Anda di halaman 1dari 3

1.

Komplikasi Hipertensi

Komplikasi dapat terjadi akibat penyakit hipertensi, Corwin (2009) menjelaskan

bahwa komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

a. Stroke

Stroke dapat terjadi akibat hemoragi tekanan tinggi di otak atau akibat embolus yang

terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajang tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi

pada hipertensi kronik apabila arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi

dan penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi berkurang. Arteri

otak yang mengalami arterosklerosis dapat melemah sengingga meningkatkan

kemingkinan terbentuknya aneurisma.

b. Infark miokard

Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik tidak dapat

menyuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk trombus yang

menghambat aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipertensi kronis dan

hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat dipenuhi

dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga,

hipertrofi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia jantung, dan peningkatan

resiko pembekuan darah.

c. Gagal ginjal

Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresifakibat tekanan tinggi pada

kapiler glomerolus ginjal. Dengan rusaknya glomerolus, aliran darah ke unit

fungsional ginjal yaitu nefron akan terganggu dan berlanjut menjadi hipoksik dan

kematian. Dengan rusaknya membran glomeulus, protein akan keluar melalui urine
sehingga tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema ,

sehingga sering dijumpai pada hipertensi kronis.

d. Ensefalipati (kerusakan otak)

Ensefalopati dapat terjadi, terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang

meningkat cepat dan berbahaya). Tekanan sangat tinggi pada kelainan ini

menyebabkan peningkatan kapiler dan mendorong cairan ke ruang interstisial di

seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron di sekitarnya kolaps dan terjadi koma

serta kematian.

e. Kejang

Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir mungkin memiliki berat

lahir kecil masa kehamilan akibat perfusi plasenta yang tidak adekuat, kemudian

dapat mengalami hipoksia dan sisdosis jika ibu mengalami kejang selama atau

sebelim proses perasalinan.

Sedangkan, Nuraini (2015) menjelaskan bahwa hipertensi merupakan faktor

resiko utama untuk terjadinya penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan

penglihatan dan penyakit ginjal. Tekanan darah yang tinggi umumnya meningkatkan

resiko terjadinya komplikasi tersebut. Hipertensi yang tidak diobati akan mempengaruhi

semua sistem organ dan akhirnya memperpendek harapan hidup sebesar 10-20 tahun.

Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal,

jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai

dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada

hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard. Pada otak sering terjadi stroke

dimana terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat
mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli

dan serangan iskemia otak sementara (Transient Ischemic Attack/TIA). Gagal ginjal

sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut seperti

pada hipertensi maligna.

Selain itu, hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab

kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan

darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi

terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif. Penelitian lain juga membuktikan bahwa

diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya

kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya

ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β).

Anda mungkin juga menyukai