Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

Penelitian Kualitatif
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Metode Penelitian
Dosen Pengampu : Bapak JATI RINAKRI ATMAJA M. Pd.

Disusun oleh :

1. ABNI MUDLOFIR (1701000001)


2. ALIFAH HIDAYAH S (1701000005)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN NAHDLATUL
ULAMA
KABUPATEN TEGAL
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta
hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah "Metode Penelitian". Kemudian shalawat
beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah
memberikan pedoman hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat
di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Metode Penelitian
di Program studi Bimbingan Konseling. Selanjutnya penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Jati Rinakri Atmaja, M.Pd selaku
dosen pembimbing mata Kuliah yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-


kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Slawi, Oktober 2019

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penelitian Kualitatif Menurut Ahli (Pakar)
B. Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif
C. Tujuan Penelitian Kualitatif
D. Asumsi Penelitian Kualitatif
E. Karakteristik Peneletian Kualitatif
F. Prosedur Penelitian Kualitatif
BAB III PEMBAHASAN
A. Tehnik pengambilan sampel pada metode penelitian kualitatif
B. Tehnik pengumpulan pada metode penelitian kualitatif
C. Tehnik analisis data pada metode penelitian kualitatif
BAB IV KESIMPULAN

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen) dimana
peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-
anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Penelitian Kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kualitatif, kuncinya adalah instrument. Oleh
karena itu, peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi
bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan
terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas,
untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi
social, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data
dan meneliti sejarah perkembangan.

B. Rumusan Masalah
Menjelaskan mengenai pengambilan sampel, tehnik pengumpulan data dan
tehnik analisis data pada metode penelitian kualitatif.

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai pengambilan sampel,
tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data pada metode penelitian
kualitatif

BAB II

Tinjauan Pustaka

1
A. Pengertian Penelitian Kualitatif Menurut Ahli (Pakar)

Menurut Saryono (2010), Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang


digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan
kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan,
diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif adalah metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-
anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

B. Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Penelitian Kuantitatif

Perbedaan yang paling mendasar antara penelitian kualitatif dan


kuantitatif adalah alur teori serta data. Di dalam penelitian kuantitatif,
penelitian bermula dari teori yang dibuktikan dengan data lapangan.
Sebailknya, di dalam penelitian kualitatif, penelitian berangkat dari data
lapangan dan menggunakan teori yang sudah ada sebagai pendukung,
kemudian hasilnya akan memunculkan teori dari data-data tersebut.

Menurut Williams (1988), ada 5 pandangan dasar perbedaan antara


pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kelima pendangan dasar perbedaan
tersebut antara lain:

1. Bersifat realitas, pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal,


konkrit, teramati, serta dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif
melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pandangan holistik.
Sehingga peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada obyek
generalis, meragukan dan mencari fenomena pada obyek yang realitas.

2. Interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, pendekatan


kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik.
Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak
terpisahkan bahkan partisipasif.

2
3. Posibilitas generalis, pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan
waktu (nomothetic statements), sedangkan pendekatan kualitatif terikat dari
ikatan konteks dan waktu (idiographic statements).

4. Posibilitas kausal, pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab


riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan
akibat-akibatnya. Sedangkan pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha
memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan.

5. Peranan nilai, pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai,


obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif
melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti yang
subyektif.

C. Tujuan Penelitian Kualitatif

Menurut Kriyantono, tujuan penelitian kualitatif adalah untuk


menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan
pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.

Pada penelitian kualitatif, semakin mendalam, teliti, dan tergali suatu


data yang didapatkan, maka bisa diartikan pula bahwa semakin baik kualitas
penelitian tersebut. Maka dari segi besarnya responden atau objek penelitian,
metode penelitian kualitatif memiliki objek yang lebih sedikit dibandingkan
dengan penelitian kuantitatif, sebab lebih mengedepankan kedalaman data,
bukan kuantitas data.

D. Asumsi Penelitian Kualitatif

Anggapan yang mendasari penelitian jenis kualitatif adalah bahwa


kenyataan sebagai suatu yang berdimensi jamak, kesatuan, dan berubah-ubah
(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001: 7). Oleh karena itu tidak mungkin dapat
disusun rancangan penelitian yang terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan
penelitian berkembang selama proses penelitian berlangsung.

E. Karakteristik Penelitian Kualitatif

3
Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, metode
fenomenologis, metode impresionistik, dan metode post positivistic. Adapun
karakteristik penelitian jenis ini adalah sebagai berikut (Sujana dan Ibrahim,
2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002: 11-12; Moleong, 2005: 8-11; Johnson,
2005, dan Kasiram, 2008: 154-155).

a. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris – rasional atau bottom-up).

Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory, yaitu


teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode
kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating theory, sehingga teori
yang dihasilkan berupa teori substansif.

b. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat


peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut
pandang partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang disebut
sebagai fakta fenomenologis.

c. Penelitian jenis kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang


baku. Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian.

d. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di balik


data, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual, empiris
logis, dan empiris logis.

e. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan,
dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.

f. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu dengan


memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.

g. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya


tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti.

h. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah


berlangsung.

4
i. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta
situasi tertentu.

j. Penelitian jenis kualitatif disebut juga penelitian alamiah atau inquiri


naturalistik.

F. Prosedur Penelitian Kualitatif

Prosedur pelaksanaan penelitian kualitatif bersifat fleksibel sesuai dengan


kebutuhan, serta situasi dan kondisi di lapangan. Secara garis besar tahapan
penelitian jenis kualitatif adalah sebagai berikut (Sudarwan Danim dan Darwis,
2003 : 80)

a. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.

b. Mengumpulkan data di lapangan.

c. Menganalisis data.

d. Merumuskan hasil studi.

e. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.

BAB III

PEMBAHASAN

5
A. Tehnik pengambilan sampel pada metode penelitian kualitatif.
Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat
beberapa tehnik sampling yang digunakan. Pada dasarnya tehnik sampling
dapat dikelompokan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Non-
probability sampling. Probability sampling meliputi simple random,
proportionate stratified random, disproportionate stratified random dan
area random. Non-probability sampling meliputi, sampling sistematis,
sampling kuota, sampling oksidental, purposive sampling, sampling jenuh
dan snowball sampling.
1. Probability Sampling
Probability sampling adalah tehnik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Tehnik ini meliputi simple
random sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random, sampling area (cluser) sampling
(sampling menurut daerah).
2. Non-Probability Sampling
Non-probability sampling adalah tehnik pengambilan sample yang
tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Tehnik sampel ini
meliputi, sampling sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh dan
snowball.
Dikemukakan bahwa penelitian kualitatif sampling yang sering
dipakai adalah purposive sampling dan snowball sampling. Seperti
dikemukakan bahwa, purposive sampling adalah tehnik pengambilan
sampling sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan
tertentu ini misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa
yang kita harapkan. Atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga
akan memudahkan kita peneiti menjelajahi objek atau situasi social
yang diteliti. Sedangkan snowball sampling adalah tehnik
pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya
sedikit, lama-lama menjadi besar. Hal ini dilakukan karena dari
jumlah sumber data yang sedikit itu belum mampu memberikan data
yang memuaskan, maka mencari orang lain lagi yang dapat digunakan
sebagai sumber data. Dengan demikian jumlah sampel data akan

6
semakin besar seperti bola salju yang menggelinding, lama – lama
menjadi besar.
Penentuan sampel dalam penelitian kualitatif tidak didasarkab pada
perhitungan statistic. Sampel yang dipilih berfungsi untuk
mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untui
digeneralisasikan. Jadi penentuan sampel dalam penelitian kualitatif
dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama
penelitian berlangsung (emergent sampling design). Dalam proses
penentuan sampel seperti dijelaskan diatas, berapa besar sampel tidak
dapat ditentukan sebelumnya. Seperti telah dikutip atas, dalam sampel
purposive besar sampel ditentukan oleh pertimbangkan informasi.
Selanjutnya dinyatakan bahwa sampel sebagai sumber data atau
sebagai informasi sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui
proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui,
tetapi juga dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau
terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk
dimintai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi
hasil kemasannya sendiri.
5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan
peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan
semacamnya guru atau narasumber.

Seperti telah dikemukaan bahwa penambahan sampel itu


dihentikan, manakala datanya sudah jenuh. Dari berbagai informan,
baik yang lama maupun yang baru, tidak memberikan data baru lagi.
Bila pemilihan sampel atau informasi benar – benar jatuh pada subyek
yang benar – benar menguasai situasi social yang diteliti (obyek),
maka merupakan keuntungan bagi peneliti, karena tidak memerlukan
banyak sampel lagi, sehingga penelitian cepat selesai. Jadi yang
menjadi kepedulian bagi peneliti kualitatif adalah “tuntasnya”
perolehan informasi dengan keagamaan variasi yang ada, bukan
banyaknya sampel sumber data.

B. Tehnik pengumpulan pada metode penelitian kualitatif.

7
Teknik pengumpulan data kualitatif cukup beragam dan bervariasi.
Beberapa teknik umum yang sering dilakukan peneliti sosial antara lain;
observasi, wawancara dan studi literatur atau studi pustaka. Teknik yang
lebih kontemporer terutama yang sering dilakukan oleh etnografer
meliputi hangout dan mingling.

Ketiga teknik umum pengumpulan data kualitatif yang paling


sering dilakukan pun terbagi menjadi beberapa macam. Sebagai contoh,
observasi bisa dilakukan secara partisipatoris atau non-partisipatoris.
Wawancara bisa dilakukan secara terstruktur, semi-terstruktur atau tidak
terstruktur.

Mengidentifikasi beberapa teknik pengumpulan data kualitatif


yang bisa dilakukan oleh pembaca. Relevansi teknik yang digunakan tentu
saja tergantung pada jenis data yang dibutuhkan. Jenis data tergantung
pada rumusan masalah yang dikemukakan. Saya akan mulai jelaskan
secara ringkas apa saja teknik pengumpulan data kualitatif yang bisa
diterapkan dalam riset kontemporer.

Beberapa jenis teknik pengumpulan data kualitatif

♦ Observasi

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan


cara mendengar dan melihat perilaku atau fenomena sosial yang menjadi
fokus penelitiannya dalam rangka memperoleh data penelitian. Pada
umumnya, data observasi digunakan sebagai pelengkap data wawancara.
Namun demikian, observasi sering kali membantu peneliti
mengidentifikasi masalah penelitian secara lebih tajam terutama ketika
dilakukan di awal. Observasi sebagai teknik pengumpulan data kualitatif
biasanya dibagi menjadi dua: partisipatoris dan non-partisipatoris.
Belakangan, perkembangan teknologi digital membuka peluang untuk
dilaksanakannya teknik observasi online.

◊ Partisipatoris

8
Dengan menggunakan metode observasi partisipatoris, peneliti
memposisikan diri sebagai partisipan sebagaimana masyarakat atau
komunitas yang diteliti. Teknik ini sering digunakan karena memudahkan
peneliti berinteraksi dan menyerap langsung pengalaman kultural yang
dialami oleh partisipan.

◊ Non-Partisipatoris

Teknik observasi non-partisipatoris memberi ruang atau jarak


antara peneliti dengan kelompok yang diteliti sehingga objektivitas data
sangat mungkin diperoleh. Dengan teknik ini, peneliti berperan sebagai
orang luar komunitas yang diamati. Peneliti berperan layaknya mata-mata
yang menginvestigasi fenomena dari jauh.

◊ Partisipasi online

Perkembangan teknologi digital membuka peluang peneliti untuk


melakukan teknik observasi yang dinamakan observasi online. Observasi
jenis ini dilakukan dengan cara mengamati interaksi digital subjek
penelitian secara intensif. Peneliti bisa berperan secara partisipatoris,
misalnya terlibat interaksi online secara langsung dengan partisipan atau
juga non-partisipatoris dengan cara kepo akun sosmed partisipan.
Partisipasi online dilakukan melalui perantara teknologi digital.

♦ Wawancara

Wawancara sebagai teknik pengumpulan data kualitatif telan


menjadi mainstream namun masih yang terpenting. Kualitas data primer
riset kualitatif tak jarang ditentukan oleh hasil wawancara. Wawancara
bisa dilakukan secara terstruktur, semi-struktur atau tidak terstruktur. Ada
pula istilah in-depth interview yang berarti wawancara mendalam. In-
depth interview umumnya dilakukan dalam bentuk semi-struktur atau tidak
terstruktur. Seperti teknik observasi, wawancara juga bisa dilakukan secara
online lewat perantara teknologi digital.

9
◊ Wawancara terstruktur

Wawancara terstruktur artinya pertanyaan yang diajukan peneliti


disampaikan sesuai dengan daftar pertanyaan yang disiapkan sebelumnya.
Peneliti sudah menyiapkan pertanyaannya secara matang sebelum
wawancara dengan informan. Daftar pertanyaan sudah final, ditanyakan
pada partisipan tanpa tambahan atau pengurangan.

◊ Wawancara semi-struktur

Teknik wawancara semi-struktur memberi peluang pada peneliti


untuk mengeksplorasi lebih dalam jawaban narasumber atas setiap
pertanyaan yang disampaikan. Peneliti biasnya menggunakan panduan
wawancara untuk memastikan semua topik wawancara ter-cover. Apabila
ada jawaban yang dianggap kurang memuaskan, peneliti
melakukan probing atau bahasa kasarnya ”mencecar” informan dengan
improvisasi pertanyaan yang lebih mendalam.

◊ Wawancara tidak terstruktur

Teknik wawancara ini biasanya dilakukan secara spontan. Peneliti


tidak menyiapkan daftar urutan pertanyaan yang akan ditanyakan. Namun
demikian, topik yang dibahas dalam wawancara berhubungan dengan
pertanyaan penelitian yang diajukan peneliti. Pertanyaan dalam
wawancara tak terstruktur dilakukan secara sporadis. Tidak menutup
kemungkinan peneliti juga melakukan probing kepada partisipan.

◊ Wawancara online

Teknik ini sebenarnya bukan teknik baru. Peneliti telah melakukan


wawancara tak langsung sejak ditemukannya telepon. Kini, teknologi
digital memungkinkan wawancara dilakukan dengan cara voice call atau
bahkan video call. Terdapat perdebatan dikalangan peneliti apakan
wawancara online termasuk jenis wawancara atau bukan. Sebab kita tidak
bisa menatap ekspresi, mimik dan gestur informan secara langsung dimana
hal itu bisa menjadi data penting dalam penelitian kualitatif.

10
Pendapat saya, wawancara online bisa disebut wawancara apabila
tingkat kualitas data yang diperoleh tinggi. Tingkat kualitas data sangat
tergantung pada jenis data apa yang dibutuhkan. Lagi-lagi ini tergantung
pada fokus permasalahan penelitian. Jika penelitian yang dilakukan adalah
tentang komunitas online, misalnya, dimana partisipan sudah familiar
dengan gadget dan internet, dan pertemuan dengan partisipan secara
langsung sangat sulit karena struktur komunitas itu berbentuk jejaring
global, maka wawancara online adalah cara yang visible dan terbaik untuk
memperoleh data.

♦ Studi Literatur

Studi literatur sebagai teknik pengumpulan data kualitatif


dilakukan dengan cara menelusuri dokumen penting yang dianggap
berkaitan dengan fokus penelitian. Teknik ini disebut juga studi
kepustakaan. Data yang diperoleh dari studi kepustakaan bisa berupa teks
atau gambar. Dokumen yang menjadi sumber data tak melulu teks-teks
akademik seperti buku, laporan riet, policy brief, atau jurnal, tapi bisa juga,
pamflet, spanduk, kartu nama, dan laporan jurnalistik.

♦ Hangout

Hangout sebagai teknik pengumpulan data kualitatif dikenalkan


oleh riset sosial etnografi dan fenomenologi. Penelitian sosiologi yang
lebih kontemporer mulai mengadopsi teknik ini karena dianggap mempu
menghasilkan data yang tidak bisa diperoleh dengan teknik lain. Hangout
artinya jalan bareng dengan partisipan dengan interaksi yang relatif intens.
Teknik hangout memberi peluang peneliti untuk memperoleh data dari
partisipan yang lebih mempersepsikan dirinya dalam konteks ”play”,
sehingga data yang diperoleh diklaim lebih ”natural”.

Riset dengan teknik hangout banyak dilakukan pada studi


kualitatif. Kualitas data akan semakin tinggi pada jenis riset yang hanya
memerlukan sedikit narasumber. Studi naratif atau biografis mulai banyak
mengadopsi teknik ini. Buku harian atau alat rekam menjadi instrumen
pengumpulan data yang sering digunakan dalam teknik hangout.

11
♦ Mingling

Mingling dapat dideskripsikan sebagai aktivitas bercampur (mix)


dengan orang lain di suatu tempat atau ruang untuk menjalin relasi melalui
interaksi. Mingling adalah pertemuan secara fisik di sela-sela waktu yang
terbatas dimana individu bercampur dengan individu lain untuk
berinteraksi, misalnya dengan mengobrol sambil ngemil. Mingling juga
dilakukan untuk tujuan sosial seperti menjalin relasi untuk pertemuan
dengan kepentingan lain di masa depan.

Contoh teknik mingling yang biasa dilakukan peneliti adalah ketika


dalam pertemuan diplomatik, konferensi atau seminar, para peserta
memanfaatkan waktu istirahat sambil membentuk grup-grup kecil secara
spontan dimana mereka saling ngobrol. Format mingling biasanya
melingkar, individu dalam satu grup berdiri sambil bawa gelas. Oleh
karena itulah disebut mingling yang artinya bercampur dengan melingkar.
Ketika mingling, peneliti bisa memperoleh data dari interaksi langsung
atau observasi, misalnya, siapa mingle dengan siapa, dan sebagainya.

C. Tehnik analisis data pada metode penelitian kualitatif.

Kesulitan Analisis Penelitian Kualitatif, menurut pendapat beberapa


orang ahli:
a. Miles dan Huberman,
mengatakan bahwa yang paling serius dan sulit dalam analisis data
kualitatif adalah karena metode analisis belum dirumuskan dengan
baik.
b. Susan Stainback,
menyatakan bahwa belum ada panduan dalam penelitian kualitatif
untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan
guna mendukung kesimpulan atau teori.
c. S. Nasution,
menyatakan bahwa melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit dan
memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta
kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat

12
diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari
metode sendiri yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya.
“Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang
berbeda.”

 Pengertian Analisis Data Menurut Beberapa Data


1) Bogdan
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami dengan mudah, dan temuannya
dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesis, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting untuk
dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
lain.
2) Susan Stainback
Analisis data adalah hal yang kritis dalam proses penelitian
kualitatif. Hal ini berarti mengkaji dan memahami hubungan-hubungan
dan konsep dalam daya sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan
dievaluasi.
3) Spradley
Analisis dalam penelitian jenis apapun merupakan cara berpikir.
Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu
untuk menentukan bagian, hubungan antarbagian, dan hubungannya
dengan keseluruhan. Analisis adalah untuk mencari pola.

Kesimpulan analisis data adalah proses mencari dan menyusun


secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun
ke dalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, serta
membuat kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.

13
Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu
suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan
menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan dari data
tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga
dapat disimpulkan apakah hipotesis itu dapat diterima atau ditolak
berdasarkan data yang terkumpul.

 Kapan analisis data dilakukan ?


Menurut S. Nasution, analisis telah dimulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus
sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif,
analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data. Dalam kenyataannya analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengum-pulan data daripada setelah selesai
pengumpulan data.
Bagaimanakah proses analisis data seperti yang dikatakan oleh
S. Nasution di atas apabila dijabarkan dalam sebuah penelitian kualitatif?
1) Analisis Sebelum di Lapangan
Penelitian kualitatif telah melakukan analisis data sebelum kita
melakukan penelitian sebenarnya atau dengan kata lain sebelum kita terjun
untuk mengumpulkan data di lapangan. Analisis dilakukan terhadap data
hasil dari studi pendahuluan atau data sekunder yang akan digunakan
untuk menentukan fokus penelitian.
Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan
akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan. Sebagai
contoh, jika seseorang ingin mencari pohon mahoni di suatu hutan.
Berdasarkan karakteristik tanah dan iklim, maka dapat diduga bahwa di
dalam hutan tersebut terdapat pohon mahoni. Oleh karena itu, peneliti
kemudian mengajukan usulan penelitian, di mana fokusnya adalah ingin
menemukan pohon mahoni pada hutan tersebut lengkap dengan
karakteristiknya.
Begitu peneliti memasuki lapangan, dalam hal ini adalah hutan,
ternyata tidak ada pohon mahoninya. Jika penelitian kuantitatif, tentu akan
membatalkan penelitiannya. Tetapi dalam penelitian kualitatif tidak
demikian, karena fokus penelitian bersifat sementara, dan akan

14
berkembang setelah di lapangan. Karena itu tepat sekali jika analisis data
dalam penelitian kualitatif berlangsung selama proses penelitian.
2) Analisis Selama dan Setelah di Lapangan
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu sehingga
diperoleh data yang kredibel.
Secara umum, penelitian kualitatif dalam melakukan analisis data
banyak menggunakan model analisis yang dicetuskan oleh Miles dan
Huberman yang sering disebut dengan metode analisis data interaktif.
Mereka mengungkapkan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

 Teknik Analisis Data Kualitatif

Aktivitas dalam analisis data kualitatif ada tiga, yaitu tahap reduksi data,
display data, dan kesimpulan atau verifikasi.

1.ReduksiData

Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data


kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat
diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,


sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan
sebelumnya, semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data yang

15
diperoleh akan semakin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu
segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,


memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya apabila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan, seperti komputer, notebook,
dan lain sebagainya.

Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan


yang akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada
temuan. Oleh karena itu, apabila peneliti dalam melakukan penelitian
menemukan segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal, belum
memiliki pola, justru itulah yang harus dijadikan perhatian peneliti dalam
melakukan reduksi data.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang memerlukan


kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi. Bagi
peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat
mendiskusikan dengan teman atau orang lain yang dipandang cukup
menguasai permasalahan yang diteliti. Melalui diskusi itu, wawasan
peneliti akan berkembang, sehingga dapat mereduksi data-data yang
memiliki nilai temuan dan pengembangan teori yang signifikan.

2.PenyajianData

Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data


kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif
(berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.

16
Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data dapat dilakukan
dengan menggunakan tabel, grafik, pictogram, dan sebagainya. Melalui
penyajian data tersebut, maka data terorganisasikan dan tersusun dalam
pola hubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.

Beda halnya dalam penelitian kualitatif, di mana penyajian data


dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori,
dan sejenisnya. Menurut Miles dan Huberman, yang paling sering
digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.

Dengan adanya penyajian data, maka akan memudahkan untuk


memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Selanjutnya oleh Miles dan
Huberman disarankan agar dalam melakukan display data, selain dengan
teks yang naratif, juga dapat berupa grafik, matrik, network (jaringan
kerja), danchart.

3.PenarikanKesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis
data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat
digunakan untuk mengambil tindakan. Langkah ketiga dalam analisis data
dalam penelitian kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan mengalami perubahan apabila tidak
ditemukan buktibukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin


dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak. Mengapa bisa demikian? Karena seperti telah
dikemukakan di atas bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

17
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti berada di lapangan.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru


yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau
bahkan gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas. Kesimpulan ini dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, maupun hipotesis atau teori.

BAB IV
KESIMPULAN

Menurut Sugiyono (2011), metode penelitian kualitatif adalah metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya eksperimen)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber
data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan tri-
anggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan sampel. Untuk


menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat beberapa

18
tehnik sampling yang digunakan. Pada dasarnya tehnik sampling dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu Probability sampling dan Non-probability
sampling. Probability sampling meliputi simple random, proportionate
stratified random, disproportionate stratified random dan area random. Non-
probability sampling meliputi, sampling sistematis, sampling kuota, sampling
oksidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

Daftar Pustaka

Sugiyono. Metode Penelitian, Alfabeta, Bandung, 2017.

19

Anda mungkin juga menyukai