Anda di halaman 1dari 4

Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa terampil dalam

melaksanakan prosedur untuk prosedur menentukan kehamilan. Hormon


seks merupakan zat yang dikeluarkan oleh kelenjar pada organ seks dan
kelenjar adrenalin langsung kedalam aliran darah. Hormon seks yang
bertanggung jawab dalam menentukan jenis kelamin janin dan bagi
perkembangan organ seks yang normal. HCG atau Hormon Chorionic
Gonadotropin merupakan suatu hormon seks yang dapat digunakan untuk
penentuan kehamilan secara sederhana. Hormon ini dieksresikan melalui
urin ibu yang sedang hamil. (LAPORAN_Anfisman_UJI_KEHAMILAN,
n.d.)

Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian


disekresikan di dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan.
Puncak produksi hormon tersebut dicapai dalam bulan kedua kehamilan.
Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium, sel-sel
tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi
gonadotropin chorion.(LAPORAN_Anfisman_UJI_KEHAMILAN, n.d.)
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah sejenis
Glikoprotein yang dihasilkan oleh plasenta dalam kehamilan. Namun
selama plasenta belum terbentuk, hormon ini dihasilkan sel-sel fungsi
tropoblas. Setelah umur kehamilan memasuki 12-13 minggu, hormon
HCG ini dihasilkan oleh plasenta. Di dalam tubuh, hormon ini bersifat
mempertahankan korpus luteum, yakni jaringan di ovarium yang
menghasilkan progesteron. Hormon progesteron ini berfungsi untuk
memelihara atau mempertahankan proses kehamilan, sedangkan korpus
luteum ini ditunjang keberadaannya oleh HCG.
(LAPORAN_Anfisman_UJI_KEHAMILAN, n.d.)
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda
tergantung pada usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak
terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak
ditentukan oleh umur si ibu, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah
kadar HCG adalah usia kehamilan.
Tes urin merupakan jenis tes kehamilan yang paling lazim
digunakan oleh wanita. Urin adalah ultrafiltrasi darah/plasma dalam
kapiler glomerulus berupa air dan kristaloid, selanjutnya didalam tubuli
ginjal disempurnakan dengan proses reabsorpsi zat-zat yang esensial dari
cairan filtrasi untuk dikembalikan kedalam darah, selanjutnya proses
sekresi dikeluarkan melalui urin. Urin yang baik digunakan untuk
pengetesan yaitu urin yang dikeluarkan pertama kali saat bangun tidur atau
biasa disebut urin pagi sebab, pada masa itu, urin mengandung konsentrasi
HCG yang lebih tinggi dibandingkan waktu lainnya, hindari minum pada
pagi hari sebelum mengambil urin karena menyebabkan urin menjadi
encer, yang akan membuat HCG sulit untuk dideteksi. Tes urin dapat
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu tes carik celup (metode
imunokromatografi) dan tes slide (metode aglutinasi)(Sofiah, 2016)
A. Metode Aglutinasi
Aglutinasi adalah Teknik yang dapat menentukan antigen atau
antibodi secara semikuantitatif, aglutinasi dapat dilihat dengan mata atau
dengan mikroskop. Metode aglutinasi yang sering dipakai adalah
aglutinasi lateks yang menggunakan partikel lateks. Cara aglutinasi lateks
banyak dipakai untuk menetapkan adanya rheumatoid faktor (RF) atau
CRP dalam serum dan Human chorionic gonadotropin (HCG) dalam urin.
(Sofiah, 2016)
Prinsip tes imunologik ini adalah berdasarkan terjadinya reaksi
imunologis kimiawi antara hormon HCG dalam urine dengan antobodi
(anti HCG). Suspensi lateks mengandung antibody monoclonal anti HCG
dengan natrium azida sebagai pengawet sebagai anti HCG dan hormon
HCG yang terkandung dalam urin sebagai antigen. Ketika anti HCG
(antibodi) bertemu dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah
kompleks imun(Sofiah, 2016)
Pengembangan antibodi monoklonal dalam jumlah besar
memungkinkan pembuatan banyak immunoassay dasar menjadi format
yang sederhana dengan anti bodi reagen diikatkan pada partikel lateks
mikroskopis yang membentuk suspensi menyerupai krim (agalutinasi
Lateks). Jika terdapat antigen (misal, antigen bakterial dalam cairan
serebrospinal), terbentuk kompleks antara keduanya dan antibodi
menyebabkan partikel lateks terikat satu sama lain dalam suatu gumpalan
yang dengan mudah dapat dibedakan dari sampel negatif, dengan partikel
lateks tetap tersuspensi merata. Tes aglutinasi lateks menjadi spesifik
karena sifat antibodi yang melapisi tiap partikel. Metode ini cepat dan
dapat dilakukan dengan syarat bahwa petugas yang melakukan tes ini
harus terlatih dalam menginterpretasikan hasil termasuk hasil positif
meragukan(Sofiah, 2016)

Berdasakan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui


kehamilan dengan mendeteksi HCG urin diantaranya adalah dengan
metode aglutinasi dan metode strip test. Keduanya berdasarkan reaksi
pembentukan kompleks antigenantibodi (immunoassay).(Suharlina, 2018)

Spesimen dan reagen dipersiapkan dan dibiarkan pada suhu


ruangaan 15-30 oC sebelum digunakan. Setelah itu dicampurkan keduanya
pada lateks reagen untuk membuat suspense pada partikel lateks. Dikocok
dan disuspensikan pada pregnancy lateks reagen, ditambahkan 1 tetes
menggunakan vial dropper (40ul) untuk setiap lingkaran pada aglutinasi
slide. Diteteskan 1 tetes kontrol negative ke dalam lingkaran agglutinasi
slide. Diteteskan 1 tetes kontrol positif ke dalam lingkaran agglutinasi
slide dengan memakai pipet tetes, diteteskan spesimen urin pada lingkaran
tersebut. Selanjutnya diaduk secara merata pada area lingkaran tersebut.
(Suharlina, 2018)

Reaksi pembentukan kompleks antigen antibodi antara HCG


sebagai antigen dan anti HCG sebagai antibodi bersifat spesifik. Antibodi
akan mengenali antigen pada lokasi tertentu yang disebut epitop. Antibodi
poliklonal adalah antibodi yang mengenali suatu antigen melalui ikatan
dengan epitop yang bervariasi karena berasal dari sel B yang berbedabeda.
Sedangkan antibodi monoclonal lebih spesifik mengenali antigen pada
satu epitop tertentu karena berasal dari satu sel B yang dibiakan(Suharlina,
2018)

Sedangkan pada pemeriksaan urin dengan menggunakan metode


latex menunjukkan gambaran yang positif yaitu adanya gumpalan atau
aglutinasi pada lingkaran setelah diberikan reagen.Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pemeriksaan HCG : Urin yang digunakan harus urin
pertama pagi hari, umur kehamilan tidak lebih dari 7 bulan, adanya
proteinuria dapat menyebabkan perubahan ketepatan hasil, penyakit
imunologi, penyimpanan reagen dan penghomogenan reagen yang
mempengaruhi keakuratan hasil(Suharlina, 2018)

Beberapa kondisi selain kehamilan yang menyebabkan peningkatan


kadar hCG antara lain penyakit trofoblastik, epitelioma korionik, mola
hidatidosa, dan beberapa keganasan non trofoblastik, protein dalam urine
tertentu yang menyebabkan hasil positif palsu. Diagnosa hasil pemeriksaan
hCG harus berdasarkan keadaan klinis yang konsisten.ekskresi hCG
biasanya menurun pada kehamilan ekstra uteri, toksemia kehamilan atau
ancaman keguguran. Keadaan tersebut dapat menyebabkan hasil negatif
palsu.(424266115-Makalah-Pemeriksaan-Hcg-Metode-Latex, n.d.)

424266115-Makalah-Pemeriksaan-Hcg-Metode-Latex. (n.d.).

LAPORAN_Anfisman_UJI_KEHAMILAN. (n.d.).

Sofiah, P. (2016). Gambaran Hasil Pemeriksaan HCG dengan Metode


Imunokromatografi Menggunakan Berbagai Merek Karya. Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Muhammadiyah.

Suharlina, R. & S. (2018). Uji Kesesuaian Pemeriksaan Kehamilan Metode Strip


Test Dengan Metode Aglutinasi. Prodi D.IVAnalis Kesehatan,
STIKesPerintis Padang, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai