Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan


sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan
keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi,
diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat
rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai
ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat
diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.

Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan
kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada masa
peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan dan
mengusirnya agar sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab percaya bahwa
gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinya organ pada otak.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada
ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan
dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-
psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa
( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa )
melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah,
mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu,
keluarga, kelompok komunitas ).

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan


menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa
adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal
dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan.

1
Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri
dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus
yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang
merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang sejarah keperawatan


jiwa, pengertian, falsafah, fungsi peran keperawatan jiwa, model praktek
keperawatan jiwa dan standar praktek keperawatan jiwa.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai

berikut :
1. Bagaimana sejarah keperawatan jiwa ?
2. Apa pengertian keperawatan jiwa ?
3. Bagaimana falsafah keperawatan jiwa ?
4. Bagaimana model praktek keperawatan jiwa dalam intervesi keperawatan ?
5. Apa peran dan fungsi perawat jiwa ?
6. Bagaimana standart praktek keperawatan jiwa ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah diatas adapun tujuan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah keperawatan jiwa
2. Untuk mengetahui pengertian keperawatan jiwa
3. Untuk mengetahui falsafah keperawatan jiwa
4. Untuk mengetahui model praktek keperawatan jiwa dalam intervesi

keperawatan
5. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat jiwa
6. Untuk mengetahui standart praktek keperawatan jiwa

1.4 Manfaat Penulisan


Dari makalah ini adapun manfaat yang didapatkan oleh mahasiswa sebagai

berikut :
1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah keperawatan jiwa
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian keperawatan jiwa
3. Mahasiswa dapat mengetahui falsafah keperawatan jiwa

2
4. Mahasiswa dapat mengetahui model praktek keperawatan jiwa dalam intervesi

keperawatan
5. Mahasiswa dapat mengetahui peran dan fungsi perawat jiwa
6. Mahasiswa dapat mengetahui standart praktek keperawatan jiwa

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Keperawatan Jiwa

2.1.1 Masa Peradaban

Keperawatan jiwa dimulai antara tahun1770 dan 1880 seiring dengan


kejadian penanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada
masa peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan
dan mengusirnya agar sembuh. Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab
percaya bahwa gangguanemosional diakibatkan tidak berfungsinya organ
pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti :
ketenangan, gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan
aktivitas rekreasi.Selama abad 7 sebelum masehi, Hippocrates
menjelaskan perubahan perilaku atauwatak dan gangguan mental
disebabkan oleh perubahan 4 cairan tubuh atauhormon, yang dapat
menghasilkan panas, dingin, kering dan kelembaban.Aristotle melengkapi
dengan hati, dan Seorang Dokter Yunani, Galen :menyatakan emosi atau
kerusakan mental dihubungkan dengan otak. OrangYunani menggunakan
kuil sebagai rumah sakit dan memberikan lingkungan udara bersih, sinar
matahari dan air bersih untuk menyembuhkan penyakit
jiwa/mental.Bersepeda, Jalan-jalan, dan mendengarkan suara air terjun ini
sebagai contoh penyembuhan.

2.1.2 Masa Pertengahan

Era dari Alienation, social exclusion dan confinement.Dokter menjelaskan


gejala :

1. Depression

2. Paranoia

4
3. Delusions

4. Hysteria

5. NighmaresRumah Sakit Jiwa pertama, Bethlehem Royal Hospital,


telah dibuka di England.

2.1.3 Abad 18 dan 19

Pada abad ke-18, seorang praktisi kesehatan bernama William Ellis


membantumengadakan perawatan bagi orang dengan gangguan jiwa. Dia
mengusulkan pendampingyang terlatih bagi orang-orang dengan gangguan
jiwa. Pada tahun 1836, William Ellismempublikasikan Treatise on Insanity
yang secara terbuka mengemukakan bahwa praktikkeperawatan yang
didirikan tersebut berhasil memberikan ketenangan bagi pasien
dengangangguan jiwa dan juga memberikan harapan demi harapan yang
baik Keperawatan jiwa dimulai antara tahun 1770 dan 1880 seiring dengan
kejadianpenanganan pada seorang penyakit mental. Sebelumnya, pada
masa peradaban dimana roh-roh dipercaya sebagai penyebab gangguan
dan mengusirnya agar sembuh.Para leluhur Yunani, Romawi dan Arab
percaya bahwa gangguan emosional diakibatkan tidak berfungsinya organ
pada otak. Mereka menggunakan berbagai pendekatan tindakan seperti :
ketenangan,gizi yang baik, kebersihan badan yang baik, musik dan
aktivitas rekreasi.keperawatan jiwa mengalami perkembangan baik di
Eropa maupun di USA. Walk (1961)mengungkapkan bahwa sejarah
kejiwaan tidak lengkap rasanya jika tidak ada sejarahkeperawatan jiwa di
dalamnya.

Perawat psikiatrik kini makin banyak memberikan perawatan pada orang-


orang dikomunitas, di UK setelah muncul kebijakan pemerintah mengenai
keperawatan komunitas.Keperawtan jiwa yang modern berfokus pada
upaya meningkatkan atau mempertahankankesehatan jiwa dan salah satu
tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa jikahal ini

5
memungkinkan. Saat ini keperawatan jiwa di Inggris merupakan cabnag
pengetahuanyang diajarkan dalam sekolah keperawatan berijazah dan
pendidikan akademi keperawatan.Kini cabang pengetahuan tersebut
semakin banyak dipelajari pula pada tingkat pascasarjana.

Bejamin Rush, sering disebut Bapak Psikiatric Amerika. Pertama menulis


bukutentang Pskiatric Amerika dan banyak tindakan kemanusian untuk
penderita penyakit mental/jiwa. Tahun 1783, masa tindakan moral dan
bekerjasama denganrumah sakit Pennsylvania. Tahun 1843, Thomas
kirkbridge memberikan pelatihandi rumah sakit Pennsylvania untuk
membantu dokter merawat pasien penyakit jiwa.Tahun 1872, New
England Hospital untuk perempuan & anak, dan Women’sHospital di
Philadelphia mendirikan sekolah perawat, tetapi tidak untuk pelayan
pskiatrik. Setelah itu Dorothea Lynde Dix, seorang pengajar yang
memberikancontoh penderita penyakit jiwa. Tahun 1882 Pendidikan
keperawatan jiwa pertama di McLean Hospital di Belmont, Massachusetts.
Dan Tahun 1890 siswa perawat menjadi staff keperawatan di rumah sakit
jiwa. Perawat mendapat tugas dan diharapkan mengembangkan
ketrampilan dalam memberikan pengobatan melalui asuhan keperawatan.

Diakhir abad 19 mengalami perubahan atau perkembangan menjadi cohtoh


pengobatan dari perawat pskiatrik, seperti :

1. Membantu dokter

2. Mengelola obat penenang

3. Memberikan hidroterapi

2.1.4 Keperawatan Jiwa di Abad 20

Sekolah perawatan menawarkan bermacam-macam program dalam


keperawatan psikiatrik. Pada prakteknya sekolah keperawatan biasanya
mengarahkan topik-topik mengenai perilaku manusia atau kesehatan
mentalatau gangguan mental, dan dapat diintegrasikan kedalam beberapa

6
mata kuliahseperti pediatric, obstretri dan gerontology. Pengalaman klinik
Keperawatan psikiatrik didapat dalam jangka lebih dari satu tahun,
meskipun evaluasidilakukan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang
mencakup konsep dasar kesehatan mental.

Jika seorang perawat ingin mendapatkan Register Nurse(perawat


terakreditasi) harus melalui suatu latihan, dimana pengalaman klinik
keperawatan psikiatrik dapat digunakan untuk mencapai Register
Nurse.Mata kuliah keperawatan psikiatrik dilaksanakan selama 5-10
minggu denganatau tanpa rotasi klinik dan dalam kerangka kesehatan
mental atau psikiatrik.Dibeberapa institusi konsep keperawatan psikiatrik
diintegrasikan dalam 2 semester, setelah pokok bahasan perkembangan
psikologi dan penyimpangan psikologi. Pengalaman keperawatan
psikiatrik diterapkan di unit kedokteran psikiatrik, rumah sakit jiwa
swasta, pelayanan psikiatrik, atau pelayanankesehatan mental masyarakat.

2.2 Pengertian Keperawatan Jiwa


1. Menurut American Nurses Associations (ANA)

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang


menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan
diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat
dimana klien berada (American Nurses Associations).

2. Menurut WHO

Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan
mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung,
komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan
kepribadian yg bersangkutan.

3. Menurut UU Kesehatan Jiwa No.03 Tahun 1966

7
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional
secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan


pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus
kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan
oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan
terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas
keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan
untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).

Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia,


lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

1) Manusia

Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak,


berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan.
Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting.
Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu
adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri.
Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan keinginan
untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas
koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku
individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran,
perasaan dan tindakan.

2) Lingkungan

Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari


dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok,
komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus

8
mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi.
Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan
perubahan diri individu.

3) Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang


menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu,
setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang
sama melalui perawatan yang adekuat.

4) Keperawatan

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik


dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.

Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri


secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri
sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran
ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri
dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan
masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat
memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar
cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam
menghadapi berbagai masalah.

Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan


merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama
antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).

2.3 Falsafah Keperawatan Jiwa

9
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS
Poerwadarminta).

Falsafah keperawatan jiwa adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan
esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.

Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan


manusia bio-psiko-sosial- spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan
pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat
manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi
sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan
atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status
sosial ekonomi.

Falsafah Keperawatan Jiwa adalah Individu memiliki harkat dan martabat


sehingga masing-masing individu perlu dihargai. Tujuan individu meliputi
aktualisasi diri. Masing-masing individu tersebut berpotensi untuk berubah,
karena kita tahu bahwa manusia adalah mahkluk holistik yang mempunyai
kebutuhan dasar yang sama. Semua individu perilakunya bermakna, perilaku
individu tersebut meliputi : persepsi,pikiran,perasaan dan tindakan.

2.4 Model praktek Keperawatan Jiwa

1. Model Psikoanalisa Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh


Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia
dewasa berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase
perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala
yang nampak merupakan simbul dari konflik.

2. Model Perilaku Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner.
Teori ini menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan
avektif.

10
3. Model Eksistensi Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi
jika individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan
diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu. Individu
merasa putus asa,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mencegah partisipasi
dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah
kehilangan/tidak mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada
eksistensinya.

4. Model Interpersonal Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan.


Sebagai tambahan Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan.
Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan interpersonal.
Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada
pada dirinya , maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan
orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup
proses intrepersonal perawat klien dan masalh kecemasan yang terjadi akibat
sakit.

5. Model Medikal Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan


SSP. Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls
neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia . faktor sosial dan
lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.

6. Model Komunikasi Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi


apabila pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan
merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras. Fase
komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.

7. Model Keperawatan Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus


pada respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial
dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem , teori perkembangan ,
teori interaksi , pendekatan holistik dan teori keperawatan. Fokus pada :

8. Model Social Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan


jiwa . teori ini mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa

11
faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan ansietas
yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.

2.5 Peran dan Fungsi Keperawatan Jiwa

Dalam upaya mengembangkan pelayanan keperawatan jiwa, perawat sangat


penting untuk mengetahui dan meyakini akan peran dan fungsinya, serta
memahami beberapa konsep dasar yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
jiwa.

Peran Perawat Kesehatan Jiwa

Peran kesehatan jiwa mempunyai peran yang bervariasi dan spesifik. Aspek dari
peran tersebut meliputi kemadnirian dan kolaborasi.

1) Pelaksana Asuhan Keperawatan

Perawat memberi pelayanan dan asuhan keperawatan jiwa kepada


individu, keluarga dan komunitas. Dalam menjalankan perannya, perawat
menggunakan konsep perilaku manusia, perkembangan kepribadian dan
konsep kesehatan jiwa serta gangguan jiwa dalam melaksanakan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga dan komunitas.

Perawat melaksanakan asuhan ke secara komprehensif melalui pendekatan


proses keperawatan jiwa, yaitu pengkajian penetapan diagnosis
keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, dan melaksanakan
tindakan keperawatan serta evaluasi terhadap tindakan tersebut.

2) Pelaksana Pendidikan Keperawatan

Perawat memberi pendidikan kesehatan jiwa kepada individu, keluarga


dan komunitas agar mampu melakukan perawatan pada diri sendiri,
anggota keluarga dan anggota masyarakat lain. pada akhirnya diharapkan
setiap anggota masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatan jiwa.

3) Pengelola Keperawatan

12
Perawat harus menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab
dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa. Dalam melaksanakan
perannya ini perawat Menerapkan teori manajemen dan kepemimpinan
dalam mengelola asuhan keperawatan jiwa, Menggunakan berbagai
strategi perubahan yang diperlukan dalam mengelola asuhan keperawatan
jiwa, Berperan serta dalam aktivitas pengelolaan kasus seperti
mengorganisasi, koordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan serta
perbaikan bagi individu maupun keluarga, Mengorganisasi pelaksanaan
berbagai terapi modalitas keperawatan.

4) Pelaksana Penelitian

Perawat mengidentifikasi masalah dalam bidang keperawatan jiwa dan


menggunakan hasil penelitian serta perkembangan ilmu dan teknologi
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan:

Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa

Fungsi perawat psikiatri adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung


dan asuhan keperawatan secara tidak langsung.

Fungsi ini dapat dicapai melalui aktivitas perawat psikiatri, yaitu:

1) Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang ditata sedemikian


rupa sehingga dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik fisik, mental
dan sosial sehingga dapat membantu penyembuhan pasien.

2) Bekerja untuk mengatasi masalah klien here & now yaitu dalam membantu
mengatasi segera dan tidak ditunda sehingga tidak terjadi penumpukan
masalah.

3) Sebagai model peran yaitu perawat dalam memberikan bantuan kepada


pasien menggunakan diri sendiri sebagai alat melalui contoh perilaku yang
ditampilkan oleh perawat.

13
4) Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan hal
yang penting. Dalam hal ini perawat perlu memasukkan pengkajian biologis
secara menyeluruh dalam evaluasi pasien psikiatrik untuk mendeteksi
adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat diatasi dengan cara
yang tepat.

5) Memberi pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan


komunitas yang mencakup pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, ciri-
ciri sehat jiwa, penyebab gangguan jiwa, ciri-ciri gangguan jiwa, fungsi dan
tugas keluarga, dan upaya perawatan pasien gangguan jiwa.

6) Sebagai perantara sosial yaitu perawat dapat menjadi perantara dan pihak
pasien, keluarga dan masyarakat dalam memfasilitasi pemecahan masalah
paien.

7) Kolaborasi dengan tim lain. perawat dalam membantu pasien mengadakan


kolaborasi dengan petugas kesehatan lain yaitu dokter jiwa, perawat
kesehatan masyarakat (perawat komunitas), pekerja sosial, psikolog dan
lain-lain.

8) Memimpin dan memantau tenaga perawatan dalam pelaksanaan pemberian


asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada manajemen keperawatan
kesehatan jiwa. Sebagai pimpinan diharapkan dapat mengelola asuhan
keperawatan kesehatan jiwa dan memabtnu tenaga perawatan yang menjadi
bawahannya.

9) Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan kesehatan mental.


Hal ini penting diketahui oleh perawat dalam sumber-sumber yang ada di
masyarakat perlu diidentifikasi untuk digunakan sebagai faktor pendukung
dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada di masyarakat.

2.6 Standart Praktek Keperawatan Jiwa

14
Standar praktek keperawatan klinik kesehatan jiwa (psikiatrik) oleh Asosiasi
Perawat Amerika (ANA) :

1) Menguraikan tingkat kompetensi askep profesional dan kinerja profesional


yang umum untuk perawat yang terlibat di tiap tatanan praktek klinik
kesehatan jiwa.

2) Standar asuhan: berhubungan dengan aktifitas keperawatan profesional yang


dilakukan oleh perawat dengan melalu proses keperawatan pengkajian
semester I diagnosa, semester II identifikasi hasil, semester III perencanaan,
semester IV implementasi, semester V konseling, terapi lingkungan, aktifitas
askep mandiri, intervensi psikobiologis, penyuluhan kesehatan, manajemen
kasus, pemeliharaan dan peningkatan kasus, pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, psikofarmakologi, psikoterapi, konsultasi.

3) Evaluasi: standar kinerja profesional semester I: kualitas asuhan semester II:


penilaian kinerja semester III: pendidikan semester IV: hubungan dengan
sejawat semester IV, etika semester V: kolaborasi semester VI: riset.

BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional yang


didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia
sepanjang siklus kehidupan. Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal
yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku
sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia. Peran perawat
psikiatri: Pelaksana asuhan keperawatan, Pelaksana pendidikan

15
keperawatan, Pengelola keperawatan, Pelaksana penelitian . Fungsi
perawat psikatri: Memberikan lingkungan terapeutik, Bekerja untuk
mengatasi masalah klien, Sebagai model peran , Memperhatikan aspek
fisik dari masalah kesehatan klien, Memberi pendidikan kesehatan kepada
pasien, Sebagai perantara social. Standar asuhan: berhubungan dengan
aktifitas keperawatan profesional yang dilakukan oleh perawat dengan
melalu proses keperawatan pengkajian semester I diagnosa, semester II
identifikasi hasil, semester III perencanaan, semester IV implementasi,
semester V konseling, terapi lingkungan, aktifitas askep mandiri,
intervensi psikobiologis, penyuluhan kesehatan, manajemen kasus,
pemeliharaan dan peningkatan kasus, pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, psikofarmakologi, psikoterapi, konsultasi.

3.2 SARAN

Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan,


kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik
dikemudian hari.

16

Anda mungkin juga menyukai