Akhlak
Akhlak
Disusun oleh:
Sudrajat
Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen pembimbing dalam mata kuliah akhlak
tasawuf. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin paling mulia,
manusia yang paling baik akhlaknya, yaitu Nabi Muhammad SAW , kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen pembimbing saya yang telah
memberikan arahan dan juga kepada orang-orang di sekitar saya yang telah membantu saya
dalam mendapatkan sumber-sumber materi yang bisa saya jadikan pedoman untuk
menyelesaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………........…………………...………... i
A. Latar Belakang………….…………………….....................................…..…. 1
B. Rumusan Masalah…………………………......................………..……........ 1
BAB II PEMBAHASAN……………………………..
………………................................ 2
A. Kesimpulan…………………………………….........................................… 8
B. Saran………………………………….....................................................….. 8
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini terwujud dalam
beberapa hal diantaranya; Rasulullah SAW diutus kepada umatnya untuk membawa risalah yang
telah diwahyukan Allah SWT melalui malaikat Jibril As, diantaranya yaitu untuk
menyempurnakan akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam salah satu hadistnya;
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (HR. Malik).
Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang
menentukan corak hidup manusia. Aklak atau moral atau susila adalah pola tindakan yang
didasarkan atas nilai mutlak kebaikan, hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban
yang tepat terhadap kesadaran akhlak sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap
pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran tersebut. Mudah-mudahan kita bisa
memperbaiki akhlak kita semua supaya dari yang jelek menjadi baik dan bisa bertambah lebih
baik lagi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Rumusan Masalah
3. Bagaimana seharusnya akhlak kita kepada diri dan sesama makhluk Allah?
BAB II
PEMBAHASAN
Ajaran islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan
individu, masyarakat , berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi tersebut tentu
terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang kepada Tuhan, Rasul-Nya manusia
dan lingkungan nya. Khusus aktualisasi akhlak seorang hamba pada Tuhannya terliahat dari
pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup yang dipenuhi dengan kesadaran tauhid kepada
Allah SWT. Hal ini bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan amal saleh, ketakwaan, ketaatan
dan ibadah kepada Allah secara ikhlas.
Nabi Muhammad al-Musthafa sebagai utusan Allah yang terakhir, dialah imam para
anbiya’ dan para Rasul. Pada dirinya melekat sumber keteladanan bagi umat, dialah yang pantas
disebut induk akhlak islami. Dalam al-Qur’an tidak terdapat Allah memanggil dengan nama
Muhammad secara langsung, tetapi Allah menggunakan kata (Wahai Nabi, Wahai Rasul, Wahai
orang yang berkemul, Wahai orang yang berselimut). Demiian pula para sahabat yang
memanggil nabi dengan kata pujian dan menyenangkan nabi dan memuaskan batin yang
memanggil dan menyebut namanya yang baik, elok dan indah bila didengar, misalnya kata al-
Badar, al-Musthafa, dan sebagainya.
Berakhlak kepada Rasul-Nya pada intinya adalah sejauh mana manusia mau mengikuti
tuntunan beliau sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Berikut akan
dikemukakan secara lebih spesifik akhlak kepada Rasul;
1. Mematuhi dan mengikuti Sunahnya
Mempercayai dan meyakininya, bahwa dia adalah utusan Allah, habibullah yang
menyampaikan risalah Allah kepada umat manusia, kepadanya dipercaya sebagai nabi
pamungkas dan nabi paripurna. Dia seorang nabi sebagai teladan khasanah sebagaimana
terabadikan dalam Alqur’an surat Al-Ahzab (33) ayat 21. Sebab itulah Alqur’an memerintahkan
beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasul-Nya. Firman Allah Azza wa jalla :”maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Alqur’an) yang telah Kami
turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al Thagabun (64) : 8).
Mencintai dan menyayanginya suatu keharusan karna dia adalah habibullah kekasih Allah.
Dialah yang bersifat siddiq, amanah, fathonah dan tabligh. Mencintai Rasulullah dan bershalawat
kepadanya tidak ada manusia satupunyang paling dikasihi dan dicintai tuhan, kecuali dia.Kasih
sayang-Nya selalu tercurah kepada setiap gerak-gerik nabi. Nabi Muhammad adalah wujud yang
kedua yang terpancar dari wujud Tuhan.Dengan nurnya itulah semua alam tercipta termasuk
malaikat, sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist qudsi, firman Allah: “Aku jadikan semua
yang ini karena engkau (Muhammad) dan aku ciptakan kamu karena Aku”.Karena itulah setiap
individu diharuskan mencintai dan menyayanginya, karena Allah dan malaikat nya mencintai
dan menyayangi-Nya.
Bagaimana seseorang bersikap dan berguat yang terbaik untuk dirinya terlebih dahulu,
karena dari sinilah seseorang akan menentukan sikap dan perbuatannya yang terbaik bagi orang
lain, sebagaimana sudah dipesankan Nabi bahwa: “mulailah sesuatu itu dari diri sendiri ( ibda’
binafsih)”. Begitu juga ayat al-Qur’an telah memerintahkan untuk memperhatian diri terlebih
dahulu baru orang lain. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka”. (Qs. At-Tahrim {66}: 6)
Berdasarkan ayat dan hadist diatas, menjadi dasar untuk meyakinkan bahwa sikap terhadap diri
sendiri adalah prinsip yang perlu mendapat perhatian sebagai manifestasi dari tanggung jawab
terhadap dirinya dalam bentuk sikap dan perbuatan akhlak yang terpuji. Bentuk aktualisasi
akhlak manusia terhadap dirinya sendiri berdasarkan sumber ajaran islam adalah: menjaga harga
diri, menjaga makanan dan minuman dari hal-hal yang diharamkan dan merusak, menjaga
kehormatan seksual, mengembangkan sikap berani dalam kebenaran serta bijaksana,
memberikan hak jasmani (misalnya tidur dengan teratur, makan ketika lapar) memelihara
kessehatan akal dan kalbu ( misalnya tidak menggunakan narkoba yang bisa merusak iman).
Disamping itu, aktualisasi akhlak terhadap diri sendiri yaitu sebagai seorang muslim harus
bersikap mandiri dan mematuhi hati nurani. Sikap mandiri adalah tidak mengharapkan bantuan
dari orang lain, sehingga menjadikan dirinya sebagai orang yang cengeng dan manja atau suatu
sikap tidak sselalu menggantungkan diri dan harapan-harapan kepada orang lain.
2. Akhlak dalam keluarga
Akhlak dalam keluarga pada prinsipnya terbagi kepada beberapa bentuk. Pertama akhlak
kepada orang tua. Bentuk aktualisasi akhlak kepada orang tua yang masih hidup adalah:
a. Tidak boleh mengucapkan “ah” kepada orang tua
b. Tidak boleh membentak dan memarahi orang tua
c. Mengucapkan kata yang memuliakan dan menghormati orang tua
d. Merendahkan diri dihadapan orang tua
Adapun bentuk aktualisasi akhlak kepada orang tua yang sudah meninggal diantaranya:
a. Mendoakan kedua orang tua yang sudah meninggal
b. Meminta ampunan untuk kedua orang tua
c. Mengingat dan melaksanakan nasehat-nasehatnya
d. Menjalin persahabatan dengan sahabat orang tua ketika masih hidup
e. Menziarahi kubur orangtua, dan lainnya.
Kedua akhlak kepada kerabat, aktualisasi akhlak kepada kerabat pada prinsipnya yang
utama adalah: mengadakan hubungan silatuyrahim dan berbuat baik terhadap mereka, misalnya:
mencintai mereka dan turut merasakan suka duka mereka. Sebagaiman firman Allah SWT: “Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,
dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah memperkambang
biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (Qs. An-Nisa:1)
Akhlak yang mesti dipelihara dalam kehidupan kita sehari-hari ( interaksi) kepada sesama
makhluk Allah seperti diantaranya akhlak kepada tetangga atau masyarakat yang ada disekitar
kita, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:
2. Memulai Salam
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati) seseorang dan tanda
ketaatannya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah: “Dan berendah dirilah kamu
terhadap orang-orang yang beriman.”
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan khalik atau dengan sesama makhluk. Akhlak merupakan hal yang
paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang
paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah SAW, akhlak terhadap Allah, diri dan sesama
makhluk Allah perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Saran
Dan diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun enyusun dapat
menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad SAW setidaknya kita termasuk kedalam golongan
kaumnya. Aamiin yra.
DAFTAR PUSTAKA