OLEH
KELOMPOK 8 :
2019
10.1 SIFAT DAN TUJUAN SIKLUS KAS
Saldo kas dihasilkan dari pengaruh kumulatif kelima siklus transaksi yang telah
dibahas sebelumnya. Kelima siklus tersebut adalah siklus pendapatan, siklus
pengeluaran,siklus pendanaan,siklus investasi, dan siklus jasa personalia. Penerimaan kas
merupakan realisasi pendapatan. Apabila terjadi pendapatan melalui penjualan kredit,
maka perusahaan akan mendebit piutang dagang. Apabila pelanggan membayar piutang
dagang, maka perusahaan akan menerima aset yang pada umumnya berupa kas.
Perusahaan yang menjual saham atau utang obligasi (siklus pendanaan) akan
memperoleh aset tambahan yang biasanya berupa kas. Perusahaan harus mengeluarkan
kasnya untuk memperoleh berbagai sumber daya yang diperlukan perusahaan (siklus
pengeluaran). Pengeluaran kas meliputi pengeluaran untuk memperoleh sumber daya
manusia (siklus jasa personalia).
Siklus investasi juga berkaitan erat dengan kas. Perusahaan yang menanamkan
investasi harus mengeluarkan sejumlah biaya untuk membeli saham atau surat berharga
lain. Investasi akan dapat menghasilkan pendapatan yang pada akhirnya akan menambah
kas perusahaan. Sedangkan siklus produksi tidak mempunyai kaitan langsung dengan kas.
Saldo kas meliputi cash on hand (kas ditangan atau disimpan dalam perusahaan), kas di
bank, dan dana tertentu yang disisihkan seperti dana kas kecil. Di samping itu perusahaan
kadang menyelenggarakan rekening khusus perusahaan di bank yang hanya digunakan
untuk membayar gaji dan upah.
Dalam audit kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliasi klien
pada saldo bank dan saldo buku besar, dan verifikasi kas yang tercatat dalam buku besar
merefleksikan seluruh transaksi kas yang terjadi selama tahun tersebut. Sebenarnya
mudah untuk memverifikasi saldo bank pada buku besar, tetapi bagian yang penting
adalah keseluruhan audit pada perusahaan melibatkan verifikasi saat transaksi kas tercatat
dengan benar. Contohnya, setiap salah saji merupakan hasil dari pembayaran yang keliru
dan kealahan pada penerimaan kas, tetapi tidak semua merupakan kesalahan pada
rekonsiliasi:
Kesalahan pada tagihan kepelanggan.
Penggelapan kas dengan menahan penerimaan kas dari pelanggan sebelum dicatat.
Duplikasi pembayaran dari faktur pemasok.
Kesalahan pembayaran dari pengeluaran untuk personil kantor.
Pembayaran untuk bahan baku yang tidak diterima.
Pembayaran pada karyawan untuk waktu kerja yang sebenarnya mereka tidak
melakukan pekerjaan apa pun.
Pembayaran bunga yang berkaitan dengan bagian dari jumlah yang melebihi tingkat
bunga.
TUJUAN AUDIT
Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang masing-masing
asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas. Tujuan audit ditentukan
berdasar atas kelima kategori asersi laporan keuangan yang dinyatakan oleh manajemen.
Asersi Kelengkapan
Saldo kas tercatat meliputi pengaruh semua transaksi kas yang telah terjadi.
Transfer kas antar bank pada akhir tahun, telah dicatat pada periode yang tepat.
Keterangan :
Compensating balance adalah saldo minimum yang harus disisihkan atau disimpan
dibank apabila perusahaan meminjam uang dari bank tersebut.
Lines of credit adalah berbagai ketentuan yang harus dijalankan, misalnya harus adanya
penyisihan dana untukcompensating.
Lingkungan Pengendalian
Titik tolak pemahaman struktur pengendalian internsiklus kas adalah pemahaman
lingkungan pengendalian atas kas. Lingkungan pengendalian sangat penting untuk
mewujudkan struktur pengendalian internkas yang baik. Pemahaman pengendalian
meliputi pemahaman pemberian kekuasaan dan tanggung jawab atas transaksi kas.
Pemahaman dapat diperoleh melalui:
1. Pengajuan pertanyaan kepada manajemen,
2. Mempelajari bagan organisasi,
3. Menelaah deskripsi tugas.
Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan
pengidentifikasian, analisis, dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan
laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum di Indonesia.Penaksiran risiko dapat ditujukan ke bagaimana perusahaan
mempertimbangkan kemungkinan transaksi dalam siklus kas yang tidak dicatat atau
mengidentifikasi dan menganalisis estimasi yang signifikan yang dicatat dalam laporan
keuangan.
Karena kas merupakan aktiva yang paling likuid, maka manajemen perusahaan
harus benar-benar mempertimbangkan fungsi-fungsi yang terlibat dalam siklus kas.
Aktifitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian yang relavan dengan audit atas transaksi dalam siklus kas
dapat digolongkan menjadi beberapa kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan:
1. Review kinerja. Aktivitas pengendalian ini mencakup review atas kinerja
sesungguhnya dari transaksi dalam siklus kas dibandingkan dengan anggaran atau
prakiraan transaksi kas periode sebelumnya.
2. Pengolahan informasi. Dua pengelompokan untuk aktivitas pengendalian jenis ini
adalah pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum ini terkait
dengan pengendalian atas operasional dari transaksi dalam siklus kas, pengembangan,
dan pemeliharaan sistem aplikasi. Sedang pengendalian aplikasi berlaku untuk
pengolahan aplikasi secara individual untuk masing-masing transaksi. Pengendalian ini
membantu menetapkan bahwa transaksi dalam siklus kas adalah sah, diotorisasi
dengan semestinya dan diolah dengan lengkap dan akurat.
3. Pengendalian fisik. Aktivitas ini mencakup keamanan fisik aktiva yang dikelola,
termasuk penjagaan memadai seperti fasilitas yang terlindungi dari akses yang tidak
dikehendaki.
4. Pemisahan tugas. Pembebanan tanggung jawab ke orang yang berbeda untuk
memberikan otorisasi transaksi dalam siklus kas, pencatatan transaksi dalam siklu kas,
menyelenggarakan penyimpanan aktiva yang dikelola yang dimaksudkan untuk
mengurangi kemungkinan atau kesempatan orang untuk berbuat curang.
Fungsi
Fungsi yang terkait adalah:
1. Fungsi Pencatat Piutang,
2. Fungsi Penerimaan Surat,
3. Fungsi Penyimpan Kas,
4. Fungsi pembuat Bukti Kas Keluar,
5. Fungsi Penyimpan Dana Kas Kecil,
6. Fungsi Akuntansi Biaya,
7. Fungsi Akuntansi Keuangan,
8. Fungsi Pemeriksa Intern.
Bagian Piutang
Dalam sistem penerimaan kas bagian piutang berfungsi sebagai pencatat berkurangnya
piutang dengan diterimanya pelunasan piutang dari debitur.
Bagian Sekretariat
Dalam sistem penerimaan kas, bagian sekretariat berfungsi sebagai penerima surat dan
debitur yang berisi surat pemberitahuan dan cek. Jika penerimaan kas dari debitur berupa
transfer uang lewat bank, bagian sekretariat ini menerima memo kredit dan bank tentang
penambahan rekening giro perusahaan akibat transfer dana dari debitur. Bagian sekretariat
berkewajiban membuat daftar surat pemberitahuan dari debitur dan nota kredit dari bank
serta menyerahkan satu lembar daftar tersebut ke bagian piutang dan menyerahkan lembar
yang lain disertai ceknya ke bagian kasa.
Bagian Kasa
Bagian ini berfungsi menerima uang dari pembeli dalam transaksi penjualan tunai,
menerima cek dan bagian sekretariat dalam transaksi penerimaan kas dan piutang,
memintakan endosemen atas cek dan menyetorkan cek ke bank. Dalam transaksi
pengeluaran kas, bagian kasa berfungsi mengisi cek, meminta otorisasi cek, dan
mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau membayarkan langsung kepada kreditur.
Bagian Utang
Dalam sistem pengeluaran kas, bagian utang berfungsi membuat bukti kas keluar yang
memberikan otorisasi kepada bagian kasa untuk mengeluarkan cek sebesar yang
tercantum didalam dokumen tersebut. Bagian ini juga berfungsi melakukan verifikasi
kelengkapan dan kesahihan dokumen pendukung yang dipakai sebagai dasar pembuatan
bukti kas keluar. Dalam metode pencatatan utang tertentu, bagian utang berfungsi
menyelenggarakan arsip bukti kas keluar yang belum dibayar yang berfungsi sebagai
catatan utang perusahaan.
Pemegang Dana Kas Kecil
Bagian ini berfungsi menyimpan dana kas kecil, mengeluarkan dana kas kecil sesuai
dengan otorisasi dari pejabat tertentu yang ditunjuk dan memintakan pengisian kembali
dana kas kecil.
Mintalah salinan polis assuransi fidelity hand, cash on hand, cash in transit
Untuk membuktikan kas yang ada di tangan dan yang dalam perjalanan telah
dilindungi dari risiko perampokan oleh pihak luar dan penggelapan oleh kasir, akuntan
meminta salinan polis asuransifidelity hand, cash on hand, dan cash in transit.
Prosedur pengujian proof of cash berkaitan erat dengan siklus keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, dan penilaian atau pengalokasian.
Audit saldo kas kecil harus lebih merupakan pengujian atas transaksi daripada
pengujian atas saldo akhir. Apabila saldo kas kecil pada akhir tahun sangat kecil bahkan
nihil, maka masih ada kemungkinan terjadinya transaksi pengeluaran kas kecil yang tidak
semestinya. Apabila risiko deteksi tinggi, maka auditor cukup penguji sejumlah kecil
transaksi penggantian atau pengisian kembali dana kas kecil. Pengujian pengendalian
meliputi:
a. Penelaahan terhadap dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas kecil.
b. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak.
c. Penentuan bahwa cek yang diberikan untuk mengisi kembali dana kas kecil adalah
tepat jumlahnya sesuai dengan dana kas kecil yang terpakai.
Pengujian substantif dapat dipakai adalah pengujian detail transaksi dan detail
saldo kas. Luasnya pegujian sangat bervariasi tergantung pada spesifikasi risiko deteksi
yang direncanakan oleh auditor. Bila risiko deteksi tinggi, auditor cukup melakukan
pengujian dengan luas terbatas. Pengujian ini meliputi telaah dokumen pendukung,
akuntansi untuk semua penerimaan, dan data-data yang tercantum di dalam cek adalah
jumlah yang benar.
10.8 PENGAUDITAN REKENING DI BANK YANG KHUSUS DIPAKAI UNTUK
MEMBAYAR GAJI DAN UPAH
Pembayaran gaji dan upah kepada karyawan dapat dilakukan dengan jasa
perbankan. Perusahaan dapat memberitahukan rekening di bank yang digunakan khusus
untuk membayar gaji dan upah karyawan. Pembayaran gaji dan upah dapat dilakukan
dengan cek yang dibebankan atas rekening tersebut. Dalam hal ini, rekening di bank
dikendalikan sedemikian rupa dengan sistem imprest. Di samping itu, rekening tersebut
harus terpisah dengan rekening lain perusahaan yang ada dibank.
Pengujian Substantif
Pada umumnya risiko bawaan dan risiko pengendalian adalah rendah untuk
rekening gaji dan upah di bank. Dengan demikian tingkat risiko yang dapat diterima
adalah tinggi. Oleh karena itu, auditor sangat sedikit menggunakan pengujian substantif,
tetapi lebih menitikberatkan pada pengujian pengendalian. Pengujian substantif meliputi:
a. Konfirmasi saldo rekening dibank.
b. Menelaah rekonsiliasi yang dilakukan klien.
c. Penggunaan laporan pisah batas bank.
DAFTAR PUSTAKA
Halim, Abdul dan Totok Budi Santoso.Auditing II: Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan
Keuangan. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.