A. Pendahuluan
Tempat-tempat umum adalah suatu tempat dimana bersifat umum (semua
orang) dapat masuk ke tempat tersebut untuk berkumpul melakukan kegiatan
baik secara insidentil maupun terus menerus. Jadi tempat – tempat umum
adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari
tempat – tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya
atau menularnya suatu penyakit. Tempat – tempat umum merupakan tempat
kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat sarana dan kegiatan tetap yang
diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta dan atau perorangan yang
dipergunakan langsung oleh masyarakat.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia sangat erat interaksinya
dengan tempat – tempat umum, baik untuk bekerja, melakukan interaksi sosial,
belajar maupun melakukan aktivitas lainnya. Tempat – tempat umum memiliki
potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit lingkungan ataupun
gangguan kesehatan lainnya. Kondisi lingkungan tempat – tempat umum yang
tidak terpelihara akan menambah besarnya resiko penyebaran penyakit serta
penularan lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dengan
menerapkan sanitasi lingkungan yang baik dan tempat – tempat umum perlu
dijaga sanitasinya.
B. Latar Belakang
Sanitasi tempat – tempat umum sangat penting dijaga sanitasinya agar
tidak menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan
penyakit berbasis lingkungan.
Dalam melaksanakan program Kesehatan Lingkungan kita harus selalu
menanamkan dan menumbuhkan rasa profesionalisme, penuh semangat,
ramah, efektif dan penuh kekeluargaan agar dalam masyarakat dapat tercipta
lingkungan yang mandiri untuk hidup sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk meningkatkan agar masyarakat mengerti dan memelihara akan
keberadaan tempat –tempat umum di wilayah kerja puskesmas.
2. Tujuan Khusus :
a. untuk mengetahui sanitasi SAB di TTU
b. untuk mengetahui sanitasi pembuangan kotoran di TTU
c. untuk mengetahui sanitasi pengelolaan limbah cair di TTU
d. untuk mengetahui sanitasi pengelolaan sampah di TTU
e. Untuk mengetahui lokasi / letak bangunan
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Pembinaan dan pengawasan terhadap sarana tempat – tempat umum (TTU)
F. SASARAN
1. Sekolah
2. Masjid
3. Pasar
4. Ponpes
K. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan pada Tempat – Tempat Umum
( TTU ) program Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi
pedoman pelaksanaan kegiatan pengawasan TTU pada program Kesehatan
Lingkungan tahun 2017.
Siti Haryanti
B. Latar Belakang
Berdasarkan pengamatan awal beberapa rumah makan, depot dan warung
yang letaknya cukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan bermotor,
ada beberapa penjamah makanan yang menunjukkan perilaku yang tidak sehat
dalam menjamah makanan, missal menggunakan lap kotor untuk
membersihkan meja dan mengolah makanan ketika sedang sakit.
Demikian juga dengan sarana disekitarnya, dimana sering ditemukan
adanya rumah makan, depot, warung yang melakukan pencucian peralatan
makanan tanpa menggunakan sabun, peralatan hanya dicelupkan ke sumber
air pencucian yang sudah kotor, serta bahan makanan belum jadi disimpan
dalam ruangan yang tidak dilengkapi dengan pelindung dari hama.
Dalam melaksanakan program Kesehatan Lingkungan kita harus selalu
menanamkan dan menumbuhkan rasa profesionalisme, penuh semangat,
ramah, efektif dan penuh kekeluargaan agar dalam masyarakat dapat tercipta
lingkungan yang mandiri untuk hidup sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan umum :
Untuk mengetahui persyaratan sanitasi tempat pengelolaan makanan (TPM)
dan mampumenerapkan persyaratan dan teknik pembersihan atau
pemeliharaan di ruangan tempatpengelolaan makanan (TPM) agar terhindar
dari resiko pencemaran.
2. Tujuan khusus:
a. Untuk mengetahui lokasi / letak bangunan
b. Untuk mengetahui ruangan pengolahan
c. Untuk mengetahui tempat pencucian alat dan bahan makanan
d. Untuk mengetahui tempat sampah
e. Untuk mengetahui cara pembersihan dan tempat pemeliharaan
f. Untuk mengetahui tempat cuci tangan
g. Untuk mengetahui sarana air bersih (SAB)
h. Untuk mengetahui jamban
F. Sasaran
1. Rumah makan
2. Industri makanan
3. Kantin / Makanan jajanan
K. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan
( TPM ) progran Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi
pedoman pelaksanaan kegiatan pengawasan TPM pada program Kesehatan
Lingkungan tahun 2017.
Siti Haryanti
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
A. Pendahuluan
Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan
makanan. Tanpa air manusia tidak akan bertahan hidup lama. Selain berguna
untuk manusia, air juga diperlukan oleh makhluk hidup lain misalnya hewan dan
tumbuh-tumbuhan. Bagi manusia air diperlukan untuk menunjang kehidupan
antara lain dalam kondisi yang layak untuk diminum tanpa mengganggu
kesehatan atau air yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum dapat diminum.
Air minum untuk tubuh manusia berguna untuk menjaga keseimbangan
metabolisme dan fisiologi tubuh setiap waktu. Konsumsi air diperlukan karena
setiap saat tubuh bekerja dan berproses. Disamping itu air juga digunakan
untuk melarutkan dan mengolah makanan agar dapat dicerna tubuh manusia
dan kehidupan dari berjuta sel. Komponen terbanyak dari sel adalah air.
Apabila kekurangan cairan sel tubuh akan menciut dan tidak dapat berfungsi
dengan baik. Begitu pula air merupakan bagian ekskreta cair (keringat, air seni,
air mata), uap pernapasan, dan cairan tubuh (darah, lymphe).
B. Latar Belakang
Kebutuhan penduduk terhadap air minum dapat dipenuhi melalui air yang
dialirkan melalui saluran perpipaan (PAM), air minum dalam kemasan (AMDK),
maupun depot air minum (DAM). Selain itu air tanah dangkal dari sumur –
sumur gali (SG) atau pompa serta air hujan yang diolah oleh penduduk menjadi
air minum setelah di masak terlebih dahulu.
Kecenderungan penduduk untuk mengkonsumsi air minum siap pakai
sangat besar, sehingga usaha depot pengisian air minum tumbuh subur. Perlu
dilakukan pengawasan, pembinaan dan pengawasan kualitas air dari DAM agar
selalu aman dan sehat untuk dikonsumsi masyarakat.
Dalam melaksanakan program Kesehatan Lingkungan kita harus selalu
menanamkan dan menumbuhkan rasa profesionalisme, penuh semangat,
ramah, efektif dan penuh kekeluargaan agar dalam masyarakat dapat tercipta
lingkungan yang mandiri untuk hidup sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Terlindunginya masyarakat dari potensi penyakit akibat konsumsi air minum
yang berasal dari depot air minum (DAM). Dengan demikian masyarakat
akan terhindar dari kemungkianan resiko terkenan penyakit bawaan air.
2. Tujuan Khusus :
a. Terisolasinya hygiene sanitasi depot air minum (DAM) di seluruh
masyarakat
b. Terlaksananya pembinaan dan pengawasan oleh petugas kesehatan
kabupaten / kota sehingga dapat menjamin mutu air minum yang dijual
c. Terlaksananya praktek penyelenggaraan depot air minum (DAM) yang
melaksanakan kaidah hygiene sanitasi serta perlakuan hidup bersih dan
sehat (PHBS) dalam melayani masyarakat
d. Teridentifikasinya masalah depot air minum (DAM) yang harus dibina oleh
pemerintah daerah baik di kabupaten / kota.
F. Sasaran
Seluruh Depot Air Minum (DAM) yang ada di wilayah kerja Puskesmas Pagak.
K. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan Depot Air Minum ( DAM )
progran Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan pengawasan DAM pada program Kesehatan Lingkungan
tahun 2017.
Siti Haryanti
B. Latar Belakang
Program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan tujuannya
adalah menyediakan air bersih dan sarana sanitasi yang memadai serta
memenuhi syarat kesehatan.
Program ini diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan msyarakat
melalui penurunan angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit yang
ditularkan melalui air.
Dalam melaksanakan program Kesehatan Lingkungan kita harus selalu
menanamkan dan menumbuhkan rasa profesionalisme, penuh semangat,
ramah, efektif dan penuh kekeluargaan agar dalam masyarakat dapat tercipta
lingkungan yang mandiri untuk hidup sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam
mengamankan kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan
manusia.
2. Tujuan Khusus :
a. Terpantaunya kualitas air melalui upaya pengawasan
b. Berlakunya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
c. Meningkatnya kualitas air melalui upaya perbaikan
d. Meningkatnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan pengawasan
kualitas air
F. Sasaran
Masyarakat atau KK yang menggunakan sarana air bersih (SAB)
J. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kegiatan pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB )
progran Kesehatan Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman
pelaksanaan kegiatan pengawasan SAB pada program Kesehatan Lingkungan
tahun 2017.
Siti Haryanti
A. Pendahuluan
Klinik sanitasi merupakan suatu upaya atau kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan promotif, preventif, dan kuratif yang
difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah
penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan
pemukiman.
Anamnesa adalah wawancara terhadap pasien atau kelurganya mengenai :
1. Keluhan utama
2. Keluhan tambahan
3. Riwayat penyakit terdahulu
4. Riwayat penyakit keluarga
5. Lamanya sakit
6. Kondisi lingkungan
7. Sarana sanitasi yang digunakan
Konseling adalah komunikasi antara dua orang atau lebih antara petugas
konseling dan pasien atau klien yang memutuskan untuk bekerja sama
sehingga pasien dan klien dapat mengenali dan memecahkan masalah
kesehatan lingkungan secara mandiri maupun dengan bantuan pihak lain.
B. Latar Belakang
1. Penyakit – penyakit yang berhubungan dengan air meliputi : penyakit diare,
demam berdarah, malaria dan kulit.
2. Penyakit – penyakit yang penularannya berkaitan dengan kondisi perumahan
dan lingkungan yang jelek antara lain ISPA dan TB Paru
3. Penyakit – penyakit yang penyebabnya atau cara penularannya melalui
makanan antara lain: diare, kecacingam dan keracunan makanan
4. Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan bahan kimia
dan pestisida di rumah tangga.
Dalam melaksanakan program Kesehatan Lingkungan kita harus selalu
menanamkan dan menumbuhkan rasa profesionalisme, penuh semangat,
ramah, efektif dan penuh kekeluargaan agar dalam masyarakat dapat tercipta
lingkungan yang mandiri untuk hidup sehat
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif, kuratif
dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus.
2. Tujuan Khusus :
a. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakan masyarakat.
b. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampua dari perilaku
masyarakat (pasien, klien,dan masyarakat) untuk mewujudkan lingkungan
dan perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Meningkatnya pengetahuan, kesadaran dan kemampuan masyarakat
untuk mencegah dan menanggulangi penyakit berbasis lingkungan serta
masalah kesehatan lingkungan dengan sumber daya yang ada
d. Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya
kondisi kesehatan lingkungan.
F. Sasaran
1. Penderita penyakit / pasien/ keluarga yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke
puskesmas.
2. Masyarakat umum atau klien yang mempunyai masalah kesehatan
lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan yang datang ke puskesmas.
3. Penderita penyakit / pasien / keluarga yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan, dan penyakit yang berbasis lingkungan yang
dikunjungi rumahnya.
4. Masyarakat umum / klien yang mempunyai masalah kesehatan lingkungan
dan penyakit yang berbasis lingkungan yang daerahnya dikunjungi.
J. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan Klinik Sanitasi program Kesehatan
Lingkungan ini kami susun kiranya dapat menjadi pedoman pelaksanaan
kegiatan Klinik Sanitasi program Kesehatan Lingkungan tahun 2017.
Siti Haryanti
A. Pendahuluan
Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, disamping
kebutuhan sandang dan pangan. Rumah berfungsi pula sebagai tempat tinggal
serta digunakan untuk berlindung dari gangguan iklim dan makhluk hidup
lainnya. Selain itu rumah juga merupakan pengembangan kehidupan dan
tempat berkumpulnya anggota keluarga untuk menghabiskan sebagian besar
waktunya dirumah. Rumah sehat dan nyaman merupakan sumber inspirasi
penghuninya untuk berkarya, sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya.
B. Latar Belakang
Inspeksi sanitasi rumah adalah upaya pengendalian faktor risiko yang
mempengaruhi timbulnya ancaman dan melindungi keluarga dari dampak
kualitas lingkungan perumahan dan rumah tinggal yang tidak sehat.
Konstruksi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
merupakan faktor risiko sumber penularan berbagai jenis penyakit. Penyakit
ISPA dan tuberculosis yang erat kaitannya dengan kondisi sanitasi perumahan.
Dalam melaksanakan program Kesehatan Lingkungan kita harus selalu
menanamkan dan menumbuhkan rasa profesionalisme, penuh semangat,
ramah, efektif dan penuh kekeluargaan agar dalam masyarakat dapat tercipta
lingkungan yang mandiri untuk hidup sehat.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mengatur tatalaksana penilaian rumah dalam rangka peningkatan kondisi
perumahan yang memenuhi persyaratan kesehatan.
2. Tujuan Khusus :
a. Diperolehnya gambaran prosentase keluarga yang menghuni rumah
sehat.
b. Diketahuinya gambaran potensi resiko penyakit akibat kondisi rumah tidak
sehat.
c. Tersusunnya rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dalam upaya
perbaikan huniannya dalam menuju rumah sehat.
F. Sasaran Program
Rumah-rumah yang berpenghuni di wilayah kerja puskesmas
I. Evaluasi Pelaksanaan
Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap bulan sekali
K. Penutup
Demikian kerangka acuan program Kesehatan Lingkungan ini kami susun
kiranya dapat menjadi pedoman pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan
tahun 2017.
KEPALA UPT PUSKESMAS PAGAK,
Siti Haryanti