Laporan Lengkap Trafo
Laporan Lengkap Trafo
Marilah kita panjatkan puji serta syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunianya laporan lengkap praktikum Trafo dini dapat diselesaikan.
Dengan adanya praktek ini telah menambah wawasan dalam hal teknologi dalam bidang
teknik yang sangat di butuhkan oleh seorang mahasiswa agar menjadi seorang lulusan sarjana
teknik yang mampu bersaing didunia industri.
Penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan praktek ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada
pembimbing praktek.
Untuk itu penyusun mohon maaf bila dalam laporan ini masih banyak kekurangan.
Saran dan kritik yang membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun berharap agar laporan ini berguna bagi semua pihak dalam memberi
informasi.
i
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini hampir seluruh benda yang kita gunakan untuk beraktivitas adalah benda
elektronik yang menggunakan listrik. Bisa dikatakan listrik adalah salah satu kebutuhan pokok
di dunia saat ini. Bisakah kita bayangkan bagaimana keadaan dunia sekarang jika tanpa listrik?
Tentu kita akan kembali menjadi manusia yang primitif.
Ketika membahas tentang listrik, tentu tidak terlepas dari kuat arus, beda potensial atau
tegangan dan hambatan. Namun ada beberapa komponen lagi yang terkait dengan listrik seperti
transformator yang berfungsi menaikkan atau menurunkan tegangan listrik.
1. Mempelajari sifat rangkaian dengan kopling magnetik, dan mempelajari beberapa sifat
transformator dan pengggunaannya.
2. Mahasiswa dapat mengerti tentang Transformator.
3. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis Transformator dan memahami kegunaan dari
transformator.
1
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Transformator
Transformator atau sering disingkat dengan istilah (Trafo) dapat mengubah taraf suatu
tegangan AC ( Alternating Curent ) ke taraf yang lain. Maksud dari pengubahan taraf tersebut
diantaranya seperti menurunkan Tegangan AC dari 220VAC ke 12 VAC ( Voltase Alternating
Curent ) ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC. Transformator ini bekerja
berdasarkan prinsip Induksi (Elektromagnet) dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang
berarus bolak balik (AC).Transformator memegang peranan yang sangat penting dalam
pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit
listrik PLN ( Pembangkit Listrik Negara ) hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan
kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang
diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan
tegangan AC 220Volt. [2] [1]
2
3
Dari masing-masing jenis trafo ini, memiliki fungsi-fungsi yang berbeda-beda. Bisa
dikatakan bahwa pembagian jenis dari trafo ini digolongkan berdasarkan fungsinnya.
Trafo ini sangat berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan gulungan
primer dan sekundeer. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya. Trafo jeni ini memiliki
lilitan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai 220 volt. Lilitan tersebut
dinamakn lilitan primer. Sebelum di ubah menjadi arus DC, tegangan listrik dialirkan melalui
penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada lilitan sekunder. Adapun sifat-sifatnya yaitu sebagai
berikut :
a) Bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis dan gulungan ditutup
kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan primer terdapaat tiga kaki sedangkan
sekunder tidak kurang dari sembilan kaki
b) Gulungan primer menerima arus AC PLN ( Pembangkit Listrik Negara ) antara 110 -
240 Volt
c) Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses pada kedua lilitan
ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4 sampai 12 volt.
Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio
penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini. cara keja
trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio pemancar kemudian
di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk bunyi.
Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat ditengah terdapat
celah untuk memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio pemancar. Kelebihan dari
trafo IF ini adalah :
Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan
alat elektronika yang digunakan. Artinya benda yang memiliki voltase 110 volt perlu trafo ini
karena pada umunya PLN ( pembangkit listrik negara ) bertegangan 220 volt.
1) Menghasilkan tegangan lebih besar apabila gulungan sekunder lebih banyak dari lilitan
primer
5
2) Mengubah tegangan dari 220 volt menjadi 100, 110 dan 220 volt
3) Menaikkan tegangan dari 110 menjadi 200, 220 dan 240 volt
Komponen ini juga bisa di sebut trafo ( OT ). Komponen ini banyak digunakan pada
rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika yang
menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo lainnya dhanya ukuran
yang berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari nikelin. Besar kecilnya arus masuk tergantung
dari lilitan tersebut. Bagian melintang pelat yang memperkuat bungkusan kertas dan kertas ini
digunakan sebagai alat pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer. Pada bagian bawah
menyembul kaki, ada lima kaki dua pada bagian output (arus keluar ) dan tiga bagian in ( arus
masuk ).
6
Transformator terdiri atas dua buah kumparan (primer dan sekunder) yang bersifat
induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara elektris namun berhubungan secara magnetis
melalui jalur yang memiliki reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di
dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer
terjadi induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di kumparan sekunder karena pengaruh
induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama (mutual induction) yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sekunder, maka mengalirlah arus sekunder
jika rangkaian sekunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara
magnetisasi) [2].
𝑑ɸ
e = (-) N (Volt) ( 2.1 )
dt
Dimana :
e = gaya gerak listrik (Volt)
N = jumlah lilitan (turn)
𝑑ɸ
dt
= perubahan fluks magnet (weber/sec)
Perlu diingat bahwa hanya tegangan listrik arus bolak-balik yang dapat
ditransformasikan oleh transformator, sedangkan dalam bidang elektronika, transformator
digunakan sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban untuk menghambat arus
searah sambil tetap melakukan arus bolak-balik antara rangkaian. Tujuan utama menggunakan
7
inti pada transformator adalah untuk mengurangi reluktansi (tahanan magnetis) dari rangkaian
magnet (common magnetic circuit). [2]
Gambar 2.6 Rangkaian ekivalen transformator dalam keadaan tanpa beban [2]
8
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi е1 (Hukum Faraday) [2]:
𝑑ɸ
e1= -N1 ( 2.3 )
dt
𝑑ɸ
max 𝑠𝑖𝑛ὡ𝑡
e1 = -N1 ( 2.4 )
dt
Dimana :
e1 = gaya gerak listrik (Volt)
N1 = jumlah lilitan di sisi primer (turn)
ω = kecepatan sudut putar (rad/sec)
Φ = fluks magnetik (weber)
𝑁1 ὡɸ𝑚𝑎𝑥
E1 = ( 2.7 )
√2
𝑁1 2П𝑓ɸ𝑚𝑎𝑥
E1 = ( 2.8 )
√2
𝑁1 2 𝑥 3,14 𝑓 ɸ𝑚𝑎𝑥
E1 = ( 2.9 )
√2
𝑁1 6,28 𝑓 ɸ𝑚𝑎𝑥
E1 = (2.10)
√2
Pada rangkaian sekunder, fluks (Φ) bersama tadi juga menimbulkan [2]:
𝑑ɸ
e2 = - N2 (2.12)
𝑑𝑡
𝐸1 𝑁1
= =𝑎 (2.15)
𝐸2 𝑁2
Dimana :
E1 = ggl induksi di sisi primer (Volt)
E2 = ggl induksi di sisi sekunder (Volt)
N1 = jumlah belitan sisi primer (turn)
N2 = jumlah belitan sisi sekunder (turn)
a = faktor transformasi
10
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet N2 I2 yang cenderung
menentang fluks (Ф) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan. Agar fluks bersama itu
tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2', yang menentang fluks
yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan
primer menjadi [2] :
Bila komponen arus rugi inti (Ic) diabaikan, maka I0 = Im , sehingga [2] :
Dimana:
I1 = arus pada sisi primer (Ampere)
I'2 = arus yg menghasilkan Φ'2 (Ampere)
I0 = arus penguat (Ampere)
Im = arus pemagnetan (Ampere)
Ic = arus rugi-rugi inti (Ampere)
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM, maka berlaku hubungan [2] :
N1 IM = N1 I1 – N2 I2 ( 2.18 )
N1 I2’ = N2 I2 ( 2.20 )
N1 I1 = N2 I2 ( 2.21 )
𝐼1 𝑁2
= ( 2.22 )
𝐼2 𝑁1
Untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh arus pusar di dalam inti, rangkaian
magnetik itu biasanya terdiri dari setumpuk laminasi tipis. Untuk konstruksi tipe inti dapat
dilihat pada Gambar 2.8:
12
Salah satu jenis konstruksi yang biasa dipergunakan yaitu tipe cangkang diperlihatkan
pada Gambar 2.9 :
Dalam jenis inti (core type) kumparan dililitkan disekitar dua kaki inti magnetik persegi.
Dalam jenis cangkang (shell type) kumparan dililitkan sekitar kaki tengah dari inti berkaki tiga
dengan laminasi silikon-steel. Umumnya digunakan untuk transformator yang bekerja pada
frekuensi dibawah beberapa ratus Hz. Silikon-steel memiliki sifat-sifat yang dikehendaki yaitu
murah, rugi inti rendah dan permeabilitas tinggi pada rapat fluks tinggi. Inti transformator yang
dipergunakan dalam rangkaian komunikasi pada frekuensi tinggi dan tingkat energi rendah,
kadang-kadang dibuat dari campuran tepung ferromagnetik yang dimanfaatkan sebagai
permalloy [2].
13
IA = IB = IC = IL (2.23)
I L = Iph (2.24)
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
14
Iph = arus phasa (Ampere)
IA = IB = IC = IL (2.27)
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
15
3. Hubungan Zigzag
Transformator zig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu
aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik netral.
Pada transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan
masing–masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan
sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa sebesar 30°
16
antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi primer dan
sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban
seimbang. Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama
dengan nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang
kemudian dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi
𝑉𝐿𝑃 𝑉𝑝ℎ𝑃 𝑎
= = (2.31)
𝑉𝐿𝑆 √3𝑉𝑝ℎ𝑠 √3
18
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka perbandingan
tegangannya adalah [2] :
𝑉𝐿𝑃 𝑉
= 𝑉𝑝ℎ𝑃 = a (2.32)
𝑉𝐿𝑆 𝑝ℎ𝑆
𝐼𝑙 = √3𝐼𝑝 (2.33)
Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa
19
JURNAL PRAKTIKUM
Mempelajari sifat rangkaian dengan kopling magnetik, dan mempelajari beberapa sifat
transformator dan penggunaannya.
20
21
Np = 100 Ns = 50
V I V I Pp Ps
1200
1000
800
Daya
600
400
200
0
50 100 150 200 220
Tegangan
Kuat Arus
4
3
2
1
0
0 50 100 150 200 250
Tegangan
4
3
2
1
0
1% 2% 3% 4% 5% 5.45% 6
Efisiensi
Dari hasil pengukuran pada Tabel 3.1 dalam tiga kali percobaan akan mendapatkan
ketidak pastian pengukuran dan yang dapat diketahui dengan persamaan :
∑𝑥𝑖 (𝑥−𝑥̅ )
𝑥̅ = ∆𝑥
𝑛 𝑛
∑𝑉 𝑝 220+220+220
𝑉̅𝑝 = 𝑛
= 3
= 220
̅𝑠 = ∑𝑉 𝑠 = 12+12+12 = 12
𝑉 𝑛 3
Jadi harga Vs = 0 ± 12
∑𝐼 𝑝 6+4+2
𝐼̅𝑝 = = =4
𝑛 3
∑𝐼 6+4+2
𝐼̅𝑠 = 𝑛𝑠 = 3 = 4
∑𝑃 𝑝 1320+880+440
𝑃̅𝑝 = = = 880
𝑛 3
∑𝑃 72+48+24
𝑃̅𝑠 = 𝑛 𝑠 = = 48
3
Jadi harga Ps = 16 ± 48
∑ 5.45%+5.45%+5.45%
̅ = 𝑛
= 3
= 5.45%
Uncertainty Analysis
4.1 Pertanyaan
1. Sebutkan jenis trafo dan kegunaannya ?
2. Sebutkan komponen-komponen dari trafo ?
3. Berapa efisiensi trafo jika kuat arus primer 0,5 A, kuat arus sekunder 1,5 A dan tegangan
masuk 220 volt serta tegangan keluar 32 volt ?
4. Transformator dengan tegangan primer 220 volt dan jumlah lilitan 100 jika diubah
menjadi 110 volt ke tegangan sekunder berapakah jumlah lilitan yang dibutuhkan ?
4.2 Jawaban
1. Jika dilhat dar prinsip kerjanya Transformator di bedakan menjadi dua yaitu step up dan
step down. Transformator step up digunakan untuk menaikan tegangan AC Alternating
Curent) sedangkan step down digunakan untuk menurunkan tegangan AC (Alternating
Curent). Sedangkan untuk jenis transformator adalah sebagai berikut :
a. Trafo Adaptor
Trafo ini sangat berguna untuk mengubah arus AC menjadi DC melalui lilitan
gulungan primer dan sekundeer. Biasanya digunakan untuk rangkaian catu daya.
Trafo jeni ini memiliki lilitan yang dapat mengubah tegangan listrik 110 volt sampai
220 volt. Lilitan tersebut dinamakn lilitan primer. Sebelum di ubah menjadi arus
DC, tegangan listrik dialirkan melalui penghantar ( lilitan ) yang berakhir pada
lilitan sekunder. Adapun sifat-sifatnya yaitu sebagai berikut :
1) Bentuk fisiknya empat persegi panjang dengan dilapisi pelat tipis
dan gulungan ditutup kertas. terdapat beberapa kaki, pada gulungan
primer terdapaat tiga kaki sedangkan sekunder tidak kurang
dari sembilan kaki
2) Gulungan primer menerima arus AC PLN ( Pembangkit Listrik
Negara ) antara 110 - 240 Volt
3) Gulungan sekunder menhasilkan arus DC setelah arus AC di proses
pada kedua lilitan ini. tegangan yang di keluarkan mulai dari 4
sampai 12 volt
26
27
Trafo ini digunakan untuk penguat frekunsi menengah, biasanya terdapat pada radio
penerima jaman dulu. saat ini sudah jarang alat elektronika memakai trafo jenis ini.
cara keja trafo ini adalah menangkap gelombang suara yang dipancarkan oleh radio
pemancar kemudian di olah melalui komponen lainnya. selanjutnya dikeluarkan
dalam bentuk bunyi.
Trafo IF ini memiliki bentuk fisik bujur sangkar, pada permukaanya tepat ditengah
terdapat celah untuk memutar ketika membetulkan pancaran bunyi dari radio
pemancar. Kelebihan dari trafo IF ini adalah :
Sesuai namanya, trafo ini mampu menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai
dengan alat elektronika yang digunakan. Artinya benda yang memiliki voltase 110
volt perlu trafo ini karena pada umunya PLN ( pembangkit listrik negara )
bertegangan 220 volt. Sifat dari trafo ini adalah sebagai berikut :
Komponen ini juga bisa di sebut trafo ( OT ). Komponen ini banyak digunakan pada
rangkaian amplifier, radio penerima, tape recorder dan seperangkat elektronika
yang menghasilkan bunyi lainnya. Bentuk fisiknya hampir sama dengan trafo
lainnya dhanya ukuran yang berbeda. Di dalamnya berisi lilitan coil dari
nikelin. Besar kecilnya arus masuk tergantung dari lilitan tersebut. Bagian melintang
pelat yang memperkuat bungkusan kertas dan kertas ini digunakan sebagai alat
pemisah arus dari lilitan sekunder dan primer. Pada bagian bawah menyembul kaki,
ada lima kaki dua pada bagian output (arus keluar ) dan tiga bagian in ( arus masuk).
28
WS P V I
100% S 100% S S 100%
WP PP VP I P
32V.1.5I
= 220V.0,5Is x 100% = 10,90%
p
4. Untuk mencari jumlah lilitan dapat dihitung dengan persamaan berikut [3]:
Diketahui :
Vp = 220 V
Np = 100 lilitan
Vs = 110 V
Ditanya : jumlah lilitan Ns ?
Penyelesaian :
𝑉𝑠 𝑁𝑠 110𝑉 100 110
= = 𝑁𝑠= 100 × 220 = 50
𝑉𝑝 𝑁𝑝 220𝑉 𝑁𝑆
Jadi jumlah lilitan yang dibutuhkan untuk menurunkan tegangan menjadi 110V adala50
lilitan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah
energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik.
Secara prinsip kerja trafo di bedakan menjadi dua jenis yaitu trafo step-up untuk
menaikan tegangan dan trafo step-down untuk menurunkan maka GGL induksi sebanding
dengan jumlah lilitan sehingga kalau tegangan kumparan primer VP dan tegangan kumparan
𝑉𝑠 𝐼𝑠
sekunder VS, maka secara ideal berlaku persamaan = [3]
𝑉𝑝 𝐼𝑝
Dari hasil pengukuran praktikum seperti yang di tunjukan pada Tabel 3.1 jika travo step-
down dengan jumlah lilitan Np = 100 dan Ns=50 akan menghasilkan tegangan Vp = 220 volt
dan Vs = 12 volt. Pada tegangan Vp = 220 dan Vs =12 dan kuat arus I = 6 A akan menghasilkan
daya Pp = 1320 watt dan Ps = 72 watt dengan efisiensi travo sebesar 5.45 %. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa berdasarkan hukum kekekalan energi jumlah energi listrik yang masuk ke
dalam kumparan primer sama besar dengan jumlah energy listrik yang keluar dari kumparan
sekunder tetapi berdasarkan data praktikum efisiensi trafo yang seharusnya 100 % ternyata
hanya menjadi 5.45 % ini disebabkan karena adanya kerugian.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan efisiensi praktikum trafo agar kiranya dilakukan pembaruan atau
pengadaan alat praktikum travo yang baru sehingga memudahkan proses praktikum yang
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
[3] B. L. Tobing, "Peralatan Tegangan Tinggi," Jakarta, Pt. Gramedia Pustaka Utama, 2003, pp. 107-
110.
iii
iii