Anda di halaman 1dari 2

1.

Dinding panel
Dinding merupakan salah satu elemen penting dari bangunan dan berfungsi untuk
memisahkan dan membentuk ruang pada bangunan tempat tinggal atau bertingkat.
Setelah batu bata dan dinding beton ringan, perkembangan konstruksi telah
menggunakan panel dinding. Dinding panel pada umumnya dibuat menggunakan
campuran beton seperti biasa (air, agregat halus, agregat kasar, dan semen) yang
ditambah dengan perkuatan. Baik itu perkuatan yang berupah wiremesh ataupun
geogrid. Pada saat ini banyak panel dinding digunakan dalam bidang konstruksi
dibandingkan dengan penggunaan batu bata karena karakteristik panel yang memiliki
berat yang relatif ringan sehingga tidak menimbulkan beban berlebih pada suatu
konstruksi bangunan. Perkembangan panel dinding di Indonesia ditandai dengan
munculnya berbagai macam produk panel dinding seperti saat ini. Dengan
karakteristik panel dinding yang memiliki bobot yang relatif ringan akan sangat
berguna untuk daerah yang rawan gempa seperti di indonesia, selain itu juga dapat
menghemat biaya dalam membangun suatu konstruksi.

2. Perilaku Panel
Perilaku lentur dari pelat panel dapat diketahui dengan melakukan percobaan lentur.
Pada pengujian lentur, benda uji pelat panel diberi tumpuan pada kedua ujungnya dan
diberi beban ditengah-tengah bentang. Pada posisi demikian maka nilai maksimum
berada ditengah-tengah bentangan. Untuk menghitung besarnya kuat lentur yang
terjadi dapat digunakan rumus :

Pada pengujian lentur, benda uji diberi tumpuan pada kedua ujungnya dan diberi
beban ditengah-tengah bentang. Momen yang terjadi mulai dari nol pada posisi beban
ditumpuan dan nilai maksimum ditengah-tengah bentangan. Tegangan lentur pada
batang dengan penampang segi empat ditentukan berdasarkan momen lentur
maksimum,
3. Pengujian
Prosedur pengujian dilakukan untuk menentukan kuat lentur benda uji dengan
pembebanan terpusat ditengah bentang dengan prosedur sebagai berikut:

a. Mempersiapkan semua peralatan yang akan dipakai dala uji lentur, yakni alat
pembebanan, perletakan benda uji, buku pencatat, pulpen, dan sebagainya.
b. Benda uji diletakkan diatas perletakan yang sudah disiapkan
c. Beban diletakkan di tengah bentang bagian atas pada posisi horizontal
d. Alat pencatat besarnya beban diletakkan diatas benda uji dan posisi jarum dalam
keadaan nol
e. Pembacaan jarum pada alat uji (dial gauge) dilakukan pada setiap kenaikan beban,
kemudian beban ditambah sampai pada beban maksimal, dan saat itu akan terjadi
defleksi maksimal yang dapat dibaca pada alat uji.
f. Pembebanan dilakukan sampai benda uji tidak patah/retak

Anda mungkin juga menyukai