Anda di halaman 1dari 30

ASKEB KOMPREHENSIF

PERUBAHAN DAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS


PADA IBU BERSALIN

Disusun oleh
1. Helma syafriani 9. Nadila dwi rama
2. Hema yunita 10 Netty firstcia sari
3. Husnul khotimah 11 Nopita hastuti
4. Julaika 12 Novianti
5. Kintana kumalasari 13 Nurwulandari harahap
6. Ledy grasella 14 Presiani
7. Maya elfina 15 Putri adila
8. Melda rahmadani 16 Putri ananda harahap
Dosen Pembimbing : Ainal Mardiah,S,ST,M.Keb

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 201
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas
mata kuliah ASKEB KOMPREHENSIF. Dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna,
baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata
kuliah untuk menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik pada
masa yang akan datang.

Bukittinggi, 06 November 2019

kelompok
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................4
C. Tujuan Penelitian....................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................7
A.Perubahan Fisiologis Pada Ibu Bersalin.....................................................7
B. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin...................................................11
C. Kebutuhan Fisiologis Pada Ibu Bersalin...................................................21
D. Kebutuhan Psikologis Pada Ibu Bersalin..................................................
BAB III KERANGKA KONSEP................................................................22
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Adaptasi fisiologis dan psikologis selama persalinan bersifat dramatis dan


sering dianggap ringan. Waktu dan intensitas perubahan bervariasi antar berbagai
sistem, tetapi semuanya dirancang guna memberi kesempatan kepada ibu untuk
merawat janinnya dan mempersiapkan persalinan. Sebagian besar kaum wanita
menganggap persalinan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian
menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan
selanjutnya.

Cerita mengenai persalinan selalu diidentikkan dengan peristiwa yang


mengerikan, dan bagi sebagian besar kaum perempuan merupakan peristiwa yang
sangat berpengaruh besar dalam kehidupannya. Pada masa persalinan beberapa
pertanyaan yang timbul antara lain bisa bersalin normal atau tidak, apakah harus
operasi sesar, apakah harus digunting/ dilebarkan jalan lahirnya, apakah mampu
mengejan, setelah bayi lahir plasentanya dapat lahir atau tidak, bila jalan lahir robek
dan harus dijahit rasanya sakit hebat atau tidak dan sebagainya.

Saat persalinan merupakan saat yang unik bagi perempuan. Adanya ketakutan
dan suasana yang tidak bersahabat akan meningkatkan ketegangan dan rasa nyeri.
Ketakutan ini dapat dikurangi dengan memberi edukasi tentang persalinan, teknik
relaksasi, pengetahuan tentang berbagai prosedur obstetrik, fasilitas rumah sakit dan
kamar bersalin yang familiar, serta disiapkan untuk membantu menjalankan
persalinan dengan baik, nyaman dan berhasil guna.

Peran bidan yang ada sangat berpengaruh dalam meningkatkan rasa percaya
diri ibu yang akan melahirkan. Pengetahuan bidan tentang perubahan fisiologis dan
psikologis kehamilan normal sangat penting sehingga bidan bisa mengidentifikasi
perubahan yang terjadi akibat kehamilan dan mendeteksi abnormalitas, sehingga
seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan yang sesuai.
B. Rumusan Masalah
Apasaja perbahan dan kebutuhan fisiologis dan psikologis pada ibu bersalin
dalam kala I-III?

C. Tujuan
1. Mengetahui perubahan fisiologis pada ibu bersalin!
2. Mengetahui perubahan psikologis pada ibu bersalin!
3. Mengetahui kebutuhan fisiologis pada ibu bersalin!
4. Mengetahui kebutuhan psikologis pada ibu bersalin!
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Perubahan Fisiologis dalam Persalinan


Persalinan merupakan proses alamiah, yakni merupakan serangakaian
kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup culan atau hampir cukup
bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu (Erawati
AD, 2011). Menurut Sulistyawati A (2010) dan Johariyah (2012) mengungkapkan
bahwa serangkaian proses persalinan yang normal dapat menimbulkan adanya
adaptasi fisiologi pada ibu bersalin. Adapun adaptasi atau perubahan fisiologi ibu
bersalin tersebut adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Fisiologis Kala I
a. Uterus
Saat mulai persalinan, jaringan dari myometrium berkontraksi dan  berelaksasi
seperti otot pada umumnya. Pada saat otot retraksi, ia tidak akan kembali ke
ukuran semula tapi berubah ke ukuran yang lebih pendek secara progresif.
Perhatikan gambar berikut ini. Gambar 1. Perubahan otot uterus saat
persalinan.
Kontraksi uterus mulai dari  fundus dan terus melebar sampai ke  bawah
abdomen dengan dominasi tarikan ke arah fundus (fundal dominan).
Kontraksi uterus berakhir dengan masa yang terpanjang dan sangat kuat pada
fundus. Dan berikut adalah perubahan kapasitas uterus saat persalinan.

Gambar 2.1 Kontraksi dan Relaksasi Otot Uterus


b. Serviks
Sebelum onset persalinan, serviks mempersiapkan kelahiran dengan  berubah
menjadi lembut. Saat persalinan mendekat, serviks mulai menipis dan
membuka.
1) Penipisan Serviks (effacement)
Berhubungan dengan kemajuan pemendekan dan penipisan
serviks. Seiring dengan bertambah efektifnya kontraksi, serviks
mengalami  perubahan bentuk menjadi lebih tipis. Hal ini disebabkan oleh
kontraksi uterus yang bersifat fundal dominan sehingga seolah-olah
serviks tertarik ke atas dan lama kelamaan menjadi tipis. Batas antara
segmen atas dan bawah rahim (retraction ring) mengikuti arah tarikan ke
atas sehingga seolah-olah batas ini letaknya bergeser ke atas. Panjangnya
serviks pada akhir kehamilan normal berubah-ubah (dari  beberapa mm
menjadi 3 cm). dengan dimulainya persalinan, panjang serviks berkurang
secara teratur sampai menjadi pendek (hanya  beberapa mm). Serviks yang
sampai tipis ini disebut dengan “menipis
2) Dilatasi
Proses ini merupakan kelanjutan dari effacement. Setelah serviks
dalam kondisi menipis penuh, maka tahap berikutnya adalah  pembukaan.
Serviks membuka disebabkan daya tarikan otot uterus ke atas secara terus-
menerus saat uterus berkontraksi. Dilatasi dan diameter serviks dapat
diketahui melalui pemeriksaan intravaginal. Berdasarkan diameter
pembukaan serviks, proses ini terbagi menjadi 2 fase, yaitu :
1) Fase laten Berlangsung selama kurang lebih 8 jam. Pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai diameter 3 cm.
2) Fase aktif Dibagi dalam 3 fase.
 Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm kini menjadi 4
cm
 Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan  berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm
 Fase deselarasi. Pembukaan melambat kembali, dalam 2 jam
pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap (10cm). Pembukaan lengkap
berarti bibir serviks dalam keadaan tak teraba dan diameter lubang
seviks adalah 10cm. Fase diatas dijumpai pada primigravida. Pada
multigravida tahapannya sama namun waktunya lebih cepat untuk
setiap fasenya. Kala I selesai apabila pembukaan serviks telah
lengkap. Pada primigravida berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan
pada multigravida kira-kira 7 jam.

Gambar 2.2 Pembukaan dan penipisan Serviks

c. Perubahan System Kardiovaskuler (Meliputi Tekanan Darah Dan Jantung)


Selama persalinan, curah jantung meningkat 40 % sampai 50 %
dibandingkan dengan kadar sebelum persalinan dan sekitar 80% sampai 100
% dibandingkan dengan kadar sebelumnya (Hecker, 1997). Peningkatan curah
jantung ini terjadi karena pelepasan katekolamin akibat nyeri dan karena
kontraksi otot abdomen dan uterus. Seiring dengan kontraksi uterus sekitar
300 sampai 500 ml darah dipindahkan ke volume darah sentral (sulivan et al,
1985).
Dalam studi klasik, Hendrik dan Quilligan (1956) mendemonstrasikan
bahwa nyeri dan ansietas dapat meningkatkan curah jantung sekitar 50 %
sampai 60 %. Karena kontraksi uterus dapat menyebabkan kompresi
bermakna pada aorta dan arteria iliaka, sebagian besar peningkatan curah
jantung dialirkan ke ekstermitas atas dan kepala (Gabbe et al, 1991).
Pada setiap kontaksi uterus, aliran darah di cabang-cabang arteri uterus
yang menyuplai ruang intervillli menurun dengan cepat sesuai dengan
besarnya kontraksi. Penurunan ini tidak berhubungan dengan perubahan yang
bermakna dalam tekanan perfusi sistemik, tetapi lebih berhubungan dengan
peningkatan tahanan vaskuler lokal di dalam uterus (Assali, 1989).
Tekanan vena istemik meningkat saat darah kembali dari vena uterus yang
membengkak. Pada kala I, sistolik rata-rata meningkat 10 mm hg dan tekanan
diastolik rata- rata meningkat sebesar 5-19 mmhg selama kontraksi, tetapi
tekanan tidak banyak berubah. Diantara waktu kontraksi kala II terdapat
peningkatan 30/25 mmhg selama kontraksi dari 10/5 sampai 10 mmhg
(Beichter et al, 1986). Jika wanita mengejan dengan kuat, terjadi kompensasi
tekanan darah, seringkali terjadi penurunan tekanan darah secara dramatis saat
wanita berhenti mengejan di akhir kontaksi. Perubahan lain dalam persalinan
mencakup peningkatan denyut nadi secara perlahan tapi pasti sampai sekitar
100 kali per menit pada persalinan kala II. Frekuensi denyut nadi dapat
ditingkatkan lebih jauh oleh dehidrasi, perdarahan, ansietas, nyeri dan obat-
obatan tertentu, seperti terbutalin.
Karena perubahan kardiovaskuler yang terjadi selama kontraksi uterus,
pengkajian paling akurat untuk mengkaji tanda tanda vital maternal adalah
diantara waktu kontraksi. Pengaturan posisi memiliki efek yang besar pada
curah jantung. Membalikkan posisi wanita bersalin dari miring ke telentang
menurunkan curah jantung sebesar 30%. Tekanan darah meningkat selama
kontraksi, kenaikan sistole 15 (10-20) mmhg, kenaikan diastole 5-10 mmhg,
diantara kontraksi tekanan kembali pada level sebelum persalinan. Posisi
berbaring miring akan mengurangi terjadinya perubahan tekanan darah selama
proses kontraksi. Rasa sakit/nyeri, takut dan cemas juga dapat meningkatkan
tekanan darah. Kenaikan detak jantung berkaitan dengan peningkatan
metabolisme. Secara dramatis detak jantung naik selama uterus berkontraksi.
Antara kontraksi sedikit meningkat dibandingkan sebelum persalinan.
d. Perubahan Pada Metabolisme Karbohidrat Dan Basal Metabolisme Rate
Pada saat mulai persalinan, terjadi penurunan hormon progesteron
yang mengakibatkan perubahan pada sistem pencernaan menjadi lebih lambat
sehingga makanan lebih lama tinggal di lambung, akibatnya banyak ibu
bersalin yang mengalami obstivasi atau peningkatan getah lambung sehingga
terjadi mual dan muntah.
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob meningkat secara
perlahan yang terjadi akibat aktivitas otot rangka dan kecemasan ibu.
Peningkatan ini ditandai dengan adanya peningkatan suhu badan ibu, nadi,
pernafasan, cardiac out put dan hilangnya cairan.
Pada Basal Metabolisme Rate (BMR), dengan adanya kontraksi dan
tenaga mengejan yang membutuhkan energi yang besar, maka pembuangan
juga akan lebih tinggi dan suhu tubuh meningkat. Suhu tubuh akan sedikit
meningkat (0,5-10 C) selama proses persalinan dan akan segera turun setelah
proses persalinan selesai. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan
metabolisme tubuh. Peningkatan suhu tubuh tidak boleh lebih dari 10C.
e. Perubahan Pada System Pernapasan
Dalam persalinan, ibu mengeluarkan lebih banyak CO2 dalam setiap
nafas. Selama kontraksi uterus yang kuat, frekuensi dan kedalaman pernafasan
meningkat sebagai responns terhadap peningkatan kebutuhan oksigen akibat
pertambahan laju metabolik. Rata rata PaCO2 menurun dari 32 mm hg pada
awal persalinan menjadi 22 mm hg pada akhir kala I (Beischer et al, 1986).
Menahan nafas saat mengejan selama kala II persalinan dapat mengurangi
pengeluaran CO2. Masalah yang umum terjadi adalah hiperventilasi maternal,
yang menyebabkan kadar PaCO2 menurun dibawah 16 sampai 18 mm hg
(Beischer et al, 1986). Kondisi ini dapat dimanifestasikan dengan kesemutan
pada tangan dan kaki, kebas dan pusing. Jika pernafasan dangkal dan
berlebihan, situasi kebalikan dapat terjadi karena volume rendah. Mengejan
yang berlebihan atau berkepanjangan selama Kala II dapat menyebabkan
penurunan oksigen sebagai akibat sekunder dari menahan nafas. Pernafasan
sedikit meningkat karena adanya kontraksi uterus dan peningkatan
metabolisme dan diafragma tertekan oleh janin. Hiperventilasi yang lama
dianggap tidak normal dan dapat menyebabkan terjadinya alkalosis.
f. Perubahan Pada Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorbsi makanan padat secara substansial
berkurang banyak sekali selama persalinan aktif dan waktu pengosongan
lambung. Efek ini dapat memburuk setelah pemberian narkotik. Banyak
wanita mengalami mual muntah saat persalinan berlangsung, khususnya
selama fase transisi pada kala I persalinan. Selain itu pengeluaran getah
lambung yang berkurang menyebabkan aktifitas pencernaan berhenti dan
pengosongan lambung menjadi sangat lamban. Cairan meninggalkan perut
dalam tempo yang biasa. Mual atau muntah terjadi sampai ibu mencapai akhir
kala I. Ketidaknyamanan lain mencakup dehidrasi dan bibir kering akibat
bernafas melalui mulut. Karena resiko mual dan muntah, beberapa fasilitas
pelayanan bersalin membatasi asupan oral selama persalinan. Es batu biasanya
diberikan untuk mengurangi ketidaknyaman akibat kekeringan mulut dan
bibir. Beberapa fasilitas layanan lain mengijinkan minum air putih, jus dan ice
pop. Banyak fasilitas lain memberikan asupan cairan melalui intravena. Kadar
natrium dan klorida dalam plasma dapat menurun sebagai akibat absorbsi
gastrointestinal, nafas terengah-engah, dan diaforesis (perspirasi) selama
persalinan dan kelahiran. Poliuri (sering berkemih) merupakan hal yang biasa
terjadi. Penurunan asupan cairan oral akibat mual dan muntah,
ketidaknyamanan dan pemberian analgetik atau anestesi dapat lebih jauh
mengubah kesimbangan cairan dan elektrolit.
2. Perubahan Fisiologis Kala II
Menurut Rukiah AY, kala dua persalinan adalah kala pengeluaran dimulai
saat serviks telah membuka lengkap dan berlanjut hingga bayi lahir. Pada kala II,
kontraksi uterus menjadi lebih kuat dan lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali
dengan durasi >40 detik, intensitas semakin lama semakin kuat.
a. Serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh
pendataran serviks yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang semula
berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu lubang saja
dengan pinggir yang tipis. Lalu akan terjadi pembersaran ostium eksternum
yang tadinya berupa suatu lubang dengan beberapa milimeter mejadi lubang
yang dapat dilalui anak, kira-kira 10 cm. Pada pembukaan lengkap tidak
teraba bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina telah merupakan
satu saluran.  
b. Uterus
Saat ada his, uterus teraba sangat keras karena seluruh ototnya
berkontraksi. Proses ini akan efektif hanya jika his bersifat  fundal dominan,
yaitu kontraksi didominasi oleh otot fundus yang menarik otot  bawah rahim
keatas sehinga akan menyebabkan pembukaan serviks dan dorongan janin ke
bawah secara alami.
c. Vagina
Sejak kehamilan vagina mengalami perubahan-perubahan sedemikian
rupa, sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban pecah, segala  perubahan,
terutama pada dasar panggul diregang menjadi saluran dengan dinding-
dinding yang tipis oleh bagian depan anak. Waktu kepala sampai di vulva,
lubang vulva menghadap ke depan atas.
3. Perubahan Fisiologi kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit kemudian uterus
berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya  plasenta
lepas dalam 6 menit-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan
tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta, disertai dengan  pengeluaran
darah. Tempat implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat pengosongan
kavum uteri dan kontraksi lanjutan sehingga plasenta dilepaskan dari
perlekatannya dan pengumpulan darah pada ruang utero-plasenter akan
mendorong plasenta keluar. Otot uterus (myometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini
menyebabkan  berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat
perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah
maka  plasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding rahim,
setelah lepas, plasenta akan turun ke bawah uterus atau kedalam vagina(Rukiah
AT, dkk, 2009).
Menurut Sondakh J S (2013) menjelaskan bahwa ada tiga perubahan utama
yang terjadi pada saat proses persalinan kala III, yaitu :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh, dan tinggi fundus biasanya terletak dibwah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus
berbentuk segetiga atau berbentuk menyerupai buah pir atau alpukat, dan
fundus berada diatas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).  
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda Ahfeld).
c. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu
mendorong  plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila
kumpulan darah (retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus
dan  permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya, maka darah
akan tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
4. Perubahan fisiologi kala IV
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan saat yang paling kritis
bagi  pasien dan bayinya. Tubuh pasien melakukan adaptasi yang luar biasa
setelah kelahiran bayinya agar kondisi tubuh kembali stabil, sedangkan bayi
melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan hidupnya di luar uterus.
Kematian ibu terbanyak terjadi pada kala ini, oleh karena itu bidan tidak  boleh
meninggalkan pasien dan bayi sendirian.
a. Tanda Vital
Dalam dua jam pertama setelah persalinan, tekanan darah, nadi, dan
pernapasan akan berangusr kembali normal. Suhu pasien biasanya akan
mengalami sedikit peningkatan, tapi masih dibawah 38°C, hal ini disebabkan
oleh kurangnya cairan dan kelelahan. Jika intake cairan baik, maka suhu akan
berangsur normal kembali setelah dua jam.
b. Gemetar
Kadang dijumpai pasien pasca persalinan mengalami gemetar, hal ini
normal sepanjang suhu kurang dari 38°C dan tidak dijumpai tanda-tanda
infeksi lain. Gemetar terjadi karena hilangnya ketegangan dan sejumlah energi
selama melahirkan dan merupakan respon fisiologis terhadap  penurunan
volume intrabdominal serta pergeseran hematologik.
c. Sistem gastrointestinal
Selama dua jam pascapersalinan kadang dijumpai pasien merasa mual
sampai muntah, atasi hal ini dengan posisi tubuh yang memungkinkan dapat
mencegah terjadinya aspirasi corpus aleanum ke saluran  pernapasan dengan
setengah duduk atau duduk di tempat tidur. Perasaan haus pasti dirasakan
pasien, oleh karena itu hidrasi sangat penting diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
d. Sistem Renal
Selama 2-4 jam pascapersalinan kandung kemih masih dalam keadaan
hipotonik akibat adanya alostaksis, sehingga sering dijumpai kandung kemih
dalam keadaan penuh dan mengalami pembesaran. Hal ini disebabkan oleh
tekanan pada kandung kemih dan uretra selama  persalinan. Kondisi ini dapat
minimalisir dengan selalu mengusahakan kandung kemih sebaiknya tetap
kosong guna mencegah uterus berubah  posisi dan terjadi atoni. Uterus yang
berkontraksi dengan buruk meningkatkan perdarahan dan nyeri.
e. Sistem Kardiovaskular
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk
menampung aliran darah yang meningkat yang diperlukan oleh plasenta dan
pembuluh darah uterus. Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis
yang terjadi secara cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada
proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah kelahiran
bayi. Pada persalinan per vagina kehilangan darah sekitar 200-500 ml
sedangkan pada persalinan SC pengeluaran dua kali lipat. Perubahan terdiri
dari volume darah dan kadar Hematokrit. Setelah  persalinan, shunt akan
hilang dengan tiba-tiba. Volume darah pasien relative akan bertambah.
Keadaan ini akan menyebabkan beban pada jantung dan akan menimbulkan
dekompensasio kaordis pada pasien dengan vitum kardio. Keadaan ini dapat
diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan adanya hemokonstrasi
sehingga volume darah kembali seperti kondisi awal.
f. Serviks
Perubahan pada serviks terjadi segera setelah bayi lahir, bentuk serviks
agak menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uterus yang
dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi sehingga
seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks  berbentuk semacam
cincin. Serviks berwarna merah kehitaman karena  penuh dengan pembuluh
darah. Konsistensi lunak, kadang-kadang terdapat laserasi atau perlukaan
kecil. Karena robekan kecil terjadi selama berdilatasi, maka serviks tidak akan
pernah kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil. Muara serviks yang
berdilatasi sampai 10cm sewaktu persalinan akan menututp secara perlahan
dan bertahap. Setelah bayi lahir tangan bisa masuk ke dalam rongga rahim,
setelah dua  jam hanya dapat dimasuki dua atau tiga jari.
g. Perineum
Segera setelah melahirkan, perenium menjadi kendur karena sebelunya
teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.
h. Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat
besar selama proses melahirkan, dan dalam beberapa hari pertama sesudah
proses tersebut kedua organ ini tetap dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali, seperti labia menjadi lebih
menonjol.
B. Perubahan Psikologis Pada Ibu Bersalin
1. Kala I
Pada persalinan Kala I selain pada saat kontraksi uterus, umumnya ibu
dalam keadaan santai, tenang dan tidak terlalu pucat. Kondisi psikologis yang
sering terjadi pada wanita dalam persalinan kala I adalah :
1. Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan-kesalahan sendiri.
Ketakutan tersebut berupa rasa takut jika bayi yang yang akan dilahirkan
dalam keadaan cacat, serta takhayul lain. Walaupun pada jaman ini
kepercayaan pada ketakutan-ketakutan gaib selama proses reproduksi sudah
sangat berkurang sebab secara biologis, anatomis, dan fisiologis kesulitan-
kesulitan pada peristiwa partus bisa dijelaskan dengan alasan-alasan
patologis atau sebab abnormalitas (keluarbiasaan). Tetapi masih ada
perempuan yang diliputi rasa ketakutan akan takhayul.
2. Timbulnya rasa tegang, takut, kesakitan, kecemasan dan konflik batin. Hal
ini disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam kandungan yang
dapat mengakibatkan calon ibu mudah capek, tidak nyaman badan, dan tidak
bisa tidur nyenyak, sering kesulitan bernafas dan macam-macam beban
jasmaniah lainnya diwaktu kehamilannya.
3. Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman dan selalu kegerahan serta tidak
sabaran sehingga harmoni antara ibu dan janin yang dikandungnya menjadi
terganggu. Ini disebabkan karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan
timbulnya kontraksi- kontraksi pada rahim sehingga bayi yang semula
diharapkan dan dicintai secara psikologis selama berbulan-bulan itu kini
dirasakan sebagai beban yang amat berat.
4. Ketakutan menghadapi kesulitan dan resiko bahaya melahirkan bayi yang
merupakan hambatan dalam proses persalinan :
a. Adanya rasa takut dan gelisah terjadi dalam waktu singkat dan tanpa
sebab sebab yang jelas
b. Ada keluhan sesak nafas atau rasa tercekik, jantung berdebar-debar
c. Takut mati atau merasa tidak dapat tertolong saat persalinan
d. Muka pucat, pandangan liar, pernafasan pendek, cepat dan takikardi
5. Adanya harapan harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan dilahirkan.
Relasi ibu dengan calon anaknya terpecah, sehingga popularitas AKU-
KAMU (aku sebagai pribadi ibu dan kamu sebagai bayi) menjadi semakin
jelas. Timbullah dualitas perasaan yaitu:
a. Harapan cinta kasih
b. Impuls bermusuhan dan kebencian
c. Sikap bermusuhan terhadap bayinya
d. Keinginan untuk memiliki janin yang unggul
e. Cemas kalau bayinya tidak aman di luar rahim
f. Belum mampu bertanggung jawab sebagai seorang ibu
g. Kegelisahan dan ketakutan menjelang kelahiran bayi:
h. Takut mati
i. Trauma kelahiran
j. Perasaan bersalah
k. Ketakutan riil
2. Kala II
Pada masa persalinan seorang wanita ada yang tenang dan bangga akan
kelahiran bayinya, tapi ada juga yang merasa takut. Adapun perubahan
psikologis yang terjadi adalah sebagai berikut:
a. Panik dan terkejut dengan apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
b. Bingung dengan adanya apa yang terjadi pada saat pembukaan lengkap
c. Frustasi dan marah
d. Tidak memperdulikan apa saja dan siapa saja yang ada di kamar bersalin
e. Rasa lelah dan sulit mengikuti perintah
f. Fokus pada dirinya sendiri
3. Perubahan psikologi kala III dan IV
Sesaat setelah bayi lahir hingga 2 jam persalinan, perubahan -  perubahan
psikologis ibu juga masih sangat terlihat karena kehadiran buah hati baru dalam
hidupnya. Adapun perubahan psikologis ibu bersalin yang tampak  pada kala III
dan IV ini adalah sebagai berikut.
a. Bahagia Karena saat
saat yang telah lama di tunggu akhirnya datang juga yaitu kelahiran bayinya
dan ia merasa bahagia karena merasa sudah menjadi wanita yang sempurna
(bisa melahirkan, memberikanan anak untuk suami dan memberikan anggota
keluarga yang baru), bahagia karena bisa melihat anaknya.  
b. Cemas dan Takut Cemas dan takut kalau terjadi bahaya atas dirinya saat
persalinan karena  persalinan di anggap sebagai suatu keadaan antara hidup
dan mati. Cemas dan takut karena pengalaman yang lalu. Takut tidak dapat
memenuhi kebutuhan anaknya.

C. Kebutuhan fisiolog ibu bersalin


1. Asuhan Tubuh Dan Fisik
a. Kebersihan dan Kenyamanan
Menjaga kebersihan dan kenyamanan ibu saat
melahirkan sangat penting. Ketika ibu sedang melahirkan
akan merasakan panas dan berkeringat banyak. Jika
memungkinkan ibu bisa mandi dan berganti pakaian tetapi
jika waktunya tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan
menyeka tubuh dan mengganti pakaiannya. Pilihkan baju
yang berbahan katun sehingga ibu merasa nyaman. Untuk
menjaga kebersihann mulut, ibu dapat menggosok gigi atau
menggunakan moutwash.
b. Posisi
Rasa sakit yang ibu rasakan akibat kontraksi akan
semakin terasa sesuai dengan bertambahnya pembukaan
serviks. Ibu mungkin memerlukan bantuan untuk mencari
dan menemukan posisi yang nyaman. Ada beberapa posisi
tertentu yang dapat membantu mengurangi rasa sakit,
misalnya posisi duduk, bersandar tegak, bersandar
kedepan, berlutut kedepan, mengurut punggung atau
bersandar pada suami, pada kala 1 biasanya secara naluri
ibu bergerak mencari posisi yang nyaman dan tetap pada
posisi tersebut selama kala 1 posisi yang dianjurkan
adalah :
1) Berdiri di belakang meja dengan rileks, Ibu dapat berdiri
di belakang meja dengan rileks, letakkan tangan pas
sandaran kursi.
2) Berdiri menghadap pasangan. Ibu berdiri menghadap
suami dan suami dapat diminta untuk memijat secara
perlahan punggung ibu.
3) Ibu bersandar pada punggung suami secara rileks. Ibu
dapat menyandangkan punggung pada suami dengan
rileks, dan suami dapat menyeka keringat ibu dengan
washlap.
4) Duduk di kursi menggunakan bantal menghadap ke
belakang. Ibu duduk di kursi menggunakan bantal,
lengan diletakkan pada sandaran kursi dan menghadap
kebelakang, dan suami dapat memijat lembut punggung
ibu.

Gambar 2.3
Posisi mengurangi rasa sakit saat proses persalinan
5) Rileks dengan posisi menungging dan merebahkan
kepala pada bantal
Ibu dapat rileks dengan posisi nungging dan
merebahkan kepala pada bantal, suami dapat mengusap
lembut pada bagian punggung.
c. Kontak Fisik
Ibu dapat merasakan nyaman jika melakukan kontak
fisik dengan yang dicintai .suami dapat dianjurkan untuk
memengang tangan ibu. Menggosok punggung nya,
menyeka dengan washlap atau hanya mendekapnya. Bidan
harus peka terhadap keinginan ibu dan menghormatinya.
d. Pijatan
Ibu yang mengalami sakit punggung atau nyeri selama
persalinan mungkin membutuhkan pijatan secara lembut
untuk dapat meringankan rasa sakit yang di alaminya.
Bidan atau suami ibu dapat melakukan pijatan melingkar
dibagian lumbo sacralnya dengan menggunakan bedak
atau body lotion untuk mengurangi priksi.
e. Perawatan Kandung Kemih dan Perut
Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya
secara rutin selama persalinan .ibu harus berkemih paling
sedikit setiap 2 jam atau lebih sering jika terasa ingin
berkemih atau kandung kemih dirasakan penuh. Periksa
kandung kemih pada saat akan memeriksa denyut jantung
janin (lihat / palpasi tepat di atas simpisis pubis untuk
mengetahui apakah kandung kemih penuh).
2. Kehadiran Seseorang Pendamping

Kehadiran seseorang pendamping pada saat persalinan


dapat menimbulkan efek positif terhadap persalinan sehingga
dapat menurunkan morbiditas, persalinan yang lebih singkat
dan menurunkan persalinan dengan tindakan operasi, selain
itu kehadiran seorang pendamping sangat perlu bagi ibu yang
sedang bersalin. Beberapa keuntungan kehadiran
pendamping saat ibu melahirkan antara lain sebagai berikut :

1. Kebutuhan analgelisa farmakologis dan lebih sedikit


epidural
2. Berkurangnya kelahiran instrumental
3. Berkurangnya bedah caesare untuk membantu kelahiran
4. Skor APGAR< lebih sedikit
5. Berkurangnya trauma perinatal

Kehadiran seorang pendamping memungkinkan ibu


bersalin untuk memiliki rasa percaya diri lebih besar,
sehingga lebih aktif untuk bertanya tentang kondisinya
dengan cara meminta secara langsung atau melalui
pendamping tersebut.

Adapun dukungan yang dapat diberikan oleh pendamping


diantaranya adalah:

1. Mengusap keringat ibu


2. Menemani atau membimbing ibu untuk jalan-jalan
3. Memberikan ibu minum saat terjadi relaksasi
4. Merubah posisi ibu
5. Memijat punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan yang
bermanfaat lainnya.
6. Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa nyaman.
7. Membimbing ibu untuk mengatur nafas pada saat
kontraksi.
8. Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian
kepada ibu.
3.Pengurangan Rasa Nyeri
Rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan berbeda tiap
individu rasa nyeri memiliki karakteristik tertentu yang sama
tau bersifat umum. Pengendalian rasa nyeri berhungan
dengan keputusan untuk menginplementasikan atau
memberikan pengendalian nyeri tersebut.

Rasa nyeri pada persalinan yang dialami oleh wanita


pada saat persalinan disebabkan oleh kontraksi uterus,
dilatasi serviks dan distensi perineum, peregangan vagina
dan dasar panggul pada akhir kala I dan II.

Untuk mengurangi rasa nyeri terdapat beberapa tindakan


pendukung yang dapat diberikan antara lain:

a. Pengaturan posisi
Pengaturan posisi melibatkan juga penempatan
bantal, ibu bersalin memerlukan bantal dibawah
kepalanya, hal ini dapat meningkatkan relaksasi,
mengurangi tekanan otot dan mengerliminasi titik-titik
tekanan. Beberapa hal juga dapat mengurangi rasa nyeri
pada ibu, diantaranya adalah anjurkan ibu untuk mencoba
posisi yang nyaman bagi dirinya, seperti berjalan, berdiri,
duduk, jongkok, berbaring, miring atau merangkak.
b. Relaksasi dan pelatihan pernapasan
Relaksasi atau latihan pernapasan dapat membantu
ibu untuk mengurangi rasa nyeri. Ada 2 latihan relaksasi
diantaranya adalah yang pertama relaksasi progresip yaitu
dengan cara mengeraskan satu otot (tangan, lengan, kaki,
muka) dengan sengaja, sekeras mungkin dan kemudian
merileksasikannya selembut mungkin, kedua relaksasi
terkontrol yaitu dengan cara mengeraskan satu otot dan
satu otot lain direlaksasikan, contoh lengan kiri dikuatkan,
lengan kanan rileks dan bernapas dalam sewaktu ada his
dengan cara meminta ibu untuk menarik napas panjang.
Tahan napas sebentar kemudian dilepaskan dengan cara
meniup. Ibu dianjurkan untuk bernafas seperti biasa dan
meneran pada saat ibu merasakan dorongan.
c. Usapan di punggung/abdomen
Lakukan pijatan/masase dipunggung atau mengusap
perut ibu dengan lembut, jika ibu menginginkannya. Hal ini
dapat memberikan dukungan dan kenyamanan pada ibu
bersalin sehingga akan mengurangi rasa sakit.
d. Pengosongan kandung kemih
Sarankan ibu untuk sesering mungkin berkemih.
Kandung kemih yang penuh akan menyebabkan nyeri
pada bagian abdominal juga menyebabkan sulit turunnya
bagian terendah dari janin.

e. Suara dalam persalinan


Membuat suara didalam persalinan dapat membantu
ibu terbiasa dengan suara gaduh, namun doronglah agar
mereka mau mencobanya. Bidan dapat membimbing
mereka mengeluarkan suara rendah dan berat.
4. Penerimaan Terhadap Perilaku dan Tingkah Lakunya
Pada saat proses persalinan, ibu biasanya menarik diri
dan terpusat pada diri sendiri dari pada mengobrol dengan
orang lain. Ketika persalinan semakin kuat, ibu akan
mengurangi mobilitas, memegang sesuatu saat kontraksi
atau berdiri mengangkang dan menggerakkan pinggulnya.
Beberapa ibu mungkin berteriak pada puncak kontraksi
dan ada pula yang berusaha tetap tenang. Penerimaan akan
tingkah laku dan sikap ibu dapat menumbuhkan
kepercayaannya.
5. Informasi dan Kepastian Tentang Hasil Persalinan Yang
Aman
Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan
persalinannya sehingga mampu mengambil keputusan dan
ibu perlu diyakinkan bahwa kemajuan persalinannya normal.
Berikan sugesti positif pada ibu, karena kata-kata mempunyai
pengaruh yang sangat kuat saat proses persalinan.
Setiap ibu bersalin selalu ingin mengetahui apa yang terjadi
pada tubuhnya yang meliputi :
a. Penjelasan tentang proses dan perkembangan
persalinannya. Ibu yang telah siap mempunyai anak
biasanya mengetahui proses-proses persalinan dan merasa
ingin diinformasikan mengenai perkembangannya,
sedangkan pada ibu yang belum siap biasanya mereka
ingin mengetahui apa saja yang sedang terjadi dalam
tubuhnya.
b. Penjelasan semua hasil pemeriksaan. Semua hasil
pemeriksaan harus dijelaskan pada ibu, hal ini akan
mengurangi kebingungan pada ibu. Setiap tindakan yang
akan bidan lakukan harus memperoleh persetujuan
sebelum melakukan prosedur.
c. Penjelasan tentang prosedur dan adanya pembatasan. Hal
ini memungkinkan ibu bersalin merasa aman, ibu harus
menyadari prosedur tersebut sebagai salah satu yang dia
perlukan dan yang akan membantunya.
d. Suami dan keluarga harus diberi informasi selengkapnya
tentang kemajuan persalinan dan perkembangannya
selama proses persalinan. Setiap pengobatan atau
intervensi yang mungkin akan dilakukan harus dijelaskan
terlebih dahulu. Ibu dan suaminya dilibatkan dalam
pengambilan keputusan.

D. Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin


Kebutuhan psikologis pada ibu bersalin merupakan salah satu
kebutuhan dasar pada ibu bersalin yang perlu diperhatikan bidan. Keadaan
psikologis ibu bersalin sangat berpengaruh pada proses dan hasil akhir
persalinan. Kebutuhan ini berupa dukungan emosional dari bidan sebagai
pemberi asuhan, maupun dari pendamping persalinan baik suami/anggota
keluarga ibu. Dukungan psikologis yang baik dapat mengurangi tingkat
kecemasan pada ibu bersalin yang cenderung meningkat.
Dukungan psikologis yang dapat diberikan bidan untuk dapat
mengurangi tingkat kecemasan ibu adalah dengan membuatnya merasa nyaman.
Hal ini dapat dilakukan dengan: membantu ibu untuk berpartisipasi dalam proses
persalinannya dengan tetap melakukan komunikasi yang baik, memenuhi
harapan ibu akan hasil akhir persalinan, membantu ibu untuk menghemat tenaga
dan mengendalikan rasa nyeri, serta mempersiapkan tempat persalinan yang
mendukung dengan memperhatikan privasi ibu.
Secara terperinci, dukungan psikologis pada ibu bersalin dapat
diberikan dengan cara: memberikan sugesti positif, mengalihkan perhatian
terhadap rasa sakit dan ketidaknyamanan selama persalinan, dan membangun
kepercayaan dengan komunikasi yang efektif.
1. Pemberian Sugesti
Pemberian sugesti bertujuan untuk memberikan pengaruh pada ibu
dengan pemikiran yang dapat diterima secara logis. Sugesti yang diberikan
berupa sugesti positif yang mengarah pada tindakan memotivasi ibu untuk
melalui proses persalinan sebagaimana mestinya. Menurut psikologis sosial
individu, orang yang mempunyai keadaan psikis labil akan lebih mudah
dipengaruhi/mendapatkan sugesti. Demikian juga pada wanita bersalin yang
mana keadaan psikisnya dalam keadaan kurang stabil, mudah sekali
menerima sugesti/pengaruh.
Sugesti positif yang dapat diberikan bidan pada ibu bersalin
diantaranya adalah dengan mengatakan pada ibu bahwa proses persalinan
yang ibu hadapi akan berjalan lancar dan normal, ucapkan hal tersebut
berulang kali untuk memberikan keyakinan pada ibu bahwa segalanya akan
baik-baik saja. Contoh yang lain, misal saat terjadi his/kontraksi, bidan
membimbing ibu untuk melakukan teknik relaksasi dan memberikan sugesti
bahwa dengan menarik dan menghembuskan nafas, seiring dengan proses
pengeluaran nafas, rasa sakit ibu akan berkurang. Sebaiknya bidan selalu
mengucapkan kata-kata positif yang dapat memotivasi ibu untuk tetap
semangat dalam menjalani proses persalinan.  Inti dari pemberian sugesti ini
adalah pada komunikasi efektif yang baik. Bidan juga dituntut untuk selalu
bersikap ramah dan sopan, dan menyenangkan hati ibu dan suami/keluarga.
Sikap ini akan menambah besarnya sugesti yang telah diberikan.
2. Mengalihkan Perhatian
Mengalihkan perhatian dari rasa sakit yang dihadapi selama proses
persalinan berlangsung dapat mengurangi rasa sakit yang sebenarnya. Secara
psikologis, apabila ibu merasakan sakit, dan bidan tetap fokus pada rasa sakit
itu dengan menaruh rasa empati/belas kasihan yang berlebihan, maka rasa
sakit justru akan bertambah.
Upaya yang dapat dilakukan bidan dan pendamping persalinan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit selama persalinan misalnya adalah
dengan mengajaknya berbicara, sedikit bersenda gurau, mendengarkan musik
kesukaannya atau menonton televisi/film. Saat kontraksi berlangsung dan ibu
masih tetap merasakan nyeri pada ambang yang tinggi, maka upaya-upaya
mengurangi rasa nyeri misal dengan teknik relaksasi, pengeluaran suara, dan
atau pijatan harus tetap dilakukan.
3. Membangun Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu poin yang penting dalam
membangun citra diri positif ibu dan membangun sugesti positif dari bidan.
Ibu bersalin yang memiliki kepercayaan diri yang baik, bahwa dia mampu
melahirkan secara normal, dan dia percaya bahwa proses persalinan yang
dihadapi akan berjalan dengan lancar, maka secara psikologis telah
mengafirmasi alam bawah sadar ibu untuk bersikap dan berperilaku positif
selama proses persalinan berlangsung sehingga hasil akhir persalinan sesuai
dengan harapan ibu.
Untuk membangun sugesti yang baik, ibu harus mempunyai
kepercayaan pada bidan sebagai penolongnya, bahwa bidan mampu
melakukan pertolongan persalinan dengan baik sesuai standar, didasari
pengetahuan dasar dan keterampilan yang baik serta mempunyai pengalaman
yang cukup. Dengan kepercayaan tersebut, maka dengan sendirinya ibu
bersalin akan merasa aman dan nyaman selama proses persalinan
berlangsung.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan psikologis dan fisiologis dapat ditemukan sejak kala I hingga kala
IV persalinan. Dimana perubahan fisiologis meliputi segala perubahan yang terjadi
pada sistem maupun anatomi tubuh ibu. Dan perubahan psikologis meliputi
perubahan yang terjadi pada emosional ibu pada saat proses persalinan berlangsung

B. Saran
Sebagai tenga kesehatan harus jeli dalam menilai perubahan fisiologis dan
psikologis ibu pada proses persalinan pada setiap kala persalinan agar bidan dapat
mengenal dengan baik faktor resiko yang akan terjadi pada ibu bersalin.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. (2012). Asuhan Persalinan Normal

Manuaba, I B G. (2000). Ilmu kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Saifuddin, dkk. (2000). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal &
Neonatal. Jakarta: JNPKKR

Erawati AD.2010.Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal.Jakarta:EGC.

Sumarah, Widyastuti,Wiyati.2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu


Bersalin). Fitramaya, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai