Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Dosen: SUPRIYATIN, M.Ag

Disusun oleh:

Sudrajat

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH SIROJUL FALAH

KARADENAN - CIBINONG - BOGOR


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah mencurahkan Rahmat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen pembimbing dalam mata kuliah akhlak
tasawuf. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada pemimpin paling mulia,
manusia yang paling baik akhlaknya, yaitu Nabi Muhammad SAW , kepada keluarganya, para
sahabat serta pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Amin

Makalah ini berjudul “AKTUALISASI AKHLAK DALAM KEHIDUPAN” yang nantinya


akan memberikan pemahaman kepada pembaca tentang hal-hal yang berkaitan dengan
bagaimana seharusnya akhlak kita kepada Allah, akhlak kita kepada Rasul, dan juga bagaimana
seharusnya akhlak kita kepada diri dan sesama makhluk Allah. Mungkin penulis tidak bisa
membuat makalah ini sesempurna mungkin. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan dari para pembaca. Khususnya dari dosen yang telah membimbing penulis dalam mata
kuliah ini.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada dosen pembimbing saya yang telah
memberikan arahan dan juga kepada orang-orang di sekitar saya yang telah membantu saya
dalam mendapatkan sumber-sumber materi yang bisa saya jadikan pedoman untuk
menyelesaikan makalah ini.

Bogor, 21 april 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………........…………………...………... i

DAFTAR ISI …………………………………..........………………........……... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang………….…………………….....................................…..…. 1

B. Rumusan Masalah…………………………......................………..……........ 1

BAB II PEMBAHASAN……………………………..
………………................................ 2

A. Akhlak kepada Allah.......…………………...………...................................... 2

B. Akhlak kepada Rasul………………………................................................... 4

C. Akhlak kepada diri dan sesama makhluk Allah............................................. 6

BAB III PENUTUP.……….…………………………..………….


….................................. 8

A. Kesimpulan…………………………………….........................................… 8

B. Saran………………………………….....................................................….. 8

DAFTAR PUSTAKA …………………................................................................ 9


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini terwujud dalam
beberapa hal diantaranya; Rasulullah SAW diutus kepada umatnya untuk membawa risalah yang
telah diwahyukan Allah SWT melalui malaikat Jibril As, diantaranya yaitu untuk
menyempurnakan akhlak. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam salah satu hadistnya;
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (HR. Malik).

Timbulnya kesadaran akhlak dan pendirian manusia terhadap-Nya adalah pangkalan yang
menentukan corak hidup manusia. Aklak atau moral atau susila adalah pola tindakan yang
didasarkan atas nilai mutlak kebaikan, hidup susila dan tiap-tiap perbuatan susila adalah jawaban
yang tepat terhadap kesadaran akhlak sebaliknya hidup yang tidak bersusila dan tiap-tiap
pelanggaran kesusilaan adalah menentang kesadaran tersebut. Mudah-mudahan kita bisa
memperbaiki akhlak kita semua supaya dari yang jelek menjadi baik dan bisa bertambah lebih
baik lagi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana seharusnya akhlak kita kepada Allah?

2. Bagaimana seharusnya akhlak kita kepada para Rasul?

3. Bagaimana seharusnya akhlak kita kepada diri dan sesama makhluk Allah?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Akhlak kepada ALLAH

Ajaran islam yang bersifat universal harus bisa diaktualisasikan dalam kehidupan
individu, masyarakat , berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi tersebut tentu
terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang kepada Tuhan, Rasul-Nya manusia
dan lingkungan nya. Khusus aktualisasi akhlak seorang hamba pada Tuhannya terliahat dari
pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup yang dipenuhi dengan kesadaran tauhid kepada
Allah SWT. Hal ini bisa dibuktikan dengan berbagai perbuatan amal saleh, ketakwaan, ketaatan
dan ibadah kepada Allah secara ikhlas.

Menurut Abuddin Nata, sekuarang-kurangnya ada 4 alasan mengapa manusia harus


berakhlak kepada Allah. Pertama karena Allah yang menciptakan manusia (lihat Qs al Thariq: 4-
7). Kedua karena Allah yang telah memberikan panca indera berupa pendengaran, penglihatan,
akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada
manusia (lihat Qs Al-Nahal: 780). Ketiga karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan
dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuhan,air, udara, binatang ternak dan sebagainya (lihat Qs. Al-jatsiyah: 12-13).
Keempat karena Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya akan kemampuan
menguasai daratan dan lautan (lihat Qs. Al-isra: 70). Berikut akan dikemukakan beberapa bentuk
akhlak kepada Allah secara lebih rinci, yaitu:
1. Beriman dan bertakwa
2. Merendahkan diri dihadapan Allah SWT
3. Bersikap Raja’ kepada Allah Swt
4. Bertawakkal
5. Dzikrullah
6. Syukur
7. Istiqamah dan Haya

2. Akhlak kepada Rasul

Nabi Muhammad al-Musthafa sebagai utusan Allah yang terakhir, dialah imam para
anbiya’ dan para Rasul. Pada dirinya melekat sumber keteladanan bagi umat, dialah yang pantas
disebut induk akhlak islami. Dalam al-Qur’an tidak terdapat Allah memanggil dengan nama
Muhammad secara langsung, tetapi Allah menggunakan kata (Wahai Nabi, Wahai Rasul, Wahai
orang yang berkemul, Wahai orang yang berselimut). Demiian pula para sahabat yang
memanggil nabi dengan kata pujian dan menyenangkan nabi dan memuaskan batin yang
memanggil dan menyebut namanya yang baik, elok dan indah bila didengar, misalnya kata al-
Badar, al-Musthafa, dan sebagainya.
Berakhlak kepada Rasul-Nya pada intinya adalah sejauh mana manusia mau mengikuti
tuntunan beliau sebagaimana yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Berikut akan
dikemukakan secara lebih spesifik akhlak kepada Rasul;
1. Mematuhi dan mengikuti Sunahnya

Mempercayai dan meyakininya, bahwa dia adalah utusan Allah, habibullah yang
menyampaikan risalah Allah kepada umat manusia, kepadanya dipercaya sebagai nabi
pamungkas dan nabi paripurna. Dia seorang nabi sebagai teladan khasanah sebagaimana
terabadikan dalam Alqur’an surat Al-Ahzab (33) ayat 21. Sebab itulah Alqur’an memerintahkan
beriman kepada Allah dan beriman kepada Rasul-Nya. Firman Allah Azza wa jalla :”maka
berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Alqur’an) yang telah Kami
turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al Thagabun (64) : 8).

2. Mencintai Rasulullah dan bershalawat kepadanya.

Mencintai dan menyayanginya suatu keharusan karna dia adalah habibullah kekasih Allah.
Dialah yang bersifat siddiq, amanah, fathonah dan tabligh. Mencintai Rasulullah dan bershalawat
kepadanya tidak ada manusia satupunyang paling dikasihi dan dicintai tuhan, kecuali dia.Kasih
sayang-Nya selalu tercurah kepada setiap gerak-gerik nabi. Nabi Muhammad adalah wujud yang
kedua yang terpancar dari wujud Tuhan.Dengan nurnya itulah semua alam tercipta termasuk
malaikat, sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist qudsi, firman Allah: “Aku jadikan semua
yang ini karena engkau (Muhammad) dan aku ciptakan kamu karena Aku”.Karena itulah setiap
individu diharuskan mencintai dan menyayanginya, karena Allah dan malaikat nya mencintai
dan menyayangi-Nya.

3. Akhlak kepada diri dan sesama makhluk ALLAH

1. Akhlak kepada diri sendiri

Bagaimana seseorang bersikap dan berguat yang terbaik untuk dirinya terlebih dahulu,
karena dari sinilah seseorang akan menentukan sikap dan perbuatannya yang terbaik bagi orang
lain, sebagaimana sudah dipesankan Nabi bahwa: “mulailah sesuatu itu dari diri sendiri ( ibda’
binafsih)”. Begitu juga ayat al-Qur’an telah memerintahkan untuk memperhatian diri terlebih
dahulu baru orang lain. “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka”. (Qs. At-Tahrim {66}: 6)
Berdasarkan ayat dan hadist diatas, menjadi dasar untuk meyakinkan bahwa sikap terhadap diri
sendiri adalah prinsip yang perlu mendapat perhatian sebagai manifestasi dari tanggung jawab
terhadap dirinya dalam bentuk sikap dan perbuatan akhlak yang terpuji. Bentuk aktualisasi
akhlak manusia terhadap dirinya sendiri berdasarkan sumber ajaran islam adalah: menjaga harga
diri, menjaga makanan dan minuman dari hal-hal yang diharamkan dan merusak, menjaga
kehormatan seksual, mengembangkan sikap berani dalam kebenaran serta bijaksana,
memberikan hak jasmani (misalnya tidur dengan teratur, makan ketika lapar) memelihara
kessehatan akal dan kalbu ( misalnya tidak menggunakan narkoba yang bisa merusak iman).
Disamping itu, aktualisasi akhlak terhadap diri sendiri yaitu sebagai seorang muslim harus
bersikap mandiri dan mematuhi hati nurani. Sikap mandiri adalah tidak mengharapkan bantuan
dari orang lain, sehingga menjadikan dirinya sebagai orang yang cengeng dan manja atau suatu
sikap tidak sselalu menggantungkan diri dan harapan-harapan kepada orang lain.
2. Akhlak dalam keluarga
Akhlak dalam keluarga pada prinsipnya terbagi kepada beberapa bentuk. Pertama akhlak
kepada orang tua. Bentuk aktualisasi akhlak kepada orang tua yang masih hidup adalah:
a. Tidak boleh mengucapkan “ah” kepada orang tua
b. Tidak boleh membentak dan memarahi orang tua
c. Mengucapkan kata yang memuliakan dan menghormati orang tua
d. Merendahkan diri dihadapan orang tua

Adapun bentuk aktualisasi akhlak kepada orang tua yang sudah meninggal diantaranya:
a. Mendoakan kedua orang tua yang sudah meninggal
b. Meminta ampunan untuk kedua orang tua
c. Mengingat dan melaksanakan nasehat-nasehatnya
d. Menjalin persahabatan dengan sahabat orang tua ketika masih hidup
e. Menziarahi kubur orangtua, dan lainnya.

Kedua akhlak kepada kerabat, aktualisasi akhlak kepada kerabat pada prinsipnya yang
utama adalah: mengadakan hubungan silatuyrahim dan berbuat baik terhadap mereka, misalnya:
mencintai mereka dan turut merasakan suka duka mereka. Sebagaiman firman Allah SWT: “Hai
sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari yang satu,
dan daripadanya Allah menciptakan istrinya, dan daripada keduanya Allah memperkambang
biakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (Qs. An-Nisa:1)

3. Akhlak kepada sesama makhluk Allah

Akhlak yang mesti dipelihara dalam kehidupan kita sehari-hari ( interaksi) kepada sesama
makhluk Allah seperti diantaranya akhlak kepada tetangga atau masyarakat yang ada disekitar
kita, ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya:

1. Tidak Menyakiti Tetangga dan Murah Hati


Menyakiti tetangga adalah perbuatan yang diharamkan dan termasuk diantara dosa besar
yang wajib untuk dijauhi, sedangkan islam mengajarkar umatnya agar senantiasa bersikap murah
hati terhadap para tetangga dan memuliakannya. Diantara sikap memuliakan tetangga dan
berbuat baik kepadanya adalah memberikanya hadiah walaupun tidak seberapa nilainya.

2. Memulai Salam
Memulai salam adalah bagian dari tanda-tanda tawadhu (rendah hati) seseorang dan tanda
ketaatannya kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah: “Dan berendah dirilah kamu
terhadap orang-orang yang beriman.”

3. Muka berseri-seri (ceria)


Berwajah berseri-seri dan selalu tersenyum saat bertemu dengan para sahabatnya adalah
kebiasaan Rasulullah SAW, Rasul bersabda: “Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah
(HR. At-Tirmizi).

4. Memberikan penghormatan yang istimewa


Sebagai muslim yang baik adalah seorang yang memperhatikan tatakrama dalam
bertetangga, tidak mencampuri urusan yang tidak bermanffat baginya dan tidak menanyakan
urusan-urusan oranglain yang bersifat pribadi. Maka jika anda ingin mendapat cinta dan simpati
tetangga janganlah pernah mencampuri urusan-urusan pribadi mereka.

5. Menerima Udzur (permohonan maaf)


Bersikap toleransi dengan tetangga dan lemah lembut dalam berinteraksi dengannya
merupakan salah satu kiat untuk menarik simpati tetangga. Contohnya: dengan menerima
permohonan maaf darinya, dan menganggap seolah-olah ia tidak pernah melakukan kesalahan
tersebut. Karena tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah.

6. Menasehati dengan lemah lembut


Seorang muslim yang baik ketika ia tahu tetangganya berbuat maksiat adalah
menasehatinya dengan lemah lembut, dan mengajaknya kembali kejalan Allah, memotivasinya
agar berbuat baik dan memperingatkannaya dari kejahatan serta mendoakannya tanpa
sepengetahuannya.
7. Menutup aib
Seorang mukmin adalah seorang yang mencintai saudaranya, menutup aibnya, bersabar
atas kesalahannya dan menginginkan saudaranya selalu mendapt kebaikan, taufiq serta istiqomah
dalam kebaikan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Akhlak adalah hal yang terpenting dalam kehidupan manusia karena akhlak mencakup
segala pengertian tingkah laku, tabiat, perangai, karakter manusia yang baik maupun yang buruk
dalam hubungannya dengan khalik atau dengan sesama makhluk. Akhlak merupakan hal yang
paling penting dalam pembentukan akhlakul karimah seorang manusia. Dan manusia yang
paling baik budi pekertinya adalah Rasulullah SAW, akhlak terhadap Allah, diri dan sesama
makhluk Allah perlu diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Saran

Dan diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun enyusun dapat
menerapkan akhlak yang baik dan sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari.
Walaupun tidak sesempurna Nabi Muhammad SAW setidaknya kita termasuk kedalam golongan
kaumnya. Aamiin yra.
DAFTAR PUSTAKA

Supriyatin, M.Ag., Akhlak Tasawuf, (Bogor : Supriyatin, 2016)

Anda mungkin juga menyukai