Anda di halaman 1dari 11

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari terdapat banyak sekali gejala-gejala alam yang
mempengaruhi segala sesuatu yang ada di bumi ini. Salah satu gejala yang sering
terjadi adalah fenomena Osilasi, yaitu variasi periodik terhadap waktu dari suatu
pengukuran, contohnya pada ayunan bandul. Istilah vibrasi atau getaran sering
digunakan sebagai sinonim osilasi, walaupun sebenarnya vibrasi merujuk pada
spesifikasi Osilasi, yaitu osilasi mekanis.
Osilasi terbagi menjadi 2 yaitu osilasi harmonis sederhana dan osilasi
harmonis kompleks. Dalam osilasi sederhana terdapat Gerak Harmonis sederhana,
untuk istilah dalam hasil pengukuran kelistrikan osilasi juga biasa digunakan dan
biasa disebut dengan Flicker, yaitu gangguan yang mengubah bentuk gelombang
menjadi rusak/cacat pada suatu pengukuran yang menggunakan osiloskop.
Percobaan kali ini berjudul “Bandul Matematis” percobaan tersebut bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara Percepatan gravitasi (g) dengan osilasi yang
terjadi pada bandul tersebut atau yang biasa disebut Periode (T). Bandul matematis
adalah sebuah alat yang terdiri dari subuah tali yang digantungkan suatu massa,
kemudian diayunkan beberapa beberapa cm dari titik kesetimbangan. Alat tersebut
juga bisa digunakan untuk menghitung percepatan gravitasi menggunakan
penurunan rumus pada rumus periode pada Bandul Matematis.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas, dapat menimbulkan rumusan masalah sebagai
berikut :
a. Bagaimanakah cara menentukan percepatan gravitasi jika diketahui periode
suatu ayunan bandul ?
b. Bagaimanakah cara kerja bandul matematis ?
c. Seperti apakah kurva hubungan antara Panjang tali dengan gravitasi, serta
hubungan antara massa bandul dengan gravitasi ?

1
2
1.3 Tujuan dan manfaat
Dari pelaksanaan praktikum ini, mempunyai tujuan serta manfaat diantaranya
sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut:
a. memenetukan serta menghitung kecepatan gravitasi menggunakan bandul
matematis
b. cara kerja bandul matematis dalam mencari gravitasi
c. kurva hubungan antara panjang tali dengan gravitasi, serta massa dengan
gravitasi

1.3.2 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan praktikum adalah sebagai
berikut:
a. Sebagai penerapan dari ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa selama
proses perkuliahan dan sebagai pengalaman bagi mahasiswa dalam
menentukan percepatan gravitasi di suatu tempat menggunakan metode
bandul metematis.
b. Sebagai tolak-ukur dan aplikasi bagi dosen dalam menentukan tingkat
pemahaman mahasiswa mengenai ilmu yang diberikan selama proses belajar
mengajar.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bandul Matematis


Bandul matematis adalah sebuah alat sederhana yang tergantung pada tali dan
memiliki massa yang dapat diubah-ubah yang kemudian diayunkan secara bebas.
Prinsip periode pada bandul matematis sama dengan prinsip kerja pada ayunan.
Prinsip tersebut ditemukan oleh seorang filsuf, serta fisikawan tekenal asal Italia
yang bernama Galileo Galilei pada tahun 1602. Galileo merumuskan bahwa
periode bandul dipengaruhi oleh panjang tali serta gravitasi pada daerah tersebut.
Jika dimasukan kedalam rumus matematis maka akan menjadi sebagai berikut :

𝑙
𝑇 = 2𝜋√
𝑔

Dimana,
T = Periode (s)
l = panjang tali (m)
g = panjang gravitasi (m/s2)

Pada awalnya terdapat tiga pandangan mengenai bandul matematis. Pertama


tali yang digunakan pada bandul tidak bermassa, tidak meregang, dan tetap tegang.
Kedua massa beban adalah massa titik. Ketiga gerak terjadi dalam gerak bidang dua
dimensi yaitu pendulum tidak berayun masuk atau keluar bidang. (Sihono,
2007:18).
Di samping Newton orang-orang lain telah menyatakan bahwa gaya seperti
ini memang ada, tetapi Newton mampu membuktikan bahwa gaya yang berubah
secara terbalik dengan kuadrat jarak terpisah akan menghasilkan orbit eliptis yang
diamati oleh Kepler. Hukum gravitasi Newton mempostulatkan bahwa tiap benda
mengatakan gaya tarik pada tiap benda lain yang sebanding dengan massa kedua
benda itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak pisah antara mereka.
Hokum grapitasi Newton dapat dituls sebagai persamaan vector sederhana.
Ambillah 𝑚1 dan 𝑚2 sebagai dua massa titik yang di pisahkan oleh jarak 𝑟12,yaitu

3
4
magnitudo vektor 𝑟12 yang mengarah dari massa 𝑚1 dan 𝑚2. Gaya𝐹12 yang
diberikan oleh massa 𝑚1 dan 𝑚2 konstanta gravitasi universal. Dari hukum ketiga
Newton, gaya 𝐹21 yang dikerjakan oleh m1 dan m2 adalah negatif dari 𝐹12 . Artinya,
𝐹21 adalah sama besarnya dengan 𝐹12 tetapi arahnya berlawanan. Besarnya gaya
gravitasi yang dikerjakan oleh sebuah partikel bermassa m1 pada partikel lain
bermassa m2 yang jauhnya diberikan oleh

𝐺𝑚1 𝑚2
𝐹12 =
𝑟2
Dimana :
F = Gaya Gravitasi (N)
2
G = Konstanta Gravitasi (𝐺 = 6,67259 𝑁. 𝑚 ⁄𝑘𝑔2 )

m = massa benda (kg)


r = jari jari benda (m)

2.2 Neraca Cavendish


Newton menerbitkan, teori gravitasinya pada 1686, tetapi belum sampai
seabad kemudian suatu penentuan eksperiman yang teliti tentang G dibuat oleh
Cavendish, yang menggunakan alat bernama “Neraca Cavendish”.

Gambar 2.1 Neraca cavendish alat yang digunakan untuk menetuak besarnya percepatan
gravitasi
5
Dengan menggunakan alat tersebut Cavendish akhirnya menemukan
percepatan gravitasi dipermukaan bumi (𝑔), yaitu sebesar :
𝑔 = 9,83 𝑚/𝑠 2
Newton menemukan pada abad ke-17 bahwa ada interaksi yang
menyebabkan sebuah apel jatuh dari pohonnya dan menahan planet pada orbitnya
mengelilingi matahari. Ini adalah awal dari Mekanika Benda Angkasa yang
mempelajari tentang dinamika objek di ruang angkasa. Gravitasi bekerja dengan
cara mendasar yang sama antara bumi dan badan anda, antara matahari dan sebuah
planet, dan juga antara sebuah planet dengan salah satu satelitnya. Kita akan
menerapkan hukum gravitasi pada fenomena seperti perubahan berat akibat
ketinggian, orbit dari satelit mengelilingi bumi, dan orbit planet mengelilingi
matahari. Newton mempublikasikan Hukum gravitasi (law of gravitation) pada
tahun 1687. Hukum itu berbunyi sebagai berikut:

“Setiap partikel dari bahan di alam semesta menarik setiap partikel lain
dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali massa partikel dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak diantara parikel tersebut”.

2.3 Gaya Gravitasi


Kita telah menyatakan hukum gravitasi dalam bentuk interaksi antara dua
partikel. Hal ini menjadikan interaksi gravitasi dari setiap dua benda yang
mempunyai distribusi massa bola simetris ( seperti bola pejal atau kulit bola ) adalah
sama seperti jika kita kumpulkann semua massa pada pusatnya, kita menganggap
bumi sebagai bola simetris dengan massa mB, gaya yang dikeluarkannya pada
sebuah partikel atau benda bola simetris dengan massa m, dengan jarak r di antara
kedua pusatnya adalah :

𝐺𝑚1 𝑚2
𝐹12 =
𝑟2
6
yang memberikan informasi bahwa benda terletak di luar bumi. Sebuah gaya
dengan besar yang sama bekerja pada bumi oleh benda (Young & Freedom, 2002 :
355-356).

Sebelum tahun 1686, sudah banyak data tekumpul tentang gerakan bulan dan
planet-planet pada orbitnya yang mendekati bentuk lingkaran, tetapi belum ada
suatu penjelasan pada saaat itu yang mampu menjelaskan mengapa benda-benda
angkasa itu bergerak seperti itu. Pada tahun 1686 inilah Sir Isaac Newton
memberikan kunci untuk menguak rahasia itu, yaitu dengan menyatakan hukum
tentang gravitasi.

Pada saat itu juga, Newton sedang berfikir tentang persoalan gaya tarik yang
tampaknya tidak berhubungan dengan gaya yang bekerja pada Bulan. Dia
mengamati bahwa suatu benda yang dilepaaskan dari ketinggian tertentu di atas
permukaan Bumi selalu akan jatuh bebas ke permukaan Bumi (tanah). Hal ini tentu
saja disebabkan pada benda itu bekerja sebuah gaya tarik, yang disebutnya gaya
gravitasi. Jika pada suatu benda bekerja gaya, maka gaya itu pasti disebabkan oleh
benda lainnya.

2.4 Hukum Hooke


Berdasarkan ide gravitasi Bumi inilah Newton dengan bantuan dan dorongan
sahabatnya, Robert Hooke (1635-1703), menyusun gravitasi umumnya yang sangat
terkenal. Dalam pekerjaannya, Newton membandingkan antara besar gravitasi
Bumi yang menarik benda-benda pada permukaan Bumi. Newton melangkah lebih
lanjut dalam menganalisis gravitasi. Dia meneliti data-data yang telah dikumpulkan
tentang orbit planet-planet mengitari matahari.

Dari kumpulan data ini dia mendapatkan bahwa gaya gravitasi yang
dikerjakan Matahari pada planet tetap pada orbitnya mengitari Matahari ternyata
juga berkurang secara kuadrat terbalik terhadap jarak planet-planet itu dari
matahari. Oleh karena itu kesebandingan kuadrat terbalik ini, maka Newton
menyimpulkan bahwa gaya gravitasi Matahari pada planetlah yang menjaga planet-
7
planet tersebut tetap pada orbitnya mengitari Matahari. Newton mengajukan hukum
gravitasi umum Newton, yang berbunyi sebagai berikut; “Gaya gravitasi antara dua
benda merupakan gaya tarik menarik yang besarnya berbanding lurus dengan massa
masing-masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
keduanya” (Marthen Kanginan, 2007:64-65).

Akan ada gaya luar yang bekerja pada suatu benda yang menyebabkan
kuantitas gerak suatu benda berubah.pernyataan inilah yang menjadi dasar Hukum
Kedua Newton.

Berbagai macam pengamatan menunjukkan bahwa untuk menghasilkan


perubahan kecepatan yang sama, pada benda yang berbeda dibutuhkan besar
pengaruh luar yang berbeda pula. Sebaliknya dengan besar pengaruh luar yang
sama, perubahan kecepatan pada benda-benda ternyata berbeda-beda, jadi ada suatu
kuantitas intristik (diri) pada benda yang menentuka ukuran seberapa besar sebuah
pengaruh luar dapat mengubah kondisi gerak benda tersebut. Kuantitas ini
sebanding dengan jumlah dan jenis zat. Kuantitas intrinsik pada benda ini kemudian
disebut dengan massa inersia, disimbulkan dengan m. Massa inersia (atau sering
disebut sebagai massa). Makin besar massanya makin sulit untuk mengahasilkan
perubahan kondisi gerak pada benda tersebut. Hukum Kedua Newton menyatakan
hubungan antara gaya dan perubahan keadaan gerak secara kuantitatif. Newton
menybutkan bahwa: kecepatan perubahan kuantitas gerak suatu partikel sama
dengan gaya yang bekerja pada partikel tersebut

Dengan bahasa kita sekarang kuantitas gerak yang dimaksudkan oleh Newton
diartikan sebagai momentum (p) yang didefinisikan sebagai : 𝑝 = 𝑚𝑣 dengan m
adalah massa partikel dan v adalah kecepatannya. Dalam mekanika klasik pada
umumnya massa partikel adalah tetap. Hukum Kedua Newton dituliskan sebagai
berikut :

𝑑𝑝 𝑑(𝑚. 𝑣) 𝑑𝑣
∑𝐹 = = = 𝑚
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡

∑𝐹 = 𝑚. 𝑎
8

2.5 Penurunan Hukum II Newton


Dari Hukum Kedua Newton dapat disimpulkan bahwa gaya sebesar 1 newton
dapat menyebabkan percepatan sebesar 1 m/s2 pada benda bermassa 2 kilogram.
Berdasarkan Hukum Kedua Newton dapat dijelaskan hubungan antara massa
dengan berat. Konsep berat dan massa seringkali dipadukan dalam percakapan
sehari-hari. Misalnya, seorang menyatakan berat badannya 60 kg (Bahtiar,2010:
121-123).

Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar
dari pada ukuran geometris dari bandul. Pada posisi setimbang, bandul berada pada
titik A. Sedangkan pada titik B adalah kedudukan pada sudut di simpangan
maksimum (θ). Kalau titik B adalah kedudukan dari simpangan maksimum, maka
gerakan bandul dari B ke A lalu ke B’ dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B
lagi dinamakan satu ayunan. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu ayunan
ini disebut periode (T). Seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 2.2 Gaya-gaya yang bekerja pada Bandul

Dengan mengambil sudut θ cukup kecil sehingga BB’= busur BAB’, maka
dapat dibuktikan bahwa :
9

𝑙
𝑇 = 2𝜋√
𝑔

Gambar 2.1 menunjukkan komponen-komponen gaya apa saja yang bekerja


pada bandul sederhana. Lintasan pada ayunan membentuk lingkaran dengan jarak
X dan membentuk sudut θ diukur dalam radian. Berdasarkan Hukum II Newton
bahwa 𝛴𝐹 = 𝑚. 𝑎, maka diterapkan persamaan Newton untuk sumbu tangesial saja.
Sehingga akan membentuk rumus sebagai berikut :
∑𝐹 = 𝑚. 𝑎
∑𝐹 = −𝑚. 𝑔. 𝑠𝑖𝑛𝜃
𝑎 = −𝑔. sin 𝜃
Tanda negatif pada persamaan tersebut menujukan bahwa arah θ dan a saling
berlawanan arah.
Jika satuan SI yang digunakan (meter dan detik) dan mengambil asumsi
pengukuran di permukaan bumi maka g = 9,8 m/s2 dan g/ 𝜋 2 = 1. Jadi di bumi
panjang bandul (meter) adalah sekitar seperempat dari kuadrat periode waktu
(detik).

2.6 Percepatan Gravitasi pada Bandul Matematis

Untuk mencari percepatan gravitasi rumus diatas apat diturunkan menjadi


seperti berikut :

4𝜋 2 𝑙
𝑔=
𝑇

Dari rumus tersebut didapatkan percepatan gravitasi jika diketahui periode


suatu bandul dalam ayunan. Jika periode dalam bandul masih belum diketahui maka
dapat dicari menggunakan persamaan berikut ini :
𝑡 1
𝑇= atau 𝑇 =
𝑛 𝑓
Dimana,
T = Periode
10
n = Jumlah Ayunan
t = waktu (s)
𝑓 = frekuensi (Hz)

Setelah mendapat periode tersebut barulah dimasukan kedalam Rumus


Periode pada bandul, kemudian diturunkan kembali untuk mencari percepatan
gravitasi.
BAB 3 METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan


a. Bandul
b. Tiang Statis
c. Stopwatch
d. Mistar
e. Tali

3.2. Cara kerja


Dalam penelitian ini terdapat cara kerja yang harus dilakukan, yaitu sebagai
berikut :
a. Mula-mula panjang tali diambil 120 cm.
b. Bandul diayunkan dengan sudut simpangan tidak melebihi 300.
c. Tentukan waktu yang diperlukan untuk melakukan 10 ayunan
d. Lakukan langkah 1-3 sebanyak 15 kali untuk panjang tali berturut-turut lebih
pendek 5 cm, dengan cara menurunkan penjepit statip.

3.3 Pertanyaan
a. Hitunglah percepatan gravitasi g dari percobaan untuk θ =300 dengan
metode matematis, hitung kesalahan relatif dan kesalahan literaturnya (glit=
980 cm/det2).
b. Hitung pula dengan metode kuadrat terkecil untuk sudut simpangan
tersebut. Hitung kesalahan literatur dan but grafiknya!
c. Bandingkan harga g yang didapat antara metode matematis dan metode
kuadrat terkecil!
d. Berikan kesimpulan dan analisis dari percobaan yang sudah dilakukan.

11

Anda mungkin juga menyukai