dan Jenis Kelamin, 2017

99,05 99,23 99,14 94,37 95,83 95,08 78,73 81,87 80,26 94,06 95,11 94,57

7-12 13-15 16-17 7-17

Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Dari hasil Susenas 2017, dapat dilihat bahwa APS anak 7-12
tahun tercatat sebesar 99,14 persen (Gambar 6.1). Artinya, dari 100
anak usia 7-12 tahun, ada sekitar 99 anak yang masih bersekolah.
Sementara itu, APS anak usia 13-15 tahun tercatat sebesar 95,08
persen dan APS anak usia 16-17 tahun sebesar 80,26 persen.
Semakin tinggi kelompok usia, semakin rendah persentase anak
yang bersekolah. Kondisi ini terjadi baik untuk anak laki-laki maupun
perempuan. Secara umum APS anak perempuan selalu lebih tinggi
dibandingkan APS anak laki-laki untuk semua kelompok usia.
Jika dilihat menurut tipe daerah (Gambar 6.2), terdapat
perbedaan antara APS anak yang tinggal di perkotaan dengan
perdesaan. APS perkotaan lebih tinggi daripada APS perdesaan.
APS anak usia 7-17 tahun di perkotaan lebih tinggi dibandingkan
dengan perdesaan yaitu sebesar 99,51 persen berbanding 98,76

Profil Anak Indonesia 2018 99


Pendidikan Anak

persen. Hal ini juga terjadi pada setiap kelompok usia, Kondisi ini
menggambarkan penduduk di perkotaan memiliki kesempatan yang
lebih besar dalam memperoleh pendidikan dibanding di perdesaan.
Hal ini diduga karena lebih banyak jumlah sekolah di daerah
perkotaan dan akses transportasi yang lebih mudah.

Gambar 6.2. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak uSIA 7-17 Tahun
menurut Kelompok USIA dan Tipe Daerah, 2017

99,51 98,76 99,14 96,44 93,66 95,08 85,07 75,01 80,26 95,96 93,12 94,57

7-12 13-15 16-17 7-17

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

APS anak menurut provinsi disajikan pada tabel lampiran


L-6.11. Secara umum, di setiap provinsi di Indonesia, semakin tinggi
kelompok usia semakin rendah persentase anak yang bersekolah
di provinsi tersebut. Menurut jenis kelamin, secara umum APS anak
perempuan lebih tinggi dibanding dengan anak laki-laki untuk
masing-masing kelompok usia.

6.2.2. Angka Partisipasi Murni (APM)


Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan proporsi penduduk
pada kelompok usia jenjang pendidikan tertentu yang masih
bersekolah terhadap penduduk pada kelompok usia tersebut. APM
menunjukkan seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah

100 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan sesuai pada jenjang


pendidikannya. Misalnya, APM SD yang merupakan proporsi jumlah
murid SD/MI/Paket A yang berusia 7 – 12 tahun terhadap jumlah
seluruh anak yang berusia 7–12 tahun. Jika APM sama dengan 100,
berarti seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah sesuai dengan
jenjang sekolahnya.

Gambar 6.3. Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Jenjang


Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2017

97,34 97,04 97,19 77,51 79,34 78,40 67,13 71,60 69,31

SD SMP SM

Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Berdasarkan jenjang pendidikan, terlihat bahwa semakin tinggi


jenjang pendidikan, semakin rendah APM (Gambar 6.3). Hal ini terjadi
baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan. Pada tahun 2017,
pencapaian APM SD sebesar 97,19 persen, APM SMP sebesar 78,40
persen, dan APM SM sebesar 69,31 persen.
Pada jenjang pendidikan SD/sederajat, APM anak laki-
laki sedikit lebih tinggi dibandingkan anak perempuan dengan
selisih 0,30 persen. Sementara itu untuk jenjang lainnya (SMP/
sederajat dan SM/sederajat), APM anak perempuan lebih tinggi
dibandingkan APM anak laki-laki. Menurut tipe daerah tempat
tinggal, APM anak yang tinggal di perkotaan lebih tinggi dibanding
dengan di perdesaan, kecuali pada jenjang pendidikan SD dimana
persentasenya relatif sama (Gambar 6.4). Seperti halnya APS,

Profil Anak Indonesia 2018 101


Pendidikan Anak

kesenjangan APM juga semakin tinggi sejalan dengan semakin


meningkatnya jenjang pendidikan. Hal ini semakin mengindikasikan
bahwa terdapat perbedaan kesempatan bersekolah antara anak di
perkotaan dibanding dengan di perdesaan.

Gambar 6.4. Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Jenjang


Pendidikan dan Tipe Daerah, 2017

97,32 97,06 97,19 80,02 76,70 78,40 75,46 62,58 69,31

SD SMP SM

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

6.2.3.  Angka Partisipasi Kasar (APK)


Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi anak sekolah
pada suatu jenjang tertentu terhadap penduduk pada kelompok
usia tertentu. APK bertujuan untuk menunjukkan tingkat partisipasi
penduduk secara umum pada suatu tingkat pendidikan. APK yang
tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa
memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya.
Nilai APK bisa lebih dari 100 persen karena populasi murid yang
bersekolah pada suatu jenjang pendidikan mencakup anak di luar
batas usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan
(misal anak bersekolah di SD berusia kurang dari 7 tahun atau
lebih dari 12 tahun). Jika nilai APK mendekati atau lebih dari 100
persen menunjukkan bahwa ada penduduk yang bersekolah belum
cukup usia dan atau melebihi usia yang seharusnya. Hal ini juga
dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung

102 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

penduduk usia sekolah lebih dari target yang sesungguhnya. APK


SD adalah persentase jumlah penduduk yang sedang sekolah di
SD/sederajat terhadap jumlah penduduk usia 7 – 12 tahun.
Dari hasil Susenas 2017 diperoleh APK SD/sederajat sebesar
108,50 persen, APK SMP/sederajat sebesar 90,23 persen dan
APK SM/sederajat sebesar 82,84 persen (Gambar 6.5). Penurunan
APK pada jenjang pendidikan yang semakin tinggi sejalan dengan
kecenderungan penurunan APS dan APM pada usia atau jenjang
yang semakin tinggi.

Gambar 6.5. Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Jenjang


Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2017

108,74 108,24 108,50 89,37 91,14 90,23 116,15 117,77 82,84

SD SMP SM

Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Nilai APK SD/sederajat sebesar 108,50 persen menunjukkan


bahwa dari keseluruhan siswa yang bersekolah pada jenjang SD/
sederajat di tahun 2017, ada sekitar 8,50 persen anak yang berusia
kurang dari 7 tahun dan atau lebih dari 12 tahun. Hal tersebut
menunjukkan bahwa siswa yang masih bersekolah di SD/sederajat
selain mencakup anak usia 7 – 12 tahun, juga mencakup anak yang
berusia kurang dari 7 tahun dan atau lebih dari 12 tahun. Dengan
kata lain terdapat anak yang terlambat masuk sekolah atau tinggal
kelas pada jenjang SD/sederajat atau sebaliknya terdapat anak
yang terlalu dini untuk bersekolah SD/sederajat.

Profil Anak Indonesia 2018 103


Pendidikan Anak

Dilihat menurut jenis kelamin, APK laki-laki pada jenjang


pendidikan SD/sederajat terlihat sedikit lebih tinggi dibanding APK
anak perempuan, yaitu 108,74 persen berbanding 108,24 persen.
Keadaan sebaliknya terjadi pada jenjang pendidikan SMP/sederajat,
dimana APK anak perempuan 1,77 persen lebih tinggi dibanding APK
anak laki-laki. Sementara itu pada jenjang pendidikan SM/sederajat
APK anak perempuan terlihat sedikit lebih tinggi dibanding APK
anak laki-laki.

Gambar 6.6. Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Jenjang


Pendidikan dan Tipe Daerah, 2017

107,04 110,00 108,50 91,26 89,16 90,23 89,06 75,97 82,84

SD SMP SM

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Gambar 6.6 menyajikan APK menurut daerah tempat tinggal.


APK anak di daerah perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah perdesaan, kecuali APK SD/sederajat. APK SD di
perdesaan sebesar 110,00 persen dan di perkotaan sebesar 107,04
persen, sedangkan APK SMP/sederajat di daerah perkotaan sebesar
91,26 persen dan APK SM/sederajat sebesar 89,06 persen, serta
APK SMP/sederajat di perdesaan sebesar 89,16 persen dan APK
SM/sederajat sebesar 75,97 persen.

6.3. Program Indonesia Pintar


Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kurang mampu serta mendorong keberlanjutan pendidikan anak
dari keluarga kurang mampu, pemerintah memperluas cakupan
pemberian bantuan tunai pendidikan melalui Program Indonesia

104 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

Pintar (PIP). Dengan cakupan yang lebih luas, pemerintah berusaha


menjangkau anak putus sekolah dari keluarga kurang mampu agar
mau kembali melanjutkan pendidikannya. PIP merupakan bagian
dari penyempurnaan program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
Tujuan PIP adalah membantu anak usia sekolah dari keluarga
miskin melanjutkan sekolah sampai lulus dari jenjang pendidikan
menengah, serta membantu anak-anak yang putus sekolah dapat
kembali bersekolah. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Bersama
Antara Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, dan
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat, Nomor 07/D/BP/2017, serta Nomor 02/MPK.C/
PM/2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Indonesia Pintar
tahun 2017. Dalam Peraturan Bersama tersebut dijelaskan prioritas
sasaran penerima manfaat PIP adalah peserta didik berusia 6 sampai
dengan 21 tahun yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) berasal
dari keluarga miskin/rentan miskin, dan/atau dengan pertimbangan
khusus seperti berasal dari keluarga peserta Program Keluarga
Harapan (PKH), keluarga pemegang Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS), dan peserta didik yang berstatus yatim piatu/yatim/piatu
dari sekolah/panti sosial/panti asuhan. Kemudian juga, peserta
didik yang terkena dampak bencana alam, peserta didik inklusi,
korban musibah, dari orang tua PHK, di daerah konflik, dari keluarga
terpidana, berada di lembaga pemasyarakatan (LAPAS), memiliki
lebih dari tiga saudara yang tinggal serumah, peserta pada lembaga
kursus atau satuan pendidikan nonformal lainnya, dan peserta didik
SMK yang menempuh studi keahlian kelompok bidang pertanian,
peternakan, kehutanan, dan pelayaran/kemaritiman.
Peserta didik yang mendapat KIP akan diberikan dana tunai
dari pemerintah secara reguler yang tersimpan dalam fungsi kartu
KIP untuk bersekolah secara gratis tanpa biaya. Dengan program
KIP ini diharapkan angka putus sekolah bisa turun dengan drastis.
Selain itu, program KIP ini juga dibuat untuk bisa menarik kembali
siswa yang telah putus sekolah agar kembali bersekolah. Bukan
hanya tentang biaya administrasi sekolah, program ini juga bertujuan
untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan
pembelajaran. Lebih luas lagi, program dalam KIP ini juga sangat
mendukung untuk mewujudkan program Wajib Belajar Pendidikan
Dasar 9 Tahun dan Pendidikan Menengah Universal/Wajib Belajar
12 Tahun.

Profil Anak Indonesia 2018 105


Pendidikan Anak

Tabel 6.3 menyajikan persentase anak usia 7-17 tahun yang


memperoleh PIP menurut tipe daerah dan jenis kelamin. Dari 100 anak
usia 7-17 tahun di Indonesia, ada sekitar 18 anak yang memperoleh
PIP. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, persentase anak laki-
laki dan perempuan yang memperoleh PIP relatif sama. Sedangkan
jika dibandingkan menurut tipe daerah, persentase anak usia 7-17
tahun yang memperoleh PIP atau BSM di perdesaan lebih banyak
dibandingkan dengan di perkotaan.

Tabel 6.3. Persentase Anak Usia 7-17 TAHUN yang Memperoleh Program
Indonesia Pintar (PIP) Menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2017

Memperoleh PIP
Tipe Daerah/
Jumlah
Jenis Kelamin
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)

Perkotaan
Laki-laki 14,93 85,07 100,00
Perempuan 15,15 84,85 100,00
Laki-laki + Perempuan 15,04 84,96 100,00
Perdesaan
Laki-laki 20,95 79,05 100,00
Perempuan 21,63 78,37 100,00
Laki-laki + Perempuan 21,28 78,72 100,00
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki 17,89 82,11 100,00
Perempuan 18,30 81,70 100,00
Laki-laki + Perempuan 18,09 81,91 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Lampiran Tabel L-6.26 menampilkan presentase anak yang


memperoleh PIP menurut provinsi. Yogyakarta merupakan provinsi
tertinggi dimana anak usia 7-17 tahun sudah memperoleh PIP (26,76
persen). Sedangkan yang terendah adalah Kalimantan Timur (8,42
persen).

106 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

Tidak semua anak yang memperoleh manfaat PIP adalah anak


yang memiliki KIP. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa sasaran
utama PIP adalah peserta didik pemegang KIP, peserta didik dari
keluarga miskin/rentan miskin dengan pertimbangan khusus,
dan peserta didik SMK yang menempuh studi keahlian kelompok
bidang pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan, pelayaran, dan
kemaritiman.

Tabel 6.4. Persentase Anak Usia 7-17 TAHUN yang Memperoleh Program
Indonesia Pintar (PIP) menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Kepemilikan
Kartu Indonesia Pintar (KIP), 2017

Memiliki KIP
Tipe Daerah/
Total
Jenis Kelamin
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)

Perkotaan
Laki-laki 74,24 25,76 100,00
Perempuan 75,46 24,54 100,00
Laki-laki + Perempuan 74,84 25,16 100,00
Perdesaan
Laki-laki 73,64 26,36 100,00
Perempuan 73,64 26,36 100,00
Laki-laki + Perempuan 73,64 26,36 100,00
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki 73,90 26,10 100,00
Perempuan 74,41 25,59 100,00
Laki-laki + Perempuan 74,15 25,85 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Tabel 6.4 menunjukkan persentase anak usia 7-17 tahun yang


memperoleh PIP menurut kepemilikan KIP, tipe daerah dan jenis
kelamin. Dari Tabel 6.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar anak
yang memperoleh PIP adalah mereka yang memiliki KIP, yaitu
sebesar 74,15 persen. Artinya dari empat anak yang memperoleh PIP,

Profil Anak Indonesia 2018 107


Pendidikan Anak

ada tiga diantaranya adalah anak yang memiliki KIP. Sisanya yang
memperoleh PIP tetapi tidak memiliki KIP adalah anak dari keluarga
miskin/rentan miskin dengan pertimbangan khusus atau anak
SMK yang menempuh studi keahlian kelompok bidang pertanian,
perikanan, peternakan, kehutanan, pelayaran, dan kemaritiman.
Jika dilihat menurut provinsi, Kalimantan Timur adalah provinsi
dengan persentase tertinggi untuk anak yang memperoleh PIP dan
memiliki KIP, yaitu sebesar 91,24 persen (Lampiran Tabel L-6.31).
Sedangkan yang terendah adalah Papua Barat dengan persentase
sebesar 63,47 persen.

6.4. Angka Buta Huruf


Kemampuan membaca dan menulis merupakan suatu hal yang
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Melalui membaca
dan menulis seseorang dapat menyerap berbagai pengetahuan,
menggali potensinya, dan berpartisipasi penuh dalam masyarakat
yang lebih luas sehingga dapat menjadi SDM yang berkualitas.
Sebaliknya, seseorang dengan ketidakmampuan membaca dan
menulis yang disebut buta huruf dapat berakibat pada rendahnya
kualitas SDM tersebut.
Masalah buta huruf menjadi persoalan yang terjadi hampir di
semua negara, khususnya negara berkembang yang erat kaitannya
dengan kondisi kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan
ketidakberdayaan masyarakatnya. Buta huruf dapat menimbulkan
efek negatif terhadap generasi kedua, lantaran seorang ibu yang
buta aksara cenderung tidak mempunyai pengetahuan yang
memadai terhadap kebutuhan anaknya, sehingga memengaruhi
perkembangan anak termasuk intelektualnya. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pemberantasan buta huruf secara menyeluruh, serentak,
dan terpadu dengan dilandasi semangat gotong royong dari seluruh
elemen pemerintah dan masyarakat.
Badan dunia seperti UNESCO, UNICEF, WHO, World Bank dan
badan-badan internasional lainnya telah melakukan kampanye dan
sosialisasi pentingnya pemberantasan buta huruf di seluruh dunia.
UNDP menjadikan angka melek huruf sebagai variabel dari empat
indikator untuk menentukan Indeks Pembangunanan Manusia
(IPM) suatu negara, di samping rata-rata lama pendidikan, rata-rata

108 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

usia harapan hidup (indeks kesehatan) serta indeks perekonomian


berupa pengeluaran perkapita.
Tabel 6.5 menyajikan angka buta huruf (ABH) anak usia 5-17
tahun. ABH merupakan proporsi anak usia 5-17 tahun yang tidak
mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf
lainnya terhadap anak usia 5-17 tahun. Berdasarkan data Susenas
2017 ditemukan sebanyak 10,53 persen anak usia 5-17 tahun tidak
bisa membaca dan menulis atau buta huruf. Tingginya angka buta
huruf pada anak usia 5-17 tahun dikarenakan tingginya angka buta
huruf pada kelompok usia muda (5-6 tahun) yang mencapai 56,34
persen.

Tabel 6.5. Angka Buta Huruf Anak USIA 5-17 Tahun menurut Tipe Daerah,
Jenis Kelamin dan Kelompok Usia Sekolah, 2017

Kelompok Usia Sekolah


Tipe Daerah/
5-17
Jenis Kelamin
5-6 7-12 13-15 16-17
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan
Laki-laki 51,70 2,13 0,19 0,00 9,23
Perempuan 47,93 1,55 0,21 0,00 8,44
Laki-laki + Perempuan 49,84 1,84 0,20 0,00 8,84
Perdesaan
Laki-laki 64,86 5,03 0,68 0,21 12,74
Perempuan 61,43 3,99 0,49 0,43 11,83
Laki-laki + Perempuan 63,19 4,52 0,59 0,31 12,30
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki 58,15 3,56 0,43 0,10 10,95
Perempuan 54,46 2,75 0,34 0,20 10,09
Laki-laki + Perempuan 56,34 3,17 0,39 0,15 10,53
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Tingginya ABH pada kelompok usia muda bisa dipahami karena


umumnya anak pada kelompok usia tersebut belum bersekolah
sehingga kemampuan baca tulisnya juga masih rendah. Hal ini
terjadi pada anak laki-laki maupun perempuan di daerah perkotaan

Profil Anak Indonesia 2018 109


Pendidikan Anak

maupun perdesaan. ABH anak usia 7-12 tahun sebesar 3,17 persen,
kelompok usia 13-15 tahun sebesar 0,39 persen, dan kelompok usia
16-17 sebesar 0,15 persen.
Bila diperhatikan menurut daerah tempat tinggal, persentase
ABH anak usia 5-17 tahun di perdesaan lebih besar dibandingkan
di perkotaan (12,30 persen berbanding 8,84 persen). Berdasarkan
jenis kelamin, angka buta huruf anak laki-laki sedikit lebih tinggi
dibandingkan anak perempuan (10,95 persen berbanding 10,09
persen). Pola ini terjadi baik di perkotaan maupun perdesaan.
Angka buta huruf per provinsi di Indonesia dapat dilihat pada
lampiran Tabel L-6.34 – Tabel L-6.36. Provinsi dengan ABH paling
tinggi adalah Papua sebesar 27,90 persen. Sedangkan provinsi
dengan ABH terendah adalah DKI Jakarta sebesar 7,67 persen.

6.5. Putus Sekolah


Pemerintah pusat dan daerah menjamin terselenggaranya wajib
belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut
biaya. Hal ini tertulis dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menyatakan bahwa
setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun dapat mengikuti
program wajib belajar. Pencanangan program wajib belajar dimulai
pada tahun 1984, yaitu gerakan wajib belajar 6 tahun dan ditingkatkan
menjadi wajib belajar 9 tahun pada tahun 1994. Program wajib belajar
merupakan bagian dari kerangka aksi dasar pendidikan untuk semua
yang telah disepakati secara global. Namun, tidaklah mudah untuk
merealisasikan pendidikan khususnya menuntaskan wajib belajar 9
tahun, karena pada kenyataannya masih banyak dijumpai anak-anak
putus sekolah.
Dalam upaya penuntasan wajib belajar sembilan tahun,
putus sekolah masih merupakan persoalan tersendiri yang perlu
penanganan serius dalam mencapai pendidikan untuk semua.
Putus sekolah didefinisikan sebagai seseorang yang tidak dapat
menyelesaikan pendidikan atau berhenti bersekolah dalam suatu
jenjang pendidikan sehingga belum memiliki ijazah pada jenjang
pendidikan tersebut. Angka putus sekolah dihitung untuk mengukur
kemajuan pembangunan di bidang pendidikan dan untuk melihat
keterjangkauan pendidikan maupun pemerataan pendidikan pada
masing-masing kelompok usia.

110 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

6.5.1. Angka Putus Sekolah


Angka putus sekolah merupakan proporsi anak menurut
kelompok usia sekolah yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang
tidak menamatkan suatu jenjang pendidikan tertentu. Gambar 6.7
menyajikan angka putus sekolah anak usia 7-17 tahun menurut tipe
daerah dan jenis kelamin. Pada tahun 2017, sebanyak 1,17 persen
anak usia 7-17 tahun yang putus sekolah. Hal ini menunjukkan dari
100 anak usia 7-17 tahun yang bersekolah, ada sekitar dua anak yang
putus sekolah.

Gambar 6.7. Angka Putus Sekolah Anak USIA 7-17 Tahun menurut
Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2017

0,93 0,90 0,92 1,61 1,24 1,43 1,26 1,06 1,17

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Persentase anak putus sekolah di perdesaan lebih tinggi


dibandingkan perkotaan. Anak di perdesaan yang putus sekolah
tercatat sebesar 1,43 persen, sedangkan di perkotaan sebesar 0,92
persen. Bila diperhatikan menurut jenis kelamin, anak laki-laki yang
putus sekolah lebih banyak dibandingkan dengan anak perempuan
baik di perdesaan maupun di perkotaan.
Tabel 6.6 memperlihatkan banyaknya anak putus sekolah
menurut jenjang pendidikan. Angka putus sekolah paling tinggi
pada jenjang SM/sederajat sebesar 4,74 persen. Sementara itu
angka putus sekolah pada jenjang SD/sederajat dan SMP/sederajat
sebesar 0,32 persen dan 1,54 persen.

Profil Anak Indonesia 2018 111


Pendidikan Anak

Tabel 6.6. Angka Putus Sekolah Anak USIA 7-17 Tahun menurut Tipe Daerah,
Jenis Kelamin dan Jenjang Pendidikan, 2017

Jenjang Pendidikan
Tipe Daerah/
Jenis Kelamin SD/ SMP/ SM/
Sederajat Sederajat Sederajat
(1) (2) (3) (4)
Perkotaan
Laki-laki 0,19 1,31 3,72
Perempuan 0,16 0,91 3,97
Laki-laki + Perempuan 0,18 1,12 3,85
Perdesaan
Laki-laki 0,52 2,44 6,76
Perempuan 0,40 1,55 5,33
Laki-laki + Perempuan 0,46 2,00 6,01
Perkotaan + Perdesaan
Laki-laki 0,36 1,86 4,98
Perempuan 0,28 1,22 4,53
Laki-laki + Perempuan 0,32 1,54 4,74

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017 BPS

Jika dilihat menurut daerah tempat tinggal, anak putus sekolah


di perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Lebih tingginya
angka putus sekolah anak di perdesaan dibanding perkotaan terlihat
pada semua jenjang pendidikan. Selanjutnya, jika diamati menurut
jenis kelamin, ada perbedaan antara angka putus sekolah anak
laki-laki dan perempuan. Angka putus sekolah anak laki-laki lebih
tinggi daripada anak perempuan di jenjang pendidikan tingkat SD/
Sederajat dan tingkat SMP/Sederajat, sedangkan ditingkat SMA/
Sederajat angka putus sekolah lak-laki lebih rendah dibandingkan
angka putus sekolah anak perempuan.
Angka putus sekolah per provinsi dapat dilihat pada Lampiran
Tabel L-6.37. Provinsi dengan angka putus sekolah tertinggi adalah
Papua sebesar 4,74 persen, sementara itu provinsi dengan angka
putus sekolah paling rendah adalah Bali sebesar 0,33 persen.

112 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

6.5.2. Alasan Tidak Bersekolah


Ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang anak tidak/
belum pernah bersekolah dan tidak bersekolah lagi. Faktor-faktor
tersebut antara lain faktor ekonomi (kemiskinan atau kemampuan
ekonomi orang tua), faktor geografis (daerah perbukitan, wilayah
pedalaman, dan kepulauan sehingga akses sekolah sulit dijangkau),
dan faktor sosial budaya (motivasi anak rendah atau adanya anggapan
bahwa perempuan sebaiknya tidak bersekolah terlalu tinggi).

Tabel 6.7. Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Tidak/Belum Pernah
Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi menurut Alasan, TIPE Daerah, dan
Jenis Kelamin di Indonesia, 2017

Alasan Tidak/ Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Belum Pernah
Bersekolah/Tidak
Bersekolah Lagi Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr Lk Pr Lk+Pr

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Tidak ada biaya 30,96 28,10 29,66 34,21 32,34 33,41 33,01 30,68 31,99

Bekerja/mencari
21,08 19,13 20,19 17,37 10,16 14,27 18,74 13,68 16,52
nafkah

Menikah 0,21 8,58 4,00 0,46 14,65 6,56 0,37 12,27 5,59

Mengurus Rumah
0,22 2,27 1,15 0,45 4,54 2,21 0,37 3,65 1,81
Tangga

Merasa
4,89 5,90 5,35 3,89 4,81 4,28 4,26 5,24 4,69
Pendidikan Cukup

Malu karena
3,32 2,13 2,78 2,62 1,75 2,25 2,88 1,90 2,45
Ekonomi

Sekolah Jauh 0,94 0,68 0,82 5,34 4,93 5,16 3,71 3,26 3,51

Cacat/Disabilitas 6,12 5,13 5,67 4,97 4,63 4,82 5,39 4,82 5,14

Lainnya 32,26 28,09 30,37 30,69 22,20 27,04 31,27 24,51 28,30

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 113


Pendidikan Anak

Pendidikan murah atau gratis yang banyak diwacanakan dan


diinginkan kalangan masyarakat memang akan menolong jika
ditinjau secara faktor ekonomi. Akan tetapi, kebijakan ini harus juga
ditunjang dengan kebijakan lain untuk menuntaskan berbagai faktor
penyebab putus sekolah yang lainnya. Hal ini dikarenakan faktor
ekonomi bukanlah penyebab satu-satunya putus sekolah. Selain
faktor ekonomi, putus sekolah juga dapat disebabkan oleh faktor
psikologis, geografis, serta lingkungan sosial.
Faktor dominan yang menyebabkan anak tidak/belum pernah
bersekolah atau tidak bersekolah lagi adalah ketidakmampuan
membiayai sekolah atau faktor ekonomi. Seperti yang ditunjukkan
pada Tabel 6.7, sebagian besar anak berumur 7-17 tahun yang tidak/
belum pernah bersekolah atau tidak bersekolah lagi dikarenakan
alasan ekonomi, yaitu tidak ada biaya sebesar 31,99 persen, bekerja/
mencari nafkah sebesar 16,52 persen dan malu karena ekonomi
sebesar 2,45 persen. Selain alasan ekonomi, alasan menikah/
mengurus rumah tangga dan merasa pendidikan cukup juga
memberikan dampak terhadap anak tidak/belum pernah sekolah
atau tidak sekolah lagi dengan persentase masing-masing sebesar
7,40 persen dan 4,69 persen.

6.6. A kses Internet


Saat ini, internet bukan lagi hal yang sulit ditemui terlebih di
daerah perkotaan. Tidak harus menggunakan perangkat yang besar
dan keluar rumah untuk dapat mengakses internet. Penggunanya
pun sudah tidak hanya kelompok usia tertentu. Semua dari mulai
anak-anak hingga lanjut usia dapat mengakses internet dengan
mudah.
Internet sudah bukan merupakan hal yang asing bagi anak-
anak. Di pelosok desa pun banyak ditemui anak-anak berseragam
SD yang asyik menggunakan komputer di warnet-warnet umum
dari mencari bahan untuk mengerjakan tugas, update status media
sosial, sampai dengan bermain game online. Bahkan tidak jarang
mereka sudah memili smart phone pribadi yang dapat digunakan
mengakses internet di mana pun dan kapan pun.
Tidak dapat dipungkiri, internet ibarat pisau bermata dua
bagi penggunanya, terlebih bagi seorang anak. Dengan kata lain,
selain memiliki dampak positif internet juga memiliki dampak

114 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

negatif. Anak belum memiliki filter yang kuat untuk memilih dan
memilah hal positif dan negatif ketika mengakses internet. Dengan
terkoneksi internet, semua hal baik maupun hal yang berbahaya
untuk perkembangan anak bisa diakses dengan bebas.

Tabel 6.8. Persentase Anak uSIA 5-17 Tahun yang Mengakses Internet
Selama Tiga Bulan Terakhir Menurut Tipe Daerah, KELOMPOK USIA, dan
Jenis Kelamin, 2017

5-6 tahun 7-17 tahun


Tipe Daerah
Laki-laki+ Laki-laki+
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Perkotaan 4,14 3,70 3,92 43,10 46,97 45,00

Perdesaan 0,99 1,11 1,05 23,78 26,56 25,13

Perkotaan+Perdesaan 2,60 2,44 2,52 33,60 37,05 35,28

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Tabel 6.8 menyajikan persentase anak usia 5-17 yang


mengakses internet selama tiga bulan terakhir menurut tipe daerah
dan jenis kelamin. Sekitar 35,28 persen anak usia 7-17 tahun pernah
mengakses internet selama tiga bulan terakhir. Persentase anak
perempuan usia 7-17 tahun yang mengakses internet 3,45 persen
lebih tinggi dibandingkan dengan anak laki-laki. Perbedaan yang
cukup mencolok anak di perkotaan yang mengakses internet jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan di perdesaan, yaitu 45,00 persen
berbanding 25,13 persen.
Tabel 6.8 juga menyajikan persentase anak usia 5-6 yang
mengakses internet selama tiga bulan terakhir menurut tipe daerah
dan jenis kelamin. Anak yang mengakses internet pada kelompok usia
tersebut mencapai 2,52 persen. Persentase anak laki-laki pengguna
internet lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan, yaitu
2,60 persen berbanding 2,44 persen. Sementara itu, jika diamati
menurut tipe daerah, persentase anak di daerah perkotaan yang

Profil Anak Indonesia 2018 115


Pendidikan Anak

Gambar 6.8. Persentase Anak USIA 5-6 Tahun yang Mengakses Internet
Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Tujuan Mengakses Internet, 2017

6% 5% 1%
15% 91% 8%

Mengerjakan tugas sekolah Sosial media/jejaring sosial Mendapat Informasi/berita


Hiburan Mengirim/menerima Email Lainnya

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

mengakses internet lebih tinggi dibandingkan di perdesaan, yaitu


3,92 persen berbanding 1,05 persen.
Mayoritas anak usia 5-6 tahun mengakses internet untuk
hiburan, yaitu sebesar 91 persen (Gambar 6.8). Kemudian sebesar
15 persen anak sudah menggunakannya untuk sosial media/jejaring

Gambar 6.9. Persentase Anak USIA 7-17 Tahun yang Mengakses Internet
Selama Tiga Bulan Terakhir menurut Tujuan Mengakses Internet, 2017

70% 68% 47% 52% 12% 8%

Mengerjakan tugas sekolah Sosial media/jejaring sosial Mendapat Informasi/berita


Hiburan Mengirim/menerima Email Lainnya

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

116 Profil Anak Indonesia 2018


Pendidikan Anak

sosial seperti Facebook, Blackberry Messenger, Whats App, Twitter.


Sedangkan persentase untuk tujuan yang lain masing-masing di
bawah 10 persen.
Gambar 6.9 menyajikan persentase anak usia 7-17 tahun yang
mengakses internet menurut tujuan mengaksesnya. Tujuan anak
mengakses internet yang paling banyak adalah untuk mengerjakan
tugas sekolah sebesar 70 persen dan sosial media/jejaring sosial
sebesar 68 persen. Sedangkan anak usia 7-17 tahun paling sedikit
mengakses internet untuk tujuan mengirim/menerima email, yaitu
sebesar 12 persen.

Profil Anak Indonesia 2018 117


BAB 7

PERLINDUNGAN KHUSUS
Pada tahun 2017 persentase anak usia 10-17 tahun yang
bekerja mencapai sebanyak 7,23 persen. Angka tersebut lebih
tinggi dari tahun 2016 yang hanya 6,99 persen. Peningkatan
ini tentunya perlu menjadi perhatian karena dalam beberapa
.tahun sebelumnya persentase . anak yang bekerja pada.
kelompok usia ini mengalami penurunan. Lebih dari separuh
anak usia 10-17 tahun yang bekerja berstatus masih bersekolah,
yaitu sebesar 52,09 persen. Sementara sebesar 46,89 persen
berstatus tidak bersekolah lagi, dan 1,02 persen statusnya
tidak/belum pernah sekolah. Di perdesaan, anak yang bekerja
di sektor pertanian mencapai 58,51 persen, sedangkan di sektor
jasa hanya sebesar 26,76 persen. Sebaliknya di perkotaan,
anak yang bekerja di sektor jasa mencapai 66,9 persen,
sedangkan di sektor pertanian hanya sebesar 10,76 persen

7.1. Upaya Perlindungan Anak di Indonesia


Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia,
konstitusi telah mengatur secara tegas tentang perlindungan
anak. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28B Ayat (2) menyebutkan
bahwa “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi”.
Negara Indonesia dalam perkembangannya juga membuat
aturan khusus tentang perlindungan anak dengan menerbitkan
Undang-Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
Upaya penanganan perlindungan anak semakin nyata setelah di
tahun 1990, pemerintah secara resmi melalui Keppres No.36/1990
meratifikasi konvensi tentang hak-hak anak yang memberikan
mandat bahwa setiap anak berhak hidup sejahtera, perlindungan
hukum untuk mencapai kesejahteraan anak wajib dijamin oleh
negara.
Aturan perlindungan pada anak Indonesia yang lebih
komperehensif pada saat ini secara umum mengacu pada Undang-

Profil Anak Indonesia 2018 121


Perlindungan Khusus

undang Nomor 35 Tahun 2014 yang merupakan penyempurnaan atas


Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Pada perundangan tersebut, dalam ketentuan pasal 1 (satu) angka 2
(dua) disebutkan bahwa perlindungan anak adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Anak yang dimaksud
adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Perlindungan khusus anak, sementara itu konteksnya yang
dimaksud dalam undang–undang perlindungan anak adalah suatu
bentuk perlindungan yang diterima oleh anak dalam situasi dan
kondisi tertentu untuk mendapatkan jaminan rasa aman terhadap
ancaman yang membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh
kembangnya. Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan
dari: penyalahgunaan dalam kegiatan politik, pelibatan dalam
sengketa bersenjata, pelibatan dalam kerusuhan sosial, pelibatan
dalam peristiwa yang mengandung unsur kekerasan, pelibatan
dalam peperangan, dan kejahatan seksual.
Negara, Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat,
keluarga, dan orang tua atau wali dalam peraturan ini mendapatkan
mandat untuk berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak. Selain itu negara, pemerintah,
dan pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab
memberikan dukungan sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber
daya manusia dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
Perlindungan khusus yang menjadi kewajiban dan tanggung
jawab pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya
diberikan kepada: anak dalam situasi darurat; anak yang berhadapan
dengan hukum; anak dari kelompok minoritas dan terisolasi; anak
yang dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual; anak yang
menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika,
dan zat adiktif lainnya; anak yang menjadi korban pornografi;
anak dengan HIV/AIDS; anak korban penculikan, penjualan, dan/
atau perdagangan; anak korban kekerasan fisik dan/atau psikis;
anak korban kejahatan seksual; anak korban jaringan terorisme;
anak penyandang disabilitas; anak korban perlakuan salah dan

122 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

penelantaran; anak dengan perilaku sosial menyimpang; dan anak


yang menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan
kondisi orang tuanya.
Pemerintah, pemerintah daerah, dan lembaga negara lainnya
dalam memberikan perlindungan khusus bagi anak menjadi penting
untuk melakukan upaya:
a. Penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan/atau
rehabilitasi secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan
penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.
b. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai
pemulihan;
c. Pemberian bantuan sosial bagi Anak yang berasal dari Keluarga
tidak mampu; dan
d. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses
peradilan.
Untuk dapat melakukan upaya perlindungan khusus,
diperlukan informasi, data, atau profil tentang situasi anak. Dalam bab
ini disajikan beberapa profil anak terkait perlindungan khusus anak,
yaitu anak yang berhadapan dengan hukum, dan anak yang bekerja.
Untuk profil anak yang berhadapan dengan hukum, sumber data
yang digunakan berasal dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan,
Kementerian Hukum dan HAM. Sedangkan untuk anak yang bekerja
datanya bersumber dari Sakernas dan hanya mencakup anak umur
10-17 tahun.

7.2. A nak yang Berhadapan dengan Hukum


Perlindungan khusus kepada anak yang berhadapan dengan
hukum merupakan salah satu mandat dari Undang-undang Nomor
35 Tahun 2014 dalam upaya perlindungan anak. Untuk mengatur
masalah anak yang berhadapan dengan hukum, Pemerintah telah
menerbitkan undang-undang khusus, yaitu Undang-Undang Nomor
3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, yang selanjutnya diganti
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
Sistem peradilan pidana anak yang dimaksud dalam
perundangan tersebut adalah keseluruhan proses penyelesaian
perkara anak yang berhadapan dengan hukum, mulai tahap

Profil Anak Indonesia 2018 123


Perlindungan Khusus

penyelidikan sampai dengan tahap pembimbingan setelah menjalani


pidana. Sedangkan yang dimaksud dengan anak yang berhadapan
dengan hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak
yang menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi
tindak pidana.
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 ini telah membawa
kemajuan pada sistem peradilan anak dalam upaya perlindungan
khusus anak, melalui perubahan paradigma dalam menangani
perkara anak yang berhadapan dengan hukum. Proses penyelesaian
perkara anak menjadi lebih baik, ada alternatif tidak hanya melalui
proses peradilan. Penyelesaian perkara anak dalam perundangan
tersebut memungkinkan untuk dilakukan secara diversi, yakni
pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana
ke proses di luar peradilan pidana.
Pendekatan yang dilakukan dalam penyelesaian perkara
anak juga lebih mengutamakan keadilan yang restoratif, yakni
penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku,
korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk
bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan
pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.

7.3.1. Anak yang Berkonflik dengan Hukum


Dalam sistem peradilan pidana anak, yang dimaksud dengan
Anak yang Berkonflik dengan Hukum (ABH) adalah anak yang telah
berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan
belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana. Pengambilan
keputusan perkara anak yang belum berumur 12 (dua belas) tahun
yang melakukan atau diduga melakukan tindak pidana, dilakukan
oleh Penyidik, Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial
Profesional melalui dua pilihan keputusan, yaitu: menyerahkannya
kembali kepada orang tua/wali atau mengikutsertakannya dalam
program pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan di instansi
pemerintah di instansi yang menangani bidang kesejahteraan
sosial, baik di tingkat pusat maupun daerah paling lama 6 (enam)
bulan.
Tabel 7.1 menyajikan perkembangan komposisi hasil
pendampingan terhadap penyelesaian ABH selama tahun 2016-2017.
Pendekatan keadilan restoratif telah berdampak pada penyelesaian

124 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

ABH, seperti ditunjukkan oleh tingginya penyelesaian ABH melalui


diversi dibanding penyelesaian lainnya.
Penyelesaian ABH melalui diversi selama kurun 2016-2017
telah mencapai angka lebih dari 40 persen, dan dominan pada
proses diversi kembali ke orang tua. Meski demikian, masih tedapat
sekitar 30 persen penyelesaian ABH berakhir dengan putusan pidana
penjara.

Tabel 7.1. Perkembangan Komposisi Hasil Pendampingan terhadap Anak


Berkonflik dengan Hukum (Persen), 2016-2017

Tahun
Hasil Pendampingan terhadap ABH
2016 2017
(1) (2) (3)
Diversi 40.00 47.35
• Diversi Anak Kembali Ke Orang Tua 37.32 42.78
• Diversi Anak Ke Panti Sosial Atau Lainnya 2.68 4.57
Putusan Tindakan 15.12 12.61
• Putusan Anak Kembali ke Orang Tua 8.19 5.85
• Putusan diserahkan ke Panti Sosial atau lainnya 6.93 6.76
Putusan Pidana 44.88 40.04
• Putusan Pidana Bersyarat 13.23 8.41
• Putusan Pidana Penjara
31.65 31.63

Jumlah 100,00 100,00


Sumber: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM

Dalam konteks Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA), pidana


penjara terhadap anak hanya digunakan sebagai upaya terakhir.
Atas dasar azas perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai
upaya terakhir, setiap anak dalam proses peradilan pidana berhak
tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya
terakhir dan dalam waktu yang paling singkat. Untuk kepentingan
penyidikan, penyidik berwenang melakukan penahanan anak yang
diduga keras melakukan tindak pidana (kenakalan) berdasarkan
bukti permulaan yang cukup bahwa anak melakukan tindak pidana
(kenakalan). Namun demikian penahanan hanya dapat dilakukan

Profil Anak Indonesia 2018 125


Perlindungan Khusus

apabila anak yang melakukan tindak pidana berusia 14 tahun keatas


dan diancam pidana penjara 7 (tujuh) tahun keatas yang ditentukan
oleh undang-undang.
Penahanan terhadap anak dilaksanakan di tempat khusus
untuk anak, yakni lembaga penempatan anak sementara (LPAS)
atau lembaga penyelenggaraan kesejahteraan sosial (LPKS) apabila
belum terdapat LPAS. Penyidik yang melakukan tindakan penahanan
harus terlebih dahulu mempertimbangkan akibat dari tindakan
penahanan dari segi kepentingan anak, seperti pertumbuhan dan
perkembangan anak baik fisik, mental maupun sosial. Selain itu juga
harus dipertimbangkan dari segi kepentingan masyarakat, misalnya
dengan ditahannya tersangka masyarakat menjadi aman dan tentram.
Namun untuk penerapannya menjadi sulit dilakukan, sebab dengan
mempertimbangkan kepentingan yang dilindungi, penahanan tidak
mudah dan menyulitkan pihak penyidik. Dalam tindakan penahanan,
penyidik seharusnya melibatkan pihak yang berkompeten, seperti
pembimbing kemasyarakatan, psikolog, kriminolog, dan ahli lain
yang diperlukan, sehingga penyidik anak tidak salah mengambil
keputusan dalam melakukan penahanan.

7.3.2. Narapidana Anak


Dalam proses penyelesaian hukum, anak pelaku tindak
pidana mencakup dua kriteria anak, yaitu anak didik pemasyarakatan
(anak pidana) dan tahanan anak. Anak didik pemasyarakatan yang
dimaksud dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
pemasyarakatan mencakup 3 (tiga) pengertian, yaitu anak pidana,
anak negara, dan anak sipil. Anak pidana adalah anak yang
berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana di lapas anak
paling lama sampai berumur 18 (delapan belas) tahun. Anak negara
yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan pada
negara untuk dididik dan ditempatkan di lapas anak paling lama
sampai berumur 18 (delapan belas) tahun. Dan anak sipil adalah anak
yang atas permintaan orang tua/walinya memperoleh penetapan
pengadilan untuk dididik di lapas anak paling lama sampai dengan
berumur 18 (delapan belas) tahun.
Anak didik pemasyarakatan dalam perundangan tersebut
telah menerima keputusan pengadilan. Sedangkan tahanan anak
yang tinggal di rumah tahanan anak, cabang rumah tahanan anak

126 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

dan tempat-tempat tertentu masih harus menunggu keputusan


pengadilan. Pejabat pelaksana hukum seperti penyelidik, penuntut
umum dan hakim (hakim pengadilan, hakim banding dan hakim kasasi)
memiliki kewenangan mengeluarkan surat perintah penahanan
anak untuk melaksanakan berbagai macam kepentingan, antara lain
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan.

Tabel 7.2. Jumlah Narapidana dan Tahanan Menurut Kelompok Usia dan
Jenis Kelamin, 2016-2017
2016 2017
Kelompok
Status
Usia Laki-Laki Perempuan
Laki-Laki +
Laki-Laki Perempuan
Laki-Laki +
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9)
Dewasa Narapidana 128 359 7 477 135 836 150 064 8 812 158 876
Tahanan 60 086 3 486 63 572 65 893 3 833 69 726
Jumlah 188 445 10 963 199 408 215 957 12 645 228 602
Anak-anak Narapidana 2 275 39 2 314 2 412 57 2 469
Tahanan 873 26 899 992 18 1 010
Jumlah 3 148 65 3 213 3 404 75 3 479
Dewasa dan Narapidana 130 634 7 516 138 150 152 476 8 869 161 345
Anak-anak Tahanan 60 959 3 512 64 471 66 885 3 851 70 736
Jumlah 191 593 11 028 202 621 219 361 12 720 232 081

Sumber: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM

pada tahun 2017 Tabel 7.2 memperlihatkan jumlah anak pelaku


tindak pidana yang menjadi tahanan atau narapidana di seluruh
Indonesia mencapai sebanyak 3.479 anak. Dari jumlah tersebut,
sebanyak 1.010 anak atau 29 persen masih berstatus sebagai
tahanan dan sebanyak 2.469 anak atau 71 persen telah berstatus
narapidana atau anak didik. Baik tahanan anak maupun narapidana
anak pada tahun 2017 jumlahnya meningkat dibanding tahun 2016.
Sebagian besar narapidana anak dan tahanan anak adalah laki-laki
(97,84 persen).
Pada Tabel 7.3 memperlihatkan bahwa pada tahun 2017
sebagian besar narapidana anak yang berada di lapas adalah napi
anak pidana, dengan rata-rata sebanyak 2.714 orang atau sekitar
99,3 persen dari total narapidana anak. Sedangkan untuk narapidana
dengan status napi anak negara dan napi anak sipil menunjukkan
persentase yang relatif kecil, hanya 0,7 persen.

Profil Anak Indonesia 2018 127


Perlindungan Khusus

Tabel 7.3. Jumlah Narapidana Anak Menurut Statusnya, 2017


Narapidana Narapidana Narapidana
Bulan Total
Anak Negara Anak Sipil Anak Pidana
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari 4 0 2.612 2.616
Februari 10 3 2.761 2.774
Maret 7 0 2.709 2.716
April 52 0 2.500 2.552
Mei 15 1 2.745 2.761
Juni 7 0 2.672 2.679
Juli 19 0 2.728 2.747
Agustus 4 11 2.647 2.662
September 30 8 2.788 2.826
Oktober 26 2 2.797 2.825
November 11 0 2.784 2.795
Desember 5 5 2.820 2.830
Rata-rata 16 3 2.714 2.732
Sumber: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM

Gambar 7.1 menyajikan perkembangan jumlah narapida


anak per bulan selama tahun 2016–2017. Pada tahun 2016, jumlah
narapidana anak masih kurang dari angka 2.500 orang, tetapi pada
tahun 2017 jumlahnya meningkat lebih dari 2.500 orang. Situasi yang
tergambarkan menunjukkan keadaan tahun 2017 yang kurang baik
dibandingkan tahun 2016.

Gambar 7.1. Perkembangan Jumlah Narapidana Anak Per Bulan, 2016 – 2017
3000

2500

2000
Januari Maret Mei Juli September November
2016 2017
Sumber: Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM

128 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

7.3. Pekerja Anak


Dalam peraturan perundangan perlindungan anak disebutkan
bahwa salah satu upaya perlindungan khusus kepada anak adalah
perlindungan bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi. Upaya
pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap anak yang
diekploitasi secara ekonomi salah satunya dengan memberikan
perlindungan kepada pekerja anak berupa pelibatan berbagai
perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dan
masyarakat dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara
ekonomi. Masalah pekerja anak juga erat hubungannya dengan
kemiskinan dan keterbelakangan. Sebagian besar anak bekerja
karena berasal dari keluarga yang tidak mampu/keluarga miskin.
Konvensi organisasi buruh internasional, ILO (International
Labour Organization), telah mengatur usia minimum anak yang
bekerja, dan juga pelarangan dan tindakan cepat untuk penghapusan
segala bentuk pekerjaan terburuk bagi anak. Konvensi tersebut
ditujukkan untuk menjamin terpenuhinya hak anak yang bekerja.
Di Indonesia, aturan hukum tentang pekerja anak tertuang
dalam Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Aturan tersebut secara tegas menyatakan bahwa pengusaha dilarang
mempekerjakan anak. Namun memberikan adanya pengecualian,
untuk anak umur 13 hingga 15 tahun dapat melakukan pekerjaan
ringan asalkan tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan
fisik, mental dan sosial anak. Berkaitan dengan hal tersebut,
pengusaha yang mempekerjakan anak untuk pekerjaan ringan harus
mampu memenuhi persyaratan berikut :
a. Izin tertulis dari orang tua atau wali;
b. Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali;
c. Waktu kerja maksimum 3 (tiga) jam;
d. Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah;
e. Keselamatan dan kesehatan kerja;
f. Adanya hubungan kerja yang jelas;
g. Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Namun demikian untuk ketentuan izin tertulis dari orang tua


atau wali, perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau

Profil Anak Indonesia 2018 129


Perlindungan Khusus

wali, dan hubungan kerja yang jelas, tidak berlaku jika anak umur 13
hingga 15 tahun tersebut bekerja pada usaha keluarganya.

Sub bab ini menyajikan profil anak usia 10-17 tahun yang
bekerja. Konsep anak bekerja jika mereka melakukan kegiatan
ekonomi minimal satu jam secara berturut-turut (tidak terputus)
dalam periode seminggu yang lalu dan kegiatan tersebut dilakukan
dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh
pendapatan dalam bentuk uang maupun barang. Kegiatan yang
dimaksud termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar yang
membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.
Karakteristik dari anak bekerja disajikan menurut kelompok
usia, jenis kelamin, tipe daerah tempat tinggal, pendidikan, lapangan
pekerjaan, status pekerjaan, dan upah/gaji/pendapatan. Menurut
peraturan perundangan ketenagakerjaan, anak padakelompok usia
10-12 tahun sebenarnya tidak diperbolehkan bekerja (untuk jenis
pekerjaan ringan sekalipun). Hanya anak-anak usia 13 tahun lebih
yang diperbolehkan melakukan pekerjaan ringan. Akan tetapi sesuai
dengan Konvensi ILO No.138 yang telah diratifikasi menjadi UU
No.20 Tahun 1999 tentang batas usia minimum untuk bekerja, anak
usia 15 tahun sudah boleh dipekerjakan secara normal sehingga
pengelompokkan usia 13-17 tahun dibagi menjadi dua, yaitu 13-14
tahun dan 15-17 tahun. Anak pada kelompok umur 15-17 tahun sudah
diperbolehkan bekerja tetapi tidak boleh dieksploitasi untuk bekerja
pada pekerjaan-pekerjaan yang membahayakan baik ancaman/
bahaya bagi kesehatan maupun keselamatan atau moral si anak.

7.3.1. Anak Bekerja menurut Kelompok Usia, Jenis Kelamin,


dan Tipe Daerah
.Perkembangan anak usia 10-17 tahun yang bekerja selama
tahun 2016-2017 seperti ditunjukkan pada Gambar 7.2 memperlihatkan
adanya peningkatan. Pada tahun 2017 persentase anak usia 10-17
tahun yang bekerja mencapai sebanyak 7,23 persen. Angka tersebut
lebih tinggi dari tahun 2016 yang hanya 6,99 persen. Peningkatan
ini tentunya perlu menjadi perhatian karena dalam beberapa tahun
sebelumnya persentase anak yang bekerja pada kelompok usia ini
mengalami penurunan. 

130 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

Gambar 7.2. Persentase Anak USIA10-17 Tahun menurut Aktivitas


Bekerja 2016-2017

6,99 7,23
93,01 92,77

2016 2017
Bekerja Tidak Bekerja
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Perkembangan persentase anak usia 10-17 tahun yang bekerja


selama periode 2012-2017 seperti ditunjukkan pada Gambar
7.3, memperlihatkan persentase anak yang bekerja mengalami
penurunan selama periode 2012-2015, dari 9,43 persen di tahun 2012,
kemudian terus menurun menjadi 5,99 pada tahun 2015. Namun
pada tahun 2016 persentase anak yang bekerja meningkat kembali
menjadi 6,99 persen, dan di tahun 2017 menjadi 7,23 persen.

Gambar 7.3. Perkembangan Persentase Anak Usia 10-17 tahun yang Bekerja,
2012-2017
9,43

8,56

7,06 6,99
7,23

5,99

2012 2013 2014 2015 2016 2017

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 131


Perlindungan Khusus

Pada Gambar 7.4 disajikan persentase anak usia 10-17 tahun


yang bekerja pada tahun 2017 berdasarkan tipe daerah dan jenis
kelamin, dirinci menurut kelompok usia. Dari sisi kelompok usia,
anak yang bekerja sebagian besar berusia 15-17 tahun. Keadaan
ini cukup wajar karena pada kelompok usia tersebut anak-anak
memang sudah diperbolehkan masuk dalam pasar kerja. Namun
demikian yang dikhawatirkan adalah adanya anak berusia 10-
12 tahun yang sudah bekerja. Keadaan ini bertentangan dengan
peraturan perundangan tentang ketenagakerjaan, karena menurut
perundangan tersebut anak pada kelompok usia 10-12 tahun tidak
diperbolehkan bekerja meskipun untuk jenis pekerjaan ringan.

Gambar 7.4. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut
Kelompok Usia, tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2017

3,31 9,90 2,92 7,44 17,76 2,13 6,12 16,36 1,95 4,35 10,08 2,04 5,24 13,40
1,24

Perdesaan Perkotaan Laki-laki Perempuan Total

10-12 13-14 15-17


Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Bila di tinjau menurut tipe daerah, Gambar 7.4 juga


memperlihatkan bahwa persentase anak yang bekerja di perkotaan
maupun di perdesaan juga didominasi oleh anak berusia 15-17
tahun. Di perkotaan, anak berusia 15-17 yang bekerja mencapai
17,76 persen, sedangkan di perdesaan hanya sekitar 9,9 persen.
Sementara itu, untuk kelompok anak usia 10-12 tahun di perkotaan
mencapai 2,92 persen dan di pedesaan 1,24 persen.

132 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

Tinjauan menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa


persentase anak laki-laki maupun perempuan yang bekerja juga
didominasi oleh kelompok anak usia 15-17 tahun. Persentase anak
laki-laki mencapai 16,36 persen dan untuk perempuan 10,08 persen.
Pada sisi lain, untuk kelompok anak usia 10-12 tahun, persentase
anak perempuan yang bekerja hanya sebesar 1,95 persen lebih kecil
dibanding anak laki-laki yang hanya sebesar 2,13 persen. Pola yang
sama juga terjadi pada kelompok anak usia 13-14 tahun, persentase
anak laki-laki yang bekerja sebesar 6,12 persen lebih besar dibanding
anak perempuan yang sebesar 4,35 persen.

7.3.2. Anak Bekerja menurut Provinsi


Pada Gambar 7.5 disajikan distribusi persentase anak usia
10-17 tahun yang bekerja pada tahun 2017 dirinci menurut provinsi.
Jumlah anak yang bekerja antar provinsi cukup bervariasi. Ditinjau
menurut kawasan dimana provinsi berada, rata-rata provinsi di
kawasan Timur Indonesia memiliki persentase anak bekerja di atas
10 persen, tertinggi terjadi di provinsi Papua dengan 16,72 persen.
Hanya provinsi Sulawesi Utara dan Maluku yang persentase anak
bekerjanya cukup rendah, masing-masing dengan 4,49 persen dan
4,65 persen.
Pada sisi lain, provinsi di kawasan Barat, persentase anak
bekerjanya relatif lebih rendah dari kawasan Timur. Persentase
terendah terjadi di provinsi DKI Jakarta sebesar 3,23 persen,
kemudian Banten (3,6 persen), dan Kepulauan Riau (3,68 persen)
Tinjauan lebih lanjut, Gambar 7.6 menyajikan persentase anak
usia 10-17 tahun yang bekerja pada tahun 2017 dirinci berdasarkan
provinsi dan kelompok usia. Pada semua provinsi, persentase anak
yang bekerja paling banyak terdapat pada kelompok usia 15-17 tahun.
Pada kelompok usia tersebut, dua provinsi dengan persentase anak
yang bekerja terbesar adalah DKI Jakarta (83,47 persen) dan Riau
(80,45 persen).
Hal yang lebih penting untuk diperhatikan adalah adanya anak
pada kelompok usia 10-12 tahun yang bekerja. Pada kelompok usia
tersebut, beberapa provinsi memiliki persentase anak bekerja lebih
dari 15 persen, sebagian berada pada kawasan Timur Indonesia.
Lima provinsi dengan persentase anak bekerja usia 10-12 tahun yang

Profil Anak Indonesia 2018 133


Perlindungan Khusus

terbesar adalah Sulawesi Tenggara 18,74 persen, Nusa Tenggara


Timur 18,59 persen, Bali 16,64 persen, Sumatera Utara 16,6 persen,
dan Kalimantan Utara 15,82 persen.

Gambar 7.5. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja


menurut Provinsi, 2017
Papua 16,72
Sulawesi Tenggara 14,26
Sulawesi Barat 14,00
Nusa Tenggara Barat 12,70
Nusa Tenggara Timur 12,35
Sumatera Utara 11,67
Sulawesi Selatan 11,16
Kalimantan Utara 10,92
Bali 10,35
Sulawesi Tengah 10,05
Gorontalo 9,64
Bangka-Belitung 9,07
Kalimantan Barat 8,71
Lampung 8,41
Kalimantan Selatan 8,22
Sumatera Barat 8,19
Papua Barat 8,13
Sumatera Selatan 7,56
Kalimantan Tengah 7,36
Maluku Utara 7,07
Jambi 6,98
Aceh 6,49
Jawa Timur 6,41
Riau 6,01
Bengkulu 5,92
Jawa Tengah 5,79
Jawa Barat 5,56
DI Yogyakarta 5,07
Maluku 4,65
Sulawesi Utara 4,49
Kalimantan Timur 3,78
Kepulauan Riau 3,68
Banten 3,60
DKI Jakarta 3,23

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

134 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

Gambar 7.6. Persentase Anak usia 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut
Provinsi DAN Kelompok Usia, 2017
J a w a T e n g a h 5,31 15,56 79,14
DKI Jakarta 5,62 10,91 83,47
D I Yogyakarta 6,26 14,58 79,16
Banten 6,36 15,44 78,21
Jawa Timur 6,81 14,54 78,64
Riau 7,05 12,51 80,45
Jawa Barat 7,10 16,27 76,64
Bengkulu 7,30 16,82 75,88
Lampung 7,51 14,73 77,77
Kalimantan Barat 7,73 13,46 78,81
Kepulauan Riau 8,16 23,83 68,02
Papua Barat 8,42 23,96 67,62
Sulawesi Utara 8,62 14,42 76,96
Jambi 8,80 15,89 75,31
Maluku 9,62 15,92 74,46
Sulawesi Tengah 9,91 24,43 65,65
Aceh 9,97 20,91 69,12
Sumatera Selatan 10,19 15,04 74,77
Kalimantan Timur 10,73 9,96 79,31
Kalimantan Selatan 10,82 15,92 73,26
Bangka Belitung 11,33 15,02 73,65
Kalimantan Tengah 11,45 18,47 70,07
Sumatera Barat 11,46 20,30 68,23
Gorontalo 11,51 19,48 69,01
Maluku Utara 12,07 22,03 65,89
Nusa Tenggara Barat 12,38 21,33 66,29
Sulawesi Barat 12,76 22,02 65,22
Papua 13,32 18,49 68,19
Sulawesi Selatan 14,09 22,13 63,78
Kalimantan Utara 15,82 23,37 60,82
Sumatera Utara 16,60 22,66 60,74
Bali 16,64 20,03 63,33
Nusa Tenggara Timur 18,59 23,68 57,72
Sulawesi Tenggara 18,74 26,70 54,55

10-12 13-14 15-17


Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

7.3.3. Anak Bekerja menurut Pendidikan


Gambar 7.7 menyajikan distribusi persentase anak bekerja
pada usia 10-17 tahun yang bekerja pada tahun 2017 berdasarkan
partisipasi sekolah dan dirinci menurut tipe daerah dan jenis kelamin.

Profil Anak Indonesia 2018 135


Perlindungan Khusus

Tinjauan menurut partisipasi sekolah menunjukkan bahwa


lebih dari separuh anak usia 10-17 tahun yang bekerja berstatus
masih bersekolah, yaitu sebesar 52,09 persen. Sementara sebesar
46,89 persen berstatus tidak bersekolah lagi, dan 1,02 persen
statusnya tidak/belum pernah sekolah.
Angka 46,89 persen merupakan angka yang cukup besar
yang harus menjadi perhatian, apabila ternyata alasan anak tidak
bersekolah lagi adalah karena bekerja. Hal lain yang juga harus
menjadi perhatian adalah masih adanya 1,02 persen anak yang
tidak/belum pernah sekolah tetapi sudah bekerja.

Gambar 7.7. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut
Partisipasi Sekolah, 2017
58,34
53,88
52,09
49,25 48,34

0,14 50,61 1,57 44,54 0,97 50,69 1,11 40,55 1,02 46,89

Tidak/belum pernah sekolah Masih bersekolah Tidak bersekolah lagi

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Anak usia 10-17 tahun seharusnya masih menikmati


jenjang pendidikan atau fokus pada pelajaran saja. Namun dalam
kenyataannya banyak anak-anak pada kelompok usia tersebut
sudah memasuki pasar kerja.
Komposisi anak bekerja yang sebagian besar berstatus masih
bersekolah, menunjukkan masih banyaknya anak-anak yang harus
membagi perhatian dan waktunya untuk bekerja dan belajar maupun
kegiatan lainnya, padahalnya seharusnya anak-anak tersebut hanya
fokus pada pelajaran.

136 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

Tinjauan menurut tipe daerah, seperti diperlihatkan Gambar


7.8 tampak baik di daerah perkotaan maupun perdesaan sebagian
besar anak usia 10-17 tahun yang bekerja berpendidikan tamat SMP.
Persentase di perkotaan mencapai 43,48 persen dan perdesaan
sebanyak 38,37 persen.

Gambar 7.8. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut
Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan dan tipe Daerah, 2017

0,14 13,01 33,35 43,48 10,01 1,57 15,44 40,28 38,37 4,34 1,02 14,50 37,60 40,35 6,53

Perkotaan Perdesaan Total

Tidak/belum pernah sekolah Tidak Tamat SD SD SMP SMA

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

7.3.4. Anak Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan


Gambar 7.9 menyajikan persentase anak umur 10-17 tahun
yang bekerja berdasarkan tipe daerah dan jenis kelamin, yang
dirinci menurut tiga kelompok sektor lapangan pekerjaan utama
(pertanian, industri, dan jasa). Dari Gambar tersebut dapat dilihat
sebagian besar anak berumur 10-17 tahun bekerja di sektor
pertanian dan sektor jasa, masing-masing sekitar 40,06 persen dan
42,27 persen. Sementara itu sisanya sebesar 17,67 persen bekerja di
sektor industri.
Berdasarkan tipe daerah tempat tinggal, terjadi perbedaan
pola penyebaran tenaga kerja anak menurut lapangan pekerjaan
utama, dimana di perkotaan sebagian besar anak bekerja di sektor
jasa, sedangkan di perdesaan sebagian besar anak bekerja di sektor
pertanian. Di perdesaan, anak yang bekerja di sektor pertanian
mencapai 58,51 persen, sedangkan di sektor jasa hanya sebesar
26,76 persen. Sebaliknya di perkotaan, anak yang bekerja di sektor
jasa mencapai 66,9 persen, sedangkan di sektor pertanian hanya

Profil Anak Indonesia 2018 137


Perlindungan Khusus

Gambar 7.9. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut
Lapangan Pekerjaan Utama, tipe Daerah, dan jenis kelamin, 2017

10.76 22.33 66.90 58.51 14.73 26.76 48.34 18.18 33.47 26.27 16.82 56.91 40.06 17.67 42.27

Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Total

Pertanian Industri Jasa

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

sebesar 10,76 persen.


Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar anak
laki-laki bekerja di sektor pertanian, sedangkan sebagian besar
anak perempuan bekerja di sektor jasa. Anak laki-laki yang bekerja
di sektor pertanian mencapai 48,34 persen, sedangkan yang bekerja
di sektor jasa hanya 33,47 persen. Sebaliknya anak perempuan yang
bekerja di sektor jasa mencapai 56,91 persen, sedangkan yang
bekerja di sektor pertanian hanya 26,27 persen.

7.3.5. Anak Bekerja menurut Status Pekerjaan


Gambar 7.10 menyajikan persentase anak usia 10-17 tahun
yang bekerja berdasarkan tipe daerah dan jenis kelamin, yang
dirinci menurut status pekerjaan utama. Dari gambar tersebut dapat
dilihat, baik laki-laki maupun perempuan ataupun di perkotaan
maupun di perdesaan, sebagian besar anak usia 10-17 tahun yang
bekerja berstatus sebagai pekerja tak dibayar dengan persentase
total mencapai 58,33 persen. Sementara sisanya sekitar 25,11 persen
yang berstatus buruh/karyawan/pegawai, 9,47 persen sebagai
pekerja bebas, dan 7,09 persen berstatus berusaha.
Jika dilihat berdasarkan tipe daerah, terdapat perbedaan pola
penyebaran tenaga kerja anak menurut status pekerjaan utama antara

138 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

perkotaan dan perdesaan. Di perkotaan lebih banyak anak umur 10-


17 yang bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dibandingkan
di perdesaan, dan di perdesaan anak yang bekerja sebagai pekerja
tak dibayar lebih tinggi dari perkotaan. Di perkotaan, anak yang
bekerja sebagai pekerja tak dibayar sekitar 44,6 persen lebih tinggi
dibanding yang berstatus buruh/karyawan/pegawai yakni sekitar
40,49 persen, dan di perdesaan anak yang bekerja sebagai pekerja

Gambar 7.10. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Status
Pekerjaan Utama, tipe Daerah, dan Jenis Kelamin, 2017
66,97
61,49
58,33
56,43

44,60
40,49

28,82
25,11
22,88

15,42
12,81
10,90 9,47
7,69 7,22 6,71 7,88 7,09
5,76
3,93

Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Total


Berusaha Sendiri, Berusaha dibantu Buruh Tetap dan Buruh Tidak Dibayar
Buruh/Karyawan/Pegawai
Pekerja bebas
Pekerja tak dibayar

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

tak dibayar mencapai 66,97 persen, juga lebih tinggi dibanding yang
berstatus buruh/karyawan/pegawai yakni sekitar 15,42 persen.
Jika dirinci menurut jenis kelamin, juga tidak terjadi
perbedaan pola penyebaran tenaga kerja anak menurut status
pekerjaan utama antara laki-laki dan perempuan. Baik anak laki-laki
maupun perempuan, sebagian besar bekerja sebagai pekerja tak
dibayar, kemudian terbanyak kedua bekerja dengan status buruh/
karyawan/pegawai.
Penduduk dikategorikan bekerja pada kegiatan formal jika
mereka bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai dan juga mereka
yang berusaha dibantu buruh/karyawan. Seperti diketahui, tidak
semua buruh/karyawan/pegawai bekerja pada kegiatan yang
memiliki aspek legalitas kegiatan. Sebagai ilustrasi, seorang pembantu

Profil Anak Indonesia 2018 139


Perlindungan Khusus

rumah tangga juga terklasifikasi sebagai pekerja formal mengingat


statusnya sebagai buruh/karyawan. Dalam ketenagakerjaan, konsep
buruh/karyawan adalah mereka yang bekerja dengan mendapatkan
upah/gaji berupa uang maupun barang dari majikan yang tetap,
dalam hal ini termasuk juga pembantu rumah tangga.
Gambar 7.11 menyajikan persentase anak umur 10-17 tahun
yang bekerja berdasarkan tipe daerah dan jenis kelamin, yang dirinci
menurut sektor formal/informal. Sebagian besar anak berumur 10-17
tahun bekerja pada sektor informal yaitu sekitar 74,89 persen. Hal yang
sama juga terjadi di perkotaan maupun di perdesaan. Di perkotaan,
anak yang bekerja di sektor informal ada sebanyak 59,51 persen,
sedangkan di perdesaan mencapai 84,58 persen. Berdasarkan jenis
kelamin, diantara anak laki-laki yang bekerja, sebanyak 77,12 persen

Gambar 7.11. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut
Sektor Formal-Informal, TIPE DAERAH, DAN Jenis Kelamin, 2017

40.49 59.51 15.42 84.58 22.88 77.12 28.82 71.18 25.11 74.89

Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Total

Formal Informal
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

bekerja di sektor informal, sedangkan diantara anak perempuan


yang bekerja di sektor informal ada sebanyak 71,18 persen.
Gambar 7.12 menyajikan persentase anak usia 10-17 tahun
yang bekerja dirinci menurut kelompok usia dan sektor formal/
informal. Dari gambar tersebut dapat dilihat hanya sedikit sekali
atau sebagian kecil saja anak usia 10-17 tahun yang bekerja
pada sektor formal. Jika dilihat menurut kelompok usia, semakin
bertambah umur semakin banyak anak yang bekerja di sektor

140 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

formal. Diantara anak pada kelompok usia 10-12 tahun, yang


bekerja di sektor formal ada sebanyak 3,52 persen, diantara anak
pada kelompok usia 13-14 tahun ada sebanyak 10,26 persen dan
diantara anak pada kelompok usia 15-17 tahun ada sebanyak

Gambar 7.12. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja menurut
Sektor Formal-Informal dan Kelompok Usia, 2017

31.93
25.11
96.48 89.74 68.07 74.89
10.26
3.52

10-12 13-14 15-17 Total

Formal Informal

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

31,93 persen. Dengan kata lain seiring meningkatnya usia,


kesempatan bekerja di sektor formal juga semakin meningkat.

7.3.6. Anak Bekerja menurut Jam Kerja


Seperti telah disebutkan dalam UU No. 13 Tahun 2003,
pada dasarnya pengusaha dilarang memperkerjakan anak, namun
terdapat pengecualian bagi anak umur 13-15 tahun yaitu mereka
masih dapat bekerja tetapi dengan berbagai syarat dan kondisi,
salah satunya yaitu tidak boleh bekerja lebih dari 3 jam per hari.
Batasan jam kerja bagi anak merupakan salah satu perlindungan
yang diberikan pemerintah untuk anak-anak. Jumlah jam kerja yang
sedikit diasumsikan tidak terlalu mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan mental anak (tidak mengganggu waktu
belajar dan bermain anak-anak).
Di Indonesia, dengan asumsi 5 hari kerja, jam kerja normal
dalam seminggu diperkirakan sebanyak 35-40 jam/minggu. Jika
lebih dari 35-40 jam/minggu maka dianggap sudah melebihi jam

Profil Anak Indonesia 2018 141


Perlindungan Khusus

kerja normal. Sementara pada anak-anak ada batasan bekerja 3


jam/hari sehingga jam kerja normal (jam kerja maksimal) untuk anak
adalah sekitar 15 jam/minggu. Berdasarkan ketentuan tersebut,
pada tulisan ini jam kerja dikelompokkan menjadi tiga, yaitu kurang
dari 15 jam/minggu, 15-40 jam/minggu, dan lebih dari 40 jam/
minggu.
Gambar 7.13 memperlihatkan adanya hubungan positif antara
umur dengan jam kerja, yaitu semakin bertambah umur semakin
bertambah pula jam kerjanya. Pada kelompok umur 10-12 tahun dan
13-14 tahun sebagian besar anak bekerja kurang dari 15 jam/minggu
(masih dalam rentang waktu jam kerja normal untuk anak). Diantara
anak pada kelompok umur 10-12 tahun, yang bekerja kurang dari
15 jam/minggu ada sebanyak 66,06 persen dan diantara anak
pada kelompok umur 13-14 tahun, yang bekerja kurang dari 15 jam/
minggu ada sebanyak 57,87 persen.
Yang perlu menjadi perhatian adalah adanya anak berumur 10-
12 tahun dan 13-14 tahun yang bekerja lebih dari 40 jam/minggu.
Pada kelompok umur 10-12 tahun ada sekitar 4,59 persen dan pada
kelompok umur 13-14 tahun ada sekitar 9,15 persen. Sedangkan

Gambar 7.13. Persentase Anak Usia 10-17 Tahun yang Bekerja


menurut JAM KERJA dan Kelompok Usia, 2017

0.41 66.06 28.94 4.59 0.51 57.87 32.47 9.15 0.88 32.45 33.65 33.01 0.77 40.48 32.96 25.80

10-12 13-14 15-17 10-17

0 1-14 15-40 > 40


Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

142 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

anak pada kelompok umur 15-17 tahun, sekitar 33,01 persen sudah
bekerja dengan jumlah jam kerja normal angkatan kerja atau sekitar
15-40 jam/minggu.

7.3.7. Anak Bekerja menurut Upah/Gaji/Pendapatan


Istilah upah/gaji/pendapatan yang digunakan pada publikasi
ini merujuk pada semua jenis imbalan atau penghasilan bersih yang
diterima oleh pekerja selama sebulan baik berupa uang maupun
barang yang diukur dalam rupiah. Pada dasarnya besarnya upah/
gaji/pendapatan terkait erat dengan lamanya jam kerja, yaitu
semakin besar jumlah jam kerja maka akan semakin besar pula
upah/gaji/pendapatan yang akan diterima.
Pada Tabel 7.4 disajikan rata-rata upah/gaji/pendapatan
selama sebulan anak usia 10-17 tahun yang bekerja pada tahun 2016
dan 2017. Terjadi peningkatan upah/gaji/pendapatan dari tahun
2016 ke 2017 jika diamati berdasarkan tipe daerah dan jenis kelamin.

Tabel 7.4. Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Selama Sebulan, Anak Usia10-17


Tahun yang Bekerja menurut tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2016-2107

Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Selama Sebulan (Rupiah)


Tahun
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2016 1 081 087 944 180 1 015 724 999 172 1 009 820

2017 1 219 158 977 638 1 114 162 1 092 248 1 106 374

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Di tahun 2017, rata-rata upah/gaji/pendapatan anak laki-laki dan


perempuan, serta anak yang tinggal di perkotaan sudah mencapai
lebih dari satu juta rupiah. Sementara di perdesaan rata-rata upah/
gaji/pendapatan belum mencapai satu juta rupiah.
Secara umum upah/gaji/pendapatan anak di perkotaan lebih
besar dibanding di perdesaan dan upah/gaji/pendapatan anak
laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. Rata-rata upah/gaji/

Profil Anak Indonesia 2018 143


Perlindungan Khusus

pendapatan selama sebulan di perkotaan sekitar 1,2 juta rupiah


sedangkan di perdesaan sekitar 977 ribu rupiah. Rata-rata upah/
gaji/pendapatan anak laki-laki selama sebulan sekitar 1,11 juta
rupiah sedangkan anak perempuan sekitar 1,09 juta rupiah.
Gambar 7.14 menyajikan rata-rata upah/gaji/pendapatan

Gambar 7.14. Rata-rata upah/gaji/pendapatan Anak Umur 10-17 Tahun


Menurut Provinsi (ribu rupiah), 2017

Kalimantan Timur 1833,79


Papua 1790,35
DKI Jakarta 1782,80
Banten 1590,61
Sulawesi Utara 1569,72
Papua Barat 1524,88
Maluku 1468,56
Kalimantan Tengah 1344,56
Bangka-Belitung 1251,74
Jawa Barat 1226,86
Kepulauan Riau 1202,87
Bali 1158,59
D I Yogyakarta 1142,35
Jambi 1108,72
Sulawesi Selatan 1068,13
Kalimantan Barat 1062,71
Riau 1041,93
Sumatera Utara 1027,81
Kalimantan Selatan 1021,46
Sulawesi Tengah 1017,38
Sulawesi Tenggara 1000,21
Jawa Timur 977,32
Jawa Tengah 970,47
Bengkulu 968,77
Lampung 931,61
Aceh 917,31
Sumatera Selatan 908,21
Sumatera Barat 907,78
Gorontalo 857,39
Maluku Utara 811,93
Sulawesi Barat 809,14
Kalimantan Utara 805,88
Nusa Tenggara Barat 705,53
Nusa Tenggara Timur 683,77

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800 2000

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

144 Profil Anak Indonesia 2018


Perlindungan Khusus

dari anak berusia 10-17 tahun yang bekerja dirinci menurut provinsi,
tahun 2017. Rata-rata upah/gaji/pendapatan antar provinsi berkisar
antara 684 ribu rupiah sampai dengan 1,83 juta rupiah. Upah/gaji/
pendapatan terendah terdapat di Nusa Tenggara Timur, sedangkan
yang tertinggi di Kalimantan timur. Tiga provinsi dengan rata-rata
upah/gaji/pendapatan tertinggi yaitu Kalimantan Timur sebesar
1,83 juta rupiah, diikuti Papua sebesar 1,79 juta rupiah, dan DKI
Jakarta sebesar 1,78 juta rupiah. Sementara tiga provinsi dengan

Profil Anak Indonesia 2018 145


DAFTAR
PUSTAKA
daftar pustaka

daftar pustaka
Badan Pusat Statistik. 2016. Buku 4: Konsep dan Definisi Survei Sosial Ekonomi
Nasional Maret 2017. Jakarta: BPS
Badan Pusat Statistik. 2016. Laporan Perkawinan Usia Anak. Jakarta: BPS.
Badan Pusat Statistik. 2017. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017 –
Laporan Pendahuluan. Jakarta: BPS
Council on Foreign Relations (CFR). Ending Child Marriage: How Elevating the
Status of Girls Advances U.S. Foreign Policy Objectives , p.6.
Effendy. 1998. Pengertian Keluarga. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
http://nurululfhainib.blogspot.com/2015/06/pengaruh-pendidikan-
terhadap-tingkat.html, diakses pada tanggal 3 Oktober 2018
Kompas.com, “Dampak Pernikahan Anak Lebih Besar dari yang
Anda Bayangkan”, diakses dari https://lifestyle.kompas.com/
read/2016/12/10/113600020/dampak.pernikahan.anak.lebih.besar.
dari.yang.anda.bayangkan., pada tanggal 29 Agusrus 2018
Kementerian Kesehatan RI. 2010. Pedoman Kesehatan Neonatal Esensial.
Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011 a. Situasi Diare di Indonesia. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2011 b. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2014 a. Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di
Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2014 b. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:
Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Situasi Balita Pendek. Jakarta: Kementerian
Kesehatan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “Program Indonesia Pintar
Tahun 2016 Bantu 19,2 Juta Siswa Indonesia”, diakses dari https://
www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/06/program-indonesia-
pintar-tahun-2016-bantu-192-juta-siswa-indonesia. pada tanggal 25
September 2018

Profil Anak Indonesia 2018 149


daftar pustaka
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 450 Tahun 2004 tentang Pemberian
Air Susu Ibu (ASI) Secara Eksklusif pada Bayi di Indonesia.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Prabamurti, Priyadi Nugraha, dkk. 2008. Analisis Faktor Risiko Status Kematian
Neonatal. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 3 / No. 1 / Januari
2008.
Rahayu, dkk. 2015. Riwayat Berat Badan Lahir dengan Kejadian Stunting pada
Anak Usia Bawah Dua Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.
10, No. 2, November 2015. Banjarmasin: Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat.
Sodikin, dkk. 2009. Determinan Perilaku Suami yang Mempengaruhi Pilihan
Penolong Persalinan Bagi Istri. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat Vol.
25, No. 1, Maret 2009.
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah
dengan UU No 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi Kependudukan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

150 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran
LAMPIRAN
BAB 2
lampiran BAB 2
Lampiran L-2.1. Penduduk Berusia 0-17 Tahun menurut Provinsi Tahun 2017

Provinsi Laki-laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)


Aceh 912 339 892 072 1 804 411
Sumatera Utara 2 531 411 2 433 013 4 964 424
Sumatera Barat 918 688 892 844 1 811 532
Riau 1 209 464 1 154 692 2 364 156
Jambi 548 115 536 498 1 084 613
Sumatera Selatan 1 383 656 1 339 135 2 722 791
Bengkulu 300 123 293 389 593 512
Lampung 1 311 632 1 277 949 2 589 581
Kep. Bangka Belitung 222 487 215 199 437 686
Kepulauan Riau 348 074 337 925 685 999
DKI Jakarta 1 469 096 1 440 893 2 909 989
Jawa Barat 7 578 473 7 247 274 14 825 747
Jawa Tengah 4 921 941 4 722 225 9 644 166
DI Yogyakarta 478 621 464 767 943 388
Jawa Timur 5 166 370 5 040 311 10 206 681
Banten 1 978 095 1 938 480 3 916 575
Bali 600 798 575 874 1 176 672
Nusa Tenggara Barat 823 576 819 973 1 643 549
Nusa Tenggara Timur 946 774 929 815 1 876 589
Kalimantan Barat 800 668 780 905 1 581 573
Kalimantan Tengah 406 151 396 016 802 167
Kalimantan Selatan 665 076 644 634 1 309 710
Kalimantan Timur 547 175 528 649 1 075 824
Kalimantan Utara 112 626 107 844 220 470
Sulawesi Utara 357 846 344 579 702 425
Sulawesi Tengah 485 015 473 458 958 473
Sulawesi Selatan 1 314 976 1 289 933 2 604 909
Sulawesi Tenggara 466 227 451 977 918 204
Gorontalo 179 173 176 415 355 588
Sulawesi Barat 229 491 226 731 456 222
Maluku 303 605 296 249 599 854
Maluku Utara 208 634 203 658 412 292
Papua Barat 166 335 158 181 324 516
Papua 559 571 541 074 1 100 645
Indonesia 40 452 302 39 172 631 79 624 933

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 155


lampiran BAB 2
Lampiran L-2.2. Rasio Jenis Kelamin menurut Provinsi dan Kelompok usia Tahun 2017

Provinsi 0-17 18+ Total

(1) (2) (3) (4)


Aceh 102,3 98,6 99,9
Sumatera Utara 104,0 97,5 99,7
Sumatera Barat 102,9 97,0 99,0
Riau 104,7 105,4 105,2
Jambi 102,2 104,6 103,8
Sumatera Selatan 103,3 103,0 103,1
Bengkulu 102,3 105,1 104,2
Lampung 102,6 106,2 105,1
Kep. Bangka Belitung 103,4 109,1 107,3
Kepulauan Riau 103,0 105,3 104,5
DKI Jakarta 102,0 99,7 100,3
Jawa Barat 104,6 102,2 102,9
Jawa Tengah 104,2 96,3 98,5
DI Yogyakarta 103,0 96,1 97,8
Jawa Timur 102,5 95,8 97,5
Banten 102,0 104,8 103,9
Bali 104,3 100,3 101,4
Nusa Tenggara Barat 100,4 92,6 95,1
Nusa Tenggara Timur 101,8 96,2 98,2
Kalimantan Barat 102,5 104,1 103,6
Kalimantan Tengah 102,6 111,5 108,6
Kalimantan Selatan 103,2 102,1 102,4
Kalimantan Timur 103,5 111,6 109,1
Kalimantan Utara 104,4 117,6 113,1
Sulawesi Utara 103,9 104,2 104,1
Sulawesi Tengah 102,4 104,7 103,9
Sulawesi Selatan 101,9 93,0 95,6
Sulawesi Tenggara 103,2 99,1 100,5
Gorontalo 101,6 99,8 100,3
Sulawesi Barat 101,2 100,9 101,0
Maluku 102,5 101,5 101,8
Maluku Utara 102,4 105,0 104,1
Papua Barat 105,2 114,2 110,9
Papua 103,4 115,2 111,0
Indonesia 103,3 100,0 101,0

Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia Hasil SUPAS 2015, BPS

156 Profil Anak Indonesia 2018


LAMPIRAN
BAB 3
lampiran BAB 3
Lampiran L-3.1. Persentase Anak 0-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kepemilikan Akta Kelahiran dari Kantor
Catatan Sipil, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Ya, Ya, tidak dapat


Provinsi Tidak punya Tidak Tahu Jumlah
ditunjukkan ditunjukkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6))

Aceh 68,59 19,25 11,99 0,17 100,00


Sumatera Utara 53,41 18,37 27,90 0,31 100,00
Sumatera Barat 60,40 19,67 19,69 0,25 100,00
Riau 60,02 17,29 22,35 0,34 100,00
Jambi 68,52 22,50 8,67 0,31 100,00
Sumatera Selatan 64,13 23,43 12,18 0,26 100,00
Bengkulu 62,30 26,83 10,57 0,29 100,00
Lampung 70,50 15,99 13,31 0,20 100,00
Kep. Bangka Belitung 76,28 18,07 5,51 0,13 100,00
Kepulauan Riau 76,15 18,25 5,58 0,02 100,00
DKI Jakarta 63,55 33,42 2,63 0,39 100,00
Jawa Barat 58,87 21,98 18,83 0,31 100,00
Jawa Tengah 75,99 18,29 5,64 0,08 100,00
DI Yogyakarta 73,16 24,14 2,58 0,12 100,00
Jawa Timur 67,87 19,23 12,63 0,26 100,00
Banten 50,51 26,77 22,30 0,42 100,00
Bali 65,40 22,05 12,46 0,09 100,00
Nusa Tenggara Barat 51,07 23,59 24,72 0,61 100,00
Nusa Tenggara Timur 39,38 17,26 43,11 0,24 100,00
Kalimantan Barat 61,72 20,06 17,96 0,27 100,00
Kalimantan Tengah 61,22 21,36 16,94 0,49 100,00
Kalimantan Selatan 69,87 17,77 12,27 0,09 100,00
Kalimantan Timur 66,66 25,64 7,50 0,20 100,00
Kalimantan Utara 62,74 28,15 8,92 0,19 100,00
Sulawesi Utara 61,28 25,28 13,27 0,17 100,00
Sulawesi Tengah 51,02 20,50 28,16 0,31 100,00
Sulawesi Selatan 63,09 22,97 13,67 0,28 100,00
Sulawesi Tenggara 59,10 21,21 19,49 0,20 100,00
Gorontalo 73,75 15,86 10,20 0,20 100,00
Sulawesi Barat 68,32 16,09 15,39 0,20 100,00
Maluku 50,76 24,96 23,80 0,47 100,00
Maluku Utara 54,09 22,09 23,23 0,60 100,00
Papua Barat 42,76 27,89 28,45 0,91 100,00
Papua 20,67 23,83 54,28 1,22 100,00
Indonesia 62,19 21,14 16,39 0,28 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018


159
lampiran BAB 3
Lampiran L-3.2. Persentase Anak 0-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kepemilikan Akta Kelahiran dari Kantor
Catatan Sipil, 2017
Perkotaan
Ya, tidak dapat
Provinsi Ya, ditunjukkan Tidak punya Tidak tahu Jumlah
ditunjukkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 70,98 22,45 6,43 0,14 100,00
Sumatera Utara 54,48 23,13 22,16 0,24 100,00
Sumatera Barat 59,68 25,28 14,74 0,29 100,00
Riau 65,09 19,71 14,89 0,31 100,00
Jambi 68,01 27,84 3,80 0,35 100,00
Sumatera Selatan 58,93 31,76 8,98 0,33 100,00
Bengkulu 60,40 34,41 5,15 0,04 100,00
Lampung 70,76 18,73 10,20 0,32 100,00
Kep. Bangka Belitung 74,68 22,04 3,25 0,04 100,00
Kepulauan Riau 75,59 19,30 5,10 0,01 100,00
DKI Jakarta 63,55 33,42 2,63 0,39 100,00
Jawa Barat 60,73 22,85 16,11 0,32 100,00
Jawa Tengah 76,65 18,48 4,77 0,10 100,00
DI Yogyakarta 70,89 26,25 2,73 0,13 100,00
Jawa Timur 68,36 22,98 8,41 0,25 100,00
Banten 56,44 29,57 13,45 0,54 100,00
Bali 64,55 26,06 9,35 0,05 100,00
Nusa Tenggara Barat 56,10 28,12 15,22 0,56 100,00
Nusa Tenggara Timur 48,91 29,25 21,59 0,25 100,00
Kalimantan Barat 66,05 27,23 6,51 0,22 100,00
Kalimantan Tengah 62,88 27,81 8,99 0,32 100,00
Kalimantan Selatan 69,65 20,93 9,37 0,05 100,00
Kalimantan Timur 63,34 30,49 5,89 0,28 100,00
Kalimantan Utara 62,56 30,23 7,13 0,08 100,00
Sulawesi Utara 64,60 27,37 8,01 0,03 100,00
Sulawesi Tengah 47,22 37,37 15,10 0,30 100,00
Sulawesi Selatan 61,72 29,21 8,85 0,22 100,00
Sulawesi Tenggara 52,78 31,45 15,52 0,25 100,00
Gorontalo 68,36 24,72 6,76 0,16 100,00
Sulawesi Barat 64,16 23,30 12,55 0,00 100,00
Maluku 52,77 30,95 15,93 0,35 100,00
Maluku Utara 60,73 29,38 9,62 0,28 100,00
Papua Barat 54,99 29,46 15,22 0,33 100,00
Papua 42,36 39,20 18,19 0,25 100,00
Indonesia 63,78 24,73 11,21 0,27 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

160 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 3
Lampiran L-3.3. Persentase Anak 0-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kepemilikan Akta Kelahiran dari Kantor
Catatan Sipil, 2017
Perdesaan
Ya, tidak dapat
Provinsi Ya, ditunjukkan Tidak punya Tidak tahu Jumlah
ditunjukkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 67,60 17,93 14,28 0,19 100,00
Sumatera Utara 52,43 13,98 33,20 0,39 100,00
Sumatera Barat 60,89 15,90 23,00 0,22 100,00
Riau 56,84 15,78 27,02 0,35 100,00
Jambi 68,75 20,14 10,83 0,29 100,00
Sumatera Selatan 67,00 18,85 13,94 0,22 100,00
Bengkulu 63,16 23,40 13,03 0,41 100,00
Lampung 70,41 14,96 14,48 0,15 100,00
Kep. Bangka Belitung 77,97 13,90 7,90 0,24 100,00
Kepulauan Riau 79,26 12,42 8,22 0,09 100,00
DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 54,10 19,75 25,84 0,30 100,00
Jawa Tengah 75,35 18,11 6,47 0,07 100,00
DI Yogyakarta 78,53 19,13 2,23 0,11 100,00
Jawa Timur 67,36 15,31 17,05 0,28 100,00
Banten 38,03 20,89 40,94 0,14 100,00
Bali 66,87 15,07 17,88 0,17 100,00
Nusa Tenggara Barat 47,10 20,02 32,22 0,66 100,00
Nusa Tenggara Timur 37,00 14,26 48,50 0,24 100,00
Kalimantan Barat 59,80 16,89 23,02 0,29 100,00
Kalimantan Tengah 60,31 17,82 21,29 0,58 100,00
Kalimantan Selatan 70,04 15,33 14,50 0,13 100,00
Kalimantan Timur 72,93 16,47 10,55 0,05 100,00
Kalimantan Utara 62,98 25,44 11,26 0,33 100,00
Sulawesi Utara 58,42 23,49 17,80 0,29 100,00
Sulawesi Tengah 52,27 14,96 32,46 0,31 100,00
Sulawesi Selatan 63,96 19,03 16,71 0,31 100,00
Sulawesi Tenggara 61,93 16,64 21,26 0,17 100,00
Gorontalo 76,63 11,12 12,04 0,22 100,00
Sulawesi Barat 69,38 14,26 16,11 0,25 100,00
Maluku 49,53 21,32 28,59 0,55 100,00
Maluku Utara 51,86 19,64 27,80 0,70 100,00
Papua Barat 35,48 26,95 36,32 1,25 100,00
Papua 13,72 18,91 65,83 1,53 100,00
Indonesia 60,50 17,32 21,88 0,29 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018


161
lampiran BAB 3
Lampiran L-3.4. Persentase Anak 0-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kepemilikan AktA Kelahiran dari Kantor
Catatan Sipil, 2017
Laki-laki

Ya, tidak dapat


Provinsi Ya, ditunjukkan Tidak punya Tidak tahu Jumlah
ditunjukkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 68,75 18,93 12,18 0,14 100,00


Sumatera Utara 53,01 18,59 28,04 0,36 100,00
Sumatera Barat 59,84 19,83 19,90 0,43 100,00
Riau 59,69 17,42 22,48 0,41 100,00
Jambi 68,59 22,22 8,86 0,32 100,00
Sumatera Selatan 63,15 24,00 12,53 0,32 100,00
Bengkulu 61,45 27,53 10,62 0,40 100,00
Lampung 70,33 15,53 14,02 0,12 100,00
Kep. Bangka Belitung 75,33 18,53 5,94 0,20 100,00
Kepulauan Riau 75,24 19,40 5,34 0,02 100,00
DKI Jakarta 64,35 32,95 2,30 0,40 100,00
Jawa Barat 58,05 21,97 19,61 0,37 100,00
Jawa Tengah 76,00 18,27 5,64 0,08 100,00
DI Yogyakarta 73,85 23,86 2,22 0,06 100,00
Jawa Timur 67,46 19,55 12,74 0,25 100,00
Banten 50,46 25,82 23,12 0,60 100,00
Bali 65,51 22,47 11,99 0,02 100,00
Nusa Tenggara Barat 50,96 23,33 24,99 0,71 100,00
Nusa Tenggara Timur 39,81 16,99 42,93 0,27 100,00
Kalimantan Barat 62,48 18,64 18,68 0,20 100,00
Kalimantan Tengah 61,76 20,98 16,74 0,51 100,00
Kalimantan Selatan 68,80 17,85 13,26 0,09 100,00
Kalimantan Timur 66,28 25,40 8,13 0,19 100,00
Kalimantan Utara 63,40 27,42 9,10 0,08 100,00
Sulawesi Utara 61,37 25,20 13,21 0,23 100,00
Sulawesi Tengah 50,18 21,06 28,37 0,38 100,00
Sulawesi Selatan 62,73 23,03 13,99 0,25 100,00
Sulawesi Tenggara 58,50 21,60 19,71 0,18 100,00
Gorontalo 73,79 16,88 9,12 0,20 100,00
Sulawesi Barat 67,33 16,43 16,00 0,25 100,00
Maluku 50,60 23,18 25,70 0,51 100,00
Maluku Utara 54,14 21,56 23,59 0,70 100,00
Papua Barat 43,25 28,02 27,76 0,97 100,00
Papua 20,45 23,65 54,80 1,10 100,00
Indonesia 61,90 21,10 16,70 0,31 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

162 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 3
Lampiran L-3.5. Persentase Anak 0-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kepemilikan AktA Kelahiran dari Kantor
Catatan Sipil, 2017
Perempuan
Ya, tidak dapat
Provinsi Ya, ditunjukkan Tidak punya Tidak tahu Jumlah
ditunjukkan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 68,42 19,57 11,80 0,21 100,00


Sumatera Utara 53,84 18,14 27,76 0,26 100,00
Sumatera Barat 60,99 19,50 19,46 0,05 100,00
Riau 60,37 17,16 22,21 0,27 100,00
Jambi 68,45 22,79 8,48 0,29 100,00
Sumatera Selatan 65,17 22,84 11,81 0,19 100,00
Bengkulu 63,19 26,11 10,52 0,18 100,00
Lampung 70,68 16,48 12,57 0,27 100,00
Kep. Bangka Belitung 77,27 17,59 5,07 0,06 100,00
Kepulauan Riau 77,08 17,07 5,83 0,01 100,00
DKI Jakarta 62,72 33,92 2,98 0,38 100,00
Jawa Barat 59,73 21,99 18,02 0,26 100,00
Jawa Tengah 75,97 18,31 5,63 0,09 100,00
DI Yogyakarta 72,41 24,43 2,97 0,19 100,00
Jawa Timur 68,30 18,90 12,52 0,28 100,00
Banten 50,57 27,78 21,42 0,22 100,00
Bali 65,27 21,60 12,95 0,17 100,00
Nusa Tenggara Barat 51,18 23,87 24,44 0,51 100,00
Nusa Tenggara Timur 38,94 17,54 43,29 0,22 100,00
Kalimantan Barat 60,93 21,51 17,21 0,35 100,00
Kalimantan Tengah 60,65 21,75 17,14 0,46 100,00
Kalimantan Selatan 70,99 17,68 11,24 0,10 100,00
Kalimantan Timur 67,07 25,89 6,83 0,21 100,00
Kalimantan Utara 62,04 28,93 8,73 0,31 100,00
Sulawesi Utara 61,18 25,37 13,34 0,10 100,00
Sulawesi Tengah 51,91 19,92 27,94 0,23 100,00
Sulawesi Selatan 63,48 22,90 13,33 0,30 100,00
Sulawesi Tenggara 59,73 20,80 19,25 0,21 100,00
Gorontalo 73,70 14,79 11,32 0,19 100,00
Sulawesi Barat 69,37 15,74 14,75 0,15 100,00
Maluku 50,92 26,82 21,83 0,43 100,00
Maluku Utara 54,03 22,64 22,84 0,48 100,00
Papua Barat 42,24 27,75 29,18 0,84 100,00
Papua 20,90 24,03 53,71 1,36 100,00
Indonesia 62,49 21,18 16,07 0,25 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018


163
LAMPIRAN
BAB 4
lampiran BAB 4
Lampiran L-4.1. Angka partisipasi Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD menurut Provinsi dan
Kelompok usia, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Provinsi 0-2 3-4 5-6 3-6 0-6

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Aceh 0,78 15,49 38,94 26,75 15,79
Sumatera Utara 0,32 7,92 34,58 21,24 12,62
Sumatera Barat 0,45 7,56 44,18 26,04 15,00
Riau 0,16 8,89 36,38 22,06 13,17
Jambi 0,35 16,66 38,63 27,87 16,37
Sumatera Selatan 0,18 8,67 34,36 21,70 13,03
Bengkulu 0,00 9,11 38,10 24,09 14,35
Lampung 0,43 10,67 48,43 30,10 17,75
Kep. Bangka Belitung 0,29 10,64 48,25 30,06 18,11
Kepulauan Riau 0,12 7,43 51,91 31,32 19,44
DKI Jakarta 0,57 15,90 64,83 39,48 23,01
Jawa Barat 0,35 12,56 49,31 30,60 18,34
Jawa Tengah 0,85 29,07 60,30 45,00 26,42
DI Yogyakarta 4,77 52,26 79,15 65,80 40,68
Jawa Timur 0,84 32,05 70,15 51,28 30,97
Banten 0,48 17,17 39,81 28,52 16,34
Bali 0,00 9,00 44,54 27,30 15,81
Nusa Tenggara Barat 0,93 24,05 47,69 36,24 21,17
Nusa Tenggara Timur 0,58 17,87 35,74 27,00 15,50
Kalimantan Barat 0,18 8,38 28,95 18,38 10,93
Kalimantan Tengah 0,52 15,57 49,21 32,38 19,81
Kalimantan Selatan 0,50 20,71 63,12 41,67 25,10
Kalimantan Timur 0,26 9,17 43,13 25,60 15,48
Kalimantan Utara 0,19 16,20 44,35 29,89 17,69
Sulawesi Utara 0,78 12,91 39,85 25,84 15,37
Sulawesi Tengah 0,43 22,26 51,73 37,52 21,65
Sulawesi Selatan 0,10 9,92 42,74 26,81 15,43
Sulawesi Tenggara 0,20 15,05 37,44 26,48 15,48
Gorontalo 2,20 34,20 61,05 47,05 28,98
Sulawesi Barat 0,70 23,46 47,04 36,05 21,84
Maluku 0,30 15,61 27,46 21,59 12,82
Maluku Utara 1,25 22,61 32,82 27,89 16,49
Papua Barat 0,47 12,20 34,73 22,99 13,49
Papua 0,24 5,15 14,91 10,56 7,17
Indonesia 0,55 17,53 49,27 33,45 19,88

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 167


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.2. Angka partisipasi Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD menurut Provinsi dan
Kelompok usia, 2017
Perkotaan

Provinsi 0-2 3-4 5-6 3-6 0-6

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Aceh 0,98 16,89 49,67 32,52 18,82
Sumatera Utara 0,29 7,52 39,47 23,60 13,72
Sumatera Barat 0,73 10,21 42,25 26,32 15,18
Riau 0,13 6,12 38,24 21,56 13,06
Jambi 0,28 16,20 37,76 26,54 14,65
Sumatera Selatan 0,28 9,17 36,45 22,97 13,58
Bengkulu 0,00 11,23 46,19 28,56 16,77
Lampung 0,72 13,67 52,09 33,29 19,29
Kep. Bangka Belitung 0,23 11,72 49,69 31,50 18,47
Kepulauan Riau 0,11 7,36 52,11 31,33 19,66
DKI Jakarta 0,57 15,90 64,83 39,48 23,01
Jawa Barat 0,27 13,54 51,34 32,32 19,16
Jawa Tengah 1,10 33,22 61,80 47,60 28,04
DI Yogyakarta 3,14 46,29 78,13 62,40 37,59
Jawa Timur 0,89 35,77 74,28 54,99 32,57
Banten 0,36 19,79 44,36 32,09 18,18
Bali 0,00 9,83 46,57 28,26 16,18
Nusa Tenggara Barat 0,07 21,73 55,92 39,02 22,73
Nusa Tenggara Timur 0,64 19,03 43,98 31,44 17,39
Kalimantan Barat 0,10 11,83 34,04 22,68 13,65
Kalimantan Tengah 0,00 13,62 49,86 31,72 18,96
Kalimantan Selatan 0,99 19,93 65,34 43,20 26,25
Kalimantan Timur 0,09 9,11 46,13 27,35 16,01
Kalimantan Utara 0,31 16,97 39,81 28,28 16,11
Sulawesi Utara 0,22 8,27 34,21 21,02 12,71
Sulawesi Tengah 0,00 17,19 50,97 35,45 18,90
Sulawesi Selatan 0,02 8,23 42,96 26,01 15,09
Sulawesi Tenggara 0,07 16,80 30,30 23,55 13,77
Gorontalo 1,10 21,76 52,87 38,00 23,28
Sulawesi Barat 0,90 23,16 49,06 37,24 22,47
Maluku 0,07 8,52 27,44 17,93 10,69
Maluku Utara 0,46 23,45 34,73 29,04 16,32
Papua Barat 0,56 10,02 34,19 22,32 12,87
Papua 0,13 8,24 31,18 20,61 12,18
Indonesia 0,52 18,70 53,45 36,06 21,21

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

168 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.3. Angka partisipasi Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD menurut Provinsi dan
Kelompok usia, 2017
Perdesaan

Provinsi 0-2 3-4 5-6 3-6 0-6

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Aceh 0,69 14,91 34,63 24,41 14,53
Sumatera Utara 0,36 8,28 30,09 19,10 11,58
Sumatera Barat 0,25 5,81 45,44 25,86 14,88
Riau 0,18 10,69 35,16 22,39 13,24
Jambi 0,39 16,86 38,95 28,40 17,13
Sumatera Selatan 0,13 8,40 33,26 21,02 12,73
Bengkulu 0,00 8,15 34,84 22,18 13,30
Lampung 0,31 9,59 47,15 28,97 17,18
Kep. Bangka Belitung 0,36 9,56 46,75 28,58 17,72
Kepulauan Riau 0,20 7,93 50,61 31,23 18,06
DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 0,56 10,16 43,88 26,20 16,19
Jawa Tengah 0,60 24,98 58,90 42,49 24,87
DI Yogyakarta 8,90 65,78 81,53 73,62 48,06
Jawa Timur 0,79 28,25 66,13 47,58 29,32
Banten 0,76 11,45 29,94 20,75 12,23
Bali 0,00 7,44 41,27 25,65 15,15
Nusa Tenggara Barat 1,58 25,96 41,37 34,04 19,97
Nusa Tenggara Timur 0,56 17,60 33,98 26,01 15,07
Kalimantan Barat 0,22 6,76 26,52 16,34 9,67
Kalimantan Tengah 0,82 16,65 48,85 32,75 20,29
Kalimantan Selatan 0,12 21,28 61,28 40,47 24,20
Kalimantan Timur 0,63 9,29 37,44 22,45 14,46
Kalimantan Utara 0,00 15,30 50,09 31,84 19,79
Sulawesi Utara 1,24 17,05 45,35 30,33 17,71
Sulawesi Tengah 0,59 23,68 51,97 38,14 22,54
Sulawesi Selatan 0,15 11,05 42,60 27,33 15,65
Sulawesi Tenggara 0,26 14,24 40,57 27,80 16,25
Gorontalo 2,81 40,38 66,38 52,19 32,18
Sulawesi Barat 0,64 23,54 46,47 35,72 21,66
Maluku 0,43 19,93 27,47 23,77 14,06
Maluku Utara 1,54 22,31 32,21 27,50 16,56
Papua Barat 0,41 13,40 35,09 23,40 13,87
Papua 0,30 4,10 9,76 7,26 5,20
Indonesia 0,59 16,27 44,86 30,68 18,45
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 169


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.4. Angka partisipasi Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD menurut Provinsi dan
Kelompok usia, 2017
Laki-laki

Provinsi 0-2 3-4 5-6 3-6 0-6

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Aceh 1,06 14,23 38,85 26,02 15,44
Sumatera Utara 0,39 8,42 35,57 21,68 13,11
Sumatera Barat 0,72 7,83 41,74 24,69 14,42
Riau 0,21 7,73 34,27 20,61 11,96
Jambi 0,27 13,73 40,40 26,96 15,54
Sumatera Selatan 0,00 7,91 34,85 21,51 12,90
Bengkulu 0,00 8,43 36,86 23,33 13,55
Lampung 0,45 11,41 49,65 30,08 17,36
Kep. Bangka Belitung 0,55 9,60 51,43 31,40 18,24
Kepulauan Riau 0,15 5,61 58,36 34,11 21,72
DKI Jakarta 0,69 15,10 63,13 38,49 22,40
Jawa Barat 0,32 11,36 47,96 29,22 17,67
Jawa Tengah 0,69 27,17 60,34 44,15 25,89
DI Yogyakarta 5,54 50,87 80,40 65,53 40,73
Jawa Timur 0,71 30,93 71,54 51,09 31,03
Banten 0,60 16,18 41,82 29,18 17,01
Bali 0,00 11,22 45,27 28,59 16,76
Nusa Tenggara Barat 0,83 20,08 46,78 34,43 19,52
Nusa Tenggara Timur 0,58 17,19 34,31 25,84 14,81
Kalimantan Barat 0,19 6,47 27,18 16,80 9,79
Kalimantan Tengah 0,51 15,57 45,28 30,02 18,94
Kalimantan Selatan 0,84 19,83 62,74 40,64 24,70
Kalimantan Timur 0,03 9,04 39,56 23,45 14,30
Kalimantan Utara 0,38 12,25 44,73 28,49 17,26
Sulawesi Utara 1,09 11,10 40,06 24,65 15,34
Sulawesi Tengah 0,27 23,46 46,30 35,66 20,45
Sulawesi Selatan 0,13 9,11 41,65 25,89 14,91
Sulawesi Tenggara 0,13 13,63 39,26 26,26 14,98
Gorontalo 2,05 33,33 62,34 46,92 29,06
Sulawesi Barat 0,07 24,61 50,51 38,90 23,15
Maluku 0,27 17,19 26,55 21,90 12,70
Maluku Utara 1,62 21,46 34,46 28,28 16,96
Papua Barat 0,47 11,89 36,55 23,90 13,66
Papua 0,18 5,09 14,94 10,45 7,00
Indonesia 0,54 16,58 49,15 32,83 19,55

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

170 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.5. Angka partisipasi Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD menurut Provinsi dan
Kelompok usia, 2017
Perempuan

Provinsi 0-2 3-4 5-6 3-6 0-6


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 0,48 16,78 39,03 27,49 16,15
Sumatera Utara 0,26 7,36 33,57 20,76 12,10
Sumatera Barat 0,16 7,26 46,70 27,48 15,61
Riau 0,10 10,00 38,49 23,48 14,43
Jambi 0,43 19,69 36,98 28,75 17,22
Sumatera Selatan 0,37 9,46 33,86 21,90 13,17
Bengkulu 0,00 9,79 39,40 24,86 15,21
Lampung 0,40 9,84 47,33 30,13 18,16
Kep. Bangka Belitung 0,00 11,59 45,25 28,81 17,97
Kepulauan Riau 0,10 9,39 44,77 28,26 17,07
DKI Jakarta 0,45 16,71 66,63 40,50 23,63
Jawa Barat 0,38 13,86 50,73 32,07 19,04
Jawa Tengah 1,02 31,07 60,26 45,89 26,99
DI Yogyakarta 4,00 53,69 77,95 66,08 40,62
Jawa Timur 0,97 33,26 68,74 51,48 30,91
Banten 0,36 18,24 37,55 27,80 15,62
Bali 0,00 6,58 43,77 25,94 14,83
Nusa Tenggara Barat 1,05 27,69 48,68 38,06 22,94
Nusa Tenggara Timur 0,57 18,58 37,18 28,17 16,21
Kalimantan Barat 0,16 10,23 30,84 19,99 12,14
Kalimantan Tengah 0,53 15,56 53,34 34,99 20,71
Kalimantan Selatan 0,14 21,70 63,53 42,79 25,53
Kalimantan Timur 0,49 9,33 46,74 27,88 16,70
Kalimantan Utara 0,00 20,14 43,92 31,36 18,11
Sulawesi Utara 0,49 15,07 39,62 27,20 15,40
Sulawesi Tengah 0,60 21,13 57,58 39,41 22,86
Sulawesi Selatan 0,07 10,78 43,92 27,80 15,99
Sulawesi Tenggara 0,29 16,58 35,74 26,70 16,01
Gorontalo 2,35 35,13 59,77 47,19 28,91
Sulawesi Barat 1,37 22,36 43,16 33,07 20,45
Maluku 0,34 13,97 28,39 21,27 12,95
Maluku Utara 0,87 23,74 31,09 27,49 16,02
Papua Barat 0,46 12,50 32,90 22,11 13,31
Papua 0,31 5,21 14,88 10,67 7,34
Indonesia 0,56 18,54 49,39 34,10 20,23

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 171


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.6. Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD terhadap Total Anak 0-6 Tahun
menurut Provinsi, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Sedang mengikuti
Provinsi Tidak mengiikuti PAUD Jumlah
PAUD
(1) (2) (3) (4)

Aceh 16,23 83,77 100,00


Sumatera Utara 12,80 87,20 100,00
Sumatera Barat 15,29 84,71 100,00
Riau 13,63 86,37 100,00
Jambi 16,72 83,28 100,00
Sumatera Selatan 13,25 86,75 100,00
Bengkulu 14,64 85,36 100,00
Lampung 17,92 82,08 100,00
Kep. Bangka Belitung 18,37 81,63 100,00
Kepulauan Riau 20,07 79,93 100,00
DKI Jakarta 24,54 75,46 100,00
Jawa Barat 18,96 81,04 100,00
Jawa Tengah 27,19 72,81 100,00
DI Yogyakarta 42,06 57,94 100,00
Jawa Timur 31,87 68,13 100,00
Banten 16,98 83,02 100,00
Bali 16,42 83,58 100,00
Nusa Tenggara Barat 21,49 78,51 100,00
Nusa Tenggara Timur 16,11 83,89 100,00
Kalimantan Barat 11,10 88,90 100,00
Kalimantan Tengah 20,12 79,88 100,00
Kalimantan Selatan 25,91 74,09 100,00
Kalimantan Timur 16,01 83,99 100,00
Kalimantan Utara 18,14 81,86 100,00
Sulawesi Utara 15,65 84,35 100,00
Sulawesi Tengah 21,92 78,08 100,00
Sulawesi Selatan 16,18 83,82 100,00
Sulawesi Tenggara 15,78 84,22 100,00
Gorontalo 29,48 70,52 100,00
Sulawesi Barat 22,61 77,39 100,00
Maluku 13,34 86,66 100,00
Maluku Utara 16,59 83,41 100,00
Papua Barat 13,83 86,17 100,00
Papua 7,49 92,51 100,00
Indonesia 20,49 79,51 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

172 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.7. Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD terhadap Total Anak 0-6 Tahun
menurut Provinsi, 2017
Perkotaan

Sedang mengikuti Tidak mengiikuti


Provinsi Jumlah
PAUD PAUD
(1) (2) (3) (4)

Aceh 19,39 80,61 100,00


Sumatera Utara 14,07 85,93 100,00
Sumatera Barat 15,42 84,58 100,00
Riau 13,54 86,46 100,00
Jambi 14,88 85,12 100,00
Sumatera Selatan 13,83 86,17 100,00
Bengkulu 17,13 82,87 100,00
Lampung 19,52 80,48 100,00
Kep. Bangka Belitung 18,79 81,21 100,00
Kepulauan Riau 20,12 79,88 100,00
DKI Jakarta 24,54 75,46 100,00
Jawa Barat 19,86 80,14 100,00
Jawa Tengah 29,06 70,94 100,00
DI Yogyakarta 39,28 60,72 100,00
Jawa Timur 33,64 66,36 100,00
Banten 19,03 80,97 100,00
Bali 17,01 82,99 100,00
Nusa Tenggara Barat 23,13 76,87 100,00
Nusa Tenggara Timur 17,70 82,30 100,00
Kalimantan Barat 13,65 86,35 100,00
Kalimantan Tengah 19,29 80,71 100,00
Kalimantan Selatan 27,09 72,91 100,00
Kalimantan Timur 16,76 83,24 100,00
Kalimantan Utara 16,42 83,58 100,00
Sulawesi Utara 12,74 87,26 100,00
Sulawesi Tengah 19,38 80,62 100,00
Sulawesi Selatan 16,17 83,83 100,00
Sulawesi Tenggara 14,41 85,59 100,00
Gorontalo 23,28 76,72 100,00
Sulawesi Barat 22,71 77,29 100,00
Maluku 10,69 89,31 100,00
Maluku Utara 16,32 83,68 100,00
Papua Barat 12,96 87,04 100,00
Papua 12,66 87,34 100,00
Indonesia 21,98 78,02 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 173


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.8. Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD terhadap Total Anak 0-6 Tahun
menurut Provinsi, 2017
Perdesaan

Sedang mengikuti Tidak mengiikuti


Provinsi Jumlah
PAUD PAUD
(1) (2) (3) (4)
Aceh 14,90 85,10 100,00
Sumatera Utara 11,62 88,38 100,00
Sumatera Barat 15,20 84,80 100,00
Riau 13,69 86,31 100,00
Jambi 17,53 82,47 100,00
Sumatera Selatan 12,94 87,06 100,00
Bengkulu 13,56 86,44 100,00
Lampung 17,33 82,67 100,00
Kep. Bangka Belitung 17,92 82,08 100,00
Kepulauan Riau 19,77 80,23 100,00
DKI Jakarta - - -
Jawa Barat 16,59 83,41 100,00
Jawa Tengah 25,40 74,60 100,00
DI Yogyakarta 48,70 51,30 100,00
Jawa Timur 30,04 69,96 100,00
Banten 12,43 87,57 100,00
Bali 15,38 84,62 100,00
Nusa Tenggara Barat 20,21 79,79 100,00
Nusa Tenggara Timur 15,75 84,25 100,00
Kalimantan Barat 9,92 90,08 100,00
Kalimantan Tengah 20,59 79,41 100,00
Kalimantan Selatan 24,99 75,01 100,00
Kalimantan Timur 14,53 85,47 100,00
Kalimantan Utara 20,43 79,57 100,00
Sulawesi Utara 18,21 81,79 100,00
Sulawesi Tengah 22,75 77,25 100,00
Sulawesi Selatan 16,18 83,82 100,00
Sulawesi Tenggara 16,39 83,61 100,00
Gorontalo 32,96 67,04 100,00
Sulawesi Barat 22,58 77,42 100,00
Maluku 14,89 85,11 100,00
Maluku Utara 16,69 83,31 100,00
Papua Barat 14,37 85,63 100,00
Papua 5,46 94,54 100,00
Indonesia 18,86 81,14 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

174 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.9. Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD terhadap Total Anak 0-6 Tahun
menurut Provinsi, 2017
Laki-laki
Sedang mengikuti
Provinsi Tidak mengiikuti PAUD Jumlah
PAUD
(1) (2) (3) (4)

Aceh 15,80 84,20 100,00


Sumatera Utara 13,40 86,60 100,00
Sumatera Barat 14,65 85,35 100,00
Riau 12,30 87,70 100,00
Jambi 16,01 83,99 100,00
Sumatera Selatan 13,28 86,72 100,00
Bengkulu 13,92 86,08 100,00
Lampung 17,51 82,49 100,00
Kep. Bangka Belitung 18,29 81,71 100,00
Kepulauan Riau 22,07 77,93 100,00
DKI Jakarta 24,03 75,97 100,00
Jawa Barat 18,38 81,62 100,00
Jawa Tengah 26,67 73,33 100,00
DI Yogyakarta 41,71 58,29 100,00
Jawa Timur 31,90 68,10 100,00
Banten 17,54 82,46 100,00
Bali 17,51 82,49 100,00
Nusa Tenggara Barat 19,57 80,43 100,00
Nusa Tenggara Timur 15,40 84,60 100,00
Kalimantan Barat 10,00 90,00 100,00
Kalimantan Tengah 19,11 80,89 100,00
Kalimantan Selatan 25,30 74,70 100,00
Kalimantan Timur 15,12 84,88 100,00
Kalimantan Utara 17,89 82,11 100,00
Sulawesi Utara 15,38 84,62 100,00
Sulawesi Tengah 20,85 79,15 100,00
Sulawesi Selatan 15,59 84,41 100,00
Sulawesi Tenggara 15,36 84,64 100,00
Gorontalo 29,52 70,48 100,00
Sulawesi Barat 23,81 76,19 100,00
Maluku 13,45 86,55 100,00
Maluku Utara 17,07 82,93 100,00
Papua Barat 14,26 85,74 100,00
Papua 7,36 92,64 100,00
Indonesia 20,16 79,84 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 175


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.10. Persentase Anak Usia 0-6 Tahun yang Sedang Mengikuti PAUD terhadap Total Anak 0-6 Tahun
menurut Provinsi, 2017
Perempuan
Sedang mengikuti Tidak mengiikuti
Provinsi Jumlah
PAUD PAUD
(1) (2) (3) (4)
Aceh 16,66 83,34 100,00
Sumatera Utara 12,19 87,81 100,00
Sumatera Barat 15,96 84,04 100,00
Riau 15,02 84,98 100,00
Jambi 17,44 82,56 100,00
Sumatera Selatan 13,22 86,78 100,00
Bengkulu 15,42 84,58 100,00
Lampung 18,34 81,66 100,00
Kep. Bangka Belitung 18,45 81,55 100,00
Kepulauan Riau 17,99 82,01 100,00
DKI Jakarta 25,07 74,93 100,00
Jawa Barat 19,57 80,43 100,00
Jawa Tengah 27,73 72,27 100,00
DI Yogyakarta 42,40 57,60 100,00
Jawa Timur 31,85 68,15 100,00
Banten 16,39 83,61 100,00
Bali 15,30 84,70 100,00
Nusa Tenggara Barat 23,53 76,47 100,00
Nusa Tenggara Timur 16,84 83,16 100,00
Kalimantan Barat 12,27 87,73 100,00
Kalimantan Tengah 21,18 78,82 100,00
Kalimantan Selatan 26,56 73,44 100,00
Kalimantan Timur 16,92 83,08 100,00
Kalimantan Utara 18,39 81,61 100,00
Sulawesi Utara 15,93 84,07 100,00
Sulawesi Tengah 23,01 76,99 100,00
Sulawesi Selatan 16,80 83,20 100,00
Sulawesi Tenggara 16,22 83,78 100,00
Gorontalo 29,43 70,57 100,00
Sulawesi Barat 21,33 78,67 100,00
Maluku 13,23 86,77 100,00
Maluku Utara 16,11 83,89 100,00
Papua Barat 13,38 86,62 100,00
Papua 7,63 92,37 100,00
Indonesia 20,83 79,17 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

176 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4
Lampiran L-4.11. Angka Partisipasi Anak yang bersekolah di kelas 1 SD/Sederajat yang pernah mengikuti PAUD
menurut Provinsi , 2017
Perkotaan + Perdesaan
Pernah mengikuti
Provinsi Tidak mengiikuti PAUD Jumlah
PAUD
(1) (2) (3) (4)

Aceh 73,54 26,46 100,00


Sumatera Utara 64,74 35,26 100,00
Sumatera Barat 72,99 27,01 100,00
Riau 72,92 27,08 100,00
Jambi 69,18 30,82 100,00
Sumatera Selatan 62,75 37,25 100,00
Bengkulu 74,25 25,75 100,00
Lampung 82,86 17,14 100,00
Kep. Bangka Belitung 85,22 14,78 100,00
Kepulauan Riau 79,76 20,24 100,00
DKI Jakarta 81,54 18,46 100,00
Jawa Barat 72,27 27,73 100,00
Jawa Tengah 89,12 10,88 100,00
DI Yogyakarta 98,59 1,41 100,00
Jawa Timur 88,87 11,13 100,00
Banten 65,00 35,00 100,00
Bali 81,94 18,06 100,00
Nusa Tenggara Barat 65,69 34,31 100,00
Nusa Tenggara Timur 52,90 47,10 100,00
Kalimantan Barat 35,57 64,43 100,00
Kalimantan Tengah 76,80 23,20 100,00
Kalimantan Selatan 87,33 12,67 100,00
Kalimantan Timur 82,33 17,67 100,00
Kalimantan Utara 76,27 23,73 100,00
Sulawesi Utara 79,79 20,21 100,00
Sulawesi Tengah 78,13 21,87 100,00
Sulawesi Selatan 67,85 32,15 100,00
Sulawesi Tenggara 77,54 22,46 100,00
Gorontalo 90,53 9,47 100,00
Sulawesi Barat 65,71 34,29 100,00
Maluku 51,57 48,43 100,00
Maluku Utara 47,76 52,24 100,00
Papua Barat 50,07 49,93 100,00
Papua 34,03 65,97 100,00
Indonesia 74,50 25,50 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 177


lampiran BAB 4
Lampiran L-4.12. Angka Partisipasi Anak yang bersekolah di kelas 1 SD/Sederajat yang pernah mengikuti PAUD
menurut Provinsi , 2017
Perkotaan

Pernah mengikuti
Provinsi Tidak mengiikuti PAUD Jumlah
PAUD
(1) (2) (3) (4)

Aceh 85,19 14,81 100,00


Sumatera Utara 74,74 25,26 100,00
Sumatera Barat 67,34 32,66 100,00
Riau 78,35 21,65 100,00
Jambi 53,27 46,73 100,00
Sumatera Selatan 65,47 34,53 100,00
Bengkulu 78,50 21,50 100,00
Lampung 83,34 16,66 100,00
Kep. Bangka Belitung 89,53 10,47 100,00
Kepulauan Riau 81,05 18,95 100,00
DKI Jakarta 81,54 18,46 100,00
Jawa Barat 75,44 24,56 100,00
Jawa Tengah 92,38 7,62 100,00
DI Yogyakarta 98,67 1,33 100,00
Jawa Timur 91,10 8,90 100,00
Banten 73,32 26,68 100,00
Bali 91,43 8,57 100,00
Nusa Tenggara Barat 72,13 27,87 100,00
Nusa Tenggara Timur 70,79 29,21 100,00
Kalimantan Barat 46,09 53,91 100,00
Kalimantan Tengah 88,42 11,58 100,00
Kalimantan Selatan 90,52 9,48 100,00
Kalimantan Timur 82,85 17,15 100,00
Kalimantan Utara 74,21 25,79 100,00
Sulawesi Utara 78,04 21,96 100,00
Sulawesi Tengah 83,56 16,44 100,00
Sulawesi Selatan 63,77 36,23 100,00
Sulawesi Tenggara 74,72 25,28 100,00
Gorontalo 91,17 8,83 100,00
Sulawesi Barat 57,67 42,33 100,00
Maluku 70,16 29,84 100,00
Maluku Utara 56,88 43,12 100,00
Papua Barat 61,43 38,57 100,00
Papua 68,26 31,74 100,00
Indonesia 79,74 20,26 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

178 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4
Lampiran L-4.13. Angka Partisipasi Anak yang bersekolah di kelas 1 SD/Sederajat yang pernah mengikuti PAUD
menurut Provinsi , 2017
Perdesaan
Pernah mengikuti Tidak mengiikuti
Provinsi Jumlah
PAUDD PAUD
(1) (2) (3) (4)
Aceh 69,85 30,15 100,00
Sumatera Utara 56,38 43,62 100,00
Sumatera Barat 76,21 23,79 100,00
Riau 69,34 30,66 100,00
Jambi 75,40 24,60 100,00
Sumatera Selatan 61,28 38,72 100,00
Bengkulu 72,71 27,29 100,00
Lampung 82,71 17,29 100,00
Kep. Bangka Belitung 80,56 19,44 100,00
Kepulauan Riau 71,44 28,56 100,00
DKI Jakarta - - -
Jawa Barat 64,48 35,52 100,00
Jawa Tengah 86,04 13,96 100,00
DI Yogyakarta 98,40 1,60 100,00
Jawa Timur 86,63 13,37 100,00
Banten 49,29 50,71 100,00
Bali 66,37 33,63 100,00
Nusa Tenggara Barat 60,81 39,19 100,00
Nusa Tenggara Timur 48,96 51,04 100,00
Kalimantan Barat 31,44 68,56 100,00
Kalimantan Tengah 71,41 28,59 100,00
Kalimantan Selatan 85,18 14,82 100,00
Kalimantan Timur 81,25 18,75 100,00
Kalimantan Utara 78,34 21,66 100,00
Sulawesi Utara 81,82 18,18 100,00
Sulawesi Tengah 76,32 23,68 100,00
Sulawesi Selatan 70,04 29,96 100,00
Sulawesi Tenggara 78,70 21,30 100,00
Gorontalo 90,11 9,89 100,00
Sulawesi Barat 67,96 32,04 100,00
Maluku 42,81 57,19 100,00
Maluku Utara 45,11 54,89 100,00
Papua Barat 44,46 55,54 100,00
Papua 20,99 79,01 100,00
Indonesia 69,31 30,69 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 179


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.14. Angka Partisipasi Anak yang bersekolah di kelas 1 SD/Sederajat yang pernah mengikuti PAUD
menurut Provinsi , 2017
Laki-laki
Pernah mengikuti
Provinsi Tidak mengiikuti PAUD Jumlah
PAUD
(1) (2) (3) (4)

Aceh 76,38 23,62 100,00


Sumatera Utara 67,48 32,52 100,00
Sumatera Barat 72,57 27,43 100,00
Riau 70,44 29,56 100,00
Jambi 72,32 27,68 100,00
Sumatera Selatan 60,82 39,18 100,00
Bengkulu 76,40 23,60 100,00
Lampung 79,80 20,20 100,00
Kep. Bangka Belitung 85,76 14,24 100,00
Kepulauan Riau 78,33 21,67 100,00
DKI Jakarta 80,39 19,61 100,00
Jawa Barat 71,34 28,66 100,00
Jawa Tengah 88,38 11,62 100,00
DI Yogyakarta 97,39 2,61 100,00
Jawa Timur 87,80 12,20 100,00
Banten 67,71 32,29 100,00
Bali 81,41 18,59 100,00
Nusa Tenggara Barat 62,52 37,48 100,00
Nusa Tenggara Timur 51,86 48,14 100,00
Kalimantan Barat 35,98 64,02 100,00
Kalimantan Tengah 77,05 22,95 100,00
Kalimantan Selatan 86,20 13,80 100,00
Kalimantan Timur 81,73 18,27 100,00
Kalimantan Utara 79,04 20,96 100,00
Sulawesi Utara 86,24 13,76 100,00
Sulawesi Tengah 79,03 20,97 100,00
Sulawesi Selatan 66,20 33,80 100,00
Sulawesi Tenggara 74,89 25,11 100,00
Gorontalo 89,26 10,74 100,00
Sulawesi Barat 64,71 35,29 100,00
Maluku 50,21 49,79 100,00
Maluku Utara 45,28 54,72 100,00
Papua Barat 49,57 50,43 100,00
Papua 29,09 70,91 100,00
Indonesia 73,94 26,06 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

180 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.15. Angka Partisipasi Anak yang bersekolah di kelas 1 SD/Sederajat yang pernah mengikuti PAUD
menurut Provinsi , 2017
Perempuan
Pernah mengikuti Tidak mengiikuti
Provinsi Jumlah
PAUD PAUD
(1) (2) (3) (4)

Aceh 70,29 29,71 100,00


Sumatera Utara 61,99 38,01 100,00
Sumatera Barat 73,42 26,58 100,00
Riau 75,45 24,55 100,00
Jambi 66,11 33,89 100,00
Sumatera Selatan 64,72 35,28 100,00
Bengkulu 72,07 27,93 100,00
Lampung 85,78 14,22 100,00
Kep. Bangka Belitung 84,70 15,30 100,00
Kepulauan Riau 81,56 18,44 100,00
DKI Jakarta 82,78 17,22 100,00
Jawa Barat 73,32 26,68 100,00
Jawa Tengah 89,90 10,10 100,00
DI Yogyakarta 100,00 0,00 100,00
Jawa Timur 89,98 10,02 100,00
Banten 62,42 37,58 100,00
Bali 82,50 17,50 100,00
Nusa Tenggara Barat 69,44 30,56 100,00
Nusa Tenggara Timur 54,08 45,92 100,00
Kalimantan Barat 35,07 64,93 100,00
Kalimantan Tengah 76,50 23,50 100,00
Kalimantan Selatan 88,54 11,46 100,00
Kalimantan Timur 83,01 16,99 100,00
Kalimantan Utara 73,44 26,56 100,00
Sulawesi Utara 74,00 26,00 100,00
Sulawesi Tengah 77,01 22,99 100,00
Sulawesi Selatan 69,65 30,35 100,00
Sulawesi Tenggara 79,68 20,32 100,00
Gorontalo 92,01 7,99 100,00
Sulawesi Barat 66,85 33,15 100,00
Maluku 52,81 47,19 100,00
Maluku Utara 50,10 49,90 100,00
Papua Barat 50,66 49,34 100,00
Papua 39,49 60,51 100,00
Indonesia 75,09 24,91 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 181


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.16. Persentase Anak usia 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Status perkawinan, 2017

Perkotaan + Perdesaan

Provinsi Belum Kawin Kawin Cerai Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)


Aceh 99,81 0,18 0,01 100,00
Sumatera Utara 99,71 0,28 0,01 100,00
Sumatera Barat 99,64 0,36 0,00 100,00
Riau 99,70 0,29 0,01 100,00
Jambi 99,41 0,59 0,00 100,00
Sumatera Selatan 99,25 0,70 0,05 100,00
Bengkulu 98,60 1,25 0,15 100,00
Lampung 99,31 0,64 0,05 100,00
Kep. Bangka Belitung 99,02 0,70 0,28 100,00
Kepulauan Riau 99,84 0,14 0,02 100,00
DKI Jakarta 99,71 0,26 0,03 100,00
Jawa Barat 99,01 0,95 0,04 100,00
Jawa Tengah 99,49 0,50 0,01 100,00
DI Yogyakarta 99,77 0,23 0,00 100,00
Jawa Timur 98,77 1,16 0,07 100,00
Banten 99,41 0,54 0,05 100,00
Bali 99,25 0,75 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 99,06 0,83 0,11 100,00
Nusa Tenggara Timur 99,51 0,43 0,07 100,00
Kalimantan Barat 99,10 0,82 0,09 100,00
Kalimantan Tengah 98,60 1,37 0,03 100,00
Kalimantan Selatan 98,91 1,02 0,07 100,00
Kalimantan Timur 99,27 0,59 0,15 100,00
Kalimantan Utara 98,96 0,86 0,18 100,00
Sulawesi Utara 99,07 0,93 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 99,16 0,81 0,03 100,00
Sulawesi Selatan 98,99 0,90 0,11 100,00
Sulawesi Tenggara 98,96 1,04 0,00 100,00
Gorontalo 98,20 1,80 0,00 100,00
Sulawesi Barat 98,34 1,57 0,09 100,00
Maluku 99,45 0,52 0,04 100,00
Maluku Utara 98,89 1,01 0,10 100,00
Papua Barat 98,93 0,89 0,17 100,00
Papua 98,96 1,03 0,00 100,00
Indonesia 99,22 0,74 0,05 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

182 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4
Lampiran L-4.17. Persentase Anak usia 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Status perkawinan, 2017

Perkotaan

Provinsi Belum Kawin Kawin Cerai Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)


Aceh 99,93 0,07 0,00 100,00
Sumatera Utara 99,81 0,19 0,00 100,00
Sumatera Barat 99,82 0,18 0,00 100,00
Riau 99,89 0,11 0,00 100,00
Jambi 99,80 0,20 0,00 100,00
Sumatera Selatan 99,56 0,42 0,03 100,00
Bengkulu 99,13 0,71 0,15 100,00
Lampung 99,73 0,24 0,03 100,00
Kep. Bangka Belitung 99,50 0,36 0,14 100,00
Kepulauan Riau 99,91 0,06 0,02 100,00
DKI Jakarta 99,71 0,26 0,03 100,00
Jawa Barat 99,29 0,65 0,06 100,00
Jawa Tengah 99,77 0,21 0,02 100,00
DI Yogyakarta 99,90 0,10 0,00 100,00
Jawa Timur 99,31 0,62 0,07 100,00
Banten 99,63 0,37 0,00 100,00
Bali 99,51 0,49 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 99,67 0,31 0,03 100,00
Nusa Tenggara Timur 99,64 0,36 0,00 100,00
Kalimantan Barat 99,92 0,08 0,00 100,00
Kalimantan Tengah 98,71 1,29 0,00 100,00
Kalimantan Selatan 99,24 0,71 0,06 100,00
Kalimantan Timur 99,40 0,51 0,09 100,00
Kalimantan Utara 98,95 1,05 0,00 100,00
Sulawesi Utara 99,40 0,60 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 99,63 0,37 0,00 100,00
Sulawesi Selatan 99,56 0,38 0,05 100,00
Sulawesi Tenggara 99,30 0,70 0,00 100,00
Gorontalo 98,51 1,49 0,00 100,00
Sulawesi Barat 98,91 1,09 0,00 100,00
Maluku 99,40 0,57 0,02 100,00
Maluku Utara 99,60 0,00 0,39 100,00
Papua Barat 99,31 0,69 0,00 100,00
Papua 99,14 0,86 0,00 100,00
Indonesia 99,52 0,45 0,04 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 183


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.18. Persentase Anak usia 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Status perkawinan, 2017

Perdesaan

Provinsi Belum Kawin Kawin Cerai Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)


Aceh 99,76 0,22 0,02 100,00
Sumatera Utara 99,63 0,36 0,01 100,00
Sumatera Barat 99,51 0,49 0,00 100,00
Riau 99,58 0,41 0,01 100,00
Jambi 99,23 0,77 0,00 100,00
Sumatera Selatan 99,08 0,85 0,07 100,00
Bengkulu 98,35 1,50 0,15 100,00
Lampung 99,15 0,79 0,06 100,00
Kep. Bangka Belitung 98,51 1,06 0,43 100,00
Kepulauan Riau 99,47 0,53 0,00 100,00
DKI Jakarta - - - -
Jawa Barat 98,31 1,69 0,00 100,00
Jawa Tengah 99,21 0,78 0,01 100,00
DI Yogyakarta 99,48 0,52 0,00 100,00
Jawa Timur 98,22 1,71 0,07 100,00
Banten 98,97 0,88 0,15 100,00
Bali 98,83 1,17 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 98,57 1,26 0,17 100,00
Nusa Tenggara Timur 99,47 0,44 0,08 100,00
Kalimantan Barat 98,73 1,14 0,13 100,00
Kalimantan Tengah 98,55 1,41 0,05 100,00
Kalimantan Selatan 98,66 1,26 0,08 100,00
Kalimantan Timur 99,02 0,73 0,25 100,00
Kalimantan Utara 98,97 0,62 0,41 100,00
Sulawesi Utara 98,78 1,22 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 99,00 0,96 0,04 100,00
Sulawesi Selatan 98,63 1,23 0,14 100,00
Sulawesi Tenggara 98,80 1,20 0,00 100,00
Gorontalo 98,05 1,95 0,00 100,00
Sulawesi Barat 98,19 1,70 0,11 100,00
Maluku 99,48 0,48 0,04 100,00
Maluku Utara 98,64 1,36 0,00 100,00
Papua Barat 98,71 1,01 0,27 100,00
Papua 98,91 1,08 0,01 100,00
Indonesia 98,91 1,04 0,05 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

184 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.19. Persentase Anak usia 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Status perkawinan, 2017

Laki-laki

Provinsi Belum Kawin Kawin Cerai Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)


Aceh 99,95 0,05 0,00 100,00
Sumatera Utara 99,99 0,01 0,00 100,00
Sumatera Barat 99,98 0,02 0,00 100,00
Riau 99,98 0,02 0,00 100,00
Jambi 99,84 0,16 0,00 100,00
Sumatera Selatan 99,85 0,13 0,02 100,00
Bengkulu 99,71 0,21 0,07 100,00
Lampung 99,91 0,09 0,00 100,00
Kep. Bangka Belitung 99,94 0,00 0,06 100,00
Kepulauan Riau 99,95 0,05 0,00 100,00
DKI Jakarta 99,93 0,07 0,00 100,00
Jawa Barat 99,87 0,13 0,00 100,00
Jawa Tengah 99,96 0,04 0,00 100,00
DI Yogyakarta 99,92 0,08 0,00 100,00
Jawa Timur 99,81 0,18 0,01 100,00
Banten 99,97 0,03 0,00 100,00
Bali 99,85 0,15 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 99,81 0,17 0,02 100,00
Nusa Tenggara Timur 100,00 0,00 0,00 100,00
Kalimantan Barat 99,83 0,17 0,00 100,00
Kalimantan Tengah 99,65 0,35 0,00 100,00
Kalimantan Selatan 99,87 0,13 0,00 100,00
Kalimantan Timur 99,79 0,21 0,00 100,00
Kalimantan Utara 99,79 0,21 0,00 100,00
Sulawesi Utara 99,72 0,28 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 99,89 0,11 0,00 100,00
Sulawesi Selatan 99,91 0,09 0,00 100,00
Sulawesi Tenggara 99,96 0,04 0,00 100,00
Gorontalo 99,92 0,08 0,00 100,00
Sulawesi Barat 99,88 0,12 0,00 100,00
Maluku 99,94 0,04 0,02 100,00
Maluku Utara 99,81 0,19 0,00 100,00
Papua Barat 99,97 0,03 0,00 100,00
Papua 99,80 0,20 0,00 100,00
Indonesia 99,89 0,10 0,00 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 185


lampiran BAB 4

Lampiran L-4.20. Persentase Anak usia 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Status perkawinan, 2017

Perempuan

Provinsi Belum Kawin Kawin Cerai Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)


Aceh 99,67 0,30 0,03 100,00
Sumatera Utara 99,42 0,56 0,01 100,00
Sumatera Barat 99,27 0,73 0,00 100,00
Riau 99,41 0,57 0,02 100,00
Jambi 98,98 1,02 0,00 100,00
Sumatera Selatan 98,63 1,29 0,09 100,00
Bengkulu 97,44 2,33 0,23 100,00
Lampung 98,68 1,21 0,11 100,00
Kep. Bangka Belitung 98,06 1,43 0,51 100,00
Kepulauan Riau 99,72 0,24 0,04 100,00
DKI Jakarta 99,49 0,46 0,05 100,00
Jawa Barat 98,11 1,80 0,08 100,00
Jawa Tengah 98,98 1,00 0,03 100,00
DI Yogyakarta 99,61 0,39 0,00 100,00
Jawa Timur 97,69 2,18 0,13 100,00
Banten 98,81 1,09 0,10 100,00
Bali 98,61 1,39 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 98,26 1,54 0,20 100,00
Nusa Tenggara Timur 99,00 0,87 0,14 100,00
Kalimantan Barat 98,35 1,47 0,17 100,00
Kalimantan Tengah 97,48 2,46 0,06 100,00
Kalimantan Selatan 97,90 1,95 0,14 100,00
Kalimantan Timur 98,72 0,98 0,30 100,00
Kalimantan Utara 98,07 1,56 0,38 100,00
Sulawesi Utara 98,36 1,64 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 98,39 1,56 0,06 100,00
Sulawesi Selatan 98,03 1,75 0,22 100,00
Sulawesi Tenggara 97,92 2,08 0,00 100,00
Gorontalo 96,40 3,60 0,00 100,00
Sulawesi Barat 96,71 3,11 0,18 100,00
Maluku 98,93 1,02 0,05 100,00
Maluku Utara 97,91 1,89 0,21 100,00
Papua Barat 97,80 1,84 0,36 100,00
Papua 98,02 1,97 0,01 100,00
Indonesia 98,51 1,40 0,09 100,00

Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

186 Profil Anak Indonesia 2018


LAMPIRAN
BAB 5
Lampiran L-5.1. PPersentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Hidup dalam
Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Penolong persalinan Terakhir, dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan + Perdesaan
Dukun
Tidak
Provinsi Dokter Bidan Perawat Beranak / Lainnya Jumlah
Ada
Paraji
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Aceh 28,24 68,28 0,79 2,06 0,55 0,07 100,00
Sumatera Utara 26,21 68,10 0,96 3,79 0,63 0,31 100,00
Sumatera Barat 33,03 64,00 0,39 2,51 0,06 0,00 100,00
Riau 30,78 62,77 0,45 5,79 0,21 0,00 100,00
Jambi 28,52 61,77 0,00 9,61 0,00 0,10 100,00
Sumatera Selatan 22,18 70,88 0,55 6,17 0,15 0,06 100,00
Bengkulu 28,37 65,03 0,00 6,16 0,44 0,00 100,00
Lampung 20,09 74,52 0,46 4,84 0,09 0,00 100,00
Kep. Bangka Belitung 32,30 66,46 0,00 1,03 0,21 0,00 100,00
Kepulauan Riau 44,21 54,20 0,89 0,70 0,00 0,00 100,00
DKI Jakarta 49,14 48,89 1,55 0,41 0,00 0,00 100,00
Jawa Barat 26,88 63,41 0,39 9,20 0,12 0,00 100,00
Jawa Tengah 35,30 62,57 1,10 0,94 0,05 0,04 100,00
DI Yogyakarta 49,18 50,23 0,48 0,10 0,00 0,00 100,00
Jawa Timur 35,86 60,83 0,62 2,43 0,22 0,04 100,00
Banten 29,06 58,34 0,26 12,34 0,00 0,00 100,00
Bali 55,91 43,74 0,00 0,35 0,00 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 20,36 75,19 0,13 3,79 0,53 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 18,61 60,75 1,24 15,97 3,13 0,30 100,00
Kalimantan Barat 16,55 66,79 0,51 15,94 0,14 0,06 100,00
Kalimantan Tengah 18,57 63,85 2,02 15,28 0,28 0,00 100,00
Kalimantan Selatan 26,49 67,78 0,15 5,50 0,00 0,08 100,00
Kalimantan Timur 37,53 58,78 0,13 2,74 0,82 0,00 100,00
Kalimantan Utara 30,29 64,31 0,50 3,91 0,98 0,00 100,00
Sulawesi Utara 51,67 40,16 1,66 5,71 0,63 0,16 100,00
Sulawesi Tengah 23,37 62,84 1,75 10,19 1,13 0,71 100,00
Sulawesi Selatan 28,38 66,65 0,28 4,16 0,50 0,04 100,00
Sulawesi Tenggara 14,80 73,57 0,04 11,07 0,52 0,00 100,00
Gorontalo 34,83 58,78 2,12 4,28 0,00 0,00 100,00
Sulawesi Barat 12,98 69,05 1,24 14,95 1,78 0,00 100,00
Maluku 12,30 52,87 1,33 32,67 0,27 0,55 100,00
Maluku Utara 14,65 56,47 0,26 27,57 1,04 0,00 100,00
Papua Barat 20,08 55,00 1,70 15,91 6,74 0,58 100,00
Papua 22,55 41,52 4,22 12,31 17,26 2,14 100,00
Indonesia 30,00 62,56 0,69 6,16 0,51 0,08 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 189


Lampiran L-5.2. PPersentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Hidup dalam
Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Penolong persalinan Terakhir, dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan
Dukun
Tidak
Provinsi Dokter Bidan Perawat Beranak / Lainnya Jumlah
Ada
Paraji
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Aceh 38,95 60,34 0,19 0,40 0,12 0,00 100,00
Sumatera Utara 34,50 62,69 0,82 1,12 0,60 0,27 100,00
Sumatera Barat 39,85 59,04 0,46 0,65 0,00 0,00 100,00
Riau 42,00 56,46 0,52 1,01 0,00 0,00 100,00
Jambi 45,87 48,89 0,00 5,24 0,00 0,00 100,00
Sumatera Selatan 41,13 58,03 0,26 0,58 0,00 0,00 100,00
Bengkulu 46,77 52,28 0,00 0,95 0,00 0,00 100,00
Lampung 28,93 69,78 0,00 1,13 0,16 0,00 100,00
Kep. Bangka Belitung 36,00 62,86 0,00 0,74 0,39 0,00 100,00
Kepulauan Riau 48,19 50,69 0,99 0,13 0,00 0,00 100,00
DKI Jakarta 49,14 48,89 1,55 0,41 0,00 0,00 100,00
Jawa Barat 31,25 61,68 0,45 6,53 0,08 0,00 100,00
Jawa Tengah 41,61 56,89 0,95 0,49 0,07 0,00 100,00
DI Yogyakarta 55,15 44,52 0,33 0,00 0,00 0,00 100,00
Jawa Timur 42,67 55,98 0,51 0,64 0,20 0,00 100,00
Banten 37,25 56,30 0,15 6,29 0,00 0,00 100,00
Bali 61,98 37,50 0,00 0,53 0,00 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 25,54 71,66 0,22 2,19 0,39 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 34,19 60,51 0,78 2,86 1,66 0,00 100,00
Kalimantan Barat 28,43 66,74 0,00 4,82 0,00 0,00 100,00
Kalimantan Tengah 31,24 61,96 0,17 6,33 0,29 0,00 100,00
Kalimantan Selatan 34,92 62,36 0,35 2,37 0,00 0,00 100,00
Kalimantan Timur 44,47 53,33 0,00 2,18 0,01 0,00 100,00
Kalimantan Utara 36,55 58,59 0,86 2,34 1,67 0,00 100,00
Sulawesi Utara 66,88 29,52 1,71 1,89 0,00 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 43,78 51,66 0,89 2,76 0,00 0,91 100,00
Sulawesi Selatan 50,20 48,04 0,00 1,22 0,44 0,10 100,00
Sulawesi Tenggara 21,62 67,04 0,00 10,82 0,53 0,00 100,00
Gorontalo 50,31 41,27 4,14 4,28 0,00 0,00 100,00
Sulawesi Barat 24,77 65,95 1,83 7,45 0,00 0,00 100,00
Maluku 24,74 57,14 1,67 16,46 0,00 0,00 100,00
Maluku Utara 30,57 57,72 0,07 11,31 0,32 0,00 100,00
Papua Barat 29,20 64,36 0,85 4,70 0,88 0,00 100,00
Papua 45,18 47,02 4,38 1,05 2,37 0,00 100,00
Indonesia 38,80 57,35 0,60 3,08 0,16 0,02 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

190 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.3. PPersentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Hidup dalam
Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Penolong persalinan Terakhir, dan Tipe Daerah, 2017

Perdesaan
Dukun
Tidak
Provinsi Dokter Bidan Perawat Beranak Lainnya Jumlah
Ada
/Paraji
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Aceh 23,77 71,59 1,05 2,75 0,74 0,10 100,00
Sumatera Utara 18,20 73,34 1,09 6,36 0,66 0,35 100,00
Sumatera Barat 28,65 67,19 0,35 3,71 0,09 0,00 100,00
Riau 24,25 66,43 0,41 8,57 0,34 0,00 100,00
Jambi 20,16 67,97 0,00 11,72 0,00 0,14 100,00
Sumatera Selatan 11,87 77,88 0,72 9,21 0,24 0,09 100,00
Bengkulu 20,23 70,68 0,00 8,47 0,63 0,00 100,00
Lampung 16,60 76,39 0,64 6,30 0,07 0,00 100,00
Kep. Bangka Belitung 27,95 70,69 0,00 1,36 0,00 0,00 100,00
Kepulauan Riau 21,88 73,86 0,35 3,91 0,00 0,00 100,00
DKI Jakarta - - - - - - -
Jawa Barat 15,01 68,08 0,25 16,43 0,24 0,00 100,00
Jawa Tengah 29,33 67,95 1,24 1,36 0,03 0,08 100,00
DI Yogyakarta 34,20 64,56 0,88 0,36 0,00 0,00 100,00
Jawa Timur 28,04 66,39 0,74 4,49 0,24 0,10 100,00
Banten 11,54 62,71 0,48 25,26 0,00 0,00 100,00
Bali 43,49 56,51 0,00 0,00 0,00 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 16,31 77,95 0,07 5,04 0,64 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 14,97 60,80 1,35 19,04 3,48 0,37 100,00
Kalimantan Barat 11,18 66,82 0,74 20,97 0,21 0,09 100,00
Kalimantan Tengah 10,78 65,02 3,15 20,78 0,27 0,00 100,00
Kalimantan Selatan 19,99 71,96 0,00 7,91 0,00 0,14 100,00
Kalimantan Timur 22,60 70,49 0,42 3,95 2,54 0,00 100,00
Kalimantan Utara 21,35 72,48 0,00 6,17 0,00 0,00 100,00
Sulawesi Utara 39,11 48,95 1,63 8,87 1,15 0,29 100,00
Sulawesi Tengah 15,82 66,98 2,07 12,94 1,55 0,64 100,00
Sulawesi Selatan 15,20 77,89 0,44 5,94 0,53 0,00 100,00
Sulawesi Tenggara 11,48 76,76 0,05 11,19 0,52 0,00 100,00
Gorontalo 25,71 69,08 0,93 4,28 0,00 0,00 100,00
Sulawesi Barat 9,60 69,94 1,07 17,10 2,29 0,00 100,00
Maluku 5,00 50,36 1,13 42,19 0,43 0,88 100,00
Maluku Utara 8,50 55,98 0,33 33,86 1,33 0,00 100,00
Papua Barat 13,89 48,65 2,28 23,51 10,71 0,97 100,00
Papua 10,85 38,67 4,14 18,14 24,96 3,25 100,00
Indonesia 20,13 68,39 0,80 9,62 0,90 0,15 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 191


Lampiran L-5.4. Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Hidup dalam
Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Tempat Melahirkan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Puskesmas/
RS/RSIA/RS Pustu/ Praktek
Provinsi Rumah Lainnya Jumlah
Bersalin/Klinik Nakes/ Polindes/
Poskesdes
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 50,15 31,42 17,94 0,49 100,00
Sumatera Utara 54,35 15,76 28,82 1,07 100,00
Sumatera Barat 52,61 37,12 10,11 0,17 100,00
Riau 56,00 15,15 28,50 0,34 100,00
Jambi 44,01 13,15 42,34 0,50 100,00
Sumatera Selatan 41,14 27,84 29,85 1,17 100,00
Bengkulu 41,73 20,77 37,50 0,00 100,00
Lampung 47,11 34,68 17,56 0,65 100,00
Kep. Bangka Belitung 57,97 32,29 8,37 1,37 100,00
Kepulauan Riau 70,27 21,11 8,62 0,00 100,00
DKI Jakarta 80,34 17,52 1,39 0,75 100,00
Jawa Barat 47,76 32,98 18,24 1,02 100,00
Jawa Tengah 55,32 40,25 3,92 0,51 100,00
DI Yogyakarta 79,18 20,22 0,60 0,00 100,00
Jawa Timur 52,59 41,25 5,12 1,05 100,00
Banten 53,50 21,95 23,66 0,89 100,00
Bali 72,20 27,10 0,70 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 29,37 61,05 9,58 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 29,32 43,73 26,50 0,45 100,00
Kalimantan Barat 39,42 22,70 37,79 0,08 100,00
Kalimantan Tengah 32,34 14,46 53,01 0,18 100,00
Kalimantan Selatan 50,28 22,43 27,29 0,00 100,00
Kalimantan Timur 67,92 19,45 12,63 0,00 100,00
Kalimantan Utara 56,97 24,79 18,24 0,00 100,00
Sulawesi Utara 61,28 20,88 17,79 0,05 100,00
Sulawesi Tengah 31,30 36,18 32,04 0,48 100,00
Sulawesi Selatan 45,14 37,09 17,03 0,73 100,00
Sulawesi Tenggara 23,38 20,40 56,22 0,00 100,00
Gorontalo 43,34 46,51 9,75 0,39 100,00
Sulawesi Barat 19,13 47,26 33,42 0,19 100,00
Maluku 23,95 6,26 69,48 0,31 100,00
Maluku Utara 26,37 14,60 58,89 0,15 100,00
Papua Barat 41,39 14,57 43,51 0,53 100,00
Papua 39,08 18,17 41,52 1,23 100,00
Indonesia 50,37 30,94 18,00 0,69 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

192 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.5. Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Hidup dalam
Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Tempat Melahirkan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
Puskesmas/
RS/RSIA/
Pustu/ Praktek
Provinsi RS Bersalin/ Rumah Lainnya Jumlah
Nakes/ Polindes/
Klinik
Poskesdes
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 66,15 22,06 11,67 0,12 100,00
Sumatera Utara 75,61 10,72 12,00 1,66 100,00
Sumatera Barat 71,80 25,22 2,98 0,00 100,00
Riau 83,82 9,97 5,70 0,50 100,00
Jambi 74,84 10,41 14,75 0,00 100,00
Sumatera Selatan 72,52 18,78 7,38 1,32 100,00
Bengkulu 67,53 21,40 11,06 0,00 100,00
Lampung 71,62 23,34 4,68 0,36 100,00
Kep. Bangka Belitung 70,55 23,39 4,06 2,00 100,00
Kepulauan Riau 75,43 19,01 5,55 0,00 100,00
DKI Jakarta 80,34 17,52 1,39 0,75 100,00
Jawa Barat 56,19 30,94 11,93 0,95 100,00
Jawa Tengah 66,30 31,07 2,04 0,60 100,00
DI Yogyakarta 83,21 16,10 0,69 0,00 100,00
Jawa Timur 63,41 33,22 2,18 1,19 100,00
Banten 65,76 22,21 11,18 0,85 100,00
Bali 80,88 18,59 0,53 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 36,70 57,95 5,35 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 59,26 29,54 10,40 0,80 100,00
Kalimantan Barat 75,34 15,48 9,18 0,00 100,00
Kalimantan Tengah 55,50 10,37 33,91 0,22 100,00
Kalimantan Selatan 71,08 15,95 12,98 0,00 100,00
Kalimantan Timur 80,09 11,59 8,32 0,00 100,00
Kalimantan Utara 64,27 25,04 10,70 0,00 100,00
Sulawesi Utara 79,31 14,63 6,06 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 59,52 26,92 12,86 0,70 100,00
Sulawesi Selatan 70,30 22,76 6,70 0,23 100,00
Sulawesi Tenggara 34,04 16,42 49,55 0,00 100,00
Gorontalo 63,46 28,70 6,79 1,05 100,00
Sulawesi Barat 34,10 46,40 19,49 0,00 100,00
Maluku 47,29 4,21 47,83 0,67 100,00
Maluku Utara 57,20 11,38 31,42 0,00 100,00
Papua Barat 65,66 7,61 26,73 0,00 100,00
Papua 77,61 12,45 9,03 0,91 100,00
Indonesia 65,81 25,29 8,14 0,76 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 193


Lampiran L-5.6. Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Hidup dalam
Dua Tahun Terakhir Menurut Provinsi, Tempat Melahirkan, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
Puskesmas/
RS/RSIA/RS Pustu/ Praktek
Provinsi Rumah Lainnya Jumlah
Bersalin/Klinik Nakes/ Polindes/
Poskesdes
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 43,48 35,32 20,55 0,65 100,00
Sumatera Utara 33,81 20,62 45,08 0,49 100,00
Sumatera Barat 40,26 44,78 14,69 0,27 100,00
Riau 39,83 18,16 41,76 0,25 100,00
Jambi 29,15 14,47 55,62 0,75 100,00
Sumatera Selatan 24,05 32,78 42,09 1,09 100,00
Bengkulu 30,31 20,48 49,21 0,00 100,00
Lampung 37,44 39,16 22,64 0,77 100,00
Kep. Bangka Belitung 43,19 42,75 13,43 0,62 100,00
Kepulauan Riau 41,35 32,84 25,81 0,00 100,00
DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 24,89 38,53 35,35 1,23 100,00
Jawa Tengah 44,93 48,94 5,70 0,43 100,00
DI Yogyakarta 69,08 30,56 0,36 0,00 100,00
Jawa Timur 40,17 50,46 8,50 0,88 100,00
Banten 27,28 21,41 50,35 0,95 100,00
Bali 54,43 44,53 1,04 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 23,65 63,47 12,89 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 22,33 47,04 30,26 0,37 100,00
Kalimantan Barat 23,17 25,97 50,74 0,12 100,00
Kalimantan Tengah 18,10 16,98 64,75 0,16 100,00
Kalimantan Selatan 34,23 27,43 38,33 0,00 100,00
Kalimantan Timur 41,75 36,34 21,91 0,00 100,00
Kalimantan Utara 46,55 24,43 29,03 0,00 100,00
Sulawesi Utara 46,39 26,04 27,47 0,10 100,00
Sulawesi Tengah 20,85 39,60 39,15 0,40 100,00
Sulawesi Selatan 29,95 45,75 23,27 1,04 100,00
Sulawesi Tenggara 18,18 22,34 59,48 0,00 100,00
Gorontalo 31,50 57,00 11,50 0,00 100,00
Sulawesi Barat 14,84 47,51 37,41 0,25 100,00
Maluku 10,23 7,47 82,19 0,10 100,00
Maluku Utara 14,45 15,84 69,51 0,20 100,00
Papua Barat 24,94 19,28 54,89 0,89 100,00
Papua 19,14 21,14 58,32 1,41 100,00
Indonesia 33,06 37,27 29,05 0,62 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

194 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.7. Persentase Baduta (Bayi 0-23 bulan) yang Pernah Diberi Air Susu Ibu
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 93,34 97,36 95,17 96,61 96,11 96,37 95,65 96,46 96,03
Sumatera Utara 95,25 89,60 92,22 94,24 97,10 95,59 94,71 93,13 93,91
Sumatera Barat 98,35 94,17 96,22 96,63 96,18 96,41 97,33 95,35 96,33
Riau 96,34 93,90 95,28 96,95 94,43 95,72 96,70 94,24 95,55
Jambi 94,41 91,29 92,88 96,42 95,79 96,11 95,78 94,35 95,07
Sumatera Selatan 93,15 97,78 95,36 95,04 95,53 95,28 94,35 96,31 95,31
Bengkulu 98,79 96,85 97,88 94,24 97,62 95,78 95,65 97,37 96,44
Lampung 94,91 97,81 96,31 94,78 95,69 95,19 94,82 96,31 95,50
Kep. Bangka Belitung 93,33 89,53 91,61 93,81 95,14 94,43 93,56 92,19 92,93
Kepulauan Riau 97,17 93,29 95,06 92,36 92,21 92,29 96,29 93,16 94,64
DKI Jakarta 94,03 86,42 90,15 - - - 94,03 86,42 90,15
Jawa Barat 91,41 94,70 92,98 93,33 93,96 93,65 91,90 94,49 93,16
Jawa Tengah 95,60 96,60 96,08 97,66 98,38 98,02 96,64 97,54 97,08
DI Yogyakarta 97,87 96,06 96,95 98,13 100,00 99,05 97,95 97,18 97,56
Jawa Timur 92,92 93,44 93,19 94,10 95,03 94,54 93,50 94,16 93,82
Banten 91,64 96,09 93,88 96,40 94,14 95,19 93,01 95,48 94,28
Bali 93,76 96,33 95,05 98,94 96,52 97,64 95,37 96,40 95,90
Nusa Tenggara Barat 96,69 97,69 97,14 95,63 96,28 95,95 96,11 96,87 96,47
Nusa Tenggara Timur 93,04 94,49 93,80 97,78 97,79 97,78 96,91 97,14 97,03
Kalimantan Barat 89,21 91,48 90,30 97,98 97,65 97,83 95,35 95,60 95,46
Kalimantan Tengah 88,51 94,38 91,65 97,53 96,13 96,81 94,09 95,43 94,79
Kalimantan Selatan 94,96 94,38 94,72 94,24 94,34 94,29 94,57 94,36 94,47
Kalimantan Timur 93,35 97,95 95,63 98,15 94,59 96,40 94,82 96,94 95,87
Kalimantan Utara 97,08 94,27 95,61 89,56 96,65 92,92 93,82 95,19 94,51
Sulawesi Utara 88,27 90,52 89,46 91,51 90,25 90,87 90,10 90,37 90,24
Sulawesi Tengah 96,62 91,77 93,90 94,44 95,44 94,93 94,97 94,35 94,65
Sulawesi Selatan 95,32 94,08 94,76 95,24 96,39 95,80 95,27 95,55 95,40
Sulawesi Tenggara 92,02 96,71 94,00 90,09 94,13 92,05 90,76 94,89 92,67
Gorontalo 92,80 84,51 88,65 92,40 92,64 92,52 92,55 89,62 91,08
Sulawesi Barat 99,55 97,06 98,36 97,47 95,42 96,49 97,95 95,80 96,92
Maluku 85,45 90,82 87,85 93,86 96,92 95,33 90,52 94,70 92,47
Maluku Utara 99,50 97,84 98,72 94,37 94,51 94,44 95,94 95,41 95,68
Papua Barat 86,44 85,85 86,17 91,88 91,49 91,69 89,59 89,27 89,44
Papua 88,37 86,79 87,56 96,76 96,51 96,64 93,50 92,62 93,06
Indonesia 93,37 93,85 93,60 95,41 95,88 95,64 94,34 94,80 94,56
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 195


Lampiran L-5.8. Persentase Baduta (Bayi 0-23 bulan) yang masih Diberi Air Susu Ibu
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 82,42 80,79 81,66 87,57 87,86 87,70 86,09 85,84 85,97
Sumatera Utara 66,28 70,18 68,31 79,01 78,66 78,84 73,07 74,34 73,70
Sumatera Barat 79,26 84,08 81,66 87,73 83,70 85,72 84,26 83,86 84,06
Riau 80,66 75,02 78,24 83,68 82,83 83,27 82,44 80,04 81,33
Jambi 80,82 82,03 81,40 87,50 89,63 88,55 85,38 87,27 86,31
Sumatera Selatan 78,17 76,51 77,36 89,97 90,83 90,39 85,75 85,81 85,78
Bengkulu 83,23 80,98 82,19 85,59 89,89 87,59 84,84 87,08 85,88
Lampung 83,83 86,87 85,33 86,14 84,42 85,37 85,54 85,14 85,36
Kep. Bangka Belitung 67,42 76,88 71,61 76,06 77,11 76,55 71,44 76,99 73,96
Kepulauan Riau 73,63 78,12 76,03 85,17 65,75 76,85 75,67 76,59 76,15
DKI Jakarta 73,26 70,71 72,01 - - - 73,26 70,71 72,01
Jawa Barat 84,21 82,86 83,55 88,99 89,37 89,18 85,44 84,63 85,04
Jawa Tengah 84,96 85,47 85,21 89,37 89,39 89,38 87,22 87,55 87,38
DI Yogyakarta 82,86 80,46 81,65 97,33 97,31 97,32 87,20 85,38 86,29
Jawa Timur 79,19 77,19 78,16 84,19 85,94 85,02 81,66 81,18 81,42
Banten 74,62 77,71 76,21 85,91 84,46 85,14 77,98 79,81 78,93
Bali 74,40 74,35 74,38 89,48 77,54 83,12 79,26 75,46 77,30
Nusa Tenggara Barat 89,21 88,61 88,94 85,10 87,03 86,05 86,99 87,69 87,32
Nusa Tenggara Timur 75,16 76,93 76,09 83,49 80,34 81,92 82,04 79,69 80,86
Kalimantan Barat 71,33 68,51 69,96 87,29 91,65 89,21 82,80 84,30 83,48
Kalimantan Tengah 74,75 77,00 75,99 84,25 91,63 88,00 80,84 85,82 83,45
Kalimantan Selatan 77,02 79,24 77,96 86,21 88,09 87,14 81,98 84,65 83,22
Kalimantan Timur 77,72 82,38 80,09 80,37 82,45 81,37 78,56 82,40 80,48
Kalimantan Utara 80,05 70,30 75,02 81,19 70,83 76,09 80,52 70,51 75,45
Sulawesi Utara 72,76 68,23 70,34 65,85 74,13 70,04 68,80 71,44 70,17
Sulawesi Tengah 63,78 67,53 65,83 82,14 82,46 82,30 77,63 78,14 77,89
Sulawesi Selatan 67,13 75,35 70,81 79,39 83,62 81,48 74,46 80,65 77,41
Sulawesi Tenggara 69,65 78,39 73,44 78,50 81,78 80,12 75,39 80,77 77,95
Gorontalo 63,60 61,83 62,76 74,00 73,19 73,59 70,11 69,22 69,67
Sulawesi Barat 85,46 82,49 84,05 80,94 88,19 84,38 82,00 86,86 84,30
Maluku 64,12 62,57 63,40 77,42 83,48 80,38 72,43 76,17 74,22
Maluku Utara 64,94 71,76 68,12 75,41 79,71 77,61 72,10 77,49 74,78
Papua Barat 66,49 68,06 67,19 79,68 84,09 81,79 74,32 78,04 76,06
Papua 72,07 73,53 72,81 87,85 87,91 87,88 82,06 82,52 82,29
Indonesia 78,87 78,86 78,86 85,13 85,77 85,44 81,86 82,14 82,00
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

196 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.9. Rata-Rata Lama Pemberian Air Susu Ibu (Bulan) pada Baduta (Bayi 0-23 bulan)
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 11,87 10,09 11,04 11,26 10,72 11,01 11,44 10,54 11,01
Sumatera Utara 9,73 9,57 9,65 9,83 9,96 9,89 9,78 9,76 9,77
Sumatera Barat 10,56 11,19 10,88 10,54 11,36 10,95 10,55 11,29 10,92
Riau 10,32 10,48 10,39 10,74 10,56 10,65 10,57 10,53 10,55
Jambi 9,55 10,44 9,98 10,87 10,01 10,44 10,45 10,14 10,30
Sumatera Selatan 9,38 10,06 9,71 10,89 10,93 10,91 10,35 10,63 10,49
Bengkulu 9,18 10,12 9,61 10,77 10,77 10,77 10,26 10,56 10,40
Lampung 10,72 10,43 10,58 10,34 10,28 10,31 10,44 10,32 10,38
Kep. Bangka Belitung 9,93 10,63 10,24 9,26 9,53 9,38 9,62 10,09 9,83
Kepulauan Riau 10,04 8,83 9,39 8,24 9,40 8,74 9,72 8,90 9,30
DKI Jakarta 9,29 9,31 9,30 - - - 9,29 9,31 9,30
Jawa Barat 10,24 10,44 10,34 10,19 10,40 10,30 10,22 10,43 10,33
Jawa Tengah 10,67 11,20 10,93 10,57 11,00 10,78 10,62 11,09 10,85
DI Yogyakarta 11,88 11,40 11,64 12,25 10,16 11,21 11,99 11,03 11,51
Jawa Timur 10,07 10,64 10,36 10,62 10,33 10,48 10,34 10,50 10,42
Banten 10,99 9,27 10,10 10,51 11,29 10,92 10,85 9,90 10,35
Bali 10,76 10,43 10,60 10,60 10,78 10,69 10,71 10,55 10,63
Nusa Tenggara Barat 10,84 10,52 10,69 11,08 11,65 11,36 10,97 11,18 11,07
Nusa Tenggara Timur 10,76 10,72 10,74 10,80 10,71 10,76 10,80 10,71 10,75
Kalimantan Barat 10,06 11,45 10,73 11,23 10,58 10,94 10,90 10,86 10,88
Kalimantan Tengah 10,81 9,32 9,99 11,12 10,62 10,87 11,01 10,11 10,54
Kalimantan Selatan 10,67 10,34 10,53 10,34 11,40 10,87 10,49 10,99 10,72
Kalimantan Timur 9,89 10,91 10,41 9,90 10,46 10,17 9,90 10,77 10,33
Kalimantan Utara 11,59 11,21 11,39 9,56 11,15 10,34 10,75 11,19 10,97
Sulawesi Utara 9,55 9,36 9,45 9,21 9,51 9,36 9,36 9,44 9,40
Sulawesi Tengah 8,61 9,94 9,34 10,54 10,99 10,76 10,06 10,69 10,38
Sulawesi Selatan 9,34 9,67 9,49 10,67 10,38 10,53 10,14 10,13 10,13
Sulawesi Tenggara 10,18 11,10 10,58 10,75 10,24 10,50 10,55 10,50 10,52
Gorontalo 9,83 8,37 9,14 9,11 9,52 9,31 9,38 9,12 9,25
Sulawesi Barat 10,86 10,66 10,76 10,65 11,46 11,03 10,70 11,27 10,97
Maluku 11,10 8,49 9,90 9,65 9,86 9,75 10,19 9,38 9,80
Maluku Utara 11,02 8,82 10,00 10,75 10,62 10,68 10,84 10,11 10,48
Papua Barat 10,29 8,24 9,37 9,79 10,69 10,22 9,99 9,77 9,89
Papua 9,31 9,42 9,36 10,01 10,10 10,05 9,75 9,84 9,80
Indonesia 10,24 10,27 10,26 10,53 10,61 10,57 10,38 10,43 10,41
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 197


Lampiran L-5.10. Rata-rata Lama Pemberian Air Susu Ibu (Bulan) bagi Baduta (Bayi 0-23 bulan)
Menurut Provinsi, Pemberian Makanan Pendamping, dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Provinsi Tanpa Dengan Tanpa Dengan Tanpa Dengan


Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan Makanan
Pendamping Pendamping Pendamping Pendamping Pendamping Pendamping
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 4,18 6,86 3,77 7,23 3,89 7,13
Sumatera Utara 3,93 5,71 3,81 6,08 3,87 5,90
Sumatera Barat 4,23 6,64 4,39 6,56 4,32 6,60
Riau 4,10 6,29 4,18 6,48 4,15 6,40
Jambi 4,79 5,19 4,52 5,92 4,60 5,69
Sumatera Selatan 4,42 5,30 4,46 6,46 4,44 6,05
Bengkulu 4,17 5,44 4,79 5,98 4,59 5,81
Lampung 4,39 6,18 4,31 6,00 4,33 6,05
Kep. Bangka Belitung 4,39 5,85 3,93 5,45 4,17 5,66
Kepulauan Riau 4,14 5,26 4,49 4,25 4,19 5,11
DKI Jakarta 4,34 4,96 - - 4,34 4,96
Jawa Barat 4,39 5,94 4,21 6,09 4,34 5,98
Jawa Tengah 4,23 6,69 4,27 6,51 4,25 6,60
DI Yogyakarta 4,93 6,71 5,33 5,88 5,05 6,46
Jawa Timur 4,41 5,96 4,18 6,31 4,30 6,12
Banten 4,40 5,70 4,41 6,52 4,40 5,95
Bali 4,23 6,37 4,12 6,58 4,19 6,44
Nusa Tenggara Barat 4,99 5,71 4,86 6,50 4,92 6,15
Nusa Tenggara Timur 4,65 6,08 4,68 6,08 4,68 6,08
Kalimantan Barat 4,07 6,66 4,22 6,72 4,18 6,70
Kalimantan Tengah 4,28 5,71 4,92 5,95 4,68 5,86
Kalimantan Selatan 4,24 6,29 4,06 6,81 4,14 6,59
Kalimantan Timur 4,92 5,49 4,59 5,58 4,82 5,52
Kalimantan Utara 4,72 6,68 4,72 5,62 4,72 6,25
Sulawesi Utara 3,99 5,46 3,96 5,40 3,97 5,43
Sulawesi Tengah 3,69 5,65 4,18 6,58 4,05 6,33
Sulawesi Selatan 4,34 5,15 4,66 5,87 4,53 5,60
Sulawesi Tenggara 3,42 7,16 3,55 6,95 3,51 7,02
Gorontalo 4,06 5,08 3,38 5,93 3,63 5,62
Sulawesi Barat 4,44 6,33 5,11 5,93 4,95 6,02
Maluku 4,36 5,54 4,13 5,62 4,21 5,59
Maluku Utara 4,29 5,71 4,27 6,42 4,27 6,21
Papua Barat 4,01 5,36 4,46 5,76 4,28 5,60
Papua 4,19 5,17 4,95 5,10 4,67 5,13
Indonesia 4,34 5,92 4,29 6,28 4,32 6,09
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

198 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.11. Rata-Rata Lama Pemberian Air Susu Ibu (Bulan) pada Baduta (Bayi 0-23 bulan)
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Makanan
Air Lainnya Susu Selain ASI
Pendamping (Bubur,
Provinsi Air Putih (air tajin, madu, teh, dan Olahan Susu
kacang, daging, ikan,
air gula, dll) (Yoghurt, keju)
telur, sayur, buah, dll)
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 28,24 68,28 0,79 2,06


Sumatera Utara 26,21 68,10 0,96 3,79
Sumatera Barat 33,03 64,00 0,39 2,51
Riau 30,78 62,77 0,45 5,79
Jambi 28,52 61,77 0,00 9,61
Sumatera Selatan 22,18 70,88 0,55 6,17
Bengkulu 28,37 65,03 0,00 6,16
Lampung 20,09 74,52 0,46 4,84
Kep. Bangka Belitung 32,30 66,46 0,00 1,03
Kepulauan Riau 44,21 54,20 0,89 0,70
DKI Jakarta 49,14 48,89 1,55 0,41
Jawa Barat 26,88 63,41 0,39 9,20
Jawa Tengah 35,30 62,57 1,10 0,94
DI Yogyakarta 49,18 50,23 0,48 0,10
Jawa Timur 35,86 60,83 0,62 2,43
Banten 29,06 58,34 0,26 12,34
Bali 55,91 43,74 0,00 0,35
Nusa Tenggara Barat 20,36 75,19 0,13 3,79
Nusa Tenggara Timur 18,61 60,75 1,24 15,97
Kalimantan Barat 16,55 66,79 0,51 15,94
Kalimantan Tengah 18,57 63,85 2,02 15,28
Kalimantan Selatan 26,49 67,78 0,15 5,50
Kalimantan Timur 37,53 58,78 0,13 2,74
Kalimantan Utara 30,29 64,31 0,50 3,91
Sulawesi Utara 51,67 40,16 1,66 5,71
Sulawesi Tengah 23,37 62,84 1,75 10,19
Sulawesi Selatan 28,38 66,65 0,28 4,16
Sulawesi Tenggara 14,80 73,57 0,04 11,07
Gorontalo 34,83 58,78 2,12 4,28
Sulawesi Barat 12,98 69,05 1,24 14,95
Maluku 12,30 52,87 1,33 32,67
Maluku Utara 14,65 56,47 0,26 27,57
Papua Barat 20,08 55,00 1,70 15,91
Papua 22,55 41,52 4,22 12,31
Indonesia 30,00 62,56 0,69 6,16
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 199


Lampiran L-5.12. Rata-Rata Lama Pemberian Air Susu Ibu (Bulan) pada Baduta (Bayi 0-23 bulan)
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan

Makanan
Air Lainnya Susu Selain ASI
Pendamping (Bubur,
Provinsi Air Putih (air tajin, madu, dan Olahan Susu
kacang, daging, ikan,
teh, air gula, dll) (Yoghurt, keju)
telur, sayur, buah, dll)
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 38,95 60,34 0,19 0,40


Sumatera Utara 34,50 62,69 0,82 1,12
Sumatera Barat 39,85 59,04 0,46 0,65
Riau 42,00 56,46 0,52 1,01
Jambi 45,87 48,89 0,00 5,24
Sumatera Selatan 41,13 58,03 0,26 0,58
Bengkulu 46,77 52,28 0,00 0,95
Lampung 28,93 69,78 0,00 1,13
Kep. Bangka Belitung 36,00 62,86 0,00 0,74
Kepulauan Riau 48,19 50,69 0,99 0,13
DKI Jakarta 49,14 48,89 1,55 0,41
Jawa Barat 31,25 61,68 0,45 6,53
Jawa Tengah 41,61 56,89 0,95 0,49
DI Yogyakarta 55,15 44,52 0,33 0,00
Jawa Timur 42,67 55,98 0,51 0,64
Banten 37,25 56,30 0,15 6,29
Bali 61,98 37,50 0,00 0,53
Nusa Tenggara Barat 25,54 71,66 0,22 2,19
Nusa Tenggara Timur 34,19 60,51 0,78 2,86
Kalimantan Barat 28,43 66,74 0,00 4,82
Kalimantan Tengah 31,24 61,96 0,17 6,33
Kalimantan Selatan 34,92 62,36 0,35 2,37
Kalimantan Timur 44,47 53,33 0,00 2,18
Kalimantan Utara 36,55 58,59 0,86 2,34
Sulawesi Utara 66,88 29,52 1,71 1,89
Sulawesi Tengah 43,78 51,66 0,89 2,76
Sulawesi Selatan 50,20 48,04 0,00 1,22
Sulawesi Tenggara 21,62 67,04 0,00 10,82
Gorontalo 50,31 41,27 4,14 4,28
Sulawesi Barat 24,77 65,95 1,83 7,45
Maluku 24,74 57,14 1,67 16,46
Maluku Utara 30,57 57,72 0,07 11,31
Papua Barat 29,20 64,36 0,85 4,70
Papua 45,18 47,02 4,38 1,05
Indonesia 38,80 57,35 0,60 3,08
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

200 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.13. Rata-Rata Lama Pemberian Air Susu Ibu (Bulan) pada Baduta (Bayi 0-23 bulan)
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan

Makanan Pendamping
Air Lainnya Susu Selain ASI dan
(Bubur, kacang,
Provinsi Air Putih (air tajin, madu, teh, Olahan Susu (Yoghurt,
daging, ikan, telur,
air gula, dll) keju)
sayur, buah, dll)
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 23,77 71,59 1,05 2,75


Sumatera Utara 18,20 73,34 1,09 6,36
Sumatera Barat 28,65 67,19 0,35 3,71
Riau 24,25 66,43 0,41 8,57
Jambi 20,16 67,97 0,00 11,72
Sumatera Selatan 11,87 77,88 0,72 9,21
Bengkulu 20,23 70,68 0,00 8,47
Lampung 16,60 76,39 0,64 6,30
Kep. Bangka Belitung 27,95 70,69 0,00 1,36
Kepulauan Riau 21,88 73,86 0,35 3,91
DKI Jakarta - - - -
Jawa Barat 15,01 68,08 0,25 16,43
Jawa Tengah 29,33 67,95 1,24 1,36
DI Yogyakarta 34,20 64,56 0,88 0,36
Jawa Timur 28,04 66,39 0,74 4,49
Banten 11,54 62,71 0,48 25,26
Bali 43,49 56,51 0,00 0,00
Nusa Tenggara Barat 16,31 77,95 0,07 5,04
Nusa Tenggara Timur 14,97 60,80 1,35 19,04
Kalimantan Barat 11,18 66,82 0,74 20,97
Kalimantan Tengah 10,78 65,02 3,15 20,78
Kalimantan Selatan 19,99 71,96 0,00 7,91
Kalimantan Timur 22,60 70,49 0,42 3,95
Kalimantan Utara 21,35 72,48 0,00 6,17
Sulawesi Utara 39,11 48,95 1,63 8,87
Sulawesi Tengah 15,82 66,98 2,07 12,94
Sulawesi Selatan 15,20 77,89 0,44 5,94
Sulawesi Tenggara 11,48 76,76 0,05 11,19
Gorontalo 25,71 69,08 0,93 4,28
Sulawesi Barat 9,60 69,94 1,07 17,10
Maluku 5,00 50,36 1,13 42,19
Maluku Utara 8,50 55,98 0,33 33,86
Papua Barat 13,89 48,65 2,28 23,51
Papua 10,85 38,67 4,14 18,14
Indonesia 20,13 68,39 0,80 9,62
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 201


Lampiran L-5.14. Persentase Bayi Usia 0-5 bulan yang Diberi ASI Eksklusif (Tidak Diberi Makanan/ Minuman
Tambahan dalam 24 Jam Terakhir) Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aceh 62,99 46,10 54,20 49,89 46,15 48,12 53,32 46,13 49,83
Sumatera Utara 56,45 43,11 49,00 48,98 57,13 52,50 52,01 49,66 50,86
Sumatera Barat 61,72 47,01 55,38 54,40 54,50 54,44 57,61 51,19 54,85
Riau 36,96 60,85 46,23 45,32 36,35 40,97 41,57 45,00 43,10
Jambi 26,17 43,10 33,60 63,03 59,68 61,27 51,45 55,63 53,54
Sumatera Selatan 59,43 56,58 58,26 57,91 58,85 58,40 58,54 58,14 58,35
Bengkulu 87,93 70,73 78,23 71,48 63,83 67,26 77,22 66,31 71,15
Lampung 62,84 38,28 50,29 49,81 63,82 55,43 52,86 55,59 54,03
Kep. Bangka Belitung 40,75 63,39 50,95 31,04 38,03 33,65 35,52 51,78 42,20
Kepulauan Riau 54,72 48,04 50,89 79,73 64,58 75,04 60,50 49,54 54,67
DKI Jakarta 47,11 53,58 50,65 - - - 47,11 53,58 50,65
Jawa Barat 56,41 56,76 56,58 60,48 53,58 56,69 57,49 55,76 56,61
Jawa Tengah 62,78 66,35 64,46 70,57 72,00 71,23 67,11 69,42 68,18
DI Yogyakarta 47,80 79,54 65,00 86,12 100,00 92,42 60,49 84,82 73,04
Jawa Timur 55,81 46,14 51,26 48,48 57,39 52,27 51,94 51,57 51,77
Banten 47,89 48,15 48,06 74,20 52,48 62,24 56,75 49,25 52,11
Bali 55,09 67,56 61,60 63,89 44,18 54,66 58,07 60,71 59,41
Nusa Tenggara Barat 73,47 65,40 69,76 66,13 63,35 64,81 69,68 64,32 67,18
Nusa Tenggara Timur 56,02 46,51 50,74 58,41 61,13 59,82 57,99 58,26 58,14
Kalimantan Barat 47,33 49,89 48,30 39,04 51,83 45,04 41,96 51,31 46,07
Kalimantan Tengah 37,81 45,78 42,33 60,03 58,67 59,25 51,46 53,71 52,74
Kalimantan Selatan 42,72 55,46 48,42 54,59 59,64 57,05 49,24 57,92 53,32
Kalimantan Timur 59,17 60,76 59,86 67,68 76,39 71,41 61,52 64,99 63,03
Kalimantan Utara 52,28 89,27 72,76 62,49 47,89 55,52 56,65 74,58 66,04
Sulawesi Utara 37,76 52,78 46,05 37,39 50,52 43,23 37,54 51,64 44,48
Sulawesi Tengah 45,57 57,59 50,22 44,08 63,13 53,15 44,58 61,70 52,27
Sulawesi Selatan 55,68 67,50 61,86 50,52 69,15 60,59 52,59 68,51 61,09
Sulawesi Tenggara 48,52 39,11 44,29 42,09 38,93 40,52 44,12 38,98 41,63
Gorontalo 38,69 26,56 31,90 26,22 15,98 20,95 30,50 20,06 24,96
Sulawesi Barat 63,68 40,94 50,91 75,98 64,63 71,18 74,12 59,01 67,33
Maluku 43,60 47,21 45,54 50,66 57,24 53,82 48,44 53,58 51,00
Maluku Utara 61,44 72,69 68,26 53,37 70,48 62,89 55,22 71,07 64,24
Papua Barat 49,38 58,92 53,99 63,06 40,50 54,42 57,91 49,27 54,24
Papua 66,16 43,73 54,64 61,27 61,65 61,47 62,85 55,89 59,27
Indonesia 55,01 54,53 54,77 56,03 58,51 57,22 55,52 56,42 55,96
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

202 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.15. Persentase Perempuan Pernah Kawin (PPK) Umur 15-49 Tahun yang Melahirkan Anak Lahir
Hidup Terakhir (Dua Tahun yang Lalu Atau Kurang) Menurut Provinsi,
Lama Inisiasi Menyusui Dini (IMD), dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
< 1 Jam >=1 Jam < 1 Jam >=1 Jam < 1 Jam >=1 Jam
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 57,09 9,47 58,37 7,73 57,99 8,24


Sumatera Utara 43,31 8,79 35,51 8,55 39,35 8,67
Sumatera Barat 56,40 10,45 54,62 7,33 55,32 8,56
Riau 59,08 11,01 45,44 8,07 50,46 9,15
Jambi 60,95 9,54 46,10 10,04 50,93 9,88
Sumatera Selatan 58,03 10,51 53,38 8,60 55,02 9,28
Bengkulu 57,89 8,21 53,85 12,05 55,09 10,87
Lampung 59,86 8,95 54,00 8,06 55,66 8,31
Kep. Bangka Belitung 62,61 4,31 49,38 11,62 56,53 7,67
Kepulauan Riau 59,91 10,95 73,01 2,67 61,89 9,69
DKI Jakarta 67,35 10,86 - - 67,35 10,86
Jawa Barat 60,24 11,89 60,17 9,50 60,22 11,25
Jawa Tengah 62,48 13,86 66,55 13,03 64,57 13,43
DI Yogyakarta 57,99 20,35 62,09 17,23 59,16 19,46
Jawa Timur 60,18 9,22 62,16 9,78 61,10 9,48
Banten 59,67 11,06 51,07 7,14 56,93 9,81
Bali 51,07 13,03 54,32 15,95 52,14 13,99
Nusa Tenggara Barat 60,72 13,34 59,40 15,64 59,98 14,63
Nusa Tenggara Timur 52,53 16,36 49,87 17,19 50,38 17,04
Kalimantan Barat 50,44 8,51 40,72 10,14 43,75 9,63
Kalimantan Tengah 41,88 12,85 41,51 10,11 41,65 11,15
Kalimantan Selatan 58,26 8,03 53,75 7,70 55,71 7,85
Kalimantan Timur 62,15 11,67 53,47 8,34 59,39 10,61
Kalimantan Utara 51,43 9,75 58,60 9,76 54,38 9,75
Sulawesi Utara 37,82 18,35 40,90 7,74 39,51 12,54
Sulawesi Tengah 41,65 14,66 46,81 6,65 45,41 8,81
Sulawesi Selatan 58,99 11,10 52,10 11,45 54,69 11,32
Sulawesi Tenggara 52,46 11,86 40,71 7,86 44,56 9,17
Gorontalo 54,79 10,29 48,62 7,66 50,91 8,63
Sulawesi Barat 49,53 9,59 49,12 9,39 49,21 9,43
Maluku 31,52 13,63 34,89 9,37 33,64 10,94
Maluku Utara 68,73 11,41 36,86 9,08 45,74 9,73
Papua Barat 25,05 5,49 41,11 14,88 34,62 11,09
Papua 48,72 13,57 40,23 14,01 43,12 13,86
Indonesia 58,66 11,36 53,84 10,20 56,39 10,82
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 203


Lampiran L-5.16. Persentase Balita (0-4 tahun) yang Pernah Diberi Imunisasi
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aceh 70,97 73,52 72,24 78,19 81,47 79,80 76,05 79,08 77,54
Sumatera Utara 89,49 87,41 88,46 87,35 88,49 87,90 88,39 87,96 88,18
Sumatera Barat 86,32 87,86 87,06 87,81 87,93 87,87 87,21 87,90 87,55
Riau 86,75 90,99 88,80 85,99 89,45 87,68 86,28 90,04 88,12
Jambi 93,01 93,30 93,15 88,46 87,99 88,23 89,89 89,73 89,81
Sumatera Selatan 90,27 93,96 92,10 93,91 94,14 94,02 92,62 94,08 93,33
Bengkulu 95,37 94,08 94,75 92,99 93,35 93,16 93,73 93,57 93,65
Lampung 97,45 98,87 98,11 94,51 96,19 95,31 95,32 96,91 96,07
Kep. Bangka Belitung 94,38 95,61 94,99 93,38 91,78 92,61 93,90 93,81 93,85
Kepulauan Riau 91,70 93,65 92,69 94,03 94,04 94,03 92,07 93,70 92,88
DKI Jakarta 96,45 96,60 96,52 - - - 96,45 96,60 96,52
Jawa Barat 92,94 93,27 93,10 90,76 91,48 91,11 92,34 92,77 92,55
Jawa Tengah 97,71 97,31 97,52 96,59 96,41 96,51 97,14 96,85 97,00
DI Yogyakarta 99,57 99,69 99,63 99,72 100,00 99,86 99,62 99,78 99,70
Jawa Timur 96,27 96,74 96,50 92,82 92,33 92,58 94,60 94,60 94,60
Banten 93,03 92,38 92,71 87,13 87,94 87,52 91,21 91,01 91,11
Bali 98,44 98,77 98,60 99,47 98,38 98,92 98,79 98,63 98,71
Nusa Tenggara Barat 97,36 96,79 97,08 96,41 96,04 96,23 96,82 96,37 96,60
Nusa Tenggara Timur 96,70 98,91 97,77 94,99 93,43 94,22 95,32 94,47 94,90
Kalimantan Barat 85,88 87,86 86,85 88,24 87,68 87,97 87,50 87,74 87,62
Kalimantan Tengah 90,48 92,74 91,61 87,96 88,05 88,00 88,86 89,79 89,31
Kalimantan Selatan 92,64 95,40 93,90 95,00 93,62 94,32 93,94 94,35 94,14
Kalimantan Timur 95,13 92,61 93,90 92,46 92,97 92,71 94,24 92,73 93,50
Kalimantan Utara 96,12 93,35 94,70 88,59 95,24 91,90 92,88 94,14 93,52
Sulawesi Utara 93,75 94,74 94,22 95,58 93,62 94,59 94,72 94,12 94,42
Sulawesi Tengah 90,14 93,93 92,09 88,30 87,88 88,09 88,75 89,42 89,09
Sulawesi Selatan 92,89 94,45 93,62 90,41 91,70 91,04 91,41 92,75 92,06
Sulawesi Tenggara 88,30 93,51 90,73 91,79 88,91 90,41 90,69 90,32 90,51
Gorontalo 99,97 97,37 98,69 94,74 95,49 95,11 96,55 96,14 96,35
Sulawesi Barat 94,14 87,29 90,62 91,89 90,54 91,23 92,36 89,81 91,10
Maluku 91,78 89,69 90,80 86,16 87,92 87,01 88,27 88,56 88,41
Maluku Utara 90,31 89,71 90,01 85,08 86,54 85,81 86,50 87,38 86,94
Papua Barat 93,25 91,85 92,56 82,38 81,48 81,94 86,47 85,41 85,95
Papua 91,65 91,01 91,34 72,13 71,73 71,94 78,23 77,52 77,88
Indonesia 93,61 93,93 93,77 91,06 91,36 91,21 92,40 92,70 92,55
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

204 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.17. Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Provinsi, Jenis Imunisasi, dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan + Perdesaan
Provinsi BCG Polio DPT Hepatitis B Campak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 69,92 72,35 63,29 59,92 53,22


Sumatera Utara 83,12 84,49 75,86 70,17 65,39
Sumatera Barat 83,71 83,24 77,08 73,72 61,59
Riau 82,60 84,54 76,45 70,04 65,04
Jambi 86,40 85,64 80,64 76,93 67,08
Sumatera Selatan 89,90 89,45 86,15 80,95 72,51
Bengkulu 91,28 90,43 85,85 82,07 72,94
Lampung 93,24 90,85 86,93 86,13 74,44
Kep. Bangka Belitung 91,49 90,44 85,08 87,48 73,67
Kepulauan Riau 88,87 89,30 85,81 84,65 71,28
DKI Jakarta 94,41 93,41 89,36 88,18 74,40
Jawa Barat 89,07 89,44 84,25 81,01 69,44
Jawa Tengah 94,48 93,08 89,94 90,29 75,49
DI Yogyakarta 97,35 94,81 95,71 92,64 85,45
Jawa Timur 92,31 90,41 86,57 85,84 73,26
Banten 86,21 87,49 79,39 76,54 66,86
Bali 97,04 96,56 93,42 92,86 82,03
Nusa Tenggara Barat 93,39 93,52 89,36 89,34 76,57
Nusa Tenggara Timur 92,57 92,14 89,05 87,28 75,82
Kalimantan Barat 82,78 83,32 76,21 73,41 65,42
Kalimantan Tengah 84,87 85,67 79,10 74,99 67,05
Kalimantan Selatan 89,94 90,26 83,93 84,50 71,14
Kalimantan Timur 90,85 90,39 84,86 84,84 72,94
Kalimantan Utara 89,01 89,34 84,24 81,92 72,51
Sulawesi Utara 91,90 90,79 86,52 85,04 75,03
Sulawesi Tengah 86,24 86,14 80,27 77,81 68,58
Sulawesi Selatan 88,62 88,12 83,58 82,06 71,38
Sulawesi Tenggara 87,94 87,20 84,56 84,42 71,87
Gorontalo 93,44 93,37 87,92 89,70 76,67
Sulawesi Barat 87,05 87,34 81,94 77,68 69,29
Maluku 82,68 85,23 78,18 72,35 67,97
Maluku Utara 84,25 81,74 77,37 73,64 68,46
Papua Barat 82,42 80,89 75,31 70,33 63,47
Papua 74,30 73,75 68,39 65,34 58,77
Indonesia 89,11 88,83 83,77 81,52 70,67
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 205


Lampiran L-5.18. Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Provinsi, Jenis Imunisasi, dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan
Provinsi BCG Polio DPT Hepatitis B Campak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 67,73 67,22 60,89 58,31 51,58


Sumatera Utara 84,66 85,17 77,90 72,04 67,58
Sumatera Barat 83,12 82,05 75,61 74,10 58,19
Riau 84,97 85,28 79,71 74,35 66,14
Jambi 89,99 89,60 85,00 82,91 69,82
Sumatera Selatan 88,00 88,57 84,21 80,33 69,44
Bengkulu 92,49 92,15 86,50 84,32 72,22
Lampung 96,08 90,96 90,67 88,75 75,31
Kep. Bangka Belitung 92,54 91,13 87,11 88,62 76,99
Kepulauan Riau 88,82 89,19 86,10 85,04 71,53
DKI Jakarta 94,41 93,41 89,36 88,18 74,40
Jawa Barat 89,82 90,23 85,74 83,11 70,72
Jawa Tengah 95,35 93,80 91,31 91,84 75,21
DI Yogyakarta 97,12 95,20 96,95 93,42 85,42
Jawa Timur 94,56 92,69 89,51 88,23 75,48
Banten 87,61 88,69 81,45 80,39 68,39
Bali 97,39 97,02 93,58 92,73 80,92
Nusa Tenggara Barat 94,66 95,20 91,20 90,20 78,36
Nusa Tenggara Timur 95,13 94,59 92,10 93,06 81,61
Kalimantan Barat 84,26 82,16 74,80 74,99 61,99
Kalimantan Tengah 87,96 88,76 82,79 83,01 69,16
Kalimantan Selatan 89,88 90,13 83,48 85,03 69,05
Kalimantan Timur 90,85 91,00 84,81 84,49 72,12
Kalimantan Utara 92,16 90,76 87,21 87,17 73,98
Sulawesi Utara 91,87 91,03 86,10 85,48 75,04
Sulawesi Tengah 91,06 88,14 83,67 82,79 68,97
Sulawesi Selatan 90,79 90,36 85,31 85,24 73,32
Sulawesi Tenggara 87,80 87,26 84,75 85,82 69,58
Gorontalo 95,96 95,62 90,87 93,34 78,02
Sulawesi Barat 87,95 84,81 86,42 80,55 67,00
Maluku 85,49 87,38 82,55 79,96 71,43
Maluku Utara 88,38 84,48 83,00 82,21 71,37
Papua Barat 90,35 88,91 85,97 80,76 69,40
Papua 88,17 87,92 84,29 83,31 69,61
Indonesia 90,77 90,31 85,95 84,22 71,86
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

206 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.19. Persentase Balita yang Pernah Diberi Imunisasi Dasar Lengkap
Menurut Provinsi, Jenis Imunisasi, dan Tipe Daerah, 2017

Perdesaan
Provinsi BCG Polio DPT Hepatitis B Campak
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 70,85 74,53 64,31 60,61 53,92


Sumatera Utara 81,66 83,85 73,93 68,41 63,32
Sumatera Barat 84,10 84,04 78,07 73,47 63,87
Riau 81,10 84,08 74,39 67,33 64,34
Jambi 84,71 83,76 78,58 74,10 65,78
Sumatera Selatan 90,96 89,94 87,23 81,30 74,21
Bengkulu 90,74 89,66 85,55 81,06 73,26
Lampung 92,18 90,80 85,54 85,16 74,12
Kep. Bangka Belitung 90,33 89,69 82,86 86,24 70,05
Kepulauan Riau 89,15 90,00 84,04 82,30 69,78
DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 87,09 87,38 80,34 75,50 66,08
Jawa Tengah 93,64 92,38 88,62 88,78 75,75
DI Yogyakarta 97,92 93,88 92,72 90,75 85,54
Jawa Timur 89,92 87,97 83,44 83,30 70,90
Banten 83,04 84,78 74,78 67,90 63,40
Bali 96,40 95,69 93,13 93,10 84,09
Nusa Tenggara Barat 92,40 92,22 87,93 88,67 75,17
Nusa Tenggara Timur 91,96 91,55 88,32 85,90 74,44
Kalimantan Barat 82,09 83,85 76,85 72,69 67,00
Kalimantan Tengah 83,10 83,90 76,99 70,41 65,85
Kalimantan Selatan 89,97 90,35 84,27 84,09 72,72
Kalimantan Timur 90,87 89,18 84,98 85,55 74,54
Kalimantan Utara 84,70 87,39 80,17 74,75 70,50
Sulawesi Utara 91,93 90,58 86,87 84,67 75,02
Sulawesi Tengah 84,65 85,48 79,15 76,16 68,45
Sulawesi Selatan 87,21 86,66 82,45 79,99 70,13
Sulawesi Tenggara 88,00 87,17 84,47 83,79 72,90
Gorontalo 92,11 92,18 86,37 87,77 75,96
Sulawesi Barat 86,81 88,04 80,70 76,90 69,92
Maluku 81,03 83,98 75,61 67,88 65,94
Maluku Utara 82,74 80,74 75,31 70,51 67,39
Papua Barat 77,60 76,02 68,84 63,99 59,87
Papua 68,17 67,49 61,36 57,39 53,97
Indonesia 87,29 87,20 81,39 78,56 69,38
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 207


Lampiran L-5.20. Persentase Anak Umur 1-4 Tahun yang Mendapat Imunisasi Lengkap
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aceh 41,40 44,24 42,80 33,27 33,77 33,52 35,70 36,93 36,31
Sumatera Utara 54,71 49,13 52,05 41,39 45,05 43,19 48,00 47,01 47,52
Sumatera Barat 53,78 55,25 54,47 50,17 51,86 51,00 51,64 53,19 52,39
Riau 53,73 54,56 54,15 35,83 40,67 38,21 42,65 46,11 44,37
Jambi 60,92 61,16 61,04 51,11 56,45 53,63 54,11 58,01 55,99
Sumatera Selatan 52,73 60,54 56,62 62,61 55,68 59,21 59,14 57,42 58,29
Bengkulu 70,50 65,24 67,94 57,08 56,52 56,81 61,12 59,16 60,17
Lampung 68,24 67,51 67,90 64,13 63,66 63,91 65,29 64,69 65,00
Kep. Bangka Belitung 74,69 75,15 74,92 58,65 69,46 63,93 67,13 72,54 69,81
Kepulauan Riau 66,22 72,23 69,17 57,70 51,81 54,98 64,95 69,47 67,15
DKI Jakarta 71,43 69,60 70,54 - - - 71,43 69,60 70,54
Jawa Barat 58,55 57,81 58,19 50,52 54,15 52,30 56,34 56,79 56,56
Jawa Tengah 79,14 76,38 77,80 74,24 73,39 73,82 76,67 74,87 75,79
DI Yogyakarta 84,31 88,10 86,17 69,31 81,93 75,16 79,82 86,39 82,99
Jawa Timur 72,02 71,89 71,95 64,04 67,98 65,98 68,18 69,99 69,07
Banten 46,81 49,31 47,96 33,09 32,09 32,61 42,72 43,79 43,22
Bali 81,60 77,83 79,79 77,66 79,31 78,48 80,23 78,36 79,32
Nusa Tenggara Barat 76,32 74,67 75,48 64,33 67,09 65,67 69,41 70,46 69,93
Nusa Tenggara Timur 86,45 83,86 85,24 70,20 70,61 70,40 73,52 73,12 73,33
Kalimantan Barat 55,58 52,84 54,20 52,43 54,79 53,58 53,41 54,16 53,78
Kalimantan Tengah 62,03 63,65 62,81 51,35 52,76 52,01 55,09 56,69 55,84
Kalimantan Selatan 64,31 67,34 65,70 69,01 68,48 68,75 66,93 68,02 67,45
Kalimantan Timur 68,62 66,46 67,56 63,96 61,84 62,93 67,03 64,89 65,98
Kalimantan Utara 78,04 75,27 76,61 62,65 57,45 59,95 71,54 67,68 69,54
Sulawesi Utara 62,94 65,43 64,11 67,42 67,14 67,28 65,26 66,38 65,81
Sulawesi Tengah 68,21 71,69 70,01 54,56 59,95 57,28 57,81 62,86 60,37
Sulawesi Selatan 63,27 60,96 62,19 61,69 60,24 60,99 62,33 60,52 61,46
Sulawesi Tenggara 65,81 68,80 67,25 68,79 62,08 65,60 67,88 64,18 66,11
Gorontalo 87,56 73,93 81,05 67,21 65,01 66,15 74,07 67,99 71,15
Sulawesi Barat 62,40 65,11 63,77 59,77 54,97 57,42 60,30 57,15 58,75
Maluku 63,06 65,23 64,03 43,73 46,74 45,17 51,19 53,36 52,20
Maluku Utara 65,45 62,35 63,93 43,67 46,95 45,31 49,39 50,87 50,13
Papua Barat 53,41 54,07 53,74 41,39 39,99 40,69 45,87 45,13 45,50
Papua 55,86 54,18 55,06 28,99 29,83 29,40 36,98 36,71 36,85
Indonesia 64,24 63,72 63,98 56,95 58,13 57,53 60,78 61,04 60,90
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

208 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.21. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan
Menurut Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aceh 28,23 28,88 28,55 24,31 24,50 24,40 25,45 25,78 25,61
Sumatera Utara 24,37 23,74 24,06 19,77 21,29 20,51 21,97 22,46 22,21
Sumatera Barat 28,66 32,01 30,29 25,86 26,53 26,18 26,98 28,72 27,83
Riau 27,95 28,86 28,40 25,10 25,81 25,45 26,20 26,99 26,59
Jambi 27,72 23,56 25,66 16,83 16,39 16,61 20,16 18,60 19,39
Sumatera Selatan 33,69 30,21 31,97 22,15 23,36 22,73 26,20 25,82 26,01
Bengkulu 26,21 29,01 27,58 22,79 23,75 23,26 23,86 25,39 24,61
Lampung 27,29 25,75 26,53 24,79 27,66 26,18 25,46 27,13 26,28
Kep. Bangka Belitung 33,97 36,21 35,06 22,97 20,87 21,93 28,62 28,70 28,66
Kepulauan Riau 24,91 24,94 24,93 18,18 16,63 17,44 23,85 23,71 23,78
DKI Jakarta 34,50 31,97 33,26 - - - 34,50 31,97 33,26
Jawa Barat 30,47 30,18 30,33 28,16 27,44 27,81 29,82 29,42 29,62
Jawa Tengah 34,72 34,92 34,82 32,70 32,60 32,65 33,69 33,75 33,71
DI Yogyakarta 34,89 35,30 35,08 35,90 36,44 36,15 35,19 35,63 35,40
Jawa Timur 33,20 34,48 33,83 31,10 31,26 31,18 32,17 32,91 32,54
Banten 29,59 32,00 30,78 24,63 26,66 25,59 27,96 30,33 29,11
Bali 29,18 29,19 29,18 30,98 30,70 30,84 29,84 29,74 29,79
Nusa Tenggara Barat 26,57 27,82 27,18 26,57 28,79 27,64 26,57 28,35 27,44
Nusa Tenggara Timur 40,79 40,44 40,61 32,36 34,35 33,34 34,05 35,57 34,80
Kalimantan Barat 27,57 27,88 27,72 22,64 22,07 22,36 24,13 23,88 24,01
Kalimantan Tengah 29,01 28,45 28,74 22,45 23,85 23,13 24,76 25,49 25,11
Kalimantan Selatan 36,55 35,91 36,24 31,84 30,76 31,31 33,88 33,01 33,45
Kalimantan Timur 29,15 27,09 28,15 23,91 18,53 21,29 27,34 24,13 25,77
Kalimantan Utara 30,32 28,93 29,64 29,51 26,43 28,04 29,97 27,86 28,94
Sulawesi Utara 21,90 24,76 23,30 28,04 27,96 28,00 25,23 26,47 25,83
Sulawesi Tengah 26,20 25,93 26,07 25,81 28,03 26,88 25,91 27,50 26,68
Sulawesi Selatan 24,24 23,60 23,93 18,84 20,31 19,55 20,93 21,58 21,25
Sulawesi Tenggara 24,11 24,71 24,40 21,14 19,51 20,34 22,06 21,11 21,60
Gorontalo 34,39 34,93 34,66 30,35 29,77 30,07 31,74 31,59 31,67
Sulawesi Barat 25,36 22,26 23,84 21,12 22,36 21,72 21,97 22,34 22,15
Maluku 21,75 22,04 21,89 16,80 18,96 17,86 18,67 20,13 19,38
Maluku Utara 13,82 14,71 14,26 14,53 15,21 14,86 14,35 15,08 14,71
Papua Barat 22,86 25,45 24,13 18,91 20,24 19,55 20,37 22,21 21,26
Papua 24,70 23,55 24,14 14,82 13,39 14,14 17,19 15,89 16,57
Indonesia 30,60 30,61 30,60 26,16 26,63 26,39 28,44 28,69 28,56
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 209


Lampiran L-5.22. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Sakit Menurut
Provinsi, Tipe Daerah, dan Jenis Kelamin dan 2017
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aceh 15,74 15,91 15,82 14,13 13,12 13,63 14,59 13,94 14,27
Sumatera Utara 12,35 11,86 12,11 10,93 11,19 11,06 11,61 11,51 11,56
Sumatera Barat 17,02 15,63 16,35 15,91 15,68 15,80 16,36 15,66 16,02
Riau 13,83 13,80 13,82 13,05 13,88 13,46 13,35 13,85 13,60
Jambi 15,94 11,55 13,77 9,88 8,79 9,35 11,74 9,64 10,70
Sumatera Selatan 14,74 13,48 14,12 10,42 10,84 10,62 11,94 11,79 11,86
Bengkulu 13,64 14,87 14,24 10,92 11,83 11,36 11,77 12,78 12,26
Lampung 14,58 12,17 13,40 13,26 14,22 13,72 13,62 13,65 13,63
Kep. Bangka Belitung 16,89 17,37 17,13 12,07 9,12 10,62 14,55 13,34 13,96
Kepulauan Riau 13,14 13,18 13,16 11,58 8,47 10,09 12,89 12,48 12,69
DKI Jakarta 17,87 16,78 17,34 - - - 17,87 16,78 17,34
Jawa Barat 17,03 16,54 16,79 15,32 15,18 15,25 16,55 16,16 16,36
Jawa Tengah 18,60 19,43 19,00 18,70 17,83 18,28 18,65 18,62 18,64
DI Yogyakarta 19,64 21,11 20,35 23,57 24,00 23,77 20,82 21,95 21,37
Jawa Timur 18,20 19,48 18,83 18,40 18,62 18,51 18,30 19,06 18,67
Banten 15,97 18,47 17,20 14,01 16,55 15,22 15,33 17,87 16,56
Bali 16,44 17,10 16,76 20,04 18,90 19,48 17,75 17,76 17,75
Nusa Tenggara Barat 18,71 17,84 18,29 18,32 17,38 17,87 18,49 17,59 18,05
Nusa Tenggara Timur 21,95 22,00 21,97 19,17 20,14 19,65 19,72 20,51 20,11
Kalimantan Barat 16,81 16,13 16,47 12,89 12,33 12,62 14,07 13,51 13,80
Kalimantan Tengah 15,27 16,11 15,68 12,34 13,42 12,87 13,37 14,38 13,86
Kalimantan Selatan 17,51 16,74 17,13 14,80 13,37 14,10 15,97 14,84 15,42
Kalimantan Timur 12,43 13,72 13,05 12,15 10,54 11,37 12,33 12,62 12,47
Kalimantan Utara 18,06 14,02 16,08 17,30 16,69 17,00 17,72 15,16 16,48
Sulawesi Utara 13,38 13,95 13,66 19,01 18,11 18,57 16,43 16,17 16,30
Sulawesi Tengah 15,67 14,49 15,08 17,26 18,60 17,91 16,88 17,56 17,21
Sulawesi Selatan 13,14 13,24 13,19 11,71 12,11 11,90 12,26 12,55 12,40
Sulawesi Tenggara 15,38 15,08 15,23 13,93 12,86 13,41 14,38 13,54 13,97
Gorontalo 26,49 25,88 26,19 20,26 19,15 19,72 22,41 21,53 21,98
Sulawesi Barat 16,05 11,85 13,99 12,29 13,41 12,83 13,05 13,09 13,07
Maluku 12,27 11,29 11,79 11,31 12,23 11,76 11,67 11,87 11,77
Maluku Utara 11,27 11,05 11,16 11,16 11,03 11,10 11,19 11,04 11,11
Papua Barat 15,30 16,26 15,77 11,32 12,29 11,79 12,79 13,79 13,27
Papua 12,70 11,93 12,33 7,68 6,79 7,26 8,88 8,05 8,48
Indonesia 16,63 16,69 16,66 15,02 15,01 15,01 15,84 15,88 15,86
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

210 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.23. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Berobat Jalan
dalam Sebulan Terakhir Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan
Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aceh 61,13 60,07 60,60 69,39 62,03 65,77 66,73 61,39 64,09
Sumatera Utara 49,68 48,78 49,25 47,17 44,57 45,85 48,50 46,71 47,61
Sumatera Barat 66,40 62,83 64,57 65,10 60,20 62,67 65,66 61,37 63,50
Riau 43,10 43,56 43,33 35,18 36,12 35,65 38,42 39,20 38,81
Jambi 53,49 49,01 51,45 45,00 43,19 44,12 48,57 45,46 47,10
Sumatera Selatan 42,89 45,85 44,27 47,52 46,88 47,20 45,43 46,44 45,92
Bengkulu 56,45 54,12 55,25 40,57 36,67 38,62 46,02 42,88 44,43
Lampung 55,62 57,07 56,31 50,66 51,00 50,83 52,09 52,59 52,34
Kep. Bangka Belitung 54,21 50,62 52,40 53,21 52,99 53,11 53,82 51,46 52,66
Kepulauan Riau 47,19 49,49 48,33 56,99 38,03 48,33 48,37 48,29 48,33
DKI Jakarta 62,10 60,14 61,17       62,10 60,14 61,17
Jawa Barat 54,68 53,31 54,01 53,45 51,52 52,52 54,35 52,84 53,62
Jawa Tengah 56,40 55,30 55,86 59,54 59,23 59,39 57,96 57,23 57,60
DI Yogyakarta 64,11 62,17 63,17 59,45 69,25 64,13 62,68 64,29 63,46
Jawa Timur 52,81 52,41 52,61 54,85 54,81 54,83 53,78 53,52 53,65
Banten 54,36 60,40 57,45 50,09 52,57 51,32 53,12 58,24 55,72
Bali 61,97 59,52 60,78 63,03 63,42 63,22 62,37 60,99 61,70
Nusa Tenggara Barat 54,07 56,70 55,39 49,76 49,94 49,85 51,64 52,89 52,27
Nusa Tenggara Timur 46,24 45,49 45,87 54,28 55,25 54,77 52,35 53,03 52,69
Kalimantan Barat 52,82 52,65 52,73 38,95 37,88 38,43 43,74 43,25 43,50
Kalimantan Tengah 34,95 34,07 34,53 36,07 39,30 37,68 35,61 37,22 36,40
Kalimantan Selatan 37,86 31,74 34,88 41,09 41,70 41,38 39,58 36,97 38,32
Kalimantan Timur 38,26 40,58 39,35 50,82 49,28 50,17 42,06 42,89 42,44
Kalimantan Utara 34,35 42,17 38,10 50,11 42,14 46,52 41,17 42,16 41,63
Sulawesi Utara 59,56 55,15 57,27 57,96 55,52 56,79 58,60 55,36 56,99
Sulawesi Tengah 42,92 51,09 46,95 38,24 35,72 36,96 39,39 39,37 39,38
Sulawesi Selatan 48,59 45,78 47,25 51,30 45,68 48,46 50,09 45,73 47,93
Sulawesi Tenggara 56,78 47,89 52,38 40,80 38,34 39,64 46,19 41,78 44,08
Gorontalo 60,21 63,97 62,09 43,35 45,18 44,23 49,63 52,52 51,04
Sulawesi Barat 40,98 47,43 43,95 47,57 42,31 44,95 46,05 43,35 44,73
Maluku 37,72 40,79 39,24 39,48 31,24 35,20 38,71 35,21 36,93
Maluku Utara 66,58 58,73 62,62 52,65 55,60 54,12 56,02 56,37 56,20
Papua Barat 45,26 46,28 45,79 45,40 51,80 48,59 45,34 49,42 47,40
Papua 51,41 55,76 53,47 47,60 43,97 45,96 48,92 48,26 48,61
Indonesia 53,78 53,35 53,57 52,24 51,17 51,71 53,09 52,37 52,73
Catatan:
L: Laki-laki, P: Perempuan, L+P: Laki-laki + Perempuan
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 211


Lampiran L-5.24. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Serta dan Berobat
Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut Provinsi, Tempat Berobat Jalan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Klinik/
Praktek
RS praktek Puskesmas/ Pengobatan
Provinsi RS swasta dokter/ UKBM Lainnya
pemerintah dokter Pustu Tradisional
Bidan
bersama

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Aceh 9,04 1,35 36,52 9,23 44,87 4,63 1,27 0,90


Sumatera Utara 3,38 4,22 53,59 16,67 19,95 4,54 1,87 0,51
Sumatera Barat 4,74 2,21 55,30 7,04 27,14 4,74 3,98 0,33
Riau 4,14 7,35 40,71 23,18 22,38 2,98 2,63 1,54
Jambi 5,90 5,08 47,66 6,44 35,69 2,27 1,20 1,24
Sumatera Selatan 3,38 2,95 56,76 6,38 26,65 5,54 1,33 0,17
Bengkulu 4,04 1,60 58,10 11,14 23,22 2,41 3,54 0,54
Lampung 1,69 2,78 57,45 8,09 29,79 2,94 1,91 0,05
Kep. Bangka Belitung 4,96 4,72 41,50 12,10 33,77 4,08 2,50 2,77
Kepulauan Riau 4,52 9,30 29,02 24,25 35,58 3,82 0,12 0,11
DKI Jakarta 5,35 12,44 15,23 39,91 30,59 0,83 0,56 0,16
Jawa Barat 3,37 6,88 38,12 19,53 32,75 1,58 0,90 0,94
Jawa Tengah 2,47 3,23 57,46 9,15 27,94 2,62 0,96 0,39
DI Yogyakarta 3,54 12,20 47,62 12,20 28,32 0,40 0,40 0,07
Jawa Timur 2,88 4,56 58,91 9,28 22,96 3,87 0,78 0,67
Banten 3,04 7,63 31,85 37,41 22,04 0,88 0,85 0,24
Bali 3,66 5,20 68,78 8,83 16,36 0,25 0,80 0,00
Nusa Tenggara Barat 3,08 0,72 42,34 8,25 42,55 3,79 5,16 1,63
Nusa Tenggara Timur 3,86 2,26 14,06 5,69 62,07 14,70 1,09 1,38
Kalimantan Barat 4,92 2,77 38,45 9,90 36,93 9,69 1,43 0,77
Kalimantan Tengah 7,37 0,80 31,32 11,29 48,15 5,89 2,14 0,56
Kalimantan Selatan 5,70 1,05 39,40 11,64 37,13 6,04 3,20 0,72
Kalimantan Timur 6,02 9,49 25,05 17,96 41,12 1,08 1,01 1,60
Kalimantan Utara 9,69 0,41 28,90 7,21 55,12 0,50 0,37 0,26
Sulawesi Utara 3,57 3,47 45,81 10,06 38,55 1,55 0,71 0,58
Sulawesi Tengah 4,90 1,43 26,98 3,85 53,28 11,11 1,05 0,00
Sulawesi Selatan 5,35 2,96 25,17 8,42 56,31 3,22 0,92 1,12
Sulawesi Tenggara 3,59 1,15 27,74 5,97 56,23 4,32 2,95 1,11
Gorontalo 4,77 0,57 37,48 9,81 49,24 2,37 2,98 0,26
Sulawesi Barat 3,52 0,11 17,90 2,01 72,18 3,44 0,95 3,64
Maluku 5,81 1,19 29,37 6,67 55,97 5,02 0,17 0,39
Maluku Utara 8,94 1,73 23,18 4,89 56,21 8,25 1,02 0,73
Papua Barat 13,44 3,64 16,10 8,23 61,38 1,38 0,11 0,31
Papua 16,66 2,58 9,03 11,52 60,27 1,48 0,14 0,23
Indonesia 3,78 4,92 44,12 14,64 31,77 3,30 1,25 0,66
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

212 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.25. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Serta dan Berobat
Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut Provinsi, Tempat Berobat Jalan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
Klinik/
Praktek
RS praktek Puskesmas/ Pengobatan
Provinsi RS swasta dokter/ UKBM Lainnya
pemerintah dokter Pustu Tradisional
Bidan
bersama

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Aceh 11,57 2,45 29,25 12,28 47,30 3,02 0,90 0,09


Sumatera Utara 3,17 5,70 49,44 23,31 20,07 1,15 1,46 0,45
Sumatera Barat 5,79 4,43 47,57 10,83 28,39 3,63 2,77 0,45
Riau 4,71 11,54 32,23 30,60 21,57 0,97 0,41 0,32
Jambi 9,47 8,55 38,83 7,18 40,31 0,42 0,51 0,00
Sumatera Selatan 5,41 4,83 44,99 9,21 35,32 1,15 1,35 0,40
Bengkulu 4,61 2,83 49,48 11,85 29,90 0,65 4,12 0,00
Lampung 2,02 3,44 42,67 13,08 40,52 2,26 0,87 0,09
Kep. Bangka Belitung 6,55 6,27 36,91 15,97 32,94 2,08 2,20 3,27
Kepulauan Riau 4,30 10,47 30,82 26,78 31,78 3,23 0,00 0,13
DKI Jakarta 5,35 12,44 15,23 39,91 30,59 0,83 0,56 0,16
Jawa Barat 3,60 8,52 34,13 21,54 33,48 0,90 0,78 0,99
Jawa Tengah 2,88 4,32 51,91 11,82 30,40 2,15 0,85 0,27
DI Yogyakarta 2,55 15,60 41,53 13,78 30,10 0,58 0,25 0,00
Jawa Timur 3,51 5,88 53,58 12,07 24,90 2,82 0,40 0,67
Banten 3,40 9,77 27,20 41,61 20,34 0,45 0,72 0,20
Bali 3,40 6,51 67,43 9,89 15,11 0,19 0,69 0,00
Nusa Tenggara Barat 4,36 1,55 38,93 9,79 43,33 1,55 5,63 2,79
Nusa Tenggara Timur 7,62 2,55 25,10 13,61 53,58 0,61 0,00 0,62
Kalimantan Barat 7,11 5,77 39,81 13,01 37,50 0,33 0,99 0,84
Kalimantan Tengah 10,63 0,58 32,83 15,51 44,64 0,55 1,33 0,67
Kalimantan Selatan 8,87 1,57 31,89 13,85 38,53 4,85 3,81 0,94
Kalimantan Timur 6,81 12,70 26,09 16,11 39,02 0,77 1,06 0,00
Kalimantan Utara 5,62 0,78 39,54 13,02 42,13 0,00 0,00 0,49
Sulawesi Utara 6,22 5,30 47,17 11,00 33,32 0,67 0,27 0,00
Sulawesi Tengah 8,19 3,18 25,16 9,37 53,39 2,30 1,32 0,00
Sulawesi Selatan 7,74 5,99 21,91 12,34 51,30 1,83 0,62 0,55
Sulawesi Tenggara 2,08 1,75 27,89 10,09 58,92 0,97 0,69 0,10
Gorontalo 6,15 0,74 33,67 11,39 53,21 0,86 1,20 0,57
Sulawesi Barat 7,71 0,51 28,47 7,05 59,53 0,00 1,41 0,00
Maluku 3,22 2,14 32,52 10,61 50,20 3,25 0,11 0,11
Maluku Utara 14,24 2,16 37,38 10,18 37,79 1,23 0,25 0,31
Papua Barat 20,27 5,09 21,68 11,96 47,08 0,15 0,04 0,22
Papua 14,49 5,19 17,70 23,84 41,09 0,44 0,36 0,31
Indonesia 4,28 7,19 38,77 19,84 31,19 1,49 0,89 0,57
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 213


Lampiran L-5.26. PPersentase Anak Usia 0-17 tahun yang Mempunyai Keluhan Kesehatan Serta dan Berobat
Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut Provinsi, Tempat Berobat Jalan, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
Klinik/
Praktek
RS RS praktek Puskesmas/ Pengobatan
Provinsi dokter/ UKBM Lainnya
pemerintah swasta dokter Pustu Tradisional
Bidan
bersama

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Aceh 7,91 0,86 39,75 7,87 43,80 5,34 1,43 1,27


Sumatera Utara 3,62 2,51 58,41 8,95 19,80 8,47 2,34 0,57
Sumatera Barat 3,90 0,43 61,47 4,00 26,14 5,62 4,95 0,24
Riau 3,66 3,79 47,92 16,86 23,07 4,69 4,51 2,58
Jambi 3,06 2,31 54,70 5,85 32,00 3,75 1,75 2,23
Sumatera Selatan 1,90 1,59 65,31 4,32 20,35 8,74 1,32 0,00
Bengkulu 3,60 0,65 64,72 10,60 18,08 3,76 3,09 0,95
Lampung 1,55 2,50 63,67 5,99 25,27 3,22 2,35 0,03
Kep. Bangka Belitung 2,33 2,14 49,11 5,68 35,14 7,40 3,01 1,94
Kepulauan Riau 6,25 0,00 14,76 4,28 65,60 8,51 1,07 0,00
DKI Jakarta - - - - - - - -
Jawa Barat 2,73 2,14 49,62 13,75 30,66 3,55 1,23 0,80
Jawa Tengah 2,07 2,18 62,81 6,58 25,57 3,07 1,07 0,51
DI Yogyakarta 5,78 4,53 61,38 8,63 24,31 0,00 0,73 0,23
Jawa Timur 2,19 3,12 64,71 6,24 20,85 5,01 1,20 0,68
Banten 2,04 1,56 45,04 25,48 26,86 2,10 1,22 0,36
Bali 4,08 3,13 70,91 7,15 18,35 0,33 0,98 0,00
Nusa Tenggara Barat 1,98 0,00 45,28 6,92 41,88 5,73 4,76 0,63
Nusa Tenggara Timur 2,90 2,18 11,24 3,66 64,23 18,30 1,37 1,58
Kalimantan Barat 3,27 0,51 37,43 7,55 36,51 16,73 1,76 0,72
Kalimantan Tengah 5,34 0,93 30,37 8,66 50,34 9,23 2,65 0,49
Kalimantan Selatan 3,33 0,65 45,05 9,98 36,07 6,93 2,75 0,56
Kalimantan Timur 4,47 3,19 23,02 21,59 45,23 1,70 0,92 4,72
Kalimantan Utara 14,31 0,00 16,83 0,61 69,86 1,08 0,80 0,00
Sulawesi Utara 1,67 2,15 44,83 9,38 42,32 2,18 1,02 1,00
Sulawesi Tengah 3,56 0,72 27,71 1,61 53,23 14,68 0,94 0,00
Sulawesi Selatan 3,56 0,68 27,63 5,48 60,07 4,26 1,15 1,55
Sulawesi Tenggara 4,67 0,72 27,63 3,05 54,32 6,69 4,55 1,83
Gorontalo 3,59 0,43 40,78 8,44 45,80 3,67 4,52 0,00
Sulawesi Barat 2,39 0,00 15,02 0,64 75,62 4,37 0,83 4,63
Maluku 7,97 0,41 26,75 3,39 60,77 6,49 0,21 0,61
Maluku Utara 6,96 1,57 17,88 2,92 63,09 10,87 1,31 0,89
Papua Barat 8,71 2,64 12,25 5,65 71,26 2,23 0,16 0,38
Papua 18,03 0,92 3,53 3,69 72,47 2,14 0,00 0,18
Indonesia 3,15 2,03 50,92 8,03 32,51 5,61 1,69 0,78
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

214 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.27. Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan Namun Tidak berobat
Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut Provinsi, Alasan Tidak berobat Jalan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Tidak Waktu
Tidak Tidak ada Merasa
punya tunggu Mengobati Tidak ada yang
Provinsi ada biaya sarana tidak Lainnya
biaya pelayanan sendiri mendampingi
transport transportasi perlu
berobat lama

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Aceh 0,05 0,04 0,00 0,11 2,18 0,01 1,09 0,12


Sumatera Utara 0,28 0,04 0,01 0,00 2,62 0,02 1,02 0,06
Sumatera Barat 0,19 0,04 0,00 0,02 1,95 0,01 1,59 0,06
Riau 0,40 0,02 0,05 0,04 3,47 0,02 2,01 0,07
Jambi 0,24 0,00 0,00 0,00 2,38 0,03 1,49 0,12
Sumatera Selatan 0,04 0,05 0,00 0,02 3,19 0,00 0,92 0,10
Bengkulu 0,29 0,00 0,02 0,00 2,82 0,00 1,32 0,02
Lampung 0,06 0,02 0,00 0,00 3,44 0,00 1,04 0,07
Kep. Bangka Belitung 0,03 0,02 0,00 0,00 2,23 0,00 1,28 0,06
Kepulauan Riau 0,02 0,01 0,01 0,00 2,48 0,00 1,73 0,02
DKI Jakarta 0,00 0,00 0,01 0,13 2,81 0,00 1,07 0,13
Jawa Barat 0,17 0,03 0,00 0,03 3,58 0,04 1,16 0,19
Jawa Tengah 0,08 0,01 0,01 0,04 3,62 0,00 1,11 0,12
DI Yogyakarta 0,01 0,05 0,00 0,00 3,84 0,00 1,40 0,10
Jawa Timur 0,08 0,02 0,01 0,03 4,08 0,02 1,33 0,11
Banten 0,30 0,04 0,01 0,05 2,65 0,01 1,70 0,13
Bali 0,07 0,00 0,06 0,02 3,57 0,00 1,08 0,06
Nusa Tenggara Barat 0,32 0,02 0,04 0,01 5,19 0,00 1,11 0,14
Nusa Tenggara Timur 0,33 0,19 0,04 0,11 5,08 0,03 1,06 0,30
Kalimantan Barat 0,23 0,01 0,03 0,02 3,97 0,00 1,62 0,12
Kalimantan Tengah 0,10 0,16 0,00 0,00 5,06 0,04 1,67 0,06
Kalimantan Selatan 0,02 0,01 0,00 0,00 5,58 0,03 1,21 0,00
Kalimantan Timur 0,19 0,00 0,00 0,05 3,50 0,02 1,22 0,21
Kalimantan Utara 0,40 0,37 0,02 0,14 5,80 0,00 1,24 0,12
Sulawesi Utara 0,38 0,00 0,00 0,02 3,32 0,00 1,46 0,05
Sulawesi Tengah 0,45 0,05 0,02 0,03 6,63 0,03 1,51 0,05
Sulawesi Selatan 0,14 0,03 0,00 0,11 3,40 0,00 1,17 0,10
Sulawesi Tenggara 0,15 0,07 0,03 0,00 4,96 0,01 1,21 0,10
Gorontalo 0,25 0,08 0,00 0,04 7,35 0,00 0,68 0,14
Sulawesi Barat 0,26 0,01 0,04 0,03 3,90 0,04 1,34 0,22
Maluku 0,40 0,08 0,03 0,10 3,74 0,01 2,09 0,07
Maluku Utara 0,10 0,00 0,00 0,01 2,54 0,00 1,41 0,01
Papua Barat 0,13 0,08 0,12 0,11 3,43 0,00 1,58 0,16
Papua 0,07 0,10 0,04 0,04 1,79 0,01 0,70 0,10
Indonesia 0,16 0,03 0,01 0,04 3,56 0,02 1,25 0,12
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 215


Lampiran L-5.28. Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan Namun Tidak berobat
Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut Provinsi, Alasan Tidak berobat Jalan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
Tidak Tidak Waktu
Tidak ada Tidak Merasa
punya ada tunggu Mengobati
Provinsi sarana ada yang tidak Lainnya
biaya biaya pelayanan sendiri
transportasi mendampingi perlu
berobat transport lama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Aceh 0,02 0,03 0,00 0,04 2,75 0,00 1,41 0,11


Sumatera Utara 0,15 0,02 0,00 0,00 2,50 0,01 0,97 0,06
Sumatera Barat 0,09 0,01 0,00 0,03 1,69 0,01 1,62 0,08
Riau 0,09 0,00 0,01 0,07 3,32 0,02 1,95 0,00
Jambi 0,22 0,00 0,00 0,00 2,35 0,09 2,10 0,00
Sumatera Selatan 0,08 0,06 0,00 0,00 4,15 0,00 1,39 0,13
Bengkulu 0,23 0,00 0,00 0,00 2,63 0,00 1,17 0,00
Lampung 0,01 0,03 0,00 0,00 3,32 0,00 0,94 0,00
Kep. Bangka Belitung 0,02 0,00 0,00 0,00 2,59 0,00 1,73 0,05
Kepulauan Riau 0,02 0,00 0,00 0,00 2,53 0,00 1,62 0,02
DKI Jakarta 0,00 0,00 0,01 0,13 2,81 0,00 1,07 0,13
Jawa Barat 0,10 0,02 0,00 0,04 3,82 0,04 1,06 0,22
Jawa Tengah 0,10 0,02 0,00 0,07 3,95 0,01 1,14 0,13
DI Yogyakarta 0,01 0,07 0,00 0,00 3,78 0,00 1,25 0,11
Jawa Timur 0,10 0,02 0,01 0,04 4,31 0,04 1,24 0,10
Banten 0,10 0,01 0,00 0,07 2,75 0,02 1,72 0,13
Bali 0,03 0,00 0,00 0,00 3,30 0,00 1,24 0,06
Nusa Tenggara Barat 0,19 0,00 0,08 0,00 4,95 0,00 1,10 0,14
Nusa Tenggara Timur 0,19 0,00 0,00 0,25 7,05 0,00 1,11 0,09
Kalimantan Barat 0,05 0,00 0,00 0,08 4,33 0,00 1,32 0,19
Kalimantan Tengah 0,05 0,09 0,00 0,00 6,60 0,00 1,83 0,07
Kalimantan Selatan 0,00 0,00 0,00 0,00 6,31 0,02 2,07 0,00
Kalimantan Timur 0,28 0,00 0,00 0,07 3,61 0,00 1,34 0,27
Kalimantan Utara 0,70 0,65 0,04 0,25 5,83 0,00 1,34 0,18
Sulawesi Utara 0,10 0,00 0,00 0,00 2,40 0,00 1,09 0,07
Sulawesi Tengah 0,06 0,00 0,00 0,07 4,95 0,00 1,17 0,00
Sulawesi Selatan 0,07 0,00 0,00 0,26 3,40 0,00 1,30 0,05
Sulawesi Tenggara 0,00 0,15 0,00 0,00 4,03 0,00 1,24 0,07
Gorontalo 0,22 0,00 0,00 0,11 6,77 0,00 0,90 0,23
Sulawesi Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 4,73 0,00 1,19 0,34
Maluku 0,48 0,00 0,00 0,24 3,37 0,00 1,83 0,03
Maluku Utara 0,07 0,00 0,00 0,00 1,97 0,00 1,20 0,00
Papua Barat 0,17 0,00 0,00 0,05 4,33 0,00 1,94 0,13
Papua 0,20 0,03 0,00 0,00 2,60 0,00 1,48 0,11
Indonesia 0,10 0,02 0,00 0,05 3,66 0,02 1,24 0,13
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

216 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.29. Persentase Anak Usia 0-17 Tahun yang Mengalami Keluhan Kesehatan Namun Tidak berobat
Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut Provinsi, Alasan Tidak berobat Jalan, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
Tidak Waktu
Tidak Tidak ada Merasa
punya tunggu Mengobati Tidak ada yang
Provinsi ada biaya sarana tidak Lainnya
biaya pelayanan sendiri mendampingi
transport transportasi perlu
berobat lama

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Aceh 0,06 0,05 0,00 0,14 1,95 0,01 0,95 0,12


Sumatera Utara 0,40 0,06 0,02 0,00 2,74 0,02 1,06 0,06
Sumatera Barat 0,26 0,07 0,00 0,02 2,13 0,01 1,57 0,05
Riau 0,59 0,04 0,07 0,02 3,56 0,02 2,05 0,12
Jambi 0,25 0,00 0,00 0,00 2,39 0,00 1,22 0,18
Sumatera Selatan 0,01 0,05 0,00 0,04 2,66 0,00 0,66 0,08
Bengkulu 0,31 0,00 0,03 0,00 2,90 0,00 1,39 0,03
Lampung 0,08 0,01 0,00 0,00 3,48 0,00 1,08 0,10
Kep. Bangka Belitung 0,04 0,05 0,00 0,00 1,85 0,00 0,82 0,07
Kepulauan Riau 0,00 0,04 0,07 0,00 2,19 0,02 2,28 0,03
DKI Jakarta - - - - - - - -
Jawa Barat 0,33 0,05 0,00 0,00 2,96 0,03 1,41 0,11
Jawa Tengah 0,06 0,01 0,02 0,01 3,30 0,00 1,08 0,12
DI Yogyakarta 0,00 0,00 0,00 0,00 3,96 0,00 1,75 0,07
Jawa Timur 0,06 0,02 0,00 0,01 3,83 0,01 1,43 0,12
Banten 0,72 0,10 0,03 0,01 2,44 0,00 1,64 0,12
Bali 0,13 0,00 0,16 0,04 4,04 0,00 0,79 0,07
Nusa Tenggara Barat 0,42 0,03 0,00 0,01 5,38 0,00 1,12 0,13
Nusa Tenggara Timur 0,36 0,24 0,05 0,07 4,58 0,03 1,05 0,36
Kalimantan Barat 0,31 0,01 0,05 0,00 3,81 0,00 1,76 0,08
Kalimantan Tengah 0,13 0,19 0,00 0,00 4,22 0,06 1,57 0,05
Kalimantan Selatan 0,04 0,02 0,00 0,00 5,02 0,03 0,55 0,00
Kalimantan Timur 0,02 0,00 0,00 0,00 3,30 0,05 0,99 0,11
Kalimantan Utara 0,00 0,00 0,00 0,00 5,75 0,00 1,11 0,03
Sulawesi Utara 0,61 0,00 0,00 0,04 4,11 0,00 1,78 0,03
Sulawesi Tengah 0,57 0,07 0,03 0,02 7,18 0,04 1,62 0,07
Sulawesi Selatan 0,18 0,04 0,00 0,01 3,41 0,01 1,09 0,13
Sulawesi Tenggara 0,21 0,03 0,05 0,00 5,38 0,02 1,19 0,12
Gorontalo 0,26 0,12 0,00 0,00 7,66 0,00 0,56 0,09
Sulawesi Barat 0,32 0,01 0,05 0,03 3,69 0,05 1,37 0,19
Maluku 0,35 0,12 0,05 0,02 3,97 0,02 2,25 0,10
Maluku Utara 0,12 0,00 0,00 0,01 2,74 0,00 1,48 0,01
Papua Barat 0,11 0,13 0,20 0,14 2,89 0,00 1,37 0,19
Papua 0,02 0,12 0,06 0,06 1,53 0,02 0,46 0,10
Indonesia 0,22 0,05 0,02 0,02 3,44 0,01 1,25 0,11
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 217


Lampiran L-5.30. Persentase Anak Usia 0-17 tahun Menurut Provinsi, Jaminan Kesehatan
yang Dimiliki, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
BPJS BPJS Asuransi
Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Punya
PBI Non-PBI Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 58,08 10,93 15,01 0,52 1,42 16,32


Sumatera Utara 22,83 13,18 6,30 0,75 4,94 53,03
Sumatera Barat 25,87 15,62 7,02 0,86 2,18 49,51
Riau 15,42 14,38 8,05 0,92 4,66 57,46
Jambi 16,14 14,81 1,72 0,69 4,02 63,43
Sumatera Selatan 14,56 10,79 71,52 1,19 2,16 5,44
Bengkulu 22,01 16,08 2,17 0,52 3,40 56,11
Lampung 22,89 11,13 14,30 0,71 2,56 52,24
Kep. Bangka Belitung 17,13 18,94 18,30 1,53 4,28 42,48
Kepulauan Riau 20,44 27,60 5,51 2,16 9,47 36,10
DKI Jakarta 36,07 29,75 2,34 5,79 6,48 21,70
Jawa Barat 20,93 16,87 4,74 1,49 6,89 50,82
Jawa Tengah 29,04 14,06 14,69 0,78 2,87 42,56
DI Yogyakarta 35,04 20,20 16,48 2,44 4,39 30,16
Jawa Timur 21,13 11,08 12,98 0,93 4,40 51,45
Banten 19,11 17,68 5,22 2,83 7,88 50,59
Bali 21,82 18,31 9,93 3,62 3,51 49,22
Nusa Tenggara Barat 30,01 8,93 8,96 0,50 1,08 54,27
Nusa Tenggara Timur 38,06 9,12 4,84 0,23 0,26 47,68
Kalimantan Barat 17,63 11,66 0,91 1,12 2,90 66,05
Kalimantan Tengah 13,32 15,59 15,17 0,96 3,71 52,77
Kalimantan Selatan 14,34 14,04 24,84 0,64 4,51 43,75
Kalimantan Timur 16,14 27,48 6,52 2,01 10,96 39,39
Kalimantan Utara 26,43 29,07 17,12 0,92 3,65 29,42
Sulawesi Utara 28,19 17,57 3,10 0,80 3,48 47,72
Sulawesi Tengah 32,13 13,32 7,36 0,28 0,92 46,99
Sulawesi Selatan 35,70 15,18 12,19 0,57 2,04 36,79
Sulawesi Tenggara 31,31 12,62 9,54 0,24 0,42 46,06
Gorontalo 52,14 11,84 3,44 0,48 0,98 32,86
Sulawesi Barat 39,94 11,61 27,41 0,34 0,52 25,29
Maluku 25,42 10,87 6,43 0,13 0,72 56,63
Maluku Utara 17,18 11,10 28,87 0,48 0,76 42,91
Papua Barat 39,94 12,82 12,81 0,53 1,21 36,78
Papua 15,96 6,15 54,54 0,61 1,44 23,81
Indonesia 24,67 14,76 12,03 1,26 4,28 45,41
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

218 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.31. Persentase Anak Usia 0-17 tahun Menurut Provinsi, Jaminan Kesehatan
yang Dimiliki, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
BPJS BPJS Asuransi
Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Punya
PBI Non-PBI Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 55,30 19,70 10,17 0,90 1,91 12,90


Sumatera Utara 20,20 16,23 7,41 1,24 7,42 48,77
Sumatera Barat 25,68 24,02 6,83 1,83 3,47 39,30
Riau 16,60 19,58 7,81 1,68 6,59 49,02
Jambi 19,03 24,86 2,02 1,52 7,42 46,28
Sumatera Selatan 18,05 20,83 52,92 2,24 4,24 11,39
Bengkulu 19,88 27,90 2,43 1,29 4,85 44,42
Lampung 21,13 17,96 28,31 1,58 5,28 34,79
Kep. Bangka Belitung 18,10 26,80 12,14 2,27 5,98 37,10
Kepulauan Riau 20,96 29,78 3,44 2,53 9,98 34,32
DKI Jakarta 36,07 29,75 2,34 5,79 6,48 21,70
Jawa Barat 20,32 19,50 4,43 1,94 8,93 47,04
Jawa Tengah 26,44 19,88 12,90 1,15 4,43 40,15
DI Yogyakarta 30,74 24,98 12,35 3,29 5,69 30,44
Jawa Timur 18,60 15,74 12,00 1,44 7,11 47,50
Banten 17,52 21,55 6,80 4,08 10,64 44,15
Bali 17,82 24,01 11,93 5,04 4,60 44,61
Nusa Tenggara Barat 32,18 12,37 14,60 0,63 1,97 45,10
Nusa Tenggara Timur 24,22 25,06 3,34 0,61 0,78 46,17
Kalimantan Barat 16,02 20,31 0,60 2,16 5,27 56,42
Kalimantan Tengah 14,48 25,22 9,19 1,97 2,82 48,07
Kalimantan Selatan 14,62 19,89 23,73 0,79 6,39 36,78
Kalimantan Timur 13,74 34,48 4,74 2,96 11,34 36,09
Kalimantan Utara 24,24 37,96 11,68 1,36 5,55 27,07
Sulawesi Utara 24,87 22,86 3,77 1,28 5,42 42,82
Sulawesi Tengah 21,66 29,46 3,82 0,62 1,98 43,09
Sulawesi Selatan 30,49 26,57 11,00 1,14 3,60 29,88
Sulawesi Tenggara 25,02 22,34 5,21 0,03 0,91 46,62
Gorontalo 45,35 20,67 6,35 0,92 2,10 27,24
Sulawesi Barat 29,57 23,64 33,12 1,08 1,03 19,41
Maluku 18,50 20,23 4,07 0,28 1,52 55,58
Maluku Utara 18,31 25,54 11,97 0,50 1,56 42,74
Papua Barat 35,27 15,74 7,26 1,06 2,47 40,56
Papua 28,52 15,36 16,89 1,69 4,33 36,54
Indonesia 22,71 20,83 9,32 2,10 6,76 41,37
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 219


Lampiran L-5.32. Persentase Anak Usia 0-17 tahun Menurut Provinsi, Jaminan Kesehatan
yang Dimiliki, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan

BPJS BPJS Asuransi


Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Punya
PBI Non-PBI Swasta

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 59,23 7,31 17,01 0,36 1,22 17,74


Sumatera Utara 25,24 10,37 5,28 0,31 2,64 56,95
Sumatera Barat 25,99 9,99 7,14 0,21 1,31 56,35
Riau 14,67 11,12 8,20 0,45 3,45 62,76
Jambi 14,86 10,36 1,59 0,32 2,51 71,02
Sumatera Selatan 12,63 5,26 81,75 0,60 1,01 2,17
Bengkulu 22,98 10,72 2,04 0,18 2,74 61,41
Lampung 23,55 8,57 9,04 0,38 1,54 58,78
Kep. Bangka Belitung 16,11 10,67 24,78 0,75 2,49 48,14
Kepulauan Riau 17,54 15,54 16,94 0,11 6,66 45,97
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 22,50 10,10 5,53 0,33 1,62 60,52
Jawa Tengah 31,54 8,46 16,41 0,43 1,37 44,88
DI Yogyakarta 45,21 8,87 26,25 0,43 1,33 29,48
Jawa Timur 23,77 6,22 14,01 0,40 1,57 55,57
Banten 22,46 9,53 1,88 0,18 2,05 64,18
Bali 28,81 8,40 6,45 1,15 1,60 57,24
Nusa Tenggara Barat 28,29 6,22 4,51 0,41 0,37 61,51
Nusa Tenggara Timur 41,52 5,13 5,22 0,13 0,13 48,06
Kalimantan Barat 18,34 7,83 1,04 0,65 1,86 70,30
Kalimantan Tengah 12,69 10,32 18,45 0,41 4,19 55,34
Kalimantan Selatan 14,12 9,53 25,69 0,52 3,07 49,12
Kalimantan Timur 20,69 14,25 9,88 0,23 10,23 45,63
Kalimantan Utara 29,30 17,43 24,25 0,34 1,16 32,49
Sulawesi Utara 31,03 13,02 2,53 0,39 1,82 51,93
Sulawesi Tengah 35,58 8,02 8,52 0,17 0,57 48,27
Sulawesi Selatan 38,99 8,00 12,94 0,20 1,06 41,15
Sulawesi Tenggara 34,11 8,28 11,47 0,33 0,20 45,82
Gorontalo 55,78 7,11 1,88 0,24 0,38 35,87
Sulawesi Barat 42,57 8,56 25,96 0,15 0,39 26,78
Maluku 29,63 5,18 7,87 0,04 0,24 57,27
Maluku Utara 16,80 6,25 34,56 0,47 0,49 42,97
Papua Barat 42,72 11,09 16,11 0,22 0,46 34,54
Papua 11,94 3,21 66,59 0,26 0,51 19,74
Indonesia 26,73 8,33 14,90 0,36 1,65 49,69
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

220 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.33. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut
Provinsi, Jenis Jaminan Kesehatan yang Digunakan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
BPJS BPJS Asuransi
Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Menggunakan
PBI Non-PBI Swasta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 39,74 5,86 9,70 0,00 0,67 44,36


Sumatera Utara 7,68 6,72 2,18 0,10 3,42 79,90
Sumatera Barat 13,89 8,41 2,79 0,29 1,75 73,00
Riau 9,67 10,48 5,25 0,00 5,85 68,75
Jambi 9,58 12,11 0,86 0,59 3,74 73,12
Sumatera Selatan 7,51 8,64 19,76 0,12 2,64 61,49
Bengkulu 10,60 11,32 0,35 0,12 4,30 73,31
Lampung 8,70 5,09 6,55 0,27 2,20 77,23
Kep. Bangka Belitung 10,20 16,30 3,80 0,31 4,11 65,28
Kepulauan Riau 13,42 21,04 3,61 0,00 7,14 54,78
DKI Jakarta 21,04 16,45 1,49 3,86 4,36 53,39
Jawa Barat 9,97 10,28 1,23 0,80 4,97 72,86
Jawa Tengah 13,50 8,13 3,80 0,26 1,73 72,65
DI Yogyakarta 16,49 10,00 5,13 0,79 1,77 65,99
Jawa Timur 9,11 6,99 4,43 0,32 3,02 76,19
Banten 8,99 12,69 1,93 0,99 7,14 68,41
Bali 6,73 11,38 2,00 1,16 1,49 77,25
Nusa Tenggara Barat 11,80 6,78 6,49 0,26 0,40 75,23
Nusa Tenggara Timur 31,27 7,85 4,62 0,04 0,35 55,87
Kalimantan Barat 10,37 8,80 0,37 0,99 2,96 76,50
Kalimantan Tengah 12,19 12,24 13,64 0,09 4,32 58,17
Kalimantan Selatan 9,71 10,14 15,53 0,25 4,21 60,27
Kalimantan Timur 8,72 32,27 6,31 0,35 11,79 40,55
Kalimantan Utara 22,44 19,27 4,98 0,00 4,31 49,08
Sulawesi Utara 17,38 10,14 2,82 0,02 2,18 67,54
Sulawesi Tengah 20,84 12,95 5,80 0,16 1,09 59,47
Sulawesi Selatan 26,54 14,26 10,11 0,54 2,12 46,77
Sulawesi Tenggara 19,28 11,58 4,90 0,13 0,90 63,21
Gorontalo 29,61 8,76 2,53 0,14 1,24 57,72
Sulawesi Barat 32,20 10,23 18,06 0,23 0,05 40,32
Maluku 13,48 7,29 6,60 0,62 0,27 72,03
Maluku Utara 11,06 13,95 28,69 0,48 1,28 44,53
Papua Barat 23,66 13,31 17,44 0,14 2,91 43,78
Papua 13,59 4,75 43,97 0,77 2,25 34,70
Indonesia 13,19 9,68 4,65 0,60 3,30 68,72
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 221


Lampiran L-5.34. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut
Provinsi, Jenis Jaminan Kesehatan yang Digunakan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan

BPJS BPJS Asuransi


Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Menggunakan
PBI Non-PBI Swasta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 44,46 12,51 4,64 0,00 0,94 37,46


Sumatera Utara 9,36 7,34 3,26 0,19 4,66 75,19
Sumatera Barat 16,89 12,19 3,64 0,65 3,05 63,77
Riau 9,54 16,05 5,43 0,00 10,11 58,88
Jambi 14,71 20,32 1,08 1,17 5,91 56,82
Sumatera Selatan 13,21 16,34 21,70 0,27 4,83 43,89
Bengkulu 16,14 20,93 0,59 0,27 2,35 59,72
Lampung 9,77 10,42 16,47 0,92 3,82 58,60
Kep. Bangka Belitung 12,58 20,58 3,44 0,28 5,10 58,02
Kepulauan Riau 12,66 22,34 3,00 0,00 8,04 53,97
DKI Jakarta 21,04 16,45 1,49 3,86 4,36 53,39
Jawa Barat 10,68 12,50 1,02 1,04 6,24 68,62
Jawa Tengah 14,98 12,37 4,13 0,50 2,95 65,21
DI Yogyakarta 15,65 14,10 4,01 1,14 2,40 62,69
Jawa Timur 9,24 10,65 5,03 0,45 5,14 69,52
Banten 8,92 14,23 2,50 1,34 8,95 64,25
Bali 6,17 14,65 2,82 1,89 2,14 72,33
Nusa Tenggara Barat 13,73 11,86 12,23 0,07 0,64 63,28
Nusa Tenggara Timur 20,70 22,63 2,80 0,19 1,51 52,17
Kalimantan Barat 12,42 14,11 0,35 1,76 4,03 67,32
Kalimantan Tengah 12,65 17,88 5,47 0,00 2,62 61,39
Kalimantan Selatan 10,58 13,97 14,88 0,00 5,04 55,64
Kalimantan Timur 7,43 40,70 5,33 0,53 12,19 33,83
Kalimantan Utara 19,55 23,11 1,24 0,00 6,30 49,93
Sulawesi Utara 20,37 14,94 4,11 0,06 2,41 58,11
Sulawesi Tengah 22,30 26,34 3,04 0,54 2,29 45,48
Sulawesi Selatan 26,91 25,01 8,90 1,26 3,63 34,80
Sulawesi Tenggara 14,90 14,99 1,82 0,00 1,51 66,79
Gorontalo 30,92 15,32 5,06 0,00 2,66 46,04
Sulawesi Barat 25,51 15,38 22,04 0,00 0,23 39,23
Maluku 12,17 11,72 2,59 1,36 0,00 72,15
Maluku Utara 16,47 25,00 8,60 0,00 2,75 47,18
Papua Barat 25,86 17,46 8,46 0,00 7,13 42,17
Papua 17,66 9,33 15,99 1,65 4,63 50,72
Indonesia 13,25 13,74 3,95 1,00 5,00 63,23
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

222 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.35. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Berobat Jalan dalam Sebulan Terakhir Menurut
Provinsi, Jenis Jaminan Kesehatan yang Digunakan, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
BPJS BPJS Asuransi
Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Menggunakan
PBI Non-PBI Swasta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 37,64 2,90 11,95 0,00 0,55 47,43


Sumatera Utara 5,72 6,00 0,91 0,00 1,98 85,38
Sumatera Barat 11,49 5,39 2,12 0,00 0,70 80,36
Riau 9,79 5,74 5,11 0,00 2,23 77,14
Jambi 5,49 5,56 0,69 0,12 2,02 86,12
Sumatera Selatan 3,37 3,06 18,34 0,00 1,04 74,26
Bengkulu 6,34 3,94 0,17 0,00 5,81 83,75
Lampung 8,25 2,85 2,37 0,00 1,52 85,07
Kep. Bangka Belitung 6,25 9,21 4,40 0,36 2,47 77,32
Kepulauan Riau 19,45 10,82 8,43 0,00 0,06 61,25
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 7,93 3,88 1,82 0,09 1,31 85,05
Jawa Tengah 12,07 4,02 3,49 0,03 0,56 79,83
DI Yogyakarta 18,40 0,72 7,68 0,00 0,33 73,44
Jawa Timur 8,96 3,00 3,78 0,19 0,71 83,44
Banten 9,20 8,33 0,28 0,00 2,00 80,19
Bali 7,61 6,20 0,69 0,00 0,46 85,04
Nusa Tenggara Barat 10,14 2,40 1,53 0,43 0,20 85,54
Nusa Tenggara Timur 33,97 4,07 5,08 0,00 0,05 56,82
Kalimantan Barat 8,83 4,81 0,38 0,40 2,16 83,41
Kalimantan Tengah 11,90 8,73 18,74 0,15 5,38 56,16
Kalimantan Selatan 9,06 7,26 16,02 0,44 3,58 63,75
Kalimantan Timur 11,27 15,74 8,24 0,00 11,02 53,73
Kalimantan Utara 25,71 14,92 9,21 0,00 2,05 48,11
Sulawesi Utara 15,23 6,69 1,88 0,00 2,02 74,33
Sulawesi Tengah 20,25 7,53 6,92 0,00 0,60 65,14
Sulawesi Selatan 26,26 6,17 11,02 0,00 0,98 55,78
Sulawesi Tenggara 22,39 9,17 7,08 0,21 0,47 60,67
Gorontalo 28,48 3,09 0,34 0,26 0,00 67,83
Sulawesi Barat 34,02 8,83 16,97 0,29 0,00 40,62
Maluku 14,57 3,61 9,94 0,00 0,49 71,93
Maluku Utara 9,04 9,83 36,19 0,66 0,74 43,54
Papua Barat 22,14 10,43 23,65 0,24 0,00 44,89
Papua 10,99 1,83 61,76 0,22 0,74 24,51
Indonesia 13,10 4,52 5,53 0,09 1,14 75,72
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 223


Lampiran L-5.36. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Rawat Inap dalam Setahun Terakhir
Menurut Provinsi dan Tipe Daerah 2017

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


Provinsi
L P L+P L P L+P L P L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Aceh 5,53 5,33 5,43 2,75 2,88 2,82 3,56 3,60 3,58
Sumatera Utara 2,59 2,16 2,38 1,55 1,32 1,44 2,05 1,72 1,89
Sumatera Barat 2,91 2,84 2,88 1,80 1,67 1,74 2,25 2,14 2,20
Riau 2,53 2,30 2,42 2,37 1,74 2,06 2,43 1,96 2,20
Jambi 2,55 2,72 2,64 1,89 1,52 1,71 2,09 1,89 1,99
Sumatera Selatan 2,95 1,98 2,47 1,65 1,25 1,46 2,11 1,51 1,82
Bengkulu 2,76 3,35 3,05 1,33 1,73 1,52 1,77 2,23 2,00
Lampung 2,96 2,79 2,88 1,75 2,07 1,91 2,08 2,27 2,17
Kep. Bangka Belitung 2,65 4,01 3,32 1,81 1,37 1,60 2,24 2,72 2,48
Kepulauan Riau 3,12 2,86 2,99 2,89 1,96 2,45 3,09 2,73 2,91
DKI Jakarta 4,34 4,21 4,28 - - - 4,34 4,21 4,28
Jawa Barat 3,85 3,31 3,58 3,01 2,43 2,73 3,61 3,06 3,34
Jawa Tengah 5,42 4,97 5,20 4,30 3,88 4,09 4,84 4,41 4,64
DI Yogyakarta 5,15 4,98 5,06 5,21 6,40 5,77 5,17 5,39 5,27
Jawa Timur 4,86 3,97 4,43 4,20 3,98 4,09 4,54 3,98 4,26
Banten 2,89 3,54 3,21 2,07 2,08 2,08 2,62 3,08 2,84
Bali 4,40 4,26 4,33 3,70 3,27 3,49 4,15 3,90 4,03
Nusa Tenggara Barat 3,63 3,24 3,44 3,10 3,42 3,25 3,33 3,34 3,33
Nusa Tenggara Timur 2,64 3,82 3,22 1,96 1,94 1,95 2,09 2,32 2,20
Kalimantan Barat 3,20 2,65 2,92 1,34 1,37 1,35 1,90 1,77 1,84
Kalimantan Tengah 2,85 2,17 2,52 1,56 1,17 1,37 2,01 1,52 1,78
Kalimantan Selatan 2,64 2,50 2,57 1,66 1,63 1,64 2,08 2,01 2,05
Kalimantan Timur 3,74 4,18 3,96 2,74 2,62 2,68 3,39 3,64 3,51
Kalimantan Utara 4,62 2,40 3,53 3,97 4,23 4,09 4,33 3,18 3,77
Sulawesi Utara 4,00 4,65 4,32 3,20 2,49 2,86 3,57 3,50 3,53
Sulawesi Tengah 5,09 6,49 5,78 3,05 2,54 2,80 3,54 3,53 3,54
Sulawesi Selatan 4,50 4,42 4,46 2,55 2,44 2,50 3,31 3,20 3,26
Sulawesi Tenggara 2,64 2,16 2,41 1,23 1,19 1,21 1,66 1,49 1,58
Gorontalo 4,96 5,03 4,99 1,37 3,08 2,20 2,61 3,77 3,18
Sulawesi Barat 2,68 2,53 2,60 1,67 2,18 1,92 1,87 2,25 2,06
Maluku 1,44 1,96 1,69 0,84 0,71 0,78 1,06 1,18 1,12
Maluku Utara 2,71 2,14 2,43 1,07 0,86 0,96 1,48 1,18 1,33
Papua Barat 5,13 4,44 4,79 1,61 0,94 1,29 2,91 2,26 2,60
Papua 4,89 5,16 5,02 0,99 0,99 0,99 1,92 2,02 1,97
Indonesia 3,96 3,63 3,80 2,69 2,48 2,59 3,34 3,07 3,21
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

224 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.37. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Rawat inap dalam Setahun Terakhir
Menurut Provinsi, Tempat Rawat Inap, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Klinik/
Praktek
RS RS praktek Puskesmas/ Pengobatan
Provinsi dokter/ Lainnya
pemerintah swasta Dokter Pustu Tradisional
Bidan
Bersama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Aceh 70,73 16,91 1,74 1,33 11,44 0,57 0,00


Sumatera Utara 30,18 52,76 8,04 7,07 2,23 0,30 0,38
Sumatera Barat 63,08 18,44 6,63 2,33 10,31 0,36 0,00
Riau 34,92 47,53 7,32 6,73 4,84 1,48 0,00
Jambi 44,47 39,29 2,35 6,36 9,77 0,39 0,00
Sumatera Selatan 50,27 29,87 11,89 7,23 3,24 0,00 0,00
Bengkulu 61,37 24,84 4,55 4,58 5,88 0,00 0,00
Lampung 23,24 47,32 9,37 9,07 11,20 0,00 0,00
Kep. Bangka Belitung 53,75 20,73 3,91 3,51 23,18 0,00 0,00
Kepulauan Riau 38,24 46,57 4,46 4,78 6,46 0,00 0,00
DKI Jakarta 40,18 51,37 5,13 0,63 2,69 0,00 0,00
Jawa Barat 33,81 44,59 5,63 8,77 8,31 0,01 0,25
Jawa Tengah 34,11 41,39 2,97 4,19 18,98 1,05 0,00
DI Yogyakarta 26,18 61,47 6,08 4,17 4,12 1,48 0,65
Jawa Timur 32,24 39,17 2,65 6,34 22,87 0,41 0,16
Banten 31,98 54,43 2,14 5,31 6,77 1,61 1,01
Bali 51,63 39,39 6,54 1,06 2,78 0,24 0,00
Nusa Tenggara Barat 33,56 6,14 2,09 10,63 49,71 0,48 0,00
Nusa Tenggara Timur 45,54 24,14 0,06 1,80 29,33 0,15 0,21
Kalimantan Barat 59,40 21,22 2,24 2,02 15,76 0,26 0,00
Kalimantan Tengah 71,86 9,95 2,08 2,92 15,22 0,14 0,54
Kalimantan Selatan 72,10 15,38 1,22 2,98 10,16 0,00 0,00
Kalimantan Timur 45,92 44,67 2,75 3,99 3,62 0,00 0,00
Kalimantan Utara 79,99 8,73 2,32 1,56 17,07 0,00 0,00
Sulawesi Utara 44,62 45,29 0,00 3,25 9,53 0,00 0,46
Sulawesi Tengah 66,28 12,55 0,00 2,81 19,91 0,00 0,00
Sulawesi Selatan 56,33 17,32 1,11 1,68 25,52 0,00 0,08
Sulawesi Tenggara 57,42 15,54 0,33 1,88 28,13 0,00 0,00
Gorontalo 66,01 12,22 0,00 2,60 21,95 0,00 0,00
Sulawesi Barat 45,57 9,18 0,00 0,00 45,53 0,00 0,00
Maluku 65,62 20,08 0,39 0,82 13,10 0,00 0,00
Maluku Utara 78,62 6,94 0,95 1,30 12,20 0,00 0,00
Papua Barat 70,47 20,44 0,79 1,08 7,32 0,00 0,00
Papua 56,64 14,88 4,63 8,27 15,15 0,00 0,77
Indonesia 39,33 38,47 3,95 5,39 14,51 0,43 0,17
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 225


Lampiran L-5.38. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Rawat inap dalam Setahun Terakhir
Menurut Provinsi, Tempat Rawat Inap, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
Klinik/
Praktek
RS RS praktek Puskesmas/ Pengobatan
Provinsi dokter/ Lainnya
pemerintah swasta Dokter Pustu Tradisional
Bidan
Bersama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Aceh 70,88 23,81 1,41 1,45 4,84 0,00 0,00


Sumatera Utara 23,51 59,25 9,01 8,10 0,42 0,00 0,00
Sumatera Barat 61,45 24,99 4,20 1,88 7,48 0,00 0,00
Riau 29,53 57,71 7,36 4,79 1,34 0,37 0,00
Jambi 37,24 53,85 2,26 0,00 6,65 0,00 0,00
Sumatera Selatan 50,03 42,04 2,69 4,57 2,95 0,00 0,00
Bengkulu 56,04 42,78 1,18 0,00 0,00 0,00 0,00
Lampung 31,83 53,60 4,75 1,77 8,05 0,00 0,00
Kep. Bangka Belitung 58,27 19,49 5,71 0,27 18,88 0,00 0,00
Kepulauan Riau 34,62 53,46 5,12 5,49 1,90 0,00 0,00
DKI Jakarta 40,18 51,37 5,13 0,63 2,69 0,00 0,00
Jawa Barat 31,15 52,16 5,32 7,13 5,22 0,00 0,32
Jawa Tengah 36,12 45,48 2,56 3,27 14,31 0,33 0,00
DI Yogyakarta 21,94 71,65 1,94 3,86 3,60 2,19 0,96
Jawa Timur 32,96 46,50 2,24 7,07 14,29 0,17 0,12
Banten 20,76 69,00 1,90 3,56 3,83 1,70 1,16
Bali 49,35 44,43 6,63 0,47 1,14 0,35 0,00
Nusa Tenggara Barat 38,66 9,29 0,00 13,42 42,51 1,05 0,00
Nusa Tenggara Timur 59,36 33,31 0,00 0,02 7,31 0,00 0,00
Kalimantan Barat 61,95 27,47 0,98 1,08 8,52 0,00 0,00
Kalimantan Tengah 79,21 9,65 3,25 0,00 6,81 0,00 1,08
Kalimantan Selatan 70,63 21,56 0,00 2,27 5,54 0,00 0,00
Kalimantan Timur 44,03 51,32 3,03 1,52 1,40 0,00 0,00
Kalimantan Utara 72,01 15,30 4,37 2,93 11,12 0,00 0,00
Sulawesi Utara 51,95 45,49 0,00 0,16 2,41 0,00 0,82
Sulawesi Tengah 73,18 20,11 0,00 3,47 5,81 0,00 0,00
Sulawesi Selatan 57,40 27,83 0,68 0,66 14,42 0,00 0,00
Sulawesi Tenggara 42,31 24,48 0,70 0,00 33,64 0,00 0,00
Gorontalo 76,16 17,81 0,00 1,77 4,27 0,00 0,00
Sulawesi Barat 60,58 26,20 0,00 0,00 13,22 0,00 0,00
Maluku 65,61 30,51 0,00 0,90 2,97 0,00 0,00
Maluku Utara 85,32 11,26 0,00 2,83 0,60 0,00 0,00
Papua Barat 71,72 24,65 0,00 0,41 3,21 0,00 0,00
Papua 53,35 19,01 7,07 11,11 8,77 0,00 1,25
Indonesia 37,71 46,92 3,59 4,64 8,43 0,24 0,20
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

226 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.39. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Rawat inap dalam Setahun Terakhir
Menurut Provinsi, Tempat Rawat Inap, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
Klinik/
Praktek
RS RS praktek Puskesmas/ Pengobatan
Provinsi dokter/ Lainnya
pemerintah swasta Dokter Pustu Tradisional
Bidan
Bersama
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Aceh 70,62 11,42 2,00 1,23 16,69 1,01 0,00


Sumatera Utara 40,36 42,85 6,57 5,50 4,99 0,76 0,96
Sumatera Barat 64,89 11,16 9,33 2,82 13,44 0,76 0,00
Riau 38,89 40,04 7,29 8,16 7,41 2,30 0,00
Jambi 49,42 29,35 2,41 10,70 11,91 0,65 0,00
Sumatera Selatan 50,49 18,51 20,47 9,72 3,51 0,00 0,00
Bengkulu 66,20 8,55 7,61 8,73 11,22 0,00 0,00
Lampung 18,37 43,77 11,98 13,20 12,98 0,00 0,00
Kep. Bangka Belitung 43,87 23,42 0,00 10,61 32,57 0,00 0,00
Kepulauan Riau 62,70 0,00 0,00 0,00 37,30 0,00 0,00
DKI Jakarta - - - - - - -
Jawa Barat 42,78 19,06 6,66 14,31 18,70 0,06 0,00
Jawa Tengah 31,65 36,39 3,48 5,32 24,70 1,91 0,00
DI Yogyakarta 34,96 40,34 14,68 4,80 5,22 0,00 0,00
Jawa Timur 31,43 30,89 3,10 5,52 32,57 0,68 0,20
Banten 68,55 6,95 2,93 11,02 16,33 1,33 0,53
Bali 56,54 28,48 6,33 2,33 6,31 0,00 0,00
Nusa Tenggara Barat 29,30 3,52 3,83 8,30 55,71 0,00 0,00
Nusa Tenggara Timur 39,82 20,34 0,08 2,54 38,43 0,21 0,30
Kalimantan Barat 56,96 15,25 3,45 2,93 22,67 0,51 0,00
Kalimantan Tengah 64,47 10,25 0,91 5,85 23,69 0,29 0,00
Kalimantan Selatan 73,87 7,94 2,69 3,85 15,72 0,00 0,00
Kalimantan Timur 51,18 26,12 1,97 10,89 9,84 0,00 0,00
Kalimantan Utara 89,00 1,30 0,00 0,00 23,79 0,00 0,00
Sulawesi Utara 35,11 45,03 0,00 7,24 18,76 0,00 0,00
Sulawesi Tengah 61,59 7,42 0,00 2,37 29,49 0,00 0,00
Sulawesi Selatan 55,13 5,48 1,59 2,82 38,03 0,00 0,18
Sulawesi Tenggara 70,83 7,61 0,00 3,55 23,24 0,00 0,00
Gorontalo 53,71 5,45 0,00 3,62 43,37 0,00 0,00
Sulawesi Barat 40,41 3,32 0,00 0,00 56,65 0,00 0,00
Maluku 65,63 6,22 0,90 0,70 26,55 0,00 0,00
Maluku Utara 72,93 3,27 1,76 0,00 22,04 0,00 0,00
Papua Barat 67,70 11,12 2,55 2,54 16,40 0,00 0,00
Papua 61,98 8,20 0,68 3,65 25,49 0,00 0,00
Indonesia 41,83 25,34 4,50 6,57 23,95 0,73 0,11
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 227


Lampiran L-5.40. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Rawat inap dalam Setahun Terakhir dan Menggunakan
Jaminan Kesehatan Menurut Provinsi, Jaminan Kesehatan yang Digunakan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
BPJS BPJS Asuransi
Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Menggunakan
PBI Non-PBI Swasta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 63,45 15,57 11,67 0,26 3,26 6,40


Sumatera Utara 21,68 22,84 2,42 3,31 4,28 45,47
Sumatera Barat 22,88 27,48 5,91 1,70 1,28 42,04
Riau 10,97 17,80 9,28 1,70 6,26 53,99
Jambi 16,22 20,25 0,67 2,20 10,33 51,62
Sumatera Selatan 12,39 16,92 32,03 2,38 3,17 33,12
Bengkulu 14,14 38,92 5,52 1,18 4,77 35,48
Lampung 13,83 24,09 6,73 0,56 4,55 50,25
Kep. Bangka Belitung 18,96 25,68 9,35 0,00 2,57 43,45
Kepulauan Riau 21,84 38,03 3,01 0,00 8,36 28,76
DKI Jakarta 29,73 24,21 1,41 8,21 9,83 26,87
Jawa Barat 15,88 22,33 4,76 2,04 9,64 45,89
Jawa Tengah 19,96 17,00 4,51 1,83 3,81 53,07
DI Yogyakarta 29,13 18,41 11,58 1,81 6,65 32,42
Jawa Timur 16,53 15,74 4,59 2,22 4,54 56,50
Banten 18,34 17,15 2,30 5,84 16,18 40,38
Bali 12,23 25,74 13,28 3,27 2,08 43,40
Nusa Tenggara Barat 19,56 11,39 3,86 0,41 0,72 64,28
Nusa Tenggara Timur 25,47 14,63 2,24 0,25 0,15 57,26
Kalimantan Barat 23,42 20,78 2,05 4,01 1,59 48,15
Kalimantan Tengah 16,26 29,61 6,95 3,62 4,95 39,22
Kalimantan Selatan 17,83 27,03 17,80 0,00 7,22 30,88
Kalimantan Timur 11,98 35,82 9,00 0,33 15,85 27,04
Kalimantan Utara 26,33 36,51 4,88 1,17 8,16 22,95
Sulawesi Utara 19,92 22,87 1,64 2,04 8,27 45,26
Sulawesi Tengah 26,96 26,22 8,52 0,97 0,96 36,36
Sulawesi Selatan 30,12 22,76 8,11 2,75 3,09 35,72
Sulawesi Tenggara 16,52 26,14 5,35 0,00 0,69 51,30
Gorontalo 52,52 19,23 0,63 0,70 0,00 26,91
Sulawesi Barat 33,17 22,76 15,90 0,00 0,68 30,08
Maluku 21,75 17,56 7,69 0,00 0,00 53,00
Maluku Utara 20,99 25,04 9,19 0,00 2,12 42,66
Papua Barat 25,22 19,38 7,95 0,68 4,78 42,24
Papua 21,27 16,09 21,73 0,66 2,42 38,25
Indonesia 20,37 20,08 5,89 2,32 5,99 45,69
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

228 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.41. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Rawat inap dalam Setahun Terakhir dan Menggunakan
Jaminan Kesehatan Menurut Provinsi, Jaminan Kesehatan yang Digunakan, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
BPJS BPJS Asuransi
Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Menggunakan
PBI Non-PBI Swasta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 55,18 26,08 5,10 0,58 5,89 7,18


Sumatera Utara 18,45 23,93 3,79 5,48 6,06 42,29
Sumatera Barat 25,91 36,72 6,65 3,23 1,15 28,19
Riau 9,38 19,71 8,52 3,36 5,87 53,15
Jambi 19,55 25,37 0,00 4,46 16,17 34,44
Sumatera Selatan 20,53 24,96 23,49 4,92 5,78 20,32
Bengkulu 15,16 46,89 8,59 2,48 4,92 21,95
Lampung 10,51 37,45 16,64 0,84 7,38 27,19
Kep. Bangka Belitung 23,42 24,55 6,67 0,00 2,92 42,44
Kepulauan Riau 22,41 42,10 1,40 0,00 9,60 24,49
DKI Jakarta 29,73 24,21 1,41 8,21 9,83 26,87
Jawa Barat 16,14 25,21 4,39 2,53 11,65 40,77
Jawa Tengah 17,78 23,04 5,39 2,61 5,14 46,36
DI Yogyakarta 25,56 21,61 11,39 2,69 9,20 29,54
Jawa Timur 13,57 21,74 3,63 3,03 7,39 50,64
Banten 15,62 18,97 2,04 7,63 17,61 38,36
Bali 13,56 33,11 7,64 4,39 2,38 38,92
Nusa Tenggara Barat 20,37 18,79 3,51 0,61 1,58 55,34
Nusa Tenggara Timur 26,13 28,31 0,00 0,86 0,28 44,42
Kalimantan Barat 23,93 22,36 4,20 5,91 3,26 40,34
Kalimantan Tengah 22,38 41,01 3,39 2,18 2,96 29,32
Kalimantan Selatan 18,87 32,63 10,08 0,00 10,72 27,70
Kalimantan Timur 9,58 43,53 7,23 0,00 13,69 25,97
Kalimantan Utara 9,95 54,29 0,00 2,21 6,61 26,95
Sulawesi Utara 19,07 28,54 1,78 1,87 10,90 37,84
Sulawesi Tengah 22,75 42,94 3,51 2,40 1,95 26,44
Sulawesi Selatan 23,17 35,52 4,51 5,19 4,74 30,12
Sulawesi Tenggara 8,51 30,07 1,44 0,00 1,47 58,51
Gorontalo 49,92 27,88 1,15 0,00 0,00 21,06
Sulawesi Barat 38,68 22,00 13,21 0,00 0,00 36,26
Maluku 22,90 25,43 5,82 0,00 0,00 45,85
Maluku Utara 11,96 38,04 1,99 0,00 4,63 43,37
Papua Barat 22,58 20,29 7,75 0,20 6,83 42,34
Papua 21,54 22,89 10,31 0,20 3,25 42,50
Indonesia 18,79 25,48 4,83 3,38 8,29 39,63
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 229


Lampiran L-5.42. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Rawat inap dalam Setahun Terakhir dan Menggunakan
Jaminan Kesehatan Menurut Provinsi, Jaminan Kesehatan yang Digunakan, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
BPJS BPJS Asuransi
Perusahaan/ Tidak
Provinsi Kesehatan Kesehatan Jamkesda Kesehatan
kantor Menggunakan
PBI Non-PBI Swasta
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 70,04 7,21 16,90 0,00 1,17 5,78


Sumatera Utara 26,61 21,18 0,33 0,00 1,55 50,33
Sumatera Barat 19,52 17,21 5,09 0,00 1,43 57,42
Riau 12,15 16,40 9,83 0,47 6,54 54,61
Jambi 13,95 16,75 1,13 0,65 6,35 63,36
Sumatera Selatan 4,80 9,42 40,00 0,00 0,73 45,06
Bengkulu 13,21 31,69 2,73 0,00 4,62 47,75
Lampung 15,72 16,52 1,11 0,41 2,94 63,31
Kep. Bangka Belitung 9,23 28,13 15,20 0,00 1,81 45,64
Kepulauan Riau 17,95 10,50 13,92 0,00 0,00 57,63
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 15,00 12,58 6,00 0,37 2,88 63,17
Jawa Tengah 22,63 9,62 3,43 0,87 2,17 61,27
DI Yogyakarta 36,52 11,75 11,97 0,00 1,37 38,39
Jawa Timur 19,87 8,96 5,67 1,32 1,31 63,12
Banten 27,21 11,20 3,13 0,00 11,53 46,94
Bali 9,37 9,80 25,48 0,86 1,43 53,07
Nusa Tenggara Barat 18,88 5,22 4,15 0,25 0,00 71,73
Nusa Tenggara Timur 25,19 8,96 3,17 0,00 0,09 62,58
Kalimantan Barat 22,93 19,26 0,00 2,19 0,00 55,62
Kalimantan Tengah 10,10 18,14 10,54 5,08 6,95 49,19
Kalimantan Selatan 16,58 20,27 27,11 0,00 3,00 34,71
Kalimantan Timur 18,65 14,32 13,91 1,23 21,87 30,02
Kalimantan Utara 44,84 16,41 10,41 0,00 9,91 18,44
Sulawesi Utara 21,03 15,53 1,44 2,26 4,85 54,89
Sulawesi Tengah 29,82 14,87 11,93 0,00 0,28 43,10
Sulawesi Selatan 37,95 8,38 12,16 0,00 1,25 42,02
Sulawesi Tenggara 23,63 22,65 8,82 0,00 0,00 44,90
Gorontalo 55,69 8,75 0,00 1,56 0,00 34,01
Sulawesi Barat 31,27 23,03 16,83 0,00 0,92 27,95
Maluku 20,22 7,11 10,17 0,00 0,00 62,50
Maluku Utara 28,64 14,00 15,30 0,00 0,00 42,06
Papua Barat 31,06 17,34 8,38 1,75 0,25 42,01
Papua 20,83 5,07 40,24 1,41 1,09 31,36
Indonesia 22,82 11,69 7,53 0,67 2,41 55,12
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

230 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.43. Persentase Anak Usia 5-17 tahun YANG mempunyai Kebiasaan Merokok Tembakau
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Setiap Hari Tidak Setiap Hari
Provinsi Laki-Laki+ Laki-Laki+
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 1,54 0,11 0,84 0,35 0,03 0,19


Sumatera Utara 1,24 0,03 0,65 0,37 0,01 0,19
Sumatera Barat 2,53 0,11 1,35 0,64 0,00 0,33
Riau 2,05 0,05 1,07 0,37 0,00 0,19
Jambi 2,07 0,17 1,13 0,36 0,00 0,18
Sumatera Selatan 2,79 0,00 1,44 0,58 0,00 0,30
Bengkulu 2,46 0,05 1,27 0,65 0,00 0,33
Lampung 2,54 0,07 1,32 0,71 0,00 0,36
Kep. Bangka Belitung 3,03 0,00 1,55 0,20 0,12 0,16
Kepulauan Riau 0,85 0,00 0,43 0,10 0,00 0,05
DKI Jakarta 1,49 0,00 0,76 0,31 0,00 0,16
Jawa Barat 3,45 0,09 1,81 0,67 0,04 0,36
Jawa Tengah 2,97 0,12 1,59 0,95 0,00 0,49
DI Yogyakarta 1,45 0,31 0,90 0,76 0,00 0,40
Jawa Timur 2,64 0,02 1,36 0,57 0,03 0,30
Banten 2,64 0,06 1,39 0,81 0,00 0,42
Bali 1,19 0,00 0,62 0,45 0,00 0,23
Nusa Tenggara Barat 3,22 0,00 1,65 0,95 0,00 0,49
Nusa Tenggara Timur 1,69 0,03 0,87 1,07 0,01 0,54
Kalimantan Barat 2,40 0,05 1,24 0,39 0,00 0,20
Kalimantan Tengah 2,27 0,07 1,21 0,23 0,00 0,12
Kalimantan Selatan 1,90 0,00 0,96 0,35 0,00 0,18
Kalimantan Timur 1,09 0,02 0,57 0,19 0,00 0,10
Kalimantan Utara 1,93 0,00 1,01 0,54 0,00 0,28
Sulawesi Utara 2,10 0,11 1,14 0,59 0,13 0,37
Sulawesi Tengah 2,42 0,00 1,25 0,41 0,00 0,21
Sulawesi Selatan 2,89 0,00 1,48 0,62 0,00 0,32
Sulawesi Tenggara 1,64 0,02 0,84 0,54 0,02 0,29
Gorontalo 3,74 0,03 1,93 0,99 0,00 0,51
Sulawesi Barat 1,55 0,04 0,82 0,23 0,00 0,12
Maluku 1,15 0,05 0,61 0,19 0,00 0,10
Maluku Utara 0,70 0,00 0,36 0,30 0,00 0,15
Papua Barat 0,86 0,00 0,45 0,71 0,00 0,37
Papua 1,36 0,31 0,86 1,07 0,20 0,65
Indonesia 2,49 0,06 1,30 0,62 0,02 0,33
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 231


Lampiran L-5.44. Persentase Anak Usia 5-17 tahun YANG mempunyai Kebiasaan Merokok Tembakau
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
  Setiap Hari Tidak Setiap Hari
Laki-Laki+ Laki-Laki+
Provinsi Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 1,02 0,17 0,60 0,17 0,00 0,08


Sumatera Utara 1,39 0,06 0,74 0,35 0,00 0,18
Sumatera Barat 2,28 0,04 1,19 0,80 0,00 0,41
Riau 1,44 0,12 0,79 0,49 0,00 0,25
Jambi 0,60 0,20 0,40 0,33 0,00 0,17
Sumatera Selatan 2,07 0,00 1,05 0,26 0,00 0,13
Bengkulu 1,11 0,00 0,57 0,43 0,00 0,22
Lampung 1,14 0,00 0,57 0,34 0,00 0,17
Kep. Bangka Belitung 2,13 0,00 1,10 0,02 0,24 0,13
Kepulauan Riau 0,75 0,00 0,38 0,07 0,00 0,03
DKI Jakarta 1,49 0,00 0,76 0,31 0,00 0,16
Jawa Barat 3,04 0,09 1,60 0,62 0,04 0,34
Jawa Tengah 1,97 0,04 1,03 0,62 0,00 0,31
DI Yogyakarta 1,33 0,17 0,78 0,67 0,00 0,35
Jawa Timur 1,61 0,03 0,83 0,57 0,03 0,30
Banten 2,35 0,09 1,23 1,02 0,00 0,52
Bali 1,11 0,00 0,57 0,50 0,00 0,26
Nusa Tenggara Barat 2,73 0,00 1,39 1,39 0,00 0,71
Nusa Tenggara Timur 1,60 0,00 0,81 0,95 0,01 0,48
Kalimantan Barat 1,64 0,00 0,82 0,22 0,00 0,11
Kalimantan Tengah 2,00 0,00 1,03 0,10 0,00 0,05
Kalimantan Selatan 0,92 0,00 0,45 0,13 0,00 0,07
Kalimantan Timur 1,07 0,03 0,57 0,23 0,00 0,12
Kalimantan Utara 1,28 0,00 0,66 0,73 0,00 0,38
Sulawesi Utara 2,23 0,10 1,18 0,67 0,20 0,44
Sulawesi Tengah 0,97 0,00 0,49 0,69 0,00 0,35
Sulawesi Selatan 2,83 0,00 1,44 0,48 0,00 0,25
Sulawesi Tenggara 1,62 0,00 0,82 1,12 0,00 0,56
Gorontalo 3,29 0,09 1,69 1,15 0,00 0,58
Sulawesi Barat 1,65 0,00 0,85 0,00 0,00 0,00
Maluku 1,16 0,09 0,62 0,25 0,00 0,13
Maluku Utara 0,49 0,00 0,25 0,82 0,00 0,42
Papua Barat 0,28 0,00 0,15 0,42 0,00 0,22
Papua 0,64 0,19 0,42 0,37 0,09 0,23
Indonesia 2,04 0,05 1,07 0,56 0,02 0,29
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

232 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.45. Persentase Anak Usia 5-17 tahun YANG mempunyai Kebiasaan Merokok Tembakau
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
Setiap Hari Tidak Setiap Hari
Provinsi Laki-Laki+ Laki-Laki+
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 1,75 0,08 0,93 0,42 0,04 0,23


Sumatera Utara 1,11 0,00 0,57 0,39 0,01 0,21
Sumatera Barat 2,70 0,15 1,45 0,54 0,00 0,28
Riau 2,43 0,00 1,24 0,30 0,00 0,15
Jambi 2,70 0,16 1,44 0,37 0,00 0,18
Sumatera Selatan 3,18 0,00 1,65 0,76 0,00 0,39
Bengkulu 3,07 0,07 1,59 0,75 0,00 0,38
Lampung 3,05 0,09 1,60 0,84 0,00 0,43
Kep. Bangka Belitung 3,99 0,00 2,02 0,39 0,00 0,20
Kepulauan Riau 1,42 0,00 0,72 0,28 0,00 0,14
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 4,47 0,08 2,35 0,79 0,05 0,43
Jawa Tengah 3,93 0,19 2,13 1,27 0,00 0,66
DI Yogyakarta 1,73 0,62 1,21 0,97 0,00 0,51
Jawa Timur 3,70 0,00 1,90 0,58 0,02 0,31
Banten 3,22 0,00 1,71 0,40 0,00 0,21
Bali 1,32 0,00 0,69 0,35 0,00 0,18
Nusa Tenggara Barat 3,59 0,00 1,86 0,60 0,00 0,31
Nusa Tenggara Timur 1,71 0,03 0,88 1,10 0,01 0,56
Kalimantan Barat 2,73 0,07 1,42 0,47 0,00 0,24
Kalimantan Tengah 2,42 0,10 1,30 0,30 0,00 0,15
Kalimantan Selatan 2,63 0,00 1,35 0,51 0,00 0,26
Kalimantan Timur 1,12 0,00 0,58 0,13 0,00 0,06
Kalimantan Utara 2,75 0,00 1,46 0,29 0,00 0,15
Sulawesi Utara 1,99 0,11 1,10 0,52 0,06 0,30
Sulawesi Tengah 2,88 0,00 1,50 0,31 0,00 0,16
Sulawesi Selatan 2,93 0,00 1,51 0,70 0,00 0,36
Sulawesi Tenggara 1,64 0,03 0,84 0,29 0,04 0,16
Gorontalo 3,98 0,00 2,06 0,91 0,00 0,47
Sulawesi Barat 1,53 0,05 0,81 0,29 0,00 0,15
Maluku 1,14 0,03 0,60 0,16 0,00 0,08
Maluku Utara 0,77 0,00 0,40 0,12 0,00 0,06
Papua Barat 1,19 0,00 0,62 0,88 0,00 0,46
Papua 1,56 0,35 0,98 1,26 0,23 0,78
Indonesia 2,94 0,07 1,55 0,68 0,02 0,36
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 233


Lampiran L-5.46. Persentase Anak Usia 5-17 tahun YANG mempunyai Kebiasaan Merokok ELEKTRIK
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Setiap Hari Tidak Setiap Hari
Provinsi Laki-Laki+ Laki-Laki+
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 0,08 0,00 0,04 0,05 0,00 0,02


Sumatera Utara 0,06 0,01 0,03 0,02 0,00 0,01
Sumatera Barat 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00
Riau 0,03 0,03 0,03 0,07 0,00 0,03
Jambi 0,21 0,06 0,14 0,07 0,00 0,04
Sumatera Selatan 0,18 0,00 0,09 0,05 0,00 0,02
Bengkulu 0,07 0,00 0,04 0,06 0,00 0,03
Lampung 0,00 0,00 0,00 0,05 0,00 0,03
Kep. Bangka Belitung 0,34 0,00 0,17 0,00 0,00 0,00
Kepulauan Riau 0,09 0,00 0,04 0,02 0,00 0,01
DKI Jakarta 0,36 0,00 0,18 0,03 0,00 0,01
Jawa Barat 0,20 0,01 0,11 0,03 0,00 0,02
Jawa Tengah 0,23 0,00 0,12 0,12 0,00 0,06
DI Yogyakarta 0,02 0,00 0,01 0,08 0,08 0,08
Jawa Timur 0,32 0,00 0,16 0,06 0,00 0,03
Banten 0,23 0,00 0,12 0,08 0,07 0,07
Bali 0,33 0,00 0,17 0,13 0,00 0,07
Nusa Tenggara Barat 0,11 0,00 0,06 0,00 0,00 0,00
Nusa Tenggara Timur 0,03 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Barat 0,15 0,00 0,08 0,03 0,00 0,01
Kalimantan Tengah 0,02 0,01 0,01 0,02 0,00 0,01
Kalimantan Selatan 0,09 0,00 0,04 0,05 0,00 0,02
Kalimantan Timur 0,02 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Utara 0,29 0,00 0,15 0,17 0,00 0,09
Sulawesi Utara 0,22 0,00 0,12 0,06 0,03 0,05
Sulawesi Tengah 0,04 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00
Sulawesi Selatan 0,08 0,00 0,04 0,01 0,00 0,01
Sulawesi Tenggara 0,06 0,00 0,03 0,10 0,00 0,05
Gorontalo 0,00 0,00 0,00 0,26 0,03 0,15
Sulawesi Barat 0,07 0,00 0,04 0,00 0,00 0,00
Maluku 0,05 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00
Maluku Utara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Papua Barat 0,04 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00
Papua 0,26 0,01 0,14 0,22 0,02 0,12
Indonesia 0,17 0,00 0,09 0,05 0,01 0,03
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

234 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.47. Persentase Anak Usia 5-17 tahun YANG mempunyai Kebiasaan Merokok ELEKTRIK
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
Setiap Hari Tidak Setiap Hari
Provinsi Laki-Laki+ Laki-Laki+
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 0,12 0,00 0,06 0,00 0,00 0,00


Sumatera Utara 0,12 0,00 0,06 0,01 0,00 0,01
Sumatera Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Riau 0,01 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Jambi 0,01 0,20 0,10 0,00 0,00 0,00
Sumatera Selatan 0,27 0,00 0,14 0,13 0,00 0,07
Bengkulu 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Lampung 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kep. Bangka Belitung 0,48 0,00 0,25 0,00 0,00 0,00
Kepulauan Riau 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
DKI Jakarta 0,36 0,00 0,18 0,03 0,00 0,01
Jawa Barat 0,24 0,00 0,12 0,03 0,00 0,02
Jawa Tengah 0,18 0,00 0,09 0,04 0,00 0,02
DI Yogyakarta 0,00 0,00 0,00 0,11 0,11 0,11
Jawa Timur 0,22 0,00 0,11 0,06 0,00 0,03
Banten 0,21 0,00 0,11 0,12 0,10 0,11
Bali 0,41 0,00 0,21 0,20 0,00 0,10
Nusa Tenggara Barat 0,19 0,00 0,10 0,00 0,00 0,00
Nusa Tenggara Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Barat 0,09 0,00 0,05 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Tengah 0,04 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Selatan 0,06 0,00 0,03 0,11 0,00 0,05
Kalimantan Timur 0,02 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Utara 0,09 0,00 0,05 0,30 0,00 0,16
Sulawesi Utara 0,31 0,00 0,16 0,07 0,00 0,03
Sulawesi Tengah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sulawesi Selatan 0,09 0,00 0,05 0,00 0,00 0,00
Sulawesi Tenggara 0,20 0,00 0,10 0,32 0,00 0,16
Gorontalo 0,00 0,00 0,00 0,74 0,09 0,42
Sulawesi Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Maluku 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Maluku Utara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Papua Barat 0,12 0,00 0,06 0,00 0,00 0,00
Papua 0,16 0,00 0,08 0,00 0,00 0,00
Indonesia 0,19 0,00 0,10 0,05 0,01 0,03
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 235


Lampiran L-5.48. Persentase Anak Usia 5-17 tahun YANG mempunyai Kebiasaan Merokok ELEKTRIK
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Jenis Kelamin dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
Setiap Hari Tidak Setiap Hari
Provinsi Laki-Laki+ Laki-Laki+
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
Perempuan Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 0,07 0,00 0,03 0,07 0,00 0,03


Sumatera Utara 0,00 0,01 0,01 0,02 0,00 0,01
Sumatera Barat 0,02 0,02 0,02 0,00 0,00 0,00
Riau 0,04 0,04 0,04 0,11 0,00 0,06
Jambi 0,30 0,00 0,15 0,10 0,00 0,05
Sumatera Selatan 0,13 0,00 0,07 0,00 0,00 0,00
Bengkulu 0,10 0,00 0,05 0,08 0,00 0,04
Lampung 0,00 0,00 0,00 0,07 0,00 0,03
Kep. Bangka Belitung 0,19 0,00 0,09 0,00 0,00 0,00
Kepulauan Riau 0,55 0,00 0,28 0,11 0,00 0,06
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 0,10 0,05 0,07 0,04 0,00 0,02
Jawa Tengah 0,26 0,00 0,14 0,19 0,00 0,10
DI Yogyakarta 0,06 0,00 0,03 0,00 0,00 0,00
Jawa Timur 0,42 0,00 0,22 0,07 0,01 0,04
Banten 0,26 0,00 0,14 0,00 0,00 0,00
Bali 0,20 0,00 0,10 0,00 0,00 0,00
Nusa Tenggara Barat 0,04 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00
Nusa Tenggara Timur 0,04 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Barat 0,18 0,00 0,09 0,04 0,00 0,02
Kalimantan Tengah 0,00 0,02 0,01 0,04 0,00 0,02
Kalimantan Selatan 0,11 0,00 0,06 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Timur 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Kalimantan Utara 0,54 0,00 0,28 0,00 0,00 0,00
Sulawesi Utara 0,15 0,00 0,08 0,06 0,06 0,06
Sulawesi Tengah 0,05 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00
Sulawesi Selatan 0,07 0,00 0,04 0,02 0,00 0,01
Sulawesi Tenggara 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Gorontalo 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Sulawesi Barat 0,09 0,00 0,05 0,00 0,00 0,00
Maluku 0,08 0,00 0,04 0,00 0,00 0,00
Maluku Utara 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Papua Barat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Papua 0,28 0,01 0,16 0,28 0,03 0,16
Indonesia 0,16 0,01 0,08 0,06 0,00 0,03
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

236 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.49. Persentase Ibu yang Melahirkan Anak Lahir Hidup Terakhir dalam Dua Tahun terakhir
Menurut provinsi, Berat Badan ketika lahir, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Berat Badan Baduta Ketika Dilahirkan
Provinsi Tidak Total
< 2,50 Kg >= 2,5 Kg Tidak Tahu
Ditimbang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 16,48 78,26 2,16 3,10 100,00


Sumatera Utara 11,64 81,30 4,82 2,25 100,00
Sumatera Barat 11,46 86,57 1,28 0,69 100,00
Riau 13,95 81,00 3,78 1,27 100,00
Jambi 13,05 81,17 3,24 2,53 100,00
Sumatera Selatan 13,45 83,11 2,51 0,92 100,00
Bengkulu 12,73 85,39 1,42 0,46 100,00
Lampung 12,72 84,15 2,18 0,95 100,00
Kep. Bangka Belitung 12,39 85,49 1,58 0,54 100,00
Kepulauan Riau 11,71 87,23 0,21 0,86 100,00
DKI Jakarta 16,72 80,88 0,29 2,11 100,00
Jawa Barat 15,08 81,11 2,05 1,76 100,00
Jawa Tengah 10,64 88,59 0,33 0,45 100,00
DI Yogyakarta 15,16 84,62 0,22 0,00 100,00
Jawa Timur 11,26 85,25 1,34 2,15 100,00
Banten 17,39 76,92 5,15 0,55 100,00
Bali 10,10 89,40 0,00 0,50 100,00
Nusa Tenggara Barat 15,89 80,41 3,30 0,40 100,00
Nusa Tenggara Timur 16,24 69,43 12,68 1,65 100,00
Kalimantan Barat 13,60 78,42 6,19 1,79 100,00
Kalimantan Tengah 13,62 78,33 6,30 1,75 100,00
Kalimantan Selatan 12,73 85,48 1,50 0,29 100,00
Kalimantan Timur 16,10 80,69 1,59 1,61 100,00
Kalimantan Utara 19,33 78,20 1,21 1,26 100,00
Sulawesi Utara 16,66 79,37 2,76 1,21 100,00
Sulawesi Tengah 16,21 74,38 6,55 2,86 100,00
Sulawesi Selatan 17,54 79,08 2,48 0,90 100,00
Sulawesi Tenggara 11,80 77,98 7,21 3,01 100,00
Gorontalo 18,11 77,25 3,29 1,35 100,00
Sulawesi Barat 16,22 72,99 8,86 1,93 100,00
Maluku 16,93 53,73 24,35 4,99 100,00
Maluku Utara 15,02 59,69 17,84 7,45 100,00
Papua Barat 17,06 61,98 14,26 6,71 100,00
Papua 16,29 48,03 21,12 14,56 100,00
Indonesia 13,87 81,33 3,14 1,67 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 237


Lampiran L-5.50. Persentase Ibu yang Melahirkan Anak Lahir Hidup Terakhir dalam Dua Tahun terakhir
Menurut provinsi, Berat Badan ketika lahir, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan
Berat Badan Baduta Ketika Dilahirkan
Provinsi Tidak Total
< 2,50 Kg >= 2,5 Kg Tidak Tahu
Ditimbang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 12,13 84,02 1,68 2,17 100,00


Sumatera Utara 12,68 82,20 2,25 2,86 100,00
Sumatera Barat 12,45 87,04 0,14 0,36 100,00
Riau 14,29 84,14 1,25 0,31 100,00
Jambi 16,56 81,49 0,54 1,41 100,00
Sumatera Selatan 11,65 87,17 0,40 0,78 100,00
Bengkulu 11,29 88,71 0,00 0,00 100,00
Lampung 13,09 84,41 0,60 1,90 100,00
Kep. Bangka Belitung 10,59 87,21 2,20 0,00 100,00
Kepulauan Riau 11,91 87,10 0,14 0,85 100,00
DKI Jakarta 16,72 80,88 0,29 2,11 100,00
Jawa Barat 15,54 81,73 1,36 1,37 100,00
Jawa Tengah 10,68 88,77 0,08 0,47 100,00
DI Yogyakarta 15,24 84,46 0,30 0,00 100,00
Jawa Timur 10,04 86,76 0,54 2,66 100,00
Banten 19,05 78,75 1,97 0,23 100,00
Bali 8,94 90,31 0,00 0,75 100,00
Nusa Tenggara Barat 15,46 82,83 1,71 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 15,34 81,63 0,73 2,30 100,00
Kalimantan Barat 12,81 83,76 2,16 1,27 100,00
Kalimantan Tengah 12,04 86,35 1,28 0,32 100,00
Kalimantan Selatan 16,82 81,82 1,36 0,00 100,00
Kalimantan Timur 17,47 81,39 0,58 0,56 100,00
Kalimantan Utara 11,45 87,33 0,38 0,84 100,00
Sulawesi Utara 17,21 79,80 1,44 1,55 100,00
Sulawesi Tengah 13,39 82,23 1,54 2,83 100,00
Sulawesi Selatan 16,69 81,15 1,49 0,67 100,00
Sulawesi Tenggara 6,00 82,66 5,62 5,72 100,00
Gorontalo 20,59 77,65 0,00 1,76 100,00
Sulawesi Barat 23,55 72,39 3,02 1,04 100,00
Maluku 16,80 67,51 12,03 3,65 100,00
Maluku Utara 19,53 68,68 6,78 5,01 100,00
Papua Barat 21,64 68,13 7,90 2,33 100,00
Papua 21,86 72,07 2,30 3,77 100,00
Indonesia 14,15 83,28 1,15 1,42 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

238 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.51. Persentase Ibu yang Melahirkan Anak Lahir Hidup Terakhir dalam Dua Tahun terakhir
Menurut provinsi, Berat Badan ketika lahir, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan
Berat Badan Baduta Ketika Dilahirkan
Provinsi Tidak Total
< 2,50 Kg >= 2,5 Kg Tidak Tahu
Ditimbang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 18,30 75,86 2,36 3,49 100,00


Sumatera Utara 10,62 80,42 7,31 1,65 100,00
Sumatera Barat 10,83 86,26 2,01 0,89 100,00
Riau 13,75 79,18 5,25 1,82 100,00
Jambi 11,36 81,02 4,55 3,07 100,00
Sumatera Selatan 14,43 80,91 3,66 1,00 100,00
Bengkulu 13,37 83,92 2,04 0,66 100,00
Lampung 12,58 84,05 2,80 0,58 100,00
Kep. Bangka Belitung 14,51 83,47 0,85 1,18 100,00
Kepulauan Riau 10,56 87,98 0,59 0,86 100,00
DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 13,81 79,44 3,94 2,81 100,00
Jawa Tengah 10,60 88,42 0,56 0,42 100,00
DI Yogyakarta 14,98 85,02 0,00 0,00 100,00
Jawa Timur 12,66 83,52 2,27 1,56 100,00
Banten 13,83 73,01 11,93 1,24 100,00
Bali 12,48 87,52 0,00 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 16,23 78,51 4,55 0,71 100,00
Nusa Tenggara Timur 16,45 66,58 15,47 1,50 100,00
Kalimantan Barat 13,95 76,01 8,01 2,03 100,00
Kalimantan Tengah 14,60 73,39 9,38 2,62 100,00
Kalimantan Selatan 9,59 88,30 1,60 0,51 100,00
Kalimantan Timur 13,14 79,20 3,78 3,88 100,00
Kalimantan Utara 30,61 65,15 2,39 1,86 100,00
Sulawesi Utara 16,21 79,02 3,86 0,92 100,00
Sulawesi Tengah 17,25 71,48 8,41 2,87 100,00
Sulawesi Selatan 18,05 77,83 3,08 1,04 100,00
Sulawesi Tenggara 14,63 75,70 7,98 1,69 100,00
Gorontalo 16,65 77,02 5,22 1,11 100,00
Sulawesi Barat 14,11 73,17 10,53 2,18 100,00
Maluku 17,00 45,64 31,59 5,78 100,00
Maluku Utara 13,27 56,22 22,11 8,40 100,00
Papua Barat 13,95 57,81 18,57 9,68 100,00
Papua 13,40 35,59 30,86 20,15 100,00
Indonesia 13,55 79,13 5,37 1,95 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 239


Lampiran L-5.52. Persentase Anak Usia 0-17 tahun Menurut Provinsi, Status
Kepemilikan Rumah TEMPAT TINGGAL, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Milik Kontrak/ Bebas


Provinsi Dinas Lainnya Total
sendiri sewa sewa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 80,57 6,05 10,69 2,35 0,34 100,00


Sumatera Utara 65,14 14,71 14,95 4,70 0,49 100,00
Sumatera Barat 69,11 9,69 19,30 1,68 0,22 100,00
Riau 67,41 14,79 9,97 7,42 0,40 100,00
Jambi 80,18 7,57 10,08 1,81 0,36 100,00
Sumatera Selatan 79,86 6,70 11,62 1,56 0,25 100,00
Bengkulu 81,43 7,97 7,40 3,05 0,15 100,00
Lampung 85,98 4,27 8,69 0,85 0,21 100,00
Kep. Bangka Belitung 84,43 6,51 7,26 1,64 0,16 100,00
Kepulauan Riau 76,65 17,20 5,51 0,59 0,05 100,00
DKI Jakarta 49,36 32,91 15,43 1,75 0,54 100,00
Jawa Barat 77,28 9,17 12,75 0,50 0,30 100,00
Jawa Tengah 88,04 2,30 9,31 0,15 0,19 100,00
DI Yogyakarta 79,69 6,93 12,42 0,84 0,12 100,00
Jawa Timur 88,26 4,43 6,75 0,42 0,15 100,00
Banten 84,02 8,36 7,12 0,17 0,33 100,00
Bali 76,91 14,14 8,34 0,61 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 87,24 1,49 10,83 0,40 0,05 100,00
Nusa Tenggara Timur 89,75 2,30 6,86 0,87 0,22 100,00
Kalimantan Barat 88,70 2,77 6,94 1,39 0,20 100,00
Kalimantan Tengah 79,35 7,74 7,40 5,22 0,29 100,00
Kalimantan Selatan 78,65 7,97 10,51 2,77 0,10 100,00
Kalimantan Timur 71,71 16,27 9,12 2,67 0,22 100,00
Kalimantan Utara 73,90 14,53 9,24 2,29 0,05 100,00
Sulawesi Utara 76,48 5,10 17,33 1,05 0,04 100,00
Sulawesi Tengah 86,03 3,79 9,14 0,99 0,05 100,00
Sulawesi Selatan 84,00 4,85 9,44 1,10 0,61 100,00
Sulawesi Tenggara 86,73 4,22 8,19 0,85 0,01 100,00
Gorontalo 83,18 1,29 14,98 0,56 0,00 100,00
Sulawesi Barat 90,88 1,76 6,44 0,90 0,02 100,00
Maluku 84,49 2,61 10,94 1,43 0,54 100,00
Maluku Utara 91,25 2,26 5,27 1,10 0,12 100,00
Papua Barat 77,56 8,63 10,41 3,21 0,19 100,00
Papua 84,66 6,76 5,21 3,10 0,27 100,00
Indonesia 80,18 7,91 10,30 1,35 0,26 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

240 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.53. Persentase Anak Usia 0-17 tahun Menurut Provinsi, Status
Kepemilikan Rumah TEMPAT TINGGAL, dan Tipe Daerah, 2017
Perkotaan

Milik Kontrak/ Bebas


Provinsi Dinas Lainnya Total
sendiri sewa sewa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 70,47 14,61 11,79 2,98 0,15 100,00


Sumatera Utara 57,59 23,24 15,39 3,02 0,77 100,00
Sumatera Barat 61,45 17,64 18,45 2,43 0,04 100,00
Riau 56,94 29,75 11,16 2,04 0,11 100,00
Jambi 71,73 17,11 10,44 0,66 0,05 100,00
Sumatera Selatan 65,55 16,12 14,74 3,25 0,35 100,00
Bengkulu 65,15 21,51 11,25 1,98 0,10 100,00
Lampung 76,25 11,02 12,52 0,18 0,03 100,00
Kep. Bangka Belitung 76,50 11,11 10,63 1,77 0,00 100,00
Kepulauan Riau 74,44 19,85 5,46 0,23 0,02 100,00
DKI Jakarta 49,36 32,91 15,43 1,75 0,54 100,00
Jawa Barat 72,95 12,28 13,90 0,60 0,27 100,00
Jawa Tengah 82,78 4,14 12,52 0,25 0,31 100,00
DI Yogyakarta 74,42 9,28 14,94 1,20 0,17 100,00
Jawa Timur 82,40 7,90 8,69 0,77 0,23 100,00
Banten 78,92 12,00 8,46 0,22 0,41 100,00
Bali 70,01 21,17 7,88 0,93 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 82,42 2,56 14,15 0,87 0,00 100,00
Nusa Tenggara Timur 76,30 8,98 12,89 1,26 0,57 100,00
Kalimantan Barat 77,20 7,47 13,57 1,36 0,40 100,00
Kalimantan Tengah 70,60 18,11 8,15 3,13 0,00 100,00
Kalimantan Selatan 70,88 15,22 12,32 1,56 0,02 100,00
Kalimantan Timur 65,85 22,23 9,82 1,87 0,23 100,00
Kalimantan Utara 64,41 22,16 10,81 2,57 0,05 100,00
Sulawesi Utara 66,43 9,86 21,99 1,63 0,10 100,00
Sulawesi Tengah 72,95 12,48 13,32 1,25 0,00 100,00
Sulawesi Selatan 73,17 11,51 12,97 1,74 0,61 100,00
Sulawesi Tenggara 73,51 12,33 12,60 1,52 0,04 100,00
Gorontalo 74,91 2,24 21,85 1,00 0,00 100,00
Sulawesi Barat 86,13 6,30 7,18 0,39 0,00 100,00
Maluku 77,68 5,58 13,95 2,35 0,44 100,00
Maluku Utara 83,49 6,97 7,86 1,68 0,00 100,00
Papua Barat 62,98 17,36 14,90 4,67 0,09 100,00
Papua 58,18 23,06 11,43 7,05 0,27 100,00
Indonesia 72,39 13,67 12,49 1,15 0,30 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 241


Lampiran L-5.54. Persentase Anak Usia 0-17 tahun Menurut Provinsi, Status
Kepemilikan Rumah TEMPAT TINGGAL, dan Tipe Daerah, 2017
Perdesaan

Milik Kontrak/ Bebas


Provinsi Dinas Lainnya Total
sendiri sewa sewa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 84,73 2,52 10,24 2,09 0,42 100,00


Sumatera Utara 72,12 6,84 14,55 6,26 0,24 100,00
Sumatera Barat 74,25 4,36 19,87 1,18 0,34 100,00
Riau 73,97 5,42 9,23 10,80 0,58 100,00
Jambi 83,91 3,35 9,92 2,32 0,50 100,00
Sumatera Selatan 87,74 1,52 9,90 0,63 0,20 100,00
Bengkulu 88,81 1,83 5,65 3,54 0,17 100,00
Lampung 89,63 1,74 7,25 1,10 0,27 100,00
Kep. Bangka Belitung 92,78 1,67 3,72 1,51 0,32 100,00
Kepulauan Riau 88,88 2,58 5,80 2,54 0,20 100,00
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 88,39 1,17 9,81 0,26 0,37 100,00
Jawa Tengah 93,11 0,54 6,22 0,05 0,07 100,00
DI Yogyakarta 92,15 1,39 6,46 0,00 0,00 100,00
Jawa Timur 94,38 0,80 4,72 0,04 0,07 100,00
Banten 94,78 0,70 4,30 0,05 0,17 100,00
Bali 88,92 1,89 9,13 0,06 0,00 100,00
Nusa Tenggara Barat 91,04 0,65 8,20 0,02 0,09 100,00
Nusa Tenggara Timur 93,12 0,62 5,36 0,77 0,13 100,00
Kalimantan Barat 93,79 0,69 4,01 1,40 0,12 100,00
Kalimantan Tengah 84,14 2,06 6,99 6,36 0,45 100,00
Kalimantan Selatan 84,64 2,39 9,11 3,69 0,16 100,00
Kalimantan Timur 82,78 5,02 7,80 4,19 0,21 100,00
Kalimantan Utara 86,34 4,53 7,18 1,92 0,04 100,00
Sulawesi Utara 85,12 1,01 13,32 0,55 0,00 100,00
Sulawesi Tengah 90,33 0,93 7,77 0,91 0,07 100,00
Sulawesi Selatan 90,82 0,66 7,21 0,69 0,61 100,00
Sulawesi Tenggara 92,62 0,60 6,23 0,55 0,00 100,00
Gorontalo 87,60 0,78 11,30 0,32 0,00 100,00
Sulawesi Barat 92,08 0,61 6,25 1,03 0,03 100,00
Maluku 88,63 0,80 9,10 0,87 0,60 100,00
Maluku Utara 93,85 0,68 4,40 0,90 0,17 100,00
Papua Barat 86,23 3,44 7,74 2,34 0,25 100,00
Papua 93,13 1,54 3,22 1,83 0,27 100,00
Indonesia 88,43 1,80 7,98 1,56 0,23 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

242 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.55. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Tinggal di Rumah Tangga yang
Memiliki Akses Air Layak Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Provinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


(1) (2) (3) (4)

Aceh 86,61 57,00 65,64


Sumatera Utara 81,46 55,33 67,87
Sumatera Barat 83,15 56,99 67,49
Riau 83,57 67,85 73,91
Jambi 83,08 55,95 64,27
Sumatera Selatan 80,86 54,75 64,02
Bengkulu 66,16 32,59 43,06
Lampung 71,94 47,94 54,49
Kep. Bangka Belitung 77,23 61,05 69,34
Kepulauan Riau 88,71 62,75 84,73
DKI Jakarta 88,46 - 88,46
Jawa Barat 75,66 57,44 70,55
Jawa Tengah 79,62 73,31 76,41
DI Yogyakarta 74,90 76,76 75,45
Jawa Timur 80,84 72,23 76,63
Banten 72,54 45,61 63,87
Bali 93,20 84,03 89,85
Nusa Tenggara Barat 76,42 67,89 71,65
Nusa Tenggara Timur 80,22 59,86 63,94
Kalimantan Barat 86,72 60,76 68,72
Kalimantan Tengah 87,58 50,87 63,86
Kalimantan Selatan 84,52 42,52 60,79
Kalimantan Timur 93,11 61,39 82,13
Kalimantan Utara 92,44 71,44 83,35
Sulawesi Utara 85,07 60,87 72,05
Sulawesi Tengah 85,59 59,46 65,92
Sulawesi Selatan 91,48 66,50 76,16
Sulawesi Tenggara 89,45 75,56 79,84
Gorontalo 85,31 68,82 74,57
Sulawesi Barat 80,77 55,89 60,93
Maluku 78,83 56,15 64,73
Maluku Utara 85,77 57,09 64,30
Papua Barat 90,27 61,06 71,96
Papua 86,10 49,52 58,39
Indonesia 80,41 61,54 71,25
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 243


Lampiran L-5.56. Persentase Anak Usia 0-17 tahun yang Tinggal di Rumah Tangga yang
Memiliki Akses Sanitasi Layak Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Provinsi Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan


(1) (2) (3) (4)

Aceh 86,81 53,44 63,18


Sumatera Utara 85,46 53,61 68,89
Sumatera Barat 69,95 37,77 50,69
Riau 87,98 56,55 68,67
Jambi 84,92 55,49 64,52
Sumatera Selatan 87,40 54,99 66,49
Bengkulu 78,13 26,16 42,37
Lampung 80,49 43,83 53,83
Kep. Bangka Belitung 94,58 73,47 84,29
Kepulauan Riau 91,60 54,22 85,87
DKI Jakarta 90,53 - 90,53
Jawa Barat 68,91 49,75 63,54
Jawa Tengah 79,82 64,10 71,82
DI Yogyakarta 93,88 78,92 89,43
Jawa Timur 83,37 56,71 70,34
Banten 82,59 42,62 69,73
Bali 94,57 82,81 90,28
Nusa Tenggara Barat 73,73 65,74 69,26
Nusa Tenggara Timur 69,77 36,86 43,45
Kalimantan Barat 80,99 36,46 50,12
Kalimantan Tengah 72,90 29,26 44,70
Kalimantan Selatan 75,56 45,24 58,43
Kalimantan Timur 83,93 47,75 71,41
Kalimantan Utara 71,08 57,94 65,39
Sulawesi Utara 78,45 60,95 69,04
Sulawesi Tengah 81,90 50,79 58,49
Sulawesi Selatan 90,76 67,13 76,27
Sulawesi Tenggara 84,92 61,25 68,55
Gorontalo 77,91 45,82 57,00
Sulawesi Barat 74,85 53,73 58,00
Maluku 77,69 50,76 60,95
Maluku Utara 90,89 52,00 61,79
Papua Barat 78,39 53,52 62,79
Papua 76,88 16,83 31,39
Indonesia 79,81 52,52 66,56
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

244 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-5.57. Persentase Anak yang Usia 0-17 tahun yang Tinggal di Rumah Tangga
Kumuh Menurut Provinsi dan Tipe Daerah, 2017

Provinsi Perkotaan Perkotaan Perkotaan+Perdesaan


(1) (2) (3) (4)

Aceh 5,19 16,86 13,45


Sumatera Utara 6,50 21,99 14,56
Sumatera Barat 7,82 15,24 12,26
Riau 4,63 10,78 8,41
Jambi 4,14 7,68 6,59
Sumatera Selatan 7,98 14,18 11,98
Bengkulu 9,79 14,07 12,74
Lampung 3,12 4,87 4,40
Kep. Bangka Belitung 2,38 5,22 3,77
Kepulauan Riau 2,21 8,23 3,13
DKI Jakarta 9,66 - 9,66
Jawa Barat 9,77 11,23 10,18
Jawa Tengah 3,08 2,17 2,62
DI Yogyakarta 2,84 1,05 2,31
Jawa Timur 2,85 3,46 3,15
Banten 4,71 7,42 5,58
Bali 1,84 5,11 3,03
Nusa Tenggara Barat 9,90 9,67 9,77
Nusa Tenggara Timur 14,79 30,75 27,55
Kalimantan Barat 5,73 13,19 10,90
Kalimantan Tengah 7,13 15,31 12,42
Kalimantan Selatan 5,71 7,64 6,80
Kalimantan Timur 5,24 10,19 6,95
Kalimantan Utara 8,46 7,45 8,02
Sulawesi Utara 6,34 15,50 11,27
Sulawesi Tengah 7,58 18,17 15,55
Sulawesi Selatan 4,51 9,58 7,62
Sulawesi Tenggara 8,64 11,68 10,74
Gorontalo 10,13 22,36 18,10
Sulawesi Barat 11,73 15,88 15,04
Maluku 13,45 19,07 16,95
Maluku Utara 4,18 10,82 9,15
Papua Barat 12,10 18,38 16,04
Papua 9,72 61,13 48,66
Indonesia 6,47 11,84 9,08
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 245


LAMPIRAN
BAB 6
Lampiran L-6.1. Anak USIA 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perkotaan + Perdesaan
Tidak/Belum Masih Tidak
Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 10,75 87,91 1,34 100,00


Sumatera Utara 11,28 86,15 2,58 100,00
Sumatera Barat 13,17 84,37 2,46 100,00
Riau 12,99 83,92 3,09 100,00
Jambi 10,51 85,72 3,76 100,00
Sumatera Selatan 10,14 85,43 4,42 100,00
Bengkulu 11,89 85,59 2,53 100,00
Lampung 12,66 82,80 4,54 100,00
Kep. Bangka Belitung 12,32 82,41 5,27 100,00
Kep. Riau 16,43 82,31 1,26 100,00
DKI Jakarta 15,40 82,09 2,51 100,00
Jawa Barat 13,07 81,75 5,18 100,00
Jawa Tengah 11,60 83,81 4,60 100,00
D I Yogyakarta 14,09 84,64 1,27 100,00
Jawa Timur 13,21 82,65 4,14 100,00
Banten 12,36 83,18 4,46 100,00
Bali 12,57 85,67 1,76 100,00
Nusa Tenggara Barat 13,18 84,27 2,55 100,00
Nusa Tenggara Timur 11,61 84,24 4,15 100,00
Kalimantan Barat 12,01 82,26 5,73 100,00
Kalimantan Tengah 11,82 83,23 4,94 100,00
Kalimantan Selatan 13,49 81,56 4,95 100,00
Kalimantan Timur 13,18 85,32 1,50 100,00
Kalimantan Utara 14,15 82,35 3,50 100,00
Sulawesi Utara 9,10 87,60 3,30 100,00
Sulawesi Tengah 12,73 83,46 3,81 100,00
Sulawesi Selatan 12,00 82,80 5,19 100,00
Sulawesi Tenggara 10,42 85,83 3,75 100,00
Gorontalo 11,98 82,66 5,36 100,00
Sulawesi Barat 13,82 80,70 5,48 100,00
Maluku 10,24 87,75 2,01 100,00
Maluku Utara 10,48 86,76 2,77 100,00
Papua Barat 13,34 84,60 2,06 100,00
Papua 25,16 69,55 5,29 100,00
Indonesia 12,64 83,32 4,04 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 249


Lampiran L-6.2. Anak USIA 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perkotaan
Tidak/Belum Masih Tidak
Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 11,09 88,23 0,68 100,00


Sumatera Utara 11,19 86,12 2,68 100,00
Sumatera Barat 12,71 85,69 1,61 100,00
Riau 13,05 84,65 2,30 100,00
Jambi 8,96 89,07 1,97 100,00
Sumatera Selatan 9,37 87,69 2,94 100,00
Bengkulu 11,42 87,30 1,27 100,00
Lampung 12,45 84,20 3,35 100,00
Kep. Bangka Belitung 11,60 84,89 3,51 100,00
Kep. Riau 16,99 81,83 1,18 100,00
DKI Jakarta 15,40 82,09 2,51 100,00
Jawa Barat 13,05 82,71 4,24 100,00
Jawa Tengah 11,67 85,07 3,26 100,00
D I Yogyakarta 14,10 84,53 1,37 100,00
Jawa Timur 13,27 84,00 2,74 100,00
Banten 12,87 83,53 3,60 100,00
Bali 12,45 86,58 0,98 100,00
Nusa Tenggara Barat 13,87 84,16 1,97 100,00
Nusa Tenggara Timur 9,67 87,90 2,43 100,00
Kalimantan Barat 12,51 83,71 3,78 100,00
Kalimantan Tengah 12,18 83,88 3,94 100,00
Kalimantan Selatan 14,69 81,32 3,99 100,00
Kalimantan Timur 13,07 85,53 1,40 100,00
Kalimantan Utara 14,44 82,69 2,87 100,00
Sulawesi Utara 9,26 88,65 2,09 100,00
Sulawesi Tengah 11,61 86,18 2,21 100,00
Sulawesi Selatan 12,97 82,99 4,04 100,00
Sulawesi Tenggara 9,61 87,11 3,28 100,00
Gorontalo 12,22 83,34 4,44 100,00
Sulawesi Barat 14,14 79,02 6,84 100,00
Maluku 10,63 88,37 0,99 100,00
Maluku Utara 10,21 88,11 1,68 100,00
Papua Barat 13,59 84,68 1,73 100,00
Papua 14,90 83,12 1,98 100,00
Indonesia 12,76 84,13 3,12 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

250 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.3. Anak USIA 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perdesaan

Tidak/Belum Masih Tidak


Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 10,61 87,77 1,61 100,00


Sumatera Utara 11,35 86,17 2,48 100,00
Sumatera Barat 13,48 83,49 3,02 100,00
Riau 12,96 83,46 3,58 100,00
Jambi 11,18 84,28 4,54 100,00
Sumatera Selatan 10,57 84,19 5,24 100,00
Bengkulu 12,10 84,80 3,10 100,00
Lampung 12,73 82,28 4,99 100,00
Kep. Bangka Belitung 13,07 79,84 7,10 100,00
Kep. Riau 13,46 84,87 1,67 100,00
DKI Jakarta - - - -
Jawa Barat 13,10 79,30 7,59 100,00
Jawa Tengah 11,52 82,60 5,88 100,00
D I Yogyakarta 14,07 84,88 1,05 100,00
Jawa Timur 13,14 81,25 5,60 100,00
Banten 11,32 82,46 6,23 100,00
Bali 12,79 84,13 3,09 100,00
Nusa Tenggara Barat 12,63 84,37 3,01 100,00
Nusa Tenggara Timur 12,10 83,31 4,59 100,00
Kalimantan Barat 11,79 81,63 6,59 100,00
Kalimantan Tengah 11,63 82,89 5,48 100,00
Kalimantan Selatan 12,56 81,75 5,69 100,00
Kalimantan Timur 13,38 84,93 1,69 100,00
Kalimantan Utara 13,77 81,92 4,31 100,00
Sulawesi Utara 8,97 86,68 4,35 100,00
Sulawesi Tengah 13,10 82,57 4,33 100,00
Sulawesi Selatan 11,40 82,69 5,91 100,00
Sulawesi Tenggara 10,79 85,26 3,95 100,00
Gorontalo 11,85 82,30 5,85 100,00
Sulawesi Barat 13,74 81,12 5,15 100,00
Maluku 10,00 87,36 2,64 100,00
Maluku Utara 10,56 86,32 3,12 100,00
Papua Barat 13,20 84,55 2,25 100,00
Papua 28,13 65,62 6,25 100,00
Indonesia 12,52 82,47 5,01 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 251


Lampiran L-6.4. Anak USIA 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Laki-laki

Tidak/Belum Masih Tidak


Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 10,68 87,62 1,70 100,00


Sumatera Utara 11,34 85,76 2,90 100,00
Sumatera Barat 13,05 83,57 3,38 100,00
Riau 13,18 83,22 3,60 100,00
Jambi 10,49 85,09 4,42 100,00
Sumatera Selatan 10,40 84,30 5,31 100,00
Bengkulu 12,15 84,71 3,15 100,00
Lampung 12,20 82,66 5,14 100,00
Kep. Bangka Belitung 12,17 81,54 6,29 100,00
Kep. Riau 17,13 81,21 1,66 100,00
DKI Jakarta 15,49 82,20 2,31 100,00
Jawa Barat 13,33 81,18 5,49 100,00
Jawa Tengah 11,90 82,80 5,30 100,00
D I Yogyakarta 13,39 84,65 1,96 100,00
Jawa Timur 13,16 82,87 3,97 100,00
Banten 13,08 82,58 4,34 100,00
Bali 12,60 85,82 1,58 100,00
Nusa Tenggara Barat 13,26 83,73 3,01 100,00
Nusa Tenggara Timur 11,87 83,25 4,88 100,00
Kalimantan Barat 12,19 81,13 6,69 100,00
Kalimantan Tengah 11,88 82,79 5,33 100,00
Kalimantan Selatan 13,53 81,36 5,11 100,00
Kalimantan Timur 13,39 85,22 1,39 100,00
Kalimantan Utara 14,52 81,49 3,99 100,00
Sulawesi Utara 9,47 85,95 4,58 100,00
Sulawesi Tengah 12,81 82,74 4,44 100,00
Sulawesi Selatan 12,31 81,23 6,46 100,00
Sulawesi Tenggara 10,84 85,04 4,12 100,00
Gorontalo 11,64 81,70 6,66 100,00
Sulawesi Barat 15,09 79,02 5,90 100,00
Maluku 10,50 87,25 2,24 100,00
Maluku Utara 11,21 86,09 2,70 100,00
Papua Barat 12,23 85,89 1,88 100,00
Papua 24,65 69,78 5,56 100,00
Indonesia 12,80 82,78 4,43 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

252 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.5. Anak USIA 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perempuan

Tidak/Belum Masih Tidak


Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 10,82 88,21 0,97 100,00


Sumatera Utara 11,21 86,55 2,24 100,00
Sumatera Barat 13,30 85,21 1,48 100,00
Riau 12,80 84,65 2,55 100,00
Jambi 10,54 86,37 3,10 100,00
Sumatera Selatan 9,88 86,64 3,49 100,00
Bengkulu 11,62 86,49 1,90 100,00
Lampung 13,13 82,95 3,93 100,00
Kep. Bangka Belitung 12,47 83,32 4,21 100,00
Kep. Riau 15,71 83,44 0,85 100,00
DKI Jakarta 15,31 81,97 2,73 100,00
Jawa Barat 12,78 82,36 4,86 100,00
Jawa Tengah 11,27 84,88 3,85 100,00
D I Yogyakarta 14,87 84,63 0,50 100,00
Jawa Timur 13,25 82,43 4,32 100,00
Banten 11,59 83,82 4,59 100,00
Bali 12,54 85,50 1,95 100,00
Nusa Tenggara Barat 13,09 84,85 2,06 100,00
Nusa Tenggara Timur 11,34 85,25 3,40 100,00
Kalimantan Barat 11,82 83,42 4,76 100,00
Kalimantan Tengah 11,76 83,71 4,53 100,00
Kalimantan Selatan 13,45 81,77 4,78 100,00
Kalimantan Timur 12,96 85,43 1,62 100,00
Kalimantan Utara 13,74 83,30 2,96 100,00
Sulawesi Utara 8,70 89,37 1,92 100,00
Sulawesi Tengah 12,64 84,24 3,13 100,00
Sulawesi Selatan 11,68 84,46 3,86 100,00
Sulawesi Tenggara 10,00 86,64 3,37 100,00
Gorontalo 12,34 83,67 3,99 100,00
Sulawesi Barat 12,46 82,50 5,04 100,00
Maluku 9,97 88,25 1,78 100,00
Maluku Utara 9,69 87,47 2,83 100,00
Papua Barat 14,55 83,21 2,24 100,00
Papua 25,71 69,30 4,99 100,00
Indonesia 12,48 83,88 3,64 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 253


Lampiran L-6.6. Anak USIA 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perkotaan + Perdesaan

Tidak/Belum Masih Tidak


Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,21 98,21 1,58 100,00


Sumatera Utara 0,45 96,48 3,06 100,00
Sumatera Barat 0,37 96,77 2,86 100,00
Riau 0,72 95,60 3,68 100,00
Jambi 0,43 95,11 4,46 100,00
Sumatera Selatan 0,28 94,45 5,27 100,00
Bengkulu 0,22 96,75 3,03 100,00
Lampung 0,18 94,37 5,45 100,00
Kep. Bangka Belitung 0,37 93,35 6,27 100,00
Kep. Riau 0,33 98,12 1,55 100,00
DKI Jakarta 0,20 96,76 3,04 100,00
Jawa Barat 0,36 93,47 6,16 100,00
Jawa Tengah 0,42 94,16 5,42 100,00
D I Yogyakarta 0,11 98,37 1,52 100,00
Jawa Timur 0,31 94,79 4,90 100,00
Banten 0,48 94,19 5,34 100,00
Bali 0,52 97,45 2,02 100,00
Nusa Tenggara Barat 0,44 96,50 3,06 100,00
Nusa Tenggara Timur 1,07 94,03 4,90 100,00
Kalimantan Barat 0,90 92,31 6,79 100,00
Kalimantan Tengah 0,70 93,43 5,87 100,00
Kalimantan Selatan 0,48 93,59 5,93 100,00
Kalimantan Timur 0,33 97,87 1,81 100,00
Kalimantan Utara 1,11 94,71 4,18 100,00
Sulawesi Utara 0,38 95,75 3,87 100,00
Sulawesi Tengah 1,01 94,50 4,50 100,00
Sulawesi Selatan 0,30 93,53 6,17 100,00
Sulawesi Tenggara 0,26 95,26 4,48 100,00
Gorontalo 1,09 92,64 6,27 100,00
Sulawesi Barat 1,24 92,15 6,61 100,00
Maluku 0,45 97,15 2,40 100,00
Maluku Utara 0,56 96,14 3,30 100,00
Papua Barat 1,85 95,71 2,44 100,00
Papua 13,58 80,10 6,32 100,00
Indonesia 0,63 94,57 4,80 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

254 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.7. Anak USIA 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perkotaan

Tidak/Belum Masih Tidak


Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,12 99,08 0,80 100,00


Sumatera Utara 0,20 96,61 3,19 100,00
Sumatera Barat 0,36 97,84 1,79 100,00
Riau 0,64 96,61 2,75 100,00
Jambi 0,39 97,32 2,29 100,00
Sumatera Selatan 0,16 96,35 3,49 100,00
Bengkulu 0,16 98,33 1,50 100,00
Lampung 0,16 95,86 3,98 100,00
Kep. Bangka Belitung 0,16 95,69 4,15 100,00
Kep. Riau 0,29 98,24 1,47 100,00
DKI Jakarta 0,20 96,76 3,04 100,00
Jawa Barat 0,29 94,66 5,05 100,00
Jawa Tengah 0,47 95,70 3,83 100,00
D I Yogyakarta 0,09 98,28 1,63 100,00
Jawa Timur 0,23 96,55 3,22 100,00
Banten 0,45 95,23 4,32 100,00
Bali 0,34 98,51 1,15 100,00
Nusa Tenggara Barat 0,56 97,08 2,36 100,00
Nusa Tenggara Timur 0,57 96,62 2,80 100,00
Kalimantan Barat 0,47 95,01 4,53 100,00
Kalimantan Tengah 0,36 94,95 4,69 100,00
Kalimantan Selatan 0,71 94,47 4,83 100,00
Kalimantan Timur 0,27 98,04 1,69 100,00
Kalimantan Utara 0,91 95,67 3,42 100,00
Sulawesi Utara 0,33 97,19 2,48 100,00
Sulawesi Tengah 0,37 97,02 2,61 100,00
Sulawesi Selatan 0,32 94,85 4,83 100,00
Sulawesi Tenggara 0,18 95,91 3,91 100,00
Gorontalo 0,78 93,91 5,31 100,00
Sulawesi Barat 1,27 90,28 8,45 100,00
Maluku 0,40 98,42 1,17 100,00
Maluku Utara 0,25 97,76 1,99 100,00
Papua Barat 1,37 96,55 2,09 100,00
Papua 1,11 96,48 2,40 100,00
Indonesia 0,33 95,96 3,71 100,00
umber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS
S

Profil Anak Indonesia 2018 255


Lampiran L-6.8. Anak USIA 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perdesaan

Tidak/Belum Masih Tidak


Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,24 97,85 1,90 100,00


Sumatera Utara 0,68 96,37 2,95 100,00
Sumatera Barat 0,38 96,04 3,58 100,00
Riau 0,77 94,97 4,26 100,00
Jambi 0,45 94,13 5,42 100,00
Sumatera Selatan 0,34 93,40 6,26 100,00
Bengkulu 0,24 96,02 3,74 100,00
Lampung 0,19 93,80 6,00 100,00
Kep. Bangka Belitung 0,60 90,92 8,48 100,00
Kep. Riau 0,52 97,50 1,98 100,00
DKI Jakarta - - - -
Jawa Barat 0,55 90,47 8,98 100,00
Jawa Tengah 0,37 92,68 6,95 100,00
D I Yogyakarta 0,16 98,59 1,25 100,00
Jawa Timur 0,39 92,95 6,66 100,00
Banten 0,53 92,07 7,40 100,00
Bali 0,83 95,65 3,52 100,00
Nusa Tenggara Barat 0,34 96,03 3,62 100,00
Nusa Tenggara Timur 1,20 93,35 5,45 100,00
Kalimantan Barat 1,09 91,15 7,76 100,00
Kalimantan Tengah 0,88 92,61 6,51 100,00
Kalimantan Selatan 0,30 92,91 6,78 100,00
Kalimantan Timur 0,43 97,55 2,03 100,00
Kalimantan Utara 1,38 93,46 5,16 100,00
Sulawesi Utara 0,41 94,54 5,05 100,00
Sulawesi Tengah 1,22 93,66 5,12 100,00
Sulawesi Selatan 0,29 92,72 6,99 100,00
Sulawesi Tenggara 0,30 94,97 4,73 100,00
Gorontalo 1,25 91,98 6,77 100,00
Sulawesi Barat 1,23 92,60 6,17 100,00
Maluku 0,48 96,36 3,16 100,00
Maluku Utara 0,66 95,61 3,72 100,00
Papua Barat 2,12 95,23 2,65 100,00
Papua 17,13 75,43 7,43 100,00
Indonesia 0,93 93,12 5,95 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

256 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.9. Anak USIA 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Laki-laki
Tidak/Belum Masih Tidak
Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,25 97,74 2,01 100,00


Sumatera Utara 0,41 96,15 3,44 100,00
Sumatera Barat 0,34 95,66 4,00 100,00
Riau 0,68 95,04 4,29 100,00
Jambi 0,49 94,33 5,19 100,00
Sumatera Selatan 0,37 93,32 6,31 100,00
Bengkulu 0,23 96,00 3,78 100,00
Lampung 0,23 93,68 6,09 100,00
Kep. Bangka Belitung 0,24 92,36 7,39 100,00
Kep. Riau 0,58 97,35 2,06 100,00
DKI Jakarta 0,18 97,02 2,80 100,00
Jawa Barat 0,39 93,08 6,53 100,00
Jawa Tengah 0,48 93,27 6,25 100,00
D I Yogyakarta 0,00 97,68 2,32 100,00
Jawa Timur 0,40 94,92 4,68 100,00
Banten 0,62 94,16 5,22 100,00
Bali 0,62 97,52 1,86 100,00
Nusa Tenggara Barat 0,45 95,92 3,63 100,00
Nusa Tenggara Timur 1,25 93,01 5,75 100,00
Kalimantan Barat 0,95 91,10 7,95 100,00
Kalimantan Tengah 0,93 92,74 6,33 100,00
Kalimantan Selatan 0,47 93,39 6,14 100,00
Kalimantan Timur 0,50 97,83 1,67 100,00
Kalimantan Utara 1,41 93,81 4,77 100,00
Sulawesi Utara 0,40 94,23 5,37 100,00
Sulawesi Tengah 1,36 93,40 5,23 100,00
Sulawesi Selatan 0,44 91,88 7,69 100,00
Sulawesi Tenggara 0,32 94,79 4,88 100,00
Gorontalo 0,85 91,40 7,76 100,00
Sulawesi Barat 1,42 91,44 7,14 100,00
Maluku 0,46 96,87 2,67 100,00
Maluku Utara 0,50 96,28 3,22 100,00
Papua Barat 1,27 96,51 2,22 100,00
Papua 13,77 79,65 6,58 100,00
Indonesia 0,69 94,06 5,25 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 257


Lampiran L-6.10. Anak USIA 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah Formal dan NonFormal, 2017

Perempuan

Tidak/Belum Masih Tidak


Provinsi Jumlah
Bersekolah Bersekolah Bersekolah Lagi

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,16 98,70 1,14 100,00


Sumatera Utara 0,49 96,83 2,67 100,00
Sumatera Barat 0,40 97,93 1,68 100,00
Riau 0,77 96,18 3,05 100,00
Jambi 0,38 95,92 3,70 100,00
Sumatera Selatan 0,18 95,65 4,17 100,00
Bengkulu 0,21 97,52 2,27 100,00
Lampung 0,13 95,10 4,77 100,00
Kep. Bangka Belitung 0,51 94,40 5,08 100,00
Kep. Riau 0,07 98,89 1,04 100,00
DKI Jakarta 0,22 96,49 3,30 100,00
Jawa Barat 0,34 93,88 5,78 100,00
Jawa Tengah 0,36 95,11 4,53 100,00
D I Yogyakarta 0,24 99,15 0,61 100,00
Jawa Timur 0,22 94,66 5,12 100,00
Banten 0,32 94,22 5,46 100,00
Bali 0,42 97,38 2,20 100,00
Nusa Tenggara Barat 0,43 97,11 2,46 100,00
Nusa Tenggara Timur 0,89 95,09 4,02 100,00
Kalimantan Barat 0,86 93,53 5,61 100,00
Kalimantan Tengah 0,45 94,16 5,39 100,00
Kalimantan Selatan 0,49 93,79 5,72 100,00
Kalimantan Timur 0,15 97,90 1,96 100,00
Kalimantan Utara 0,79 95,69 3,53 100,00
Sulawesi Utara 0,35 97,40 2,25 100,00
Sulawesi Tengah 0,63 95,67 3,70 100,00
Sulawesi Selatan 0,16 95,26 4,58 100,00
Sulawesi Tenggara 0,20 95,75 4,05 100,00
Gorontalo 1,35 93,96 4,69 100,00
Sulawesi Barat 1,05 92,90 6,05 100,00
Maluku 0,44 97,44 2,12 100,00
Maluku Utara 0,63 95,99 3,38 100,00
Papua Barat 2,48 94,84 2,68 100,00
Papua 13,37 80,60 6,03 100,00
Indonesia 0,56 95,11 4,33 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

258 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.11. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak menurut Provinsi, 2017

Perkotaan + Perdesaan
Kelompok Usia
Provinsi
7-12 13-15 16-17
(1) (2) (3) (4)

Aceh 99,85 98,09 93,08


Sumatera Utara 99,49 96,60 87,26
Sumatera Barat 99,50 96,29 89,06
Riau 98,98 94,73 85,61
Jambi 99,59 95,89 79,78
Sumatera Selatan 99,63 94,01 79,49
Bengkulu 99,80 97,20 87,55
Lampung 99,78 94,76 78,31
Kep. Bangka Belitung 99,64 92,41 76,17
Kep. Riau 99,32 99,08 90,67
DKI Jakarta 99,67 97,64 85,55
Jawa Barat 99,51 93,77 75,57
Jawa Tengah 99,62 95,48 77,62
D I Yogyakarta 99,87 99,63 91,58
Jawa Timur 99,57 96,77 78,71
Banten 99,31 95,67 77,51
Bali 99,44 97,72 90,81
Nusa Tenggara Barat 99,43 97,69 86,20
Nusa Tenggara Timur 98,27 94,76 79,39
Kalimantan Barat 98,44 92,51 74,19
Kalimantan Tengah 99,50 93,37 73,50
Kalimantan Selatan 99,55 92,33 76,88
Kalimantan Timur 99,67 98,79 90,24
Kalimantan Utara 98,34 96,04 80,48
Sulawesi Utara 99,37 94,91 85,78
Sulawesi Tengah 98,15 92,41 86,44
Sulawesi Selatan 99,16 93,09 78,14
Sulawesi Tenggara 99,32 94,08 83,88
Gorontalo 98,76 91,23 77,91
Sulawesi Barat 98,10 89,88 76,96
Maluku 99,72 96,86 90,02
Maluku Utara 99,19 97,24 82,89
Papua Barat 97,27 96,92 88,93
Papua 81,80 79,09 75,31
Indonesia 99,14 95,08 80,26
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 259


Lampiran L-6.12. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak menurut Provinsi, 2017

Perkotaan
Kelompok Usia
Provinsi
7-12 13-15 16-17
(1) (2) (3) (4)

Aceh 99,90 98,80 96,95


Sumatera Utara 99,70 97,21 87,25
Sumatera Barat 99,73 96,12 94,78
Riau 99,15 96,23 89,52
Jambi 99,54 98,52 88,63
Sumatera Selatan 99,70 96,84 86,45
Bengkulu 99,69 99,77 92,84
Lampung 99,77 96,36 85,06
Kep. Bangka Belitung 99,98 95,61 83,19
Kep. Riau 99,33 99,47 90,79
DKI Jakarta 99,67 97,64 85,55
Jawa Barat 99,62 94,89 80,16
Jawa Tengah 99,48 96,52 84,39
D I Yogyakarta 99,84 99,68 91,17
Jawa Timur 99,71 97,95 85,73
Banten 99,29 96,59 81,88
Bali 99,61 98,71 94,83
Nusa Tenggara Barat 99,23 97,80 90,43
Nusa Tenggara Timur 98,31 96,37 92,77
Kalimantan Barat 98,59 96,37 84,68
Kalimantan Tengah 99,64 95,66 78,81
Kalimantan Selatan 99,30 92,11 82,98
Kalimantan Timur 99,70 98,86 91,02
Kalimantan Utara 98,52 97,81 83,25
Sulawesi Utara 99,53 98,34 88,04
Sulawesi Tengah 98,64 95,63 95,07
Sulawesi Selatan 99,27 93,57 84,87
Sulawesi Tenggara 98,38 95,56 89,08
Gorontalo 98,65 93,37 83,65
Sulawesi Barat 97,77 83,39 79,54
Maluku 99,87 98,34 94,81
Maluku Utara 99,65 98,43 89,51
Papua Barat 98,02 96,55 92,16
Papua 96,58 96,02 96,89
Indonesia 99,51 96,44 85,07
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

260 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.13. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak menurut Provinsi, 2017

Perdesaan
Kelompok Usia
Provinsi
7-12 13-15 16-17
(1) (2) (3) (4)

Aceh 99,83 97,80 91,42


Sumatera Utara 99,31 96,04 87,26
Sumatera Barat 99,34 96,40 84,79
Riau 98,88 93,86 82,77
Jambi 99,62 94,70 75,77
Sumatera Selatan 99,59 92,48 75,24
Bengkulu 99,84 95,98 84,93
Lampung 99,78 94,08 75,57
Kep. Bangka Belitung 99,29 88,90 69,00
Kep. Riau 99,28 97,32 90,05
DKI Jakarta - - -
Jawa Barat 99,25 90,84 63,77
Jawa Tengah 99,76 94,46 71,09
D I Yogyakarta 99,93 99,50 92,59
Jawa Timur 99,42 95,62 71,31
Banten 99,33 93,75 68,45
Bali 99,14 96,16 83,37
Nusa Tenggara Barat 99,59 97,61 82,36
Nusa Tenggara Timur 98,26 94,32 74,97
Kalimantan Barat 98,38 90,80 68,67
Kalimantan Tengah 99,44 92,13 70,56
Kalimantan Selatan 99,75 92,50 72,13
Kalimantan Timur 99,61 98,65 88,81
Kalimantan Utara 98,10 93,91 76,55
Sulawesi Utara 99,23 91,84 83,84
Sulawesi Tengah 98,01 91,30 82,74
Sulawesi Selatan 99,09 92,79 73,71
Sulawesi Tenggara 99,74 93,46 81,28
Gorontalo 98,81 90,11 74,31
Sulawesi Barat 98,18 91,39 76,25
Maluku 99,63 95,90 86,52
Maluku Utara 99,04 96,83 80,74
Papua Barat 96,85 97,13 86,83
Papua 77,89 74,00 68,01
Indonesia 98,76 93,66 75,01
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 261


Lampiran L-6.14. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak menurut Provinsi, 2017

Laki-laki
Kelompok Usia
Provinsi
7-12 13-15 16-17
(1) (2) (3) (4)

Aceh 99,78 98,05 90,51


Sumatera Utara 99,46 96,30 85,56
Sumatera Barat 99,31 94,52 85,99
Riau 98,95 93,98 83,66
Jambi 99,37 94,78 77,75
Sumatera Selatan 99,39 91,95 76,89
Bengkulu 99,89 96,43 84,39
Lampung 99,74 94,13 75,65
Kep. Bangka Belitung 99,76 91,19 71,83
Kep. Riau 98,86 99,07 86,16
DKI Jakarta 99,79 97,52 86,69
Jawa Barat 99,47 93,22 74,31
Jawa Tengah 99,56 94,57 74,69
D I Yogyakarta 100,00 99,96 87,07
Jawa Timur 99,49 96,42 79,66
Banten 99,23 95,95 78,11
Bali 99,34 98,03 90,86
Nusa Tenggara Barat 99,32 97,11 84,70
Nusa Tenggara Timur 97,90 93,71 76,22
Kalimantan Barat 98,12 90,74 70,73
Kalimantan Tengah 99,64 92,44 71,73
Kalimantan Selatan 99,46 92,50 75,67
Kalimantan Timur 99,49 98,78 90,30
Kalimantan Utara 97,92 95,59 77,22
Sulawesi Utara 99,18 92,11 83,62
Sulawesi Tengah 97,86 90,53 83,64
Sulawesi Selatan 98,78 90,70 74,53
Sulawesi Tenggara 99,81 92,99 81,00
Gorontalo 99,05 89,26 72,80
Sulawesi Barat 97,83 87,24 76,19
Maluku 99,77 95,97 89,24
Maluku Utara 99,19 97,06 84,30
Papua Barat 98,13 97,10 90,52
Papua 81,74 78,60 73,67
Indonesia 99,05 94,37 78,73
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

262 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.15. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Anak menurut Provinsi, 2017

Perempuan
Kelompok Usia
Provinsi
7-12 13-15 16-17
(1) (2) (3) (4)

Aceh 99,92 98,13 95,63


Sumatera Utara 99,53 96,91 88,92
Sumatera Barat 99,70 98,03 92,32
Riau 99,02 95,43 87,78
Jambi 99,83 96,93 81,96
Sumatera Selatan 99,88 96,19 82,25
Bengkulu 99,70 98,03 90,72
Lampung 99,82 95,40 81,13
Kep. Bangka Belitung 99,51 93,71 80,63
Kep. Riau 99,81 99,08 94,69
DKI Jakarta 99,55 97,77 84,40
Jawa Barat 99,55 94,35 76,88
Jawa Tengah 99,69 96,45 80,78
D I Yogyakarta 99,72 99,23 97,05
Jawa Timur 99,65 97,17 77,75
Banten 99,38 95,39 76,81
Bali 99,55 97,38 90,76
Nusa Tenggara Barat 99,55 98,35 87,85
Nusa Tenggara Timur 98,65 95,88 82,59
Kalimantan Barat 98,76 94,26 77,61
Kalimantan Tengah 99,36 94,33 75,61
Kalimantan Selatan 99,64 92,15 78,08
Kalimantan Timur 99,85 98,79 90,17
Kalimantan Utara 98,79 96,52 84,04
Sulawesi Utara 99,56 97,96 88,60
Sulawesi Tengah 98,47 94,41 89,29
Sulawesi Selatan 99,55 95,58 82,12
Sulawesi Tenggara 98,82 95,23 86,78
Gorontalo 98,44 93,36 82,98
Sulawesi Barat 98,40 93,11 77,56
Maluku 99,67 97,72 90,77
Maluku Utara 99,19 97,42 81,31
Papua Barat 96,33 96,73 87,11
Papua 81,86 79,64 77,30
Indonesia 99,23 95,83 81,87
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 263


Lampiran L-6.16. Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 98,54 86,31 80,97


Sumatera Utara 97,22 79,12 78,08
Sumatera Barat 98,64 76,47 71,52
Riau 97,08 78,87 71,19
Jambi 98,41 78,57 71,70
Sumatera Selatan 97,16 76,89 69,55
Bengkulu 98,60 77,85 74,17
Lampung 99,02 79,24 66,46
Kep. Bangka Belitung 97,42 73,06 65,65
Kep. Riau 98,93 84,28 79,59
DKI Jakarta 97,64 80,72 73,74
Jawa Barat 98,05 80,29 67,40
Jawa Tengah 97,13 79,13 67,88
D I Yogyakarta 99,29 83,25 75,66
Jawa Timur 97,77 81,52 68,82
Banten 97,56 80,59 67,06
Bali 96,09 85,32 83,56
Nusa Tenggara Barat 98,13 83,57 74,22
Nusa Tenggara Timur 95,40 67,16 54,69
Kalimantan Barat 96,59 65,19 56,64
Kalimantan Tengah 98,94 76,14 59,73
Kalimantan Selatan 98,45 73,37 64,69
Kalimantan Timur 97,43 79,58 80,30
Kalimantan Utara 92,46 77,66 66,56
Sulawesi Utara 94,46 73,87 77,31
Sulawesi Tengah 92,75 72,25 74,54
Sulawesi Selatan 97,49 74,36 69,24
Sulawesi Tenggara 96,62 76,49 74,40
Gorontalo 97,54 69,15 65,47
Sulawesi Barat 95,51 69,40 63,62
Maluku 95,50 73,99 73,77
Maluku Utara 97,01 76,26 71,81
Papua Barat 93,58 68,92 69,75
Papua 78,83 56,13 51,88
Indonesia 97,19 78,40 69,31
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

264 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.17. Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017

Perkotaan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 97,73 86,27 89,63


Sumatera Utara 95,92 76,82 79,34
Sumatera Barat 97,73 76,52 79,29
Riau 97,04 78,89 77,96
Jambi 97,38 73,93 83,10
Sumatera Selatan 94,53 73,05 77,75
Bengkulu 99,39 81,66 82,05
Lampung 99,27 77,52 75,92
Kep. Bangka Belitung 97,83 78,75 74,17
Kep. Riau 99,10 84,40 79,47
DKI Jakarta 97,64 80,72 73,74
Jawa Barat 98,30 81,23 72,76
Jawa Tengah 96,84 81,38 73,78
D I Yogyakarta 99,10 79,84 75,22
Jawa Timur 97,90 83,83 75,94
Banten 97,93 80,27 70,80
Bali 96,68 83,17 88,30
Nusa Tenggara Barat 97,87 87,05 77,75
Nusa Tenggara Timur 90,85 67,10 79,35
Kalimantan Barat 95,90 68,08 71,81
Kalimantan Tengah 99,38 77,82 69,41
Kalimantan Selatan 97,21 74,47 70,05
Kalimantan Timur 97,68 78,12 84,69
Kalimantan Utara 92,40 77,68 68,56
Sulawesi Utara 93,34 75,25 80,29
Sulawesi Tengah 91,74 75,91 84,08
Sulawesi Selatan 96,16 74,29 76,86
Sulawesi Tenggara 93,68 78,51 82,62
Gorontalo 97,19 70,72 69,07
Sulawesi Barat 93,79 63,86 59,08
Maluku 92,13 73,64 81,19
Maluku Utara 94,57 77,13 80,83
Papua Barat 93,74 73,03 80,82
Papua 92,62 76,97 83,74
Indonesia 97,32 80,02 75,46
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 265


Lampiran L-6.18. Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017
Perdesaan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 98,87 86,33 77,25


Sumatera Utara 98,35 81,26 76,78
Sumatera Barat 99,25 76,44 65,71
Riau 97,10 78,85 66,26
Jambi 98,85 80,67 66,53
Sumatera Selatan 98,57 78,98 64,54
Bengkulu 98,25 76,05 70,25
Lampung 98,93 79,98 62,63
Kep. Bangka Belitung 97,00 66,83 56,96
Kep. Riau 97,99 83,74 80,21
DKI Jakarta - - -
Jawa Barat 97,45 77,83 53,61
Jawa Tengah 97,41 76,91 62,20
D I Yogyakarta 99,75 90,57 76,76
Jawa Timur 97,62 79,25 61,34
Banten 96,83 81,27 59,31
Bali 95,06 88,70 74,78
Nusa Tenggara Barat 98,33 80,75 71,01
Nusa Tenggara Timur 96,49 67,18 46,55
Kalimantan Barat 96,85 63,91 48,68
Kalimantan Tengah 98,71 75,23 54,37
Kalimantan Selatan 99,39 72,53 60,52
Kalimantan Timur 96,98 82,29 72,27
Kalimantan Utara 92,54 77,62 63,73
Sulawesi Utara 95,37 72,63 74,76
Sulawesi Tengah 93,04 70,98 70,45
Sulawesi Selatan 98,29 74,40 64,22
Sulawesi Tenggara 97,92 75,64 70,29
Gorontalo 97,70 68,32 63,21
Sulawesi Barat 95,92 70,69 64,85
Maluku 97,46 74,21 68,37
Maluku Utara 97,79 75,96 68,89
Papua Barat 93,49 66,56 62,57
Papua 75,19 49,86 41,10
Indonesia 97,06 76,70 62,58
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

266 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.19. Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017

Laki-laki
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 98,57 87,00 76,08


Sumatera Utara 97,17 78,93 75,54
Sumatera Barat 98,45 73,47 64,88
Riau 97,78 77,57 68,28
Jambi 98,12 78,92 69,27
Sumatera Selatan 97,97 74,49 66,41
Bengkulu 98,63 76,84 69,74
Lampung 99,12 80,40 62,34
Kep. Bangka Belitung 96,99 73,22 62,50
Kep. Riau 98,45 86,41 79,33
DKI Jakarta 97,70 81,46 76,94
Jawa Barat 98,31 78,27 66,75
Jawa Tengah 97,47 78,60 64,34
D I Yogyakarta 99,61 81,76 71,81
Jawa Timur 97,89 79,86 68,34
Banten 97,57 82,06 67,03
Bali 95,66 86,55 84,01
Nusa Tenggara Barat 97,85 85,65 68,67
Nusa Tenggara Timur 95,33 63,35 49,03
Kalimantan Barat 96,70 62,30 52,14
Kalimantan Tengah 99,17 75,68 57,00
Kalimantan Selatan 98,58 73,05 64,15
Kalimantan Timur 97,53 79,47 79,69
Kalimantan Utara 91,61 78,24 61,83
Sulawesi Utara 94,78 74,15 75,77
Sulawesi Tengah 92,82 69,75 69,10
Sulawesi Selatan 97,45 72,88 64,56
Sulawesi Tenggara 98,12 76,68 71,23
Gorontalo 97,80 67,18 58,29
Sulawesi Barat 95,43 68,48 64,30
Maluku 95,10 73,95 73,22
Maluku Utara 96,68 75,33 70,26
Papua Barat 94,35 70,86 72,01
Papua 79,05 57,22 49,74
Indonesia 97,34 77,51 67,13
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 267


Lampiran L-6.20. Angka Partisipasi Murni (APM) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017
Perempuan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 98,51 85,56 85,83


Sumatera Utara 97,27 79,31 80,58
Sumatera Barat 98,85 79,43 78,56
Riau 96,33 80,07 74,41
Jambi 98,72 78,25 74,30
Sumatera Selatan 96,29 79,42 72,89
Bengkulu 98,57 78,95 78,59
Lampung 98,92 78,06 70,85
Kep. Bangka Belitung 97,88 72,89 68,89
Kep. Riau 99,44 82,26 79,82
DKI Jakarta 97,57 79,96 70,51
Jawa Barat 97,78 82,40 68,07
Jawa Tengah 96,77 79,70 71,70
D I Yogyakarta 98,95 85,02 80,33
Jawa Timur 97,64 83,33 69,31
Banten 97,56 79,09 67,09
Bali 96,56 83,99 83,09
Nusa Tenggara Barat 98,41 81,23 80,32
Nusa Tenggara Timur 95,48 71,22 60,40
Kalimantan Barat 96,47 68,03 61,10
Kalimantan Tengah 98,70 76,61 62,99
Kalimantan Selatan 98,32 73,70 65,23
Kalimantan Timur 97,33 79,71 80,88
Kalimantan Utara 93,39 77,02 71,72
Sulawesi Utara 94,13 73,57 79,32
Sulawesi Tengah 92,66 74,91 80,07
Sulawesi Selatan 97,54 75,90 74,39
Sulawesi Tenggara 95,07 76,29 77,57
Gorontalo 97,25 71,27 72,61
Sulawesi Barat 95,60 70,52 63,09
Maluku 95,91 74,02 74,31
Maluku Utara 97,35 77,22 73,53
Papua Barat 92,75 66,83 67,17
Papua 78,59 54,91 54,46
Indonesia 97,04 79,34 71,60
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

268 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.21. Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 110,31 98,74 87,52


Sumatera Utara 109,50 90,74 93,64
Sumatera Barat 110,46 90,40 88,39
Riau 108,30 92,40 85,05
Jambi 112,40 86,37 83,54
Sumatera Selatan 112,14 89,09 83,44
Bengkulu 112,71 90,52 87,10
Lampung 109,77 91,04 85,16
Kep. Bangka Belitung 110,58 84,53 82,88
Kep. Riau 106,82 90,45 95,79
DKI Jakarta 103,37 93,88 79,51
Jawa Barat 107,54 88,80 76,48
Jawa Tengah 108,44 91,09 84,35
D I Yogyakarta 106,29 94,77 93,38
Jawa Timur 106,79 92,22 81,43
Banten 109,56 91,14 75,89
Bali 104,35 96,29 90,04
Nusa Tenggara Barat 109,63 94,97 93,89
Nusa Tenggara Timur 114,05 91,35 78,83
Kalimantan Barat 115,05 81,20 82,48
Kalimantan Tengah 112,48 87,30 80,38
Kalimantan Selatan 110,30 85,70 77,44
Kalimantan Timur 108,07 91,46 99,51
Kalimantan Utara 103,86 98,12 87,68
Sulawesi Utara 108,74 88,52 91,73
Sulawesi Tengah 104,19 91,86 84,85
Sulawesi Selatan 109,63 83,97 83,14
Sulawesi Tenggara 112,10 88,06 80,01
Gorontalo 111,30 81,70 80,89
Sulawesi Barat 110,19 83,02 80,34
Maluku 112,07 94,99 89,71
Maluku Utara 113,14 87,05 91,56
Papua Barat 110,21 90,96 89,69
Papua 92,94 82,20 67,94
Indonesia 108,50 90,23 82,84
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 269


Lampiran L-6.22. Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017

Perkotaan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 107,94 97,24 94,59


Sumatera Utara 107,62 90,37 95,94
Sumatera Barat 107,67 91,80 96,58
Riau 108,20 92,08 89,24
Jambi 110,07 81,80 105,40
Sumatera Selatan 110,10 90,23 96,79
Bengkulu 109,19 89,95 90,94
Lampung 108,71 86,66 97,66
Kep. Bangka Belitung 110,83 88,26 90,11
Kep. Riau 106,52 90,37 98,02
DKI Jakarta 103,37 93,88 79,51
Jawa Barat 107,91 88,89 83,26
Jawa Tengah 107,06 93,90 89,35
D I Yogyakarta 106,30 92,03 95,77
Jawa Timur 104,18 94,80 90,19
Banten 108,74 90,34 83,05
Bali 104,31 93,08 95,41
Nusa Tenggara Barat 106,49 98,84 96,87
Nusa Tenggara Timur 107,17 92,34 102,08
Kalimantan Barat 112,75 82,73 100,98
Kalimantan Tengah 111,40 85,23 94,80
Kalimantan Selatan 107,27 88,33 83,54
Kalimantan Timur 108,34 86,68 100,74
Kalimantan Utara 101,76 99,42 98,50
Sulawesi Utara 109,76 91,18 94,40
Sulawesi Tengah 101,59 97,59 93,32
Sulawesi Selatan 107,63 85,72 86,72
Sulawesi Tenggara 109,24 93,65 83,14
Gorontalo 113,76 85,79 81,59
Sulawesi Barat 111,88 85,74 80,16
Maluku 105,46 99,11 99,27
Maluku Utara 108,12 91,48 97,47
Papua Barat 106,78 91,39 102,06
Papua 105,68 103,35 108,67
Indonesia 107,04 91,26 89,06
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

270 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.23. Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017

Perdesaan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 111,26 99,36 84,50


Sumatera Utara 111,14 91,08 91,24
Sumatera Barat 112,31 89,50 82,48
Riau 108,35 92,59 81,99
Jambi 113,41 88,44 73,40
Sumatera Selatan 113,24 88,46 75,07
Bengkulu 114,29 90,79 85,05
Lampung 110,14 92,91 80,05
Kep. Bangka Belitung 110,32 80,45 75,55
Kep. Riau 108,44 90,80 84,51
DKI Jakarta - - -
Jawa Barat 106,63 88,56 59,61
Jawa Tengah 109,76 88,32 79,42
D I Yogyakarta 106,26 100,65 86,92
Jawa Timur 109,62 89,69 72,15
Banten 111,18 92,81 61,10
Bali 104,43 101,35 80,14
Nusa Tenggara Barat 112,01 91,84 91,27
Nusa Tenggara Timur 115,68 91,08 70,86
Kalimantan Barat 115,95 80,52 72,93
Kalimantan Tengah 113,05 88,43 72,48
Kalimantan Selatan 112,61 83,70 72,56
Kalimantan Timur 107,59 100,27 97,23
Kalimantan Utara 106,59 96,55 73,45
Sulawesi Utara 107,90 86,13 89,31
Sulawesi Tengah 104,95 89,88 81,05
Sulawesi Selatan 110,82 82,86 80,72
Sulawesi Tenggara 113,36 85,70 78,34
Gorontalo 110,12 79,54 80,46
Sulawesi Barat 109,80 82,39 80,39
Maluku 115,92 92,35 82,61
Maluku Utara 114,76 85,55 89,47
Papua Barat 112,11 90,71 81,06
Papua 89,57 75,84 54,34
Indonesia 110,00 89,16 75,97
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 271


Lampiran L-6.24. Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017
Laki-laki
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 110,75 100,61 82,31


Sumatera Utara 108,89 91,31 91,61
Sumatera Barat 111,01 90,87 82,27
Riau 108,33 90,49 84,47
Jambi 110,38 88,04 82,50
Sumatera Selatan 112,23 85,12 82,31
Bengkulu 113,57 90,06 84,89
Lampung 108,98 93,30 80,86
Kep. Bangka Belitung 109,05 85,49 78,02
Kep. Riau 106,88 90,16 93,07
DKI Jakarta 103,39 93,32 84,58
Jawa Barat 108,26 85,90 78,49
Jawa Tengah 108,90 90,17 84,01
D I Yogyakarta 106,79 92,34 92,02
Jawa Timur 107,47 90,93 82,77
Banten 109,40 93,66 75,74
Bali 103,93 97,97 91,18
Nusa Tenggara Barat 109,32 99,84 91,51
Nusa Tenggara Timur 115,80 88,20 74,51
Kalimantan Barat 116,40 78,33 79,12
Kalimantan Tengah 112,31 87,31 79,66
Kalimantan Selatan 111,84 84,50 78,40
Kalimantan Timur 107,55 90,43 103,72
Kalimantan Utara 102,97 100,24 86,66
Sulawesi Utara 108,33 88,46 88,01
Sulawesi Tengah 105,52 89,48 80,60
Sulawesi Selatan 109,78 82,73 80,73
Sulawesi Tenggara 111,60 86,35 77,40
Gorontalo 111,86 81,41 71,90
Sulawesi Barat 108,63 79,54 83,60
Maluku 111,65 94,91 89,46
Maluku Utara 111,84 89,12 88,88
Papua Barat 110,35 93,64 96,48
Papua 91,98 83,53 69,62
Indonesia 108,74 89,37 82,49
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

272 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.25. Angka Partisipasi Kasar (APK) Anak menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan, 2017
Perempuan
Jenjang Pendidikan
Provinsi
SD SMP SM
(1) (2) (3) (4)

Aceh 109,85 96,69 92,86


Sumatera Utara 110,15 90,14 95,67
Sumatera Barat 109,87 89,94 94,62
Riau 108,26 94,17 85,66
Jambi 114,57 84,81 84,63
Sumatera Selatan 112,05 93,27 84,65
Bengkulu 111,84 91,03 89,37
Lampung 110,60 88,73 89,66
Kep. Bangka Belitung 112,21 83,50 88,19
Kep. Riau 106,77 90,73 98,49
DKI Jakarta 103,35 94,46 74,60
Jawa Barat 106,79 91,84 74,42
Jawa Tengah 107,95 92,08 84,70
D I Yogyakarta 105,75 97,67 94,93
Jawa Timur 106,07 93,63 80,05
Banten 109,72 88,54 76,05
Bali 104,80 94,47 88,89
Nusa Tenggara Barat 109,94 89,49 96,45
Nusa Tenggara Timur 112,26 94,71 83,39
Kalimantan Barat 113,64 84,01 85,88
Kalimantan Tengah 112,66 87,30 81,17
Kalimantan Selatan 108,73 86,96 76,43
Kalimantan Timur 108,63 92,64 95,30
Kalimantan Utara 104,84 95,82 88,74
Sulawesi Utara 109,15 88,57 96,06
Sulawesi Tengah 102,72 94,38 89,28
Sulawesi Selatan 109,47 85,26 85,69
Sulawesi Tenggara 112,62 89,85 82,69
Gorontalo 110,71 82,00 89,97
Sulawesi Barat 111,87 87,30 77,54
Maluku 112,50 95,07 89,98
Maluku Utara 114,55 84,91 94,61
Papua Barat 110,05 88,08 82,42
Papua 94,01 80,71 65,93
Indonesia 108,24 91,14 83,20
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 273


Lampiran L-6.26. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) menurut
Provinsi, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Memperoleh PIP
Provinsi
Ya Tidak Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Aceh 21,50 78,50 100,00


Sumatera Utara 16,33 83,67 100,00
Sumatera Barat 19,65 80,35 100,00
Riau 11,75 88,25 100,00
Jambi 14,64 85,36 100,00
Sumatera Selatan 14,76 85,24 100,00
Bengkulu 17,63 82,37 100,00
Lampung 21,33 78,67 100,00
Kep. Bangka Belitung 8,79 91,21 100,00
Kep. Riau 8,83 91,17 100,00
DKI Jakarta 10,48 89,52 100,00
Jawa Barat 16,51 83,49 100,00
Jawa Tengah 24,43 75,57 100,00
D I Yogyakarta 26,76 73,24 100,00
Jawa Timur 20,55 79,45 100,00
Banten 13,84 86,16 100,00
Bali 15,56 84,44 100,00
Nusa Tenggara Barat 26,26 73,74 100,00
Nusa Tenggara Timur 24,27 75,73 100,00
Kalimantan Barat 11,13 88,87 100,00
Kalimantan Tengah 10,66 89,34 100,00
Kalimantan Selatan 10,25 89,75 100,00
Kalimantan Timur 8,42 91,58 100,00
Kalimantan Utara 12,27 87,73 100,00
Sulawesi Utara 13,44 86,56 100,00
Sulawesi Tengah 17,92 82,08 100,00
Sulawesi Selatan 20,35 79,65 100,00
Sulawesi Tenggara 26,31 73,69 100,00
Gorontalo 23,40 76,60 100,00
Sulawesi Barat 23,78 76,22 100,00
Maluku 10,78 89,22 100,00
Maluku Utara 8,59 91,41 100,00
Papua Barat 20,33 79,67 100,00
Papua 19,59 80,41 100,00
Indonesia 18,09 81,91 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

274 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.27. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) menurut
Provinsi, 2017
Perkotaan
Memperoleh PIP
Provinsi
Ya Tidak Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Aceh 12,54 87,46 100,00


Sumatera Utara 12,42 87,58 100,00
Sumatera Barat 17,93 82,07 100,00
Riau 9,91 90,09 100,00
Jambi 14,47 85,53 100,00
Sumatera Selatan 10,76 89,24 100,00
Bengkulu 14,82 85,18 100,00
Lampung 19,53 80,47 100,00
Kep. Bangka Belitung 8,42 91,58 100,00
Kep. Riau 8,18 91,82 100,00
DKI Jakarta 10,48 89,52 100,00
Jawa Barat 15,26 84,74 100,00
Jawa Tengah 21,83 78,17 100,00
D I Yogyakarta 22,01 77,99 100,00
Jawa Timur 18,13 81,87 100,00
Banten 10,80 89,20 100,00
Bali 11,20 88,80 100,00
Nusa Tenggara Barat 25,97 74,03 100,00
Nusa Tenggara Timur 20,89 79,11 100,00
Kalimantan Barat 10,57 89,43 100,00
Kalimantan Tengah 6,85 93,15 100,00
Kalimantan Selatan 7,26 92,74 100,00
Kalimantan Timur 6,24 93,76 100,00
Kalimantan Utara 12,34 87,66 100,00
Sulawesi Utara 9,40 90,60 100,00
Sulawesi Tengah 9,64 90,36 100,00
Sulawesi Selatan 11,71 88,29 100,00
Sulawesi Tenggara 19,38 80,62 100,00
Gorontalo 15,06 84,94 100,00
Sulawesi Barat 14,83 85,17 100,00
Maluku 4,96 95,04 100,00
Maluku Utara 5,36 94,64 100,00
Papua Barat 15,26 84,74 100,00
Papua 15,22 84,78 100,00
Indonesia 15,04 84,96 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 275


Lampiran L-6.28. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) menurut
Provinsi, 2017
Perdesaan
Memperoleh PIP
Provinsi
Ya Tidak Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Aceh 25,16 74,84 100,00


Sumatera Utara 19,89 80,11 100,00
Sumatera Barat 20,81 79,19 100,00
Riau 12,89 87,11 100,00
Jambi 14,72 85,28 100,00
Sumatera Selatan 16,97 83,03 100,00
Bengkulu 18,93 81,07 100,00
Lampung 22,02 77,98 100,00
Kep. Bangka Belitung 9,16 90,84 100,00
Kep. Riau 12,12 87,88 100,00
DKI Jakarta - - 100,00
Jawa Barat 19,65 80,35 100,00
Jawa Tengah 26,95 73,05 100,00
D I Yogyakarta 37,92 62,08 100,00
Jawa Timur 23,08 76,92 100,00
Banten 20,01 79,99 100,00
Bali 23,05 76,95 100,00
Nusa Tenggara Barat 26,49 73,51 100,00
Nusa Tenggara Timur 25,15 74,85 100,00
Kalimantan Barat 11,36 88,64 100,00
Kalimantan Tengah 12,70 87,30 100,00
Kalimantan Selatan 12,55 87,45 100,00
Kalimantan Timur 12,45 87,55 100,00
Kalimantan Utara 12,18 87,82 100,00
Sulawesi Utara 16,86 83,14 100,00
Sulawesi Tengah 20,66 79,34 100,00
Sulawesi Selatan 25,69 74,31 100,00
Sulawesi Tenggara 29,39 70,61 100,00
Gorontalo 27,74 72,26 100,00
Sulawesi Barat 25,93 74,07 100,00
Maluku 14,41 85,59 100,00
Maluku Utara 9,65 90,35 100,00
Papua Barat 23,25 76,75 100,00
Papua 20,84 79,16 100,00
Indonesia 21,28 78,72 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

276 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.29. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) menurut
Provinsi, 2017
Laki-laki
Memperoleh PIP
Provinsi
Ya Tidak Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Aceh 20,90 79,10 100,00


Sumatera Utara 16,21 83,79 100,00
Sumatera Barat 18,76 81,24 100,00
Riau 12,42 87,58 100,00
Jambi 13,95 86,05 100,00
Sumatera Selatan 14,11 85,89 100,00
Bengkulu 16,71 83,29 100,00
Lampung 20,16 79,84 100,00
Kep. Bangka Belitung 8,53 91,47 100,00
Kep. Riau 7,42 92,58 100,00
DKI Jakarta 9,61 90,39 100,00
Jawa Barat 16,95 83,05 100,00
Jawa Tengah 23,96 76,04 100,00
D I Yogyakarta 27,22 72,78 100,00
Jawa Timur 20,53 79,47 100,00
Banten 13,10 86,90 100,00
Bali 14,37 85,63 100,00
Nusa Tenggara Barat 25,74 74,26 100,00
Nusa Tenggara Timur 23,79 76,21 100,00
Kalimantan Barat 11,49 88,51 100,00
Kalimantan Tengah 10,66 89,34 100,00
Kalimantan Selatan 10,59 89,41 100,00
Kalimantan Timur 8,24 91,76 100,00
Kalimantan Utara 12,81 87,19 100,00
Sulawesi Utara 14,10 85,90 100,00
Sulawesi Tengah 16,99 83,01 100,00
Sulawesi Selatan 19,94 80,06 100,00
Sulawesi Tenggara 25,74 74,26 100,00
Gorontalo 22,66 77,34 100,00
Sulawesi Barat 22,31 77,69 100,00
Maluku 11,51 88,49 100,00
Maluku Utara 9,05 90,95 100,00
Papua Barat 19,56 80,44 100,00
Papua 19,73 80,27 100,00
Indonesia 17,89 82,11 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 277


Lampiran L-6.30. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) menurut
Provinsi, 2017
Perempuan
Memperoleh PIP
Provinsi
Ya Tidak Jumlah
(1) (2) (3) (4)

Aceh 22,13 77,87 100,00


Sumatera Utara 16,44 83,56 100,00
Sumatera Barat 20,58 79,42 100,00
Riau 11,06 88,94 100,00
Jambi 15,35 84,65 100,00
Sumatera Selatan 15,46 84,54 100,00
Bengkulu 18,57 81,43 100,00
Lampung 22,57 77,43 100,00
Kep. Bangka Belitung 9,07 90,93 100,00
Kep. Riau 10,26 89,74 100,00
DKI Jakarta 11,38 88,62 100,00
Jawa Barat 16,05 83,95 100,00
Jawa Tengah 24,94 75,06 100,00
D I Yogyakarta 26,24 73,76 100,00
Jawa Timur 20,56 79,44 100,00
Banten 14,61 85,39 100,00
Bali 16,84 83,16 100,00
Nusa Tenggara Barat 26,80 73,20 100,00
Nusa Tenggara Timur 24,76 75,24 100,00
Kalimantan Barat 10,76 89,24 100,00
Kalimantan Tengah 10,66 89,34 100,00
Kalimantan Selatan 9,91 90,09 100,00
Kalimantan Timur 8,61 91,39 100,00
Kalimantan Utara 11,68 88,32 100,00
Sulawesi Utara 12,73 87,27 100,00
Sulawesi Tengah 18,92 81,08 100,00
Sulawesi Selatan 20,78 79,22 100,00
Sulawesi Tenggara 26,90 73,10 100,00
Gorontalo 24,20 75,80 100,00
Sulawesi Barat 25,35 74,65 100,00
Maluku 10,04 89,96 100,00
Maluku Utara 8,10 91,90 100,00
Papua Barat 21,17 78,83 100,00
Papua 19,44 80,56 100,00
Indonesia 18,30 81,70 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

278 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.31. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) dan Memiliki
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 78,52 74,89 76,70


Sumatera Utara 72,87 73,47 73,16
Sumatera Barat 62,50 67,82 65,22
Riau 76,44 78,46 77,37
Jambi 60,91 69,88 65,53
Sumatera Selatan 73,93 74,15 74,04
Bengkulu 71,78 75,94 73,95
Lampung 73,75 72,35 73,03
Kep. Bangka Belitung 75,29 78,88 77,09
Kep. Riau 92,01 83,53 87,12
DKI Jakarta 78,39 75,39 76,79
Jawa Barat 78,23 79,70 78,93
Jawa Tengah 76,94 76,70 76,82
D I Yogyakarta 69,93 75,42 72,45
Jawa Timur 66,13 68,70 67,38
Banten 65,95 71,88 69,01
Bali 79,73 74,78 77,15
Nusa Tenggara Barat 78,01 71,03 74,53
Nusa Tenggara Timur 71,71 72,79 72,25
Kalimantan Barat 79,83 75,48 77,75
Kalimantan Tengah 78,94 76,02 77,53
Kalimantan Selatan 77,03 69,25 73,31
Kalimantan Timur 91,36 91,11 91,24
Kalimantan Utara 83,22 81,16 82,28
Sulawesi Utara 82,54 83,76 83,09
Sulawesi Tengah 79,19 79,00 79,09
Sulawesi Selatan 76,21 74,88 75,55
Sulawesi Tenggara 73,04 73,12 73,08
Gorontalo 86,30 89,38 87,85
Sulawesi Barat 75,66 76,57 76,13
Maluku 71,04 70,68 70,88
Maluku Utara 74,75 65,02 70,32
Papua Barat 63,37 63,57 63,47
Papua 64,40 62,94 63,72
Indonesia 73,90 74,41 74,15
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 279


Lampiran L-6.32. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) dan Memiliki
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017
Perkotaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 70,78 61,46 66,05


Sumatera Utara 70,82 77,87 74,26
Sumatera Barat 57,84 71,63 64,70
Riau 86,03 82,57 84,50
Jambi 69,74 79,13 74,36
Sumatera Selatan 79,32 83,65 81,47
Bengkulu 74,94 73,06 73,88
Lampung 69,01 73,58 71,44
Kep. Bangka Belitung 80,39 86,10 83,43
Kep. Riau 94,40 80,54 86,40
DKI Jakarta 78,39 75,39 76,79
Jawa Barat 80,22 82,03 81,09
Jawa Tengah 75,84 76,78 76,31
D I Yogyakarta 68,20 77,07 72,15
Jawa Timur 66,38 69,02 67,66
Banten 67,81 75,15 71,52
Bali 80,07 72,41 76,07
Nusa Tenggara Barat 75,88 66,98 71,50
Nusa Tenggara Timur 33,67 37,54 35,61
Kalimantan Barat 64,65 54,67 59,88
Kalimantan Tengah 64,37 64,22 64,31
Kalimantan Selatan 83,10 81,28 82,23
Kalimantan Timur 91,92 87,72 90,04
Kalimantan Utara 88,11 86,84 87,52
Sulawesi Utara 79,20 79,28 79,23
Sulawesi Tengah 79,13 85,57 82,74
Sulawesi Selatan 79,02 66,52 72,45
Sulawesi Tenggara 80,27 75,91 77,96
Gorontalo 93,10 91,49 92,24
Sulawesi Barat 82,39 68,22 74,46
Maluku 77,85 75,56 76,82
Maluku Utara 100,00 57,99 76,38
Papua Barat 64,58 61,37 62,96
Papua 81,01 79,25 80,21
Indonesia 74,24 75,46 74,84
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

280 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.33. Presentase Anak Usia 7-17 yang Memperoleh Program Indonesia Pintar (PIP) dan Memiliki
Kartu Indonesia Pintar (KIP) Menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017
Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 80,07 77,66 78,86


Sumatera Utara 74,05 70,99 72,54
Sumatera Barat 65,34 65,70 65,53
Riau 71,64 76,60 73,97
Jambi 56,79 66,10 61,68
Sumatera Selatan 71,99 70,92 71,44
Bengkulu 70,78 77,11 73,97
Lampung 75,29 71,92 73,57
Kep. Bangka Belitung 71,01 71,06 71,03
Kep. Riau 83,89 93,85 89,60
DKI Jakarta 0,00 0,00 0,00
Jawa Barat 74,44 74,96 74,68
Jawa Tengah 77,77 76,63 77,22
D I Yogyakarta 72,45 73,32 72,87
Jawa Timur 65,93 68,43 67,15
Banten 63,83 68,44 66,25
Bali 79,45 76,77 78,06
Nusa Tenggara Barat 79,72 74,12 76,90
Nusa Tenggara Timur 80,02 80,46 80,24
Kalimantan Barat 85,91 83,76 84,88
Kalimantan Tengah 84,01 78,76 81,36
Kalimantan Selatan 74,34 63,92 69,36
Kalimantan Timur 90,75 93,73 92,35
Kalimantan Utara 77,04 73,41 75,43
Sulawesi Utara 84,14 85,84 84,92
Sulawesi Tengah 79,20 77,87 78,53
Sulawesi Selatan 75,47 77,40 76,42
Sulawesi Tenggara 71,08 72,24 71,65
Gorontalo 84,54 88,74 86,61
Sulawesi Barat 74,82 77,81 76,36
Maluku 69,54 69,67 69,60
Maluku Utara 71,20 66,66 69,22
Papua Barat 62,92 64,42 63,66
Papua 60,86 59,65 60,29
Indonesia 73,64 73,64 73,64
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 281


Lampiran L-6.34. Angka Buta Huruf Anak usia 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017

Perkotaan + Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 13,86 12,54 13,21


Sumatera Utara 10,95 10,77 10,86
Sumatera Barat 13,41 12,72 13,08
Riau 12,01 10,43 11,23
Jambi 10,67 9,57 10,13
Sumatera Selatan 10,83 9,22 10,04
Bengkulu 11,68 9,31 10,51
Lampung 12,42 12,78 12,60
Kep. Bangka Belitung 10,24 8,57 9,42
Kep. Riau 11,50 11,23 11,36
DKI Jakarta 7,97 7,37 7,67
Jawa Barat 9,69 8,93 9,32
Jawa Tengah 9,29 8,34 8,83
D I Yogyakarta 9,57 10,18 9,86
Jawa Timur 8,24 7,64 7,95
Banten 10,25 7,86 9,09
Bali 9,03 9,75 9,38
Nusa Tenggara Barat 15,83 14,43 15,15
Nusa Tenggara Timur 14,44 13,56 14,01
Kalimantan Barat 12,90 11,59 12,26
Kalimantan Tengah 12,35 11,71 12,04
Kalimantan Selatan 11,37 10,51 10,95
Kalimantan Timur 11,42 9,88 10,67
Kalimantan Utara 13,00 12,06 12,55
Sulawesi Utara 10,06 7,89 9,02
Sulawesi Tengah 14,02 12,58 13,33
Sulawesi Selatan 13,70 12,46 13,09
Sulawesi Tenggara 14,11 13,54 13,83
Gorontalo 12,30 11,97 12,14
Sulawesi Barat 18,11 15,58 16,89
Maluku 11,39 9,65 10,53
Maluku Utara 15,06 11,95 13,56
Papua Barat 14,73 16,21 15,44
Papua 27,09 28,79 27,90
Indonesia 10,95 10,09 10,53
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

282 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.35. Angka Buta Huruf Anak usia 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017

Perkotaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 12,31 9,69 11,03


Sumatera Utara 9,85 9,79 9,82
Sumatera Barat 10,99 11,80 11,39
Riau 10,67 9,43 10,05
Jambi 6,35 6,82 6,58
Sumatera Selatan 8,42 6,95 7,69
Bengkulu 10,00 7,88 8,96
Lampung 9,45 9,98 9,72
Kep. Bangka Belitung 8,67 5,36 7,06
Kep. Riau 11,67 10,55 11,12
DKI Jakarta 7,97 7,37 7,67
Jawa Barat 9,21 8,44 8,84
Jawa Tengah 8,35 7,48 7,93
D I Yogyakarta 8,01 11,34 9,60
Jawa Timur 7,41 7,13 7,27
Banten 9,08 6,32 7,72
Bali 8,34 8,47 8,40
Nusa Tenggara Barat 13,85 13,50 13,68
Nusa Tenggara Timur 8,45 10,69 9,56
Kalimantan Barat 9,95 8,95 9,45
Kalimantan Tengah 10,10 10,35 10,22
Kalimantan Selatan 9,84 9,57 9,71
Kalimantan Timur 10,36 8,03 9,23
Kalimantan Utara 11,46 9,85 10,68
Sulawesi Utara 10,00 7,32 8,68
Sulawesi Tengah 12,29 10,48 11,41
Sulawesi Selatan 12,49 10,61 11,57
Sulawesi Tenggara 11,10 10,86 10,98
Gorontalo 10,79 10,74 10,77
Sulawesi Barat 20,66 11,24 16,11
Maluku 9,51 8,05 8,78
Maluku Utara 13,37 7,87 10,70
Papua Barat 11,04 10,92 10,98
Papua 14,55 13,69 14,13
Indonesia 9,23 8,44 8,84
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 283


Lampiran L-6.36. Angka Buta Huruf Anak usia 5-17 Tahun menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017
Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 14,48 13,70 14,10


Sumatera Utara 11,95 11,67 11,81
Sumatera Barat 15,04 13,34 14,21
Riau 12,83 11,06 11,97
Jambi 12,55 10,75 11,66
Sumatera Selatan 12,12 10,48 11,33
Bengkulu 12,45 9,95 11,22
Lampung 13,50 13,86 13,68
Kep. Bangka Belitung 11,91 11,84 11,87
Kep. Riau 10,57 14,81 12,65
DKI Jakarta - - -
Jawa Barat 10,90 10,19 10,56
Jawa Tengah 10,17 9,19 9,70
D I Yogyakarta 13,18 7,39 10,46
Jawa Timur 9,10 8,17 8,65
Banten 12,54 11,19 11,91
Bali 10,19 11,97 11,04
Nusa Tenggara Barat 17,37 15,18 16,31
Nusa Tenggara Timur 15,96 14,30 15,14
Kalimantan Barat 14,15 12,78 13,48
Kalimantan Tengah 13,57 12,44 13,02
Kalimantan Selatan 12,51 11,28 11,91
Kalimantan Timur 13,38 13,30 13,34
Kalimantan Utara 14,94 14,97 14,96
Sulawesi Utara 10,11 8,41 9,30
Sulawesi Tengah 14,58 13,29 13,96
Sulawesi Selatan 14,44 13,62 14,05
Sulawesi Tenggara 15,43 14,73 15,09
Gorontalo 13,09 12,65 12,88
Sulawesi Barat 17,48 16,65 17,08
Maluku 12,54 10,66 11,62
Maluku Utara 15,60 13,29 14,48
Papua Barat 16,86 19,39 18,07
Papua 30,62 33,30 31,89
Indonesia 12,74 11,83 12,30
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

284 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.37. Angka Putus Sekolah Anak usia 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 0,37 0,30 0,33


Sumatera Utara 0,84 0,85 0,85
Sumatera Barat 0,95 0,27 0,61
Riau 1,24 0,64 0,94
Jambi 1,05 0,88 0,97
Sumatera Selatan 1,13 0,72 0,93
Bengkulu 0,48 0,53 0,50
Lampung 1,51 1,19 1,35
Kep. Bangka Belitung 1,11 0,80 0,96
Kep. Riau 0,86 0,29 0,57
DKI Jakarta 0,47 0,60 0,54
Jawa Barat 1,09 1,04 1,06
Jawa Tengah 1,92 1,09 1,51
D I Yogyakarta 0,60 0,30 0,46
Jawa Timur 1,22 1,62 1,41
Banten 0,54 0,63 0,59
Bali 0,19 0,47 0,33
Nusa Tenggara Barat 0,57 0,41 0,49
Nusa Tenggara Timur 1,93 1,22 1,57
Kalimantan Barat 2,24 1,22 1,73
Kalimantan Tengah 1,81 1,48 1,65
Kalimantan Selatan 1,94 1,71 1,83
Kalimantan Timur 0,51 0,28 0,40
Kalimantan Utara 2,05 1,75 1,91
Sulawesi Utara 1,29 0,51 0,91
Sulawesi Tengah 1,44 0,97 1,21
Sulawesi Selatan 2,00 1,31 1,66
Sulawesi Tenggara 1,48 1,62 1,55
Gorontalo 2,29 1,48 1,89
Sulawesi Barat 2,27 2,52 2,39
Maluku 0,45 0,49 0,47
Maluku Utara 0,53 1,20 0,86
Papua Barat 0,75 1,24 0,98
Papua 4,68 4,80 4,74
Indonesia 1,26 1,06 1,17
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 285


Lampiran L-6.38. Angka Putus Sekolah Anak usia 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017
Perkotaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 0,31 0,15 0,23


Sumatera Utara 0,81 0,87 0,84
Sumatera Barat 0,31 0,10 0,21
Riau 0,86 0,60 0,73
Jambi 0,77 0,95 0,86
Sumatera Selatan 0,45 0,69 0,57
Bengkulu 0,10 0,20 0,15
Lampung 1,09 0,65 0,87
Kep. Bangka Belitung 0,67 0,65 0,66
Kep. Riau 0,90 0,03 0,46
DKI Jakarta 0,47 0,60 0,54
Jawa Barat 0,87 0,86 0,87
Jawa Tengah 1,23 0,81 1,02
D I Yogyakarta 0,86 0,33 0,61
Jawa Timur 1,37 1,78 1,57
Banten 0,66 0,68 0,67
Bali 0,21 0,41 0,31
Nusa Tenggara Barat 0,05 0,26 0,15
Nusa Tenggara Timur 0,16 0,58 0,37
Kalimantan Barat 2,61 0,71 1,64
Kalimantan Tengah 1,76 0,93 1,36
Kalimantan Selatan 1,18 2,04 1,61
Kalimantan Timur 0,44 0,27 0,36
Kalimantan Utara 2,00 1,92 1,96
Sulawesi Utara 0,91 0,23 0,58
Sulawesi Tengah 0,75 0,71 0,73
Sulawesi Selatan 1,84 1,24 1,54
Sulawesi Tenggara 0,98 2,54 1,76
Gorontalo 2,10 1,44 1,76
Sulawesi Barat 3,72 4,74 4,26
Maluku 0,09 0,23 0,16
Maluku Utara 0,53 0,50 0,51
Papua Barat 0,76 1,52 1,14
Papua 1,42 1,30 1,36
Indonesia 0,93 0,90 0,92
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

286 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.39. Angka Putus Sekolah Anak usia 7-17 Tahun menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2017
Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 0,39 0,36 0,38


Sumatera Utara 0,88 0,84 0,86
Sumatera Barat 1,40 0,39 0,90
Riau 1,48 0,66 1,08
Jambi 1,19 0,85 1,02
Sumatera Selatan 1,51 0,74 1,13
Bengkulu 0,66 0,68 0,67
Lampung 1,68 1,40 1,54
Kep. Bangka Belitung 1,59 0,96 1,28
Kep. Riau 0,70 1,62 1,14
DKI Jakarta . . .
Jawa Barat 1,63 1,51 1,57
Jawa Tengah 2,59 1,37 1,99
D I Yogyakarta 0,00 0,23 0,11
Jawa Timur 1,06 1,44 1,25
Banten 0,30 0,54 0,41
Bali 0,16 0,59 0,36
Nusa Tenggara Barat 0,99 0,53 0,77
Nusa Tenggara Timur 2,40 1,39 1,89
Kalimantan Barat 2,07 1,46 1,76
Kalimantan Tengah 1,84 1,77 1,81
Kalimantan Selatan 2,52 1,46 1,99
Kalimantan Timur 0,65 0,29 0,47
Kalimantan Utara 2,10 1,53 1,83
Sulawesi Utara 1,60 0,76 1,19
Sulawesi Tengah 1,67 1,07 1,38
Sulawesi Selatan 2,10 1,36 1,73
Sulawesi Tenggara 1,70 1,19 1,45
Gorontalo 2,39 1,50 1,95
Sulawesi Barat 1,94 1,95 1,95
Maluku 0,67 0,66 0,67
Maluku Utara 0,53 1,44 0,97
Papua Barat 0,74 1,06 0,89
Papua 5,76 6,05 5,89
Indonesia 1,61 1,24 1,43
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 287


Lampiran L-6.40. Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi
menurut Provinsi dan Alasan Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Tidak
Bekerja/ Mengurus Merasa
ada Malu karena Sekolah Cacat/
mencari Menikah Rumah Pendidikan Lainnya Jumlah
biaya Ekonomi Jauh Disabilitas
nafkah Tangga Cukup
sekolah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Aceh 30,60 9,95 1,37 0,00 4,67 2,09 4,98 10,66 35,67 100,00
Sumatera Utara 36,18 15,48 2,57 1,35 6,13 4,46 2,33 7,94 23,55 100,00
Sumatera Barat 36,10 8,40 3,01 0,46 3,22 2,10 1,70 12,65 32,36 100,00
Riau 44,37 9,75 3,40 0,52 4,43 2,31 4,63 6,11 24,46 100,00
Jambi 46,36 12,94 5,63 1,65 3,49 3,24 4,14 5,30 17,26 100,00
Sumatera Selatan 25,30 20,70 6,42 1,48 5,54 4,70 9,09 4,95 21,82 100,00
Bengkulu 40,55 16,36 10,92 0,00 4,02 1,96 1,35 6,89 17,95 100,00
Lampung 37,87 13,37 5,26 0,85 5,77 1,89 2,06 4,42 28,51 100,00
Kep. Bangka Belitung 23,74 20,57 3,82 3,04 2,12 4,37 1,93 5,19 35,22 100,00
Kep. Riau 25,39 10,60 2,67 5,89 3,14 5,11 2,35 3,94 40,92 100,00
DKI Jakarta 17,78 36,57 3,69 0,00 2,40 1,16 0,50 1,58 36,31 100,00
Jawa Barat 39,52 15,74 6,14 1,36 6,60 3,10 1,81 3,83 21,89 100,00
Jawa Tengah 30,14 18,15 3,53 2,14 5,21 1,08 0,73 5,67 33,35 100,00
D I Yogyakarta 16,92 15,54 2,60 0,00 5,19 0,00 0,00 7,39 52,37 100,00
Jawa Timur 24,87 17,64 10,01 2,90 5,74 1,98 1,43 5,14 30,29 100,00
Banten 49,63 23,08 4,00 0,78 4,44 2,72 1,75 4,59 9,01 100,00
Bali 29,14 16,28 6,08 0,03 2,00 3,64 4,41 11,69 26,73 100,00
Nusa Tenggara Barat 40,90 16,78 7,55 3,17 2,37 1,67 0,58 4,19 22,80 100,00
Nusa Tenggara Timur 22,59 12,80 2,64 2,09 2,23 1,94 5,74 9,02 40,96 100,00
Kalimantan Barat 31,42 17,56 5,39 2,07 3,09 2,32 5,89 5,56 26,70 100,00
Kalimantan Tengah 25,43 20,74 7,59 1,94 2,12 1,84 12,61 8,22 19,50 100,00
Kalimantan Selatan 20,14 16,15 7,14 1,14 1,58 6,85 3,62 3,08 40,29 100,00
Kalimantan Timur 30,92 12,49 12,24 3,83 7,89 3,17 4,33 10,96 14,17 100,00
Kalimantan Utara 18,93 13,55 7,37 1,63 3,49 0,47 1,40 1,92 51,23 100,00
Sulawesi Utara 32,62 17,76 6,37 2,07 3,67 2,03 0,44 7,32 27,72 100,00
Sulawesi Tengah 29,08 9,82 4,16 0,84 1,83 2,75 7,23 9,59 34,71 100,00
Sulawesi Selatan 25,57 19,58 7,79 1,77 3,31 2,62 4,91 5,65 28,81 100,00
Sulawesi Tenggara 29,66 14,97 9,49 6,25 1,59 2,38 2,27 4,48 28,89 100,00
Gorontalo 20,20 23,97 7,50 4,43 1,61 1,61 3,93 4,61 32,15 100,00
Sulawesi Barat 22,18 15,39 8,04 2,91 0,77 3,03 5,53 5,06 37,09 100,00
Maluku 32,79 7,90 2,99 3,32 8,14 1,26 6,56 7,32 29,70 100,00
Maluku Utara 28,72 13,65 10,55 2,34 4,96 3,45 3,40 4,17 28,75 100,00
Papua Barat 23,77 3,01 4,49 2,20 0,90 1,09 2,72 2,71 59,12 100,00
Papua 20,74 7,70 1,02 2,36 1,19 0,70 17,08 1,56 47,66 100,00
Indonesia 31,99 16,52 5,59 1,81 4,69 2,45 3,51 5,14 28,30 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

288 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.41. Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi
menurut Provinsi dan Alasan Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi, 2017
Perkotaan

Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Tidak
Bekerja/ Mengurus Merasa Malu
ada Sekolah Cacat/
mencari Menikah Rumah Pendidikan karena Lainnya Jumlah
biaya Jauh Disabilitas
nafkah Tangga Cukup Ekonomi
sekolah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Aceh 25,31 15,87 0,00 0,00 3,51 0,00 0,00 20,00 35,31 100,00
Sumatera Utara 34,62 18,36 2,05 0,36 5,61 5,22 0,13 9,56 24,08 100,00
Sumatera Barat 33,12 7,26 0,75 0,00 6,09 1,43 0,00 21,82 29,52 100,00
Riau 45,49 14,32 0,42 0,00 3,82 0,47 0,00 9,96 25,51 100,00
Jambi 47,22 7,30 5,47 0,00 3,49 3,33 1,63 6,70 24,87 100,00
Sumatera Selatan 22,47 34,25 5,67 0,99 3,10 1,72 4,01 8,43 19,37 100,00
Bengkulu 22,03 24,73 20,20 0,00 0,06 7,94 0,89 0,06 24,09 100,00
Lampung 32,12 22,29 0,00 1,38 0,77 2,42 1,52 1,66 37,85 100,00
Kep. Bangka Belitung 19,30 18,50 1,26 3,71 3,34 7,10 2,58 7,59 36,62 100,00
Kep. Riau 29,23 11,74 2,32 4,97 4,01 6,54 0,00 3,67 37,51 100,00
DKI Jakarta 17,78 36,57 3,69 0,00 2,40 1,16 0,50 1,58 36,31 100,00
Jawa Barat 37,13 17,38 4,80 1,14 6,59 3,78 0,32 4,33 24,53 100,00
Jawa Tengah 22,54 23,01 2,47 1,24 5,18 1,60 0,49 8,04 35,43 100,00
D I Yogyakarta 22,81 12,32 2,12 0,00 0,00 0,00 0,00 7,04 55,71 100,00
Jawa Timur 16,00 17,78 6,01 1,95 6,67 1,14 0,76 3,83 45,85 100,00
Banten 40,57 29,98 3,54 0,00 5,57 2,85 1,50 5,50 10,49 100,00
Bali 21,73 17,47 7,30 0,08 5,39 5,31 0,00 13,51 29,21 100,00
Nusa Tenggara Barat 43,89 16,10 0,65 1,23 4,34 1,51 0,00 7,34 24,94 100,00
Nusa Tenggara Timur 20,03 17,35 1,02 0,00 2,49 2,55 0,40 10,45 45,71 100,00
Kalimantan Barat 19,30 12,32 0,00 2,20 7,00 3,96 2,18 6,31 46,73 100,00
Kalimantan Tengah 22,93 26,82 6,30 1,06 2,94 2,12 3,14 7,37 27,31 100,00
Kalimantan Selatan 18,40 10,84 3,84 0,34 1,04 5,23 4,61 3,66 52,03 100,00
Kalimantan Timur 27,20 18,07 10,26 2,84 8,42 4,29 0,00 13,28 15,64 100,00
Kalimantan Utara 18,53 9,06 7,93 0,00 7,19 0,00 0,00 2,02 55,28 100,00
Sulawesi Utara 25,49 14,51 3,96 1,43 6,46 4,21 0,86 5,68 37,41 100,00
Sulawesi Tengah 29,36 4,21 5,40 4,84 0,82 0,20 0,00 16,91 38,26 100,00
Sulawesi Selatan 25,50 21,67 2,42 1,61 5,16 2,79 3,03 4,82 32,99 100,00
Sulawesi Tenggara 25,61 15,85 9,40 4,75 0,00 1,26 1,43 3,29 38,40 100,00
Gorontalo 36,44 20,10 4,28 2,98 0,00 1,16 0,00 1,84 33,20 100,00
Sulawesi Barat 20,48 22,64 8,43 4,44 0,00 0,97 0,64 0,97 41,44 100,00
Maluku 36,75 6,78 5,87 3,68 19,19 0,31 1,93 20,05 5,44 100,00
Maluku Utara 26,25 29,56 0,09 3,98 3,74 0,00 8,00 0,51 27,87 100,00
Papua Barat 34,45 2,27 2,26 4,57 0,00 1,31 0,06 0,27 54,81 100,00
Papua 18,89 15,72 3,31 1,62 3,27 0,00 0,02 6,49 50,68 100,00
Indonesia 29,66 20,19 4,00 1,15 5,35 2,78 0,82 5,67 30,37 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 289


Lampiran L-6.42. Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi
menurut Provinsi dan Alasan Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi, 2017

Perdesaan
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Tidak
Bekerja/ Mengurus Merasa Malu
ada Sekolah Cacat/
mencari Menikah Rumah Pendidikan karena Lainnya Jumlah
biaya Jauh Disabilitas
nafkah Tangga Cukup Ekonomi
sekolah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Aceh 31,53 8,91 1,61 0,00 4,87 2,46 5,86 9,03 35,73 100,00
Sumatera Utara 37,51 13,03 3,02 2,19 6,58 3,82 4,21 6,55 23,09 100,00
Sumatera Barat 37,20 8,81 3,84 0,62 2,17 2,34 2,32 9,28 33,40 100,00
Riau 43,91 7,85 4,64 0,73 4,69 3,08 6,57 4,51 24,02 100,00
Jambi 46,18 14,08 5,66 1,98 3,49 3,22 4,65 5,02 15,72 100,00
Sumatera Selatan 26,16 16,58 6,64 1,63 6,28 5,61 10,63 3,89 22,57 100,00
Bengkulu 44,15 14,73 9,12 0,00 4,79 0,79 1,44 8,22 16,76 100,00
Lampung 39,33 11,10 6,60 0,72 7,04 1,75 2,19 5,12 26,14 100,00
Kep. Bangka Belitung 25,92 21,59 5,09 2,71 1,51 3,02 1,61 4,01 34,53 100,00
Kep. Riau 11,64 6,49 3,93 9,17 0,00 0,00 10,74 4,90 53,14 100,00
DKI Jakarta - - - - - - - - - 100,00
Jawa Barat 42,91 13,42 8,03 1,68 6,63 2,13 3,91 3,12 18,17 100,00
Jawa Tengah 34,45 15,40 4,13 2,66 5,22 0,78 0,87 4,32 32,17 100,00
D I Yogyakarta 0,00 24,78 3,99 0,00 20,07 0,00 0,00 8,39 42,78 100,00
Jawa Timur 29,42 17,57 12,07 3,38 5,26 2,41 1,76 5,81 22,31 100,00
Banten 60,70 14,66 4,55 1,74 3,05 2,56 2,05 3,48 7,21 100,00
Bali 33,50 15,57 5,37 0,00 0,00 2,66 7,01 10,62 25,26 100,00
Nusa Tenggara Barat 39,15 17,18 11,61 4,32 1,20 1,76 0,91 2,34 21,53 100,00
Nusa Tenggara Timur 22,93 12,19 2,85 2,37 2,19 1,86 6,45 8,83 40,32 100,00
Kalimantan Barat 34,35 18,82 6,70 2,04 2,14 1,93 6,78 5,38 21,85 100,00
Kalimantan Tengah 26,35 18,51 8,06 2,27 1,82 1,74 16,08 8,54 16,64 100,00
Kalimantan Selatan 21,19 19,33 9,12 1,62 1,89 7,82 3,03 2,73 33,27 100,00
Kalimantan Timur 36,40 4,25 15,18 5,30 7,12 1,51 10,72 7,52 12,00 100,00
Kalimantan Utara 19,28 17,40 6,90 3,03 0,33 0,88 2,61 1,83 47,76 100,00
Sulawesi Utara 35,74 19,17 7,42 2,34 2,46 1,09 0,26 8,03 23,49 100,00
Sulawesi Tengah 29,04 10,69 3,97 0,21 1,98 3,15 8,35 8,45 34,16 100,00
Sulawesi Selatan 25,60 18,67 10,13 1,83 2,50 2,55 5,73 6,01 26,99 100,00
Sulawesi Tenggara 31,13 14,65 9,52 6,80 2,17 2,79 2,58 4,91 25,45 100,00
Gorontalo 13,78 25,50 8,78 5,00 2,25 1,78 5,48 5,70 31,73 100,00
Sulawesi Barat 22,72 13,12 7,91 2,43 1,01 3,68 7,07 6,35 35,72 100,00
Maluku 31,72 8,21 2,21 3,23 5,16 1,52 7,81 3,89 36,26 100,00
Maluku Utara 29,13 11,00 12,30 2,06 5,17 4,03 2,64 4,78 28,90 100,00
Papua Barat 19,31 3,32 5,42 1,20 1,28 1,00 3,83 3,73 60,91 100,00
Papua 20,81 7,37 0,93 2,39 1,10 0,73 17,78 1,36 47,53 100,00
Indonesia 33,41 14,27 6,56 2,21 4,28 2,25 5,16 4,82 27,04 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

290 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.43. Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi
menurut Provinsi dan Alasan Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi, 2017
Laki-laki

Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Tidak
Bekerja/ Mengurus Merasa Malu
ada Sekolah Cacat/
mencari Menikah Rumah Pendidikan karena Lainnya Lainnya
biaya Jauh Disabilitas
nafkah Tangga Cukup Ekonomi
sekolah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Aceh 28,86 11,47 0,36 0,00 3,88 1,78 5,53 12,04 36,08 100,00
Sumatera Utara 35,48 19,72 0,00 0,00 5,99 4,02 1,86 7,91 25,03 100,00
Sumatera Barat 35,20 8,19 0,32 0,00 3,86 1,32 2,22 10,45 38,45 100,00
Riau 36,53 14,51 0,00 0,00 3,43 3,39 5,15 7,28 29,71 100,00
Jambi 43,64 16,83 0,69 0,00 3,89 5,49 4,14 3,42 21,91 100,00
Sumatera Selatan 23,96 22,99 0,60 1,31 6,46 5,50 6,64 3,94 28,60 100,00
Bengkulu 38,12 20,28 1,10 0,00 6,46 3,14 1,79 8,59 20,52 100,00
Lampung 36,31 13,03 0,30 0,41 5,90 2,10 1,94 4,88 35,12 100,00
Kep. Bangka Belitung 20,92 24,19 0,00 1,24 3,04 5,98 2,54 4,01 38,10 100,00
Kep. Riau 21,43 14,94 0,00 4,04 2,98 7,21 1,28 3,79 44,32 100,00
DKI Jakarta 26,67 21,59 0,00 0,00 2,97 0,00 1,06 0,00 47,71 100,00
Jawa Barat 45,00 16,68 0,30 0,00 4,60 3,62 1,74 3,88 24,18 100,00
Jawa Tengah 29,37 17,82 0,07 0,22 5,62 1,33 1,23 5,14 39,20 100,00
D I Yogyakarta 14,42 18,06 2,07 0,00 2,78 0,00 0,00 6,91 55,76 100,00
Jawa Timur 28,04 25,11 0,38 0,64 4,85 3,41 2,29 7,49 27,80 100,00
Banten 49,19 22,52 0,31 0,00 5,80 2,82 2,21 6,40 10,74 100,00
Bali 29,19 14,12 0,67 0,00 0,00 2,20 5,66 15,17 32,99 100,00
Nusa Tenggara Barat 42,13 22,74 1,31 0,30 2,23 0,34 0,00 2,68 28,27 100,00
Nusa Tenggara Timur 21,87 16,22 0,00 0,22 2,10 2,50 5,28 9,29 42,52 100,00
Kalimantan Barat 29,64 19,65 1,00 0,28 2,09 2,84 7,36 4,58 32,57 100,00
Kalimantan Tengah 21,40 30,11 0,88 0,25 1,48 2,23 11,63 9,17 22,85 100,00
Kalimantan Selatan 18,71 22,76 0,00 0,47 1,55 8,11 4,96 2,39 41,05 100,00
Kalimantan Timur 39,00 9,11 4,81 1,55 5,83 6,04 0,90 15,73 17,03 100,00
Kalimantan Utara 14,10 19,12 2,49 0,00 5,43 0,77 2,30 1,27 54,53 100,00
Sulawesi Utara 35,03 22,02 2,23 0,00 4,47 2,70 0,37 5,70 27,48 100,00
Sulawesi Tengah 28,95 14,72 0,30 1,05 2,36 1,86 5,13 7,80 37,83 100,00
Sulawesi Selatan 24,39 24,22 0,69 0,28 3,83 3,16 4,75 6,07 32,61 100,00
Sulawesi Tenggara 31,21 24,02 0,55 4,33 1,51 3,13 1,98 4,92 28,35 100,00
Gorontalo 20,30 35,31 0,00 0,86 1,61 0,61 3,97 2,19 35,15 100,00
Sulawesi Barat 24,73 18,15 0,00 0,00 0,00 4,40 5,24 7,60 39,89 100,00
Maluku 33,94 12,13 0,00 0,47 5,46 0,49 4,99 2,84 39,68 100,00
Maluku Utara 35,96 16,53 0,56 1,14 4,17 2,29 4,53 4,72 30,09 100,00
Papua Barat 22,47 5,92 0,48 0,39 1,06 1,89 1,90 3,47 62,42 100,00
Papua 21,40 8,77 0,16 1,02 1,32 0,46 18,72 1,25 46,90 100,00
Indonesia 33,01 18,74 0,37 0,37 4,26 2,88 3,71 5,39 31,27 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 291


Lampiran L-6.44. Persentase Anak Usia 7-17 Tahun yang Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi
menurut Provinsi dan Alasan Tidak/Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi, 2017
Perempuan
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Tidak
Bekerja/ Mengurus Merasa Malu
ada Sekolah Cacat/
mencari Menikah Rumah Pendidikan karena Lainnya Jumlah
biaya Jauh Disabilitas
nafkah Tangga Cukup Ekonomi
sekolah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Aceh 33,78 7,16 3,22 0,00 6,11 2,66 3,99 8,15 34,92 100,00
Sumatera Utara 37,07 10,10 5,84 3,07 6,32 5,02 2,93 7,98 21,67 100,00
Sumatera Barat 38,08 8,86 8,92 1,46 1,84 3,81 0,56 17,47 19,01 100,00
Riau 54,96 3,33 7,99 1,22 5,80 0,86 3,93 4,54 17,37 100,00
Jambi 50,27 7,33 12,74 4,03 2,91 0,00 4,13 8,01 10,56 100,00
Sumatera Selatan 27,50 16,96 15,93 1,76 4,03 3,39 13,10 6,61 10,72 100,00
Bengkulu 44,57 9,87 27,16 0,00 0,00 0,00 0,62 4,07 13,70 100,00
Lampung 39,98 13,82 12,01 1,46 5,60 1,60 2,21 3,80 19,54 100,00
Kep. Bangka Belitung 27,83 15,33 9,37 5,66 0,78 2,03 1,04 6,92 31,04 100,00
Kep. Riau 35,03 0,00 9,17 10,38 3,51 0,00 4,94 4,31 32,65 100,00
DKI Jakarta 9,98 49,74 6,93 0,00 1,90 2,18 0,00 2,97 26,30 100,00
Jawa Barat 33,03 14,62 13,07 2,98 8,98 2,48 1,88 3,78 19,18 100,00
Jawa Tengah 31,25 18,64 8,59 4,95 4,61 0,71 0,00 6,45 24,79 100,00
D I Yogyakarta 24,66 7,71 4,22 0,00 12,64 0,00 0,00 8,88 41,88 100,00
Jawa Timur 21,71 10,18 19,64 5,15 6,63 0,55 0,56 2,79 32,79 100,00
Banten 50,09 23,67 7,90 1,62 2,99 2,61 1,26 2,67 7,19 100,00
Bali 29,09 18,47 11,58 0,06 4,03 5,11 3,15 8,16 20,36 100,00
Nusa Tenggara Barat 39,09 7,96 16,79 7,42 2,57 3,62 1,43 6,42 14,71 100,00
Nusa Tenggara Timur 23,64 7,78 6,51 4,84 2,42 1,12 6,40 8,62 38,67 100,00
Kalimantan Barat 33,90 14,64 11,53 4,58 4,48 1,61 3,83 6,94 18,50 100,00
Kalimantan Tengah 30,80 8,26 16,53 4,20 2,97 1,32 13,90 6,97 15,05 100,00
Kalimantan Selatan 21,70 8,95 14,93 1,87 1,60 5,48 2,17 3,83 39,47 100,00
Kalimantan Timur 22,00 16,22 20,44 6,35 10,17 0,00 8,11 5,69 11,02 100,00
Kalimantan Utara 26,51 4,84 15,03 4,19 0,45 0,00 0,00 2,93 46,06 100,00
Sulawesi Utara 26,87 7,55 16,26 7,01 1,78 0,44 0,61 11,19 28,28 100,00
Sulawesi Tengah 29,28 1,82 10,47 0,49 0,95 4,21 10,65 12,51 29,61 100,00
Sulawesi Selatan 27,68 11,27 20,50 4,42 2,38 1,66 5,19 4,90 22,00 100,00
Sulawesi Tenggara 27,69 3,47 20,85 8,69 1,70 1,44 2,65 3,92 29,59 100,00
Gorontalo 20,05 6,88 18,81 9,80 1,61 3,11 3,87 8,25 27,62 100,00
Sulawesi Barat 18,93 11,88 18,29 6,62 1,75 1,29 5,91 1,82 33,52 100,00
Maluku 31,35 2,64 6,72 6,88 11,49 2,23 8,51 12,91 17,27 100,00
Maluku Utara 21,52 10,79 20,49 3,53 5,75 4,60 2,28 3,63 27,41 100,00
Papua Barat 24,73 0,86 7,45 3,53 0,79 0,50 3,31 2,15 56,68 100,00
Papua 19,95 6,44 2,04 3,94 1,03 0,99 15,14 1,92 48,56 100,00
Indonesia 30,68 13,68 12,27 3,65 5,24 1,90 3,26 4,82 24,51 100,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

292 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.45. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 16,18 18,02 17,08


Sumatera Utara 29,70 31,99 30,82
Sumatera Barat 31,88 34,14 32,99
Riau 30,37 32,40 31,36
Jambi 28,41 33,44 30,88
Sumatera Selatan 27,22 31,91 29,50
Bengkulu 27,90 31,52 29,69
Lampung 26,32 31,30 28,75
Kep. Bangka Belitung 30,15 36,59 33,27
Kep. Riau 38,75 42,85 40,78
DKI Jakarta 49,75 53,37 51,53
Jawa Barat 36,63 42,86 39,67
Jawa Tengah 41,14 43,52 42,29
D I Yogyakarta 50,60 53,27 51,85
Jawa Timur 39,71 41,91 40,78
Banten 35,65 37,65 36,62
Bali 48,73 47,40 48,09
Nusa Tenggara Barat 20,44 25,23 22,78
Nusa Tenggara Timur 12,45 13,71 13,07
Kalimantan Barat 23,16 26,64 24,89
Kalimantan Tengah 30,70 31,18 30,93
Kalimantan Selatan 36,67 40,28 38,46
Kalimantan Timur 39,58 41,35 40,44
Kalimantan Utara 33,92 31,45 32,74
Sulawesi Utara 33,67 38,61 36,05
Sulawesi Tengah 22,63 29,55 25,97
Sulawesi Selatan 32,29 36,16 34,18
Sulawesi Tenggara 20,83 28,24 24,47
Gorontalo 25,72 32,40 28,97
Sulawesi Barat 15,61 22,39 18,91
Maluku 22,66 25,21 23,92
Maluku Utara 12,30 15,14 13,67
Papua Barat 21,68 20,27 21,01
Papua 10,00 10,67 10,31
Indonesia 33,60 37,05 35,28
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 293


Lampiran L-6.46. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin, 2017
Perkotaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 16,18 18,02 17,08


Sumatera Utara 29,70 31,99 30,82
Sumatera Barat 31,88 34,14 32,99
Riau 30,37 32,40 31,36
Jambi 28,41 33,44 30,88
Sumatera Selatan 27,22 31,91 29,50
Bengkulu 27,90 31,52 29,69
Lampung 26,32 31,30 28,75
Kep. Bangka Belitung 30,15 36,59 33,27
Kep. Riau 38,75 42,85 40,78
DKI Jakarta 49,75 53,37 51,53
Jawa Barat 36,63 42,86 39,67
Jawa Tengah 41,14 43,52 42,29
D I Yogyakarta 50,60 53,27 51,85
Jawa Timur 39,71 41,91 40,78
Banten 35,65 37,65 36,62
Bali 48,73 47,40 48,09
Nusa Tenggara Barat 20,44 25,23 22,78
Nusa Tenggara Timur 12,45 13,71 13,07
Kalimantan Barat 23,16 26,64 24,89
Kalimantan Tengah 30,70 31,18 30,93
Kalimantan Selatan 36,67 40,28 38,46
Kalimantan Timur 39,58 41,35 40,44
Kalimantan Utara 33,92 31,45 32,74
Sulawesi Utara 33,67 38,61 36,05
Sulawesi Tengah 22,63 29,55 25,97
Sulawesi Selatan 32,29 36,16 34,18
Sulawesi Tenggara 20,83 28,24 24,47
Gorontalo 25,72 32,40 28,97
Sulawesi Barat 15,61 22,39 18,91
Maluku 22,66 25,21 23,92
Maluku Utara 12,30 15,14 13,67
Papua Barat 21,68 20,27 21,01
Papua 10,00 10,67 10,31
Indonesia 33,60 37,05 35,28
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

294 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.47. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Jenis
Kelamin, 2017
Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 27,40 28,49 27,93


Sumatera Utara 40,12 42,28 41,18
Sumatera Barat 45,59 48,52 47,01
Riau 44,05 43,70 43,88
Jambi 40,91 46,27 43,48
Sumatera Selatan 42,09 46,64 44,34
Bengkulu 46,69 51,32 48,98
Lampung 38,45 41,05 39,74
Kep. Bangka Belitung 37,97 45,98 41,82
Kep. Riau 41,37 45,96 43,66
DKI Jakarta 49,75 53,37 51,53
Jawa Barat 40,50 46,58 43,48
Jawa Tengah 46,22 49,08 47,62
D I Yogyakarta 54,80 57,48 56,05
Jawa Timur 45,15 48,87 46,96
Banten 42,87 46,07 44,46
Bali 54,59 54,36 54,48
Nusa Tenggara Barat 25,09 33,82 29,38
Nusa Tenggara Timur 38,18 37,58 37,89
Kalimantan Barat 45,53 50,30 47,92
Kalimantan Tengah 49,67 47,89 48,82
Kalimantan Selatan 50,21 53,13 51,69
Kalimantan Timur 47,25 47,41 47,32
Kalimantan Utara 41,23 39,03 40,16
Sulawesi Utara 45,72 49,01 47,33
Sulawesi Tengah 46,66 56,00 51,26
Sulawesi Selatan 45,31 48,65 46,97
Sulawesi Tenggara 30,74 41,41 36,06
Gorontalo 40,42 45,12 42,78
Sulawesi Barat 27,39 35,46 31,51
Maluku 42,48 41,81 42,14
Maluku Utara 29,84 36,00 32,83
Papua Barat 27,82 32,65 30,19
Papua 32,12 32,55 32,33
Indonesia 43,10 46,97 45,00
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 295


Lampiran L-6.48. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Tujuan
Mengakses, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Mendapat Mengirim/


Mengerjakan Sosial media/
Informasi/ menerima Hiburan Lainnya
tugas sekolah jejaring sosial
berita E-mail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 47,76 61,71 12,79 68,10 51,70 6,95


Sumatera Utara 40,71 73,11 9,55 58,95 49,03 4,77
Sumatera Barat 41,78 74,25 11,15 60,48 53,34 6,31
Riau 43,56 67,58 10,35 65,05 51,78 6,96
Jambi 46,34 63,69 14,02 69,94 46,61 8,73
Sumatera Selatan 45,67 59,25 11,10 73,67 50,51 6,65
Bengkulu 39,90 68,73 9,54 66,84 49,08 6,03
Lampung 38,67 63,41 8,90 64,40 38,20 4,93
Kep. Bangka Belitung 57,74 64,46 12,97 67,76 57,36 12,37
Kep. Riau 42,40 76,00 12,15 58,31 55,99 8,85
DKI Jakarta 52,79 71,65 16,41 65,47 63,38 13,18
Jawa Barat 50,49 65,88 14,24 71,82 50,33 8,78
Jawa Tengah 47,15 72,93 12,52 69,08 50,10 6,89
D I Yogyakarta 52,38 72,04 13,02 72,80 57,27 7,34
Jawa Timur 46,97 72,30 12,12 66,54 53,56 6,45
Banten 47,41 78,79 12,26 71,83 48,91 8,28
Bali 54,31 74,16 9,48 67,90 64,74 9,51
Nusa Tenggara Barat 43,02 78,26 12,12 63,26 43,51 7,40
Nusa Tenggara Timur 37,97 77,82 7,96 61,54 41,11 4,36
Kalimantan Barat 43,83 60,78 8,48 71,02 60,54 8,20
Kalimantan Tengah 41,54 65,93 13,51 70,64 58,99 6,44
Kalimantan Selatan 49,27 63,74 11,05 71,19 68,28 9,20
Kalimantan Timur 47,91 69,97 13,42 68,49 66,46 12,77
Kalimantan Utara 43,80 71,62 13,15 59,87 54,38 9,12
Sulawesi Utara 46,12 58,94 11,47 76,00 55,70 12,70
Sulawesi Tengah 33,81 71,00 11,99 68,15 49,16 5,11
Sulawesi Selatan 43,57 70,86 11,83 67,86 51,53 6,86
Sulawesi Tenggara 34,27 73,66 8,53 58,10 39,71 3,96
Gorontalo 36,29 75,80 12,64 71,15 47,94 7,13
Sulawesi Barat 40,17 72,53 14,05 65,41 38,81 7,29
Maluku 31,80 83,35 7,10 58,00 34,51 4,07
Maluku Utara 30,17 72,52 9,10 61,97 42,48 3,55
Papua Barat 35,70 66,63 13,58 59,03 35,94 2,79
Papua 44,93 62,41 8,81 70,70 45,06 6,91
Indonesia 46,67 70,09 12,33 68,02 51,92 7,64
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

296 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.49. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Tujuan
Mengakses, 2017
Perkotaan
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Mendapat Mengirim/


Mengerjakan Sosial media/
Informasi/ menerima Hiburan Lainnya
tugas sekolah jejaring sosial
berita E-mail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 51,21 69,22 16,15 66,40 63,04 9,79


Sumatera Utara 40,18 75,30 9,03 59,42 51,55 5,23
Sumatera Barat 43,76 75,16 12,85 59,49 62,07 7,67
Riau 43,48 73,22 10,90 61,86 56,77 8,05
Jambi 46,02 74,08 15,48 62,74 52,58 12,28
Sumatera Selatan 48,15 66,68 13,21 69,26 58,01 8,16
Bengkulu 43,43 74,24 10,52 69,31 54,85 6,71
Lampung 42,35 68,99 10,72 68,33 42,71 5,12
Kep. Bangka Belitung 59,00 68,40 13,23 65,01 60,18 12,43
Kep. Riau 40,66 77,57 12,23 57,01 55,73 9,13
DKI Jakarta 52,79 71,65 16,41 65,47 63,38 13,18
Jawa Barat 50,76 67,40 14,39 70,73 51,35 9,56
Jawa Tengah 46,75 75,22 12,78 68,74 53,71 7,44
D I Yogyakarta 51,84 72,39 13,30 72,52 59,08 6,65
Jawa Timur 48,63 75,28 12,11 66,00 56,10 7,44
Banten 49,63 79,95 12,32 72,80 51,23 9,18
Bali 54,62 75,80 11,06 68,51 65,48 11,12
Nusa Tenggara Barat 49,46 84,92 13,34 61,19 46,53 7,85
Nusa Tenggara Timur 37,85 84,19 6,59 59,33 47,17 4,61
Kalimantan Barat 45,54 67,80 7,24 71,88 68,93 8,82
Kalimantan Tengah 42,42 73,58 13,99 69,03 70,63 8,47
Kalimantan Selatan 48,77 66,06 12,09 68,88 73,53 9,87
Kalimantan Timur 48,51 73,53 14,94 66,78 70,20 14,47
Kalimantan Utara 44,53 78,09 11,34 57,24 52,90 7,55
Sulawesi Utara 47,69 60,30 14,36 78,13 59,76 16,99
Sulawesi Tengah 32,24 71,92 15,37 67,58 53,05 5,44
Sulawesi Selatan 46,76 73,78 13,43 69,38 59,95 9,08
Sulawesi Tenggara 35,83 79,56 9,24 55,47 38,46 3,43
Gorontalo 36,74 77,87 16,73 69,00 49,34 9,16
Sulawesi Barat 38,48 78,04 17,94 71,20 46,26 11,15
Maluku 37,98 85,38 8,32 59,67 43,66 4,12
Maluku Utara 29,80 78,10 9,83 63,89 48,80 2,75
Papua Barat 30,71 73,01 9,80 62,63 38,53 1,80
Papua 45,30 67,74 9,06 73,65 45,02 6,28
Indonesia 48,02 72,69 12,97 67,67 55,30 8,77
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 297


Lampiran L-6.50. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Tujuan
Mengakses, 2017
Perdesaan
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Mendapat Mengirim/


Mengerjakan Sosial media/
Informasi/ menerima Hiburan Lainnya
tugas sekolah jejaring sosial
berita E-mail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 44,65 54,93 9,75 69,62 41,47 4,38


Sumatera Utara 41,66 69,25 10,47 58,12 44,61 3,97
Sumatera Barat 39,11 73,02 8,85 61,80 41,57 4,48
Riau 43,64 61,07 9,71 68,73 46,02 5,70
Jambi 46,58 55,78 12,91 75,43 42,06 6,02
Sumatera Selatan 42,81 50,72 8,69 78,72 41,91 4,91
Bengkulu 36,02 62,68 8,46 64,13 42,74 5,29
Lampung 36,41 59,97 7,78 61,97 35,42 4,81
Kep. Bangka Belitung 55,49 57,46 12,51 72,64 52,34 12,26
Kep. Riau 57,10 62,71 11,53 69,25 58,20 6,47
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 49,49 60,33 13,67 75,78 46,63 5,90
Jawa Tengah 47,65 70,09 12,21 69,49 45,63 6,22
D I Yogyakarta 54,09 70,94 12,14 73,67 51,60 9,51
Jawa Timur 44,58 68,01 12,13 67,32 49,90 5,02
Banten 37,72 73,74 12,02 67,55 38,75 4,39
Bali 53,51 70,03 5,48 66,34 62,89 5,45
Nusa Tenggara Barat 34,40 69,33 10,47 66,04 39,46 6,80
Nusa Tenggara Timur 38,15 68,15 10,04 64,89 31,91 3,98
Kalimantan Barat 41,49 51,17 10,19 69,84 49,04 7,35
Kalimantan Tengah 40,47 56,54 12,91 72,62 44,69 3,94
Kalimantan Selatan 49,97 60,49 9,60 74,42 60,93 8,27
Kalimantan Timur 45,98 58,75 8,61 73,87 54,65 7,41
Kalimantan Utara 42,16 57,14 17,20 65,75 57,69 12,63
Sulawesi Utara 43,75 56,89 7,11 72,79 49,56 6,21
Sulawesi Tengah 35,32 70,12 8,74 68,70 45,41 4,79
Sulawesi Selatan 40,04 67,63 10,07 66,17 42,23 4,40
Sulawesi Tenggara 32,97 68,75 7,94 60,28 40,76 4,41
Gorontalo 35,84 73,68 8,46 73,33 46,51 5,06
Sulawesi Barat 40,97 69,92 12,21 62,66 35,27 5,46
Maluku 18,86 79,09 4,54 54,50 15,38 3,97
Maluku Utara 30,70 64,45 8,05 59,20 33,33 4,71
Papua Barat 41,23 59,57 17,76 55,04 33,06 3,89
Papua 44,10 50,29 8,25 63,99 45,13 8,34
Indonesia 44,16 65,23 11,11 68,69 45,60 5,52
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

298 Profil Anak Indonesia 2018


Lampiran L-6.51. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Tujuan
Mengakses, 2017
Laki-laki
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Mendapat Mengirim/


Mengerjakan Sosial media/
Informasi/ menerima Hiburan Lainnya
tugas sekolah jejaring sosial
berita E-mail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 45,39 56,90 12,11 65,97 53,42 5,86


Sumatera Utara 36,39 70,55 8,14 56,03 55,94 3,58
Sumatera Barat 40,60 69,46 10,11 56,64 57,66 6,09
Riau 42,31 64,80 10,99 61,75 55,76 5,98
Jambi 46,61 63,61 13,46 65,14 52,26 8,33
Sumatera Selatan 44,14 56,17 11,51 71,91 55,43 5,63
Bengkulu 38,48 65,79 7,87 64,97 56,28 4,83
Lampung 36,22 60,00 7,37 63,10 39,08 4,42
Kep. Bangka Belitung 57,44 63,11 12,52 66,18 65,60 10,04
Kep. Riau 43,23 70,34 13,15 58,23 62,59 8,25
DKI Jakarta 51,15 70,35 16,43 63,59 63,74 12,58
Jawa Barat 49,31 65,25 13,72 69,58 53,12 8,36
Jawa Tengah 45,60 69,58 11,66 67,87 54,98 6,46
D I Yogyakarta 51,41 68,01 13,01 72,68 61,73 7,59
Jawa Timur 45,85 70,07 10,94 65,47 57,91 5,34
Banten 46,75 77,92 11,25 70,00 51,25 8,62
Bali 52,25 72,01 8,43 66,81 69,46 8,60
Nusa Tenggara Barat 37,38 76,15 10,52 57,82 50,23 4,17
Nusa Tenggara Timur 36,79 75,85 5,33 58,02 43,66 3,38
Kalimantan Barat 40,41 59,72 7,97 69,03 66,12 7,36
Kalimantan Tengah 41,50 63,51 14,18 68,35 63,62 6,04
Kalimantan Selatan 47,49 60,65 10,08 69,37 74,86 6,59
Kalimantan Timur 47,49 70,26 13,19 65,20 69,80 9,18
Kalimantan Utara 39,55 65,67 12,77 55,01 60,51 6,94
Sulawesi Utara 43,88 55,30 9,88 74,11 60,45 12,82
Sulawesi Tengah 33,30 66,55 12,05 66,24 55,48 4,55
Sulawesi Selatan 41,95 67,85 10,37 64,90 56,19 4,19
Sulawesi Tenggara 31,84 68,19 8,28 55,07 43,28 4,32
Gorontalo 36,58 75,60 11,97 68,08 51,94 4,61
Sulawesi Barat 37,59 66,13 13,23 65,20 43,99 7,68
Maluku 34,14 79,80 8,13 54,98 37,89 3,31
Maluku Utara 27,24 67,98 6,96 65,34 44,63 3,83
Papua Barat 33,24 65,12 12,82 56,90 39,81 2,57
Papua 44,85 58,71 7,75 71,07 48,80 6,55
Indonesia 45,18 67,92 11,56 66,07 56,01 6,83
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 299


Lampiran L-6.52. Persentase Anak usia 7-17 Tahun yang Mengakses Internet menurut Provinsi dan Tujuan
Mengakses, 2017
Perempuan
Alasan Tidak/ Belum Pernah Bersekolah/Tidak Bersekolah Lagi

Provinsi Mendapat Mengirim/


Mengerjakan Sosial media/
Informasi/ menerima Hiburan Lainnya
tugas sekolah jejaring sosial
berita E-mail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 49,98 66,22 13,42 70,09 50,07 7,97


Sumatera Utara 44,91 75,58 10,93 61,79 42,32 5,93
Sumatera Barat 42,93 78,92 12,16 64,22 49,12 6,53
Riau 44,77 70,27 9,72 68,26 47,91 7,91
Jambi 46,10 63,76 14,53 74,16 41,64 9,08
Sumatera Selatan 47,06 62,04 10,73 75,26 46,04 7,57
Bengkulu 41,18 71,40 11,05 68,54 42,55 7,12
Lampung 40,85 66,43 10,26 65,54 37,42 5,38
Kep. Bangka Belitung 58,00 65,65 13,36 69,14 50,14 14,40
Kep. Riau 41,64 81,21 11,23 58,38 49,93 9,40
DKI Jakarta 54,38 72,90 16,38 67,28 63,03 13,76
Jawa Barat 51,55 66,43 14,70 73,82 47,84 9,15
Jawa Tengah 48,71 76,29 13,39 70,29 45,19 7,33
D I Yogyakarta 53,43 76,37 13,03 72,93 52,46 7,07
Jawa Timur 48,08 74,52 13,29 67,62 49,23 7,55
Banten 48,07 79,65 13,27 73,64 46,58 7,95
Bali 56,58 76,54 10,64 69,10 59,52 10,52
Nusa Tenggara Barat 47,80 80,05 13,47 67,87 37,81 10,14
Nusa Tenggara Timur 39,06 79,66 10,42 64,83 38,72 5,28
Kalimantan Barat 46,85 61,72 8,94 72,78 55,61 8,93
Kalimantan Tengah 41,59 68,49 12,79 73,05 54,11 6,85
Kalimantan Selatan 50,93 66,61 11,95 72,88 62,15 11,63
Kalimantan Timur 48,33 69,67 13,66 71,85 63,03 16,46
Kalimantan Utara 48,80 78,64 13,60 65,58 47,16 11,68
Sulawesi Utara 48,23 62,37 12,98 77,78 51,23 12,59
Sulawesi Tengah 34,23 74,67 11,95 69,73 43,96 5,57
Sulawesi Selatan 45,08 73,67 13,20 70,61 47,17 9,35
Sulawesi Tenggara 36,12 77,84 8,72 60,42 36,99 3,69
Gorontalo 36,05 75,96 13,20 73,72 44,57 9,26
Sulawesi Barat 42,07 77,25 14,66 65,57 34,99 7,00
Maluku 29,65 86,60 6,16 60,75 31,42 4,77
Maluku Utara 32,72 76,47 10,96 59,05 40,61 3,31
Papua Barat 38,57 68,39 14,45 61,50 31,42 3,05
Papua 45,01 66,31 9,93 70,32 41,10 7,29
Indonesia 48,10 72,15 13,06 69,88 48,02 8,40
Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2017, BPS

300 Profil Anak Indonesia 2018


LAMPIRAN
BAB 7
lampiran BAB 7
Lampiran L-7.1. Penduduk USIA 10-17 Tahun menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2017
Perkotaan
Kelompok Umur
Provinsi 10 - 12 13-14 15-17 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 102 811 65 050 108 634 276 495
Sumatera Utara 465 007 317 531 501 147 1 283 685
Sumatera Barat 150 187 104 196 176 890 431 273
Riau 157 480 101 387 169 319 428 186
Jambi 66 672 44 862 66 293 177 827
Sumatera Selatan 179 585 108 559 175 188 463 332
Bengkulu 28 896 27 317 43 420 99 633
Lampung 123 291 84 517 160 203 368 011
Kep. Bangka Belitung 38 989 28 363 48 839 116 191
Kepulauan Riau 105 921 67 874 106 356 280 151
DKI Jakarta 573 073 388 514 601 322 1 562 909
Jawa Barat 1 998 282 1 388 564 2 249 009 5 635 855
Jawa Tengah 812 911 584 963 983 852 2 381 726
DI Yogyakarta 109 323 80 269 131 268 320 860
Jawa Timur 989 882 711 376 1 140 505 2 841 763
Banten 497 621 351 306 564 057 1 412 984
Bali 140 367 84 996 150 720 376 083
Nusa Tenggara Barat 133 578 78 477 138 888 350 943
Nusa Tenggara Timur 81 909 54 997 89 205 226 111
Kalimantan Barat 93 721 69 244 117 856 280 821
Kalimantan Tengah 58 673 39 474 75 332 173 479
Kalimantan Selatan 116 156 73 963 124 163 314 282
Kalimantan Timur 129 995 86 322 140 270 356 587
Kalimantan Utara 23 893 15 987 20 245 60 125
Sulawesi Utara 67 538 47 003 81 849 196 390
Sulawesi Tengah 44 536 34 046 58 128 136 710
Sulawesi Selatan 212 690 139 385 231 763 583 838
Sulawesi Tenggara 54 374 41 885 55 268 151 527
Gorontalo 25 176 20 505 28 551 74 232
Sulawesi Barat 18 069 12 830 18 635 49 534
Maluku 42 939 34 071 57 016 134 026
Maluku Utara 22 799 16 399 25 279 64 477
Papua Barat 23 473 16 247 25 027 64 747
Papua 50 179 35 895 52 834 138 908
Indonesia 7 739 996 5 356 374 8 717 331 21 813 701

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 303


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.2. Penduduk USIA 10-17 Tahun menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2017
Perdesaan
Kelompok Umur
Provinsi
10 - 12 13-14 15-17 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 235 616 154 199 230 228 620 043
Sumatera Utara 495 592 336 151 466 512 1 298 255
Sumatera Barat 193 138 131 306 194 000 518 444
Riau 275 414 186 830 272 277 734 521
Jambi 135 401 95 655 141 004 372 060
Sumatera Selatan 308 790 205 863 329 267 843 920
Bengkulu 77 987 54 544 76 514 209 045
Lampung 332 222 207 630 322 203 862 055
Kep. Bangka Belitung 38 724 25 223 39 021 102 968
Kepulauan Riau 19 086 11 791 13 097 43 974
DKI Jakarta - - - -
Jawa Barat 691 428 452 925 694 754 1 839 107
Jawa Tengah 870 525 548 646 901 734 2 320 905
DI Yogyakarta 48 198 33 359 45 643 127 200
Jawa Timur 912 830 604 810 917 141 2 434 781
Banten 241 219 176 021 229 544 646 784
Bali 74 178 48 656 76 094 198 928
Nusa Tenggara Barat 157 731 96 308 154 594 408 633
Nusa Tenggara Timur 338 625 208 330 273 596 820 551
Kalimantan Barat 209 481 134 037 211 682 555 200
Kalimantan Tengah 94 423 70 516 106 197 271 136
Kalimantan Selatan 131 125 94 934 130 997 357 056
Kalimantan Timur 87 213 50 119 76 960 214 292
Kalimantan Utara 19 784 11 846 18 269 49 899
Sulawesi Utara 70 862 50 311 72 462 193 635
Sulawesi Tengah 139 076 107 342 144 401 390 819
Sulawesi Selatan 304 302 228 676 324 314 857 292
Sulawesi Tenggara 124 116 87 660 110 673 322 449
Gorontalo 44 948 35 384 46 273 126 605
Sulawesi Barat 70 668 54 533 73 355 198 556
Maluku 80 025 54 733 76 593 211 351
Maluku Utara 66 658 45 894 60 005 172 557
Papua Barat 38 752 22 404 39 506 100 662
Papua 150 138 97 398 143 850 391 386
Indonesia 7 078 275 4 724 034 7 012 760 18 815 069
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

304 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.3. Penduduk USIA 10-17 Tahun menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2017
Laki-laki
Kelompok Umur
Provinsi
10 - 12 13-14 15-17 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 171 582 113 566 181 015 466 163
Sumatera Utara 496 504 337 671 503 518 1 337 693
Sumatera Barat 172 065 116 566 197 782 486 413
Riau 219 070 150 990 237 121 607 181
Jambi 98 343 72 969 111 706 283 018
Sumatera Selatan 259 136 150 948 266 052 676 136
Bengkulu 50 622 42 239 61 467 154 328
Lampung 236 733 156 669 259 123 652 525
Kep. Bangka Belitung 39 149 27 953 43 637 110 739
Kepulauan Riau 72 210 33 828 69 030 175 068
DKI Jakarta 287 984 199 566 307 566 795 116
Jawa Barat 1 395 654 925 616 1 553 336 3 874 606
Jawa Tengah 870 407 554 712 1 018 456 2 443 575
DI Yogyakarta 79 522 59 927 92 262 231 711
Jawa Timur 965 790 674 208 1 092 648 2 732 646
Banten 367 213 260 072 410 694 1 037 979
Bali 107 157 68 897 118 747 294 801
Nusa Tenggara Barat 146 496 89 959 154 508 390 963
Nusa Tenggara Timur 208 211 133 070 188 960 530 241
Kalimantan Barat 163 411 103 031 174 220 440 662
Kalimantan Tengah 81 156 57 497 97 464 236 117
Kalimantan Selatan 135 543 79 727 132 367 347 637
Kalimantan Timur 110 669 74 960 117 415 303 044
Kalimantan Utara 21 329 14 320 19 809 55 458
Sulawesi Utara 69 681 50 506 86 840 207 027
Sulawesi Tengah 90 443 75 877 101 169 267 489
Sulawesi Selatan 271 272 187 165 298 937 757 374
Sulawesi Tenggara 95 358 62 709 87 160 245 227
Gorontalo 36 879 26 877 35 437 99 193
Sulawesi Barat 45 028 35 982 46 156 127 166
Maluku 67 458 43 342 71 134 181 934
Maluku Utara 44 362 33 241 44 545 122 148
Papua Barat 30 931 18 431 36 580 85 942
Papua 103 833 67 787 111 650 283 270
Indonesia 7 611 201 5 100 878 8 328 511 21 040 590
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 305


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.4. Penduduk USIA 10-17 Tahun menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2017
Perempuan
Kelompok Umur
Provinsi
10 - 12 13-14 15-17 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 166 845 105 683 157 847 430 375
Sumatera Utara 464 095 316 011 464 141 1 244 247
Sumatera Barat 171 260 118 936 173 108 463 304
Riau 213 824 137 227 204 475 555 526
Jambi 103 730 67 548 95 591 266 869
Sumatera Selatan 229 239 163 474 238 403 631 116
Bengkulu 56 261 39 622 58 467 154 350
Lampung 218 780 135 478 223 283 577 541
Kep. Bangka Belitung 38 564 25 633 44 223 108 420
Kepulauan Riau 52 797 45 837 50 423 149 057
DKI Jakarta 285 089 188 948 293 756 767 793
Jawa Barat 1 294 056 915 873 1 390 427 3 600 356
Jawa Tengah 813 029 578 897 867 130 2 259 056
DI Yogyakarta 77 999 53 701 84 649 216 349
Jawa Timur 936 922 641 978 964 998 2 543 898
Banten 371 627 267 255 382 907 1 021 789
Bali 107 388 64 755 108 067 280 210
Nusa Tenggara Barat 144 813 84 826 138 974 368 613
Nusa Tenggara Timur 212 323 130 257 173 841 516 421
Kalimantan Barat 139 791 100 250 155 318 395 359
Kalimantan Tengah 71 940 52 493 84 065 208 498
Kalimantan Selatan 111 738 89 170 122 793 323 701
Kalimantan Timur 106 539 61 481 99 815 267 835
Kalimantan Utara 22 348 13 513 18 705 54 566
Sulawesi Utara 68 719 46 808 67 471 182 998
Sulawesi Tengah 93 169 65 511 101 360 260 040
Sulawesi Selatan 245 720 180 896 257 140 683 756
Sulawesi Tenggara 83 132 66 836 78 781 228 749
Gorontalo 33 245 29 012 39 387 101 644
Sulawesi Barat 43 709 31 381 45 834 120 924
Maluku 55 506 45 462 62 475 163 443
Maluku Utara 45 095 29 052 40 739 114 886
Papua Barat 31 294 20 220 27 953 79 467
Papua 96 484 65 506 85 034 247 024
Indonesia 7 207 070 4 979 530 7 401 580 19 588 180

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

306 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.5. Penduduk USIA 10-17 Tahun menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2017
Perkotaan + Perdesaan
Kelompok Umur
Provinsi
10 - 12 13-14 15-17 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 338 427 219 249 338 862 896 538
Sumatera Utara 960 599 653 682 967 659 2 581 940
Sumatera Barat 343 325 235 502 370 890 949 717
Riau 432 894 288 217 441 596 1 162 707
Jambi 202 073 140 517 207 297 549 887
Sumatera Selatan 488 375 314 422 504 455 1 307 252
Bengkulu 106 883 81 861 119 934 308 678
Lampung 455 513 292 147 482 406 1 230 066
Kep. Bangka Belitung 77 713 53 586 87 860 219 159
Kepulauan Riau 125 007 79 665 119 453 324 125
DKI Jakarta 573 073 388 514 601 322 1 562 909
Jawa Barat 2 689 710 1 841 489 2 943 763 7 474 962
Jawa Tengah 1 683 436 1 133 609 1 885 586 4 702 631
DI Yogyakarta 157 521 113 628 176 911 448 060
Jawa Timur 1 902 712 1 316 186 2 057 646 5 276 544
Banten 738 840 527 327 793 601 2 059 768
Bali 214 545 133 652 226 814 575 011
Nusa Tenggara Barat 291 309 174 785 293 482 759 576
Nusa Tenggara Timur 420 534 263 327 362 801 1 046 662
Kalimantan Barat 303 202 203 281 329 538 836 021
Kalimantan Tengah 153 096 109 990 181 529 444 615
Kalimantan Selatan 247 281 168 897 255 160 671 338
Kalimantan Timur 217 208 136 441 217 230 570 879
Kalimantan Utara 43 677 27 833 38 514 110 024
Sulawesi Utara 138 400 97 314 154 311 390 025
Sulawesi Tengah 183 612 141 388 202 529 527 529
Sulawesi Selatan 516 992 368 061 556 077 1 441 130
Sulawesi Tenggara 178 490 129 545 165 941 473 976
Gorontalo 70 124 55 889 74 824 200 837
Sulawesi Barat 88 737 67 363 91 990 248 090
Maluku 122 964 88 804 133 609 345 377
Maluku Utara 89 457 62 293 85 284 237 034
Papua Barat 62 225 38 651 64 533 165 409
Papua 200 317 133 293 196 684 530 294
Indonesia 14 818 271 10 080 408 15 730 091 40 628 770
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 307


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.6. Penduduk USIA 10-12 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perkotaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 2 176 - 96 705 1 824 2 106 102 811
Sumatera Utara 11 126 - 427 922 15 479 10 480 465 007
Sumatera Barat 2 753 - 143 433 2 810 1 191 150 187
Riau 1 333 396 150 054 3 632 2 065 157 480
Jambi 819 - 65 049 804 - 66 672
Sumatera Selatan 2 657 - 171 414 4 921 593 179 585
Bengkulu 305 - 27 950 421 220 28 896
Lampung 683 - 116 337 5 072 1 199 123 291
Kep. Bangka Belitung 849 - 37 759 381 - 38 989
Kepulauan Riau 651 - 101 885 1 337 2 048 105 921
DKI Jakarta 2 834 - 552 391 4 630 13 218 573 073
Jawa Barat 21 441 2 486 1 891 237 36 665 46 453 1 998 282
Jawa Tengah 6 544 - 775 162 16 940 14 265 812 911
DI Yogyakarta - - 106 833 2 305 185 109 323
Jawa Timur 11 857 - 946 345 20 228 11 452 989 882
Banten 2 134 - 479 990 9 294 6 203 497 621
Bali 3 135 - 133 703 3 529 - 140 367
Nusa Tenggara Barat 3 107 - 127 098 2 234 1 139 133 578
Nusa Tenggara Timur 1 340 131 77 416 1 923 1 099 81 909
Kalimantan Barat 1 485 - 88 541 3 052 643 93 721
Kalimantan Tengah 1 141 - 54 515 1 841 1 176 58 673
Kalimantan Selatan 1 049 - 110 052 2 441 2 614 116 156
Kalimantan Timur 1 506 - 122 412 3 701 2 376 129 995
Kalimantan Utara 589 - 22 729 69 506 23 893
Sulawesi Utara 378 - 62 146 2 911 2 103 67 538
Sulawesi Tengah 1 000 - 40 599 2 563 374 44 536
Sulawesi Selatan 5 981 180 199 246 3 798 3 485 212 690
Sulawesi Tenggara 3 651 - 48 496 1 024 1 203 54 374
Gorontalo 582 - 22 362 1 828 404 25 176
Sulawesi Barat 1 086 - 16 356 522 105 18 069
Maluku 298 62 41 433 1 021 125 42 939
Maluku Utara 586 - 21 706 231 276 22 799
Papua Barat 284 - 22 805 248 136 23 473
Papua 415 37 46 092 2 309 1 326 50 179
Indonesia 95 775 3 292 7 348 173 161 988 130 768 7 739 996

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

308 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.7. Penduduk USIA 13-14 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perkotaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 3 353 - 58 097 2 058 1 542 65 050
Sumatera Utara 15 086 1 612 277 585 18 508 4 740 317 531
Sumatera Barat 3 906 297 95 159 3 234 1 600 104 196
Riau 2 503 1 210 93 201 3 657 816 101 387
Jambi 1 373 - 42 777 444 268 44 862
Sumatera Selatan 4 154 - 99 808 3 032 1 565 108 559
Bengkulu 368 - 25 837 1 024 88 27 317
Lampung 1 617 563 77 010 4 871 456 84 517
Kep. Bangka Belitung 318 392 26 639 654 360 28 363
Kepulauan Riau 1 597 187 61 715 3 801 574 67 874
DKI Jakarta 5 507 - 368 585 5 451 8 971 388 514
Jawa Barat 51 836 4 568 1 242 802 50 639 38 719 1 388 564
Jawa Tengah 19 530 777 527 424 26 217 11 015 584 963
DI Yogyakarta 1 756 - 75 455 3 058 - 80 269
Jawa Timur 19 309 3 934 654 598 26 033 7 502 711 376
Banten 6 273 5 172 317 948 16 364 5 549 351 306
Bali 3 195 - 78 190 2 189 1 422 84 996
Nusa Tenggara Barat 4 969 - 68 326 2 929 2 253 78 477
Nusa Tenggara Timur 1 905 333 50 649 1 564 546 54 997
Kalimantan Barat 2 208 559 60 866 3 552 2 059 69 244
Kalimantan Tengah 875 150 36 254 1 213 982 39 474
Kalimantan Selatan 2 235 684 63 641 4 923 2 480 73 963
Kalimantan Timur 1 383 361 81 292 3 092 194 86 322
Kalimantan Utara 941 - 14 838 208 - 15 987
Sulawesi Utara 812 310 42 495 1 904 1 482 47 003
Sulawesi Tengah 2 387 - 29 650 1 923 86 34 046
Sulawesi Selatan 8 720 641 120 362 6 970 2 692 139 385
Sulawesi Tenggara 3 916 138 36 861 970 - 41 885
Gorontalo 1 191 - 16 405 2 359 550 20 505
Sulawesi Barat 745 - 11 408 299 378 12 830
Maluku 746 54 30 886 1 883 502 34 071
Maluku Utara 327 - 15 439 633 - 16 399
Papua Barat 747 - 14 368 992 140 16 247
Papua 1 436 - 32 481 1 330 648 35 895
Indonesia 177 224 21 942 4 849 051 207 978 100 179 5 356 374

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 309


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.8. Penduduk USIA 15-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perkotaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 11 190 1 954 85 726 6 242 3 522 108 634
Sumatera Utara 62 588 23 199 379 150 27 598 8 612 501 147
Sumatera Barat 20 959 4 351 138 367 9 684 3 529 176 890
Riau 16 270 4 353 141 121 6 548 1 027 169 319
Jambi 6 092 1 297 54 109 3 716 1 079 66 293
Sumatera Selatan 13 798 7 037 145 595 6 709 2 049 175 188
Bengkulu 3 510 300 37 584 1 331 695 43 420
Lampung 13 650 4 565 129 457 10 205 2 326 160 203
Kep. Bangka Belitung 5 405 1 444 38 876 2 713 401 48 839
Kepulauan Riau 6 210 351 92 702 5 412 1 681 106 356
DKI Jakarta 42 127 13 679 503 125 22 294 20 097 601 322
Jawa Barat 221 060 108 989 1 727 036 125 349 66 575 2 249 009
Jawa Tengah 100 849 31 065 779 445 49 272 23 221 983 852
DI Yogyakarta 12 829 247 109 887 5 069 3 236 131 268
Jawa Timur 121 364 24 378 896 016 77 854 20 893 1 140 505
Banten 37 609 18 153 451 003 37 162 20 130 564 057
Bali 17 212 1 529 126 882 3 910 1 187 150 720
Nusa Tenggara Barat 20 739 1 498 103 861 11 401 1 389 138 888
Nusa Tenggara Timur 6 225 1 853 75 134 4 819 1 174 89 205
Kalimantan Barat 15 355 4 344 88 392 7 570 2 195 117 856
Kalimantan Tengah 7 400 2 001 58 038 6 458 1 435 75 332
Kalimantan Selatan 14 781 5 069 94 327 5 216 4 770 124 163
Kalimantan Timur 10 400 3 875 117 611 5 510 2 874 140 270
Kalimantan Utara 3 026 0 15 928 939 352 20 245
Sulawesi Utara 6 504 2 381 61 381 7 184 4 399 81 849
Sulawesi Tengah 8 011 737 44 367 4 602 411 58 128
Sulawesi Selatan 32 110 6 122 176 736 13 203 3 592 231 763
Sulawesi Tenggara 8 570 530 42 748 3 281 139 55 268
Gorontalo 4 290 1 368 17 042 4 807 1 044 28 551
Sulawesi Barat 3 205 186 14 014 945 285 18 635
Maluku 2 122 1 921 48 326 2 724 1 923 57 016
Maluku Utara 1 708 575 21 188 1 283 525 25 279
Papua Barat 2 892 711 19 105 1 973 346 25 027
Papua 2 660 1 337 44 676 2 608 1 553 52 834
Indonesia 862 720 281 399 6 878 955 485 591 208 666 8 717 331

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

310 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.9. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perkotaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 16 719 1 954 240 528 10 124 7 170 276 495
Sumatera Utara 88 800 24 811 1 084 657 61 585 23 832 1 283 685
Sumatera Barat 27 618 4 648 376 959 15 728 6 320 431 273
Riau 20 106 5 959 384 376 13 837 3 908 428 186
Jambi 8 284 1 297 161 935 4 964 1 347 177 827
Sumatera Selatan 20 609 7 037 416 817 14 662 4 207 463 332
Bengkulu 4 183 300 91 371 2 776 1 003 99 633
Lampung 15 950 5 128 322 804 20 148 3 981 368 011
Kep. Bangka Belitung 6 572 1 836 103 274 3 748 761 116 191
Kepulauan Riau 8 458 538 256 302 10 550 4 303 280 151
DKI Jakarta 50 468 13 679 1 424 101 32 375 42 286 1 562 909
Jawa Barat 294 337 116 043 4 861 075 212 653 151 747 5 635 855
Jawa Tengah 126 923 31 842 2 082 031 92 429 48 501 2 381 726
DI Yogyakarta 14 585 247 292 175 10 432 3 421 320 860
Jawa Timur 152 530 28 312 2 496 959 124 115 39 847 2 841 763
Banten 46 016 23 325 1 248 941 62 820 31 882 1 412 984
Bali 23 542 1 529 338 775 9 628 2 609 376 083
Nusa Tenggara Barat 28 815 1 498 299 285 16 564 4 781 350 943
Nusa Tenggara Timur 9 470 2 317 203 199 8 306 2 819 226 111
Kalimantan Barat 19 048 4 903 237 799 14 174 4 897 280 821
Kalimantan Tengah 9 416 2 151 148 807 9 512 3 593 173 479
Kalimantan Selatan 18 065 5 753 268 020 12 580 9 864 314 282
Kalimantan Timur 13 289 4 236 321 315 12 303 5 444 356 587
Kalimantan Utara 4 556 0 53 495 1 216 858 60 125
Sulawesi Utara 7 694 2 691 166 022 11 999 7 984 196 390
Sulawesi Tengah 11 398 737 114 616 9 088 871 136 710
Sulawesi Selatan 46 811 6 943 496 344 23 971 9 769 583 838
Sulawesi Tenggara 16 137 668 128 105 5 275 1 342 151 527
Gorontalo 6 063 1 368 55 809 8 994 1 998 74 232
Sulawesi Barat 5 036 186 41 778 1 766 768 49 534
Maluku 3 166 2 037 120 645 5 628 2 550 134 026
Maluku Utara 2 621 575 58 333 2 147 801 64 477
Papua Barat 3 923 711 56 278 3 213 622 64 747
Papua 4 511 1 374 123 249 6 247 3 527 138 908
Indonesia 1 135 719 306 633 19 076 179 855 557 439 613 21 813 701

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 311


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.10. Penduduk USIA 10-12 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 3 624 - 224 982 3 909 3 101 235 616
Sumatera Utara 38 893 - 434 326 16 487 5 886 495 592
Sumatera Barat 6 167 228 179 966 5 262 1 515 193 138
Riau 3 590 297 262 958 7 248 1 321 275 414
Jambi 2 560 - 127 653 4 285 903 135 401
Sumatera Selatan 7 418 597 292 079 6 189 2 507 308 790
Bengkulu 1 029 - 72 515 3 070 1 373 77 987
Lampung 7 079 - 309 769 11 721 3 653 332 222
Kep. Bangka Belitung 1 402 - 36 286 420 616 38 724
Kepulauan Riau 323 - 17 960 241 562 19 086
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 8 070 1 067 661 965 10 141 10 185 691 428
Jawa Tengah 7 903 - 823 880 22 215 16 527 870 525
DI Yogyakarta 1 423 - 45 503 772 500 48 198
Jawa Timur 11 184 718 863 732 22 497 14 699 912 830
Banten 2 576 - 227 904 7 826 2 913 241 219
Bali 6 766 - 64 898 1 608 906 74 178
Nusa Tenggara Barat 8 838 - 143 703 3 438 1 752 157 731
Nusa Tenggara Timur 22 701 - 301 775 10 799 3 350 338 625
Kalimantan Barat 4 146 255 195 836 5 148 4 096 209 481
Kalimantan Tengah 2 604 214 88 359 2 578 668 94 423
Kalimantan Selatan 4 922 - 121 509 3 189 1 505 131 125
Kalimantan Timur 813 - 81 355 3 724 1 321 87 213
Kalimantan Utara 1 311 - 17 548 390 535 19 784
Sulawesi Utara 1 131 74 65 687 1 857 2 113 70 862
Sulawesi Tengah 4 254 - 129 427 3 413 1 982 139 076
Sulawesi Selatan 16 680 340 275 352 6 177 5 753 304 302
Sulawesi Tenggara 9 015 - 110 996 2 855 1 250 124 116
Gorontalo 1 646 - 41 266 595 1 441 44 948
Sulawesi Barat 3 349 - 64 859 1 409 1 051 70 668
Maluku 1 246 - 74 046 2 802 1 931 80 025
Maluku Utara 1 437 139 61 644 2 556 882 66 658
Papua Barat 849 - 34 740 1 729 1 434 38 752
Papua 11 393 634 122 408 4 812 10 891 150 138
Indonesia 206 342 4 563 6 576 886 181 362 109 122 7 078 275

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

312 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.11. Penduduk USIA 13-14 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 8 809 247 138 246 3 972 2 925 154 199
Sumatera Utara 53 208 1 114 265 574 12 344 3 911 336 151
Sumatera Barat 11 893 480 110 024 7 596 1 313 131 306
Riau 6 232 985 173 029 4 508 2 076 186 830
Jambi 4 731 164 83 487 5 545 1 728 95 655
Sumatera Selatan 10 708 1 484 179 178 8 740 5 753 205 863
Bengkulu 2 704 - 48 134 2 232 1 474 54 544
Lampung 13 614 210 182 916 8 474 2 416 207 630
Kep. Bangka Belitung 2 666 - 20 772 144 1 641 25 223
Kepulauan Riau 1 247 - 10 039 317 188 11 791
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 15 818 7 091 404 142 9 562 16 312 452 925
Jawa Tengah 22 830 2 608 473 481 31 424 18 303 548 646
DI Yogyakarta 1 555 - 30 331 1 211 262 33 359
Jawa Timur 29 891 1 135 531 533 28 021 14 230 604 810
Banten 5 166 - 159 154 5 327 6 374 176 021
Bali 8 726 404 36 861 2 153 512 48 656
Nusa Tenggara Barat 15 607 - 74 636 4 243 1 822 96 308
Nusa Tenggara Timur 28 714 425 166 057 10 878 2 256 208 330
Kalimantan Barat 7 597 290 117 608 5 648 2 894 134 037
Kalimantan Tengah 5 167 485 59 155 4 727 982 70 516
Kalimantan Selatan 6 550 207 80 587 5 434 2 156 94 934
Kalimantan Timur 768 - 44 540 3 420 1 391 50 119
Kalimantan Utara 1 866 106 9 364 436 74 11 846
Sulawesi Utara 1 714 - 43 756 2 759 2 082 50 311
Sulawesi Tengah 10 563 372 90 456 3 911 2 040 107 342
Sulawesi Selatan 26 881 1 954 181 044 12 702 6 095 228 676
Sulawesi Tenggara 14 131 250 71 724 1 195 360 87 660
Gorontalo 2 581 - 29 556 2 000 1 247 35 384
Sulawesi Barat 6 906 222 43 956 2 902 547 54 533
Maluku 1 809 231 49 019 2 504 1 170 54 733
Maluku Utara 3 365 72 39 476 1 679 1 302 45 894
Papua Barat 2 476 - 18 260 1 298 370 22 404
Papua 14 960 1 344 70 790 3 679 6 625 97 398
Indonesia 351 453 21 880 4 036 885 200 985 112 831 4 724 034

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 313


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.12. Penduduk USIA 15-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 29 010 4 995 175 463 12 673 8 087 230 228
Sumatera Utara 120 484 8 753 302 163 26 258 8 854 466 512
Sumatera Barat 32 135 3 485 144 286 10 784 3 310 194 000
Riau 39 922 8 160 205 194 15 972 3 029 272 277
Jambi 22 834 2 126 98 442 13 079 4 523 141 004
Sumatera Selatan 60 093 7 647 232 159 21 900 7 468 329 267
Bengkulu 10 348 2 270 54 748 8 454 694 76 514
Lampung 66 771 13 700 206 214 28 995 6 523 322 203
Kep. Bangka Belitung 9 230 136 27 390 1 853 412 39 021
Kepulauan Riau 1 909 332 9 822 619 415 13 097
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 97 645 44 774 481 127 49 444 21 764 694 754
Jawa Tengah 114 636 39 068 648 317 68 034 31 679 901 734
DI Yogyakarta 5 153 902 36 305 2 423 860 45 643
Jawa Timur 144 677 24 775 637 098 82 742 27 849 917 141
Banten 20 342 24 584 148 979 17 466 18 173 229 544
Bali 20 468 - 51 879 3 571 176 76 094
Nusa Tenggara Barat 43 223 2 058 89 558 15 235 4 520 154 594
Nusa Tenggara Timur 68 407 2 503 173 253 24 897 4 536 273 596
Kalimantan Barat 42 050 4 880 146 528 15 765 2 459 211 682
Kalimantan Tengah 15 517 3 845 70 998 12 752 3 085 106 197
Kalimantan Selatan 25 642 4 954 82 269 14 390 3 742 130 997
Kalimantan Timur 6 733 2 337 58 672 7 798 1 420 76 960
Kalimantan Utara 4 280 285 11 874 1 478 352 18 269
Sulawesi Utara 6 975 1 781 53 139 6 978 3 589 72 462
Sulawesi Tengah 26 787 1 384 99 142 14 861 2 227 144 401
Sulawesi Selatan 70 497 6 805 212 209 26 440 8 363 324 314
Sulawesi Tenggara 28 299 1 638 67 887 12 018 831 110 673
Gorontalo 9 073 1 334 30 843 3 756 1 267 46 273
Sulawesi Barat 19 454 1 729 46 260 5 289 623 73 355
Maluku 9 828 3 037 56 197 6 562 969 76 593
Maluku Utara 9 334 971 43 053 5 117 1 530 60 005
Papua Barat 6 206 119 28 360 3 693 1 128 39 506
Papua 57 798 3 566 69 776 5 879 6 831 143 850
Indonesia 1 245 760 228 933 4 799 604 547 175 191 288 7 012 760
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

314 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.13. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 41 443 5 242 538 691 20 554 14 113 620 043
Sumatera Utara 212 585 9 867 1 002 063 55 089 18 651 1 298 255
Sumatera Barat 50 195 4 193 434 276 23 642 6 138 518 444
Riau 49 744 9 442 641 181 27 728 6 426 734 521
Jambi 30 125 2 290 309 582 22 909 7 154 372 060
Sumatera Selatan 78 219 9 728 703 416 36 829 15 728 843 920
Bengkulu 14 081 2 270 175 397 13 756 3 541 209 045
Lampung 87 464 13 910 698 899 49 190 12 592 862 055
Kep. Bangka Belitung 13 298 136 84 448 2 417 2 669 102 968
Kepulauan Riau 3 479 332 37 821 1 177 1 165 43 974
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 121 533 52 932 1 547 234 69 147 48 261 1 839 107
Jawa Tengah 145 369 41 676 1 945 678 121 673 66 509 2 320 905
DI Yogyakarta 8 131 902 112 139 4 406 1 622 127 200
Jawa Timur 185 752 26 628 2 032 363 133 260 56 778 2 434 781
Banten 28 084 24 584 536 037 30 619 27 460 646 784
Bali 35 960 404 153 638 7 332 1 594 198 928
Nusa Tenggara Barat 67 668 2 058 307 897 22 916 8 094 408 633
Nusa Tenggara Timur 119 822 2 928 641 085 46 574 10 142 820 551
Kalimantan Barat 53 793 5 425 459 972 26 561 9 449 555 200
Kalimantan Tengah 23 288 4 544 218 512 20 057 4 735 271 136
Kalimantan Selatan 37 114 5 161 284 365 23 013 7 403 357 056
Kalimantan Timur 8 314 2 337 184 567 14 942 4 132 214 292
Kalimantan Utara 7 457 391 38 786 2 304 961 49 899
Sulawesi Utara 9 820 1 855 162 582 11 594 7 784 193 635
Sulawesi Tengah 41 604 1 756 319 025 22 185 6 249 390 819
Sulawesi Selatan 114 058 9 099 668 605 45 319 20 211 857 292
Sulawesi Tenggara 51 445 1 888 250 607 16 068 2 441 322 449
Gorontalo 13 300 1 334 101 665 6 351 3 955 126 605
Sulawesi Barat 29 709 1 951 155 075 9 600 2 221 198 556
Maluku 12 883 3 268 179 262 11 868 4 070 211 351
Maluku Utara 14 136 1 182 144 173 9 352 3 714 172 557
Papua Barat 9 531 119 81 360 6 720 2 932 100 662
Papua 84 151 5 544 262 974 14 370 24 347 391 386
Indonesia 1 803 555 255 376 15 413 375 929 522 413 241 18 815 069

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 315


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.14. Penduduk USIA 10-12 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Laki-laki

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 1 755 - 165 109 1 247 3 471 171 582
Sumatera Utara 28 845 - 446 341 14 632 6 686 496 504
Sumatera Barat 4 802 - 162 449 2 639 2 175 172 065
Riau 2 368 - 210 940 2 985 2 777 219 070
Jambi 1 467 - 95 429 1 240 207 98 343
Sumatera Selatan 6 951 - 246 173 3 674 2 338 259 136
Bengkulu 768 - 46 712 1 806 1 336 50 622
Lampung 4 944 - 221 072 7 240 3 477 236 733
Kep. Bangka Belitung 1 225 - 37 126 347 451 39 149
Kepulauan Riau 475 - 68 814 674 2 247 72 210
DKI Jakarta 499 - 277 467 - 10 018 287 984
Jawa Barat 9 818 1 850 1 330 874 9 858 43 254 1 395 654
Jawa Tengah 7 830 - 835 485 12 605 14 487 870 407
DI Yogyakarta - - 78 056 966 500 79 522
Jawa Timur 14 479 718 922 771 12 757 15 065 965 790
Banten 2 611 - 355 045 4 467 5 090 367 213
Bali 3 272 - 100 527 2 648 710 107 157
Nusa Tenggara Barat 6 462 - 136 098 1 577 2 359 146 496
Nusa Tenggara Timur 13 454 131 187 210 5 571 1 845 208 211
Kalimantan Barat 3 608 255 153 249 2 350 3 949 163 411
Kalimantan Tengah 1 230 214 76 698 2 100 914 81 156
Kalimantan Selatan 3 759 - 126 059 2 588 3 137 135 543
Kalimantan Timur 1 374 - 103 261 4 136 1 898 110 669
Kalimantan Utara 696 - 19 630 - 1 003 21 329
Sulawesi Utara 650 74 64 371 1 617 2 969 69 681
Sulawesi Tengah 3 186 - 83 201 2 052 2 004 90 443
Sulawesi Selatan 15 117 340 246 075 3 900 5 840 271 272
Sulawesi Tenggara 7 907 - 84 399 1 459 1 593 95 358
Gorontalo 1 536 - 32 626 1 066 1 651 36 879
Sulawesi Barat 1 513 - 41 640 879 996 45 028
Maluku 1 119 62 63 157 1 759 1 361 67 458
Maluku Utara 1 241 139 41 271 836 875 44 362
Papua Barat 643 - 28 614 1 140 534 30 931
Papua 6 307 407 86 200 3 170 7 749 103 833
Indonesia 161 911 4 190 7 174 149 115 985 154 966 7 611 201

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

316 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.15. Penduduk USIA 13-14 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Laki-laki

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 8 151 111 100 220 1 676 3 408 113 566
Sumatera Utara 38 134 1 094 281 408 12 990 4 045 337 671
Sumatera Barat 9 480 536 99 298 4 896 2 356 116 566
Riau 5 936 1 500 140 030 1 549 1 975 150 990
Jambi 2 541 - 67 339 2 055 1 034 72 969
Sumatera Selatan 9 629 1 194 130 971 3 845 5 309 150 948
Bengkulu 2 192 - 36 794 1 733 1 520 42 239
Lampung 10 428 471 137 986 4 912 2 872 156 669
Kep. Bangka Belitung 2 452 - 24 000 264 1 237 27 953
Kepulauan Riau 2 041 - 29 466 1 559 762 33 828
DKI Jakarta 3 462 - 191 595 2 101 2 408 199 566
Jawa Barat 33 626 7 737 826 499 17 446 40 308 925 616
Jawa Tengah 22 306 1 289 489 990 21 684 19 443 554 712
DI Yogyakarta 1 375 - 55 389 3 163 - 59 927
Jawa Timur 26 289 2 361 611 019 19 745 14 794 674 208
Banten 8 679 2 917 233 584 8 368 6 524 260 072
Bali 5 506 404 59 654 1 868 1 465 68 897
Nusa Tenggara Barat 12 304 - 72 467 1 674 3 514 89 959
Nusa Tenggara Timur 18 386 707 106 335 5 494 2 148 133 070
Kalimantan Barat 4 950 686 89 653 3 110 4 632 103 031
Kalimantan Tengah 3 483 265 49 880 2 922 947 57 497
Kalimantan Selatan 4 803 690 67 481 3 798 2 955 79 727
Kalimantan Timur 1 739 - 68 436 3 822 963 74 960
Kalimantan Utara 1 493 - 12 482 271 74 14 320
Sulawesi Utara 1 548 310 44 765 1 648 2 235 50 506
Sulawesi Tengah 9 586 372 61 350 2 693 1 876 75 877
Sulawesi Selatan 25 551 743 147 103 6 770 6 998 187 165
Sulawesi Tenggara 13 202 388 48 206 839 74 62 709
Gorontalo 3 054 - 20 975 1 635 1 213 26 877
Sulawesi Barat 6 357 - 27 826 1 143 656 35 982
Maluku 1 571 231 38 807 1 560 1 173 43 342
Maluku Utara 2 849 - 28 300 1 316 776 33 241
Papua Barat 1 091 - 16 096 1 018 226 18 431
Papua 7 754 852 53 101 1 872 4 208 67 787
Indonesia 311 948 24 858 4 468 505 151 439 144 128 5 100 878

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 317


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.16. Penduduk USIA 15-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Laki-laki

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 28 690 4 195 137 743 4 037 6 350 181 015
Sumatera Utara 106 690 17 407 350 024 16 806 12 591 503 518
Sumatera Barat 36 155 4 161 144 642 7 735 5 089 197 782
Riau 41 079 6 800 182 581 2 916 3 745 237 121
Jambi 19 472 2 075 82 891 3 012 4 256 111 706
Sumatera Selatan 54 552 8 480 189 719 5 726 7 575 266 052
Bengkulu 11 105 1 289 44 695 3 236 1 142 61 467
Lampung 61 551 11 234 166 733 11 496 8 109 259 123
Kep. Bangka Belitung 8 005 1 106 33 002 711 813 43 637
Kepulauan Riau 4 558 45 57 657 4 674 2 096 69 030
DKI Jakarta 21 862 9 853 256 522 7 192 12 137 307 566
Jawa Barat 201 783 85 863 1 146 023 60 717 58 950 1 553 336
Jawa Tengah 132 024 41 219 764 345 38 375 42 493 1 018 456
DI Yogyakarta 10 342 660 76 371 2 535 2 354 92 262
Jawa Timur 164 976 29 332 812 499 50 378 35 463 1 092 648
Banten 37 557 23 400 300 801 18 726 30 210 410 694
Bali 17 540 1 403 95 723 3 063 1 018 118 747
Nusa Tenggara Barat 40 779 2 455 100 952 6 198 4 124 154 508
Nusa Tenggara Timur 47 567 3 113 119 563 14 103 4 614 188 960
Kalimantan Barat 36 399 6 079 123 327 4 665 3 750 174 220
Kalimantan Tengah 15 998 4 131 69 146 4 612 3 577 97 464
Kalimantan Selatan 26 228 5 717 88 438 6 238 5 746 132 367
Kalimantan Timur 12 319 3 382 96 414 2 669 2 631 117 415
Kalimantan Utara 4 170 103 14 562 477 497 19 809
Sulawesi Utara 10 937 2 568 61 871 5 078 6 386 86 840
Sulawesi Tengah 24 871 1 254 67 469 5 796 1 779 101 169
Sulawesi Selatan 72 546 5 864 202 824 8 887 8 816 298 937
Sulawesi Tenggara 26 413 1 111 53 724 5 000 912 87 160
Gorontalo 9 859 1 498 20 543 1 673 1 864 35 437
Sulawesi Barat 17 018 1 310 26 411 710 707 46 156
Maluku 8 243 3 043 54 292 3 463 2 093 71 134
Maluku Utara 8 299 884 32 413 1 257 1 692 44 545
Papua Barat 5 546 480 26 972 2 504 1 078 36 580
Papua 37 158 3 611 61 681 3 259 5 941 111 650
Indonesia 1 362 291 295 125 6 062 573 317 924 290 598 8 328 511

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

318 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.17. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Laki-laki

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 38 596 4 306 403 072 6 960 13 229 466 163
Sumatera Utara 173 669 18 501 1 077 773 44 428 23 322 1 337 693
Sumatera Barat 50 437 4 697 406 389 15 270 9 620 486 413
Riau 49 383 8 300 533 551 7 450 8 497 607 181
Jambi 23 480 2 075 245 659 6 307 5 497 283 018
Sumatera Selatan 71 132 9 674 566 863 13 245 15 222 676 136
Bengkulu 14 065 1 289 128 201 6 775 3 998 154 328
Lampung 76 923 11 705 525 791 23 648 14 458 652 525
Kep. Bangka Belitung 11 682 1 106 94 128 1 322 2 501 110 739
Kepulauan Riau 7 074 45 155 937 6 907 5 105 175 068
DKI Jakarta 25 823 9 853 725 584 9 293 24 563 795 116
Jawa Barat 245 227 95 450 3 303 396 88 021 142 512 3 874 606
Jawa Tengah 162 160 42 508 2 089 820 72 664 76 423 2 443 575
DI Yogyakarta 11 717 660 209 816 6 664 2 854 231 711
Jawa Timur 205 744 32 411 2 346 289 82 880 65 322 2 732 646
Banten 48 847 26 317 889 430 31 561 41 824 1 037 979
Bali 26 318 1 807 255 904 7 579 3 193 294 801
Nusa Tenggara Barat 59 545 2 455 309 517 9 449 9 997 390 963
Nusa Tenggara Timur 79 407 3 951 413 108 25 168 8 607 530 241
Kalimantan Barat 44 957 7 020 366 229 10 125 12 331 440 662
Kalimantan Tengah 20 711 4 610 195 724 9 634 5 438 236 117
Kalimantan Selatan 34 790 6 407 281 978 12 624 11 838 347 637
Kalimantan Timur 15 432 3 382 268 111 10 627 5 492 303 044
Kalimantan Utara 6 359 103 46 674 748 1 574 55 458
Sulawesi Utara 13 135 2 952 171 007 8 343 11 590 207 027
Sulawesi Tengah 37 643 1 626 212 020 10 541 5 659 267 489
Sulawesi Selatan 113 214 6 947 596 002 19 557 21 654 757 374
Sulawesi Tenggara 47 522 1 499 186 329 7 298 2 579 245 227
Gorontalo 14 449 1 498 74 144 4 374 4 728 99 193
Sulawesi Barat 24 888 1 310 95 877 2 732 2 359 127 166
Maluku 10 933 3 336 156 256 6 782 4 627 181 934
Maluku Utara 12 389 1 023 101 984 3 409 3 343 122 148
Papua Barat 7 280 480 71 682 4 662 1 838 85 942
Papua 51 219 4 870 200 982 8 301 17 898 283 270
Indonesia 1 836 150 324 173 17 705 227 585 348 589 692 21 040 590

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 319


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.18. Penduduk USIA 10-12 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perempuan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 4 045 - 156 578 4 486 1 736 166 845
Sumatera Utara 21 174 - 415 907 17 334 9 680 464 095
Sumatera Barat 4 118 228 160 950 5 433 531 171 260
Riau 2 555 693 202 072 7 895 609 213 824
Jambi 1 912 - 97 273 3 849 696 103 730
Sumatera Selatan 3 124 597 217 320 7 436 762 229 239
Bengkulu 566 - 53 753 1 685 257 56 261
Lampung 2 818 - 205 034 9 553 1 375 218 780
Kep. Bangka Belitung 1 026 - 36 919 454 165 38 564
Kepulauan Riau 499 - 51 031 904 363 52 797
DKI Jakarta 2 335 - 274 924 4 630 3 200 285 089
Jawa Barat 19 693 1 703 1 222 328 36 948 13 384 1 294 056
Jawa Tengah 6 617 - 763 557 26 550 16 305 813 029
DI Yogyakarta 1 423 - 74 280 2 111 185 77 999
Jawa Timur 8 562 - 887 306 29 968 11 086 936 922
Banten 2 099 - 352 849 12 653 4 026 371 627
Bali 6 629 - 98 074 2 489 196 107 388
Nusa Tenggara Barat 5 483 - 134 703 4 095 532 144 813
Nusa Tenggara Timur 10 587 - 191 981 7 151 2 604 212 323
Kalimantan Barat 2 023 - 131 128 5 850 790 139 791
Kalimantan Tengah 2 515 - 66 176 2 319 930 71 940
Kalimantan Selatan 2 212 - 105 502 3 042 982 111 738
Kalimantan Timur 945 - 100 506 3 289 1 799 106 539
Kalimantan Utara 1 204 - 20 647 459 38 22 348
Sulawesi Utara 859 - 63 462 3 151 1 247 68 719
Sulawesi Tengah 2 068 - 86 825 3 924 352 93 169
Sulawesi Selatan 7 544 180 228 523 6 075 3 398 245 720
Sulawesi Tenggara 4 759 - 75 093 2 420 860 83 132
Gorontalo 692 - 31 002 1 357 194 33 245
Sulawesi Barat 2 922 - 39 575 1 052 160 43 709
Maluku 425 - 52 322 2 064 695 55 506
Maluku Utara 782 - 42 079 1 951 283 45 095
Papua Barat 490 - 28 931 837 1 036 31 294
Papua 5 501 264 82 300 3 951 4 468 96 484
Indonesia 140 206 3 665 6 750 910 227 365 84 924 7 207 070

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

320 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.19. Penduduk USIA 13-14 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perempuan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 4 011 136 96 123 4 354 1 059 105 683
Sumatera Utara 30 160 1 632 261 751 17 862 4 606 316 011
Sumatera Barat 6 319 241 105 885 5 934 557 118 936
Riau 2 799 695 126 200 6 616 917 137 227
Jambi 3 563 164 58 925 3 934 962 67 548
Sumatera Selatan 5 233 290 148 015 7 927 2 009 163 474
Bengkulu 880 - 37 177 1 523 42 39 622
Lampung 4 803 302 121 940 8 433 - 135 478
Kep. Bangka Belitung 532 392 23 411 534 764 25 633
Kepulauan Riau 803 187 42 288 2 559 - 45 837
DKI Jakarta 2 045 - 176 990 3 350 6 563 188 948
Jawa Barat 34 028 3 922 820 445 42 755 14 723 915 873
Jawa Tengah 20 054 2 096 510 915 35 957 9 875 578 897
DI Yogyakarta 1 936 - 50 397 1 106 262 53 701
Jawa Timur 22 911 2 708 575 112 34 309 6 938 641 978
Banten 2 760 2 255 243 518 13 323 5 399 267 255
Bali 6 415 - 55 397 2 474 469 64 755
Nusa Tenggara Barat 8 272 - 70 495 5 498 561 84 826
Nusa Tenggara Timur 12 233 51 110 371 6 948 654 130 257
Kalimantan Barat 4 855 163 88 821 6 090 321 100 250
Kalimantan Tengah 2 559 370 45 529 3 018 1 017 52 493
Kalimantan Selatan 3 982 201 76 747 6 559 1 681 89 170
Kalimantan Timur 412 361 57 396 2 690 622 61 481
Kalimantan Utara 1 314 106 11 720 373 - 13 513
Sulawesi Utara 978 - 41 486 3 015 1 329 46 808
Sulawesi Tengah 3 364 - 58 756 3 141 250 65 511
Sulawesi Selatan 10 050 1 852 154 303 12 902 1 789 180 896
Sulawesi Tenggara 4 845 - 60 379 1 326 286 66 836
Gorontalo 718 - 24 986 2 724 584 29 012
Sulawesi Barat 1 294 222 27 538 2 058 269 31 381
Maluku 984 54 41 098 2 827 499 45 462
Maluku Utara 843 72 26 615 996 526 29 052
Papua Barat 2 132 - 16 532 1 272 284 20 220
Papua 8 642 492 50 170 3 137 3 065 65 506
Indonesia 216 729 18 964 4 417 431 257 524 68 882 4 979 530

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 321


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.20. Penduduk USIA 15-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perempuan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 11 510 2 754 123 446 14 878 5 259 157 847
Sumatera Utara 76 382 14 545 331 289 37 050 4 875 464 141
Sumatera Barat 16 939 3 675 138 011 12 733 1 750 173 108
Riau 15 113 5 713 163 734 19 604 311 204 475
Jambi 9 454 1 348 69 660 13 783 1 346 95 591
Sumatera Selatan 19 339 6 204 188 035 22 883 1 942 238 403
Bengkulu 2 753 1 281 47 637 6 549 247 58 467
Lampung 18 870 7 031 168 938 27 704 740 223 283
Kep. Bangka Belitung 6 630 474 33 264 3 855 - 44 223
Kepulauan Riau 3 561 638 44 867 1 357 - 50 423
DKI Jakarta 20 265 3 826 246 603 15 102 7 960 293 756
Jawa Barat 116 922 67 900 1 062 140 114 076 29 389 1 390 427
Jawa Tengah 83 461 28 914 663 417 78 931 12 407 867 130
DI Yogyakarta 7 640 489 69 821 4 957 1 742 84 649
Jawa Timur 101 065 19 821 720 615 110 218 13 279 964 998
Banten 20 394 19 337 299 181 35 902 8 093 382 907
Bali 20 140 126 83 038 4 418 345 108 067
Nusa Tenggara Barat 23 183 1 101 92 467 20 438 1 785 138 974
Nusa Tenggara Timur 27 065 1 243 128 824 15 613 1 096 173 841
Kalimantan Barat 21 006 3 145 111 593 18 670 904 155 318
Kalimantan Tengah 6 919 1 715 59 890 14 598 943 84 065
Kalimantan Selatan 14 195 4 306 88 158 13 368 2 766 122 793
Kalimantan Timur 4 814 2 830 79 869 10 639 1 663 99 815
Kalimantan Utara 3 136 182 13 240 1 940 207 18 705
Sulawesi Utara 2 542 1 594 52 649 9 084 1 602 67 471
Sulawesi Tengah 9 927 867 76 040 13 667 859 101 360
Sulawesi Selatan 30 061 7 063 186 121 30 756 3 139 257 140
Sulawesi Tenggara 10 456 1 057 56 911 10 299 58 78 781
Gorontalo 3 504 1 204 27 342 6 890 447 39 387
Sulawesi Barat 5 641 605 33 863 5 524 201 45 834
Maluku 3 707 1 915 50 231 5 823 799 62 475
Maluku Utara 2 743 662 31 828 5 143 363 40 739
Papua Barat 3 552 350 20 493 3 162 396 27 953
Papua 23 300 1 292 52 771 5 228 2 443 85 034
Indonesia 746 189 215 207 5 615 986 714 842 109 356 7 401 580

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

322 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.21. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017

Perempuan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Aceh 19 566 2 890 376 147 23 718 8 054 430 375
Sumatera Utara 127 716 16 177 1 008 947 72 246 19 161 1 244 247
Sumatera Barat 27 376 4 144 404 846 24 100 2 838 463 304
Riau 20 467 7 101 492 006 34 115 1 837 555 526
Jambi 14 929 1 512 225 858 21 566 3 004 266 869
Sumatera Selatan 27 696 7 091 553 370 38 246 4 713 631 116
Bengkulu 4 199 1 281 138 567 9 757 546 154 350
Lampung 26 491 7 333 495 912 45 690 2 115 577 541
Kep. Bangka Belitung 8 188 866 93 594 4 843 929 108 420
Kepulauan Riau 4 863 825 138 186 4 820 363 149 057
DKI Jakarta 24 645 3 826 698 517 23 082 17 723 767 793
Jawa Barat 170 643 73 525 3 104 913 193 779 57 496 3 600 356
Jawa Tengah 110 132 31 010 1 937 889 141 438 38 587 2 259 056
DI Yogyakarta 10 999 489 194 498 8 174 2 189 216 349
Jawa Timur 132 538 22 529 2 183 033 174 495 31 303 2 543 898
Banten 25 253 21 592 895 548 61 878 17 518 1 021 789
Bali 33 184 126 236 509 9 381 1 010 280 210
Nusa Tenggara Barat 36 938 1 101 297 665 30 031 2 878 368 613
Nusa Tenggara Timur 49 885 1 294 431 176 29 712 4 354 516 421
Kalimantan Barat 27 884 3 308 331 542 30 610 2 015 395 359
Kalimantan Tengah 11 993 2 085 171 595 19 935 2 890 208 498
Kalimantan Selatan 20 389 4 507 270 407 22 969 5 429 323 701
Kalimantan Timur 6 171 3 191 237 771 16 618 4 084 267 835
Kalimantan Utara 5 654 288 45 607 2 772 245 54 566
Sulawesi Utara 4 379 1 594 157 597 15 250 4 178 182 998
Sulawesi Tengah 15 359 867 221 621 20 732 1 461 260 040
Sulawesi Selatan 47 655 9 095 568 947 49 733 8 326 683 756
Sulawesi Tenggara 20 060 1 057 192 383 14 045 1 204 228 749
Gorontalo 4 914 1 204 83 330 10 971 1 225 101 644
Sulawesi Barat 9 857 827 100 976 8 634 630 120 924
Maluku 5 116 1 969 143 651 10 714 1 993 163 443
Maluku Utara 4 368 734 100 522 8 090 1 172 114 886
Papua Barat 6 174 350 65 956 5 271 1 716 79 467
Papua 37 443 2 048 185 241 12 316 9 976 247 024
Indonesia 1 103 124 237 836 16 784 327 1 199 731 263 162 19 588 180

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 323


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.22. Penduduk USIA 10-12 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 5 800 - 321 687 5 733 5 207 338 427
Sumatera Utara 50 019 - 862 248 31 966 16 366 960 599
Sumatera Barat 8 920 228 323 399 8 072 2 706 343 325
Riau 4 923 693 413 012 10 880 3 386 432 894
Jambi 3 379 - 192 702 5 089 903 202 073
Sumatera Selatan 10 075 597 463 493 11 110 3 100 488 375
Bengkulu 1 334 - 100 465 3 491 1 593 106 883
Lampung 7 762 - 426 106 16 793 4 852 455 513
Kep. Bangka Belitung 2 251 - 74 045 801 616 77 713
Kepulauan Riau 974 - 119 845 1 578 2 610 125 007
DKI Jakarta 2 834 - 552 391 4 630 13 218 573 073
Jawa Barat 29 511 3 553 2 553 202 46 806 56 638 2 689 710
Jawa Tengah 14 447 - 1 599 042 39 155 30 792 1 683 436
DI Yogyakarta 1 423 - 152 336 3 077 685 157 521
Jawa Timur 23 041 718 1 810 077 42 725 26 151 1 902 712
Banten 4 710 - 707 894 17 120 9 116 738 840
Bali 9 901 - 198 601 5 137 906 214 545
Nusa Tenggara Barat 11 945 - 270 801 5 672 2 891 291 309
Nusa Tenggara Timur 24 041 131 379 191 12 722 4 449 420 534
Kalimantan Barat 5 631 255 284 377 8 200 4 739 303 202
Kalimantan Tengah 3 745 214 142 874 4 419 1 844 153 096
Kalimantan Selatan 5 971 - 231 561 5 630 4 119 247 281
Kalimantan Timur 2 319 - 203 767 7 425 3 697 217 208
Kalimantan Utara 1 900 - 40 277 459 1 041 43 677
Sulawesi Utara 1 509 74 127 833 4 768 4 216 138 400
Sulawesi Tengah 5 254 - 170 026 5 976 2 356 183 612
Sulawesi Selatan 22 661 520 474 598 9 975 9 238 516 992
Sulawesi Tenggara 12 666 - 159 492 3 879 2 453 178 490
Gorontalo 2 228 - 63 628 2 423 1 845 70 124
Sulawesi Barat 4 435 - 81 215 1 931 1 156 88 737
Maluku 1 544 62 115 479 3 823 2 056 122 964
Maluku Utara 2 023 139 83 350 2 787 1 158 89 457
Papua Barat 1 133 - 57 545 1 977 1 570 62 225
Papua 11 808 671 168 500 7 121 12 217 200 317
Indonesia 302 117 7 855 13 925 059 343 350 239 890 14 818 271

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

324 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.23. Penduduk USIA 13-14 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017
Perkotaan + Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 12 162 247 196 343 6 030 4 467 219 249
Sumatera Utara 68 294 2 726 543 159 30 852 8 651 653 682
Sumatera Barat 15 799 777 205 183 10 830 2 913 235 502
Riau 8 735 2 195 266 230 8 165 2 892 288 217
Jambi 6 104 164 126 264 5 989 1 996 140 517
Sumatera Selatan 14 862 1 484 278 986 11 772 7 318 314 422
Bengkulu 3 072 - 73 971 3 256 1 562 81 861
Lampung 15 231 773 259 926 13 345 2 872 292 147
Kep. Bangka Belitung 2 984 392 47 411 798 2 001 53 586
Kepulauan Riau 2 844 187 71 754 4 118 762 79 665
DKI Jakarta 5 507 - 368 585 5 451 8 971 388 514
Jawa Barat 67 654 11 659 1 646 944 60 201 55 031 1 841 489
Jawa Tengah 42 360 3 385 1 000 905 57 641 29 318 1 133 609
DI Yogyakarta 3 311 - 105 786 4 269 262 113 628
Jawa Timur 49 200 5 069 1 186 131 54 054 21 732 1 316 186
Banten 11 439 5 172 477 102 21 691 11 923 527 327
Bali 11 921 404 115 051 4 342 1 934 133 652
Nusa Tenggara Barat 20 576 - 142 962 7 172 4 075 174 785
Nusa Tenggara Timur 30 619 758 216 706 12 442 2 802 263 327
Kalimantan Barat 9 805 849 178 474 9 200 4 953 203 281
Kalimantan Tengah 6 042 635 95 409 5 940 1 964 109 990
Kalimantan Selatan 8 785 891 144 228 10 357 4 636 168 897
Kalimantan Timur 2 151 361 125 832 6 512 1 585 136 441
Kalimantan Utara 2 807 106 24 202 644 74 27 833
Sulawesi Utara 2 526 310 86 251 4 663 3 564 97 314
Sulawesi Tengah 12 950 372 120 106 5 834 2 126 141 388
Sulawesi Selatan 35 601 2 595 301 406 19 672 8 787 368 061
Sulawesi Tenggara 18 047 388 108 585 2 165 360 129 545
Gorontalo 3 772 - 45 961 4 359 1 797 55 889
Sulawesi Barat 7 651 222 55 364 3 201 925 67 363
Maluku 2 555 285 79 905 4 387 1 672 88 804
Maluku Utara 3 692 72 54 915 2 312 1 302 62 293
Papua Barat 3 223 - 32 628 2 290 510 38 651
Papua 16 396 1 344 103 271 5 009 7 273 133 293
Indonesia 528 677 43 822 8 885 936 408 963 213 010 10 080 408

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 325


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.24. Penduduk USIA 10-12 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017

Perkotaan + Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 40 200 6 949 261 189 18 915 11 609 338 862
Sumatera Utara 183 072 31 952 681 313 53 856 17 466 967 659
Sumatera Barat 53 094 7 836 282 653 20 468 6 839 370 890
Riau 56 192 12 513 346 315 22 520 4 056 441 596
Jambi 28 926 3 423 152 551 16 795 5 602 207 297
Sumatera Selatan 73 891 14 684 377 754 28 609 9 517 504 455
Bengkulu 13 858 2 570 92 332 9 785 1 389 119 934
Lampung 80 421 18 265 335 671 39 200 8 849 482 406
Kep. Bangka Belitung 14 635 1 580 66 266 4 566 813 87 860
Kepulauan Riau 8 119 683 102 524 6 031 2 096 119 453
DKI Jakarta 42 127 13 679 503 125 22 294 20 097 601 322
Jawa Barat 318 705 153 763 2 208 163 174 793 88 339 2 943 763
Jawa Tengah 215 485 70 133 1 427 762 117 306 54 900 1 885 586
DI Yogyakarta 17 982 1 149 146 192 7 492 4 096 176 911
Jawa Timur 266 041 49 153 1 533 114 160 596 48 742 2 057 646
Banten 57 951 42 737 599 982 54 628 38 303 793 601
Bali 37 680 1 529 178 761 7 481 1 363 226 814
Nusa Tenggara Barat 63 962 3 556 193 419 26 636 5 909 293 482
Nusa Tenggara Timur 74 632 4 356 248 387 29 716 5 710 362 801
Kalimantan Barat 57 405 9 224 234 920 23 335 4 654 329 538
Kalimantan Tengah 22 917 5 846 129 036 19 210 4 520 181 529
Kalimantan Selatan 40 423 10 023 176 596 19 606 8 512 255 160
Kalimantan Timur 17 133 6 212 176 283 13 308 4 294 217 230
Kalimantan Utara 7 306 285 27 802 2 417 704 38 514
Sulawesi Utara 13 479 4 162 114 520 14 162 7 988 154 311
Sulawesi Tengah 34 798 2 121 143 509 19 463 2 638 202 529
Sulawesi Selatan 102 607 12 927 388 945 39 643 11 955 556 077
Sulawesi Tenggara 36 869 2 168 110 635 15 299 970 165 941
Gorontalo 13 363 2 702 47 885 8 563 2 311 74 824
Sulawesi Barat 22 659 1 915 60 274 6 234 908 91 990
Maluku 11 950 4 958 104 523 9 286 2 892 133 609
Maluku Utara 11 042 1 546 64 241 6 400 2 055 85 284
Papua Barat 9 098 830 47 465 5 666 1 474 64 533
Papua 60 458 4 903 114 452 8 487 8 384 196 684
Indonesia 2 108 480 510 332 11 678 559 1 032 766 399 954 15 730 091

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

326 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.25. Penduduk USIA 13-14 Tahun Menurut Provinsi dan Kegiatan Seminggu yang lalu, 2017

Perkotaan + Perdesaan

Mengurus
Bekerja Pengangguran Sekolah Lainnya Jumlah
Provinsi Rumah Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 58 162 7 196 779 219 30 678 21 283 896 538
Sumatera Utara 301 385 34 678 2 086 720 116 674 42 483 2 581 940
Sumatera Barat 77 813 8 841 811 235 39 370 12 458 949 717
Riau 69 850 15 401 1 025 557 41 565 10 334 1 162 707
Jambi 38 409 3 587 471 517 27 873 8 501 549 887
Sumatera Selatan 98 828 16 765 1 120 233 51 491 19 935 1 307 252
Bengkulu 18 264 2 570 266 768 16 532 4 544 308 678
Lampung 103 414 19 038 1 021 703 69 338 16 573 1 230 066
Kep. Bangka Belitung 19 870 1 972 187 722 6 165 3 430 219 159
Kepulauan Riau 11 937 870 294 123 11 727 5 468 324 125
DKI Jakarta 50 468 13 679 1 424 101 32 375 42 286 1 562 909
Jawa Barat 415 870 168 975 6 408 309 281 800 200 008 7 474 962
Jawa Tengah 272 292 73 518 4 027 709 214 102 115 010 4 702 631
DI Yogyakarta 22 716 1 149 404 314 14 838 5 043 448 060
Jawa Timur 338 282 54 940 4 529 322 257 375 96 625 5 276 544
Banten 74 100 47 909 1 784 978 93 439 59 342 2 059 768
Bali 59 502 1 933 492 413 16 960 4 203 575 011
Nusa Tenggara Barat 96 483 3 556 607 182 39 480 12 875 759 576
Nusa Tenggara Timur 129 292 5 245 844 284 54 880 12 961 1 046 662
Kalimantan Barat 72 841 10 328 697 771 40 735 14 346 836 021
Kalimantan Tengah 32 704 6 695 367 319 29 569 8 328 444 615
Kalimantan Selatan 55 179 10 914 552 385 35 593 17 267 671 338
Kalimantan Timur 21 603 6 573 505 882 27 245 9 576 570 879
Kalimantan Utara 12 013 391 92 281 3 520 1 819 110 024
Sulawesi Utara 17 514 4 546 328 604 23 593 15 768 390 025
Sulawesi Tengah 53 002 2 493 433 641 31 273 7 120 527 529
Sulawesi Selatan 160 869 16 042 1 164 949 69 290 29 980 1 441 130
Sulawesi Tenggara 67 582 2 556 378 712 21 343 3 783 473 976
Gorontalo 19 363 2 702 157 474 15 345 5 953 200 837
Sulawesi Barat 34 745 2 137 196 853 11 366 2 989 248 090
Maluku 16 049 5 305 299 907 17 496 6 620 345 377
Maluku Utara 16 757 1 757 202 506 11 499 4 515 237 034
Papua Barat 13 454 830 137 638 9 933 3 554 165 409
Papua 88 662 6 918 386 223 20 617 27 874 530 294
Indonesia 2 939 274 562 009 34 489 554 1 785 079 852 854 40 628 770

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 327


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.26. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Sektor Formal/Informal, 2017
Perkotaan

Jumlah
10-12 Tahun 13-14 Tahun 15-17 Tahun
Provinsi
Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 244 1 932 2 176 359 2 994 3 353 4 211 6 979 11 190
Sumatera Utara 579 10 547 11 126 2 457 12 629 15 086 30 194 32 394 62 588
Sumatera Barat 168 2 585 2 753 998 2 908 3 906 6 483 14 476 20 959
Riau - 1 333 1 333 - 2 503 2 503 8 984 7 286 16 270
Jambi 192 627 819 116 1 257 1 373 2 194 3 898 6 092
Sumatera Selatan - 2 657 2 657 732 3 422 4 154 6 936 6 862 13 798
Bengkulu - 305 305 - 368 368 2 211 1 299 3 510
Lampung - 683 683 179 1 438 1 617 5 234 8 416 13 650
Kep. Bangka Belitung 165 684 849 - 318 318 3 406 1 999 5 405
Kepulauan Riau 206 445 651 76 1 521 1 597 2 103 4 107 6 210
DKI Jakarta - 2 834 2 834 2 841 2 666 5 507 30 140 11 987 42 127
Jawa Barat 774 20 667 21 441 9 946 41 890 51 836 125 057 96 003 221 060
Jawa Tengah - 6 544 6 544 879 18 651 19 530 58 975 41 874 100 849
DI Yogyakarta - - - - 1 756 1 756 8 190 4 639 12 829
Jawa Timur 102 11 755 11 857 1 480 17 829 19 309 51 498 69 866 121 364
Banten 825 1 309 2 134 1 615 4 658 6 273 25 748 11 861 37 609
Bali 872 2 263 3 135 - 3 195 3 195 6 574 10 638 17 212
Nusa Tenggara Barat 128 2 979 3 107 1 040 3 929 4 969 5 275 15 464 20 739
Nusa Tenggara Timur - 1 340 1 340 406 1 499 1 905 1 683 4 542 6 225
Kalimantan Barat 68 1 417 1 485 312 1 896 2 208 8 647 6 708 15 355
Kalimantan Tengah - 1 141 1 141 267 608 875 3 114 4 286 7 400
Kalimantan Selatan - 1 049 1 049 165 2 070 2 235 5 337 9 444 14 781
Kalimantan Timur - 1 506 1 506 872 511 1 383 5 966 4 434 10 400
Kalimantan Utara - 589 589 356 585 941 570 2 456 3 026
Sulawesi Utara - 378 378 140 672 812 2 851 3 653 6 504
Sulawesi Tengah 126 874 1 000 564 1 823 2 387 2 296 5 715 8 011
Sulawesi Selatan 821 5 160 5 981 1 589 7 131 8 720 14 659 17 451 32 110
Sulawesi Tenggara - 3 651 3 651 502 3 414 3 916 1 692 6 878 8 570
Gorontalo 166 416 582 154 1 037 1 191 1 105 3 185 4 290
Sulawesi Barat - 1 086 1 086 180 565 745 1 507 1 698 3 205
Maluku - 298 298 58 688 746 503 1 619 2 122
Maluku Utara 40 546 586 - 327 327 359 1 349 1 708
Papua Barat - 284 284 - 747 747 577 2 315 2 892
Papua 64 351 415 98 1 338 1 436 989 1 671 2 660
Indonesia 5 540 90 235 95 775 28 381 148 843 177 224 435 268 427 452 862 720

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

328 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.27. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Sektor Formal/Informal, 2017

Perdesaan

Jumlah
10-12 Tahun 13-14 Tahun 15-17 Tahun
Provinsi
Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh - 3 624 3 624 1 408 7 401 8 809 6 305 22 705 29 010
Sumatera Utara 599 38 294 38 893 2 839 50 369 53 208 14 525 105 959 120 484
Sumatera Barat 614 5 553 6 167 620 11 273 11 893 3 787 28 348 32 135
Riau - 3 590 3 590 325 5 907 6 232 8 722 31 200 39 922
Jambi - 2 560 2 560 679 4 052 4 731 7 256 15 578 22 834
Sumatera Selatan 473 6 945 7 418 2 352 8 356 10 708 11 408 48 685 60 093
Bengkulu 172 857 1 029 - 2 704 2 704 2 169 8 179 10 348
Lampung - 7 079 7 079 174 13 440 13 614 9 470 57 301 66 771
Kep. Bangka Belitung - 1 402 1 402 487 2 179 2 666 2 951 6 279 9 230
Kepulauan Riau 99 224 323 121 1 126 1 247 751 1 158 1 909
DKI Jakarta - - - - - - - - -
Jawa Barat - 8 070 8 070 3 686 12 132 15 818 32 800 64 845 97 645
Jawa Tengah 339 7 564 7 903 2 503 20 327 22 830 34 988 79 648 114 636
DI Yogyakarta - 1 423 1 423 - 1 555 1 555 1 844 3 309 5 153
Jawa Timur 2 139 9 045 11 184 2 219 27 672 29 891 45 617 99 060 144 677
Banten - 2 576 2 576 855 4 311 5 166 9 304 11 038 20 342
Bali 808 5 958 6 766 706 8 020 8 726 5 839 14 629 20 468
Nusa Tenggara Barat 212 8 626 8 838 589 15 018 15 607 1 611 41 612 43 223
Nusa Tenggara Timur - 22 701 22 701 1 256 27 458 28 714 7 642 60 765 68 407
Kalimantan Barat 1 026 3 120 4 146 2 346 5 251 7 597 11 303 30 747 42 050
Kalimantan Tengah 121 2 483 2 604 1 271 3 896 5 167 4 741 10 776 15 517
Kalimantan Selatan - 4 922 4 922 220 6 330 6 550 5 229 20 413 25 642
Kalimantan Timur - 813 813 167 601 768 3 499 3 234 6 733
Kalimantan Utara 89 1 222 1 311 538 1 328 1 866 881 3 399 4 280
Sulawesi Utara 109 1 022 1 131 287 1 427 1 714 1 829 5 146 6 975
Sulawesi Tengah - 4 254 4 254 24 10 539 10 563 3 487 23 300 26 787
Sulawesi Selatan 288 16 392 16 680 2 506 24 375 26 881 10 547 59 950 70 497
Sulawesi Tenggara 261 8 754 9 015 189 13 942 14 131 2 127 26 172 28 299
Gorontalo 500 1 146 1 646 122 2 459 2 581 1 652 7 421 9 073
Sulawesi Barat - 3 349 3 349 378 6 528 6 906 2 144 17 310 19 454
Maluku - 1 246 1 246 - 1 809 1 809 808 9 020 9 828
Maluku Utara - 1 437 1 437 396 2 969 3 365 2 253 7 081 9 334
Papua Barat - 849 849 89 2 387 2 476 560 5 646 6 206
Papua 103 11 290 11 393 - 14 960 14 960 1 040 56 758 57 798
Indonesia 7 952 198 390 206 342 29 352 322 101 351 453 259 089 986 671 1 245 760

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 329


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.28. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Sektor Formal/Informal, 2017
Laki-laki

Jumlah
10-12 Tahun 13-14 Tahun 15-17 Tahun
Provinsi
Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh - 1 755 1 755 1 724 6 427 8 151 8 390 20 300 28 690
Sumatera Utara 231 28 614 28 845 2 519 35 615 38 134 24 561 82 129 106 690
Sumatera Barat 321 4 481 4 802 1 589 7 891 9 480 8 088 28 067 36 155
Riau - 2 368 2 368 325 5 611 5 936 10 816 30 263 41 079
Jambi 192 1 275 1 467 679 1 862 2 541 5 775 13 697 19 472
Sumatera Selatan 473 6 478 6 951 2 207 7 422 9 629 10 594 43 958 54 552
Bengkulu - 768 768 - 2 192 2 192 3 187 7 918 11 105
Lampung - 4 944 4 944 174 10 254 10 428 9 410 52 141 61 551
Kep. Bangka Belitung 165 1 060 1 225 487 1 965 2 452 3 524 4 481 8 005
Kepulauan Riau 305 170 475 76 1 965 2 041 1 142 3 416 4 558
DKI Jakarta - 499 499 2 334 1 128 3 462 12 708 9 154 21 862
Jawa Barat - 9 818 9 818 4 796 28 830 33 626 84 794 116 989 201 783
Jawa Tengah 339 7 491 7 830 3 382 18 924 22 306 47 561 84 463 132 024
DI Yogyakarta - - - - 1 375 1 375 5 511 4 831 10 342
Jawa Timur 1 106 13 373 14 479 1 992 24 297 26 289 51 411 113 565 164 976
Banten - 2 611 2 611 1 897 6 782 8 679 19 847 17 710 37 557
Bali 291 2 981 3 272 302 5 204 5 506 4 401 13 139 17 540
Nusa Tenggara Barat - 6 462 6 462 1 217 11 087 12 304 5 263 35 516 40 779
Nusa Tenggara Timur - 13 454 13 454 1 568 16 818 18 386 6 291 41 276 47 567
Kalimantan Barat 610 2 998 3 608 1 176 3 774 4 950 11 563 24 836 36 399
Kalimantan Tengah - 1 230 1 230 819 2 664 3 483 6 090 9 908 15 998
Kalimantan Selatan - 3 759 3 759 - 4 803 4 803 6 713 19 515 26 228
Kalimantan Timur - 1 374 1 374 930 809 1 739 7 561 4 758 12 319
Kalimantan Utara - 696 696 433 1 060 1 493 738 3 432 4 170
Sulawesi Utara 109 541 650 287 1 261 1 548 3 473 7 464 10 937
Sulawesi Tengah 126 3 060 3 186 497 9 089 9 586 4 091 20 780 24 871
Sulawesi Selatan 909 14 208 15 117 3 005 22 546 25 551 18 124 54 422 72 546
Sulawesi Tenggara 261 7 646 7 907 691 12 511 13 202 2 599 23 814 26 413
Gorontalo 436 1 100 1 536 122 2 932 3 054 2 159 7 700 9 859
Sulawesi Barat - 1 513 1 513 558 5 799 6 357 2 844 14 174 17 018
Maluku - 1 119 1 119 58 1 513 1 571 735 7 508 8 243
Maluku Utara - 1 241 1 241 184 2 665 2 849 2 172 6 127 8 299
Papua Barat - 643 643 89 1 002 1 091 710 4 836 5 546
Papua - 6 307 6 307 - 7 754 7 754 1 236 35 922 37 158
Indonesia 5 874 156 037 161 911 36 117 275 831 311 948 394 082 968 209 1 362 291

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

330 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.29. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Sektor Formal/Informal, 2017

Perempuan

Jumlah
10-12 Tahun 13-14 Tahun 15-17 Tahun
Provinsi
Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 244 3 801 4 045 43 3 968 4 011 2 126 9 384 11 510
Sumatera Utara 947 20 227 21 174 2 777 27 383 30 160 20 158 56 224 76 382
Sumatera Barat 461 3 657 4 118 29 6 290 6 319 2 182 14 757 16 939
Riau - 2 555 2 555 - 2 799 2 799 6 890 8 223 15 113
Jambi - 1 912 1 912 116 3 447 3 563 3 675 5 779 9 454
Sumatera Selatan - 3 124 3 124 877 4 356 5 233 7 750 11 589 19 339
Bengkulu 172 394 566 - 880 880 1 193 1 560 2 753
Lampung - 2 818 2 818 179 4 624 4 803 5 294 13 576 18 870
Kep. Bangka Belitung - 1 026 1 026 - 532 532 2 833 3 797 6 630
Kepulauan Riau - 499 499 121 682 803 1 712 1 849 3 561
DKI Jakarta - 2 335 2 335 507 1 538 2 045 17 432 2 833 20 265
Jawa Barat 774 18 919 19 693 8 836 25 192 34 028 73 063 43 859 116 922
Jawa Tengah - 6 617 6 617 - 20 054 20 054 46 402 37 059 83 461
DI Yogyakarta - 1 423 1 423 - 1 936 1 936 4 523 3 117 7 640
Jawa Timur 1 135 7 427 8 562 1 707 21 204 22 911 45 704 55 361 101 065
Banten 825 1 274 2 099 573 2 187 2 760 15 205 5 189 20 394
Bali 1 389 5 240 6 629 404 6 011 6 415 8 012 12 128 20 140
Nusa Tenggara Barat 340 5 143 5 483 412 7 860 8 272 1 623 21 560 23 183
Nusa Tenggara Timur - 10 587 10 587 94 12 139 12 233 3 034 24 031 27 065
Kalimantan Barat 484 1 539 2 023 1 482 3 373 4 855 8 387 12 619 21 006
Kalimantan Tengah 121 2 394 2 515 719 1 840 2 559 1 765 5 154 6 919
Kalimantan Selatan - 2 212 2 212 385 3 597 3 982 3 853 10 342 14 195
Kalimantan Timur - 945 945 109 303 412 1 904 2 910 4 814
Kalimantan Utara 89 1 115 1 204 461 853 1 314 713 2 423 3 136
Sulawesi Utara - 859 859 140 838 978 1 207 1 335 2 542
Sulawesi Tengah - 2 068 2 068 91 3 273 3 364 1 692 8 235 9 927
Sulawesi Selatan 200 7 344 7 544 1 090 8 960 10 050 7 082 22 979 30 061
Sulawesi Tenggara - 4 759 4 759 - 4 845 4 845 1 220 9 236 10 456
Gorontalo 230 462 692 154 564 718 598 2 906 3 504
Sulawesi Barat - 2 922 2 922 - 1 294 1 294 807 4 834 5 641
Maluku - 425 425 - 984 984 576 3 131 3 707
Maluku Utara 40 742 782 212 631 843 440 2 303 2 743
Papua Barat - 490 490 - 2 132 2 132 427 3 125 3 552
Papua 167 5 334 5 501 98 8 544 8 642 793 22 507 23 300
Indonesia 7 618 132 588 140 206 21 616 195 113 216 729 300 275 445 914 746 189
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 331


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.30. Penduduk USIA 10-17 Tahun Menurut Provinsi dan Sektor Formal/Informal, 2017

Total

Jumlah
10-12 Tahun 13-14 Tahun 15-17 Tahun
Provinsi
Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah Formal Informal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aceh 244 5 556 5 800 1 767 10 395 12 162 10 516 29 684 40 200
Sumatera Utara 1 178 48 841 50 019 5 296 62 998 68 294 44 719 138 353 183 072
Sumatera Barat 782 8 138 8 920 1 618 14 181 15 799 10 270 42 824 53 094
Riau - 4 923 4 923 325 8 410 8 735 17 706 38 486 56 192
Jambi 192 3 187 3 379 795 5 309 6 104 9 450 19 476 28 926
Sumatera Selatan 473 9 602 10 075 3 084 11 778 14 862 18 344 55 547 73 891
Bengkulu 172 1 162 1 334 - 3 072 3 072 4 380 9 478 13 858
Lampung - 7 762 7 762 353 14 878 15 231 14 704 65 717 80 421
Kep. Bangka Belitung 165 2 086 2 251 487 2 497 2 984 6 357 8 278 14 635
Kepulauan Riau 305 669 974 197 2 647 2 844 2 854 5 265 8 119
DKI Jakarta - 2 834 2 834 2 841 2 666 5 507 30 140 11 987 42 127
Jawa Barat 774 28 737 29 511 13 632 54 022 67 654 157 857 160 848 318 705
Jawa Tengah 339 14 108 14 447 3 382 38 978 42 360 93 963 121 522 215 485
DI Yogyakarta - 1 423 1 423 - 3 311 3 311 10 034 7 948 17 982
Jawa Timur 2 241 20 800 23 041 3 699 45 501 49 200 97 115 168 926 266 041
Banten 825 3 885 4 710 2 470 8 969 11 439 35 052 22 899 57 951
Bali 1 680 8 221 9 901 706 11 215 11 921 12 413 25 267 37 680
Nusa Tenggara Barat 340 11 605 11 945 1 629 18 947 20 576 6 886 57 076 63 962
Nusa Tenggara Timur - 24 041 24 041 1 662 28 957 30 619 9 325 65 307 74 632
Kalimantan Barat 1 094 4 537 5 631 2 658 7 147 9 805 19 950 37 455 57 405
Kalimantan Tengah 121 3 624 3 745 1 538 4 504 6 042 7 855 15 062 22 917
Kalimantan Selatan - 5 971 5 971 385 8 400 8 785 10 566 29 857 40 423
Kalimantan Timur - 2 319 2 319 1 039 1 112 2 151 9 465 7 668 17 133
Kalimantan Utara 89 1 811 1 900 894 1 913 2 807 1 451 5 855 7 306
Sulawesi Utara 109 1 400 1 509 427 2 099 2 526 4 680 8 799 13 479
Sulawesi Tengah 126 5 128 5 254 588 12 362 12 950 5 783 29 015 34 798
Sulawesi Selatan 1 109 21 552 22 661 4 095 31 506 35 601 25 206 77 401 102 607
Sulawesi Tenggara 261 12 405 12 666 691 17 356 18 047 3 819 33 050 36 869
Gorontalo 666 1 562 2 228 276 3 496 3 772 2 757 10 606 13 363
Sulawesi Barat - 4 435 4 435 558 7 093 7 651 3 651 19 008 22 659
Maluku - 1 544 1 544 58 2 497 2 555 1 311 10 639 11 950
Maluku Utara 40 1 983 2 023 396 3 296 3 692 2 612 8 430 11 042
Papua Barat - 1 133 1 133 89 3 134 3 223 1 137 7 961 9 098
Papua 167 11 641 11 808 98 16 298 16 396 2 029 58 429 60 458
Indonesia 13 492 288 625 302 117 57 733 470 944 528 677 694 357 1 414 123 2 108 480

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

332 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.31. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi dan Jam Kerja Pada Pekerjaan
Utama, 2017 Perkotaan
Jam Kerja Pada Pekerjaan Utama
Provinsi 0 1-14 15-40 >40 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 88 6 453 7 233 2 945 16 719
Sumatera Utara 384 34 863 28 035 25 518 88 800
Sumatera Barat - 13 045 10 215 4 358 27 618
Riau 157 4 570 5 755 9 624 20 106
Jambi - 4 414 865 3 005 8 284
Sumatera Selatan - 7 369 4 876 8 364 20 609
Bengkulu 289 1 621 524 1 749 4 183
Lampung - 9 369 1 438 5 143 15 950
Kep. Bangka Belitung - 1 628 1 944 3 000 6 572
Kepulauan Riau - 4 543 893 3 022 8 458
DKI Jakarta - 8 190 15 069 27 209 50 468
Jawa Barat - 76 069 84 728 133 540 294 337
Jawa Tengah 2 436 42 010 31 545 50 932 126 923
DI Yogyakarta - 5 253 2 659 6 673 14 585
Jawa Timur 1 578 59 911 41 413 49 628 152 530
Banten 377 11 408 6 078 28 153 46 016
Bali 452 11 729 6 311 5 050 23 542
Nusa Tenggara Barat - 9 725 12 177 6 913 28 815
Nusa Tenggara Timur 312 4 493 2 830 1 835 9 470
Kalimantan Barat 513 4 448 6 667 7 420 19 048
Kalimantan Tengah - 2 090 3 569 3 757 9 416
Kalimantan Selatan - 6 622 5 253 6 190 18 065
Kalimantan Timur 140 1 358 5 144 6 647 13 289
Kalimantan Utara - 1 304 2 561 691 4 556
Sulawesi Utara 107 2 410 1 516 3 661 7 694
Sulawesi Tengah - 4 572 4 105 2 721 11 398
Sulawesi Selatan 798 14 579 14 289 17 145 46 811
Sulawesi Tenggara - 7 932 5 347 2 858 16 137
Gorontalo - 2 344 1 742 1 977 6 063
Sulawesi Barat - 2 115 1 335 1 586 5 036
Maluku - 939 1 503 724 3 166
Maluku Utara 20 1 512 431 658 2 621
Papua Barat - 808 2 356 759 3 923
Papua - 958 2 117 1 436 4 511
Indonesia 7 651 370 654 322 523 434 891 1 135 719

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 333


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.32. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi dan Jam Kerja Pada Pekerjaan
Utama, 2017
Perdesaan
Jam Kerja Pada Pekerjaan Utama
Provinsi 0 1-14 15-40 >40 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 888 17 842 16 053 6 660 41 443
Sumatera Utara 980 121 594 74 216 15 795 212 585
Sumatera Barat 472 30 363 15 139 4 221 50 195
Riau 389 18 540 21 941 8 874 49 744
Jambi 288 7 458 13 984 8 395 30 125
Sumatera Selatan 1 141 32 252 33 925 10 901 78 219
Bengkulu 169 7 026 5 083 1 803 14 081
Lampung 294 42 858 27 373 16 939 87 464
Kep. Bangka Belitung - 4 096 6 476 2 726 13 298
Kepulauan Riau 189 1 607 1 232 451 3 479
DKI Jakarta - - - - -
Jawa Barat 1 267 32 337 43 144 44 785 121 533
Jawa Tengah 519 54 927 41 235 48 688 145 369
DI Yogyakarta - 5 073 2 092 966 8 131
Jawa Timur 838 82 153 59 308 43 453 185 752
Banten 833 4 821 9 393 13 037 28 084
Bali - 22 323 8 182 5 455 35 960
Nusa Tenggara Barat - 44 551 16 286 6 831 67 668
Nusa Tenggara Timur 994 71 147 36 706 10 975 119 822
Kalimantan Barat 1 342 17 233 27 052 8 166 53 793
Kalimantan Tengah 135 7 752 8 984 6 417 23 288
Kalimantan Selatan - 18 080 15 010 4 024 37 114
Kalimantan Timur 222 2 110 2 321 3 661 8 314
Kalimantan Utara - 3 031 3 111 1 315 7 457
Sulawesi Utara - 2 085 4 055 3 680 9 820
Sulawesi Tengah 547 19 061 14 616 7 380 41 604
Sulawesi Selatan 1 365 57 902 36 715 18 076 114 058
Sulawesi Tenggara - 28 413 18 254 4 778 51 445
Gorontalo 869 2 855 6 866 2 710 13 300
Sulawesi Barat 332 19 969 7 448 1 960 29 709
Maluku - 3 328 7 590 1 965 12 883
Maluku Utara 199 5 913 5 103 2 921 14 136
Papua Barat 204 3 884 4 551 892 9 531
Papua 406 26 506 52 723 4 516 84 151
Indonesia 14 882 819 090 646 167 323 416 1 803 555

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

334 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.33. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi dan Jam Kerja Pada Pekerjaan
Utama, 2017
Laki-laki
Jam Kerja Pada Pekerjaan Utama
Provinsi 0 1-14 15-40 >40 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 689 14 447 15 772 7 688 38 596
Sumatera Utara 1 032 87 752 62 588 22 297 173 669
Sumatera Barat 472 26 323 17 552 6 090 50 437
Riau 546 17 518 19 764 11 555 49 383
Jambi 0 5 664 10 381 7 435 23 480
Sumatera Selatan 1 141 29 237 27 710 13 044 71 132
Bengkulu 458 6 443 4 356 2 808 14 065
Lampung 294 36 963 22 839 16 827 76 923
Kep. Bangka Belitung 0 2 878 4 847 3 957 11 682
Kepulauan Riau 189 4 230 1 070 1 585 7 074
DKI Jakarta 0 3 277 8 579 13 967 25 823
Jawa Barat 1 267 63 107 77 824 103 029 245 227
Jawa Tengah 2 475 56 687 42 826 60 172 162 160
DI Yogyakarta 0 4 746 3 644 3 327 11 717
Jawa Timur 1 841 83 862 64 458 55 583 205 744
Banten 1 210 11 807 9 685 26 145 48 847
Bali 452 15 533 6 301 4 032 26 318
Nusa Tenggara Barat 0 33 707 15 241 10 597 59 545
Nusa Tenggara Timur 1 306 42 543 26 569 8 989 79 407
Kalimantan Barat 861 14 457 21 471 8 168 44 957
Kalimantan Tengah 135 5 780 7 989 6 807 20 711
Kalimantan Selatan 0 14 615 12 857 7 318 34 790
Kalimantan Timur 362 1 806 5 011 8 253 15 432
Kalimantan Utara 0 1 843 3 313 1 203 6 359
Sulawesi Utara 0 3 067 4 440 5 628 13 135
Sulawesi Tengah 547 13 627 14 668 8 801 37 643
Sulawesi Selatan 1 922 50 813 34 208 26 271 113 214
Sulawesi Tenggara 0 24 780 17 581 5 161 47 522
Gorontalo 869 3 220 6 417 3 943 14 449
Sulawesi Barat 145 14 738 7 099 2 906 24 888
Maluku 0 3 017 6 376 1 540 10 933
Maluku Utara 219 5 030 3 880 3 260 12 389
Papua Barat 0 2 454 3 580 1 246 7 280
Papua 406 15 929 31 088 3 796 51 219
Indonesia 18 838 721 900 621 984 473 428 1 836 150

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 335


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.34. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi dan Jam Kerja Pada Pekerjaan
Utama, 2017
Perempuan
Jam Kerja Pada Pekerjaan Utama
Provinsi 0 1-14 15-40 >40 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 287 9 848 7 514 1 917 19 566
Sumatera Utara 332 68 705 39 663 19 016 127 716
Sumatera Barat - 17 085 7 802 2 489 27 376
Riau - 5 592 7 932 6 943 20 467
Jambi 288 6 208 4 468 3 965 14 929
Sumatera Selatan - 10 384 11 091 6 221 27 696
Bengkulu - 2 204 1 251 744 4 199
Lampung - 15 264 5 972 5 255 26 491
Kep. Bangka Belitung - 2 846 3 573 1 769 8 188
Kepulauan Riau - 1 920 1 055 1 888 4 863
DKI Jakarta - 4 913 6 490 13 242 24 645
Jawa Barat - 45 299 50 048 75 296 170 643
Jawa Tengah 480 40 250 29 954 39 448 110 132
DI Yogyakarta - 5 580 1 107 4 312 10 999
Jawa Timur 575 58 202 36 263 37 498 132 538
Banten - 4 422 5 786 15 045 25 253
Bali - 18 519 8 192 6 473 33 184
Nusa Tenggara Barat - 20 569 13 222 3 147 36 938
Nusa Tenggara Timur - 33 097 12 967 3 821 49 885
Kalimantan Barat 994 7 224 12 248 7 418 27 884
Kalimantan Tengah - 4 062 4 564 3 367 11 993
Kalimantan Selatan - 10 087 7 406 2 896 20 389
Kalimantan Timur - 1 662 2 454 2 055 6 171
Kalimantan Utara - 2 492 2 359 803 5 654
Sulawesi Utara 107 1 428 1 131 1 713 4 379
Sulawesi Tengah - 10 006 4 053 1 300 15 359
Sulawesi Selatan 241 21 668 16 796 8 950 47 655
Sulawesi Tenggara - 11 565 6 020 2 475 20 060
Gorontalo - 1 979 2 191 744 4 914
Sulawesi Barat 187 7 346 1 684 640 9 857
Maluku - 1 250 2 717 1 149 5 116
Maluku Utara - 2 395 1 654 319 4 368
Papua Barat 204 2 238 3 327 405 6 174
Papua - 11 535 23 752 2 156 37 443
Indonesia 3 695 467 844 346 706 284 879 1 103 124

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

336 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.35. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja Menurut Provinsi dan Jam Kerja Pada Pekerjaan
Utama, 2017
Total
Jam Kerja Pada Pekerjaan Utama
Provinsi 0 1-14 15-40 >40 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 976 24 295 23 286 9 605 58 162
Sumatera Utara 1 364 156 457 102 251 41 313 301 385
Sumatera Barat 472 43 408 25 354 8 579 77 813
Riau 546 23 110 27 696 18 498 69 850
Jambi 288 11 872 14 849 11 400 38 409
Sumatera Selatan 1 141 39 621 38 801 19 265 98 828
Bengkulu 458 8 647 5 607 3 552 18 264
Lampung 294 52 227 28 811 22 082 103 414
Kep. Bangka Belitung - 5 724 8 420 5 726 19 870
Kepulauan Riau 189 6 150 2 125 3 473 11 937
DKI Jakarta - 8 190 15 069 27 209 50 468
Jawa Barat 1 267 108 406 127 872 178 325 415 870
Jawa Tengah 2 955 96 937 72 780 99 620 272 292
DI Yogyakarta - 10 326 4 751 7 639 22 716
Jawa Timur 2 416 142 064 100 721 93 081 338 282
Banten 1 210 16 229 15 471 41 190 74 100
Bali 452 34 052 14 493 10 505 59 502
Nusa Tenggara Barat - 54 276 28 463 13 744 96 483
Nusa Tenggara Timur 1 306 75 640 39 536 12 810 129 292
Kalimantan Barat 1 855 21 681 33 719 15 586 72 841
Kalimantan Tengah 135 9 842 12 553 10 174 32 704
Kalimantan Selatan - 24 702 20 263 10 214 55 179
Kalimantan Timur 362 3 468 7 465 10 308 21 603
Kalimantan Utara - 4 335 5 672 2 006 12 013
Sulawesi Utara 107 4 495 5 571 7 341 17 514
Sulawesi Tengah 547 23 633 18 721 10 101 53 002
Sulawesi Selatan 2 163 72 481 51 004 35 221 160 869
Sulawesi Tenggara - 36 345 23 601 7 636 67 582
Gorontalo 869 5 199 8 608 4 687 19 363
Sulawesi Barat 332 22 084 8 783 3 546 34 745
Maluku - 4 267 9 093 2 689 16 049
Maluku Utara 219 7 425 5 534 3 579 16 757
Papua Barat 204 4 692 6 907 1 651 13 454
Papua 406 27 464 54 840 5 952 88 662
Indonesia 22 533 1 189 744 968 690 758 307 2 939 274

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 337


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.36. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah, 2017
Perkotaan
Partisipasi Sekolah
Provinsi Tidak/Belum Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 75 11 902 4 742 16 719
Sumatera Utara - 58 117 30 683 88 800
Sumatera Barat - 18 776 8 842 27 618
Riau - 8 887 11 219 20 106
Jambi 192 5 405 2 687 8 284
Sumatera Selatan - 8 964 11 645 20 609
Bengkulu - 1 813 2 370 4 183
Lampung - 8 301 7 649 15 950
Kep. Bangka Belitung - 2 449 4 123 6 572
Kepulauan Riau - 5 383 3 075 8 458
DKI Jakarta - 13 461 37 007 50 468
Jawa Barat - 119 575 174 762 294 337
Jawa Tengah 493 57 300 69 130 126 923
DI Yogyakarta - 7 470 7 115 14 585
Jawa Timur - 83 747 68 783 152 530
Banten 483 15 902 29 631 46 016
Bali - 15 445 8 097 23 542
Nusa Tenggara Barat 107 16 955 11 753 28 815
Nusa Tenggara Timur - 6 055 3 415 9 470
Kalimantan Barat 68 8 135 10 845 19 048
Kalimantan Tengah - 4 304 5 112 9 416
Kalimantan Selatan - 9 841 8 224 18 065
Kalimantan Timur 40 4 598 8 651 13 289
Kalimantan Utara - 3 609 947 4 556
Sulawesi Utara - 2 217 5 477 7 694
Sulawesi Tengah - 5 767 5 631 11 398
Sulawesi Selatan 172 25 639 21 000 46 811
Sulawesi Tenggara - 13 103 3 034 16 137
Gorontalo - 2 990 3 073 6 063
Sulawesi Barat - 3 617 1 419 5 036
Maluku - 2 419 747 3 166
Maluku Utara - 2 165 456 2 621
Papua Barat - 2 453 1 470 3 923
Papua - 2 566 1 945 4 511
Indonesia 1 630 559 330 574 759 1 135 719

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

338 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.37. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah, 2017
Perdesaan
Partisipasi Sekolah
Provinsi Tidak/Belum Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh - 23 047 18 396 41 443
Sumatera Utara 165 170 069 42 351 212 585
Sumatera Barat - 33 559 16 636 50 195
Riau 640 21 929 27 175 49 744
Jambi - 12 168 17 957 3- 125
Sumatera Selatan - 31 823 46 396 78 219
Bengkulu - 7 131 6 950 14 081
Lampung - 48 119 39 345 87 464
Kep. Bangka Belitung - 5 237 8 061 13 298
Kepulauan Riau 130 2 360 989 3 479
DKI Jakarta - - - -
Jawa Barat 1 659 41 026 78 848 121 533
Jawa Tengah 710 56 216 88 443 145 369
DI Yogyakarta - 5 562 2 569 8 131
Jawa Timur 588 81 066 104 098 185 752
Banten - 7 598 20 486 28 084
Bali 448 26 808 8 704 35 960
Nusa Tenggara Barat 337 49 576 17 755 67 668
Nusa Tenggara Timur 1 160 79 105 39 557 119 822
Kalimantan Barat 795 21 131 31 867 53 793
Kalimantan Tengah 236 9 963 13 089 23 288
Kalimantan Selatan - 21 931 15 183 37 114
Kalimantan Timur - 4 241 4 073 8 314
Kalimantan Utara 91 4 740 2 626 7 457
Sulawesi Utara 196 3 085 6 539 9 820
Sulawesi Tengah 188 21 228 20 188 41 604
Sulawesi Selatan 698 69 632 43 728 114 058
Sulawesi Tenggara - 36 905 14 540 51 445
Gorontalo - 3 221 10 079 13 300
Sulawesi Barat 582 19 121 10 006 29 709
Maluku 227 7 172 5 484 12 883
Maluku Utara 65 7 581 6 490 14 136
Papua Barat 859 7 042 1 630 9 531
Papua 18 578 32 449 33 124 84 151
Indonesia 28 352 971 841 803 362 1 803 555

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 339


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.38. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah, 2017
Laki-laki
Partisipasi Sekolah
Provinsi Tidak/Belum Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 75 21 690 16 831 38 596
Sumatera Utara - 129 454 44 215 173 669
Sumatera Barat - 29 662 20 775 50 437
Riau 640 21 445 27 298 49 383
Jambi 192 7 567 15 721 23 480
Sumatera Selatan - 28 307 42 825 71 132
Bengkulu - 6 347 7 718 14 065
Lampung - 39 882 37 041 76 923
Kep. Bangka Belitung - 4 102 7 580 11 682
Kepulauan Riau 77 4 514 2 483 7 074
DKI Jakarta - 7 410 18 413 25 823
Jawa Barat 1 659 84 415 159 153 245 227
Jawa Tengah 1 203 61 625 99 332 162 160
DI Yogyakarta - 6 998 4 719 11 717
Jawa Timur - 89 728 116 016 205 744
Banten 483 14 150 34 214 48 847
Bali 278 19 314 6 726 26 318
Nusa Tenggara Barat - 38 011 21 534 59 545
Nusa Tenggara Timur 624 48 974 29 809 79 407
Kalimantan Barat 441 16 938 27 578 44 957
Kalimantan Tengah 236 7 789 12 686 20 711
Kalimantan Selatan - 19 021 15 769 34 790
Kalimantan Timur 40 5 361 10 031 15 432
Kalimantan Utara 91 3 716 2 552 6 359
Sulawesi Utara 196 2 996 9 943 13 135
Sulawesi Tengah 188 15 818 21 637 37 643
Sulawesi Selatan 870 61 783 50 561 113 214
Sulawesi Tenggara - 34 080 13 442 47 522
Gorontalo - 3 820 10 629 14 449
Sulawesi Barat 582 14 806 9 500 24 888
Maluku - 6 026 4 907 10 933
Maluku Utara 65 6 342 5 982 12 389
Papua Barat 504 4 592 2 184 7 280
Papua 9 290 20 922 21 007 51 219
Indonesia 17 734 887 605 930 811 1 836 150

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

340 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.39. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah, 2017
Perempuan
Partisipasi Sekolah
Provinsi Tidak/Belum Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh - 13 259 6 307 19 566
Sumatera Utara 165 98 732 28 819 127 716
Sumatera Barat - 22 673 4 703 27 376
Riau - 9 371 11 096 20 467
Jambi - 10 006 4 923 14 929
Sumatera Selatan - 12 480 15 216 27 696
Bengkulu - 2 597 1 602 4 199
Lampung - 16 538 9 953 26 491
Kep. Bangka Belitung - 3 584 4 604 8 188
Kepulauan Riau 53 3 229 1 581 4 863
DKI Jakarta - 6 051 18 594 24 645
Jawa Barat - 76 186 94 457 170 643
Jawa Tengah - 51 891 58 241 110 132
DI Yogyakarta - 6 034 4 965 10 999
Jawa Timur 588 75 085 56 865 132 538
Banten - 9 350 15 903 25 253
Bali 170 22 939 10 075 33 184
Nusa Tenggara Barat 444 28 520 7 974 36 938
Nusa Tenggara Timur 536 36 186 13 163 49 885
Kalimantan Barat 422 12 328 15 134 27 884
Kalimantan Tengah - 6 478 5 515 11 993
Kalimantan Selatan - 12 751 7 638 20 389
Kalimantan Timur - 3 478 2 693 6 171
Kalimantan Utara - 4 633 1 021 5 654
Sulawesi Utara - 2 306 2 073 4 379
Sulawesi Tengah - 11 177 4 182 15 359
Sulawesi Selatan - 33 488 14 167 47 655
Sulawesi Tenggara - 15 928 4 132 20 060
Gorontalo - 2 391 2 523 4 914
Sulawesi Barat - 7 932 1 925 9 857
Maluku 227 3 565 1 324 5 116
Maluku Utara - 3 404 964 4 368
Papua Barat 355 4 903 916 6 174
Papua 9 288 14 093 14 062 37 443
Indonesia 12 248 643 566 447 310 1 103 124

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 341


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.40. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Partisipasi Sekolah, 2017

Total
Partisipasi Sekolah
Provinsi Tidak/Belum Sekolah Masih Sekolah Tidak Sekolah Lagi Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 75 34 949 23 138 58 162
Sumatera Utara 165 228 186 73 034 301 385
Sumatera Barat - 52 335 25 478 77 813
Riau 640 30 816 38 394 69 850
Jambi 192 17 573 20 644 38 409
Sumatera Selatan - 40 787 58 041 98 828
Bengkulu - 8 944 9 320 18 264
Lampung - 56 420 46 994 103 414
Kep. Bangka Belitung - 7 686 12 184 19 870
Kepulauan Riau 130 7 743 4 064 11 937
DKI Jakarta - 13 461 37 007 50 468
Jawa Barat 1 659 160 601 253 610 415 870
Jawa Tengah 1 203 113 516 157 573 272 292
DI Yogyakarta - 13 032 9 684 22 716
Jawa Timur 588 164 813 172 881 338 282
Banten 483 23 500 50 117 74 100
Bali 448 42 253 16 801 59 502
Nusa Tenggara Barat 444 66 531 29 508 96 483
Nusa Tenggara Timur 1 160 85 160 42 972 129 292
Kalimantan Barat 863 29 266 42 712 72 841
Kalimantan Tengah 236 14 267 18 201 32 704
Kalimantan Selatan - 31 772 23 407 55 179
Kalimantan Timur 40 8 839 12 724 21 603
Kalimantan Utara 91 8 349 3 573 12 013
Sulawesi Utara 196 5 302 12 016 17 514
Sulawesi Tengah 188 26 995 25 819 53 002
Sulawesi Selatan 870 95 271 64 728 160 869
Sulawesi Tenggara - 50 008 17 574 67 582
Gorontalo - 6 211 13 152 19 363
Sulawesi Barat 582 22 738 11 425 34 745
Maluku 227 9 591 6 231 16 049
Maluku Utara 65 9 746 6 946 16 757
Papua Barat 859 9 495 3 100 13 454
Papua 18 578 35 015 35 069 88 662
Indonesia 29 982 1 531 171 1 378 121 2 939 274

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

342 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.41. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan Teringgi yang
Ditamatkan, 2017 Perkotaan

Tidak/belum
Tidak tamat
pernah SD SLTP SMA Total
Provinsi SD
sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 75 1 797 4 476 8 211 2 160 16 719
Sumatera Utara - 13 657 25 283 38 166 11 694 88 800
Sumatera Barat - 6 128 8 726 10 700 2 064 27 618
Riau - 4 129 6 928 8 393 656 20 106
Jambi 192 466 2 517 3 884 1 225 8 284
Sumatera Selatan - 4 270 5 886 8 201 2 252 20 609
Bengkulu - 1 329 714 1 791 349 4 183
Lampung - 1 049 3 473 10 510 918 15 950
Kep. Bangka Belitung - 1 360 2 801 1 706 705 6 572
Kepulauan Riau - 436 2 460 3 838 1 724 8 458
DKI Jakarta - 9 063 12 488 20 161 8 756 50 468
Jawa Barat - 29 925 119 089 124 955 20 368 294 337
Jawa Tengah 493 8 938 40 617 57 466 19 409 126 923
DI Yogyakarta - 1 674 6 347 5 509 1 055 14 585
Jawa Timur - 14 101 48 737 72 940 16 752 152 530
Banten 483 5 557 12 536 19 856 7 584 46 016
Bali - 3 395 5 872 13 058 1 217 23 542
Nusa Tenggara Barat 107 5 115 7 221 14 948 1 424 28 815
Nusa Tenggara Timur - 2 956 1 802 4 416 296 9 470
Kalimantan Barat 68 4 437 6 080 7 713 750 19 048
Kalimantan Tengah - 2 138 2 805 4 311 162 9 416
Kalimantan Selatan - 1 445 6 991 8 125 1 504 18 065
Kalimantan Timur 40 3 722 3 133 3 661 2 733 13 289
Kalimantan Utara - 924 1 665 1 735 232 4 556
Sulawesi Utara - 2 044 1 871 1 818 1 961 7 694
Sulawesi Tengah - 1 724 5 172 3 564 938 11 398
Sulawesi Selatan 172 7 228 19 127 17 776 2 508 46 811
Sulawesi Tenggara - 2 601 6 477 6 383 676 16 137
Gorontalo - 2 146 2 361 1 556 0 6 063
Sulawesi Barat - 1 113 1 443 2 294 186 5 036
Maluku - 127 833 1 782 424 3 166
Maluku Utara - 601 646 1 102 272 2 621
Papua Barat - 852 657 1 859 555 3 923
Papua - 1 346 1 537 1 411 217 4 511
Indonesia 1 630 147 793 378 771 493 799 113 726 1 135 719
Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 343


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.42. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan Teringgi yang
Ditamatkan, 2017 Perdesaan

Tidak/belum
Tidak tamat
pernah SD SLTP SMA Total
Provinsi SD
sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh - 2 799 15 613 18 763 4 268 41 443
Sumatera Utara 165 35 182 88 162 78 983 10 093 212 585
Sumatera Barat - 10 150 20 333 18 631 1 081 50 195
Riau 640 7 972 19 028 21 241 863 49 744
Jambi - 5 110 10 209 13 041 1 765 30 125
Sumatera Selatan - 13 186 28 089 31 075 5 869 78 219
Bengkulu - 2 296 5 238 5 881 666 14 081
Lampung - 9 143 33 287 42 567 2 467 87 464
Kep. Bangka Belitung - 2 956 5 303 4 169 870 13 298
Kepulauan Riau 130 777 1 127 1 445 - 3 479
DKI Jakarta - - - - - -
Jawa Barat 1 659 5 819 56 983 54 078 2 994 121 533
Jawa Tengah 710 11 218 54 236 68 474 10 731 145 369
DI Yogyakarta - 1 368 3 267 3 285 211 8 131
Jawa Timur 588 13 051 74 554 88 984 8 575 185 752
Banten - 5 144 12 186 9 060 1 694 28 084
Bali 448 6 759 14 322 12 719 1 712 35 960
Nusa Tenggara Barat 337 6 897 23 314 33 025 4 095 67 668
Nusa Tenggara Timur 1 160 36 071 53 342 27 566 1 683 119 822
Kalimantan Barat 795 11 142 22 390 17 797 1 669 53 793
Kalimantan Tengah 236 3 991 11 539 6 784 738 23 288
Kalimantan Selatan - 7 556 16 227 12 709 622 37 114
Kalimantan Timur - 1 235 3 925 2 732 422 8 314
Kalimantan Utara 91 1 419 3 809 2 053 85 7 457
Sulawesi Utara 196 1 776 3 911 3 448 489 9 820
Sulawesi Tengah 188 8 608 16 262 15 558 988 41 604
Sulawesi Selatan 698 20 788 48 419 37 755 6 398 114 058
Sulawesi Tenggara - 8 363 21 117 18 889 3 076 51 445
Gorontalo - 4 114 5 839 3 216 131 13 300
Sulawesi Barat 582 4 813 14 498 9 677 139 29 709
Maluku 227 2 055 3 925 4 997 1 679 12 883
Maluku Utara 65 1 929 5 683 5 518 941 14 136
Papua Barat 859 1 230 3 903 3 444 95 9 531
Papua 18 578 23 575 26 363 14 519 1 116 84 151
Indonesia 28 352 278 492 726 403 692 083 78 225 1 803 555

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

344 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7

Lampiran L-7.43. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan Teringgi yang
Ditamatkan, 2017 Laki-laki

Tidak/belum
Tidak tamat
pernah SD SLTP SMA Total
Provinsi SD
sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 75 2 764 12 925 18 729 4 103 38 596
Sumatera Utara - 29 241 68 697 66 001 9 730 173 669
Sumatera Barat - 11 393 19 439 18 026 1 579 50 437
Riau 640 7 855 17 113 23 224 551 49 383
Jambi 192 3 901 7 423 10 679 1 285 23 480
Sumatera Selatan - 14 190 24 828 28 099 4 015 71 132
Bengkulu - 2 917 4 439 6 045 664 14 065
Lampung - 8 556 27 592 38 933 1 842 76 923
Kep. Bangka Belitung - 2 854 5 303 2 827 698 11 682
Kepulauan Riau 77 434 2 858 3 292 413 7 074
DKI Jakarta - 4 911 7 034 10 715 3 163 25 823
Jawa Barat 1 659 20 724 113 774 97 231 11 839 245 227
Jawa Tengah 1 203 14 342 65 107 68 977 12 531 162 160
DI Yogyakarta - 1 911 5 023 4 536 247 11 717
Jawa Timur - 18 511 81 899 92 193 13 141 205 744
Banten 483 9 087 16 215 16 103 6 959 48 847
Bali 278 2 775 10 080 11 617 1 568 26 318
Nusa Tenggara Barat - 6 962 18 051 30 094 4 438 59 545
Nusa Tenggara Timur 624 24 259 36 300 17 365 859 79 407
Kalimantan Barat 441 10 376 18 198 15 299 643 44 957
Kalimantan Tengah 236 3 587 9 832 6 720 336 20 711
Kalimantan Selatan - 6 870 15 780 11 206 934 34 790
Kalimantan Timur 40 3 849 4 786 4 321 2 436 15 432
Kalimantan Utara 91 1 072 3 462 1 649 85 6 359
Sulawesi Utara 196 3 146 3 986 4 342 1 465 13 135
Sulawesi Tengah 188 6 918 16 652 12 751 1 134 37 643
Sulawesi Selatan 870 21 724 50 629 35 097 4 894 113 214
Sulawesi Tenggara - 6 908 21 371 17 227 2 016 47 522
Gorontalo - 5 369 6 282 2 682 116 14 449
Sulawesi Barat 582 3 642 11 801 8 538 325 24 888
Maluku - 1 918 3 393 4 148 1 474 10 933
Maluku Utara 65 1 867 5 148 4 416 893 12 389
Papua Barat 504 1 373 2 195 2 841 367 7 280
Papua 9 290 12 583 17 452 10 937 957 51 219
Indonesia 17 734 278 789 735 067 706 860 97 700 1 836 150

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 345


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.44. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan Teringgi yang
Ditamatkan, 2017 Perempuan

Tidak/belum
Tidak tamat
pernah SD SLTP SMA Total
Provinsi SD
sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh - 1 832 7 164 8 245 2 325 19 566
Sumatera Utara 165 19 598 44 748 51 148 12 057 127 716
Sumatera Barat - 4 885 9 620 11 305 1 566 27 376
Riau - 4 246 8 843 6 410 968 20 467
Jambi - 1 675 5 303 6 246 1 705 14 929
Sumatera Selatan - 3 266 9 147 11 177 4 106 27 696
Bengkulu - 708 1 513 1 627 351 4 199
Lampung - 1 636 9 168 14 144 1 543 26 491
Kep. Bangka Belitung - 1 462 2 801 3 048 877 8 188
Kepulauan Riau 53 779 729 1 991 1 311 4 863
DKI Jakarta - 4 152 5 454 9 446 5 593 24 645
Jawa Barat - 15 020 62 298 81 802 11 523 170 643
Jawa Tengah - 5 814 29 746 56 963 17 609 110 132
DI Yogyakarta - 1 131 4 591 4 258 1 019 10 999
Jawa Timur 588 8 641 41 392 69 731 12 186 132 538
Banten - 1 614 8 507 12 813 2 319 25 253
Bali 170 7 379 10 114 14 160 1 361 33 184
Nusa Tenggara Barat 444 5 050 12 484 17 879 1 081 36 938
Nusa Tenggara Timur 536 14 768 18 844 14 617 1 120 49 885
Kalimantan Barat 422 5 203 10 272 10 211 1 776 27 884
Kalimantan Tengah - 2 542 4 512 4 375 564 11 993
Kalimantan Selatan - 2 131 7 438 9 628 1 192 20 389
Kalimantan Timur - 1 108 2 272 2 072 719 6 171
Kalimantan Utara - 1 271 2 012 2 139 232 5 654
Sulawesi Utara - 674 1 796 924 985 4 379
Sulawesi Tengah - 3 414 4 782 6 371 792 15 359
Sulawesi Selatan - 6 292 16 917 20 434 4 012 47 655
Sulawesi Tenggara - 4 056 6 223 8 045 1 736 20 060
Gorontalo - 891 1 918 2 090 15 4 914
Sulawesi Barat - 2 284 4 140 3 433 - 9 857
Maluku 227 264 1 365 2 631 629 5 116
Maluku Utara - 663 1 181 2 204 320 4 368
Papua Barat 355 709 2 365 2 462 283 6 174
Papua 9 288 12 338 10 448 4 993 376 37 443
Indonesia 12 248 147 496 370 107 479 022 94 251 1 103 124

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

346 Profil Anak Indonesia 2018


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.45. Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan Teringgi yang
Ditamatkan, 2017
Total

Tidak/belum
Tidak tamat
pernah SD SLTP SMA Total
Provinsi SD
sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Aceh 75 4 596 20 089 26 974 6 428 58 162
Sumatera Utara 165 48 839 113 445 117 149 21 787 301 385
Sumatera Barat - 16 278 29 059 29 331 3 145 77 813
Riau 640 12 101 25 956 29 634 1 519 69 850
Jambi 192 5 576 12 726 16 925 2 990 38 409
Sumatera Selatan - 17 456 33 975 39 276 8 121 98 828
Bengkulu - 3 625 5 952 7 672 1 015 18 264
Lampung - 10 192 36 760 53 077 3 385 103 414
Kep. Bangka Belitung - 4 316 8 104 5 875 1 575 19 870
Kepulauan Riau 130 1 213 3 587 5 283 1 724 11 937
DKI Jakarta - 9 063 12 488 20 161 8 756 50 468
Jawa Barat 1 659 35 744 176 072 179 033 23 362 415 870
Jawa Tengah 1 203 20 156 94 853 125 940 30 140 272 292
DI Yogyakarta - 3 042 9 614 8 794 1 266 22 716
Jawa Timur 588 27 152 123 291 161 924 25 327 338 282
Banten 483 10 701 24 722 28 916 9 278 74 100
Bali 448 10 154 20 194 25 777 2 929 59 502
Nusa Tenggara Barat 444 12 012 30 535 47 973 5 519 96 483
Nusa Tenggara Timur 1 160 39 027 55 144 31 982 1 979 129 292
Kalimantan Barat 863 15 579 28 470 25 510 2 419 72 841
Kalimantan Tengah 236 6 129 14 344 11 095 900 32 704
Kalimantan Selatan - 9 001 23 218 20 834 2 126 55 179
Kalimantan Timur 40 4 957 7 058 6 393 3 155 21 603
Kalimantan Utara 91 2 343 5 474 3 788 317 12 013
Sulawesi Utara 196 3 820 5 782 5 266 2 450 17 514
Sulawesi Tengah 188 10 332 21 434 19 122 1 926 53 002
Sulawesi Selatan 870 28 016 67 546 55 531 8 906 160 869
Sulawesi Tenggara - 10 964 27 594 25 272 3 752 67 582
Gorontalo - 6 260 8 200 4 772 131 19 363
Sulawesi Barat 582 5 926 15 941 11 971 325 34 745
Maluku 227 2 182 4 758 6 779 2 103 16 049
Maluku Utara 65 2 530 6 329 6 620 1 213 16 757
Papua Barat 859 2 082 4 560 5 303 650 13 454
Papua 18 578 24 921 27 900 15 930 1 333 88 662
Indonesia 29 982 426 285 1 105 174 1 185 882 191 951 2 939 274

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

Profil Anak Indonesia 2018 347


lampiran BAB 7
Lampiran L-7.46. Rata-rata Upah/gaji Penduduk USIA 10-17 Tahun yang Bekerja menurut Provinsi, Daerah
Tempat Tinggal, dan Jenis Kelamin, 2017

Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Total


Provinsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Aceh 1 013 431 871 359 899 185 1 009 230 917 314
Sumatera Utara 1 205 431 816 673 945 098 1 172 720 1 027 815
Sumatera Barat 944 174 872 757 981 993 580 219 907 784
Riau 1 061 385 1 029 812 1 028 017 1 080 708 1 041 929
Jambi 932 465 1 153 128 1 275 940 744 963 1 108 717
Sumatera Selatan 824 924 954 449 953 422 790 732 908 211
Bengkulu 1 246 219 833 023 977 891 941 921 968 766
Lampung 855 235 959 483 980 791 772 866 931 609
Kep. Bangka Belitung 1 207 320 1 291 945 1 407 481 1 006 346 1 251 738
Kepulauan Riau 1 330 951 913 965 995 243 1 373 476 1 202 873
DKI Jakarta 1 782 798 -  1 774 965 1 790 331 1 782 798
Jawa Barat 1 289 373 1 062 269 1 175 837 1 296 091 1 226 863
Jawa Tengah 982 677 956 506 1 001 252 922 928 970 469
DI Yogyakarta 1 216 585 852 196 1 084 932 1 199 825 1 142 347
Jawa Timur 1 073 592 887 051 1 049 923 854 842 977 323
Banten 1 587 380 1 598 339 1 398 425 1 894 960 1 590 613
Bali 1 288 433 1 028 747 1 303 731 1 067 029 1 158 590
Nusa Tenggara Barat 932 420 592 044 794 440 494 816 705 527
Nusa Tenggara Timur 696 649 681 292 688 188 668 099 683 772
Kalimantan Barat 980 452 1 109 129 1 156 651 901 061 1 062 714
Kalimantan Tengah 1 357 493 1 338 261 1 502 244 835 140 1 344 558
Kalimantan Selatan 1 300 839 819 264 1 111 466 844 618 1 021 462
Kalimantan Timur 1 630 849 2 223 885 1 889 740 1 532 626 1 833 786
Kalimantan Utara 1 189 795 665 196 1 011 391 612 272 805 879
Sulawesi Utara 1 719 164 1 398 246 1 582 049 1 517 532 1 569 720
Sulawesi Tengah 984 956 1 033 680 1 168 914 375 765 1 017 382
Sulawesi Selatan 1 066 400 1 069 701 1 224 612 638 293 1 068 133
Sulawesi Tenggara 854 241 1 096 633 985 732 1 091 200 1 000 214
Gorontalo 1 470 694 655 723 955 118 470 428 857 385
Sulawesi Barat 1 327 965 625 175 914 668 456 309 809 141
Maluku 1 449 786 1 480 009 1 334 381 1 727 373 1 468 563
Maluku Utara 770 865 817 591 849 896 548 007 811 928
Papua Barat 1 304 506 1 720 801 1 668 919 1 000 000 1 524 878
Papua 1 936 807 1 687 167 1 718 120 1 922 647 1 790 349
Indonesia 1 219 158 977 638 1 114 162 1 092 248 1 106 374

Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2017, BPS

348 Profil Anak Indonesia 2018

Anda mungkin juga menyukai