Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KEPERAWTAN DASAR 2

PEMERIKSAAN FISIK

Disusun oleh:

Priyono

18.0601.0044

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG 2019


KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanau Wata’ala yang
telah melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Judul makalah ini yang penulis ambil
adalah “Pemeriksaan Fisik”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu metode
pembelajaran bagi Mahasiswa/i (Universitas Muhammadiyah Magelang) dalam
memenuhi tugas (Mata Kuliah Keperawatan Dasar 2 semester 2). Ucapan
terimakasih tidak lupa penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini Semua pihak
yang telah membantu dan memberikan motivasi dalam pembuatan makalah ini
yang namanya penyusun tidak dapat sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari atas kekurangan kemampuan penyusun dalam pembuatan


makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi penyusun
apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini
sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna serta komprehensif.

Demikian akhir kata dari penyusun, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan sebagai media pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis
sehingga dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang
lebih baik di masa yang akan datang.

Magelang 3 Mei 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

1.3 Tujuan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Pengertian pemeriksaan fisik.....................................................................2

2.2 Tujuan Pemeriksaan Fisik.........................................................................2

2.3 Prinsip Dasar Pemeriksaan Fisik...............................................................3

2.4 Macam-macam Pemeriksaan Fisik............................................................3

2.5 Pemeriksaan Fisik Perkebutuhan.............................................................17

2.6 Teknik-teknik Pemeriksaan Fisik...........................................................18

BAB III PENUTUP...............................................................................................21

3.1 Kesimpulan..............................................................................................21

3.2 Saran........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang sangat primer dan
mutlak dipenuhi untuk memelihara keseimbangan biologis dan
kelangsungan kehidupan bagi tiap manusia. Kebutuhan ini merupakan
syarat dasar, apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi maka dapat
mempengaruhi kebutuhan yang lain. Keadaan fisik dari klien wajib
diketahui dan dikaji oleh perawat / bidan maupun tenaga kesehatan lainya
yang memberikan asuhan dengan cara dilakukan pemeriksaan fisik..

Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian


kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama
diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes
khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.

Keterampilan pengkajian dan pemeriksaan fisik menjadi alat kuat bagi


perawat untuk mendeteksi perubahan baik halus maupun nyata yang
terjadi pada kesehatan klien. Pengkajian fisik memungkinkan perawat
untuk mengkaji pola yang mencerminkan masalah kesehatan dan
mengevaluasi perkembangan klien sejalan dengan terapi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu pemeriksaan fisik ?
2. Apa saja macam-macam pemeriksaan fisik ?
3. Bagaimana teknik-teknik pemeriksaan fisik ?

1.3 Tujuan
4. Untuk mengetahui pengertian pemeriksaan fisik.
5. Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan fisik.
6. Untuk mengetahui teknik-teknik pemeriksaan fisik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Pengertian pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung
kaki pada setiap system tubuh yang memberikan informasi objektif
tentang klien dan memungkinkan perawat untuk membuat penilaian klinis.
(Potter & Perry, 2005)

Pemeriksan fisik adalah pemeriksaan tubuh untuk menentukan adanya


kelainan-kelainan dari suatu sistim atau suatu organ tubuh dengan cara
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan
mendengarkan (auskultasi). (Bickley, 2008)

Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan tubuh klien secara keseluruhan atau


hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh data yang
sistematif dan komperehensif, memastikan/membuktikan hasil anamnesa,
menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang tepat
bagi klien. (Dewi, 2010)

1.5 Tujuan Pemeriksaan Fisik


Secara umum, pemeriksaan fisik yang dilakukan bertujuan :

1. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan


klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat keperawatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan penatalaksanaan.
5. Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan keperawatan.

2
1.6 Prinsip Dasar Pemeriksaan Fisik
Prinsip umum dari pemeriksaan fisik adalah dilakukan secara
komprehensif . Hal-hal yang harus dipertimbangkan yaitu:

1. Penjagaan kesopanan
2. Cara mengadakan hubungan dengan pasien
3. Pencahayaan dan lingkungan yang memadai
4. Tahap pertumbuhan atauperkembangan pasien
5. Pencatatan data
6. Pengambilan tindakan yang sesuai dgn masalah klien
7. Pasien dalam posisi duduk atau sesuai jenis pemeriksaan
8. Hanya membuka bagian tubuh yang diperiksa, menutup bagian lain
9. Sistematis
10. Bandingkan satu bagian tubuh dengan bagian tubuh lain
11. Penjelasan sederhana kepada klien
12. Data didokumentasikan dengan tepat (DO & DS)

1.7 Macam-macam Pemeriksaan Fisik

1. Head To Toe (Kepala ke Kaki)

Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai
ke kaki. Mulai dari : keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah,
mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan, leher, dada, paru,
jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.

Tahap-tahap pelaksanaanya adalah sebagai berikut:

1) Pemeriksaan Kulit, Rambut dan Kuku


a. Kulit

Tujuan:

 Untuk mengetahui turgor kulit dan tekstur kulit


 Untuk mengetahui adanya lesi atau bekas luka

Tindakan:

I = Inspeksi: lihat ada/tidak adanya lesi, hiperpigmentasi


(warna kehitaman/kecoklatan), edema, dan distribusi
rambut kulit.

3
P = Palpasi: di raba dan tentukan turgor kulit elastic atau
tidak, tekstur : kasar /halus, suhu : akral dingin atau hangat.

b. Rambut

Tujuan:

 Untuk mengetahui warna, tekstur dan percabangan pada


rambut
 Untuk mengetahui mudah rontok dan kotor

Tindakan:

I = disribusi rambut merata atau tidak, kotor atau tidak,


bercabang

P = mudah rontok/tidak, tekstur: kasar/halus

c. Kuku

Tujuan:

 Untuk mengetahui keadaan kuku: warna dan panjang


 Untuk mengetahui kapiler refill

Tindakan:

I = catat mengenai warna : biru: sianosis, merah:


peningkatan visibilitas Hb, bentuk: clubbing karena
hypoxia pada kangker paru, beau’s lines pada penyakit
difisisensi fe/anemia fe

P = catat adanya nyeri tekan, dan hitung berapa detik


kapiler refill (pada pasien hypoxia lambat s/d 5-15 detik.

2) Kepala

Tujuan :

 mengetahui bentuk dan fungsi kepala


 mengetahui yang terdapat di kepala

Persiapan Alat :

 lampu

4
 sarung tangan ( jika diduga yang terdapat di kepala)

Prosedur pelaksaan :

 Inspeksi : ukuran lingkar kepala, bentuk, kesimetrisan,


adanya lesi atau tidak, kebersihan rambut dan kulit
kepala, warna, rambut, jumlah dan distribusi rambut.
 Palpasi : adanya pembangkakan/penonjolan, dan tekstur
rambut.
3) Mata

Tujuan :

 Mengetahui bentuk dan fungsi mata


 Mengetahui adanya kelainan pada mata

Persiapan alat :

 Senter kecil
 Surat kabar atau majalah
 Kartu Snellen
 Penutup mata
 Sarung tangan

Prosedur pelaksanaan:

 Inspeksi: bentuk bola mata, kesimetrisan, keadaan


kelopak mata, konjungtiva, sklera, keadaan pupil kiri
dan kanan, ketajaman penglihatan, penggunaan
kacamata/lensa dan respon terhadap bahaya.
 Palpasi: adanya massa (benjolan) dan peningkatan
tekanan bola mata.
4) Telinga

Tujuan :

 Mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga,


gendang telinga, dan fungsi pendengaran.

Persiapan alat :

 Arloji berjarum detik


 Garputala
 Speculum telinga

5
 Lampu kepala

Prosedur pelaksanaan :

 Inspeksi : daun telinga, keadaan liang telinga, tanda-


tanda pendengaran, pengeluaran cairan, intregritas,
warna dan fungsi pendengaran.
 palpasi : nyeri tekan pada kartilago dan tulang mastoid.
5) Hidung

Tujuan :

 Mengetahui bentuk dan fungsi hidung


 Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya inflamasi
atau infeksi

Persiapan Alat :

 Spekulum hidung
 Senter kecil
 Lampu penerang
 Sarung tangan

Prosedur Pelaksanaan :

 Inspeksi: keadaan septum, bentuk, ukuran, warna,


kesimetrisan, pendarahan, pengeluaran cairan, polip dan
kelainan yang terjadi pada hidung
 Palpasi dan Perkusi : frontalis dan maksilaris (bengkak,
nyeri dan septum deviasi)
6) Mulut dan Bibir

Tujuan :

 Mengetahui bentuk kelainan mulut

Persiapan Alat :

 Senter kecil
 Sudip lidah
 Sarung tangan bersih
 Kasa

Prosedur Pelaksanaan :

6
 Inspeksi dan Palpasi Struktur Luar : warna mukosa
mulut dan bibir, tekstur, lesi dan stomatitis.
 Inspeksi dan Palpasi Struktur Dalam: gigi
lengkap/penggunaan, gigi palsu, pendarahan/radang
gusi, kesimetrisan, warna, posisi lidah dan keadaan
langit-langit.
7) Leher

Tujuan :

 Menentukan struktur integritas leher


 Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
 Memeriksa sistem limfatik

Persiapan Alat :

 Stetoskop

Prosedur Pelaksanaan :

 Inspeksi: bentuk leher, kesimetrisan, adanya


pembengkakan, peningkatan JVP dan warna kulit
 Inspeksi dan Auskultasi Arteri Karotis : lokasi pulsasi
 Inspeksi dan Palpasi Kelenjar Tiroid : nodus/difus
pembesaran batas, konsistensi dan keefektifan, nyeri,
gerakan/perlengketan pada kulit, kelenjar limfe (letak,
konsistensi, nyeri dan pembesaran) dan kelenjar parotis
(letak dan terlihat/teraba)
 Auskultasi : bising pembuluh darah
8) Dada dan Punggung

Posisi Klien : berdiri, duduk dan baring

Prosedur Pelaksanaan :

a. Sistem Pernapasan

Tujuan :

 Mengetahui frekuensi, sifat dan irama pernafasan


 Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi, keadaan
kulit dan dinding dada

7
 Mengetahui adanya nyeri tekan, massa, peradangan
dan traktil premitus

Persiapan Alat :

 Inspeksi : kesimetrisan, bentuk/postur dada, gerakan


nafas (frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
pernafasan/penggunaan otot-otot bantu pernafasan),
warna kulit, lesi, edema dan
pembengkakan/penonjolan
 Palpasi : simetris, pergerakan dada, massa, lesi dan
tractile fremitus
 Perkusi : paru dan eksrusi diafragma
 Auskultasi : suara nafas, trakea dan brokus
b. Sistem Kardiovaskular

Tujuan :

 Mengetahui ketidaknormalan denyut jantung


 Mengetahui bentuk dan ukuran jantung secara kasar
 Mengetahui bunyi jantung normal dan abnormal
 Mendeteksi gangguan kardiovaskular

Persiapan Alat :

 Stetoskop
 Senter kecil

Prosedur Pelaksanaan :

 Inspeksi : muka bibir, konjungtiva, vena jugularis


dan arteri karotis
 Palpasi : denyutan
 Perkusi : ukuran, bentuk dan batas jantung
 Auskultasi : bunyi jantung dan arteri karotis
9) Dada dan Aksila

Tujuan :

 Mengetahui adanya massa atau ketidakteraturan dalam


jaringan payudara
 Mendeteksi awal adanya kanker payudara

Persiapan Alat :

8
 Sarung tangan sekali pakai (jika diperlukan)

Prosedur Pelaksanaan :

 Inspeksi payudara : integritas kulit


 Palpasi payudara : bentuk, simetris, ukuran, aerolla,
puting dan penyebaran vena
 Inspeksi dan Palpasi Aksilla : nyeri, pembesaran nodus
limfe dan konsistensi
10) Abdomen
a. Posisi Klien : berbaring

Tujuan :

 Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut


 Mendengarkan suara peristaltik usus
 Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam
rongga perut dan benjolan dalam perut

Alat dan Bahan :

 Stetoskop
 Penggaris kecil
 Pensil gambar
 Bantal kecil
 Pita pengukur

Prosedur Pelaksanaan :

 Inspeksi : kuadran dan simetris, kontur permukaan,


warnna kulit, lesi, scar, ostomy, distensi, tonjolan,
pelebaran vena, kelainan umbilicius dan gerakan
dinding perut
 Auskultasi : suara peristaltik (bising usus) di semua
kuadran dan suara pembuluh darah dan friction rub :
aorta, aorta renalis dan aorta illiaka
 Perkusi semua Kuadran : mulai dari kuadran kanan
atas bergerak searah jarum jam, perhatikan jika
klien merasa nyeri dan bagaimana kualitas bunyinya
 Perkusi Hepar : batas
 Perkusi Limfa : ukuran dan batas
 Perkusi Ginjal : nyeri

9
 Palpasi semua Kuadran : massa, karakteristik organ,
adanya asistes, nyeri irregular, lokasi dan nyeri
11) Ektremitas Atas (BAHU, SIKU DAN TANGAN)

Tujuan :

 Memperoleh data dasar tentang otot, tulang dan


persendian
 Mengetahui adanya mobilitas, kekuatan atau adanya
gangguan pada bagian-bagian tertentu

Alat :

 Meteran
 Posisi pasien berdiri atau duduk

Prosedur Pelaksanaan :

 Inspeksi Struktru Muskuloskletal : simetris, pergerakan,


integritas ROM, kekuatan dan tonus otot
 Palpasi : denyutan aorta brakialis dan aorta radialis
12) Ekstremitas Bawah (PANGGUL, LUTUT, PERGELANGAN KAKI
DAN TELAPAK KAKI)

Prosedur Pelaksanaan :

 Inspeksi Struktur Muskulokletal : simetris, pergerakan,


integritas ROM, kekuatan dan tonus otot
 Palpasi : denyutan aorta femoralis, aorta poplitea dan
aorta derails pedis
13) Genetalia

Posisi Klien : pria berdiri dan wanita lithotomy

Tujuan :

 Melihat dan mengetahui organ-organ yang termasuk


dalam genetalia
 Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia
 Melakukan perawatan genetalia
 Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil

Alat dan Bahan :

10
 Lampu yang dapat diatur pencahayaannya
 Sarung tangan
 Pemeriksaan Rektum

Tujuan :

 Mengetahui kondisi anus dan rectum


 Menentukan adanya massa atau bentuk tidak teratur
dari dinding rektal
 Mengetahui integritas spingter anal eksternal
 Memeriksa kanker rektal

Alat :

 Sarung tangan sekali pakai


 Zat pelumas
 Penetangan untuk pemeriksaan

Prosedur pelaksanaan :

a. Wanita
 Inspeksi Genetalia Eksternal : mukosa kulit,
integritas kulit, contour simetris, edema dan
pengeluaran
 Inspeksi Vagian dan Servik : integritas kulit, massa
dan pengeluaran
 Palpasi Vagina, Uterus dan Ovarium : letak ukuran,
konsistensi dan massa
 Pemeriksaan Anus dan Rektum : feses, nyeri, massa
edema, haemoroid, fistula ani pengeluaran dan
pendarahan
b. Pria
 Inspeksi dan Palpasi Penis : integritas kulit, massa
dan pengeluaran
 Inspeksi dan Palpasi Skrotum : integritas kulit,
ukuran, bentuk, turunan, testes, mobilitas, massa,
nyeri dan tonjolan
 Pemeriksaan Anus dan Rektum : feses, nyeri, massa,
edema, haemoroid, fistula ani, pengeluaran dan
pendarahan.
(Potter & Perry, 2005)

11
2. ROS (Review of Sistem / sistem tubuh)

Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu :


keadaan umum, tanda vital, sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler,
sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem pencernaan, sistem
muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang
didapat membantu perawat untuk menentukan sistem tubuh mana yang
perlu mendapat perhatian khusus.

Pemeriksaan Fisik Persistem

Merupakan pendekatan dalam pemeriksaan fisik dengan sistem-sistem


tubuh sebagai acuan pemeriksaaan.

Berikut ini merupakan detail pemeriksaan fisik, dengan pendekatan


sistem tubuh adalah :

1) Sistem syaraf pusat


a. Kaji LOC (level of consiousness) atau tingkat kesadaran:
dengan melakukan pertanyaan tentang kesadaran pasien
terhadap waktu, tempat dan orang.
b. Kaji status mental
c. Kaji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi,
durasi, tipe dan pengobatannya.
d. Kaji fungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau
mengalami gangguan.
e. Kaji adanya hilang rasa, rasa terbakar/panas dan baal.
f. Kaji fungsi motorik seperti : genggaman tangan, kekuatan otot,
pergerakan dan postur
g. Kaji adanya kejang atau tremor.
h. Kaji catatan penggunaan obat dan diagnostik tes yang
mempengaruhi SSP.
2) Sistem Kardiovaskular
a. Kaji nadi : frekuensi, irama, kualitas (keras dan lemah) serta
tanda penurunan kekuatan/pulse deficit.
b. Periksa tekanan darah : kesamaan antara tangan kanan dan kiri
atau postural hipotensi.
c. Inspeksi vena jugular seperti distensi, dengan membuat posisi
semi fowlers.
d. Cek suhu tubuh dengan metode yang tepat, atau palpasi kulit.

12
e. Palpasi dada untuk menentukan lokasi titik maksimal denyut
jantung
f. Auskultasi bunyi jantung S1- S2 di titik tersebut, adanya bunyi
jantung tambahan, murmur dan bising.
g. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit, lihat tanda sianosis
(pucat) atau kemerahan.
h. Palpasi adanya edema di ekstremitas dan wajah.
i. Periksa adanya jari-jari tabuh dan pemeriksaan pengisian kapiler
di kuku.
j. Kaji adanya tanda-tanda perdarahan (epistaksis, perdarahan
saluran cerna, phlebitis, kemerahan di mata atau kulit.
k. Kaji obat-obatan yang mempengaruhi sistem kardiovaskular dan
test diagnostik. (Corwin, 2009)
3) Sistem Respirasi (Pernapasan)
a. Kaji keadaan umum dan pemenuhan kebutuhan respirasi.
b. Kaji respiratory rate, irama dan kualitasnya.
c. Inspeksi fungsi otot bantu napas, ukuran rongga dada, termasuk
diameter anterior dan posterior thorax, dan adanya gangguan
spinal.
d. Palpasi posisi trakea dan adanya subkutan emphysema.
e. Auskultasi seluruh area paru dan kaji suara paru normal
(vesikular, bronkovesikular, atau bronkial) dan kaji juga adanya
bunyi paru patologis (wheezing, cracles atau ronkhi).
f. Kaji adanya keluhan batuk, durasi, frekuensi dan adanya
sputum/dahak, cek warna, konsistensi dan jumlahnya dan
apakah disertai darah
g. Kaji adanya keluhan SOB (shortness of breath)/sesak napas,
dyspnea dan orthopnea.
h. Inspeksi membran mukosa dan warna kulit
i. Tentukan posisi yang tepat dan nyaman untuk meningkatkan
fungsi pernapasan pasien
j. Kaji apakah klien memiliki riwayat merokok (jumlah per hari)
dan berapa lama telah merokok.
k. Kaji catatan obat terkait dengan sistem pernapasan dan test
diagnostik
4) Sistem Pencernaan
a. Inspeksi keadaan umum abdomen : ukuran, kontur, warna kulit
dan pola pembuluh vena (venous pattern).
b. Auskultasi abdomen untuk mendengarkan bising usus.

13
c. Palpasi abdomen untuk menentukan : lemah, keras atau distensi,
adanya nyeri tekan, adanya massa atau asites
d. Kaji adanya nausea dan vomitus
e. Kaji tipe diet, jumlah, pembatasan diet dan toleransi terhadap
diet
f. Kaji adanya perubahan selera makan, dan kemampuan klien
untuk menelan
g. Kaji adanya perubahan berat badan
h. Kaji pola eliminasi : BAB dan adanya flatus
i. Inspeksi adanya ileostomy atau kolostomi, yang nantinya
dikaitkan dengan fungsi (permanen atau temporal), kondisi
stoma dan kulit disekitarnya, dan kesediaan alat.
j. Kaji kembali obat dan pengkajian diagnostik yang pasien miliki
terkait sistem GI
5) Sistem Perkemihan
a. Kaji kebiasaan pola BAK, output/jumlah urine 24 jam, warna,
kekeruhan dan ada/tidaknya sedimen.
b. Kaji keluhan gangguan frekuensi BAK, adanya dysuria dan
hematuria, serta riwayat infeksi saluran kemih
c. Palpasi adanya distesi bladder (kandung kemih)
d. Inspeksi penggunaan condom catheter, folleys catheter, silikon
kateter atau urostomy atau supra pubik kateter.
e. Kaji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik
yang terkait dengan sistem perkemihan
6) Sistem Integumen
a. Kaji integritas kulit dan membrane mukosa, turgor, dan keadaan
umum kulit (jaundice, kering).
b. Kaji warna kulit, pruritus, kering, odor
c. Kaji adanya luka, bekas operasi/skar, drain, dekubitus, dsb
d. Kaji resiko terjadinya luka tekan dan ulkus
e. Palpasi adanya nyeri, edema, dan penurunan suhu
f. Kaji riwayat pengobatan dan test diagnostik terkait sistem
integument
7) Sistem muskuloskeletal
a. Kaji adanya nyeri otot, kram atau spasme
b. Kaji adanya kekakuan sendi dan nyeri sendi
c. Kaji pergerakan ekstremitas tangan dan kaki, ROM (range of
motion), kekuatan otot.
d. Kaji kemampuan pasien duduk, berjalan, berdiri, cek postur
tubuh.
e. Kaji adanya tanda-tanda fraktur atau dislokasi.

14
f. Kaji ulang pengobatan dan test diagnostik yang terkait sistem
musculoskeletal
8) Sistem Physikososial
a. Perasaan pasien tentang kondisinya dan penyakitnya
b. Kaji tingkat kecemasan, mood klien dan tanda depresi
c. Kaji pemenuhan support system
d. Kaji pola dan gaya hidup klien yang mempengaruhi status
kesehatan.
e. Kaji riwayat penyalah gunaan obat, narkoba, alkohol, seksual
abuse, emosional dan koping mekanisme
f. Kaji kebutuhan pembelajaran dan penyuluhan kesehatan.
(Oda, 2011)

1.8 Pemeriksaan Fisik Perkebutuhan


Doengoes (1993) Mencakup : aktivitas / istirahat, sirkulasi, integritas ego,
eliminasi, makanan dan cairan, hygiene, neurosensori, nyeri /
ketidaknyamanan, pernafasan, keamanan, seksualitas, interaksi sosial,
penyuluhan / pembelajaran.

15
1.9 Teknik-teknik Pemeriksaan Fisik
2. Inspeksi
Merupakan proses observasi dengan menggunakan mata. Inspeksi
dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang berhubungan
dengan status fisik. Inspeksi adalah pemeriksaan yang dilakukan
dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan.
(Dewi Sartika, 2010)

Adalah pemeriksaan dengan cara melihat atua melakukan observasi


terhadap keadaan klien. Tujuan dari teknik ini ialah mendeteksi tanda-
tanda fisik yang berhubungan dengan status fisik. Teknik inspeksi
dilakukan ketika pertama kali bertemu klien dan yang diamati yaitu
tingkah laku dan keadaan tubuh klien serta hal umum dan khusus.
Rahasia melakukan inspeksi adalah selalu memberi perhatian pada
klien, perhatikan semua gerakan dan lihat dengan sangat cermat bagian
tubuh yang sedang dilakukan inspeksi.

Akan sangat membantu jika perawat mengetahui karakteristik fisik


normal sebelum mencoba membedakan hasil yang abnormal
mengetahui karakteristik normal klien dari berbagai usia, kulit kering,
keriput, tidak elastic merupakan hal yang normal pada lansia tetapi
tidak pada dewasa awal. Inspeksi merupakan teknik sederhana tetapi
sering tidak digunakan. Sebagai contoh ketika terburu-buru
menyelesaikan memandikan, perawat tidak menginspeksi seluruh
permukaan kulit dan melihat adanya ruam dibawah lengan klien.
Kualitas inspeksi bergantung pada keinginan perawat untuk
meluangkan waktu melakukan pekerjaan yang menyeluruh untuk
menggunakan inspeksi secara efektif.

Langkah kerja:

a. Atur Pencahayaan, bila perlu gunakan pencahayaan tambahan


seperti senter
b. Suhu dan ruangan nyaman
c. Buka bagian yg diinspeksi

16
d. Bila perlu gunakan kaca pembesar
e. Jelaskan hasil pada klien dan keluarga
f. Perhatikan kesan pertama klien
g. Sistematis dan jangan terburu-buru
3. Palpasi

Adalah teknik pemeriksaan fisik dengan sentuhan, rabaan maupun


sedikit tekanan pada bagian tubuh yang akan diperiksa dan dilakukan
secara teroganisir dari satu bagian ke bagian yang lain. Tujuan dari
pemeriksaan ini adalah mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau organ.
Dapat dilakukan bersamaan dengan teknik inspeksi dan perkusi.

Teknik palpasi dibagi menjadi dua:

a. Palpasi ringan
Caranya: ujung-ujung jari pada satu/dua tangan digunakan secara
simultan.Tangan diletakkan pada area yang dipalpasi, jari-jari
ditekan kebawah perlahan-lahan sampai ada hasil.
b. Palpasi dalam (bimanual)
Caranya: untuk merasakan isi abdomen, dilakukan dua tangan.Satu
tangan untuk merasakan bagian yang dipalpasi, tangan lainnya
untuk menekan ke bawah. Dengan Posisi rileks, jari-jari tangan
kedua diletakkan melekat pd jari2 pertama.

Langkah kerja:

1) Area palpasi terbuka


2) Cuci tangan
3) Beritahu klien
4) Dikerjakan semua jari tapi telunjuk dan ibu jari kurang sensitif.
5) Untuk mendeterminasi bentuk dan struktur organ gunakan jari
2,3, dan 4 bersamaan.
6) Untuk palpasi abdomen gunakan telapak tangan, beri tekanan
ringan dengan jari-jari.
7) Sistematis, uraikan ciri-ciri tentang ukuran, bentuk, konsistensi
dan permukaan.
4. Perkusi

Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk. Tujuan pemeriksaan


perkusi yaitu menentukan batas-batas organ atau bagian tubuh dengan

17
cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat adanya gerakan yang
diberikan ke bawah jaringan (udara, cairan, atau zat padat).

Langkah kerja:

a. Area terbuka
b. Luruskan jari tengah tangan kiri, tekan bag. Ujung jari dan letakkan
dgn kuat pada permukaan diperkusi.
c. Upayakan jari – jari yg lain tidak menyentuh permukaan, konsisten
pd permukaan yg diperkusi.
d. Lenturkan jari tengah tangan kanan ke atas dgn lengan bawah relaks.
e. Pertahankan kelenturan tangan pada pergelangan tangan.
5. Auskultasi

Adalah mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh. Beberapa


bunyi dapat di dengar oleh telinga tanpa alat bantu, meskipun sebagian
besar bunyi hanya dapat didengar dengan stetoskop. Untuk
mengaukultasi dengan benar.

Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan menggunakan alat


bantu yaitu stetoskop dengan tujuan pemeriksaannya adalah untuk dapat
mendengar bunyi jantung, paru-paru, bunyi usus serta untuk mengukur
tekanan darah dan nadi. (Dewi, 2010)

18
BAB III
PENUTUP

1.10 Kesimpulan
Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik
dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa
untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.Untuk pemeriksaan fisik
perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi,
dapun macam-macam pemeriksaan fisik yaitu head to toe( pemeriksaan
dari ujung kepala sampai kaki), pemeriksaan fisik persistem dan
pemeriksaan fisik perkebutuhan. Pemeriksaan fisik harus dilakukan pada
setiap klien, terutama pada klien yang baru masuk ke tempat pelayanan
kesehatan untuk di rawat, secara rutin pada klien yang sedang di rawat,
sewaktu-waktu sesuai kebutuhan klien. Jadi pemeriksaan fisik ini sangat
penting dan harus di lakukan pada kondisi tersebut, baik klien dalam
keadaan sadar maupun tidak sadar.

Pemeriksaan fisik menjadi sangat penting karena sangat bermanfaat, baik


untuk untuk menegakkan diagnosa keperawatan . memilih intervensi yang
tepat untuk proses keperawatan, maupun untuk mengevaluasi hasil dari
asuhan keperawatan.

1.11 Saran
Guna penyempurnaan makalah ini, kami sangat mengharapkan kritik serta
saran dari dosen pembimbing beserta teman-teman yang membaca
makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bickley, L. S. (2008). Buku saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.


Jakarta: EGC.

Corwin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Dewi, S. (2010). Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Jakarta: EGC.

Oda, D. (2011). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba


Medika.

Potter, A. P., & Perry, G. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperwatan (4 ed.).
(D. Yulianti, & M. Ester, Eds.) Jakarta: EGC.

20

Anda mungkin juga menyukai