Anda di halaman 1dari 21

BAHAN AJAR

PROMOSI KESEHATAN

OLEH :

KELOMPOK 13/KELAS 2.3

I GUSTI AYU AMRITA ISWARI P07120018105

MADE YUDHI ARNAYA P07120018106

PUTU DEVAYU ANTAREZHTTA P07120018111

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLTEKES DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2020

1
Konsep- konsep Kunci :

1. Batasan Perilaku
2. Perilaku Kesehatan
3. Domain Perilaku
4. Perubahan (Adobsi) Perilaku Dan Indikatornya
5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan

2
PETUNJUK

1. Pelajari materi bab I dengan tekun dan disiplin!.


2. Penyajian setiap bab meliputi : judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan pembelajaran
khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman, dan soal-soal akhir
bab yang disertai dengan kunci jawaban.
3. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat menjadi
tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian.
4. Kerjakan soal-soal latihan dan soal akhir bab dengan tekun dan disiplin!.
5. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan dan
wawasan anda!
6. Ikuti urutan penyajian setiap bab tahap demi tahap!
7. Selamat belajar, semoga sukses!

3
Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa dapat mengetahui tentang hubungan kesehatan terhadap
perilaku serta hal-hal yang terkait terhadap perilaku dan kesehatan.
Tujuan Khusus Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami Konsep – konsep Perilaku Kesehatan
dalam Mata Kuliah Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Mampu memahami Batasan Perilaku
2) Mampu memahami Perilaku Kesehatan
3) Mampu memahami Domain Perilaku
4) Mampu memahami Perubahan (Adobsi) Perilaku Dan Indikatornya
5) Mampu memahami Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan

4
A. PENYAJIAN MATERI
1.  Batasan Perilaku
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism
(mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua mahluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan,binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah
tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang
sangat luas antara lain : berjalan,berbicara,menangis,tertawa, bekerja, kuliah,
menulis, membaca,dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skinner (1938) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan
respons, atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh
karena itu perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme,
dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori
“S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skiner membedakan adanya dua
respons:
1. Respondent respons atau reflexive, yaitu respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini
disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons yang relatif tetap.
Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya
terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondent respons ini
juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah
menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan
mengadakan pesta dan sebagainya.
2. Operant respons atau instrumental respons, yaitu respons yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena
memperkuat respons. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan
melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap uraian tugasnya atau
job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya (stimulus

5
baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lahi dalam
melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas
pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas
oleh orang lain. Oleh sebab itu, disebut covert behavior atau unobservable
behavior, misalnya: seorang ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan,
seorang pemuda tahu bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan
seks, dan sebagainya.
b.  Perilaku terbuka (overt behavior)
Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam
bentuk tindakan atau praktik(practice), yang dengan mudah dapat diamati atau
dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behavior, tindakan nyata
atau praktik (practice. Misal, seorang ibu memeriksa kehamilannya atau
membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi, penderita TB paru
minum obat secara teratur, dan sebagainya.

2. Perilaku Kesehatan
a. Definisi Kesehatan 
        Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 memberikan
batasan: kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomi.  Batasan yang diangkat dari batasan kesehatan
menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) yang paling baru ini memang
lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang
mengatakan, bahwa  kesehatan adalah sempurna, baik fisik, mental, maupun

6
sosial, dan tidak hanya terbebas dari penyakit dan cacat. Pada batasan yang
terdahulu, kesehatan itu hanya mencakup tiga aspek, yakni: fisik, mental, dan
sosial, tetapi menurut Undang-undang No. 23/1992, disempurnakan dengan
UU No. 36 tahun 2009, kemudian kesehatan itu mencakup lima aspek yaitu
fisik (badan), mental (jiwa), sosial, spiritual, dan ekonomi (Soekidjo N. :
2012). Hal ini berarti kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik,
mental, spiritual, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktifitasnya
dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Bagi
yang belum memasuki usia kerja, anak dan remaja atau bagi yang sudah tidak
bekerja (pensiun) atau usila (usia lanjut). Berlaku produktif secara sosial,
yakni mempunyai kegiatan, misalnya sekolah atau kuliah bagi anak dan
remaja, dan kegiatan pelayanan sosial bagi usila.Kelima dimensi tersebut
saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan pada seseorang,
kelompok atau masyarakat.Itulah sebabnya kesehatan itu bersifat holistik atau
menyeluruh.
b. Klasifikasi Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan
sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,
serta lingkungan.
Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3
kelompok :
1) Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan
bilamana sakit.
Perilaku ini dilakukan dengan tiga aspek, yakni :
a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit,
serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan
sehat.Kesehatan bersifat sangat dinamis dan relatif, maka orang yang

7
sehat pun perlu mengupayakan diri untuk mencapai tingkat
kesehatan seoptimal mungkin.
c) Perilaku gizi (makanan) dan minuman.Makanan dan minuman dapat
memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi di sisi
lain, makanan dan minuman dapat menjadi penyebab turunnya
kesehatan seseorang, bahkan penyebab timbulnya penyakit. Hal ini
tergantung pada apa makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh
orang tersebut.
2) Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan
(health seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.
3) Perilaku kesehatan lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan
fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya.
Seorang ahli lain (Becker) membuat klasifikasi lain tentang
perilaku kesehatan, yaitu :
a) Perilaku hidup sehat (healthy life style)
Perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang dalam
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.Perilaku ini
mencakup:
(1) Menu makan seimbang(appropriate diet).
Menu seimbang dalam arti kualitas (mengandung zat – zat gizi yang
diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (tidak kurang dan tidak lebih). Secara kualitas mungkin di
Indonesia dikenal dengan Tumpeng Gizi Seimbang.

8
(2) Olahraga teratur
Kualitas gerakan dan kuantitas dalam arti frekuensi dan waktu yang
digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung
dari usia dan status kesehatan yang bersangkutan.
(3) Tidak merokok
Kebiasaan tidak merokok mampu meningkatkan kondisi kesehatan yang
lebih baik di lingkungan terdekat.
(4)Tidak minum-minuman keras dan narkoba.
Kebiasaan ini juga akan meningkatkan kesehatan tubuh kita.
(5) Istirahat yang cukup.
Dengan meningkatkannya kebutuhan istirahat tidur akan membuat
kesehatan kita lebih baik dan terhindar dari penyakit.
(6) Mengendalikan stress.
Stress memang tidak dapat kita hindari tetapi kita bisa menjaga stress agar
tidak menyebabkan gangguan kesehatan dan kita harus dapat mengendalikan atau
mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
(7) Perilaku atau gaya hidup positif.
Perilaku atau gaya hidup lain yang poistif bagi kesehatan, misalnya tidak
berganti-ganti pasangan dalm hubungan seks,penyesuaian diri kita dengan
lingkungan.

b) Perilaku sakit (illness behavior)


Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, pengetahuan tentang
penyebab dan gejala penyakit, serta pengobatannya.

c) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)


Perilaku ini mencakup :
(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
(2) Mengenal / mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan
penyakit yang layak

9
(3) Mengetahui hak (misalnya hak memperoleh perawatan dan pelayanan
kesehatan)

3. Domain Perilaku
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus
atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan
respons sangat beruntung pada karakteristik atau factor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan. Hal ini berarti meskipun stimulusnya sama bagi beberapa
orang, namun respons tiap-tiap orang berbeda. Factor-faktor yang membedakan
respons terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku.
Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua,yakni :
1. Determinan atau factor internal,yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat
emosional,jenis kelamin.
2. Determinan atau factor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan
fisik,social,budaya,ekonomi, politik. Factor lingkungan ini sering
merupakan factor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
Dari urairan diatas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah merupakan
totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang,yang merupakan hasil
bersama antara berbagai factor, baik factor internal dan eksternal. Dalam
perkembangan selanjutnya oleh para ahli Psikologi pendidikan (Benyamin
Bloom, 1908), membagi perilaku manusia ke dalam ketiga domain:

a. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga
( Notoatmodjo, 1993).

10
b. Sikap (attitude)
Proses terbentuknya sikap dan reaksi

Reaksi
Stimulus
Rangsangan Proses Stimulus
Tingkah laku
(Terbuka)

Sikap

(Tertutup)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
mempunyai tiga komponen pokok :
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.
Dalam penentuan sikap yang utuh ini ,pengetahuan,pikiran,keyakinan,dan emosi
memegang peranan penting. Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari
berbagai tingkatan :
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

11
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

c. Praktik atau tindakan (practice)


Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara
lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai
beberapa tingkatan :
1) Persepsi (perception)
Mengenal dan memilih berbagai objek sepengaruh dengan tindakan
yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.
2) Respon terpimpin (guide response)
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat kedua.
3) Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktik tingkat tiga.
4) Adaptasi (adaption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa mengurangi
kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara
langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran
juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi
tindakan atau kegiatan responden.

4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya


Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks
dan memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku

12
seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam hidupnya melalui
tiga tahap, sebagai berikut :
a. pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku baru, ia harus tahu
terlebih dahulu manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya.
Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat dikelompokan
menjadi :
1. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi
a. Penyebab penyakit
b. Gejala dan tanda penyakit
c. Bagaimana cara pengobatan,atau kemana mencari
pengobatan
d. Bagaimana cara penularannya
e. Bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi
2. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup
sehat
a. Jenis-jenis makanan yang bergizi
b. Manfaat makan yang bergizi bagi kesehatan
c. Pentingnya olahraga kesehatan
3. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
a. Manfaat air bersih
b. Cara-cara pembuangan limbah yang sehat,termasuk
pembuangan sampah
c. Akibat polusi (air,udara,dan tanah) bagi kesehatan.
b. Sikap
Indikator untuk sikap kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan
kesehatan,yaitu:
1. Sikap terhadap sakit dan penyakit
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala
atau tanda-tanda penyakit,penyebab penyakit,cara penularan,cara
pencegahan.

13
2. Sikap cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara
memelihara dan cara-cara berperilaku hidup sehat. Seperti: olahraga,
makan dan minum, istirahat yang cukup.
3. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Seperti : pendapat atau penilaian terhadap air bersih,pembuangan
limbah,polusi.

c. Praktik atau Tindakan


Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :
1. Respon terpimpin (guided response)
Dapat melakukan sesuatu dengan benar sesuai dengan contoh.
2. Mekanisme (mechanism)
Jika seseorang sudah mampu melakukan sesuatu dengan benar,
maka itu maka menjadi sebuah kebiasaan.
3. Adopsi (adoption)
Praktik mengenai tindakan yang sudah berkembang dengan
baik dan benar.

5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan


Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. susunan saraf pusat


b. persepsi,
c. motivasi,
d. emosi, dan belajar.

Susunan saraf pusat memegang peranan penting dalam perilaku manusia,


karena perilaku merupakan sebuah bentuk perpindahan dari rangsang yang masuk
ke rangsang yang dihasilkan. Perpindahan ini dihasilkan oleh susunan saraf pusat
dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-

14
energi di dalam impul-impul saraf. Impul-impul saraf indra pendengaran,
penglihatan, pembauan, pencecepan, dan perubahan disalurkan dari tempat
terjadinya rangsangan melalui impul-impul saraf ke susunan saraf pusat.
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi.
Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang memiliki persepsi yang
berbeda, meskipun obyeknya sama. Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk
bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan
ini diwujudkan dalam bentuk perilaku. Perilaku dapat juga timbul karena emosi.
Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan
jasmani. Sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan bawaan. Dalam
proses pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan
dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan. Oleh karena itu, perilaku yang timbul karena emosi merupakan
perilaku bawaan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk melalui suatu
proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam pembentukan perilaku dapat
dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan ekstern.

Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi, dan


sebagainya untuk mengolah pengaruh dari luar. Faktor ekstern meliputi obyek,
orang, kelompok, dan hasil kebudayaan yang dijadikan sasaran dalam
mewujudkan 25 bentuk perilakunya. Kedua faktor tersebut dapat terpadu menjadi
perilaku yang selaras dengan lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat
diterima oleh lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.
Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana.

Konsep perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku
sebagai variabel pencampur interviewing variable, oleh karena ia mencampuri
atau mempengaruhi responsi subyek terhadap stimulus. Menurut konsepsi ini
maka perilaku adalah pengorganisasian proses psikologi oleh seseorang yang

15
memberikan predisposisi untuk melakukan responsi menurut cara tertentu
terhadap sesuatu kelas atau golongan obyek.

Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatan,


mempelajari perilaku adalah penting. Karena pendidikan kesehatan sebagai bagian
dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau sarana untuk
menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemkian rupa sehingga individu atau
masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma hidup sehat. Pendidikan
kesehatan bertujuan untuk mengubah perilaku indvidu atau masyarakat sehingga
sesuai dengan norma-norma hidup sehat Soekidjo Notoatmodjo, 2007:149.

16
B. PENUTUP
1. Rangkuman
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan
tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu
keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan
dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan
perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health
knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan
(health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling
berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang
sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan
individu dengan kualitas hidup baik.

17
C. TUGAS DAN LATIHAN
1. Perubahan teori perilaku dalam konsep perilaku adalah..
a. Teori Stimulus Organisme (SOR)
b. Teori Insting
c. Teori Dorongan
d. Teori Insentif
e. Teori Atribusi
2. Pengertian dari Perilaku Manusia menurut Notoatmodjo 2007 adalah...
a. Suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini
berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang
diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan,
dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan
perilaku tertentu pula. 
b.  Tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan
bahkan dipelajari.
c. pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan
untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.
d. Tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan sangat luas antara lain, berjalan, berbicara, menangis,
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.
e. Evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek
atau issue.

3. Yang termasuk pendekatan perubahan perilaku hidup sehat menurut


Becker,1979 adalah ...
a. Aksi gotong royong masyarakat upaya untuk membersihkan
lingkungan menjadi sehat dan bersih.
b. Tindakan pencegahan yang dilakukan oleh pasien, setelah diberikan
informasi oleh dokter.
c. Pentingnya kesehatan, dengan mulai menghentikan kebiasaan
merokok dari diri sendiri.
d. Penyuluhan kepada masyarakat tentang ber-KB.

18
e. Pasien dianjurkan meminum obat oleh dokter, agar sakitnya lekas
sembuh.

4. Makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya yang


sangat terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya, termasuk
contoh dari respondent....
a. Reflexive
b. Operan Respons
c. Instrumental respons
d. Reinforcing stimulation
e. Reinforcer
5. Terdapat 6 langkah proses perubahan perilaku kesehatan, yaitu penilaian
sosial, penilaian epidemiologi, penilaian perilaku dan lingkungan,
identifikasi faktor, penilaian administrasi dan kebijakan, implementasi dan
evaluasi. Proses perubahan perilaku kesehatan ini dikemukakan ole....
a. Skiner (1938)
b. Notoatmodjo, 2007
c. Green dkk (1999) yang dikutip Gielen, dkk (2002)
d. Soekidjo N. : 2012
e. Benyamin Bloom, 1908
6. Bentuk perilaku ini dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang
lain, tindakannya nyata. Bentuk perilaku ini termasuk ....
a. Perilaku tertutup
b. Covert behavior
c. Overt Behavior
d. Tertutup
e. Terselubung
7. Untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu diciptakan dalam suatu
kondisi tertentu disebut...
a. Operant respons
b. Operant conditioning
c. Reinforcer

19
d. Rewards
e. Respondent respons
8. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa
sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu….
a. Kepercayaan,kehidupan emosional, kecenderungan untuk
bertindak
b. Menerima, merespon, bertanggung jawab
c. Praktik, tindakan, persepsi
d. Valuing, responding, responsible
e. Receiving, practice, suport
9. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni Awareness, interest, evaluating, trial,
adoption. Ini adalah pendapat dari...
a. Penelitian Rogers, 1979
b. Notoatmodjo, 2007
c. Green dkk (1999) yang dikutip Gielen, dkk (2002)
d. Soekidjo N. : 2012
e. Benyamin Bloom, 1908
10. Aspek yang mencakup kesehatan yaitu, kecuali:
a. fisik (badan),
b. mental (jiwa),
c. Sosial
d. Pengetahuan
11.

20
SUMBER PENDUKUNG

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.


Jakarta: PT Rineka Cipta.

http://id.scribd.com/document/377125671/Adopsi-Perilaku

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/58768/Chapter%20ll.pdf?
sequence=4&Allowed=y

https://text-id.123dok.com/document/wq209xk6z-aspek-sosio-psikologi-perilaku-
kesehatan.html

21

Anda mungkin juga menyukai