Anda di halaman 1dari 128

SKRIPSI

“STRATEGI MEDIA RELATION DALAM UPAYA MENJAGA CITRA


PERUSAHAAN”

(STUDI PADA DIVISI HUKUM & HUMAS PT PLN (PERSERO) WILAYAH


SUMATERA SELATAN, JAMBI DAN BENGKULU (WS2JB) PALEMBANG)

Disusun Oleh:

Lia Tiyas Ayuningrum (07031381320002)

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
T.A 2017/2018
HALAMAN MOTTO & KATA PERSEMBAHAN

Motto :

“Sesungguhnya, Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga


mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
(QS. Al-Ra’d 13:11).

“Segala yang tidak mungkin akan menjadi mungkin


jika kita berusaha dan berdoa” – Lia Tiyas Ayuningrum

Dengan rahmat Allah S.W.T, maka skripsi ini


kupersembahkan kepada :

 Bapakku tercinta Heri Susanto dan Ibuku


tercinta Malyanah yang telah memberikan
dukungan moril dan materil, serta doa dan kasih
sayangnya yang telah diberikan.
 Kakak-kakakku Alm. Pradiya Einstein Avianto,
Sandri Stevan Aprianto, Anggrian Luckas
Ebrianto dan Anditya Trias Ristianto yang telah
memberikan motivasi.
 Yth. Ibu Dra. Dyah Hapsari ENH, M.Si selaku
pembimbing I skripsi
 Yth. Ibu Nurly Meilinda, S.Ikom., M.Ikom
selaku pembimbing II skripsi.
 Almamaterku tercinta yang akan selalu
kubanggakan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah S.W.T atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul
“Strategi Media Relation dalam Menjaga Citra Perusahaan (Studi pada divisi Hukum
& Humas PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)
Cabang Palembang)”. Laporan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Ujian Sarjana Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sriwijaya.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah mendukung selama pengerjaan dan penyelesaian tugas akhir ini, terutama kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, MSCE selaku Rektor Universitas Sriwijaya.
2. Bapak Prof. Dr. Kiagus Muhammad Sobri, M.Si selaku Dekan, Bapak Dr. Ardiyan
Saptawan, M.Si selaku Pembantu Dekan I, Bapak Sofyan Effendi, S.IP., M.Si selaku
Pembantu Dekan II, Bapak Dr. Andries Lionardo, M.Si selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
3. Bapak Dr. Andy Alfatih, M.PA selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi dan Ibu Dra.
Hj. Rogaiyah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
4. Ibu Dra. Dyah Hapasari ENH, M.Si selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing I Skripsi yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membimbing,
mendengarkan dan membantu pembuatan skripsi ini dengan sabar.
5. Ibu Nurly Meilinda, S.Ikom., M.Ikom selaku Pembimbing II Skripsi yang telah
meluangkan banyak waktunya untuk membimbing, mendengarkan dan membantu
pembuatan skripsi ini dengan sabar.
6. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
7. Seluruh staff karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya
8. Bapak Lilik Hendro Purnomo selaku Deputi Manager divisi Hukum & Humas PT
PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Cabang
Palembang, Bapak Yandi selaku wartawan koran Sriwijaya Post serta Ibu Fauziah
selaku perwakilan dari stasiun televisi RCTI yang telah membantu memberikan
informasi dan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
9. Kepada orang tua yang telah mencurahkan dukungan yang sebesar-besarnya kepada
penulis.
10. Keempat kakakku tersayang yang selalu mendukung dan mendoakan keberhasilan
penulis.
11. Pradipta Raditya Aprianto, Nayra Sashi Kirana Paramita dan Kara Medina Grianla
keponakanku tercinta yang selalu menghibur dan memberikan kebahagiaan pada saat
proses pengerjaan skripsi.
12. Widya Mega Paramita, Lala Juliantari dan Ramona Fitri kakak iparku yang selalu
memberikan semangat dan motivasi dalam proses pengerjaan skripsi.
13. Amania Raudhah Afifah dan Tiara Eka Pratiwi yang telah membantu secara moril dan
materil selama proses penulisan skripsi hingga disaat detik-detik menuju penghujung
akhir sidang skripsi serta membantu memberikan pemikiran dalam penyelesaian
skripsi ini.
14. Sarfina Oktaria dan Tasmania yang telah memberikan semangat, menghibur disaat
susah maupun senang dan sekaligus teman dekat di masa kuliah.
15. Afifah, Wenny, Tami dan Rafika selaku sahabat-sahabatku yang juga telah
memberikan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
16. Nur Muhammad selaku seseorang yang telah sabar untuk menjadi pendengar keluh
kesah, memberikan dorongan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan
mendukung penulis selama dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan dari segi
materi maupun penyajian. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis ucapkan terima kasih dan
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palembang, Desember 2017

Lia Tiyas Ayuningrum

NIM 07031381320002
ABSTRAK

Strategi media relation merupakan langkah-langkah dalam mengelola hubungan baik


dengan media massa. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu
(WS2JB) cabang Palembang memandang mengelola hubungan media tidak hanya sebagai
rekan kerja tetapi juga sebagai kerabat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
strategi media relation yang dijalankan humas PLN WS2JB dalam menjaga citra perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara wawancara mendalam narasumber Manajer
divisi Hukum & Humas PLN WS2JB Palembang dan perwakilan dari koran Sriwijaya Post
dan stasiun televisi RCTI).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa humas PLN WS2JB Palembang menjalankan
strategi media relation dengan strategi sebagai berikut: Pertama, dengan mengelola relasi
yang bertujuan menjalin hubungan baik dengan institusi media massa terutama dengan para
wartawan melalui hubungan personal dan memberikan pelayanan kepada media. Kedua,
mengembangkan strategi dengan melakukan beberapa perencanaan seperti pemilihan media,
kemudian melakukan pengorganisasian meliputi pembentukan tim media, lalu melakukan
tindakan meliputi menjalankan berbagai aktivitas media relation dan yang terakhir
melakukan pengawasan dengan cara monitoring berita. Ketiga, mengembangkan jaringan
dengan cara menjaga komunikasi yang baik dengan rekan seprofesi dan rekan media.

Kata Kunci: Strategi, Media Relation, Humas, PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera
Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Palembang, Citra.
ABSTRACT

Media relation strategy is a steps to manage a good relation with mass media. PT
PLN (Persero) South Sumatra, Jambi and Bengkulu (WS2JB) branches of Palembang think
that managing media relations not only as colleagues but also as relatives. This study aims to
find out how the media relations strategy run public relations PLN WS2JB in maintaining the
company image. The method of this research is descriptive with qualitative approach. This
data is collection by interviewing the resource person of Legal & Public Relations Division
of PLN WS2JB Palembang and representative from Sriwijaya Post newspaper and RCTI
television station).
The result of this research shows that the public relations PLN WS2JB Palembang
runs the media relations strategy with the following this strategies : First strategy is, by
managing the a good relation with mass media institutions especially with journalists
through personal relations and provide services to the media. The Second strategy is to
develop the strategies by doing some planning such as media selection, then organizing
includes the formation of media teams, and then perform actions include running various
media relation activities and the last to supervise by monitoring news. The Third strategy is
to develop the networking by maintaining good communication with colleagues and media
colleagues.

Keywords: Strategy, Media Relation, Public Relations, PT PLN (Persero) South Sumatra,
Jambi and Bengkulu (WS2JB) branches of Palembang, Citra.
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv

ABSTRAK ........................................................................................................................ vi

ABSTRACT ...................................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 9
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 9
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................................. 12


2.2 Landasan Teori ...................................................................................................... 22
2.2.1 Strategi Media Relation ................................................................................ 22
2.2.2 Tujuan Media Relation ................................................................................. 29
2.2.3 Citra .............................................................................................................. 31
2.3 Teori-Teori Strategi Media Relation ..................................................................... 33
2.4 Teori Yang Digunakan .......................................................................................... 36
2.5 Kerangka Teori ...................................................................................................... 37
2.6 Kerangka Pemikiran .............................................................................................. 39
2.7 Alur Pemikiran ...................................................................................................... 42
2.8 Hipotesis Deskriptif .............................................................................................. 42

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................... 43
3.2 Definisi Konsep ................................................................................................... 44
3.3 Fokus Penelitian .................................................................................................. 45
3.4 Lokasi Penelitian ................................................................................................. 47
3.5 Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 47
3.6 Penentuan Informan ............................................................................................ 48
3.7 Peranan Peneliti .................................................................................................. 49
3.8 Unit Analisis Data .............................................................................................. 49
3.9 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 50
3.10 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 52
3.11 Teknik Keabsahan Data .................................................................................... 53
3.12 Jadwal Penelitian .............................................................................................. 54
3.13 Sistematika Penulisan ....................................................................................... 54

BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN


4.1 Sejarah Perusahaan PLN .................................................................................... 56
4.2 Lambang Perusahaan PLN ................................................................................. 57
4.3 Sejarah PLN WS2JB .......................................................................................... 59
4.3.1 Visi, Misi PLN WS2JB ............................................................................. 61
4.3.2 Struktur Organisasi PLN WS2JB .............................................................. 62
4.3.3 Divisi bidang Humas PLN WS2JB ........................................................... 63
4.3.4 Struktur Organisasi Divisi Humas PLN WS2JB ....................................... 65
4.3.5 Daftar Staff Divisi Hukum & Humas PLN WS2JB .................................. 66
4.3.6 Sistem Kerja Struktur Divisi Humas PLN WS2JB ................................... 67

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Strategi Media Relation ..................................................................................... 72
1. Mengelola Relasi ......................................................................................... 73
a. Melayani Media ..................................................................................... 73
b. Membangun Hubungan Personal ........................................................... 76
2. Mengembangkan Strategi ............................................................................ 82
a. Perencanaan ........................................................................................... 82
b. Pengorganisasian ................................................................................... 86
c. Tindakan ............................................................................................... 89
d. Pengawasan .......................................................................................... 100
3. Mengembangkan Jaringan ......................................................................... 104
a. Membuka Relasi Seprofesi .................................................................. 105
b. Mengembangkan Jaringan Media Massa ............................................. 107

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN


6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 110
6.2 Saran ................................................................................................................ 111

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. xiv

LAMPIRAN ................................................................................................................ xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Pemberitaan negatif di beberapa media .......................................................... 8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 19

Tabel 3.1 Fokus Penelitian .............................................................................................. 46

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ............................................................................................. 54

Tabel 4.1 Daftar Staff divisi Hukum & Humas PLN WS2JB ......................................... 66

Tabel 5.1 Kesimpulan Indikator Mengelola Relasi ......................................................... 81

Tabel 5.2 Daftar Pembagian tugas tim media ................................................................. 89

Tabel 5.3 Kesimpulan Indikator Mengembangkan Strategi ............................................ 102

Tabel 5.4 Kesimpulan Indikator Mengembangkan Jaringan ........................................... 108


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Praktik Media Relation ................................................................................ 24

Gambar 2.2 Model Two Way Symetrical ......................................................................... 35

Gambar 2.3 Alur Pemikiran ............................................................................................. 42

Gambar 4.1 Lambang Perusahaan ................................................................................... 57

Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT PLN WS2JB ........................................................... 62

Gambar 4.3 Struktur divisi Humas PLN WS2JB ............................................................ 65

Gambar 5.1 Jumpa Pers GM ........................................................................................... 91

Gambar 5.2 Jumpa Pers GM ........................................................................................... 91

Gambar 5.3 Press Tour .................................................................................................... 93

Gambar 5.4 Media Gathering .......................................................................................... 93

Gambar 5.5 Special Event ................................................................................................ 95

Gambar 5.6 Special Event ................................................................................................ 96

Gambar 5.7 Press Lunch .................................................................................................. 97

Gambar 5.8 Monitoring Berita ........................................................................................ 102


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan Pembimbing Skripsi

Lampiran 2 Kartu Bimbingan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Draft Wawancara


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bagi sebuah perusahaan, humas memiliki peranan penting. Seorang

humas berperan untuk membangun citra perusahaan serta menjaga

kredibilitas perusahaan. Selain itu, humas harus dapat menjalin hubungan

yang baik kepada seluruh pihak yang bekerja sama dengan perusahaan agar

dapat menjaga keharmonisan perusahaan baik dalam hubungan internal

maupun eksternal. Humas merupakan perantara bagi perusahaan dalam hal

mengadakan komunikasi timbal balik terhadap publik internal maupun

publik eksternal. Humas bertugas untuk menyampaikan kebijakan atau

mengenai tujuan mengenai perusahaan ke publiknya dan sekaligus sebagai

saluran informasi dari publik ke perusahaan.Untuk menjaga keharmonisan

perusahaan dengan pihak eksternal (publik) sekaligus agar tujuan

perusahaan tersebut dapat terealisasikan, maka humas dalam suatu

perusahaan harus dapat menjalin hubungan baik dengan media massa.

Hubungan media disini merupakan sebagai alat pendukung atau media

partner untuk kepentingan proses publikasi dan publisitas sebagai kegiatan

program kerja atau untuk kelancaran aktivitas komunikasi humas dengan

pihak publik.

Humas dan media massa harus dapat bekerja sama dengan baik dan

saling menghormati profesi satu sama lain, karena humas dan media saling

berkaitan dan saling membutuhkan. Hal yang perlu disadari lainnya adalah
humas dan media bersifat saling ketergantungan. Tanpa adanya humas,

media massa tidak dapat memperoleh atau mendekati suatu keakuratan

berita seperti yang diinginkan (Elvinaro dkk, 2007:180). Hal ini berlaku

sebaliknya, walaupun seorang humas dapat menjalankan fungsi

komunikasinya dengan pembuatan berita khusus, seperti dalam booklet atau

media yang terbit secara periodik (house journal), motion picture (gambar

hidup), slide, film, video, dan presentasi audio visual lainnya, namun humas

tanpa media massa tidak akan bisa menjalankan fungsi komunikasinya

secara maksimal (Elvinaro dkk, 2007:180).

Menjaga hubungan baik dengan media massa (media relation)

sangatlah penting bagi sebuah perusahaan (institusi), seperti untuk

mempublikasikan suatu hal yang baru tentang perusahaan. Humas dan

media massa tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap perusahaan

menginginkan publisitas dan citra positif melalui media massa dalam

menjangkau dan mempengaruhi publiknya, karena pesan yang disampaikan

oleh media merupakan kebijakan dalam kehumasan. Tanpa campur tangan

media massa, suatu perusahaan akan sangat kesulitan untuk melakukan

kegiatan komunikasi terlebih publik yang tersebar secara geografis. Dalam

perkembangannya, humas menggunakan teknologi melalui media massa,

baik cetak maupun elektronik sehingga pesan dapat tersampaikan dengan

tepat.

Media relation merupakan salah satu program humas guna untuk

membangun hubungan dan komunikasi dengan publik. Diperlukannya


menjalin hubungan dengan media akan menghasilkan suatu publisitas bagi

perusahaan. Publisitas merupakan bagian terpenting dalam humas, hal ini

karena publisitas bertujuan untuk menciptakan minat pada orang, produk,

ide, organisasi, atau pendirian usaha secara umum melalui generasi dan

penempatan cerita yang menguntungkan di media berita seperti koran,

majalah, radio dan televisi. Hubungan dengan mediaakan terjalin harmonis

apabila ada kejujuran dan saling percaya serta saling menghormati profesi

masing-masing.

Menjalin dan menjaga hubungan dengan media merupakan cara yang

efektif untuk membangun, menjaga dan meningkatkan citra atau reputasi

bagi perusahaan. Hubungan media yang efektif merupakan salah satu cara

yang dipakai oleh perusahaan dalam mengkomunikasikan kegiatan yang

dilakukannya. Media komunikasi tersebut saat ini bervariasi mulai dari

media cetak hingga media yang menggunakan fasilitas satelit seperti

internet. Hubungan media senantiasa harus dipandang sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari program humas.Menurut Nina (2014 : 9), pentingnya

media relation bagi sebuah perusahaan tidak terlepas dari “kekuatan” media

massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada khalayak,

namun lebih dari itu. Media sebagaimana konsep dasar memiliki fungsi

mendidik, mempengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur,

memobilisasi dan sebagainya. Dari sinilah media memiliki fungsi strategis

untuk memberi pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap,

pendapat dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar lembaga.


Humas sangat berperan penting dalam menciptakan dan meningkatkan

citra positifsebuah perusahaan melalui informasi yang diberikan dan

program-program yang diadakan oleh suatu institusi agar dapat menciptakan

citra yang positif dan dapat menciptakan saling pengertian antara publik

dengan perusahaan.Citra merupakan suatu istilah yang menarik dan banyak

diperbincangkan saat ini oleh masyarakat. Citra itu sendiri merupakan salah

satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi (Soemirat &

Ardianto, 2012:112). Penelitian citra memberi informasi untuk

mengevaluasi kebijaksanaan, memperbaiki kesalahpahaman, menentukan

daya tarik pesan hubungan masyarakat, dan meningkatkan citra hubungan

masyarakat dalam pikiran publik (Soemirat & Ardianto,

2012:117).Pentingnya untuk membangun hubungan dengan media terkait

menjaga citra perusahaan adalah ketika perusahaan mendapatkan isu–isu

negatif atau masalah dari luar perusahaan maka akan sangat membutuhkan

media massa untuk menyelesaikan persoalan tersebut, dengan melalui

kegiatan media relation seperti konferensi pers guna untuk mengklarifikasi

permasalahan yang sedang terjadi, sebagai upaya pembelaan diri terhadap

nilai atau pemberitaan negatif. Dengan membangun hubungan dengan

media juga dapat merubah pandangan masyarakat yang tadinya negatif

terhadap perusahaan akibat adanya isu negatif menjadi positif serta

kepercayaan masyarakat akan perusahaan kembali karena bantuan media

massa. Dari hasil kerja sama inilah diharapkan akan tercipta suatu opini
publik yang positif sekaligus memperoleh citra yang baik dari pihak publik

sebagai khalayak sasarannya dan masyarakat luas lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis telah melakukan penelitiandi PT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)

Palembang. PT PLN (Persero) merupakan perusahaan listrik negara yang

bergerak dibidang listrik, gas dan kokas (bahan keras yang biasa digunakan

sebagai bahan bakar) dengan tujuan menyediakan tenaga listrik bagi

kepentingan umum. Di PLN WS2JB Palembang memiliki berbagai divisi,

diantaranya divisi bagian hukum & humas, bagian SDM (sumber daya

manusia), bagian keuangan dan bagian distribusi yang memiliki tugas dan

fungsi berbeda di setiap masing-masing divisi. Pada penelitian ini, penulis

akan melakukan riset di divisi bagian hukum & humas, karena judul yang

penulis ambil sangat erat kaitannya di bidang kehumasan. Divisi hukum &

humas WS2JB Palembang memiliki tugas pokok, salah satunya

bertanggung jawab atas terlaksananya program kehumasan baik internal

maupun eksternal untuk membangun citra perusahaan di masyarakat.

Humas PLN WS2JB melaksanakan program kehumasan diantaranya dengan

mengelola komunikasi dengan para stakeholder, yaitu publik internal

maupun eksternal. Kegiatan dengan publik internal merupakan seluruh

kegiatan kehumasan yang secara khusus diarahkan pada pihak – pihak

dalam lingkungan perusahaan, seperti karyawan, pimpinan, pemilik saham

dan sebagainya. Sedangkan kegiatan publik eksternal yaitu seluruh kegiatan

kehumasan yang diarahkan pada publik diluar perusahaan, seperti


masyarakat, media, pemerintah dan pihak–pihak seprofesi. Terkait judul

yang diambil, penulis ingin meneliti tentang humas PLN WS2JB dalam

membina hubungan positif dengan media.

Media relation merupakan sebuah keharusan yang harus dijalankan

oleh suatu perusahaan. Humas PLN WS2JB bekerja sama dengan berbagai

media untuk membantu proses kehumasan seperti membantu proses

publikasi informasi dan kegiatan yang dilakukan PLN WS2JB Palembang,

seperti tentang mengadakan beberapa special eventdengan mengikutsertakan

beberapa media didalamnya, contohnya media massa digunakan oleh PLN

WS2JB Palembang dalam mempublikasikan tentang launching mengenai

suatu produk yang dibuat oleh perusahaan. Kegiatan yang melibatkan media

dalam mempromosikan tentang program PLN humas PLN WS2JB juga

menggunakan media – media elektroniksebagai sarana publikasi. Dalam

melakukan segala kegiatan kehumasan yang berkaitan dengan media massa,

PLN WS2JB memiliki beberapa media partner mulai dari media lokal dan

media nasional.

Menyadari dan mengetahui pentingnya posisi media massa, saat ini

setiap perusahaaan atau organisasi terlebih perusahaan BUMN seperti PT

PLN (Persero) WS2JB Palembang mulai menyadari betapa pentingnya

membina hubungan dengan media massa dalam upaya menjaga citra

perusahaan, selain itu sebagai perusahaan BUMN yang bergerak di energi

listrik tentunya PT PLN (Persero) WS2JB tidak akan pernah luput dari

permasalahan-permasalahan akan kegiatan yang dijalankan salah satunya


dengan media massa.Adapun permasalahan yang pernah terjadi di PT PLN

(Persero) WS2JB Palembang terkait hubungan dengan media massa ialah

pemberitaan negatif oleh media.

1.1.1 Adanya pemberitaan negatif tentang perusahaan yang

dilakukan oleh media massa

Sebagai perusahaan BUMN penyedia listrik satu-satunya di Indonesia

dan merupakan perusahaan unggul dan terpercaya serta selalu berusaha

melayani kebutuhan masyarakat akan energi listrik secara professional yang

berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan selalu mengelola dan menjaga

citra perusahaan juga tidak akan lepas dari permasalahan yang dihadapi

yang didapat dari berbagai pihak (publik internal maupun publik eksternal).

Dalam publik eksternal humas PT PLN (Persero) WS2JB Palembang tidak

akan pernah luput dari permasalahan-permasalahan akan kegiatan yang

dijalankan salah satunya dengan media massa. Permasalahan tersebut yang

menyebabkan banyaknya pemberitaan negatif yang dibuat oleh media massa

baik media cetak ataupun media online. Salah satu upaya untuk menjaga

citra perusahaan tetap baik bagi perusahaan adalah dengan menjalankan

media relation. Berikut tabel data terkait pemberitaan negatif yang dibuat

oleh media mulai dari tahun 2015-2017, diantaranya meliputi :


Tabel 1.1

Pemberitaa Negatif di Beberapa Media

No Nama Media Jenis Media Tanggal Terbit Judul


1. Sumatera Ekspress Media Cetak 31 Januari 2015 Listrik padam hampir 24 Jam

2. Berita Pagi Media Cetak 4 Februari 2015 Tarif pulsa listrik sekarang mahal
3. Sumatera Ekspress Media Cetak 11 Februari 2015 Listrik rendah ganggu E-KTP
4. Sumatera Ekspress Media Cetak 15 Februari 2015 Lampu jalan nyala siang hari
5. Berita Pagi Media Cetak 16 Maret 2015 PLN tak mampu serap B.Raja

Nasional
6. Sriwijaya Post Media Cetak 20 Maret 2015 Perhitungan tidak tepat
7. Berita Pagi Media Cetak 23 Maret 2015 Program listrik masuk desa bayar
8. Sumatera Ekspress Media Cetak 15 April 2015 Listrik padam, soal UN bocor
9. Limas TV Media Online 17 Maret 2016 PLN bantah padamkan listrik

saat penangkapan bupati OI


10. Sumatera Ekspress Media Cetak 15 Februari 2017 Listrik mati, fondasi ambruk

Sumber : Arsip Dokumen Bag. SDM & Umum tahun 2017

Terkait pemberitaan negatif di media, pada tahun 2017 PLN WS2JB

mendapatkan sebuah pemberitaan negatif disalah satu media cetak sumatera

ekspress dengan isi berita yang ditulis tentangkenaikan Tarif Dasar Listrik

(TDL) dengan menampilkan gambar orang yang dililit oleh tali listrik,

seperti yang dikatakan oleh Deputi Hukum & Humas Lilik Hendro Purnomo

mengatakan bahwa :

“Gambarnya tidak enak orang dililit tali listrik, disitu dibuatnya foto saya
dihalaman muka dengan judul yang tidak enak. Judul dan gambarnya
yang dibuat orang tertarik yang seolah-olah orang dililit dengan tali
listrik itu terkait kenaikan listrik tiga tahap tadi.Padahal isinya tidak naik,
kita penyesuaian tarif”

Maka dari itu, permasalahan di PT PLN (Persero) WS2JB

Palembangmenarik untuk diteliti dalam penelitian skripsi terkait dengan


judul “Strategi Media Relation PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan

Jambi dan Bengkulu (WS2JB)cabang Palembang dalam upaya menjaga

Citra Perusahaan". Disini penulis lebih memfokuskan pada bagaimana

stategi humas PLN WS2JBuntuk membangun hubungan yang positif

dengan media Apakah dalam penyelenggaraannya sesuai dengan konsep

kehumasan yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan sebelumnya,

maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Bagaimana Strategi Media RelationPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Selatan Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembangdalam upaya

menjaga Citra Perusahaan ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu :

Untuk mengetahui bagaimana Strategi Media RelationPT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang

Palembang dalam upaya menjaga Citra Perusahaan.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis diharapkan dapat memberikan masukan –

masukan bagi beberapa pihak diantaranya yaitu sebagai berikut :


1. Bagi akademis, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah

ilmu pengetahuan pada bidang komunikasi terutama dalam

bidang kajian media relation. Penelitian ini dapat juga dijadikan

sebagai gambaran terhadap pengembangan dari strategi yang

dilakukan humas untuk membangun hubungan positif dengan

media dalam upayamenjaga citra perusahaan.

2. Bagi mata kuliah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi bagi mata kuliah di bidang ilmu komunikasi,

yaitu media relations yang memiliki kaitannya dengan judul

penelitian tentang strategi bagaimana membangun hubungan yang

baik dengan media massa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis diharapkan menjadi masukan dan informasi

bagi pihak–pihak luar atau pihak yang bersangkutan, seperti :

1. Bagi humas PLN, penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi

perusahaan dalam melakukan hubungan dengan media dengan

baik dan hubungan dengan semua pihak dapat terbina dengan

baik.

2. Bagi media, penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi

pihak media terkait tentang membina hubungan dengan media

dengan perusahaan.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

pemerintah tentang pentingnya suatu instansi atau organisasi


membina hubungan dengan media guna menjaga citra instansi

atau organisasi.

4. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan informasi dan

referensi untuk pengkajian topik yang berkaitan dengan masalah

ini selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebagai pertimbangan dalam penelitian ini, penulis mencari referensi

hasilpenelitian terdahulu yang memiliki kesamaan pada fokus penelitian

yang inginditeliti. Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

penulis diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh Yogi Chandra dan

Nurjanah (2005) dalam jurnal makalah Vol.2, No.5, tahun 2005. Penelitian

ini membahas tentang “Strategi Media Relation Divisi Communications

Departemen Policy Government And Public Affairs (PGPA), PT Chevron

Pacific Indonesia (PT CPI) Dalam Menjaga Citra Positif Perusahaan”, yang

memiliki permasalahan terkait adanya terpaan isu oleh salah satu portal

media dan dengan melihat bagaimana strategi media relation Divisi

Communications Pasific Indonesia (PT CPI) dalam menjaga citra

perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik

pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi dan

dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi media

relation Divisi Communications Pasific Indonesia (PT CPI). Teori yang

digunakan dalam penelitian ini merujuk pada konsep yang disampaikan

Yosal Iriantara tentang strategi media relation. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa strategi media relationyang dilaksanakan oleh Divisi

Communications salah satu tujuannya adalah mempertahankan citra PT CPI.


Melalui strategi media relationyang dijalankan hubungan yang harmonis

antara divisi communications dengan wartawan serta pimpinan redaksi,

dapat memperkecil peluang pemberitaan yang negatif tentang PT CPI

sehingga citra perusahaan akan dapat dipertahankan dengan keadaan baik.

Hubungan yang harmonis antara pihak wartawan dan divisi communications

memungkinkan untuk tidak memuat berita dari isu negatif sebelum

mendapatkan konfirmasi terlebih dahulu dari pihak divisi communications,

sehingga terdapat rasa saling menghargai antara wartawan dan pimpinan

redaksi dengan divisi communications .

Penelitian lain yang kedua mengangkat tema serupa terkait media

relationyaitu “Aktivitas humas dalam menjalankan media relationpada

bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta” yang diteliti

oleh Dedy Riyadin Saputro (2008) dalam jurnal Vol.6, No.2, tahun 2008.

Permasalahan dalam penelitian ini dikarenakan pandangan negatif terkait

citra humas pemerintah kota Yogyakarta oleh media massa dan melihat

bagaimana aktivitas humas pemerintah kota Yogyakarta dalam menjalankan

media relation guna memperbaiki citra perusahaan. Penelitian ini

menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik analisis pada penelitian

ini menggunakan teknik filling systemyang menganalisis dengan membuat

kategori – kategori. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui

aktivitas humas pemerintah kota Yogyakarta dalam menjalankan media

relation. Teori yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teori model two way symitrical.Hasil dari penelitian ini ialah bagian humas
dan informasi pemerintah kota Yogyakarta melakukan kegiatan media

relation seperti melakukan jumpa pers, press release, press tour, kerja sama

dengan media cetak dan elektronik.

Penelitian ketiga terkait media relation yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Kartika Sari (2015) dalam jurnal makalah Vol.7, No.2, tahun

2015. Penelitian ini membahas tentang “Aktivitas Media Relation Humas

Kepolisian Surakarta dalam menjalankan Media Relation”.Permasalahan

dalam penelitian ini adalah karena adanya pemberitaan yang buruk dari

media.Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini

yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan

data melalui wawancara mendalam dan observasi.Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui aktivitas humas kepolisian polresta Surakarta. Teori yang

digunakan dalam penelitian ini mengacu pada teori dari Yosal Iriantara

yaitu mengelola relasi, mengembangkan strategi dan mengembangkan

jaringan. Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa humas telah

melakukan aktivitas media relation dengan beberapa strategi. Pertama,

dengan mengelola relasi yang bertujuan menjalin hubungan baik dengan

institusi media massa terutama wartawan. Kedua, mengembangkan strategi

yang dilakukan melalui pengembangan kemampuan personal anggota di

bidang kehumasan dan media. Kemudian yang ketiga, dengan berhubungan

baik pada Persatuan Wartawan Indonesia (PSI) dan pihak-pihak swasta.

Penelitian keempat terkait tema yang sama yaitu “Strategi Media

RelationSebagai Upaya MeningkatkanCitra Positif Hotel Ibis Solo” yang


diteliti oleh Wahid Faysal Hakim (2013) dalam makalah jurnal No.5, Vol.2,

Tahun 2013.Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya keluhan

pelanggan yang menimbulkan isu negatif dan berdampak pada citra

perusahaan dan melihat bagaimana strategi media relation Hotel Ibis Solo

dalam meningkatkan citra perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif. Penelitian ini peneliti menggambarkan kegiatan yang

terjadi berdasarkan fakta dan data yang diperoleh melalui wawancara

(interview) dengan informan, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui strategi media relation yang dijalankan oleh

humas hotel Ibis Solo untuk meningkatkan perusahaan terkait adanya

keluhan dari pelanggan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teori dari Frank Jefkins dalam membina hubungan dengan

media diantaranya, memahami dan melayani media, membangun reputasi

yang dapat dipercaya, menyediakan salinan yang baik, bekerja sama dalam

penyediaan materi, menyediakan fasilitas verifikasi. Hasil dari penelitian ini

yaitu humas Hotel Ibis menggunakan prinsip membangun hubungan

personal yang kokoh sebagai upaya untuk meningkatkan citra positif hotel

Ibis Solo. Kegiatan yang dilakukan oleh humas hotel Ibis Solo, diantaranya

press release,media gathering, press conference, media visit.

Penelitian kelima yaitu “Aktivitas Media RelationPT Telkom Tbk

dalam Special Event Flexi Jalan Sehat di Jakarta Periode (Mei 2006 – Mei

2007)” yang ditulis oleh Ely Sriwahyuni (2008) dalam jurnal makalah No.3,

Vo.4, Tahun 2008. Adapun permasalahan yang diambil dalam penelitian ini
adalah persaingan yang semakin kompetitif dengan melihat bagaimana

aktivitas media relation humas PT Telkom dalam Special Event Jalan Sehat

guna mempromosikan program terbaru. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan jenis metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan

data wawancara mendalam. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk

mengetahui aktivitas media relation yang dilakukan humas dalam rangka

special event jalan sehat PT Telkom. Teori yang digunakan menurut Frazier

Moore dalam yang terdiri dari kontak pribadi, konferensi pers, pameran,

press release dan penerbitan majalah.Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa humas PT Telkom telah melakukan beberapa aktivitas media

relation dalam Periode (Mei 2006 – Mei 2007) yaitu konferensi pers dan

press release.

Penelitian keenam terkait media relation yaitu “Strategi Media

RelationCiputra World Surabaya dalam Special EventHalloweenation

2013”yang diteliti oleh Sandra Olga (2013), dalam jurnal Vol.2, No.5, tahun

2013. Permasalahan yang diambil oleh peneliti tersebut yaitu tidak

terpublikasinya acara Halloweenation 2012 dan melihat bagaimana strategi

media relation humas Ciputra World dalam menjalankan special

eventHalloweenation 2013. Pada penelitian ini, menggunakan jenis metode

kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Tujuan daripada penelitian ini

untuk mengetahui keberhasilan strategi media relation pada special

eventHalloweenation 2013 Ciputra World dibanding tahun 2012.Teori yang

digunakan pada penelitian ini merujuk pada teori Yosal Iriantara tentang
strategi media relation, yaitu mengelola relasi, mengembangkan strategi dan

mengembangkan jaringan. Hasil penelitian pada penelitian ini adalah

strategi yang dilakukan oleh humas Ciputra World Surabaya (CWS)

meliputi mengelola relasi dilakukan dengan membangun hubungan

pertemanan yang dekat dengan cara berkomunikasi secara interpersonal dan

penggunaan media komunikasi yaitu dengan media sosial. Dalam

mengembangkan strategi yaitu dengan pembentukan tim media relations

khusus Halloweenation dan mengembangkan jaringan dilakukan dengan

cara mengajak kerja sama pihak ketiga atau partnership.

Berdasarkan penelitian terdahulu diatas, memiliki kajian masing-

masing mengenai media relation melalui hubungan baik dengan media

massa dengan melihat dari berbagai fokus penelitian yang berbeda.

Perbedaan penelitian penulis terletak pada fokus kajian yang diambil dengan

melihat bagaimana strategi media relation PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu cabang Palembang dalam menjaga

citra perusahaan melalui permasalahan yang terjadi di PLN WS2JB yaitu

adanya pemberitaan negatif. Pada penelitian ini penulis memaparkan hasil

penelitian dari berbagai sisi tidak terfokus pada satu kajian, seperti hanya

sebatas aktivitasnya saja melainkan membahas terkait strategi pendekatan

dengan media, aktivitas yang dijalankan dengan media hingga membahas

terkait jaringan perusahaan PLN WS2JB Palembang.Tujuan daripada

penulis dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui strategi media relation

yang dijalankan di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan


Bengkulu cabang Palembang guna menjaga citra perusahaan yang fungsinya

untuk dapat mengakrabkan diri dengan para media maupun rekan media

massa untuk meminimalisirkan pemberitaan negatif nantinya. Teori yang

digunakan ialah teori tentang strategi media relation dari Yosal Iriantara,

yaitu mengelola relasi, mengembangkan strategi dan mengembangkan

jaringan. Hasil dari penelitian penulis yang menyatakan bahwa humas PT

PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang

Palembang untuk menjalankan strategi media relation melalui 3 tahap.

Pertama, mengelola relasi dengan cara pendekatan personal serta pemberian

fasilitas. Kedua, mengembangkan strategi denganmembuat perencanaan

media mulai dari tingkatan hingga jangkauan media, melakukan

pembentukan tim media sesuai dengan kemampuan para staff, menjalankan

kegiatan aktivitas media relation, lalu melakukan pengawasan(monitoring

melalui klipping berita). Kemudian yang ketiga, mengembangkan jaringan

melalui peningkatan jangkauan media dan memiliki hubungan komunikasi

yang baik antara humas PLN WS2JB dengan para rekan media, sesama

profesi dan pihak-pihak terkait lainnya.

Dari penjelasan diatas, penulis merangkum perbandingan tersebut

dengan menggunkan tabel perbandingan terkait penelitian terdahulu sepert

dibawah ini:
Tabel 2.1
Perbandingan Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Teori / Konsep Hasil
Peneliti Penelitian yang digunakan Penelitian

1. Yogi Chatra Deli “Strategi Media Menurut Yosal Iriantara dalam Hasil penelitian ini menunjukkan
dan Nurjanah RelationDivisi buku “Media Relations : bahwa Strategi Media Relations
(2005) Communications Konsep, pendekatan dan yang diterapkan oleh Divisi
Departemen Policy praktik” dijelaskan bahwa Communications Departemen
Government And Public strategi untuk membangun Policy Government And Public
Affairs (Pgpa) PT hubungan dengan media massa Affairs (PGPA) PT Chevron
Chevron Pacific yaitu : Pacific Indonesia (PT CPI) ini
Indonesia (Pt Cpi) Dalam a. Mengelola relasi, mengelola mengacu kepada teori strategi
Menjaga Citra Positif relasi yang baik dengan media media relations yang dikemukakan
Perusahaan” (Jurnal) menjadi sangat penting untuk oleh Iriantara. Strategi Media
menunjang kegiatan PR dengan Relations yang dijalankan yaitu
adanya komunikasi yang cukup meliputi mengelola relasi melalui
intens diantara kedua belah Mengenal Media dengan Baik,
pihak. Membentuk tim media, Melakukan
b. Mengembangkan Strategi, Personal Touching dan Pelayanan
sekumpulan kebijakan dan taktik Informasi/Berita (News Service),
yang sudah ditetapkan untuk strategi kedua yaitu,
mencapai tujuan kegiatan media mengembangkan strategi dengan
relations. mengadakan berapa kegiatan yaitu
c. Mengembangkan Jaringan, Konferensi Pers, Press Reception,
upaya untuk membangun Press Breifing, Press Statement,
hubunga yang baik dengan dan Press Interview. Dan strategi
media massa, seperti menjakin terakhir yang dijalankan yaitu
relasi melalui organisasi profesi mengembangkan jaringan dengan
media massa ataupun berhubungan dengan organisasi
kehumasan. profesi kewartawanan.
2. Dedy Riyadin Aktivitas humas dalam Teori model two way symitrical Bagian humas dan informasi
Saputro (2008) menjalankan Media yang menganggap bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta
Relationpada bagian komunikasi dua arah yang melakukan kegiatan media
Humas dan Informasi dilakukan antara Humas relations dengan bertujuan agar
Pemerintah Kota Pemerintah Kota Yogyakarta keharmonisan hubungan dengan
Yogyakarta dengan media dapat membangun media dapat terjaga melalui
saling pengertian, dukungan dan kegiatan formal dan informal.
saling menguntungkan antara Kegiatan formal media relations
kedua belah pihak. dengan melakukan jumpa pers,
press release, press tour, kerja
sama dengan media cetak dan
elektronik. Kemudian kegiatan
informal meliputi, hubungan
personal dan servicing media.
3. Kartika Sari Aktivitas Media Relation Menurut Iriantara (2005: 80) dan Hasil dari penelitian ini
(2015) Humas Polresta Ruslan (2003: 115) terdapat tiga mengatakan bahwa humas telah
Surakarta dalam strategi yang diterapkan dalam melakukan aktivitas media relation
menjalankan Media kegiatan membangun hubungan dengan beberapa strategi. Pertama,
Relation. baik dengan wartawan.yaitu dengan mengelola relasi yang
mengembangkan jaringan, jalur bertujuan menjalin hubungan baik
penekanan / kekuasaan dan dengan institusi media massa
mengembangkan strategi. terutama wartawan. Kedua,
mengembangkan strategi yang
dilakukan melalui pengembangan
kemampuan personal anggota di
bidang kehumasan dan media.
Kemudian yang ketiga, dengan
berhubungan baik pada Persatuan
Wartawan Indonesia (PSI) dan
pihak-pihak swasta.
4. Wahid Faysal Strategi Media Merujuk pada prinsip dari Frank Hasil dari penelitian ini yaitu
Hakim (2013) RelationSebagai Upaya Jeffkins dalam membangun humas Hotel Ibis menggunakan
Meningkatkan media relations dibutuhkan yaitu prinsip membangun hubungan
Citra Positif Hotel Ibis : personal yang kokoh sebagai
Solo ( Jurnal ) a. Memahami dan melayani upaya untuk meningkatkan citra
media positif hotel Ibis Solo. Kegiatan
b. Membangun reputasi yang yang dilakukan oleh humas hotel
dapat dipercaya Ibis Solo,
c. Menyediakan salinan yang diantaranyapressrelease,media
baik gathering, press
d. Bekerja sama dalam conference, media visit. Dari
penyediaan materi semua
e. Menyediakan fasilitas yang dilaksanakan konfrensi pers
verifikasi yang dianggap paling efektif dan
f. Membangun hubungan efisien.Bentuk kegiatan media
personal yang kokoh relations tidak hanya
menyampaikan
informasi, tetapi juga bagaimana
membina serta mempertahankan
hubungan yang sudah terbentuk
baik
personal maupun organisasi
5. Ely Sri Wahyuni Aktivitas Media Menurut Frazier Moore dalam Tujuan dari peneliti terhadap
(2008) RelationPT Telkom Tbk buku “Hubungan Masyarakat : penelitian ini ialah untuk
dalam Special Event Prinsip – prinsip, kasus dan mengetahui aktivitas media
Flexi Jalan Sehat di masalah”, kegiatan media relations PT Telkom dalam
Jakarta Periode (Mei relations terdiri dari : Special Event Flexi Jalan Sehat.
2006 – Mei 2007) a. Kontak Pribadi Hasil penelitian yang dilakukan
b. Konferensi Pers peneliti menunjukkan bahwa PT
c. Pameran Telkom Telah melakukan berbagai
d. Press Release aktivitas media relations selama
e. Penerbitan Majalah bulan mei 2006 – mei 2007, yaitu
konferensi pers dan press release.
6. Sandra Olga Strategi Media Menurut Yosal Iriantara dalam Hasil strategi yang dilakukan oleh
(2013) RelationCiputra World buku “Media Relations : humas Ciputra World Surabaya
Surabaya dalam Special Konsep, pendekatan dan (CWS) meliputi :
EventHalloweenation praktik” dijelaskan bahwa a. Mengelola relasi, dengan
2013 strategi untuk membangun membangun pertemanan yang
hubungan dengan media massa dekat dengan cara berkomunikasi
yaitu : secara interpersonal dan melalui
a. Mengelola relasi, mengelola penggunaan media komunikasi,
relasi yang baik dengan media yaitu dengan media sosial.
menjadi sangat penting untuk b. Mengembangkan strategi,
menunjang kegiatan PR dengan dengan memberikan materi yang
adanya komunikasi yang cukup mempunyai news value melalui
intens diantara kedua belah pembentukan tim media.
pihak. c. Mengembangkan jaringan,
b. Mengembangkan Strategi, dengan mengajak kerja sama pihak
sekumpulan kebijakan dan taktik ketiga seperti mothercare dan
yang sudah ditetapkan untuk ELC. Melalui kerja sama ini, CWS
mencapai tujuan kegiatan media dapat mengembangkan jaringan
relations. dan materi yang menarik bagi
c. Mengembangkan Jaringan, media massa dan mendapatkan
upaya untuk membangun media coverage yang lebih luas.
hubunga yang baik dengan
media massa, seperti menjakin
relasi melalui organisasi profesi
media massa ataupun
kehumasan.
7. Lia Tiyas Strategi Media Relation Dalam penelitian ini, penulis Dalam penelitian ini, perbedaan
Ayuningrum PT PLN (Persero) menggunakan teori konsep penulis terletak pada permasalahan
(2017) WS2JB Palembang strategi media relations yang yang diambil yaitu pemberiataan
dalam Upaya Menjaga dikemukakan oleh Yosal negatif. Hasil penelitian yang
Citra Perusahaan Iriantara, yaitu sebagai berikut : didapat melalui wawancara yaitu
a. Mengelola Relasi dalam membina hubungan dengan
b. Mengembangkan Strategi media massa humas PT PLN
c. Mengembangkan Jaringan Wilayah Sumatera Selatan, Jambi
dan Bengkulu (WS2JB) cabang
Palembang melalui berbagai cara,
diantaranya pendekatan personal,
pemberian fasilitas penunjang
kerja, pembentukan tim media,
melakukan media gathering dan
aktivitas kehumasan lainnya serta
mengembangkan tidak hanya pada
media lokal tapi media nasional
juga dijaga oleh humas PLN
WS2JB.

Sumber : Jurnal & Skripsi, diolah oleh penulis

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Strategi Media Relation

Menurut Yosal Iriantara (2011, hal 89-94), strategi pada

dasarnya adalah strategi untuk berkomunikasi dengan publik-publik

yang menjadi khalayak sasaran kegiatan komunikasi dan relasi satu


organisasi atau perusahaan melalui praktik humas khususnya media

relation. Yosal Iriantara mengatakan bahwa strategi media

relationmerupakan sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah

ditetapkan untuk pencapaian tujuan kegiatan yang dilakukan oleh

humas guna tujuan pada organisasi atau perusahaan.

Menurut Wardhani (2008), media relation adalah aktivitas

komunikasi humas untuk menjalin pengertian dan hubungan baik

dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi

yang maksimal serta berimbang. Sementara itu Frank Jefkins

mendefinisikan hubungan media sebagai usaha untuk mencari

publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau

informasi public relation dalam rangka menciptakan pengetahuan

dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi ataupun perusahaan

yang bersangkutan.

Sedangkan menurut Yosal Iriantara (2011:32) mendefinisikan

mediarelationsebagai bagian dari humas eksternal yang membina

dan mengembangkanhubungan baik dengan media massa sebagai

sarana komunikasi antara organisasi dan publik-publiknya untuk

mencapai tujuan organisasi.

Secara sederhana, praktik dari komunikasi humas untuk

menjalankan media relation dapat digambarkan sebagai berikut :


Praktik Media Relation

Media Massa

Perusahaan Publik

Gambar 2.1
Yosal Iriantara. 2011. Media Relation: Konsep, Pendekatan dan Praktik

Gambar tersebut menunjukkan, organisasi menyampaikan

informasi, gagasan atau citra melalui media massa kepada publik.

Sedangkan publik, bisa menyampaikan aspirasi, harapan, keinginan

atau informasi melalui media massa pada organisasi. Namun publik

juga bisa menyampaikan secara langsung melalui saluran

komunikasi yang tersedia antara publik dan organisasi. Saluran

tersebut bisa berupa saluran komunikasi formal, seperti layanan

bebas pulsa yang disediakan customer service perusahaan, bisa juga

melalui saluran informal melalui kontak komunikasi langsung

dengan staf organisasi dalam kesempatan yang informal pula.

Tujuan dari kegiatan media relation merupakan tujuan dari

organisasi itu sendiri. Keduanya saling terkait sehingga dengan

adanya kegiatan media relationakan mendukung tercapainya tujuan

perusahaan. Dalam menyiarkan informasi, seorang humas tentunya


membutuhkan peran serta media untuk melakukan kegiatan

publisitas mengenai seluruh aktivitas yang telah dijalankan.

Publisitas merupakan salah satu manfaat dari kegiatan media

relation, yakni adalah kegiatan mempublikasikan sebuah informasi

sehingga publik menjadi mengetahui informasi. Sehingga, dalam

upaya membina mediarelation, maka seorang humas melakukan

berbagai kegiatan yang bersentuhan dengan mediamassa atau pers

(Elvinaro dkk, 2007, hal.182-183), diantaranya:

1. Konferensi pers, temu pers atau jumpa pers yaitu informasi yang

diberikan secara simultan/berbarengan oleh seseorang dari pejabat

pemerintah kepada sekelompok wartawan, bahkan bisa ratusan

wartawan. Menurut Rosady Ruslan (2014:188), biasanya pihak

humas berinisiatif untuk melakukan pertemuan dengan para

wartawan tentang suatu topik pembicaraan yang sedang hangat

dibicarakan. Dalam konferensi pers ini yang menjadi tolak ukur

pihak humas adalah dengan menggunakan formula 5W + 1H.

2. Press briefing, yaitu pemberian informasi diselenggarakan secara

reguleroleh humas. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal

atau akhir bulan atau bahkan tahun oleh pihak humas atau

pimpinan perusahaan dan petinggi instansi yang bersangkutan.

Dalam kegiatan ini disampaikan informasi-informasi mengenai

kegiatan yang baru terjadi kepada pers, juga diadakan tanggapan

atau pertanyaan bila wartawan belum puas dan menginginkan


keterangan lebih perinci. Keterangan lebih perinci disini

dimaksudkan untuk pihak wartawan menggali seluas – luasnya

informasi, masalah dan kegiatan yang sedang hangat

diperbincangkan. Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah agar

pemberitaan yang akan diterbitkan di media massa untuk

diberikan briefing terlebih dahulu dari humas kepada wartawan

bersangkutan guna menghindari terjadinya berita – berita yang

tidak akurat.

3. Press tour, kegiatan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga

untukmengunjungi daerah tertentu dan mereka (media/pers)

diajak menikmati objek wisata yang menarik. Keuntungan dari

kegiatan ini ialah wartawan akan merasa dianggap sebagai bagian

“keluarga sendiri” oleh organisasi, sehingga secara batiniah

wartawan akan punya hubungan emosional. Dalam kegiatan ini,

sejumlah wartawan berasal dari berbagai media massa yang telah

dikenal baik oleh humas bersangkutan yang diajak untuk

kunjungan ke suatu event khusus atau peninjauan ke luar kota

bersama dengan pimpinan perusahaan untuk meliput secara

langsung mengenai kegiatan tertentu. Menurut Rosady Ruslan

(2014:191), terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan dalam

kegiatan ini, diantaranya:

- Meliput suatu acara pembukaan atau melihat suatu proses

produksi industri, agar pihak pers dapat melihat dan


memberitakan secara langsung hasil peliputan reporter

bersangkutan melalui medianya masing-masing.

- Kunjungan dinas bersama petinggi untuk meliput kegiatan

atau konferensi, kongres, seminar dan acara seremonial dan

lain sebagainya.

4. Press release, siaran pers sebagai publisitas, yaitu media yang

banyakdigunakan dalam kegaiatan humas untuk menyebarkan

berita.

5. Special event, yaitu peristiwa khusus sebagai suatu kegiatan

humas yangpenting dan memuaskan banyak orang untuk ikut

serta dalam suatu kesempatan, yang mampu meningkatkan

pengetahuan dan selera publik, seperti pameran, lokakarya, open

house dan lainnya. Dalam kegaiatan ini humas biasanya

mengundang media atau pers untuk meliputnya.

6. Press luncheon, yaitu humas mengadakan jamuan makan siang

bagipara wakil media massa/wartawan, sehingga pada

kesempatan ini pihak pers bisa bertemu dengan top manajemen

perusahaan/lembaga guna mendengarkan perkembangan lembaga

tersebut.

7. Wawancara pers, yaitu wawancara yang sifatnya lebih pribadi.

Humas atau pimpinan yang diwawancari hanya berhadapan

dengan wartawan yang bersangkutan. Meskipun pimpinan atau

petinggi tersebut di wawancarai seusai meresmikan suatu acara


oleh banyak wartawan, tetap saja wawancara itu bersifat

individu.Menurut Rosady Ruslan (2014:193), dalam kegiatan ini

biasanya inisiatif wawancara datang dari pihak pers atau

wartawan setelah melalui perjanjian atau konfirmasi dengan

narasumbernya. Hasil wawancara tersebut disiarkan ataupun tidak

diterbitkan di media yang bersangkutan adalah sepenuhnya ada

ditangan pewawancara.

Menurut Frank Jefkins, dalam membina hubungan dengan

media diperlukan prinsip yang harus dilakukan agar strategi media

relation dapat dikatakan berhasil. Frank Jefkins dalam buku Nurudin

(2008:47-49) memberikan upaya agar hubungan pers atau media

bisa terbina secara baik, antara lain sebagai berikut :

 Servicing the media (memahami dan melayani media). Seperti

dengan memberikan yang dibutuhkan media, informasi yang

disenangi media dan lain-lain.

 Establishing a reputations for realibility (membangun reputasi

sebagai orang yang dapat dipercaya). Para praktisi humas sudah

sepantasnya senantiasa siap menyediakan atau memberikan

materi-materi yang akurat, lengkap, dan terpercaya dimana saja

dan kapan saja dibutuhkan.

 Supplying good copy (menyediakan salinan yang baik). Salinan

ini tidak hanya berupa data-data yang tercetak dalam kertas,

tetapi juga rekaman foto, kaset dan video yang berguna bagi
wartawan. Keahlian dalam mengoprasionalkan peralatan

tersebut akan mendukung kegiatan humas.

 Coorperation in providing material (bekerja sama dalam

penyediaan materi). Karena kerja praktisi humas sangat

berkaitan erat dengan wartawan, maka dua pihak itu harus

bekerja sama dengan baik.

 Providing verivications facilities (menyediakan fasilitas

verifikasi). Jika para wartawan tersebut masih sangsi dengan

materi yang diberi praktisi humas, praktisi humas harus siap

untuk menerima wartawan yang ingin mengadakan cek ulang

materi.

 Building personal relationship with media (membangun

hubungan personal yang kokoh). Kejujuran, keterbukaan serta

saling pengertian antara humas dan wartawan sudah selayaknya

dilakukan.

Media massa dinilai memiliki kekuatan untuk membentuk opini

publik, baik itu opini negatif maupun opini positif. Pembentukan

opini publik tersebut kuat dari publisitas pemberitaan yang muncul

dikalangan masyarakat.Dengan menyadari pentingnya menjalin

hubungan baik terhadap media massa sebagai media komunikasi

dengan publik, maka humas di PT PLN (Persero) WS2JB Palembang

menjalankanstrategimedia relation.

2.2.2 Tujuan Media Relation


Perusahaan yang menjalankan program media relation, pada

umumnya adalah perusahaan yang sangat membutuhkan dukungan

media massadalam pencapaian tujuan organisasi. Secara rinci tujuan

media relation bagi organisasi menurut Rachmadi dalam buku

Wardhani (2008:13) adalah :

(1). Untuk memperoleh publisitas seluas mungkin mengenai

kegiatan serta langkah lembaga/organisasi yang baik untuk

diketahui umum.

(2). Untuk memperoleh tempat dalam pemberitraan media (liputan,

laporan, ulasan, tajuk yang wajar, obyektif dan seimbang.

(3). Untuk memperoleh umpan balik dari masyarakat mengenai

upaya dan kegiatan lembaga/organisasi

(4). Untuk melengkapi data/informasi bagi pimpinan lembaga/

organiasasi bagi keperluan pembuatan penilaian (assesment)

secara tepat mengenai situasi atau permasalahan yang

mempengaruhi keberhasilan kegiatan lembaga/perusahaan.

(5). Mewujudkan hubungan yang stabil dan berkelanjutan yang

dilandasi oleh rasa percaya diri dan menghormati.

Melalui aktivitas media relation, maka hubungan antara

organisasi dengan media yang diwakili oleh praktisi humas dengan

wartawan diharapkan akan lebih baik dan positif. Dengan demikian

manfaat media relation dapat dirasakan oleh kedua pihak,

diantaranya yaitu :
(1). Membangun pemahaman mengenai tugas dan tanggung jawab

organisasi dan media massa.

(2). Membangun kepercayaan timbal balik dengan prinsip saling

menghormati dan menghargai, kejujuran, serta kepercayaan.

(3). Penyampaian / perolehan informasi yang akurat, jujur dan

mampu memberikan pencerahan publik.

2.2.3 Citra

Citra merupakan tujuan utama sekaligus merupakan prestasi

yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan. Beberapa ahli

merumuskan definisi mengenai citra, antara lain :

Menurut Canton dalam Soemirat (2012:111) terkait definisi citra

yaitu :

“Image: the impression, the feeling, the conception which the


public has of a company; a conciuslly created impression of an
object, person of organization”.

(Citra merupakan kesan, perasaan, penggambaran diri publik

terhadap perusahaan, kesan yang dengan sengaja diciptakan dari

subjek, orang atau organisasi).

Sedangkan menurut Katz dalam buku Soemirat (2012: 113),

citra merupakan cara bagaimana pihak lain memandang sebuah

perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas.Dari

penjabaran tentang definisi citra oleh para ahli, penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa citra merupakan suatu pandang kesan


baik atau buruknya suatu perusahaan yang dilihat atau dinilai melalui

perspektif publik.

Menurut Frank Jefkins dalam (Rosady, 2014: 70) ada beberapa

jenis citra yang dikenal oleh humas, yaitu :

1. Citra cermin (Mirror image)

Citra cermin diyakini oleh perusahaan bersangkutan terutama

para pemimpinya yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa

mengacuhkan orang luar.

2. Citra kini (Current image)

Citra kini merupakan kesan yang baik yang diperoleh dari orang

lain tentang organisasi / perusahaan atau hal lain yang berkaitan

dengan produknya. Berdsarkan pengalaman dan informasi kurang

baik penerimanya, sehingga dalam posisi tersebut pihak humas

akan menghadapi risiko yang sifatnya permusuhan, kecurigaan,

prasangka buruk hingga muncul kesalahpahaman yang

menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau

kesan negatif yang diperolehnya.

3. Citra yang keinginan (Wish image)

Citra yang keinginan merupakan citra yang ingin dicapai oleh

pihak manajemen terhadap lembaga / perusahaan, atau produk

yang ditampilkan tersebut lebih dikenal, dan diterima dengan

kesan positif yang selalu diberikan oleh publiknya.

4. Citra perusahaan ( Corporate Image)


Citra ini adalah citra yang berkaitan dengan sebuah perusahaan

sebagai tujuan utamanya, tentang bagaimana menciptakan citra

perusahaan yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh

publiknya. Dalam hal ini, pihak humas berupaya atau bahkan ikut

bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar

mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi

untuk berkompetisi di pasar bursa saham.

5. Citra serbaneka (Multiple image)

Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan sebelumnya,

misalnya dengan melihat bagaimana pihak humas akan

menampilkan pengenalan terhadap identitas perusahaan, atribut

logo dan lain sebagainya. Semua itu kemudian diidentikkan ke

dalam suatu citra serbaneka yang diintegrasikan terhadap citra

perusahaan.

6. Citra penampilan (Performance image)

Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, tentang

bagaimana kinerja atau penampilan diri para profesional pada

perusahaan bersangkutan.

2.3 Teori Strategi Media Relation

1. Teori menurut Yosal Iriantara

Agar kegiatan media relation ini dapat berjalan sesuai dengan

tujuan-tujuan, menurut Yosal iriantara dalam bukunya media relation

(2011) memiliki 3 strategi yaitu :


a. Mengelola Relasi

Banyak ahli dan praktisi humas yang menyatakan bahwa

kegiatan humas adalah komunikasi dan relasi. Melalui kegiatan

humas, organisasi atau perusahaan dapat berkomunikasi dan

membangun serta memelihara relasi dengan publik-publiknya atau

stakeholder.Mengelola relasi yang baik dengan media tentunya

dimaksudkan agar organisasi atau perusahaan bisa berkomunikasi

dengan baik dengan publik – publiknya. Dalam konteks media

relation, hal ini sangat penting untuk bisa menjaga relasi dengan

media massa. Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi

sangat penting untuk menunjang kegiatan humas.

b. Mengembangkan strategi :

Setelah relasi dengan media massa terjalin dan terpelihara

dengan baik, maka untuk melaksanakan strategi media relation

organisasi atau perusahaan sudah tersedia. Strategi media

relationmerupakan sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah

ditetapkan untuk mencapai tujuan kegiatan media relation khususnya

pada PR dan umumnya diajukan pada tujuan organisasi itu. 

c. Mengembangkan jaringan :

Mengembangkan jaringan relasi bernilai sangat penting bagi

perusahaan atau organisasi untuk mencapai tujuan melalui kegiatan


atau program humas. Salah satu cara untuk mengembangkan

jaringan menurut Yosal Iriantara adalah dengan memasuki

organisasi-organisasi profesi atau memiliki kontak dengan organisasi

profesi.

2. Teori Menurut James Grunig

Dalam kaitannya dengan kegiatan yang dijalankan oleh kedua

belah pihak (humas dan media), James Grunig memaparakan model

two way symetrical sebagai bentuk pendekatan yanag dijalankan oleh

humas. Model tersebut merupakan satu model dari empat model yang

pernah diungkapkan Grunig yaitu model press agentry, model public

information dan model two way asymetric(Ruslan, 2006, hal.105).

Gambar 2.2
Model Two way Symetrical
Sources Balanced Receiver
(Organization)
(Public)
Two way communication flow

Grunig mengidentifikasi suatu teori normatif mengenai humasyang

menganut Two Way Symetrical adalah memiliki karakter:

1. Adanya saling tergantung dan pembinaanhubungan

2. Ketergantungan dan pembinaan hubungan tersebut memunculkan

kurangnya konflik, perjuangan, dan saling berbagi misi

3. Adanya keterbukaan, saling percaya dan salingmemahami

4. Konsep kunci mengenai negosiasi, kolaborasi dan mediasi

5. Perlunya dikembangkan suatu aturan bagi proses danstrategi.


3. Teori Menurut Rosady Ruslan

Menurut (Ruslan, 2014:178) upaya tertentu dalam pembinaan

hubungan media yang harmonis pada dasarnya dapat dilakukan melalui

hal-hal berikut :

1. Sikap saling menghargai antar kedua belah pihak (mutual

appreciation),

2. Saling pengertian tentang peran, fungsi, kewajiban dan tugas sesuai

dengan etika profesinya masing-masing (mutual understanding),

3. Saling mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan

tidak untuk kepentingan sepihak (mutual confidence) dan,

4. Sikap saling toleransi dari kedua belah pihak (tolerence)

2.4 Teori yang digunakan

Menurut Yosal Iriantara dalam buku media relation (2011), tedapat 3

strategi yang dilakukan oleh humas dalam suatu organisasi atau perusahaan

untuk membina hubungan dengan media (media relation) agar dapat

dikatakan berhasil, antara lain :

a. Mengelola Relasi

Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting

untuk menunjang kegiatan humas. Dalam mengelola relasi terkait media

relation, ada yang memandang bahwa yang terpenting adalah menjalin

hubungan dengan institusi media massa. Agar hubungan dalam


mengelola relasi terjalin dengan baik, tentu saja harus ada komunikasi

yang cukup intens di antara kedua belah pihak.

b. Mengembangkan Strategi

Yosal Iriantara mengatakan bahwa strategi media relationmerupakan

sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk

pencapaian tujuan kegiatan yang dilakukan oleh humas guna tujuan pada

organisasi atau perusahaan.Dalam mengembangkan strategi media

relation di tahapini sebuah organisasi atau perusahaan untuk pencapaian

tujuannya harus terus mengembangkan materi kehumasan untuk media

massa dan menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan

pesan kepada publik.

c. Mengembangkan Jaringan

Mengembangkan jaringan dalam media relation, bukan hanya

jaringan relasi dengan wartawan dan media massa yang harus terjalin,

melainkan juga harus menjalin relasi dengan pihak lain yang pernah

menjadi sumber beritanya. Dengan mengembangkan jaringan relasi

tersebut bernilai sangat penting bagi perusahaan atau organisasi untuk

mencapai tujuan melalui kegiatan atau program humas. Salah satu cara

untuk mengembangkan jaringan menurut Yosal Iriantara adalah dengan

memasuki organisasi-organisasi profesi atau memiliki kontak dengan

organisasi profesi.

2.5 Kerangka Teori


Teori strategi media relation menurut Yosal Iriantara menjelaskan

beberapa hal yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi, yaitu :


1. Mengelola Relasi : Dalam konteks media relation, hal ini sangat penting

untuk bisa menjaga relasi dengan media massa. Mengelola relasi yang

baik dengan media menjadi sangat penting untuk menunjang kegiatan

humas. Bahkan di banyak perusahaan atau organisasi, ukuran

keberhasilan humas seringkali didasarkan pada jumlah pemberitaan

yang disiarkan di media massa, karena dengan adanya pemberitaan

melalui media massa maka informasi bisa disebarluaskan kepada publik-

publik organisasi tersebut. Dalam tahap ini, humas PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang

Palembang untuk mengelola relasi agar hubungan tersebut dapat terjalin

dengan baik, tentu saja harus melayani kebutuhan dari media, serta

membangun hubungan personal yang kokoh.seorang humas pun harus

memberikan pelayanan yang maksimal terhadap wartawan (rekan

media), tentunya masih dalam batas –batas yang diizinkan. 

Pelayanan yang di maksud disini adalah seorang humas harus dapat

mengetahui secara jelas apa yang sedang dibutuhkan oleh wartawan.

2. Mengembangkan Strategi : Strategi media relation merupakan

sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk mencapai

tujuan kegiatan media relation khususnya pada humas dan umumnya

diajukan pada tujuan perusahaan itu. Strategi kemudian dikembangkan

menjadi taktik yang melahirkan prinsip-prinsip kegiatan yang bisa

dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam tahap ini, taktik

yang dilaksanakan humas PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan,


Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang untuk

mengembangkan strategi dalam pencapaian tujuan dengan menyusun

perencanaan telebih dahulu dan melakukan pengorganisasian untuk

membina hubungan dengan media, setelah itu menjalankan kegiatan

kehumasan dengan media dan yang terakhir setelah melakukan berbagai

tahapan dalam mengembangkan strategi tersebut maka diperlukan

pengawasan untuk melihat hasil yang telah dilakukan.

3. Mengembangkan Jaringan : Jaringan relasi dengan sesama wartawan

dan media massa sangat bernilai penting dalam pandangan organisasi

atau perusahaan untuk mencapai tujuan melalui kegiatan atau program

humas. Salah satu cara untuk mengembangkan jaringan menurut Yosal

Iriantara adalah dengan memasuki organisasi-organisasi profesi atau

kewartawanan dan memiliki kontak dengan organisasi seprofesi ataupun

kewartawanan.

2.6 Kerangka Pemikiran


Menurut Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2012:92),kerangka

pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi

objek permasalahan.. Jadi, kerangka berpikir merupakan sintesa tentang

hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga

menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian.

Kerangka Pemikiran dalam penelitian ini adalah :

1. Mengelola Relasi
Dalam konteks media relation, sangat penting untuk bisa mengelola

relasi dengan media massa. Mengelola relasi terkait media relation, ada

yang memandang bahwa yang terpenting adalah menjalin hubungan

dengan institusi media massa. Namun, menjalin hubungan baik dengan

wartawan juga sangatlah penting. Karena itu strategi yang umum

dipergunakan dalam praktik media relation adalah menjalin hubungan

baik dengan media massa dan wartawan. Humas dalam tahap mengelola

relasi harus selalu memberikan press releasekepada wartawan,

memberikan berita atau informasi yang aktual dan terpercaya, serta

menjalin komunikasi yang intens dengan media maupun wartawan itu

sendiri dan melakukan berbagai kegiatan untuk membangun keakraban

agar adanya rasa saling menghargai, keterbukaan dan terciptanya suatu

kepercayaan diantara kedua belah pihak.

2. Mengembangkan Strategi

Mengembangkan strategi media relationmerupakan pengembangan

dari sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk

pencapaian tujuan kegiatan yang dilakukan oleh humas guna tujuan pada

organisasi atau perusahaan. Dalam mengembangkan strategi terdapat

beberapa tahapan, yaitu : Pertama,tahap perencanaan. Humas menyusun

daftar media guna untuk mengetahui jenis media, seperti dengan

menggunakan media apa saja, serta membuat tingkatan media yang

digunakan oleh humas untuk menyebarkan informasi sesuai dengan

sasaran khalayaknya. Kedua, tahap pengorganisasian, dimana perusahaan


membentuk suatu tim media yang akan bertugas dalam membina

hubungan dengan media. Tugas dalam pembentukan ini antara lain

meliputi : koordinator media, juru bicara dan penulis. Ketiga tahap

tindakan, dimana humas mengadakan kegiatan kehumasan yang

bersentuhan dengan media. Dalam kegiatan tersebut media

diiukutsertakan, seperti mengadakan beberapa kegiatan media relations

yaitu : konfrensi pers, press briefing, press release, press tour, special

event, press luncheon dan wawancara mendalam. Keempat, tahap

pengawasan dimana tahap ini humas melakukan media monitoring untuk

melihat apakah pelaksanaan kegiatan berjalan baik sesuai rencana atau

tidak.

3. Mengembangkan Jaringan

Pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam media

relation organisasi. Tentunya dalam kegiatan media relation hal itu juga

penting. Jaringan relasi dengan sesama wartawan dan media massa

sangat bernilai penting dalam pandangan perusahaan untuk mencapai

tujuan melalui kegiatan atau program humas. Humas dalam

2.7 Alur Pemikiran

Alur pemikiran berdasarkan kerangka teori dari Yosal Iriantara yang

menyatakan bahwa ada 3 strategi media relation:

Gambar 2.3
Alur Pemikiran

Strategi Media Relation


Yosal Iriantara (2011: 80-97)
Mengelola Mengembangkan Mengembangkan
Relasi Strategi Jaringan

Sumber : Yosal Iriantara 2011, diolah oleh penulis.

2.8 Hipotesis Deskriptif

Berdasarkan gambaran yang didapat dari alur pemikiran diatas, maka

disimpulkanlah hipotesis deskriptif dalam penelitian strategi media relation

dalam upaya menjaga citra perusahaan (Studi pada PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) Cabang

Palembang dapat dikatakan telah berhasil menjalankan strategi untuk

membina hubungan baik dengan media massa.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data penelitiannya. Menurut Sugiyono (2012:2)

metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang

valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu

pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah.Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatifbertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

oleh subjek penelitian seperti persepsi, perilaku dan tindakan secara holistik

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Pendekatan kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan.

Pertama, menyesuaikan metode kualitatif apabila berhadapan dengan

kenyataan ganda. Kedua, metode kualitatif menyajikan secara langsung

hakikat hubungan antara peneliti dan informan. Ketiga, metode kualitatif ini

lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman

pengaruh bersama terhadap pola-pola nilai yang dihadapi (Moleong, 2015:

10). Alasan penulis menggunakan penelitian kualitatif dalam penelitian ini

karena penulis mendapatkan sumber data dan informasi berupa wawancara,

observasi dengan menyelidiki data dari berbagai sudut pandang subjek


penelitian tentang bagaimana strategi yang dijalankan humas PT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang

Palembang dalam membangun hubungan positif dengan media dengan

maksud menggali informasi data secara mendalam guna menghasilkan

informasi yang akurat dan uraian penjelasan sesuai dengan fakta yang ada di

lapangan.

3.2 Definisi Konsep

Definisi konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk

menggambarkan secara abstrak, kejadian, keadaan kelompok atau individu

yang menjadi pusat perhatian. Untuk memahami konsep strategi media

relation dalam upaya menjaga citra perusahaan, maka ada beberapa konsep

yang didefinisikan sebagai berikut:

1. Strategi adalah rencana jangka panjang yang ingin diicapai oleh

perusahaan di waktu yang akan datang melalui kegiatan perusahaan

tersebut.

2. Media relation adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan humas untuk

menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam

rangka pencapaian publikasi  organisasi yang maksimal serta berimbang

(balance).

3. Citra perusahaan adalah pandangan dan gambaran publik dari hasil

kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan berupa penilaian.

Penilaian yang diberikan oleh publik dapat berupa citra yang baik

ataupun yang buruk.


3.3 Fokus Penelitian

Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif berkaitan erat dengan

rumusan masalah. Dimana rumusan masalah penelitian dijadikan acuan

dalam menentukan fokus penelitian. Dalam hal ini fokus penelitian dapat

berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian

dilapangan. Hal tersebut sesuai dengan sifat pendekatan kualitatif yang

lentur, yang mengikuti pola pikir yang empiricalinduktif, dimana segala

sesuatu dalam penelitian ini ditentukan dari hasil akhir pengumpulan data

yang mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Fokus penelitian

mengandung penjelasan mengenai dimensi-dimensi apa yang menjadi pusat

perhatian nantinya akan dibahas secara mendalam dan tuntas (Bungin,

2004:41).

Dalam penelitian yang menjadi fokus penelitian adalah strategi media

relation di PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan

Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang. Fokus ini diambil untuk mengetahui

bagaimana proses humas PLN WS2JB dalam membina hubungan yang

positif dengan media dalam upaya menjaga citra perusahaan serta kendala

yang dihadapi. Berikut tabel terkait fokus penelitian :


Tabel 3.1
Fokus Penelitian

Variabel Dimensi Indikator Deskripsi

Strategi Media Mengelola Relasi 1. Melayani media - Divisi yang


melaksanakan kegiatan
Relation (Yosal
media relation
Iriantara) - Fasilitas apa yang
diberikan
2. Membangun Hubungan - Komunikasi yang
dilakukan seperti apa
personal
- Kegiatan yang dilakukan

Mengembangkan 1. Perencanaan  Penetapan Tujuan dari


media relation
Strategi
 Target sasaran media
yang digunakan
 Jangkauan tingkat media
seperti apa yang dipilih
 Media yang dipilih
menjadi media partner

2. Pengorganisasian - Pembentukan tim media


- Adanya pembagian tugas
dalam divisi humas

3. Tindakan - Aktivitas humas yang


dilakukan dengan media
- Jumlah / seberapa sering
kegiatan dilakukan

4. Pengawasan - Implementasi apa yang


- dilakukan untuk
mengontrol pelaksanaan
kegiatan
- Tindakan yang dilakukan
terhadap hasil dari
pemberitaan

Mengembangkan 1. Membuka relasi - Mengikuti organisasi


seprofesi seprofesi
Jaringan
- Hubungan dengan
sesama seprofesi
kehumasan lain

2. Mengembangkan - Membuka hubungan


jaringan media massa dengan wartawan yang
tingkatan medianya lebih
besar
Sumber : Yosal Iriantara (2011), diolah oleh penulis

3.4 Lokasi Penelitian

Lokasi untuk melakukan penelitian mengenai strategi media relation

guna menjaga citra perusahaan adalah bertempat di PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang

Palembang, yang beralamat di jalan Kapten A. Rivai No.37 Palembang

3.5 Jenis dan Sumber Data

Menurut Lofland dalam buku (Moleong, 2015:157), sumber data

utama dalam penelitian kualitatif ialah kata – kata dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Jenis dan Sumber data

yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Data Primer

Menurut Sugiyono (2012:139) menjelaskandata primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data di lapangan.

Dalam penelitian ini, data dan informasi diperoleh melalui wawancara

kepada Deputi humas, asisten komunikasi PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang dan

juga beberapa awak media dari media partner PLN WS2JB.


b. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2012:141) mendefinisikan data sekunder adalah

sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan

memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku,

serta dokumen perusahaan. Dalam peneltian ini, penulis menggunakan

internet, jurnal, buku – buku dan skripsi yang mempunyai kesamaan

dengan yang akan diteliti oleh penulis untuk dijadikan literatur dalam

proses pembuatan penelitian ini.

3.6 Penentuan Informan

Informan adalah orang yang dirasa dapat memberikan informasi

tentang sesuatu dan kondisi latar belakang penelitian. Informan dalam

penelitian ini dipilih seusai dengan kebutuhan penulis terkait dengan apa

yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk menentukan key informanadalah

dengan menggunakan teknik purposive. . Teknik purposive merupakan

teknik yang memilih orang – orang yang diseleksi berdasarkan kriteria –

kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan riset (Kriyantono,

2010:158).

Adapun kriteria – kriteria dalam penentuan subjek pada penelitian ini,

yaitu sebagai berikut :

- Divisi Humas

1. Jenis kelamin Pria / Wanita

2. Minimal pengalaman kerja dibidang humas 3 tahun


3. Usia 24 – 55 tahun

- Media ( Wartawan)

1. Jenis kelamin Pria / Wanita

2. Minimal tamatan S1

3. Telah bekerja sama dengan PLN WS2JB Palembang lebih kurang 3

tahun terakhir.

3.6.1 Key Informan

Keyinforman dalam penelitian ini ialah Deputi Manager divisi

Hukum & Humas PT PLN (Persero) WS2JB Palembang yang

memiliki kemampuan dan ahli dalam bidang kehumasan.

3.6.2 Informan

Dalam penelitian ini, peneliti memilih 2 orang rekan media dari

berbagai media yang telah bekerja sama dengan PLN WS2JB.

3.7 Peranan Peneliti

Seorang peneliti berperan aktif dengan cara berkomunikasi dan

berinteraksi cukup lama dengan objek dalam situasi memberikan peluang

bagi peneliti untuk dapat melihat permasalahan dan perubahan yang terjadi

dalam subjek dan keterkaitannya dengan lingkungan. Dalam penelitian ini,

peneliti berperan aktif dalam mengumpulkan data dengan terjun langsung

dilapangan untuk melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi guna

mendapatkan data yang akurat.

3.8 Unit Analisis Data


Unit analisis data bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam

pengumpulan data dan pengambilan kesimpulan nantinya saat penelitian

dilakukan. Unit analisis data dalam penelitian ini adalah individu di Instansi

yaitu Deputi dari Divisi Hukum & Humas di PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang

3.9 Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bahan mentah yang dikumpulkan peneliti dari

lapanganpenelitian.Teknik pengumpulan data digunakan untuk

memperjelas, mendeskripsikan tentang strategi media PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang

Palembang dalam upaya menjaga Citra Perusahaan. Dari penelitian ini,

teknik yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu data primer dan data

sekunder.

a. Dokumentasi

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

berikutnya adalah dokumentasi. Dokumentasi merupakan catatan

khusus tertulis / gambar yang tersimpan tentang sesuatu yanh telah

terjadi. Dokumentasi ini dibuat dengan memuat garis – garis besar dari

data yang akan dicari guna mempermudah kerja di lapangan dalam

melacak data. Metode dokumentasi ini bertujuan untuk mendapatkan

informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data. Dokumen-

dokumen yang dimaksud bisa berupa file-file berbentuk catatan harian,

profil lembaga dan lain sebagainya yang berkaitan dengan bidang


kehumasan di PT PLN (Persero) WS2JB Palembang. Dalam penelitian

ini, pengumpulan data dokumentasi yang diambil penulis di PT PLN

(Persero) WS2JB Palembang berupa dokumen tentang klipping berita

serta foto – foto kegiatan terkait media relation.

b. Wawancara

Wawancara menurut Berger dalam bukunya (Kriyantono,

2010:100) adalah percakapan antara periset atau seseorang yang

berharap mendapatkan informasi dan informan yang diasumsikan

mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Wawancara

merupakan percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan narasumber

secara langsung dengan memperoleh data – data yang berkaitan dengan

strategi humas PT PLN (Persero) WS2JB Palembang dalam

membangun hubungan positif dengan media guna menjaga citra

perusahaan. Dengan melakukan wawancara, peneliti dapat memperoleh

seperangkat data tentang sikap, motivasi, opini dan pernyataan –

pernyataan verbal (Kriyantono, 2010:104)

Jenis wawancara dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan

wawancara mendalam. Wawancara mendalam adalah suatu cara

mengumpulkan data atau informasi dengan cara langung bertatap muka

dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam.

Wawancara mendalam akan dilakukan dengan key informan yaitu

Deputi Manajer Hukum & HumasPT PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang. Dalam


melakukan wawancara mendalam, peneliti menggunakan tape recorder

sebagai alat bantu untuk mendukung proses penelitian.

c. Observasi

Selain menggunakan wawancara, metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Observasi adalah

metode pengumpulan data melalui pengamatan atau peninjauan

mengenai suatu objek secara langsung di lokasi penelitian. Jenis

observasi terdiri dari dua jenis, yaitu observasi partisipan dan observasi

non partisipan. Observasi Partisipan adalah metode observasi dimana

periset juga berfungsi sebagai partisipan, ikut serta dalam kegiatan yang

dilakukan kelompok yang diriset, sedangkan observasi non partisipan

adalah metode observasi dimana periset hanya bertindak mengobservasi

tanpa ikut terjun melakukan aktivitas seperti yang dilakukan kelompok

yang diriset (Kriyantono, 2010:112).

Dalam hal ini, penulis menggunakan jenis observasi non partisipan,

artinya penulis mengumpulkan data dan informasi tentang strategi yang

dijalankan humas PLN WS2JB dalam membangun hubungan positif

terhadap media tanpa ikut berpatisipasi dalam kegiatan tersebut.

3.10 Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2012) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke

dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,


menyusun ke dalam pola, menjabarkan yang penting dan yang akan

dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri dan orang lain. Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik

analisis deskriptif dimana teknik ini merupakan cara untuk menggambarkan

secara sistematis permasalahan yang diteliti tanpa menjelaskan hubungan

antar variabel.

3.11 Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian, setiap hal temuan harus dicek keabsahannya agar

hasilpenelitian dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat

dibuktikankeabsahannya.Pada penelitian ini, teknik keabsahan data yang

digunakan adalah triangulasi. Menurut Kriyantono (2012:149) triangulasi

merupakan teknik menganalisis jawaban informan dengan meneliti

kebenarannya dengan data empiris yang tersedia dan dilakukan dengan cara

mengcross-check dengan dokumen atau data lainnya. Triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu :

a. Triangulasi sumber

Yaitu penggunaan yang berbeda dan lebih dari satu dengan

menggunakan berbagai sumber data seperti mengumpulkan data dari

perusahaan, hasil wawancara dengan mewawancarai lebih dari satu

objek yang dianggap memiliki sudut pandang yang berbeda. Tujuannya

untuk memperoleh informasi lain yang dapat memperkuat temuan

informasi yang diperoleh dari sumber data sebelumnya atau bahkan

memperkaya informasi yang telah diperoleh dari sumber data pertama.


Dalam melakukan pengecekan data ini, penulis akan mewawancarai 2

orang dari media massa yang meliputi media cetak dan media

elektronik.

3.12 Jadwal Penelitian

Tabel 3.2
Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sept Okt Nov Des

Pra Riset
Proses bimbingan
Penyusunan bab
1-3
Seminar proposal
Proses bimbingan
Pengumpulan
informasi
Riset lapangan
Pengolahan data
Proses bimbingan
Penyelesaian
skripsi
Sidang akhir
skripsi
Jadwal Penelitian
BAB IV

GAMBARAN PERUSAHAAN

4.1 Sejarah Singkat Perusahaan PLN

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di

Indonesia mulai ditingkatkan setelah beberapa perusahaan asal Belanda

yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit

listrik untuk keperluan sendiri. Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan

pengelolaan perusahaan-perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah

Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan perusahaan kembali terjadi di akhir perang dunia II

pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada sekutu. Kesempatan ini

dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui dilegasi

Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan pimpinan KNI

pusat berinisiatif mengahadap presiden Soekarno untuk menyerahkan

perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia.

Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan

Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas

pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi

BPU- PLN (Badan pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang

bergerak dibidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1

Januari 1965. Pada saat yang sama, (dua) perusahaan Negara yaitu
perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga Listrik milik

Negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas

diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan peraturan pemerintah No. 17, status

perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum

Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan

(PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada

sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyedian listrik, maka sejak

tahun 1994 status PLN beralih dari perusahaan Umum menjadi Perusahaan

Perseroan (persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan Listrik

bagi kepentingan umum hingga sekarang.

4.2 Lambang Perusahaan PT PLN (Persero)

Gambar 4.1 Lambang Perusahaan PLN

PT PLN (Persero) menggunakan tiga lambang, diantaranya bidang

persegi panjang vertikal yang berwarna kuning dan memakai lambang

seperti kilat atau petir yang berwarna merah dengan memakai lambang 3
gelombang yang berwarna biru dibelakangnya. Lambang – lambang tersebut

memiliki artinya masing-masing, diantaranya adalah :

1. Bidang persegi panjang vertikal yang berwarna kuning melambangkan

bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang

terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan

pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik mampu

menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga

melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan

yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat yang berwarna merah melambangkan bahwa tenaga

listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa utama yang

dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat

dan tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik

bagi para pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan

kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di Indonesia dan

kedinamisan gerak laju perusahaan beserta tiap insan perusahaan serta

keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan zaman.

3. Tiga gelombang yang berwarna biru melambangkan bahwa gaya rambat

energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha utama yang digeluti

perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang seiring

sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna

memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk

menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti halnya listrik


yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di samping itu biru

juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan-insan perusahaan

dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

4.3 Sejarah PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

(WS2JB)

Pada tahun 1942 sudah berdiri perusahaan swasta Belanda yang

mengelola kelistrikan di kota Palembang yaitu NV. Nederland Indischi Gas

Maatschapij yang disingkat NV. NIGEM yang memiliki pembangkit tenaga

listrik merek SULZER sebanyak 2 unit yang mulai dioperasikan pada tahun

1927 dan mempunyai anak perusahaan di Tanjung Karang. Saat Perang

Dunia II, perusahaan listrik di kota Palembang dikuasai oleh Jepang dan

diberi nama Denky Kyoky. Setelah Perang Dunia II berakhir, Jepang

menyerahkan Denky Kyoky kepada Belanda dengan nama NV. OGEM.

Pada tahun 1958 pemerintah RI menerbitkan UU No. 86 tentang

Nasionalisasi perusahaan milik Belanda termasuk NV. OGEM untuk

diambil alih pemerintah RI dan dipegang oleh Perusahaan Listrik dan Gas

Sumatera Selatan. Pengambilalihan ini diatur dalam Peraturan Pemerintah

No. 16 tahun 1959 yang kemudian di bawah naungan Departemen Pekerjaan

Umum dan Tenaga. Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan

Tenaga (PUT) No. Ment.I/U/24 tahun 1959, maka tenaga listrik dikelola

oleh Perusahaan Negara Djakarta. Lalu pada Juni 1960 Menteri PUT

menerbitkan Keputusan tentang Struktur Organisasi Perusahaan Umum


Listrik Negara Eksploitasi yang meliputi area kerja Sumatera Selatan,

Lampung, Bengkulu danRiau.

Kemudian sesuai Keputusan Menteri PUT pada tahun 1965, maka

diadakan perubahan daerah kerja PLN Eksploitasi II meliputi Sumatera

Selatan, Lampung, Jambi dan Bengkulu. Setelah itu pada tahun 1972

dikeluarkan PP No. 18/1972 yang mengubah PLN Eksploitasi II menjadi

PLN Eksploitasi IV dengan wilayah kerja yang sama. Nama PLN

Eksploitasi IV inipun tidak bertahan lama dengan diterbitkannya Keputusan

Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga No. 013/PRT/1975 yang mengubah

PLN Eksploitasi IV menjadi PLN Wilayah IV masih dengan area kerja yang

sama dan Kantor Wilayah berkedudukan di Palembang dimana terdiri dari

Cabang Palembang, Cabang Tanjung Karang, Cabang Bengkulu, Cabang

Lahat, Cabang Jambi, Tanjung Pandan dan Sektor Keramasan. Seiring

dengan terus meningkatnya kebutuhan tenaga listrik bagi masyarakat, maka

satuan kerja PLN Wilayah IV berkembang menjadi Cabang Bangka, Sektor

Bukit Asam, Unit Pengatur Beban Sistem Sumsel dan Sektor Bandar

Lampung.

Selanjutnya sesuai Keputusan Direksi PT Perusahaan Listrik Negara

(Persero) No 079.K/023/DIR/1996 maka dibentuk PT PLN (Persero)

Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera bagian Selatan. Dengan demikian

maka PLN Wilayah IV hanya membawahi 7 unit yaitu: Cabang Palembang,

Cabang Tanjung Karang, Cabang Jambi, Cabang Bengkulu, Cabang Lahat,

Cabang Tanjung Pandan dan Cabang Bangka. Berdasarkan Keputusan


Direksi PT PLN (Persero) No. 114.K/010/2001, PLN Wilayah IV berubah

menjadi Unit Bisnis Sumatera Selatan Jambi Bengkulu Bangka Belitung dan

Lampung. Selang beberapa waktu kemudian terjadi perubahan organisasi

kembali sesuai Keputusan Dir No. 089.K/010/DIR/2002 dimana Unit Bisnis

diubah menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan Jambi dan

Bengkulu yang membawahi 4 unit yakni Cabang Palembang, Cabang Lahat,

Cabang Jambi dan Cabang Bengkulu.Di dalam penelitian ini penulis

menulis tentang gambaran umum perusahaan listrik pada umumnya akan

tetapi disini penulis lebih memfokuskan penelitian PLN WS2JB.

4.3.1 Visi dan Misi PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan

Bengkulu (WS2JB)

Visi:

Diakui sebagai unit distribusi terbaik dengan pelayanan kelas dunia

sesuai prinsip efisien andal dan berkualitas dilandasi potensi islami.

Misi:

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait

beroentasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahan dan

pemegangsaham.

b. Menyediakan tenagalistrik sebagai media untuk meningkatkan

kualitas kehidupanmasyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik dapat menjadi pendorong

kegiatan ekonomi
d. Menjalankan kegiatan perusahaan dengan

berwawasanlingkungan.

4.3.2 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera

Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang

ketenagalistrikan, PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan,

Jambi dan Bengkulu (WS2JB) memiliki orang-orang yang

mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk

mencapai tujuan perusahaan. Adapun struktur organisasi PLN

WS2JB, yaitu :

Gambar 4.2
Struktur Organisasi PLN WS2JB

General Manager

Kepala Audit
Internal

Auditor

Bidang Bidang Bidang Bidang Niaga Bidang Bidang SDM


Perencanaan Hukum & Distribusi & Pelayanan Keuangan & Umum
Humas Pelanggan

APD (Area APJ (Area Pelayanan


Pengatur & Jaringan
Distribusi)

Unit Pelayanan Unit Pelayanan


Prima Jaringan
Sumber : Arsip Dokumen Bag. SDM & Umum (2015)

Struktur organisasi pada PLN WS2JB memiliki seorang General

Manager yang menjadi pimpinan bagi pusat PLN di cabang

palembang. Di bawah GM terdapat kepala auditor internal dan

beberapa auditor. Di PLN wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan

Bengkulu memiliki berbagai divisi bidang yang memiliki tanggung

jawab masing-masing, diantaranya divisi perencanaan, divisi

distribusi, divisi niaga, divisi keuangan, dan divisi SDM & Umum

serta memiliki divisi hukum & humas. Selain itu, PLN WS2JB

cabang Palembang juga cabang area diantaranya Area Pengatur

Distribusi (APP) dan juga Area Pelayanan Jaringan (APJ). Dibawah

APJ menangungi dua unit, yaitu Unit Pelayanan Prima (UPP) serta

Unit Pelayanan Jaringan (UPJ).

4.3.3 Divisi bidangHumas PLN Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan

Bengkulu (WS2JB)

Di dalam perusahaan seorang praktisi humas sangat berperan

penting bagi perusahaan tersebut bahwasannya humas adalah suatu

seni sekaligus disiplin ilmu sosial yang menganalisis berbagai

kecenderungan, memprediksikan setiap kemungkinan konsekuensi

dari setiap kegiatannya, memberi masukan-masukan dan saran-saran

kepada para pemimpin organisasi dan mengimplementasikan


program-program tindakan yang terencana untuk melayani

kebutuhan organisasi dan atau kepentingan khalayaknya.

Adapun tugas dan fungsi praktisi humas adalah sebagai berikut:

a. Tugas Humas

- Menciptakan citra organisasi yang baik dan positif bagi

masyarakat dan konsumen.

- Memicu tercapainya sikap saling mengerti antara masyarakat

dan perusahaan.

- Mengembangkan keselarasan fungsi antara pemasaran dan

public relation.

- Membangun pengenalan dan pengetahuan dan merek secara

efektif.

- Mendukung bauran pemasaran.

b. Fungsi Humas

- Menunjukkan aktifitas utama managemen dalam mencapai

tujuan bersama ( fungsi melekat pada manajemen lembaga

atau organisasi.

- Membina hubungan yang harmonis antara badan atau

organisasi dengan pihak publiknya sebagai hal layak

sasarannya.
- Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi, dan

tanggapan masyarakat terhadap badan dan organisasi yang

diwakillinya, atau sebaliknya.

- Melayani keinginan publiknya dan memberikan sambungan

saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan

manfaat bersama.

- Menciptakan komunikasi dua arah timbale balik dan

mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan

atau organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi

tercapainya citra positif bagi kedua belah pihak.

4.3.4 Struktur Organisasi pada divisi Hukum & Humas PLN Wilayah

Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)

Gambar 4.3
Struktur humas PLN WS2JB Palembang

DEPUTI MANAGER
HUKUM & HUMAS

SUPERVISOR HUMAS SUPERVISOR


& KBL BANTUAN HUKUM

AN / AS HUKUM

ADMINISTRASI AS KOMUNIKASI AN / AS / JA OF / AF / JF AS / JA
KEHUMASAN HUBUNGAN DOKUMENTASI KEMITRAAN &
MASYARAKAT & BINA
PERPUSTAKAAN LINGKUNGAN
Sumber : Arsip Dokumen Bag. SDM & Umum (2015)

4.3.5 Daftar Staff pada divisi Hukum & Humas PLN Wilayah

Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)

Tabel 4.1
Daftar Staff Hukum & Humas

No Nama Karyawan Jabatan Keterangan


Deputi Manajer Hukum dan Hubungan
1 Lilik Hendro Purnomo Masyarakat Pegawai Tetap

2 Rosmalina Supervisor Humas Dan KBL Pegawai Tetap

3 Alnida Fatrisa Cahya AS Komunikasi Pegawai Tetap

4 Yuli Yanti AS Komunikasi Pegawai Tetap

5 Intan Chairunnisha AS Komunikasi Pegawai Tetap


6 Ningguh AN / AS / JA Hubungan Masyarakat Pegawai Tetap
7 Safnal Santanu AN / AS / JA Hubungan Masyarakat Pegawai Tetap
8 A. Karim AN / AS / JA Hubungan Masyarakat Pegawai Tetap

OF / AF / JF Dokumentasi Dan
9 Rusmiaty A. Perbaso Dokumentasi Pegawai Tetap

OF / AF / JF Dokumentasi Dan
10 Sukiman Dokumentasi Pegawai Tetap

OF / AF / JF Dokumentasi Dan
11 Astapura Dokumentasi Pegawai Tetap

12 Widya Sari Supervisor Bantuan Hukum Pegawai Tetap


13 Mike Guspita Sari AS Pelayanan Hukum Pegawai Tetap
14 Ryan Andhika Putera AS Pelayanan Hukum Pegawai Tetap
Pegawai
15 M. Nizar Administrasi Kehumasan Outsourcing

Sumber : Arsip Dokumen Bag. SDM & Umum (2017)

4.3.6 Sistem Kerja Struktur Humas PLN Wilayah Sumatera Selatan,

Jambi dan Bengkulu

I. Deputi Manajer Hukum dan Humas

a. Tugas Jabatan

(1). Bertanggung jawab terlaksananya program kehumasan

baik internal maupun eksternal, melaksanakan peran

sebagai juru bicara perusahaan, mengelola kegiatan

protokoler, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan

secara optimal untuk membangun Citra Perusahaan di

Masyarakat.

(2). Bertanggung jawab atas berjalannya kelancaran kedinasan

Sub Bidang Hukum, analisis, evaluasi, dan gagasan atas

suatu produk hukum, penyelesaian permasalahan hukum

yang timbul dalam kegiatan perusahaan baik di dalam

maupun diluar pengadilan, pengoptimalan serta

mengkoordinasikan pembinaan hukum di lingkungan

Perusahaan.

b. Tugas Pokok

(1). Mengelola komunikasi dengan stake holder.

(2). Merancang kegiatan pelaksanaan program kehumasan,

edukasi kelistrikan kepada masyarakat dan pelanggan.


(3). Mengoptimalkan peliputan kegiatan perusahaan.

(4). Mengkoordinasikan kegiatan protokoler.

(5). Mengkooordinasikan penanggulangan penanganan

kerusuhan sosial / demonstrasi.

(6). Merancang dan menganalisa program kemitraan, bina

lingkungan dan CSR.

(7). Mengoptimalkan pengelolaan dan pemanfaatan asset

dokumentasi

(8). Merancang dan mengevaluasi Anggaran Operasi untuk

sub bidang komunikasi dan bina lingkungan untuk usulan

pembuatan RKAP.

(9). Merancang Anggaran Operasi Sub Bidang Hukum

(RKAP), dan lain-lain sebagainya.

II. Supervisor Hubungan Masyarakat, Kemitraan dan Bina

Lingkungan

a. Tugas Jabatan

(1). Bertanggung jawab mengkoordinir kegiatan kehumasan

dan protocol yang berkaitan dengan program perusahaan

dalam rangka komunikasi pelayanan, meliputi pemberian

informasi prosuk dan layanan perusahaan, pengelolaan

dokumentasi kehumasan, penyelenggaraan sponsorship,

kegiatan acara/protokoler.

(2). Bertanggung jawab mengkoordinir dan mengevaluasi


pelaksanaan program kemitraan, bina lingkungan dan CSR

sesuai dengan rencana kerja dan anggaran yang

ditetapkan.

b. Tugas Pokok

(1). Menyusun dan mengevaluasi kegiatan pelaksanaan

program kehumasan.

(2). Mengkoordinir pelaksanaan edukasi kelistrikan

masyarakat & pelanggan.

(3). Mengkoordinasikan kegiatan protokoler.

(4). Mengkoordinir pengelolaan dokumentasi kehumasan.

(5). Menyususn dan mengevaluasi rencana kerja dan anggaran

program kehumasan, kemitraan & Bina Lingkungan.

(6). Mengevaluasi peningkatan rasio efektifitas dan

kolektibilitas PKBL dan CSR.

(7). Memverifikasi dan mengevaluasi permohonan para Usaha

Kecil melalui Program Kemitraan.

(8). Memverifikasi dan mengevaluasi permohonan bantuan

Bina Lingkungan dengan tujuan memberikan manfaat

kepada masyarakat di wilayah usaha PLN.

(9). Memonitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan mitra

binaan yang sudah memperoleh bantuan dari Program

Kemitraan
III. Assisten Analys Hubungan Masyarakat

a. Tugas Jabatan

(1). Bertanggung jawab melaksanakan kegiatan kehumasan

yang berkaitan dengan program internal dan eksternal

perusahaan.

b. Tugas Pokok

(1). Melaksanakan rencana kerja dan anggaran kehumasan

tepat waktu.

(2). Melaksanakan administrasi surat menyurat kehumasan.

(3). Melaksanakan kegiatan program media relations,

sosialisasi, publikasi internal dan eksternal (media massa).

(4). Melakukan analisis terhadap keluhan / masalah pelanggan.

(5). Melakukan kegiatan protokoler internal dan eksternal.

(6). Melaksanakan kegiatan komunikasi pelayanan dan

informasi / promosi perusahaan.

(7). Melaksanakan web dan email kliping Koran

(8). Membuat laporan biaya kehumasan.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setiap perusahaan memiliki cara dan strategi yang berbeda untuk

mencapai tujuan perusahaan. PLN merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang ketenagalistrikan yang dikenal luas oleh masyarakat. Salah

satunya cara yang digunakan oleh PLN ialah menjalin hubungan yang

baik dengan media massa. Dengan memiliki jaringan yang luas serta

komunikasi yang intens pada media massa, seperti media nasional

maupun lokal tidak dipungkiri dalam proses publikasi nantinya akan

sangat mempengaruhi citra bagi perusahaan. Oleh karena itu mengelola

hubungan dengan media harus memiliki strategi-strategi media

relationyang dijalankan oleh humas dalam menjalin hubungan dengan

media massa.

Pada bab ini akan dipaparkan secara luas tentang berbagai strategi

terkait dengan media relationyang dijalankan oleh humas PT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB)

cabang Palembang dalam menjalin hubungan dengan media massa. Bagi

PLN WS2JB, media massa bukan hanya alat penyampaian pesan atau

informasi tentang perusahaan pada publik, namun media massa adalah

keluarga yang mana artinya PLN WS2JB tidak hanya mendekati media

jika ada keperluan saja, namun lebih intim dari pada itu. Hal ini selaras

dengan pernyataan Bapak Lilik Hendro Purnomo selaku Deputi Manager

divisi Hukum & Humas :


85

“Untuk diketahui terlebih dahulu bahwa produk bisnis kita adalah erat
kaitannya dengan masyarakat luas, pelanggan kita itu ada di masyarakat
luas dan jumlah pelanggan kita yang tersebar dari 3 provinsi itu tidak
mungkin kita harus seorang PR perusahaan untuk bisa selalu dekat
dengan pelanggan. Oleh karena itu dibutuhkanlah menjalin hubungan
baik dengan media massa. Dan perlu diketahui juga, media itu bukan
orang lain lagi namun sudah dianggap seperti sebuah keluarga, jadi
menurut saya sangat sangat penting”

5.1 Strategi Media Relation dalam upaya menjaga citra perusahaan PT

PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

(WS2JB)

Strategi pada dasarnya merupakan kebijakan untuk mencapai tujuan

yang kemudian disusun dengan perencanaanberbagai strategi untuk

pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Strategi media relation

merupakan sekumpulan kebijakan dan taktik yang sudah ditetapkan untuk

mencapai tujuan kegiatan media relation khususnya yang tentunya tujuan

kegiatan media relationmerupakan perluasan dari tujuan sebuah

perusahaan. Untuk mencapai tujuan media relation tersebut tentunya ada

strategi-strategi yang telah dijalankan oleh PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang.

Strategi-strategi ini menggunakan kajian dari teori strategi media relation

menurut Yosal Iriantara. Menurut Yosal Iriantara ada 3 strategi yang harus

dijalankan untuk membina hubungan yang baik dengan media massa, yaitu

diantaranya mengelola relasi, mengembangkan strategi, mengembangkan

jaringan. Setelah melakukan penelitian di lapangan, maka akan dijelaskan

hasil observasi mengenai strategi media relation yang dijalankan oleh

humas PLN WS2JB Palembang.


86

1. Mengelola Relasi

Mengelola relasi yang baik dengan media menjadi sangat penting

untuk menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Menjalin hubungan

baik dengan media massa sebagai institusi sama pentingnya dengan

menjalin hubungan baik dengan wartawan. Menjalin hubungan baik

dengan institusi media massa diperlukan dalam kegiatan kehumasan

dan wartawan juga sama pentingya, karena nantinya mereka yang

akan turun langsung ke lapangan atau yang langsung berhubungan

dengan PLN WS2JB secara langsung. Terdapat dua indikator dalam

mengelola relasi, yaitu melayani media dan membangun hubungan

personal.Melayani media dan membangun hubungan personal

merupakan salah satu strategi yang dijalankan humas PLN WS2JB

dalam mendekati media massa, perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Melayani Media

Yang dimaksud dalam melayani media disini yaitu

memberikanyang dibutuhkan para wartawan media dan juga

memberikan fasilitas bagi merekauntuk mempermudah mereka

dalam melakukan tugasnya. Dalam melayani media, sebenarnya

tidak hanya pada divisi hukum dan humas saja yang melaksanakan

atau mengelola hubungan dengan media namun seluruh karyawan

PLN WS2JB juga harus dapat membina hubungan baik dengan

media, seperti yang dikatakan oleh Bapak Lilik Hendro Purnomo :


87

“Pada dasarnya semua pegawai PLN di sumatera selatan,


jambi dan bengkulu sebagai PRnya perusahaan. Ya sebagai
PRnya perusahaan, namun untuk konsumsi berita yang
dipublikasikan sesuai dengan SK direksi yang berwenang
adalah Deputi Manager Hukum & Humas PLN WS2JB.”
PLN WS2JB dalam melayani media melakukan pemberian

press release kepada wartawan media terkait kegiatan yang telah

dilakukan, seperti yang disampaikan oleh Bapak Lilik Hendro

Purnomo selaku Deputi Manager Hukum & Humas :

“Contohnya kita memberikan press release pada media


tentang kegiatan yang kita lakukan. Contohnya pada tahun
lalu, kita mengadakan kegiatan santunan untuk anak yatim
piatu di novotel itu kita memberikan press release kepada
mereka, itu salah satunya.”

Namun terkait tentang pemberian fasilitas kepada wartawan

media, PLN WS2JB belum memberikan fasilitas-fasilitas finansial

kepada mereka seperti yang disampaikan oleh Bapak Lilik :

“Gak ada, gak ada. Kalau secara finansial gak ada. Cuma
untuk diketahui adalah antara perusahaan PLN dengan
media itu kerja sama yang saling menguntungkan ya. Kita
butuh sosialisasi kepada pelanggan kita dan media juga
butuh berita yang bisa dishare.”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas,dapat terlihat bahwa

PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan

Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang dalam melayani media

cukup baik. Dan dalam melayani media ini menurut Pak Yandi

selaku wartawan Sriwijaya Post juga membenarkan bahwa PLN

WS2JB Palembang sudah cukup baik seperti yang disampaikan

beliau :

“Kalau selama ini saya sering liputan di PLN sudah


88

prioritas, ee.. Pln itu sudah memproritaskan media.


Artinya setiap, ee.. yang saya bicarakan di awal tadi setiap
ada pengerjaan atau informasi terkait selalu di
informasikan kepada media.Kalo untuk khususnya untuk
media tempat saya bekerja, boleh dikatakan 90% terserap
oleh kita. Maksudnya setiap kita menanyakan informasi dan
butuh informasi dilayani dengan baik oleh humas dan
sebagainya”.

Dikatakan cukup baik karena ada beberapa hal yang humas

PLN WS2JB masih belum memenuhi kriteria yang seharusnya.

PLN WS2JB cabang Palembang belum memberikan beberapa

fasilitas yang menunjang mereka, contohnya seperti press room,

ataupun penyediaan laptop atau alat-alat yang memadai untuk

mempermudah mereka dalam pelaksanaan aktivitas media

relation. Press room tersebut juga suatu hal yang penting untuk

kenyaman dari pihak rekan-rekan media (wartawan), sehingga

mereka merasa kebutuhannya terpenuhi dengan baik.Hal tersebut

juga disampaikan oleh salah satu wartawan media cetakBapak

Yandi, yaitu :

“Ya kalo untuk PLN itu kan memang tidak ada press room
untuk media, alangkah lebih baik lagi jika rekan-rekan media
diberikan ruangan khusus semacam press room. Tidak perlu
serba canggih dan mewah, asalkan nyaman dan ditunjang
dengan fasilitas yang memadai untuk kelancaran aktivitas
media”.

Menanggapi pernyataan keluhan dari rekan media terkait

pemberian fasilitas, humas PLN WS2JB Bapak Lilik Hendro

Purnomo selaku Deputi Manager Hukum dan Humas dalam

wawancara penulis mengatakan sudah ada rencana akan dibuat


89

sebuah ruangan dan perpustakaan bagi rekan media dan

kelengkapan fasilitas lainnya, seperti yang disampaikan berikut

ini:

“Kalau untuk saat ini belum tersedia, namun kita sudah ada
rencana seperti buat perpustakaan atau kita buatkan
ruangan semacamnya dan penyediaan fasilitas lainnya untuk
rekan-rekan media tapi itu kan kita butuh proses. Kalau
untuk sekarang kita baru hanya rencana belum di
realisasikan.

Dari pernyataan diatas, dengan adanya pemberian fasilitas

tersebut selain untuk kenyamanan bagi rekan media juga dapat

membantu rekan media itu sendiri untuk mempermudah mereka

dalam mencari informasi terkait PLN WS2JB Palembang serta

menjadi nilai plus bagi PLN WS2JB dalam membina hubungan

baik dengan media massa (rekan media).

b. Membangun hubungan personal

Dalam hubungan personal dibutuhkan adanya saling

keterbukaan dan saling pengertian, seperti dengan melakukan

komunikasi yang intens dan melakukan kegiatan bersama-sama.

Membangun hubungan personal dapat dilihat dari sejauh mana

komunikasi itu dilakukan dan kegiatan apa yang telah dilakukan

antara humas dengan rekan media. Bagi PT PLN (Persero)

Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) cabang

Palembang,komunikasi yang terjalin antara humas dengan rekan

media bukan hanya pada saat aktivitas media relation saja, seperti
90

konferensi pers dan wawancara pers, melainkan dapat melalui

kontak pribadi seperti Telepon, SMS atapun BBM. Hal tersebut

juga telah disampaikan oleh Bapak Lilik, yaitu :

“Iya, secara pribadi dan dinas perlu memang hubungan


emosional ini perlu dibangun supaya apa yang dikehendaki
oleh manajemen dalam hal ini mewakili manajemen PLN
supaya lebih positif maka kita jalin kedekatan komunikasi
emosional ini. Contoh secara organisasi kita lakukan media
gathering misalnya dari seluruh media. Dan kemudian
secara pribadi kita sudah saling mengenal karena kita sudah
saling share dengan status dan memberikan contact person.”

Selain itu, hubungan personal yang dibangun oleh humas

PLN WS2JBtidak hanya mengucapkan berbagai ucapan dihari

khusus saja, melainkan komunikasi yang dilakukan terbilang

intens, seperti yang dikatakan oleh Bapak Lilik, yaitu :

“oh ya, bukan saja. Kalau lebaran kan setahun sekali dengan
momen-momen tertentu. Itu momen utamnya atau moment
khususlah ya yang dikalangan sesama muslim. Kalau
dikatakan apakah hubungan itu intens, hampir setiap hari dari
beberapa media. Contoh kalau media mengangkat berita PLN,
apa saja media elektronik, surat kabar maupun media online
dia pasti menghubungi kita. Setiap jam 8 jam 9 itu selalu
menginformasikan ke kita untuk share ya untuk croshcek
kebenaran dari berita yang akan dimuat. Contohnya itu, jadi
hampir setiap hari kita intens tapi memang tidak seluruh ya.”

Membangun hubungan personal sangat dibutuhkan untuk lebih

mengakrabkan diri dengan para rekan media (wartawan). Tidak

hanya dengan komunikasi yang intens saja yang dilakukan, namun

dengan melakukan kegiatan bersama dapat menumbuhkan rasa

kekeluargaan dan adanya saling pengertian diantara keduanya.

Kegiatan media relation yang dilakukan bermacam-macam, mulai


91

dari kegiatan yang dilakukan bersama secara profesional (kegiatan

formal), seperti konferensi pers, press tour, special event dan

aktivitas media relation lainnya maupun kegiatan yang dilakukan

diluar dari kerjaan (kegiatan informal) yang bersifat hanya untuk

kumpul sambil bersenang-senang saja, seperti media

gathering(olahraga bersama ataupun sekedar bernyanyi dan

berjoget bersama). Kegiatan-kegiatan formal dan informal juga

telah dilakukan oleh humas PLN WS2JB, seperti yang telah

disampaikan oleh Bapak Lilik sebagai berikut :

“Kita setahun sekali ada kunjungan. Kayak kemarin, kita


keliling lagi ke Sripo Group, Jawa Pos Group, ya kan. Kita
kunjungan kesana full dengan orang distribusi, ..eee... seluruh
orang-orang divisi lain. Itu juga pendekatan membangun
image positif untuk proses mendukung pekerjaan kita.”

Tidak hanya itu, beliau juga telah menyampaikan bahwa tidak

hanya kegiatan secara formal saja melainkan ada kegiatan-kegiatan

yang bersifat informal diluar dari pekerjaan, yaitu :

“Ada, Ada. Personalnya apa ? Kita kegiatan. Yang suka golf,


bos-bosnya golf bersama, bulu tangkis bersama, ya kan itu
bentuk-bentuknya. Terus apa ? ituu di media gathering kita
buat joget bersama, makan-makan bersama, ya itu juga
bentuk-bentuk pendekatan menjalin kedekatan emosional
positif.”

Berdasarkan pernyataan diatas yang telah disampaikan oleh

humas PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan

Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang, dalam membangun

hubungan personal dengan rekan media sudah menjalankan

berbagai kegiatan baik itu kegiatan formal (kegiatan yang


92

dilakukan secara profesional) maupun kegiatan informal (kegiatan

yang dilakukan diluar dari konteks pekerjaan yang sifatnya hanya

untuk mengakrabkan diri). Selain itu, humas PLN WS2JB juga

tetap menjaga komunikasi dengan rekan-rekan media terlepas dari

hubungan kerja sama.Hal tersebut juga dibuktikan dengan hasil

wawancara penulis bersama salah satu rekan media dari Sriwijaya

Pos, Bapak Yandi terkait hubungan personal diantara keduanya,

yaitu :

“Selain kita butuh ada kepentingan kerja, secara tidak


langsung kan hubungan itu baik dalam arti kata diluar liputan
kadang-kadang sudah wawancara kan ngbrol diluar konteks
wawancara yang dilakukan. Nah artinya, media butuh hal-hal
seperti itu. Beliau kan sudah orang lama dihumas, di manajer
hukum dan humas ya, artinya dia punya pengalaman yang
banyak untuk mengelola teman-teman media. Dia kebapakan
orangnya jadi teman-teman media itu tidak dianggapnya
musuh tapi kayak orang tua dengan anak lah. Jadi kalo ada
apa-apa, misal satu minggu aja gak ketemu nelpon nanyain
apa kabar dan juga kita saling memberikan ucapan melalui
media komunikasi yang sekarang sudah canggih, ada WA,
facebook dan lainnya”.

Berdasarkan pernyataan diatas yang telah disampaikan oleh

salah satu wartawan media yang bekerja sama dengan PLN WS2JB

Palembang dapat disimpulkan dari pernyataan tersebut bahwa

dalam membangun hubungan personal dengan rekan media sudah

sangat baik. Dikatakan sangat baik karena humas PLN WS2JB

tidak hanya melakukan hubungan baik dengan rekan media semata-

mata hanya untuk kerja saja namun humas membuat kerja sama

antara kedua belah pihak menjadi seperti keluarga bukan hanya


93

partner kerja sama saja.Humas PLN WS2JB telah menjalin dan

mengelola relasi dengan rekan media melalui dua kegiatan, yaitu

kegiatan formal, yaitu mengikutsertakan dalam kegiatan special

event santunan yatim piatu dan kaum duafa, sosialisasi, dan press

tour. Serta kegiatan informal yaitu dengan mengadakan acara

media gathering yaitu makan bersama dan outbond bersama untuk

hiburan bagi kedua belah pihak, seperti yang disampaikan oleh Pak

Yandi selaku rekan media dari Sriwijaya Pos beriku ini :

“Iya kita selalu diundang oleh pak lilik untuk meliput kegiatan
PLN. Salah satunya kemarin itu kita diundang untuk
menghadiri kegiatan sosialisasi, lalu di bulan ramadhan kita
diundang untuk menghadiri acara santunan anak yatim, dan
pernah juga kita di ajak untuk mengunjungi PLN pembangkit
bukit asam. Kita juga pernah diajak untuk outbond bersama,
makan bersama”

Rekan media maupun PLN WS2JB sama-sama saling

membutuhkan, dengan adanya menjalin hubungan personal ini

dapat menumbuhkan rasa saling menghargai, dan mengakrabkan

diri satu sama lain,bukan hanya pada hubungan kerja saja

melainkan hubungan personal juga harus dibangun dan diperlukan.

Jadi, dengan membangun hubungan formal dan informal dapat

membentuk suatu kegiatan yang dapat menguntungkan satu sama

lain. Adapun beberapa hal yang telah dijalankan oleh humas PLN

WS2JB Palembang, diantaranya yaitu :

Tabel 5.1
Kesimpulan Per Indikator

No Indikator Kesimpulan
94

1. Melayani Media Dalam hal ini PLN WS2JB sudah melakukan


kegiatan terkait untuk melayani media yaitu
dengan pemberian press release.
2. Membangun Dalam hal ini, PLN WS2JB telah melakukan
Hubungan Personal beberapa hal dengan melakukan komunikasi
yang intens, seperti
1. Saling memberikan ucapan.
2. Melakukan kegiatan bersama seperti golf
bersama dan makan bersama.
Kegiatan tersebut diluar dari kegiatan kerja yang
sifatnya untuk lebih saling mengenal dan saling
mengakrabkan diantara kedua belah pihak.
Sumber: Hasil Wawancara (2017) dan diolah oleh penulis

Berdasarkan teori menurut Yosal Iriantara tentang strategi

media relation, mengelola relasi dimaksudkan untukmembantu

perusahaan terlebih dapat membantu humas dalam melaksanakan

kegiatan kehumasan, seperti untuk menyampaikan informasi

kepada masyarakat luas (Pelanggan). Dalam hal ini, humas PLN

WS2JB sudah mengelola relasi dengan baik sesuai dengan teori

strategi media relation, hal ini dikarenakan humas PLN WS2JB

melakukan berbagai macam pendekatan kepada media. Mulai dari

pendekatan secara profesional hingga personal. Namun, memang

berdasarkan hasil wawancara dan observasi di lapangan ada

beberapa hal yang memang humas PLN WS2JB belum

melakukannya dengan baik, seperti dalam pemberian fasilitas

kepada rekan media.

Dapat disimpulkan bahwa humas PLN WS2JB Palembang

dalam strategi membangun hubungan baik dengan media dalam hal

mengelola relasi sudah cukup baik, dikatakan baik karena memang


95

masih ada beberapa hal yang harus dilakukan belum dijalankan

sepenuhnya oleh humas PLN WS2JB Palembang, seperti belum

tersedia fasilitas-fasilitas bagi rekan media.

2. Mengembangkan Strategi

Strategi pada dasarnya merupakan kebijakan untuk pencapaian

tujuan yang kemudian dijabarkan ke dalam sejumlah taktik untuk

pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Strategi ini pada dasarnya

adalah strategi untuk berkomunikasi dengan publik yang menjadi

khalayak sasaran kegiatan komunikasi dan relasi satu organisasi melalui

praktis PR khususnya media relation. (Yosal Iriantara, 2011:89).

Terdapat beberapa indikator dalam mengembangkan strategi ini,

diantaranya adalah melakukan Perencanaan, Pengorganisasian,

Tindakan dan juga Pengawasan. Kedua indikator tersebut akan dibahas

dan dianalisis serta memberikan kesimpulan dari setiap dimensi

variabel.

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara

sistematik dan teratur untuk mencapai tujuan organisasi atau

memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga diartikan sebagai

upaya memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia dengan

memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara


96

efisien dan efektif. Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan

yang harus dilakukan, yaitu melakukan prakiraan (rencana)

kegiatan perusahaan. Prakiraan berfungsi untuk menentukan

rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan oleh perusahaan

sebagai upaya mencapai tujuan perusahaan. Mengingat PLN

WS2JB merupakan perusahaan yang memiliki produk bisnis di

masyarakat luas, maka humas PLN WS2JB harus memiliki

strategi-strategi yang lebih lagi dengan memiliki perencanaan yang

matang untuk menjaga hubungan yang sudah terjalin dengan baik

pada tahap sebelumnya terhadap rekan-rekan media untuk

pencapaian tujuan perusahaan, seperti penetapan tujuan dari

kegiatan, apakah adanya pemilihan target sasaran yang nantinya

akan dipilih, jangkauan tingkat media seperti apa yang digunakan,

lalu media apa saja yang menjadi media pendukung bagi

perusahaan untuk membantu perusahaan dalam pencapaian tujuan.

Penetapan tujuan dari kegiatan media relation ini dimaksudkan

agar membuat suatu rencana terlebih dahulu dimana hal ini akan

mengarahkan dalam pembuatan keputusan pada perusahaan. Dalam

hal ini melihat dari segi manfaatnya bagi perusahaan, seperti yang

disampaikan oleh Bapak Lilik sebagai berikut :

“Produk bisnis kita itu ada di masyarakat yang luas 3 provinsi


maka kedekatan itulah diberikan dibutuhkan kedakatan itu
untuk memberikan masukan positif baik negatif untuk mengukur
sukses atau tidaknya keberhasilan kita pada pelanggan produk
kita itu yang tersebar di 3 provinsi.”
97

Penetapan tujuan itu juga merupakan sarana bagi perusahaan,

seperti yang disampaikan oleh Bapak Lilik, yaitu :

“Itu merupakan sarana utama untuk proses bisnis PLN, karena


apa. Karena produk kita akan dikenal baik atau buruk dikenal
melalui media massa ya. Kita akan sukses atau tidak
melaksanakan proses bisnis itu tergantung baik buruknya
hubungan kita dengan media massa.”

Dalam membuat perencanaan untuk penetapan tujuan ini, ada

beberapa cara yang dilakukan oleh humas PLN WS2JB dalam

membina hubungan dengan media untuk membantu agar tujuan

perusahaan dapat tercapai yang telah disampaikan oleh Bapak Lilik

yaitu :

“Ada beberapa hal terutama yang utama kita punya program


tahunan yang di breakdown menjadi triwulan, semester dan
bulanan. Bahkan ada yang mingguan. Contohnya untuk media
elektronik, kita ada jadwal sosialisasi ke media-media itu
setiap minggu sekali, misalnya ke radio sonora, el-jhon,
trijaya, RRI kemudia ke Tvnya Pal TV, sriwijaya TV dan
kompas TV. Nah hal-hal ini kita jadwalkan sudah terukur
selama satu tahun.”

Setelah melakukan penetapan tujuan dalam menjalin hubungan

dengan media massa, humas PLN WS2JB dalam membina

hubungan dengan media tidak memiliki target sasaran media dan

membuka untuk seluruh media mau media lokal ataupun media

nasional, berikut alasan yang disampaikan oleh bapak Lilik terkait

untuk tidak memiliki target sasaran media :

“Ya, kita ada beberapa hal yang kita prioritaskan. Contohnya


misalnya ada satu produk yang harus kita sosialisasi, kita
mengambil segmennya apa, segmen yang mana. Kalau
segmennya yang luas yang menyeluruh itu kita ambil media
yang betul-betul cakupannya luas dan yang betul-betul
98

dipasar itu dibaca orang. Contoh misalnya ya,


mensosialisasikan tentang listrik pintar atau migrasi dari
pascabyar ke prabayar. Itu kita membutuhkan media yang
bisa share ke seluruh atau cakupannya luas, itu kita biasanya
kita melalukan ke sumeks, sripo ya contoh-contohnya seperti
itu. Kemudian radionya kemana ? kalau trijaya apa ini kan
lokal, tingkatannya provinsi. Tapi, kita melakukan cakupannya
lebih luas antar provinsi karena 3 provinsi. Apa itu ? RRI kita
gunakan, media elektronik yang lain apa yang kita gunakan ?
Tv ? kalau yang lokal Pal TV sampai kabupaten provinsi tapi
kalo sudah antar provinsi kita menggunakan TVRI contoh-
contoh ini, ini skala priority tergantung dari kebutuhan yang
akan kita sasar ya. Itu saja mungkin.”
Untuk pemilihan jangkauan media, humas PLN WS2JB juga

melakukan jangkauan ke seluruh wilayah dengan menggunakan

jangkauan media lokal hingga media nasional yang memiliki

jangkauan yang luas, seperti yang disampaikan oleh Bapak Lilik :

“Coba dilihat HP bapak ini, ada gak nomor-nomor telepon


media nasional ? Ada, ya. Ada metro Tv,Trans TV, Kompas
Tv, Rcti, semua ada. Terus koran nasional ? Kompas ada.
Kenapa ? supaya isu miring yang ada di daerah itu tidak
terblow-up ke berita nasional.”

Semakin jangkauan yang digunakan semakin luas maka

semakin banyak pula media yang menjadi media pendukung untuk

membantu pencapaian tujuan dari perusahaan, seperti yang

disampaikan juga oleh Bapak Lilik terkait media yang menjadi

pendukung dalam kegiatan kehumasan ataupun kegiatan

perusahaan:

“Semua, semua kita. Makanya saya bilang kita tidak pernah


berpartner hanya satu media atau dua media. Itu gak bener.
Maka kita membuka semua termasuk media sekarang, media
online. Media online itu sudah tidak terhitung orangnya, ya
kan. Dan itu semua kita akomodir seluruh media, jika suatu
99

waktu ada isu di media tentang manajemen kita yang membuat


brand image kita menjadi buruk kita bisa klarifikasi.”

Dari pernyataan yang sudah disampaikan oleh Bapak Lilik

terkait perencanaan media, dapat disimpulkan bahwa perencanaan

yang dilakukan sudah baik,dapat dikatakan baik karena

penggunaan media ini tidak terpaku hanya pada satu media saja

karena jika hanya menggunakan satu atau dua media saja dirasa

belum mampu menjangkau setiap individu yang menjadi target

audiens yang mana dalam hal ini adalah pelanggan PLN WS2JB

yang tersebar di 3 provinsi, jadi sangat baik jika seorang humas

menjalin hubungan dengan berbagai rekan-rekan media yang tidak

terpaku pada hanya satu atau dua media. Dalam hal ini humas

memiliki berbagai media mulai dari media cetak dan elektronik,

media lokal hingga media nasional. Perencanaan media yang

dipersiapkan secara baik akan menghasilkan komunikasi yang

efektif sehingga pesan yang disampaikan akan mendapat perhatian

lebih besar dari masyarakat luas (Pelanggan).

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-

tugas pada orang yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai

dengan kompetensi SDM yang dimiliki. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses

memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan

prasarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi,


100

serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin

pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Dalam

pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yaitu penempatan staff.

Penentuan staff dalam hal ini sangat penting bagi perusahaan.

Dalam hal ini, humas PLN WS2JB harus mampu melihat potensi-

potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab untuk

melaksanakan aktivitas kehumasan, dengan membentuk tim media.

Humas PLN WS2JB dalam tahap pengorganisasian ini sudah

melakukan pembentukan tim media dan melakukan pembagian

tugas kepada para staff, seperti yang disampaikan oleh Bapak Lilik

sebagai berikut :

“Pasti. Dalam organisasi pelaksanaan itu ada. Kita bagi-bagi


tugas, supaya kalau ada berita yang hanya menebar sensasi
muncul kepermukaan bisa ke klipping pusat. Itu kita bagi
tugas.”

Beliau juga menambahkan terkait pembagian tugas dalam tim

media yang dilakukan oleh divisi hukum & humas, seperti berikut :

“Ya, contohnya itu diberikan tugas si nizar yang cari


beritanya dan menseleksi berita yang perlu di klipping atau
tidak, kemudian supervisor tugasnya untuk koordinator media,
menghubungi media untuk misalnya pengumuman
pemadaman, kemudian kalo prinsip ada tingkatanya lagi
supervisor ke atas. Yang prinsip lagi, hak jawab ada di Deputi
Manager Hukum & Humas, ya. Kemudian berkoordinasi
dengan General Manager. Makanya menurut SK Direksi yang
boleh berbicara untuk konsumsi publik adalah hanya Deputi
Manager Hukum & Humas PLN WS2JB.”

Berdasarkan dari hasil wawancara diatas, humas PLN WS2JB

cabang Palembang sudah cukup baik dalam melakukan


101

pengorganisasian. Dapat dikatakan cukup baik karena, sudah

membentuk tim media dan melakukan pembagian tugas kepada

para staff sesuai dengan teori Yosal Iriantara terkait

pengorganisasian. Namun dilihat dari hasil wawancara, penulis

mendapatkan temuan bahwa ada staff lain yang seharusnya

melakukan kegiatan tim media seperti seleksi berita tetapi justru

staff tersebut tidak diberikan tugas yang seharusnya dilakukan.

Menanggapi terkait alasan dilimpahkan tugas humas seleksi

berita kepada pegawai outsourcing, Pak Lilik selaku Deputi

Manager Hukum & Humas menyatakan bahwa :

“Contohnya saja itu, kayak si Nizar. Dia memang bukan


pegawai tetap tapi dia membantu dalam pekerjaan humas untuk
melakukan klipping berita jadi bukan suatu masalah. Sama saja
kok. Selagi dia berkompeten dan bertanggung jawab apa
salahnya. Kita disini saling bantu kok, gak harus humas semua
yang bertugas.Ya ?!”.

Dari pernyataan diatas menyatakan bahwa tidak harus pegawai

tetap atau pegawai humas saja yang harus melakukan tugas untuk

penyeleksi berita, selagi sifatnya membantu untuk sedikit

meringankan pekerjaan humas lainnya. Namun seharusnya

pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah

disusun merujuk pada peraturan yang dikeluarkan oleh PT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

(WS2JB) cabang Palembang. Setiap staff harus bekerja sesuai

dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-


102

masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja

perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam hal pembagian tugas tim

media yang mempunyai tugas untuk menyeleksi, melakukan

klipping berita dan menganalisis klipping berita serta mengirimkan

analisis klipping berita ke manager-manager divisi lain adalah

asisten hubungan masyarakat. Selain itu juga, menurut Yosal

Iriantara ada 3 dalam pembentukan media yaitu koordinator media,

juru bicara dan penulis. Hal tersebut juga sudah terpenuhi oleh

humas PLN WS2JB.Berikut tabel pembagian staff dalam

pembentukan Tim media pada bagian Hukum & Humas PT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

(WS2JB) cabang Palembang:

Tabel 5.2
Daftar Pembagian Tugas Tim Media
No Nama Staff Jabatan Peran
1. Lilik Hendro Purnomo Deputi Manager Hukum Juru Bicara
& Humas
2. Rosmalina Supervisor Humas & KBL Koordinator media

3. M. Nizar Pegewai Outsourcing Penulis dan Seleksi Berita

Sumber : Hasil Wawancara (2017) dan diolah oleh penulis

c. Tindakan
Tindakan adalah menggerakkan semua anggota kelompok

untuk bekerja agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam

mengimplementasikan aktivitas perusahaan, humas PLN

WS2JBsalah satunya harus menjaga hubungan harmonis antara

rekan kerja yang dalam hal ini adalah rekan-rekan dari media.
103

Humas PLN WS2JB dalam melakukan strategi media relation juga

harus diperlukan untuk melakukan aktivitas kehumasan dengan

rekan-rekan media. Tujuan dari adanya tahap ini ialah dapat

menciptakan kerja sama yang lebih efisien dan dapat

menumbuhkan kepercayaan.

Pada tahap ini, humas PLN WS2JB telah melakukan berbagai

aktivitas media relationmulai dari konferensi pers hingga media

gathering,seperti yang sudah disampaikan oleh Bapak Lilik dalam

wawancara, yaitu sebagai berikut :

“Iya selalu dilakukan. Kalau misalnya kita dalam satu kontek


moment tertentu atau pekerjaan yang diberitakan oleh
beberapa media tapi tidak seragam beritanya saling
membelakangi misalnya ya maka dibutuhkan keseragaman
informasi kepada masyarakat luas, maka dibutuhkan
konferensi pers. Dikumpulkan dari seluruh media online, cetak
maupun elektronik maka kita bicara satu yang sebenarnya.”

Selain wawancara diatas, selama penulis melakukan observasi

dan didukung dengan dokumentasi dari arsip di kehumasan, humas

PLN WS2JB sudah melakukan berbagai aktivitas media relation,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Jumpa Pers

Jumpa pers merupakan informasi yang diberikan secara

silmutan atau bersamaan oleh seseorang dari pejabat atau

pimpinan dari perusahaan kepada sekelompok wartawan.

Adapun jumpa pers yang dilakukan oleh humas PLN WS2JB ini

merupakan kegiatan yang sesuai dengan jadwal agenda


104

perusahaanyang bertujuan untuk menanggapi isu-isu yang

berkembang di publik dengan mengundang wartawan dan

menyajikan narasumber terkait agenda jumpa pers.

Gambar 5.1 Jumpa Pers GM PT PLN WS2JB


Sumber : Dokumentasi PT PLN WS2JB

Gambar 5.2 Jumpa Pers GM PT PLN WS2JB


Sumber : Dokumentasi PT PLN WS2JB

Dalam kegiatan jumpa pers ini mengundang para wartawan

dan menghadirkan GM PT PLN (Persero) WS2JB selaku

narasumber, dimana kegiatan tersebut membahas mengenai

pemadaman.

2. Press Briefing
105

Press Briefing yaitu pemberian informasi yang

diselenggarakan secara reguler oleh humas. Dalam kegiatan ini

disampaikan informasi-informasi mengenai kegiatan yang baru

terjadi kepada pers. HumasPT PLN WS2JB selalu melakukan

kegiatan press briefing terlebih dahulu dengan media massa baik

sebelum ataupun sesudah kegiatan, press breafingyang

dilakukan humas PLN ini cukup sederhana yaitu dengan cara,

mengumpulkan para wartawan dan diadakan sesi tanya jawab

apabila menginginkan keterangan lebih perinci mengenai

kegiatan yang telah dilakukan.

3. Press Tour

Press Tour merupakan aktivitas yang diselenggarakan oleh

suatu lembaga atau perusahaan untuk mengunjungi daerah

tertentu dan pers diajak untuk menikmati objek wisata yang

menarik. Humas PLN membuat kegiatan yang melibatkan media

massa secara langsung, seperti media cetak dan media elektronik

untuk mengikuti sebuah perjalanan kunjungan kerja. Program

tersebut sangat efektif dalam membangun hubungan yang baik

kepada pers, karena didalamnya terjalin sebuah hubungan

komunikasi yang harmonis. Kegiatan press tour inibertujuan

untuk kepentingan perusahaanyang berupa peningkatan kualitas

kerja Divisi Humas PT PLN (Persero) WS2JB. Selain menjadi

kepentingan untuk peningkatan kualitas kerja, press tour ini juga


106

merupakan sebuah moment yang sangat bagus untuk

melakukan pendekatan secara emosional serta menjalin

kebersamaan antara humas dengan media massa (Pers).Salah

satu kegiatan press tour yang telah dilakukan oleh humas PT

PLN WS2JB yaitu kunjungan kerja bersama pers (Media

Gathering) ke PT PLN Sektor Pembangkitan Bukit Asam.

Maksud dilakukannya kegiatan ini adalah untuk membangun

sinergi yang menciptakan saling pengertian, saling mengenal,

mendukung serta saling menghormati profesi satu sama lain

sebagai mitra kerja yang positif.

Gambar 5.3 Media Gathering ke PT PLN Pembangkitan Bukit Asam


Sumber: Dokumentasi Divisi Humas 23/07/16
107

Gambar 5.4 Media Gathering ke PT PLN Pembangkitan Bukit Asam


Sumber: Dokumentasi Divisi Humas 23/07/16

4. Press Release

Press releasemerupakan siaran pers sebagai publisitas yang

digunakan dalam kegiatan humas untuk menyebarkan berita.

Aktivitas ini merupakan pemberian informasi dari humas PLN

kepada publik melalui media massa.Press releasedibuat oleh

humas PLN setelah kegiatan selesai dan langsung dikirmkan

melaluie-mail ke berbagai media partner untuk di

publishkeesokan harinya. Penggunaan press releasemerupakan

bentuk upaya humas untuk meningkatkan brand image PT PLN

(Persero) WS2JB terkait kegiatan kepada publik. Dalam hal ini,

humas juga sudah sering melakukan pemberian press release

kepada rekan media terkait kegiatan atau informasi hal tersebut

dibenarkan oleh Pak Yandi selaku wartawan Sriwijaya Post,

yaitu:
108

“Mayoritas sering, kebanyakan kegiatan ada press


releasenya. Karna press release itu penting kadang-kadang
ada istilah-istilah kelistrikan yang kita belum paham. Jadi
dengan ada press release kita bisa memahami istilah-istilah
tersebut”.

5. Special Event

Special Event merupakan peristiwa khusus sebagai suatu

kegiatan humas yang penting dan memuaskan banyak orang

untuk ikut serta dalam suatu kesempatan dengan mengundang

pers untuk meliputnya. Tujuan dari aktivitas ini ialah untuk

menarik perhatian media pers dan publik terhadap perusahaan

atau produk tertentu yang akan ditampilkan dalam acara

tersebut. Dalam kegiatan ini wartawan diajak untuk bersama-

sama meliput kegiatan khusus yang diselenggarakan oleh humas

PLN sehingga wartawan dapat mendapatkan fakta mengenai

kegiatan secara langsung. Humas di PT PLN (Persero) WS2JB

telah mengadakan beberapa special event, yaitu PLN Peduli

dengan bertemakan “Buka bersama dengan 1000 anak yatim”

dan launching mengenai “Listrik Pintar” yang diiklankan

melalui media massa.


109

Gambar 5.5 PLN Peduli


Sumber: Dokumentasi Divisi Humas 20/07/16

Dalam kegiatan ini humas dari PT PLN (Persero) WS2JB

megajak beberapa media partner seperti media cetak yaitu

Sriwijaya Post. Kegiatan PLN Peduli ini rutin dijalankan oleh

PLN setiap tahunnya guna sebagai tanggung jawab sosial

sekaligus meningkatkan brand image PT PLN (Persero) WS2JB

dimata publik. Selain itu humas PLN juga mengadakan

launching produk tentang “Listrik Pintar”.

Gambar 5.6Launching Listrik Pintar


Sumber: Dokumentasi Divisi Humas 20/07/16
Kegiatan special events ini bertujuan untuk

mempromosikan semua hal baru tentang ketenagalistrikan

kepada masyarakat melalui media elektronik seperti Televisi dan

Radio. Penggunaan media televisidalam memberikan informasi

kepada masyarakat ini dimaksud agar pesan yang akan

disampaikan oleh PLN kepada masyarakat dapat tepat sasaran

dan memberikan pemahaman yang lebih kepada pelanggan.

Karena pesan yang disampaikan dari media televisi ini


110

menggabungkan visualisasi antara gambar dan suara. Selain itu,

radio juga menjadi media penunjang proses promosi listrik

pintar. Melalui radio dapat mempermudahpraktisi humas PLN

WS2JB dan pelanggan dalam melakukan Tanya jawab tentang

permasalahan dan informasi kelistrikkan yang sedang

disampaikan oleh praktisi humas.

6. Press Lunch

Press Lunch yaitu humas mengadakan jamuan makan siang

bagi para wakil media massa dengan menghadirkan top

manajemen perusahaan. Kegiatan ini merupakan kesempatan ini

pihak media bisa bertemu dengan top management perusahaan

guna mendengarkan perkembangan perusahaan. Dalam hal ini,

PT PLN WS2JB telah mengadakan kegiatan berupa jamuan

makan siang bersama (Halal Bihalal) dengan para Media Massa

beserta Mitra Kerja

Gambar 5.7 Halal Bihalal dengan media massa dan mitra kerja
Sumber : Dokumentasi Humas PT PLN WS2JB (2016)
111

Kegiatan halal bihalal dengan Pers dan Mitra kerja ini

dilaksanakan di RM. Sri Melayu. Kegiatan ini bertujuan untuk

membicarakan proses bisnis PT PLN (Persero) WS2JB.

7. Wawancara Pers

Wawancara pers, yaitu wawancara yang sifatnya lebih

pribadi, lebih individu. Humas atau pimpinan pucak yang

diwawancari hanya berhadapan dengan wartawan atau reporter

yang bersangkutan. Dalam hal ini, humas PLN WS2JB juga

sudah melakukan aktivtas ini seperti yang telah disampaikan

oleh Bapak Lilik baru-baru ini pada saat wawancara :

“Iya, kita juga sudah melakukan itu. Jadi sebelum berita


terblow-up di media dia, dia kita undang terlebih dahulu,
ya. Kadang dia sendiri datang kesini untuk menanyakan isu
yang berkembang. Dia klarifikasi dulu ke kita benar atau
tidak. Ada inisiatif dari dia sendiri untuk menanyakan itu ke
kita. Kita mempersilahkan kok untuk rekan media datang
kesini untuk cari informasi tentang kita tentang proses
bisnis PLN. Tapi memang tidak semua kita bagikan.”

Dalam melakukan membina hubungan dengan rekan media

dibutuhkan kegiatan yang dilakukan secara rutin dalam jangka

waktu yang lama ataupun dalam jangka waktu yang pendek. Hal

tersebut dapat membuat hubungan antara keduanya dapat

terbangun dengan harmonis. Humas PLN WS2JB juga telah

melakukan kegiatan bersama dengan rekan media mau itu kegiatan

resmi ataupun kegiatan non formal telah dilakukan secara rutin atau

berulang. Hal tersebut juga telah disampaikan oleh Bapak Lilik,

yaitu:
112

“Tergantung, ya ?. kalau media gathering itu tadi, makan


bersama, hal-hal semacam itu sering sekali kita lakukan.

Hal tersebut ternyata juga dibenarkan oleh salah satu

perwakilan narasumber dari media nasional (stasiun televisi RCTI)

Ibu Fauziah seperti berikut ini :

“Banyak ya. Salah satunya kita kemarin diundang untuk


meliput sosialisasi lalukita juga sering diajak untuk makan
bersama”.
Dari pernyataan tersebut menjelaskan bahwa benar adanya

humas PLN WS2JB cabang Palembang tidak hanya menjalin

hubungan dengan rekan media hanya sekali namun hubungan

tersebut dijalankan secara rutin. Pernyataan diatas juga merupakan

salah satu bukti bahwa humas PLN WS2JB telah melakukan

kegiatan aktivitas media relation yaitu sosialisasi.

Ketika melakukan kegiatan media relation pasti mempunyai

kesulitan-kesulitan tersendiri bagi perusahaan, hal itu juga

disampaikan oleh Bapak Lilik, seperti berikut ini :

“Sebenernya sudah berjalan sesuai dengan rencana.


Kesulitannya pasti ada, dari awal dulu sebelum proses bisnis
kita belum dikenal secara benar oleh seluruh media itu
memang banyak penafsiran-penafsiran atau berita-berita
yang tidak pas ya awal, tapi sekarang karena sudah berjalan
dan itu kita lakukan secara simultan maka semua sudah
berjalan dengan baik dan target yang dihasilkan sudah cukup
baik.”

Dari hasil wawancara mendalam dan observasi yang didapat

dilapangan serta didukung dari dokumentasi arsip kehumasan,

Humas PT PLN (Persero) WS2JB sudah sangat baik dalam

melakukan tahap tindakan pada proses strategi media


113

relationkarena humas PLN WS2JB sudah melaksanakan semua

bentuk aktivitas humas dengan media relation, sesuai dengan yang

disampaikan oleh Elvinaro dkk dalam upaya membina

mediarelation. Dari pernyataan diatas, humas PLN WS2JB juga

sudah melakukan pertemuan dengan rekan-rekan media secara

rutin, namun memang tergantung pada kegiatan apa yang

dilakukan. Untuk kegiatan personal atau diluar dari kegiatan resmi,

humas melakukan secara rutin. Tapi untuk kegiatan formal humas

juga melakukan secara rutin namun memang dalam jangka waktu

yang lama, seperti press tour atau special event dilakukan setahun

sekali. Humas PLN WS2JB juga memiliki kesulitan-kesulitan

tersendiri pada saat akan membina hubungan dengan rekan media.

Namun dengan berjalannya waktu kesulitan tersebut dapat diatasi

dengan berbagai taktik atau cara yang telah dilakukan oleh humas

PLN WS2JB.

d. Pengawasan

Pengawasan bukanlah hanya sekedar mengendalikan

pelaksanaan program dan aktivitas perusahaan, namun juga

mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan koreksi. Dengan

demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan dengan maksud

pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Agar pekerjaan

berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan maka dibutuhkan

pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan. Dengan adanya


114

pengawasan dapat mengantisipasi kemungkinan kondisi yang

buruk dan mencari solusi yang tepat untuk penyelesaian. Dalam hal

ini, Humas PLN WS2JB harus mempunyai cara untuk mengontrol

pelaksanaan terkait berita-berita yang muncul dari media dan

melakukan tindakan untuk menyelesaikan persoalan jika terdapat

hasil berita yang negatif.

Humas PLN WS2JB memiliki cara untuk melakukan

pengawasan terhadap berita-berita yang masuk dengan melihat dari

klipping berita yang dilakukan pada divisi hukum & humas setiap

harinya, seperti yang disampaikan oleh Bapak Lilik, yaitu :

“iya, kalau pengawasan ada 2. Ada acara yang kita minta


liput itu sudah jelas, tapi diluar itu ada temuan berita. Untuk
temuan berita yang ada di unit-unit terjauh misalnya
terpencil dari ujung pelayanan kita itu biasanya sebelum di
angkat ke berita untuk dikonsumsi masyarakat, jam 7 atau 10
malam mereka konfirmasi dulu ke kita. Berita miring misalnya
dan kalaupun itu memang benar langsung kita beritahu
solusinya seperti apa bukan menolak berita itu. Berita yang
kritik itu kalau itu memang benar adanya maka langsung kita
tambahkan untuk diberikan solusi. Masalah yang diaangkat
masyarakat langsung juga diberikan solusinya, supaya berita
yang diberikan ke masyarakat sudah dalam bentuk berita
penyelesaian. Lalu, untuk yang ada di unit terdekat
bagaimana ? ya itu tadi, yang kalian kemaren kerjakan. Apa ?
Klipping ? Klipping berita. Dari situ kita lihat, kita seleksi.”

Setelah melakukan klipping berita jika ada pemberitaan negatif

yang muncul maka humas membuka kesempatan untuk rekan-

rekan melakukan klarifikasi secara langsung, seperti yang

dikatakan juga oleh Bapak Lilik, seperti berikut :

“Disini saya ada wa group. Walaupun secara tertulis tidak


ada aturan tapi kita punya kesepakatan yang tidak tertulis.
115

Jadi, kalau di media ada isu negatif ke dia masuk dan dia
perlu wajib klarifikasi ke saya sebelum dia blow-up ke publik
dia wajib untuk klarifikasi.”

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam tahap

pengawasannya humas sudah melakukan pengawasan dengan baik,

dapat dikatakan baik karena humas PLN WS2JB Palembang sudah

memenuhi terkait aktivitas media relation sesuai dengan kriteria

yang ada. Menurut Yosal Iriantara, satu hal penting dalam

implementasi rencana adalah melakukan monitoring. Monitoring

merupakan bentuk pengawasan dan pengumpulan informasi

mengenai tahapan pencapaian tujuan suatu perusahaan (Iriantara,

2011: 62). Untuk tindakan yang dilakukan juga sudah baik, dengan

adanya klarifikasi terlebih dahulu maka akan meminimalisir kan

kesalahpahaman yang akan berdampak ke masyarakat luas

(Pelanggan) dari proses bisnis PLN WS2JB yang nantinya dapat

membuat citra perusahaan menjadi buruk.

Gambar 5.8 Monitoring Klipping Berita


Sumber : Dokumentasi Humas PT PLN WS2JB (2016)
116

Adapun kesimpulan dari hasil wawancara penulis dilapangan

yaitu :

Tabel 5.3
Kesimpulan Per Indikator
No Indikator Kesimpulan
.
1. Perencanaan Dalam hal ini, humas PLN WS2JB
melakukan cara untuk membina
hubungan baik dengan media
diantaranya dengan cara :
a. Penetapan tujuan dengan mempunyai
program tahunan yang dilakukan
setiap triwulan, semester,bulanan dan
mingguan, seperti sosialisai ke
berbagai media.
b. Tidak memiliki kriteria target sasaran
media yang akan dipilih, PLN WS2JB
membuka peluang bagi seluruh media
jika ingin bekerja sama.
c. Jangkauan media yang digunakan oleh
PLN WS2JB mulai dari jangkauan
media lokal hingga nasional.
2. Pengorganisasian Dalam hal ini, PLN WS2JB Palembang
melakukan beberapa hal diantaranya :
a. Pembentukan Tim Media pada bagian
Hukum & Humas PLN WS2JB
b. Pembagian tugas kepada para staff
pada divisi hukum & humas di PT
PLN (Persero) WS2JB Palembang
3. Tindakan Dalam melakukan tindakan terkait
strategi membina hubungan dengan
media, PLN WS2JB menjalankan
berbagai aktivitas dengan media
diantaranya :
a. Konferensi Pers, dalam hal ini
dilakukan terkait pembahasan tentang
pemadaman.
b. Press Briefing, yang dilakukan oleh
humas PLN WS2JB untuk sesi tanya
jawab bagi wartawan terkait program
yang akan dilakukan.
c. Press Tour, PLN WS2JB juga telah
mengadakan beberapa kali kegiatan
kunjungan dengan wartawan
117

contohnya seperti melakukan


kunjungan ke PLN Pembangkitan
Bukit Asam.
d. Press Release
e. Special Event, dalam hal ini PLN
WS2JB mengadakan kegiatan “PLN
Peduli” yang diadakan setiap 1 tahun
sekali dengan mengundang dan
mengikutsertakan wartawan di
dalamnya dan juga mengadakan
launching produk tentang “Listrik
Pintar” ke beberapa media.
f. Press Lunch, PLN WS2JB juga telah
menjalankan aktivitas tersebut dengan
mengadakan jamuan makan siang
bersama dengan para mitra kerja dari
PLN WS2JB dan para wartawan.
g. Wawancara Pers, dalam hal ini humas
PLN WS2JB membuka kesempatan
dengan mengundang atau bahkan
inisiatif bagi wartawan itu sendiri
untuk datang ke perusahaan
membicarakan tentang pemberitaan
PLN.
4. Pengawasan Dalam hal ini, humas PLN WS2JB
Palembang melakukan :
Monitoring dari klipping berita yang
setiap harinya dilaksanakan untuk
melakukan pengawasan terhadap
perkembangan pemberitaan tentang PLN
dari berbagai media.
Sumber : Hasil Wawancara dengan Humas PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang (2017) dan
diolah oleh penulis
Berdasarkan teori menurut Yosal Iriantara, mengembangkan

strategi dalam hal media relation sudah sesuai dilakukan oleh

humas PLN WS2JB, dapat dilihat bahwa humas PLN WS2JB telah

menggunakan berbagai media yang ada untuk menyampaikan

pesan kepada masyarakat luas (pelanggan), dan melakukan

pembagian tim media serta melakukan pengawasan untuk

pencegahan dan mengatasi persoalan yang terjadi dengan baik.


118

Dalam segi tindakan yang dilakukan humas PLN WS2JB juga

sudah sepenuhnya menjalankan aktivitas media relation.

3. Mengembangkan Jaringan

Pengembangan jaringan merupakan aspek pokok dalam media

relationperusahaan. Bukan hanya jaringan relasi dengan sesama

wartawan dan media massa, melainkan juga jaringan relasi dengan

pihak lain (Seprofesi atau yang bekerja sama). Hal tersebut

menunjukkan bahwa jaringan relasi tersebut sangat penting bagi

perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu cara untuk

mengembangkan jaringan adalah dengan memasuki organisasi-

organisasi profesi dan juga memiliki kontak dengan para rekan-rekan

media (kewartawanan) mulai dari wartawan lokal hingga wartawan

nasional.Terdapat 2 indikator dalam mengembangkan jaringan, yaitu:

Membuka relasi seprofesi dan Mengembangkan jaringan media.Kedua

indikator tersebut akan dibahas dan dianalisis serta memberikan

kesimpulan dari setiap dimensi variabel.

a. Membuka Relasi Seprofesi

Memiliki kontak dengan rekan seprofesi akan memberikan

manfaat tersendiri, dengan memperluas jaringan tersebut ada

kemungkinan dan berpeluang untuk bisa dijadikan narasumber

dalam seminar atau lokakarya yang diselenggarakan oleh

perusahaan tersebut. Hal tersebut merupakan peluang untuk

melakukan publisitas perusahaan. Dalam hal ini, humas PLN


119

WS2JB harus membuka relasi dengan rekan seprofesi dengan

mengikuti organisasi seprofesi serta menjalin hubungan baik dengan

sesama seprofesi.

Pada saat wawancara dengan humas PLN WS2JB, Bapak Lilik

mengatakan terkait mengikuti organisasi seprofesi beliau

menyatakan bahwa tidak mengikuti perkumpulan organisasi

seprofesi, pernyataan tersebut sebagai berikut :

“Gak, gak ada. Saya gak ikut dalam pada perkumpulan apa-
apa.”

Humas PLN WS2JB memang tidak mengikuti perkumpulan

organisasi seprofesi, namun untuk menjalin hubungan baik dengan

seprofesi humas beliau membina hubungan seprofesi kehumasan

lain yang bekerja sama dengan PLN WS2JB, seperti yang juga

telah disampaikan seperti berikut ini :

“Ya, contohnya dengan PDAM ya. Itu kita selalu saling


kontak. Karena memang kita saling bekerja sama. Seperti
contoh lain pertamina, ya ?.”
Dari pernyataan diatas, humas PLN WS2JB dalam membuka

relasi dengan rekan seprofesi belum berjalan dengan baik.

Dikatakan belum baik karena masih ada yang harus dilakukan dan

belum sesuai dengan kriteria dalam mengembangkan jaringan yaitu

tidak bergabung dalam suatu organisasi. Alasan terkait tidak

bergabungnya humas ke dalam sebuah organisasi dikarenakan

keterbatasan waktu akibat kesibukan lain yang ada di perusahaan

PLN WS2JB Palembang. Oleh karena itu tidak memungkinkan


120

bagi humas PLN WS2JB Palembang untuk mengikuti perkumpulan

disuatu organisasi, seperti yang disampaikan oleh Bapak Lilik

selaku humas PLN WS2JB Palembang berikut ini :

“Ya, yang namanya perkumpulan itu kan dituntut harus aktif


sebagai anggota. Ya ? nah kalau untuk semacam itu saya gak
bisa. Bukan gak bisa, keterbatasan waktu. Tapi kita tetep
menjalin komunikasi yang baik dengan rekan media maupun
rekan humas lain yang bekerja sama dengan kita, contohnya
ya itu tadi sudah saya katakan seperti Pertamina, PDAM dan
lain-lain”.

Dari pernyataan diatas, humas PLN WS2JB Palembang tetap

menjalin komunikasi yang baik dengan rekan media maupun rekan

seprofesi namun memang tidak dapat bergabung di dalam suatu

perkumpulan organisasi. Dalam membuka relasi seprofesi lebih

baik jika humas itu sendiri ikut bergabung di sebuah perkumpulan

seprofesi, seperti PERHUMAS dan organisasi lain sebagainya

seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PSI), tujuannya dengan

bergabung dan menjalin hubungan rekan seprofesi ataupun rekan

wartawan akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan itu

sendiri nantinya yang dapat menghasilkan citra perusahaan.

b. Mengembangkan jaringan media massa

Menurut Agoglia, pentingnya mengembangkan jaringan

dengan para wartawan. Membuka relasi dengan para wartawan

lokal lalu berkembang mengembangkan relasi dengan wartawan

nasional. Relasi dengan wartawan itu akan membuka peluang bagi

perusahaan untuk dijadikan sebagai sumber berita. Dalam hal ini,


121

PLN WS2JB harus membina hubungan dengan wartawan yang

tingkatannya lebih besar. Humas PLN WS2JB sudah mempunyai

hubungan yang baik dengan wartawan yang tingkatan medianya

lebih besar dari lokal hingga nasional. Hal tersebut dinyatakan oleh

Bapak Lilik sebagai berikut :

“Iya, seperti yang saya bilang tadi. Kita membuka seluruh


untuk rekan media manapun. Mau itu media lokal, ataupun
media nasional. Kita juga saling punya kontak masing-
masing. Sejauh ini hubungan yang sudah terjalin sangat
baik.”

Dari pernyataan diatas bahwa humas PLN WS2JB dalam

mengembangkan jaringan wartawan sudah sangat baik dan dapat

dikatakan baik dikarenakan humas PLN WS2JB selalu saling

menjaga komunikasi dan komunikasi yang terjalin diantara

keduanya juga baik serta dalam mengembangkan jaringan media

massa humas juga tidak hanya terpaku pada media lokal saja

namun menjalin hubungan baik dengan media nasional. Hal

tersebut dibuktikan dengan adanya kerja sama dan menjalin

hubungan baik dengan media nasional salah satunya media

elektronik yaitu RCTI, seperti yang disampaikan oleh Ibu Fauziah

selaku manager bidang RCTI :

“Sejauh ini baik-baik wae. Cukup terbuka selama kita bekerja


sama. Kita juga saling komunikasi membicarakan tentang
persoalan-persoalan yang sedang hangat diperbincangkan di
masyarakat.”

Adapun kesimpulan dari hasil wawancara disetiap indikator

diantaranya sebagai berikut :


122

Tabel 5.4
Kesimpulan Per Indikator

No Indikator Kesimpulan
.
1. Membuka relasi
seprofesi Dalam hal ini, humas PLN WS2JB
Palembang melakukan :
Hubungan komunikasi yang baik
dengan relasi seprofesi yang
perusahaannya bekerja sama dengan
PLN WS2JB
2.
Mengembangkan Dalam hal ini, humas PLN WS2JB
jaringan media Palembang :
massa 1. Menjalin hubungan baik dengan
wartawan dan media massa
2. Membuka peluang untuk seluruh
media mulai dari media lokal hingga
media nasional.
Sumber : Hasil Wawancara dengan Humas PT PLN (Persero) Wilayah
Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (WS2JB) cabang Palembang (2017) dan
diolah oleh penulis

Dapat disimpulkan dari hasi wawancara, maka berdasarkan

teori yang diutarakan oleh Yosal Iriantara dalam mengembangkan

jaringan terhadap media relation, dalam wawancara dan observasi

di lapangan dapat disimpulkan bahwa humas PLN WS2JB masih

terbilang belum baik. Dikatakan belum baik karena dalam

mengembangkan jaringan itu sendiri diperlukan adanya hubungan

yang baik pula dengan sesama seprofesi, namun dalam penelitian

ini penulis menemukan kekurangan pada humas PLN WS2JB,

dikarenakan ada kegiatan yang dijalankan humas PLN WS2JB


123

untuk mengembangkan jaringan namun humas PLN WS2JB tidak

menjalankan hal tersebut.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan dari hasil

wawancara, dokumentasi dan observasi dilapangan kemudian dianalisis, dan

diinterpretasi dalam penelitian ini, penulis sampai pada beberapa poin

kesimpulan terkait dengan strategi media relation yang dijalankan PT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) dalam

upaya menjaga citra perusahaan. Strategi media relation yang dijalankan

humas PLN WS2JB dalam menjalin hubungan dengan media massa dibagi

menjadi tiga, yaitu: Pertama, dalam mengelola relasi dengan media massa

humas PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu

(WS2JB) cabang Palembang dengan membangun pendekatan secara

personal dengan saling berkomunikasi seperti pada saat momen hari raya

dan mengadakan kegiatan bersama seperti karaoke bersama, golf bersama.

Selain itu, humas PLN WS2JB juga melakukan pelayanan terhadap media

seperti pemberian press release. Kedua, mengembangkan strategi dalam

berhubungan dengan media yaitu humas PLN WS2JB melakukan beberapa

yaitu melakukan pembentukan tim media serta melakukan pembagian tugas

pada beberapa staff yang memiliki tugas berbeda sesuai dengan kemampuan

dan kebijakan. Selain itu, humas PLN WS2JB menjalankan berbagai


125

aktivitas kehumasan, yaitu : konferensi pers, press briefing, press luncheon,

press tour,
126

press release, special event, dan wawancara pers. Ketiga, dalam

mengembangkan jaringan, humas PLN WS2JB membina hubungan yang

sangat baik dengan wartawan media yang lebih besar dari mulai media lokal

hingga media nasional.

Strategi pendekatan media relation PT PLN (Persero) Wilayah

Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) disini humas PLN WS2JB

mendekati media bukan hanya ketika membutuhkan saja melainkan adanya

sama-sama saling menguntungkan diantara keduanya dan pendekatan yang

dilakukan oleh humas PLN WS2JB juga melalui pendekatan yang baik dan

tidak melanggar dari etika yang sudah ada diantara kedua belah pihak.

6.2 Saran

Penelitian ini dapat digunakan oleh divisi hukum & humasPT PLN

(Persero) Wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Bengkulu (WS2JB) untuk

membuat perencanaan strategi media relation yang lebih efektif dan optimal

lagi kedepannya, serta dapat pula digunakan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan untuk memperbaiki kekurangan- kekurangan dalam

pelaksanaan media relation dan lebih bisa memenuhi kebutuhanwartawan

untuk kenyamanan mereka dalam mencari informasi tentang perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Ardianto, Elvinaro, dkk. 2007. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Bandung:


Simbiosa
Bungin. Burhan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers
Iriantara, Yosan. Edisi Revisi, 2011. Media Relations: Konsep, Pendekatan dan
Praktik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Kriyantono, Rachmat. 2010. Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group
Kriyantono, Rachmat. 2012. Public Relation & Crisis Management : Pendekatan
Critical Public Relations Etnografi Kritis & Kualitatif. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group
Moleong, Lexy J. Edisi Revisi, 2015.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT
Remaja Rosidakarya
Nina, Yuliana. 2014. Media Relations. Yogyakarta : Graha Ilmu
Nurudin. 2008. Hubungan Media Konsep dan Aplikasi. Jakarta:Raja Grafindo
Persada

Rumanti, Maria Assumpta. 2005. Dasar-dasar Public Relations : Teori dan


Praktik. Jakarta : Grasindo
Ruslan, Rosady. Edisi Revisi, 2014. Manajemen Public Relation dan Media
Komunikasi:Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers
Soemirat, Soleh dan Adrianto, Elvinaro. 2012. Dasar-Dasar Public Relations.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Wardhani, Diah. 2008. Media Relations: Sarana Membangun Reputasi
Organisasi. Jakarta: Graha Ilmu

Jurnal dan Skripsi

Sari, Kartika. 2015.Aktivitas Media Relation Kepolisian Polresta Surakarta


dalam Menjalankan Media Relation. Dipetik November 6, 2017, dari
https://www.journals.ums.ac.id/index.php/komuniti/article/download/2464/1
658
Deli, Yogi Chatra dan Nurjanah. 2005. Strategi Media Relations Divisi
Communications Departemen Policy Government And Public Affairs
(Pgpa) PT Chevron Pacific Indonesia (Pt Cpi) Dalam Menjaga Citra
Positif Perusahaan. Dipetik Februari 19, 2017, dari
https://www.academia.edu/9485566/strategi_media_relations_divisi_comm
unications_departemen_policy_government_and_public_affairs_pgpa_pt_c
hevron_pacific_indonesia_pt_cpi_dalam_menjaga_citra_positif_perusahaan

127
128

Hakim, Wahid Faysal. 2013. Strategi Media Relations Sebagai Upaya


MeningkatkanCitra Positif Hotel Ibis Solo. Dipetik 13 Februari, 2017, dari
http://www.eprints.ums.ac.id/27302/11/02._Naskah_Publikasi.pdf
Olga, Sandra. 2013. Strategi Media Relations Ciputra World Surabaya dalam
Special Event Halloweenation 2013. Dipetik Januari 25, 2017, dari
http://www.e-jurnal.com/2015/01/strategi-media-relations-ciputra-
world.html
Saputra, Dedy Riyadin. 2013. Aktivitas humas dalam menjalankan media
relations pada bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Yogyakarta.
Dipetik Februari 21, 2017, dari http://digilib.uin-suka.ac.id/4369/
Wahyuni, Ely Sri. 2008. Aktivitas Media Relations PT Telkom Tbk dalam Special
Event Flexi Jalan Sehat di Jakarta Periode (Mei 2006 – Mei 2007). Dipetik
Desember 23, 2017, dari http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/n!
@file_skripsi/04203-035%20Ely%20Sriwahyuni.pdf
Website
http://belajarkomunikasi2009.blogspot.co.id/2009/12/yukmengenal-aktivitas-
pr.html, diakses pada tanggal 23 Desember 2016
https://dinarjamaudin07.wordpress.com/2014/01/28/media-relations/, diakses
pada tanggal 24 Januari2017
http://himikomunib.org/2015/12/perencanaan-program-kerja-humas-public.html,
diakses pada tanggal 13 Januari 2017

Anda mungkin juga menyukai